2.4 Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak Dan Keluarga Berencana 2.4.1 Program Kesehatan Ibu dan Anak Program pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan KIA menjadi tolak ukur dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dan memiliki 10 (sepuluh) indikator kinerja, antara lain (Depkes RI, 2008c) : 1.
Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target 95%
2.
Persentase cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dengan target 80%
3.
Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dengan target 90%
4.
Persentase cakupan pelayanan nifas dengan target 90%
5.
Persentase cakupan neonatus komplikasi yang ditangani dengan target 80%
6.
Persentase cakupan kunjungan bayi dengan target 90%
7.
Persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) dengan target 100%
8.
Persentase cakupan pelayanan anak balita dengan target 90%
9.
Persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 624 bulan pada keluarga miskin dengan target 100%
10.
Persentase cakupan bayi BBLR yang ditangani dengan target 100%
Strategi sektor kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan akibat kematian ibu dan anak adalah Making Pregnancy Safer/MPS (Gerakan Nasional Kehamilan yang aman) yang terfokus pada 3 (tiga) pesan kunci yaitu (Depkes RI, 2001): a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. b. Setiap komplikasi obsetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. c. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran Tujuan MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut di atas dilakukan melalui 4 (empat) strategi utama yaitu : 1. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti-bukti. 2. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS. 3. Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
4.
Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
2.4.2 Pengertian Neonatal Dini Neonatal dini adalah bayi lahir hidup dalam masa 7 hari sejak dilahirkan. Neonatal dini merupakan bagian dari bagian neonatal yang dibagi untuk mengidentifikasi penyebab kematian pada kelompok neonatal (WHO, 2001). Keadaan bayi waktu lahir dipengaruhi oleh keadaan bayi sewaktu dalam rahim, terutama selama kehamilan dan persalinan. Keadaan pada saat lahir bervariasi dari bayi normal yang menangis dan aktif sampai bayi yang sama sekali tidak memberi respon dan mungkin meninggal jika tidak diberi bantuan nafas atau resusitasi. Penyediaan pelayanan kebidanan dan perawatan bayi baru lahir harus siap untuk memberikan pertolongan dan perawatan secara menyeluruh untuk bayi baru lahir (Benson & Martin, 2009). 2.4.3 Kematian Neonatal Dini Kematian neonatal dini adalah kematian yang terjadi pada minggu pertama kehidupan bayi (WHO, 2001). Oleh karena itu, kematian neonatal dini adalah bayi yang dilahirkan dalam keadaan hidup namun kemudian meninggal dalam 7 hari pertama kehidupannya (yaitu pada minggu pertama setelah kelahirannya). Kematian neonatal lanjut adalah jumlah bayi lahir hidup yang meninggal pada rentang waktu antara 7 hingga 28 hari (yaitu dalam minggu kedua hingga keempat dari kehidupannya). Setiap bayi yang lahir hidup mempunyai
kondisi
masa kehamilan, proses kelahiran dan lingkungan yang mungkin juga
berbeda serta akses pelayanan terhadap fasilitas kesehatan yang mungkin juga berbeda. Hal ini diperkirakan setiap bayi mempunyai kelangsungan hidup yang berbeda-beda (Clarence et.al, 2014). 2.4.4 Penyebab Kematian Neonatal Dini Penyebab utama kematian neonatal dini adalah masalah obstetrik selama kehamilan maupun persalinan yang dapat mengakibatkan kematian. Penyebab utama kematian neonatal dini adalah: 1. Persalinan prematur. 2. Hipoksia intrapartum. 3. Perdarahan antepartum. 4. Hipertensi dalam kehamilan. 5. Infeksi. 6. Kelainan janin atau anomali. 7. Gangguan pertumbuhan intrauterin. 8. Trauma. 9. Penyakit sistemik pada ibu hamil Berdasarkan faktor risiko dari neonatal, berikut ini merupakan risiko tinggi neonatal yang berisiko mengalami kematian (Munuaba, 2010) : -
Bayi baru lahir dengan asfiksia
-
Bayi baru lahir dengan tetanus neonatorum
-
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah < 2500 gram)
-
Bayi baru lahir dengan ikterus neonatorum (ikterus > 10 hari setelah lahir)
-
Bayi baru lahir dengan sepsis.
-
Bayi kurang bulan dan lebih bulan.
-
Bayi baru lahir dengan cacat bawaan.
-
Bayi lahir melalui proses persalinan dengan tindakan.
2.4.5 Determinan Kematian Bayi dan Balita Banyak faktor yang terkait dengan kematian bayi, penelusuran kematian berdasarkan
penyebab
kematian
merupakan
hal
yang
penting
dalam
melihat deteminan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu kematian bayi endogen dan kematian bayi eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut kematian neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor- faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian eksogen atau kematian post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar (Utomo, 1988). Teori – teori tentang keterkaitan determinan yang di jelaskan Mosley dan Chen (1984) yang membagi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak menjadi dua, yaitu : variabel sosial ekonomi
(seperti budaya, sosial, ekonomi, masyarakat dan faktor regional), variabel endogenous atau faktor biomedikal (seperti pola pemberian ASI, kebersihan sanitasi dan nutrisi). Variabel sosial ekonomi atau variabel pengaruh, yang menunjukkan bagaimana determinan ini melalui variabel antara memengaruhi tingkat gangguan pertumbuhan dan mortalitas. Determinan sosial ekonomi dikelompokkan ke dalam tiga kategori variabel umum yang biasanya digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, yaitu : variabel tingkat individu: tingkat
produktivitas
(ayah,ibu),
tradisi/norma/sikap,
variabel
rumah tangga: pendapatan/kekayaan, variabel tingkat masyarakat:
lingkungan ekologi, ekonomi politik dan sistem kesehatan. Variabel yang berkaitan erat dengan kondisi kelangsungan hidup anak yang ada pada determinan sosial ekonomi ini adalah variabel individu. Dalam variabel individu terdapat produktivitas individu, unsur-unsur yang menentukan produktivitas anggota rumah tangga adalah keterampilan (khususnya diukur dari tingkat pendidikan), kesehatan dan waktu, dimana produktivitas ibu berpengaruh secara langsung terhadap variabel antara. Tingkat pendidikan ibu memberi dampak langsung terhadap kelangsungan hidup anak terkait dengan pilihanpilihan ibu dan meningkatnya keterampilan ibu dalam upaya perawatan kesehatan. Variabel sosial ekonomi sebagai variabel pengaruh memberikan pengaruh melalui variabel antara. Variabel antara dikelompokkan ke dalam lima kategori : 1.
Faktor ibu : umur, paritas, dan jarak kelahiran
2.
Pencemaran
lingkungan:
udara,
makanan/air/jari/kulit/tamah/zat
penularan kuman penyakit, serangga pembawa penyakit. 3.
Kekurangan gizi: kalori, protein, gizi-mikro (vitamin dan mineral)
4.
Luka: kecelakaan, luka yang disengaja
5.
Pengendalian penyakit perorangan: usaha-usaha preventif perorangan, perawatan dokter
2.4.6 Keluarga Berencana Keluarga berencana adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan (Depkes RI, 1999). Keluarga berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Sedangkan dalam era otonomi daerah saat ini pelaksanaan program Keluarga Berencana nasional bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas memiliki visi, sejahtera, maju, bertanggungjawab, bertakwa dan mempunyai anak ideal (Depkes RI, 2002).
3.4 Masalah di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana 3.4.1 Identifikasi Masalah Upaya kesehatan ibu dan anak adalah
upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah yang bertujuan agar tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program pokok di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Puskesmas Rawat Inap Gedong Air juga melakukan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dalam pelaksanaan program-program tersebut sepanjang tahun 2016 terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian yang disajikan dalam tabel berikut :
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Target Pencapaian
Target No
1
Jenis Kegiatan
Pencapaian
Sasaran
Cakupan kunjungan ibu hamil 803
%
ABS
%
ABS
100
803
91
728
98
787
87.2
700
80
133
66.9
111
100
758
91.1
690
90
650
95.2
688
K1 2
Cakupan kunjungan ibu hamil 803 K4
3
Cakupan ibu hamil resiko tinggi 166 ditangani
4
Cakupan
persalinan
tenaga 758
kesehatan 5
Cakupan kunjungan neonatal 723
KN1 6
Cakupan kunjungan bayi
723
90
650
90.3
653
7
Cakupan SDIDTK anbal
2921
90
2629
92.7
2708
8
Cakupan SDIDTK apras
2124
90
1911
92.3
1961
9
Cakupan neonatal resiko tinggi 25
80
25
100
25
ditangani 10
Cakupan peserta KB aktif
6687
65
4346
66.7
4452
11
Kematian bayi dan balita
0
0
0
10
10
Tabel 3.1 Data Pencapaian Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana bulan Januari – November tahun 2016 Berdasarkan data program-program Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana di Puskesmas rawat Inap Gedong Air yang telah dilakukan, terdapat kesenjangan target dan pencapaian yang menjadi masalah Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana. Beberapa masalah yang didapatkan seperti kunjungan ibu hamil K1, kunjungan ibu hamil K4, serta kematian bayi dan balita. 3.4.2 Menentukan Prioritas Masalah Metode USG (Urgency, Seriously, Growth) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan dengan skala atau skoring. Ditetapkan skornya adalah 1 sampai dengan 5. Semakin besar tingkat urgensi atau perkembangan dan tingkat keseriusan maka nilainya
semakin tinggi. Setelah jarak pendapat dengan scoring USG, hasil USG disajikan tabel seperti berikut: No
Jenis Penyebab Masalah
Urgency
Seriousness Growth
Total
1
Kunjungan Ibu Hamil K1
4
4
4
12
2
Kunjungan Ibu Hamil K4
4
4
4
12
3
Kematian Bayi dan Balita
5
5
5
15
Keterangan : 1. Sangat Kecil 2. Kecil 3. Sedang 4. Tinggi 5. Sangat tinggi Berdasarkan hasil skoring metode USG (Urgensi, Seriousnes, Growth) maka dari masalah-masalah di atas didapatkan perioritas masalah yaitu Kematian Bayi. Kematian Bayi memiliki tingkat urgensi, perkembangan dan tingkat keseriuasan yang tinggi, sehingga dalam hal ini dijadikan sebagai prioritas masalah paling utama. 3.4.3 Analisis akar Penyebab Masalah Mencari akar penyebab masalah kesehatan yang terjadi di Puskesmas Rawat Inap Gedong Air tentang Kematian Bayi dengan Metode Diagram FishBone (diagram tulang ikan). Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab akibat adalah alat yang
membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau karakteristik kualitas tertentu. Diagram ini menggambarkan hubungan antara masalah dengan semua faktor penyebab yang mempengaruhi masalah tersebut. Jenis diagram ini kadang‐kadang disebut diagram “Ishikawa" karena ditemukan oleh Kaoru Ishikawa, atau diagram “fishbone” atau “tulang ikan" karena tampak mirip dengan tulang ikan. Dimana akar penyebab masalah dapat berasal dari, sebagai berikut: 1. Man 2. Money 3. Material 4. Metode 5. Mechine 3.4.4 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Penentuan alternatife pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa rumusan yang yang dapat dijadikan sebagai sebuah solusi bagi permasalahan yang tengah terjadi. Sehingga, mencari dan menentukan alternatif pemecahan masalah adalah suatu upaya penemuan solusi atau jalan keluar terhadap suatu masalah yang didasarkan atas dua atau lebih pilihan dimana pilihan tersebut dikumpulan terlebih dahulu sebelum diputuskan untuk menjadi solusi dalam penyelesaian suatu masalah. Hal tersebut disajikan dalam tabel dibawah ini :
Prioritas Penyebab Masalah Angka Kematian Bayi, Solusi, dan Kegiatannya No.
Prioritas
Penyebab Solusi
Kegiatan
Masalah 1.
Man
1.Meningkatkan
1.Memberikan
pengetahuan ibu hamil
informasi
dengan
memberikan penyuluhan-penyuluhan 2.Meningkatkan kualitas untuk ibu hamil kerja tenaga kesehatan
2.Pelatihan-pelatihan untuk
menciptakan
kualitas tenaga medis misalnya
bidan
desa
teladan
2.
Money
Diadakannya
program 1.Membuat rancangan
Tabungan Ibu Bersalin
program tabulin sedini mungkin
untuk
persiapan persalinan 2.Memotivasi masyarakat, menyisihkan
untuk sebagian
dananya untuk ditabung
3.
Material
Memfasilitasi kendaraan Mempersiapkan untuk ibu hamil
angkutan ibu hamil atau ambulan desa.
4.
Metode
Peran petugas kesehatan Gerakan kunjungan ke lebih diaktifkan
rumah-rumah ibu hamil