Karya Ilmiah.docx

  • Uploaded by: aleyanata
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Karya Ilmiah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,957
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Di era kemajuan teknologi seperti saat ini, masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Akibatnya, jumlah kendaraan bermotor berkembang pesat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Mabes Polri, jumlah kendaraan yang terdaftar per 1 Januari 2018 mencapai 11 Juta, atau tepatnya 111.571.239 unit kendaraaan. Angka tersebut termasuk jumlah sepeda motor yang memberikan kontribusi terbesar sebesar 82% atau 91.085.532 unit sepeda motor. Berikutnya, mobil pribadi dengan kontribusi 12% atau sebanyak 13.253.143 unit mobil. Sisanya kontribusi dari mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus. Di area Pulau Jawa keadaan ini semakin parah karena jumlah kendaaran khususnya mobil di pulau Jawa yang hampir mencapai 72% dari jumlah mobil secara nasional.

Tabel 1.1 Jumlah Kendaraan Per Pulau, Source : Mabes Polri LastUpdate 1 Januari 2018

Namun, perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat akan sara na trasnportasi tidak sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana trasnportasi itu sendiri. Hal ini berdampak pada meningkatnya frekuensi kecelakaan lalu lintas dengan korban pengemudi maupun pemakai jalan. Kecelakaan lalu lintas di jalan raya yang banyak menelan korban jiwa maupun kerugian harta benda hingga kini masih menjadi fenomena yang SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

1

belum dapat terselesaikan dengan tuntas. Banyak yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas, seperti pelanggaran atau tindakan tidak hati-hati para pengguna jalan (pengemudi kendaraan bermotor dan pejalan kaki), kondisi jalan, kondisi kendaraan, cuaca dan jarak pandang (Hermawati dan Oka, 2011) Menurut penelitian dari Prof. AT Mulyono dari UGM, 92% penyebab kecelakaan disebabkan oleh manusia, 5% karena kendaraan dan 3% karena infrastruktur jalan. Berarti dari sini dapat kita ambil asumsi bahwa penyebab sering terjadinya kecelakaan adalah karena pengemudinya, berarti ada yang salah dengan perilaku berkendaranya. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah mengemudikan kendaran dengan kecepatan tinggi. Ketikaseseorang mengemudi dengan kecepatan tinggi maka kemmapuannya untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya akan berkurang sehingga memperbesar peluang terjadinya kecelakaan. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam acara puncak Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2017 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu 22 Oktober 2017 mengatakan bahwa ada suatu riset bahwasanya apabila pengendara dengan sadar mengurangi 5% dari kecepatan rata-rata kendaraan, bisa mengurangi 30% kecelakaan lalu lintas yang fatal. Budi juga sepat menyinggung fakta angka lain yang dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa 20 risiko kematian dalam berkendara disebabkan oleh kecepatan kendaraan yang dipacu di atas 60 kilometer per jam. Hal ini yang kemudian menjadi tema kampanye keselamatan berkendara kali yakni “sayangi nyawa kurangi kecepatan”. Menurut Budi, asal pengendara mau mengurangi kecepatan rata-rata mereka dalam berkendara saja, maka risiko kecelakaan bisa dikurangi. Berdasarkan uraian di atas, maka melalui karya tulis ini penulis ingin mengajak masyarakat khususnya para pemuda sebagai generasi penerus bangsa untuk meminimalkan angka kecelakaan berlalu lintas dengan cara mengurangi kecepatan. Karya tulis yang berjudul

“Kurangi Kecepatan,

Nyawa Terselamatkan.”

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

2

1.2 Rumusan Masalah Berikut adalah rumusan masalah dalam karya tulis ini. 1) Bagaimana pengaruh kecepatan berkendara terhadap kecelakaan lalu lintas? 2) Bagaimana peran serta pelajar dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas?

1.3 Tujuan Pembahasan Adapun tujuan pembahasan karya ilmiah ini adalah : 1) menjelaskan pengaruh kecepatan berkendara terhadap kecelakaan lalu lintas; 2) menjelaskan peran serta pelajar dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kesalahan pengemudi (kecepatan)

1.4 Manfaat Pembahasan Adapun beberapa manfaat dari karya tulis ini sebagai berikut. 1) Menghasilkan

pemahaman

yang

benar

tentang

lalu

lintas

dan

akibat pelanggaran lalu-lintas. 2) Menghasilkan contoh keteladanan bagi siswa yang dapat ditiru oleh masyarakat agar menerapkan keselamatan lalu-lintas di jalan. 3) Menghasilkan berbagai macam usaha dan solusi untuk dapat menerapkan disiplin keselamatan lalu-lintas di jalan bagi masyarakat

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PENELITIAN 2.1

Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dalam karya tulis ini meliputi pengertian kecelakaan lalu

lintas, faktor penyebab kecelakaan lalu lintas, dan peraturan tentang lalu lintas. 2.1.1 Pengertian Kecelakaan Lalu lintas Kecelakaan lalu lintas dapat diartikan sebagai suatu peristiwa di jalan raya yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja, melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Korban kecelakaan lalu lintas dapat berupa korban mati, luka berat dan luka ringan dan diperhitungkan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah kecelakaan terjadi (PP No. 43 Tahun 1993).

2.1.2 Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas dipengaruhi tiga faktor utama. Tiga faktor utama tersebut yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Faktor pertama adalah manusia sendiri. Faktor kedua adalah faktor kendaraan, dan faktor terakhir adalah faktor jalan. Kecelakaan lalu lintas bisa saja terjadi akibat kombinasi ketiga faktor penyebab utama kecelakaan tersebut. Contoh dari faktor yang disebabkan oleh manusia dan kendaraan adalah laju kendaraan bermotor yang melebihi batas kecepatan yang ditetapkan yang kemudian diikuti dengan peristiwa ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan. Kendaraan yang melaju di atas kecepatan rata-rata atau melebihi batas normal yang ditetapkan peraturan berlalu lintas merupakan faktor dari kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian manusia dalam memacu kendaraannya. Sementara itu, peristiwa meletusnya ban merupakan faktor yang dibawa kendaraan. Pecahnya ban bisa diakibatkan kondisi ban yang sudah gundul maupun tekanan angin dalam ban yang kurang. Lagi-lagi ini juga disebabkan karena faktor kelalaian manusia. SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

4

Selain tiga faktor utama, yaitu manusia, kendaraan, dan faktor jalan, ada juga faktor lain yang ikut menyebabkan kecelakaan. Faktor-faktor yang berada di luar tiga faktor utama tersebut antara lain faktor lingkungan dan cuaca yang juga bisa berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan. Dari berbagai faktor penyebab kecelakaan faktor utama justru berasal dari faktor manusia (human eror).

Kebanyakan masyarakat selaku

pengguna jalan raya masih enggan untuk mematuhi tata tertib dalam berkendara. Kecenderungan masyarakat masih menganggap remeh faktor keselamatan. Sebagai contoh pengendara motor masih banyak yang belum memakai helm dalam berkendara. Padahal memakai helm adalah untuk keselamatan dirinya sendiri. Padahal berbagai peraturan telah dibuat agar lalu lintas jalan raya dapat berjalan dengan baik dan aman. Beberapa faktor tersebut seolah "bekerjasama" sebagai penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Semakin menjadi ketika manusianya sendiri terlihat tidak begitu mementingkan keselamatan nyawanya. Buktinya, banyak pengendara motor yang ugal-ugalan tanpa mengenakan helm, atau pengendara mobil yang menyepelekan kegunaan dari sabuk pengaman. a)

Faktor manusia Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam sebuah peristiwa kecelakaan lalu lintas. Sebagian besar kejadian kecelakaan diawali dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran rambu-rambu lalu lintas ini bisa terjadi karena sengaja melanggar peraturan, ketidaktahuan atau tidak adanya kesadaran terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan dalam berkendara. Lebih parahnya lagi, jika para pengendara pura-pura tidak tahu tentang peraturan berkendara dan berlalu lintas. Selain itu, manusia sebagai pengguna jalan raya sering lalai dalam memperhatikan keselamatan dirinya dan orang lain dalam berkendara. Bahkan, tak jarang ditemukan pengendara yang sengaja ugal-ugalan dalam mengendarai kendaraan.

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

5

Tidak sedikit jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan raya diakibatkan kondisi pengendara dalam keadaan mengantuk bahkan mabuk sehingga mudah terpancing oleh ulah pengguna jalan lainnya. Hal-hal konyol seperti sebenarnya sangat bisa diantisipasi. Seperti ketika Anda mengantuk, membiarkan diri atau lebih tepatnya memaksakan diri untuk tetap melajukan kendaraan saat mata benarbenar "berat" adalah "jalan" termudah untuk merasakan bagaimana "nikmatnya" kecelakaan. Penanggulangan faktor mengantuk ini sangat mudah, menepilah, lalu tidur, sekalipun dikejar tenggat waktu, karena terlambat akan jauh lebih baik daripada mati konyol. b) Faktor kendaraan Kecelakaan lalu lintas pun tak lepas dari faktor kendaraan. Faktor kendaraan yang mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan antara lain pecah ban, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya (rem blong), peralatan yang sudah aus tidak diganti, dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan yang berimplikasi terhadap kecelakaan sangat berhubungan dengan teknologi yang digunakan dan perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan. Untuk mengurangi kecelakaan yang diakibatkan faktor kendaraan, kendaraan membutuhkan perawatan dan perbaikan secara berkala. Di samping itu, pemiliki kendaraan harus melakukan pengujian kendaraan bermotor secara reguler. Lagi-lagi manusia ada di belakang ini semua. Seandainya, Anda mau lebih teliti, menyempatkan waktu untuk memeriksa semua perlengkapan kendaraan sebelum berpergian, kecelakaan lalu lintas akibat faktor yang satu ini sangat mungkin diminimalisir. Biaya yang mahal untuk memeriksakan kelayakan kendaraan Anda ke bengkel jauh lebih murah dibandingkan nyawa Anda, bukan? Ketika musim mudik tiba, banyak pemudik yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadinya seperti motor. Hal ini mereka lakukan tentu saja untuk mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya.

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

6

c)

Faktor jalan Kecelakaan lalu lintas pun bisa dipengaruhi oleh faktor jalan. Faktor jalan sebagai sarana berlalu lintas terkait dengan kondisi permukaan jalan, pagar pengaman di daerah pegunungan, pagar pembatas di jalan raya, jarak pandang, dan pencahayaan ruas jalan. Jalan yang rusak atau bahkan berlubang sangat membahayakan para pemakai jalan, khususnya pemakai kendaraan roda dua alias sepeda motor. Faktor ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pihak terkait seperti Kementerian Perhubungan, dalam hal ini Dinas Jasa Marga. Jika tidak, ada baiknya kita yang mengalah. Meningkatkan kewaspadaan selama mengendaraai kendaraan adalah hal yang bisa dilakukan.

d) Cuaca Faktor cuaca hujan pun bisa mempengaruhi kinerja kendaraan, misalnya jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, dan jarak pandang berkurang. Itu semua menjadi faktor penyebab kecelakaan lalu lintas yang selanjutnya. Asap dan kabut pun dapat mengganggu jarak pandang, khususnya di daerah pegunungan. Jika sudah demikian, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali kembali meningkatkan kewaspadaan. Nyalakan lampu dan perlahan laju kendaraan adalah dua hal yang bisa diandalkan.

2.1.3 Peraturan tentang Lalu Lintas Dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, lalu lintas dapat didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Sedang ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Sedangkan keselamatan lalu lintas adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, atau lingkungan. Dalam perilaku di jalan raya, peraturan lalu lintas harus dioperasikan agar keselamatan berkendara dapat terwujud. Operasi

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

7

lalu lintas di jalan harus diatur. Aturan tersebut dapat meliputi right of way, batas kecepatan, rambu, sinyal dan marka, alat pengendali, dan lain-lain. Menurut Pasal 21 (1) UU No. 14/1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan tata cara berlalu lintas di jalan (right of way)adalah dengan mengambil jalar jalan sebelah kiri. Begitu pun dengan batas kecepatannya telah diatur dalam Pasal 80 PP No. 43/1993. Sedangkan dari segi kendaraan dan pengemudi sendiri telah ada beberapa peraturan yang harus ditaati untuk dapat melintas di jalan raya. Undang-Undang yang mengatur tentang kendaraan diantaranya adalah sebagai berikut : a)

PP No. 42/1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor dan

b) PP No. 44/1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi. Peraturan ini meliputi, perlengkapan keselamatan, kemampuan rem, rasio daya dan berat, registrasi, inspeksi, import dan proses perakitan. c)

PP No. 44/1993 disyaratkan pengemudi untuk memakai sabuk pengaman

bagi

pengemudi

maupun

penumpang

di

samping

pengemudi. Setiap kendaraan juga harus dilengkapi dengan system pengereman baik rem utama maupun rem tangan d) Pasal 172 PP No. 44/1993 setiap kendaraan yang dioperasikan harus didaftarkan. Pendaftaran dilakukan untuk pengumpulan data dan dapat digunakan untuk tertib administrasi, pengendalian pengoperasian kendaraan, penyidikan kendaraan dan lain-lain. e)

Pasal 217 PP No. 44/1993 setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memiliki surat izin mengemudi. Surat izin mengemudi ini didapatkan setelah menjalani beberapa tes seperti teori peraturan lalu lintas dan tes praktek mengemudi

2.2 Metodologi Penelitian 2.2.1 Lokasi Dan Teknik Pengumpulan Data Dalam pembuatan karya tulis ini, data yang dikumpulkan sebagian besar diambil dari fakta di lapangan daerah asal penulis. Hal ini dilakukan agar

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

8

pembuatan karya tulis ini akurat sesuai dengan tema karya tulis. Untuk data konkrit diambil dari lingkungan penulis. Sebagai data penunjang penulis menyertakan data yang berasal dari literatur buku, jurnal, berita di televisi dan hasil pencarian di internet.

2.2.2 Analisa Data Dari beberapa data yang telah dikumpulkan, penulis membagi-bagi data sesuai dengan sub-sub yang akan dibahas dalam karya tulis ini. Semua subsub tersebut tetap saling berkaitan dengan tema awal karya tulis ini. Pembagian ini sangat membantu bagi pembaca agar lebih mudah memahami isi dari karya tulis ini. Adapun pembagian sub-sub sesuai dengan tujuan karya tulis yang terpapar pada bagian pendahuluan.

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

9

BAB III PEMBAHASAN Keselamatan lalu lintas menjadi hal utama yang perlu diperhatikan bagi semua kalangan karena menjadi kewajiban bersama. Angka kecelakaan selalu naik setiap tahun. Kecelakaan yang sering mengakibatkan luka-luka, korban meninggal, dan kerugian harta benda menjadi sorotan utama bagi pemerintah khususnya dinas yang terkait untuk menyusun progam keselamatan lalu lintas di jalan. Sehingga setiap pengguna jalan dapat bertranportasi dengan aman. Kecenderungan orang Indonesia yang sulit untuk taat peraturan menjadikan tingkat kecelakaan di Indonesia menjadi tertinggi di antara 20egaranegara lain di dunia. Salah satu penyebabnya adalah pelanggaran lalu lintas. Orang-orang masih banyak yang melanggar lalu lintas padahal itu awal dari kecelakaan maut. Kebanyakan sekarang tertib lalu lintas di jalan semakin minim, termasuk melanggar perlintasan kereta api yang sudah jelas ada rambu-rambunya. Banyak pemegang Surat Izin Mengemudi (SIM) yang kurang paham makna rambu lalu lintas. Jika berkaca dari negara lain yang lebih maju, untuk mendapatkan SIM seperti mendapatkan ijasah. Mereka harus bersusah payah untuk mendapatkan SIM. Dampaknya mereka mengetahui makna rambu, tahu peraturan dan takut untuk melanggar peraturan. Kecelakaan lalu lintas umumnya tidak terjadi karena penyebab tunggal. Terdapat hal yang secara simultan dapat berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: a)

mengemudi dalam pengaruh alkohol

b) mengemudi secara ceroboh c)

sakit atau lelah

d) mengemudi tanpa surat izin e)

pandangan terhalang

f)

kerusakan bagian kendaraan

g) kehilangan kendali saat mengemudi

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

10

3.1 Pengaruh kecepatan berkendara terhadap kecelakaan lalu lintas Fenomena kecelakaan lalu lintas, orang menganggap kecelakaan lalu lintas terutama di jalan raya menjadi hal yang biasa, bukan hal yang istimewa. Bandingkan jika terjadi kecelakaan pesawat terbang, pesawat hanya tergelincir saja, setiap TV, koran, dan news online pasti memberitakan masalah tersebut. Hal ini pasti akan mendapat perhatian presiden, minimal menteri perhubungan menginstruksikan sesuatu untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, keistimewaan ini tidak berlaku untuk kecelakaan di jalan raya, yang karena kecelakaan sering terjadi bahkan setiap hari dan terjadi di mana-mana sehingga dianggap bukan masalah penting. Semua pengendara harus memiliki pemikiran untuk dapat mengatur kecepatan "Mereka

kendaraan

dengan

kemampuan

berkendaranya.

(pengendara) harus mengingat bahwa kecepatan itu harus

dikendalikan dengan kemampuan (berkendara)-nya. Menurut Warpani (2002, dalam Mulyadi 2011), di Indonesia penyebab utama besarnya angka kecelakaan adalah faktor manusia, baik karena kelalaian, keteledoran maupun kelengahan para pengemudi kendaraan dan pengguna jalan lainnya dalam berlalu-lintas atau sengaja maupun tak sengaja tidak menghiraukan sopan santun dan aturan berlalu-lintas umum.

Tingginya

angka kecelakaan

lalu-lintas

di jalan

dan besarnya

biaya

kerugian yang diakibatkan oleh banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan keselamatan lalu- lintas dan angkutan jalan sangat perlu pengamanan serius. Berikut adalah gambaran hubungan kecepatan saat berkendara dengan terjadinya kecelakaan lalu lintas Jika Anda lihat pada gambar 1 di bawah ini, berapa kecepatan yang berani Anda ambil saat berkendara pada jalan dengan kondisi tikungan, tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tanpa median, di mana di lajur lawan terdapat kendaraan yang mendekat seperti terlihat pada kondisi tersebut.

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

11

Gambar 1. Jalan tikungan 2/2 UD (sumber: Lie, 2003 dalam Wegman & Aarts, 2005) Kondisi seperti gambar 1 dapat dengan mudah ditemui di Indonesia, dan perkiraan saya pengemudi di Indonesia seperti supir bis malam, berani sampai 50 km/jam atau lebih. Nah sekarang bandingkan jika Anda mengemudi dengan kondisi jalan seperti pada gambar 2 yang merupakan jalan 1 lajur 1 arah dengan kondisi geometric menikung.

Gambar 2. Jalan 1 lajur 1 arah geometric menikung (sumber: Lie, 2003 dalam Wegman & Aarts, 2005) SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

12

Jika Anda mengemudi dengan kondisi jalan seperti gambar 2, saya yakin kecepatan kendaraan pasti kurang dari 30 km/jam. Padahal jika mau jujur, kondisi jalan untuk gambar 1 dan gambar 2 mempunyai kondisi yang sama, sama-sama

berbahaya.

Namun,

kenapa

berbeda

dalam

kecepatan

berkendaraan? Ini hanyalah masalah perilaku, cara pandang pengemudi kendaraan dalam menjalankan kendaraannya. Hal yang lain tentang kecepatan kendaraan, penerimaan otak manusia terhadap kondisi jalan sangat dipengaruhi oleh kecepatan si pengemudi. Jika Anda berjalan kaki, maka Anda akan tahu detail bangunan yang Anda lewati. Jika Anda bersepeda, maka Anda akan tahu paling tidak warna cat bangunan yang Anda lewati. Jika Anda berkendara dengan kecepatan 30 km/jam, paling tidak Anda akan tahu kondisi sekitar jalan yang Anda lewati. Ilustrasi dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3. Persepsi pengendara kecepatan 30 km/jam. Dari gambar 3, pengemudi akan dapat mengetahui bahwa di simpang yang akan dilewati terdapat mobil yang akan berbelok dan ada pesepeda yang akan menyeberang. Namun, jika kecepatan kendaraan meningkat, otomatis persepsi pengemudi juga akan berubah, pengemudi hanya akan fokus pada jalan yang akan dilaluinya, tidak akan memperhatikan kondisi di sisi kiri atau kanan jalan.Ilustrasi dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

13

Gambar 4. Persepsi pengemudi kecepatan 60 km/jam Kondisi pada gambar 3 dan gambar 4 adalah sama, hanya kecepatan kendaraan yang berbeda, dari perbandingan ini dapat diketahui, bahwa posisi kendaraan dan pesepeda di simpang yang akan dilalui tidak teridentifikasi oleh pengemudi mobil, karena pengemudi fokus pada jalan, tidak pada kondisi samping jalan, dan hal ini dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dari gambar 1, gambar 2, gambar 3, dan gambar 4 dapat diambil asumsi bahwa kecepatan kendaraan sangat berpengaruh pada tingkat kecelakaan. Lalu bagaimana solusinya? Salah satu solusinya adalah pembatasan kecepatan kendaraan. Hal ini sangat penting karena kecepatan kendaraan sangat berpengaruh pada tingkat fatalitas korban kecelakaan. Di daerah perkotaan akan sangat mudah ditemui pejalan kaki yang menyeberang jalan, dan karena di Indonesia kesadaran untuk menyeberang jalan pada tempatnya masih rendah, hal ini juga menambah kemungkinan terjadinya korban kecelakaan. Hasil riset di beberapa negara, bahwa pejalan kaki yang tertabrak kendaraan bermotor dengan kecepatan 60 km/jam mempunyai probabilitas sekitar 91% meninggal dunia.

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

14

Gambar 5. Grafik hubungan kecepatan kendaraan dan Probabilitas kematian Sumber WHO, 2004 Selain pembatasan kecepatan kendaraan, terdapat beberapa cara agar kendaraan mempunyai kecepatan rendah, namun yang terpenting jika ingin mengurangi tingkat kecelakaan dan mengurangi tingkat korban meninggal dunia akibat kecelakaan, faktor kecepatan tidaklah cukup, terdapat beberapa cara yang harus dilakukan secara bersama-sama. Butuh kerja sama antarlembaga, karena pihak yang bertanggung jawab terhadap kecelakaan lalu lintas adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita gerakkan program 3E, jangan hanya dijadikan simbol/slogan saja. Berikut ikhtisar Permenhub 111/2015: Penetapan batas kecepatan ditetapkan nasional dan dinyatakan dengan rambu lalu-lintas: 1. Paling rendah 60 (enam puluh) km/jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 (seratus) km/jam untuk jalan bebas hambatan; 2. Paling tinggi 80 (delapan puluh) km/jam untuk jalan antarkota; 3. Paling tinggi 50 (lima puluh) km/jam untuk kawasan perkotaan; dan 4. Paling tinggi 30 (tiga puluh) km/jam untuk kawasan permukiman. Batas kecepatan paling tinggi dapat ditetapkan lebih rendah atas dasar pertimbangan sebagai berikut: 1. Frekuensi kecelakaan yang tinggi di lingkungan jalan yang bersangkutan;

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

15

2. Perubahan kondisi permukaan jalan, geometri jalan, lingkungan sekitar jalan; 3. Usulan masyarakat melalui rapat forum lalu-lintas dan angkutan jalan sesuai dengan tingkat status jalan. Kewenangan menetapkan perubahan batas kecepatan dilakukan oleh: 1. Menteri, untuk jalan nasional 2. Gubernur, untuk jalan provinsi 3. Bupati, untuk jalan kabupaten dan jalan desa 4. Walikota, untuk jalan kota Ketentuan sanksi diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 287 Ayat 5, yang berbunyi setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf g dapat dipidana kurungan atau dikenakan denda.

3.2 Peran Serta Pelajar dalam Keselamatan Lalu Lintas Pengetahuan tentang keselamatan lalu lintas adalah hal penting yang harus dimiliki oleh para pengguna jalan termasuk pelajar. Kedisiplinan adalah salah satu cara untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas. Beberapa contoh ketidakdisiplinan lalu lintas yang sering dilakukan adalah tidak memakai helm saat berkendara dan berkendara dengan kecepatan tinggi. Jadi secara umum pengetahuan pelajar dalam keselamatan lalu lintas masih rendah. Untuk meningkatkan peran pelajar menjadi pelopor keselamatan lalu lintas dan menjadi teladan bagi masyarakat dalam keselamatan di jalan. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah membuat pelajar memahami pentingnya keselamatan lalu lintas dan dirinya adalah contoh untuk masyarakat dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas.

3.2.1 Aktualisasi peran pelajar dalam keselamatan lalu lintas Sebagai generasi muda dan pengguna jalan ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

16

a. Upaya

untuk

menyikapi

rendahnya

pengetahuan

pelajar

tentang

keselamatan lalu lintas adalah menjalin kerjasama antara dinas pendidikan dan dinas terkait, dalam hal ini adalah dinas perhubungan. Pembelajaran dan penyuluhan kepada pelajar akan lebih efektif daripada pembelajaran langsung kepada masyarakat. Hal ini mengingat angka kecelakaan tertinggi terjadi pada usia produktif dengan kata lain para remaja. Selain itu, usia remaja juga masih labil dalam menyikapi segala sesuatu. Rasa emosi terhadap sesuatu hal juga akan mempengaruhi cara berkendara mereka. b. Pelajar sebagai pelopor keselamatan lalu lintas di masyarakat Dengan menjadikan pelajar sebagai pelopor keselamatan, mereka akan menjadi agen keselamatan lalu lintas. Mereka akan menyosialisasikan pengetahuan yang mereka peroleh kke teman sejawat dan lingkungan sekitar. Materi yang disampaikan kepada masyarakat saat sosialisasi dan penyuluhan adalah materi yang di dapat dari pembelajaran oleh Dinas Perhubungan maupun dinas terkait. Bisa juga materinya berasal dari berbagai pengalaman yang didapat dari pengalamannya. c. Partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan antara lain: 1) aktif dalam posko mudik lebaran 2) sosiaisasi di masyarakat 3) penegakan disiplin lalu lintas di jalan 4) ikut serta kegiatan PKS 5) teladan keselamatan jalanan 6) mengadakan workshop keselamatan lalu lintas

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

17

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa 1) Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh berbagai faktor meliputi manusia, kendaraan, dan cuaca. Namun dari beberapa faktor tersebut, faktor manusialah yang paling berpotensi menimbulkan kecelakaan. Dari berbagai faktor penyebab kecelakaan faktor utama justru berasal dari faktor manusia (human eror). Kebanyakan masyarakat selaku pengguna jalan raya masih enggan untuk mematuhi tata tertib dalam berkendara. Kecenderungan masyarakat masih menganggap remeh faktor keselamatan. Sebagai contoh pengendara motor masih banyak yang belum memakai helm dalam berkendara. Padahal memakai helm adalah untuk keselamatan dirinya sendiri. Padahal berbagai peraturan telah dibuat agar lalu lintas jalan raya dapat berjalan dengan baik dan aman. Permenhub 111/2015, Penetapan batas kecepatan ditetapkan nasional dan dinyatakan dengan rambu lalu-lintas: a) Paling rendah 60 (enam puluh) km/jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 (seratus) km/jam untuk jalan bebas hambatan; b) Paling tinggi 80 (delapan puluh) km/jam untuk jalan antarkota; c) Paling tinggi 50 (lima puluh) km/jam untuk kawasan perkotaan; dan d) paling tinggi 30 (tiga puluh) km/jam untuk kawasan permukiman. 2) Peran serta pelajar dalam menerapkan keselamatan lalu lintas jalan raya harus dimulai dari diri sendiri, yaitu pelajar menjadi pelopor untuk dirinya sendiri dan menjadi teladan untuk masyarakat. Untuk itu kerjasama antara akademisi dan dinas yang terkait dengan lalu lintas sangat diperlukan untuk membuat sebuah progam yang baik untuk masyarakat yang lebih luas. Peran serta pelajar lebih baik dilakukan secara berkelompok seperti unit kegiatan pelajar maupun kelompok lainnya sehingga progam untuk memberikan pengetahuan dan sosialisasi keselamatan lalu lintas dan jalan raya dapat diorganisir dengan baik

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

18

4.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah: 1) Pengetahuan tentang keselamatan jalan raya sebaiknya diperkenalkan sejak dini agar sewaktu dewasa menjadi sadar betapa

pentingnya

keselamatan di jalan raya. 2) Kerjasama antar dinas terkait dengan beberapa elemen mahasiswa menjadi penting untuk mensosialisasikan keselamatan lalu lintas. 3) Pentingnya menjadikan diri sendiri menjadi teladan keselamatan di jalan karena akan dicontoh oleh masyarakat.

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

19

DAFTAR PUSTAKA

Eko, Yulianto. 2011. Buku Ajar Rekayasa Lalu Lintas. Undip:Semarang Pasal 21 (1) UU No. 14/1992 Pasal 217 PP No. 44/1993 Pasal 172 PP No. 44/1993 Pasal 80 PP No. 43/1993 Undang-Undang No 22 Tahun 2009 https://www.viva.co.id/berita/nasional/658074-ini-aturan-batas-kecepatanberkendara-di-indonesia http://www.academia.edu/8800970/

SMK Gajah Mada 01 Margoyoso |Kurangi Kecepatan, Nyawa Terselamatkan

20

Related Documents

Karya-tulis
June 2020 47
Karya Ilmiah
May 2020 42
Karya Nyata.docx
June 2020 19
Karya Tulis
December 2019 64
Karya Tulis.docx
June 2020 26

More Documents from "Millitia Eunike Estefina Lasut"

Karya Ilmiah.docx
November 2019 11
Lk-02 Analisis Rks.docx
November 2019 5
Kurangi Kecepatan.docx
November 2019 7