Kelompok A Fima Iqlima Ika Amalia Tesa Tiara

  • Uploaded by: fiqi amnisa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok A Fima Iqlima Ika Amalia Tesa Tiara as PDF for free.

More details

  • Words: 649
  • Pages: 26
Kelompok A 1. Fima Iqlima 2. Ika Amalia 3. Tesa Tiara



 

Hospes : Manusia, babi, tikus, beruang, kucing, anjing, babi hutan, dll Penyakit : trikinosis=trikinelosis=trikineliasis Penyebaran geografik: kosmopolit, tapi jarang di negri-negri muslim





Hidup dimukosa vilus usus halus dari duodenum sampai sekum. Cara infeksi : makan daging babi mentah/ kurang matang yang mengandung kista berisi larva T.spiralis



Parasit masuk ketubuh manusia melalui daging babi yang dimasak kurang matang. Di dalam usus manusia, larva berkembang menjadi cacing muda. Cacing muda bergerak ke otot melalui pembuluh limfa atau darah dan selanjutnya menjadi cacing dewasa.





Cacing betina: vivipar, mengeluarkan 1500 larva, ukuran 3mm x 36µ, bentuk halus seperti rambut.

Cacing jantan : ukuran 1,5mm x 36µ, ekor melengkung dengan 2 buah papel









Larva yang menginvasi sel-sel otot bergaris → Nurse cell formation Perkembangan larva dalam cell nurse → membentuk nurse cell-larva complex. Gerjala klinis tergantung beratnya infeksi oleh stadium dewasa dan larva Cacing dewasa di usus→ gejala usus





Larva tersebar di otot kira-kira 7-28hari sesudah infeksi dengan gejala myalgia, myositis disertai demam dan hipereosinofilia Infeksi berat (5000 ekor larva/kg.bb)dapat menimbulkan kematian



 

Diagnosis definitif: menemukan nurse cell parasite complex pada biopsi otot secara mikroskopik Deteksi Trichinella specific DNA dan PCR Tes serologi: ELISA





Simtomatis Spesifik: tiabendazol, 25mg/kg.bb, 2xsehari selama 5-7hari



  

  

Kingdom : Animalia Phylum : Nematoda Class: Secementea Ordo: Spirurida Family: Onchocercidae Genus : Brugia Species: B.malayi dan B.timori





B.malayi dapat hidup pada manusia dan hewan, B.timori hanya terdapat pada manusia. Penyakit yang disebabkan oleh B.malayi disebut filariasis malayi dan yang disebabkan B.timori adalah filariasis timori. Keduanya kadang disebut filariasis brugia.







B.malayi hanya terdapat di Asia, sampai jepang, termasuk indonesia B.timori hanya terdapat di indonesia bagian timur. Filariasis ini disebabkan oleh nyamuk yang membawa patogen





Cacing dewasa jantan dan betina hidup di kelenjar linfe, bentuk halus seperti benang berwarna putih susu Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria bersarung. Uk mikrofilaria B.malayi 200µ. 260x8 mikron, B.timori 280-310x7 mikron





Periodisistas mikrofilaria B.malayi adaah periodik nokturna, subperiodik nokturna atau non periodik. Periodisistas B.timori adalah periodik nokturna



 

B.malayi yang hidup pada manusia: Anopheles barbirostris B.malayi pada manusia dan hewan : Mansonia B.timori : Anopheles barbirostris





Gejala klinis filariasis malayi dan filariasis timori sama, tapi gejala klinis keduanya berbeda dengan gejala klinis filariasis bankrofti Stadium akut ditandai dengan serangan demam dan peradangan saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi, yang timbul setelah bekerja berat.



Limfadenitis---bisul—pecah—ulkus—jika sembuh menimbulkan bekas jaringan parut– merupakan tanda obyektif filariasis limfatik





Setelah serangan berulang timbul elephantiasis biasanya mengenai tungkai bawah, dibawah lutut, kadang-kadang lengan bawah dibawah siku. Yang sering terkena adalah kelemjar limfe inguinal, kelenjar limfe medial tungkai, ketiak dan medial lengan.

 

Menemukan mikrofilaria didalam darah tepi Diagnosis imunologi dengan deteksi IgG4



D.O.C : DIETIL KARBAMASIN SITRAT 5mg/kgBB/hari selama 10 hari





DEFINISI: Penyakit filariasis limfatik yang disebabkan oleh penghancuran mikrofilaria dalam jumlah yang berlebihan oleh sistem kekebalan penderita, yaitu zat anti dalam tubuh hospes akibat hipersensitivitas terhadap antigen mikrofilaria





Hipereosinofilia: merupakan satu tanda utama yang merupakan petunjuk kearah etiologi penyakit, biasanya diikuti peningkatan jumlah leukosit. Peningkatan kadar antibodi Ig E dan antifilaria IgG4



Jika terkena paru-paru maka gejala klinis dapat berupa batuk dan sesak nafas terutama malam hari, disetai dahak kental dan mukopurulen. Foto Roentgent memeperlihatkan garis-garis yang berlebihan pada kedua hilus dan bercak-bercak halus terutama dilapangan paru bawah. Kadang disertai demam subfebril, pembesaran limpa dan hati.





Berdasarkan gejala klinis, hipereosinofilia, peningkatan kadar IgE yang tertinggi, peningktan zat anti terhadap mikrofilaria dan dan gambaran Roentgen paru. Konfirmasi diagnosis dengan menemukan badan Meyers Kouwenaar.



 

Dengan melihat perbaikan gejala setelah pengobatan dengan DEC. PENGOBATAN DEC dengan dosis 6mg/kg BB selama 21-28 hari

Related Documents

Tesa
April 2020 4
Tiara
November 2019 27
Tiara
October 2019 27
Ika
June 2020 30

More Documents from ""