Kelompok 2: Fajar Nugraha (123020374) Ratu Asyifawati Rahma (123020375) Muhammad Pradi Gumilang (123020376) Fitria Puteri Pertiwi (123020381) Randa Ogy Irawan (1230204)

  • Uploaded by: Ocke Octavia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 2: Fajar Nugraha (123020374) Ratu Asyifawati Rahma (123020375) Muhammad Pradi Gumilang (123020376) Fitria Puteri Pertiwi (123020381) Randa Ogy Irawan (1230204) as PDF for free.

More details

  • Words: 438
  • Pages: 16
Kelompok 2 : Fajar Nugraha (123020374) Ratu Asyifawati Rahma (123020375) Muhammad Pradi Gumilang (123020376) Fitria Puteri Pertiwi (123020381) Randa Ogy Irawan (1230204)

ANALISIS KADAR ABU

ABU • Residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. • Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan.

Penentuan Kadar Abu • Tujuan : untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. • Contohnya : pada penggilingan gandum apabila endosperm kadar abu yang dihasilkan tinggi

Apabila masih banyak lembaga dari endosperm maka kadar abu yang dihasilakanyya tinggi. Banyaknya lembaga dan endosperm pada gandum menandakan proses pengolahan kurang baik karena masih banyak mengandung bahan pengotor yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni.

Manfaat • Untuk memperkirakan kandungan dan keaslian bahan yang digunakan • Sebagai parameter nilai gizi, contoh : pada analisa kadar abu tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya kontaminan atau bahan pengotor pada makanan tersebut. • Untuk mengetahui tingkat kebersihan pengolahan suatu bahan. • Untuk mengetahui kontaminasi mineral yang bersifat toksik.

Metode Analisis Kadar Abu • Metode Langsung – Pengabuan Kering – Pengabuan Basah

• Metode Tidak Langsung – Konduktometri – Pertukaran ion

Pengabuan Kering • Destruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi dalam tanur pengabuan (furnace) tanpa terjadi nyala api sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat konstan tercapai • Oksidator : Oksigen • Residu : Total Abu

PRINSIP Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550⁰C.

Karakteristik Pengabuan • Membutuhkan ketelitian • Menganalisis bahan lebih benyak dibanding pengabuan basah • Dapat diterapkan ke semua jenis mineral, kecuali merkuri dan arsen • Dilakukan untuk menganalisis Ca, P dan Fe • Suhu diatas 480⁰C dapat merusak mineral K • Suhu 450⁰C tidak dapat untuk menganalis Zn

Kelebihan: • Paling banyak dipakai • Mudah, murah, sederhana • Abu larut air, tidak larut air dan asam

Kekurangan: • Waktu relatif lama • Adanya ineraksi antara sampel dan wadah • Menyebabkan bahan kehilangan mineral

Pengabuan Basah • Oksidasi komponen organik sampel menggunakan oksidator kimiawi, misalnya: asam kuat • Suhu yang digunakan tidak dapat melebihi titik didih larutan • Destruksi zat organik pada suhu rendah dapat menurunkan resiko kehilangan mineral selama analisis • Mineral yang dapat dianalisis: Arsen, Cu, Pb,Zn, timah putih

Prinsip Abu sampel diperoleh dengan cara mengoksidasi kmponen organik menggunakan asam kuat atau kombinasi asam kuat

Kelebihan: • Menggunakan suhu rendah • Mencegah kehilangan mineral • Alat murah, oksidasi lebih cepat Kekurangan: • Pereduksi bersifat korosif • Perlu faktor koreksi dari pereaksi • Menggunakan sampel banyak akan menjadi kendala

Related Documents


More Documents from ""