Kelima Tokoh Drama Ini Adalah Teman.docx

  • Uploaded by: Imam Cell
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelima Tokoh Drama Ini Adalah Teman.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,157
  • Pages: 5
kelima tokoh drama ini adalah teman-teman sekelas saya, yaitu: 1.

Farel

Diperankan oleh » Ijan Sujani

2. Mala

Diperankan oleh » Alyaa Fauziah

3. Dion

Diperankan oleh » Dede Marsel

4. Bp.Mala

Diperankan oleh » Asep Hermawan

5. Dokter

Diperankan oleh » Iwan Irawan

Jika kamu malas untuk membaca semua ceritanya, kamu bisa membaca dahulu sinopsisnya berikut ini: Mala, seorang gadis yang tinggal bersama Bapaknya di sebuah rumah di tengah kota. Mala menjalin persahabatan dengan Farel dan Dion. Namun, suatu hari terjadi sesuatu yang membuat persahabatan mereka berjauhan bahkan berpisah karena kematian Mala, yang merupakan perpisahan yang sangat berat dihadapi oleh Farel dan Dion.

Terpisahkan Oleh Takdir Farel, Mala, dan Dion saling bersahabat. Meskipun begitu, Farel dan Mala lebih dekat karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sedangkan Dion bersahabat dengan Farel dan Mala baru dua tahun yang lalu atau tepatnya saat kelas satu SMA. Pada hari itu Mala tidak masuk sekolah. Farel Dion

:Eh, Mala kemana ya ? Kok dia nggak masuk sekolah?. :Aku nggak tau. Tapi kan nggak biasanya Mala nggak masuk. Jangan-jangan Mala kenapa-napa lagi?

Farel

:Bagaimana kaalau pulang sekolah nanti kita jenguk Mala di rumahnya. Kamu mau nggak?

Dion

:Tapi tunggu dulu. Hari ini kan ada ekskul AutoCAD. Jadi kita pulangnya jam setengah empat.

Farel

: Oh iya, kalau begitu nanti saja setelah ekskul AutoCAD selesai, kita baru ke rumah Mala.

Dion

: OK! Siap.

Sepulang sekolah, Farel dan Dion pun mengikuti ekskul AutoCAD. Jam setengah empat ekskul selesai dan mereka segera ke tempat parkir kenderaan untuk pulang. Namun di tengah perjalanan ke tempat parkir, mereka melihat sesosok gadis yang sedang berdiri di pinggir lapangan basket.

Dion

:Dia siapa ya ?

Farel

:Murid pindahan mungkin. (memerhatikan gadis yang sedang membelakangi mereka)

Dion

: Kalau dia murid pindahan, kenapa dia ada di sekolah saat jam ekskul basket?

Farel

: Tau. Kita samperin yuk!

Dion

: Bentar-bentar.

Tiba-tiba handphone Dion berdering. Dion

: Duh, Farel. sepertinya aku nggak bisa ikiut jenguk Mala. Soalnya kakakku SMS, katanya dia mau ke bandara jemput temannya yang datang dari luar kota. Aku disuruh menemani adikku dirumah. Maaf ya. Sampaikan salamku untuk Mala ya.

Farel

: Ya sudah deh. Nggak apa-apa kok.

Dion

: Kalau gitu, aku pergi dulu ya..

Farel

: Ya. Hati-hati di jalan.

Farel menghampiri gadis yang ada di pinggir lapangan tersebut untuk menjawab rasa penasarannya. Farel

: (Bergumam karena penasaran) Kok dia mirip Mala ya? Mala! (memanggil gadis tersebut)

Mala

:(berbalik) Farel?

Farel

:Mala, kamu kok nggak masuk sekolah? terusi kenapa kamu jam segini di sekolah?

Mala

: (Menggenggam secarik kertas) Aku datang kesini karena aku mau kasih tahu sesuatu ke kamu.

Farel

: Kasih tahu apa?

Mala

: Aku mau ngucapin terima kasih karena selama ini kamu sudah baik banget sama aku. Kamu sudah mau jadi sahabat aku, pengertian sama aku, dan aku juga minta maaf kalau aku punya salah sama kamu.

Farel

: Kamu kenapa La? Kenapa kamu ngomong begitu? Apa yang kamu sembunyiin dari aku?

Mala

: (Menangis tersedu-sedu) Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan untuk ngebalas kebaikanmu di sisa-sisa waktuku ini.

Farel

: Sisa-sisa waktu? Maksudnya? Memangnya kamu mau kemana La?

Mala

: Kamu tahu kan kalau kepala aku itu sering sakit?

Farel

: Iya. Terus kenapa memangnya?

Mala

: Karena aku sudah nggak tahan sakitnya, kemarin aku periksa ke dokter, terus saat itu juga dokter menyuruhku untuk dironsen, dan tadi pagi aku ambil hasil ronsennya.

Farel

: Terus, bagaimana hasil ronsennya?

Mala tak menjawab pertanyaan Farel. Langsung saja Farel merebut secarik kertas yang sedari tadi digenggam oleh Mala. Farel

:Apa? Ini nggak mungkin. Saudari Mala Salsabila Putri positif mengidap kanker otak? Kamu bohong kan La?

Mala

: Kamu bisa lihat sendiri kan Farel. Itu semua bukan rekayasa. Hidup aku sebentar lagi berakhir. Sebentar lagi aku akan ninggalin kamu untuk selama lamanya. Harapan hidup aku sudah kecil banget.

Farel

: Nggak, kamu nggak boleh bilang begitu, kita nggak boleh pisah, nggak boleh.

Mala

: Tapi Farel, setiap ada pertemuan, di situ juga pasti ada perpisahan.

Farel

: Nggak, aku nggak mau La. Aku nggak mau pisah sama kamu.

Tiba tiba Mala merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lalu kemudian pingsan. Mala

: (Memegangi kepalanya) Aw, sakit. Kepalaku sakit Farel.

Farel

: Mala, kamu kenapa? (Menopang tubuh Mala yang pingsan) La bangun La! Bangun! Ya Tuhan, Mala kenapa? Tolong… tolong…

Mala pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian, Mala segera ditangani oleh Dokter. Farel pun menelfon Bapak Mala, Bu Yulianti agar segera datang melihat keadaan Mala. Farel

: Hallo Bu Yulianti

Bp.Mala

: Hallo. Ada apa Farel?

Farel

: Bapak bisa datang ke rumah sakit Sehat Sejahtera, tidak pak?

Bp.Mala

: Memangnya ada apa nak?

Farel

:Mala pingsan pak. Dan saat ini ada di rumah sakit.

Bp.Mala

: Iya. Bapak secepatnya kesana. Terima kasih ya sudah memberi tahu.

Farel

: Iya pak. Sama-sama.

Tak berapa lama kemudian, Bu Yulianti pun datang. Setelah satu jam menunggu, akhirnya Dokter pun telah selesai memeriksa keadaan Mala. Namun, Dokter terlihat tidak bahagia. Bp.Mala

: Dokter, bagaimana keadaan Mala?

Dokter

:Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya, saya sudah bekerja dengan semaksimal mungkin, tapi saya bukanlah Tuhan yang bisa mengubah jalan hidup seseorang. Maaf, anak Bapak tidak bisa di selamatkan. Kondisinya sudah sangat kritis, dan sel kanker tersebut telah menyebar keseluruh tubuhnya.

Bp.Mala

: Maksud Dokter, Mala sudah meninggal?

Dokter

: Saya sudah berusaha pak. Ini sudah takdir.

Bp.Mala

: Mala, ini tidak mungkin. tidak mungkin.

Dokter pun pergi meninggalkan Farel dan Bu Yulianti. Farel pun menghampiri Bu Yulianti yang sedang meratapi kepergian Mala. Farel

: Bapak yang sabar ya pak. Saya yakin di balik semua ini pasti ada hikmah yang bisa dipetik.

Bp.Mala

:Terima kasih selama ini kamu sudah menjadi sahabat terbaik Mala .

Farel

: Sudah pak, saya juga sedih karena kepergian Mala. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dan semua itu sudah tisak bisa kembali.

Bp.Mala

: Ya, kamu benar. Semoga saja Mala tenang disisi-Nya.

Farel

: Amin…

Keesokan harinya, jenazah Mala sudah sampai di pemakaman. Dion

: Farel! (berlari dengan terengah-engah) Aku sudah dengar dari teman-teman kalau Mala meninggal karena kanker otak.

Farel

: Iya. Hari ini dia akan dimakamkan.

Dion

: Kalau begitu, ayo kita ke pemakaman Mala. Aku ingin melihat Mala meski untuk yang terakhir kalinya.

Farel

: Ya. (bergegas menuju pemakaman)

Sesampai di pemakaman, Farel dan Dion melihat Bu Yulianti yang berlinang air mata. Farel

:Mala, kenapa kamu cepet banget tinggalin aku? Aku nggak mau pisah sama kamu.

Dion

: Sudahlah Farel, kita harus relakan kepergian Mala. Ini semua sudah takdir Tuhan.

Farel

: (Menangis

sambil

memandangi

batu

nisan

Mala

)Mala,

kenapa kamu pergi sebelum aku bisa bikin kamu bahagia. Asal kamu tahu La, di hatiku nggak ada sahabat sebaik kamu. Kamu itu sahabat

sejatiku yang

selalu

bisa menemaniku

dalam

suka

ataupun duka. La, semoga kamu tenang di alam sana. Aku harap, kamu nggak akan lupakan aku dan Dion, karena kami juga nggak akan pernah lupakankamu. Selamat jalan ya sobat! (Beranjak pergi meninggalkan rumah abadi milik sahabatnya) **  TAMAT  **

Related Documents


More Documents from "innu al kautsar"