Karya Ilmiah Xa Smansasera.docx

  • Uploaded by: Fadhil Kurniawan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Karya Ilmiah Xa Smansasera.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,861
  • Pages: 23
Kata pengantar Puji syukur kepada tuhan yangmaha esa yang telah memberikan karunianya sehingga kami anak sma 1 sungai raya dapat menyelesaikan tugas biologi dengan semaksimal mungkin. Buku ini di susun oleh anak sma 1 sungai raya untuk menguji coba serta mempraktekkan apa yang sudah kami pelajari selama ini dalam pembuatan kerja ilmiah. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan umumnya para siswa agar lebih mengerti apa itu kerja ilmiah, kami menyadari buku ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami menerima segala bentuk kitik dan saran positif yang bersifat membangun demi perbaikan buku-buku kerja ilmiah yang berikutnya. Semoga tuhan yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya pada segala kebaikan yang kita niatkan dan kita lakukan, Amin.

Pontianak, Oktober 2011

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................1 DAFTAR ISI........................................................................2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG......................................................4 B. PEMBATAS MASALAH................................................5 C. RUMUSAN MASALAH.................................................5 D.TUJUAN......................................................................5 E. MANFAAT PENELITIAN..............................................5 F. HIPOTESIS..................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI.......................................................6 1. SEPUTAR LELE.........................................................6 2. SEPUTAR PENCEMARAN AIR SUNGAI OLEH DETERGEN............................................................12

2

BABA III METODE PENILITIAN A. JENIS PENELITIAN....................................................14 B. POPULASI DAN SEMPEL...........................................14 C. VARIABEL.................................................................14 D.CARA EKSPERIMEN..................................................15 E. TEMPAT DAN WAKTU PENILITIAN...........................16 F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.................................16 G.INSTRUMEN PENELITIAN YANG DIGUNAKAN..........17 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...............................18 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN............................................................20 B. SARAN......................................................................20 DAFTAR PUSTAKA...........................................................21 GLOSARIUM....................................................................22 BIODATA PENULIS...........................................................22

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konsumsi ikan lele pada beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat kalau dahulu ikan lele di pandang sebagai ikan murahan dan pada umumnya di komsumsi para petani saja. Sekarang ternyata konsumen semakin meluas, rasa dagingnya yang khas dan cara memasak dan menghidangkannya yang secara traditional, itu ternyata sekarang menjadi kegemaran masyarakat luas, bahkan banyak pula restoran besar yang mehidangkannya oleh karena itu harga lele pada meningkat hal ini herperngaruh juga meningkatnya para pembudidaya yang baru memcoba membudidayakan lele. Namun karena tergiurnya pengusaha lele yang baru ini karena keuntungan yang di peroleh tidak di imbangi dengan pengetahuan lele tersebut, hal ini membuat lele dapat mati tanpa di ketahui oleh para perternak lele tersebut penybabnya salah satunya adalah pencermaran air. Pencemaran air biasanya terlihat dari warna air yang keruh atau keputihan, tapi terkadang ada air yang tercemar namun tidak dapat terlihat dari warna air, oleh karena itu kami ingin mencari solusi mengetahui pencemaran air dengan pola makan lele walau hal ini butuh kejelian dalam mengecek air tersebut. Oleh karena itu mari kita bahas lebih lanjut dalam keja ilmiah ini.

***

4

B. Pembatas masalah -

Ikan lele di beli di rumah pak andi di jalan merdeka II Pelet ( makanan ikan ) dibeli di jln adi sucipto , Btn teluk mulus

C. Rumusan masalah -

Apakah tingkat pencemaran air mempengaruhi nafsu makan ikan lele ?

D. Tujuan -

Mengetahui bahwa nafsu makan ikan lele berpengaruh atau tidak terhadap tingkat pencemaran air .

E. Manfaat penelitian -

Mengetehui adanya pencemaran air dengan menggunakan media ikan Mengetahui tingkat pencemaran dengan media ikan

F. HIPOTESIS Kemungkinan tercemar nya air sungai yang di sebab kan oleh limbah, detergen, sampah dll. Dapat menyebabkan turunnya nafsu makan ikan lele dan dapat menyebabkan ikan itu mati.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Seputar lele Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. ?Lele

Rentang fosil: Pliosen Bawah - Kini

 

Sinonim Chlarias Scopoli, 1777 Macropteronotus La Cepède, 1803

Lele kampung, Clarias batrachus

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum:

Chordata

Kelas:

Actinopterygii

Ordo:

Siluriformes

Famili:

Clariidae

Genus:

        

Clarias Cuvier, 1816 Cossyphus M’Clelland, 1844 Phagorus M’Clelland, 1844 Dinotopteroides Fowler, 1930 Prophagorus Smith, 1939 Anguilloclarias Teugels, 1982 Brevicephaloides Teugels, 1982 Clarioides Teugels, 1982 Platycephaloides Teugels, 1982

Clarias Scopoli, 1777

Spesies Banyak, lihat pada teks. a. Nama-nama lele di Nusantara Lele, adalah secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia).Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), ナマズ (Jepang) dan 鲇形目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.[1]

6

b. Pemberian Nama Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tapi juga beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut. c. Habitat dan perilaku Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika. d. Kegunaan

Lele dumbo Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika. Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu

7

sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya. Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. e. Produksi di Indonesia Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat. Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele. Bentuk pengolahan lain adalah dengan diberi bumbu mangut (mangut lele).

Produksi lele budidaya di Indonesia[5] Tahun

Jumlah produksi dalam ton

2004

51.271

2005

69.386

2006

77.272

2007

91.735

2008

108.200 f. Jenis-jenis lele dan penyebarannya

Ada sekitar 55–60 spesies anggota marga Clarias. Dari jumlah itu, di Asia Tenggara kini diketahui sekitar 20 spesies lele, kebanyakan di antaranya baru dikenali dan dideskripsi dalam 10 tahun terakhir.[6] Berikut ini adalah daftar spesies menurut Ferraris, 2007.

8

     

Clarias agboyiensis Sydenham, 1980. Menyebar di Afrika Barat, dari Ghana hingga Nigeria. Clarias albopunctatus Nichols & La Monte, 1953. Menyebar di Danau Chad, Sungai Kongo bagian tengah dan Sungai Benue, Afrika Clarias alluaudi Boulenger, 1906. Afrika (Danau-danau Victoria, Kyoga, Edward, Rukwa dan Tanganyika) Clarias anfractus Ng, 1999.[8] Endemik di Sabah: di sekitar Sungai Segama dan Sungai Kalabakan. Clarias angolensis Steindachner, 1866. Bagian tengah dan hilir Sungai Kongo. Clarias anguillaris (Linnaeus, 1758). Afrika: Nigeria, Benoue, Zambia, Senegal bawah serta bagian tengah dan hilir Sungai Nil; Chad; sungai-sungai di pesisir Benin, Togo, Ghana dan Pantai Gading; dan populasi terpencil di Mauritania dan Aljazair selatan.

Clarias batrachus             

Clarias batrachus (Linnaeus, 1758). Lele kampung. Menyebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Clarias batu Lim & Ng, 1999.[2] Lele batu. Endemik di Pulau Tioman, Malaysia. Clarias brachysoma Günther, 1864. Endemik di Srilanka. Clarias buettikoferi Steindachner, 1894. Afrika: Sungai Comoe, Pantai Gading, hingga Guinea Bissau. Clarias buthupogon Sauvage, 1879. Afrika: Sungai-sungai pesisir, dari Nigeria hingga sistem Sungai Kongo. Clarias camerunensis Lönnberg, 1895. Afrika: Sungai-sungai pesisir Togo, hingga sistem Sungai Kongo tengah dan hilir. Clarias cataractus (Fowler, 1939). Thailand, di Semenanjung Malaya, dan mungkin juga Kamboja. Clarias cavernicola Trewavas, 1936. Lele gua Afrika Gua-gua di Afrika barat daya. Clarias dayi Hora, 1936. Terbatas di sekitar Tamil Nadu, India. Clarias dhonti (Boulenger, 1920). Terbatas di Sungai Niemba, Republik Demokratik Kongo. Clarias dialonensis Daget, 1962. Afrika: Guinea, dan sungai-sungai di pesisir Sierra Leone. Clarias dumerilii Steindachner, 1866. Afrika: hulu dan bagian tengah sistem Sungai Kongo dan Luapula. Clarias dussumieri Valenciennes, 1840. Asia Selatan.

9

    

Clarias ebriensis Pellegrin, 1920. Afrika: Sungai-sungai pesisir dan laguna di Nigeria hingga Pantai Gading. Clarias engelseni (Johnsen, 1926). Afrika: Sudan. Clarias falconeri Lydekker, 1886. India (telah punah). Clarias fuscus (La Cepède, 1803). Asia: Jepang; Taiwan, dan Cina selatan; Laos timur laut, serta Vietnam utara. Clarias gabonensis Günther, 1867. Afrika: sistem Sungai Kongo tengah dan hilir.

Lele dumbo yang masih kecil          

     

Clarias gariepinus (Burchell, 1822). Lele dumbo. Menyebar luas di Afrika dan Asia Kecil, kini diternakkan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Clarias hilli Fowler, 1936. Afrika: sistem Sungai Kongo bagian tengah dan Danau Albert. Clarias insolitus Ng, 2003.[3] Endemik di aliran Sungai Barito, Kalimantan. Clarias intermedius Teugels, Sudarto & Pouyaud, 2001.[9] Endemik di Kalimantan Tengah, di antara Sampit dengan Sungai Barito. Clarias jaensis Boulenger, 1909. Afrika: Nigeria tenggara, Kamerun selatan dan Gabon. Clarias kapuasensis Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2003.[10] Endemik di Kalimantan Barat, di sekitar aliran Sungai Melawi dan Kapuas. Clarias laeviceps Gill, 1862. Afrika: dari Sungai Saint Pauls, Liberia, hingga sistem Sungai Volta, Ghana. Clarias lamottei Daget & Planquette, 1967. Afrika: terbatas di aliran Sungai Nzi, Pantai Gading. Clarias leiacanthus Bleeker, 1851. Endemik di Kalimantan Barat, di aliran Sungai Kapuas. Clarias liocephalus Boulenger, 1898. Afrika: danau-danau Victoria, Edward, George, Kivu, Tanganyika, Malawi serta danau-danau kecil di Uganda dan Rwanda; lembah Danau Rukwa; sistem-sistem sungai Kagera, Malagarazi, Ruzizi, Tana, dan BangweuluMoero. Clarias longior Boulenger, 1907. Afrika: Kamerun bagian selatan. Clarias maclareni Trewavas, 1962. Afrika: terbatas di Kamerun barat laut. Clarias macrocephalus Günther, 1864. Lele kepala-lebar Asia Tenggara: Indocina di lembah Sungai Mekong dan Chao Phraya, serta di Filipina. Clarias macromystax Günther, 1864. Afrika: Sungai Oueme, Benin, hingga ke sistem Sungai Niger dan Benue. Clarias meladerma Bleeker, 1846. Wiru, wais, ikan duri, atau lele hitam. Asia Tenggara: lembah Sungai Mekong, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Filipina. Clarias microstomus Ng, 2001.[11] Endemik di Kalimantan Timur, di sekitar aliran Sungai Mahakam dan Kayan.

10





             



Clarias ngamensis Castelnau, 1861. Afrika: sungai-sungai Quanza, Cunene, Okavango, Chobe, Zambezi, Lualaba hulu, Luapula, Pungwe, Buzi, Save, Limpopo, Incomati, Pongolo hilir, dan Sabi hilir; serta danau-danau Ngami, Moero, Bangweulu, dan Malawi. Clarias nieuhofii Valenciennes, 1840. Limbat, lembat. Asia: Sumatra, Kalimantan, India, Filipina, Thailand, dan pesisir Kamboja, serta kemungkinan di sisi Pegunungan Cardamom di arah Sungai Mekong. Clarias nigricans Ng, 2003.[12] Endemik di Kalimantan Timur, di sekitar aliran Sungai Mahakam. Clarias nigromarmoratus Poll, 1967. Afrika: terbatas di bagian tengah sistem Sungai Kongo. Clarias olivaceus Fowler, 1904. Endemik di Sumatera Barat, di sungai-sungai dataran tinggi. Clarias pachynema Boulenger, 1903. Afrika: sungai-sungai pesisir Kamerun selatan, sistem Sungai Oowe dan bagian tengah sistem Sungai Kongo. Clarias planiceps Ng, 1999.[8] Lele kepala-pipih. Endemik Kalimantan: hulu Sungai Rajang dan Kapuas, Kalbar, serta Sungai Kayan, Kaltim. Clarias platycephalus Boulenger, 1902. Afrika: sistem Sungai Kongo tengah dan hilir. Clarias pseudoleiacanthus Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2003.[10] Endemik Kalimantan. Clarias pseudonieuhofii Sudarto, Teugels & Pouyaud, 2004.[4] Endemik Kalimantan Barat, pada sistem Sungai Kapuas bagian hulu. Clarias salae Hubrecht, 1881. Afrika: sistem Sungai Konkoure, Guinea, hingga Sungai Cavally, Pantai Gading. Clarias stappersii Boulenger, 1915. Lele berbintik. Afrika: sistem Sungai LuapulaMoero, Sungai Kafue, hulu Sungai Zambezi dan Sungai Cunene. Clarias submarginatus Peters, 1882. Afrika: terbatas di Sungai Kribi dan Lobi, Kamerun selatan. Clarias sulcatus Ng, 2004.[13] Endemik di Pulau Redang, Malaysia. Clarias teijsmanni Bleeker, 1857. Lele kembang. Menyebar di sekitar aliran Sungai Kapuas, Kalbar, dan Jawa. Clarias theodorae Weber, 1897. Afrika: sungai-sungai Zambezi, Kafue, Shire, hulu Kongo, Chobe, Okavango, Cunene, Pungwe, Sabi, Lundi, Limpopo, Incomati, Pongola, Umgeni; serta danau-danau Tanganyika, Bangweulu Kobo, Niumbe, Mweru, Malawi, dan Sibaya. Clarias werneri Boulenger, 1906. Afrika: danau-danau Victoria, Kioga, Edward, dan Tanganyika; serta daerah hulu Sungai Nil

11

2. Teori seputar pencemaran air sungai oleh detergen

Deterjen, Racun Biota Sungai Lingkungan memiliki peranan penting bagi makhluk hidup. Dimana makhluk hidup tinggal, beradaptasi dan berkembang biak. Salah satu contoh lingkungan yang memiliki banyak pengaruh terhadap makhluk hidup adalah lingkungan perairan. Di masa ini jarang menemukan suatu perairan yang alami dan terbebas dari segala pencemaran. Pencemaran air pada umumnya diakibatkan oleh kegiatan manusia. Besar kecilnya pencemaran akan tergantung dari jumlah dan kualitas limbah yang dibuang ke sungai, baik limbah padat maupun cair. Air dikatakan tercemar bilamana terjadi perubahan komposisi atau kondisi yang diakibatkan oleh adanya kegiatan atau hasil kegiatan manusia sehingga secara langsung maupun tidak langsung air menjadi tidak layak atau kurang layak untuk semua fungsi atau tujuan pemanfaatan sebagaimana kewajaran air yang dalam keadaan alami. Salah satu bahan yang dapat menyebabkan pencemaran air adalah deterjen yang merupakan limbah domestik rumah tangga. Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan: Surfaktan, Builder, Filler dan Additives. Kemampuan deterjen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang menempel pada kain atau objek lain, mengurangi keberadaan kuman dan bakteri yang menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pemakaian kain, karpet, alat-alat rumah tangga dan peralatan rumah lainnya, sudah tidak diragukan lagi. Oleh karena banyaknya manfaat penggunaan deterjen, sehingga menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Saat ini banyak merk deterjen yang dijajakan pada masyarakat yang menberi janji dapat membersihkan noda pada pakaian atau sekedar menjaga warnna pakaian agar tetap ceemerlang. Namun demikian ternyata deterjen merupakan salah satu zat pencemar terbanyak pada ekosistem air tawar terutama sungai. Deterjen merupakan limbah cair dapat digolongkan segabai limbah rumah tangga. Hampir semua warga Surabaya mengguanakan deterjen untuk mencuci dan membuangnya ke selokan atau parit dan pada akhirnya mengalir ke sungai. Jika

12

penduduk surabaya berjumlah 2 juta jiwa, dan penggunaan deterjen rata-rata setiap orang 8 gram tiap hari, maka akan ada 16 ton deterjen yang dibuang bersama 50 liter air yang dibuang untuk sekali cuci pakaian. Jumlah yang sangat cukup untuk menjadi racun pembunuh biota yang hidup di sungai. Dari praktikum mata kuliah ekotoksikologi yang telah saya lakukan tentang efek toksisitas deterjen terhadap laju kematian ikan molly ( Poelicia latipinna ) menunjukkan bahwa beberapa merk deterjen mempunyai efek toksik yang berbeda-beda pada beberapa perlakuan, yakni perlakuan A menggunakan deterjen R**so, perlakuan B menggunakan deterjen A***ck, perlakuan C menggunakan deterjen S*rf dan perlakuan D mengggunakan deterjen yang diklaim ramah lingkungan yang dipasarkan melalui Multi Level Marketing (MLM).

Ket: - Perlakuan A deterjen R**so - Perlakuan B deterjen A***ck - Perlakuan C deterjen S*rf - Perlakuan D deterjen khusus MLM

Dari katerangan diatas dapat diketahui bahwa deterjen dapat meracuni ikan dan menyebabkan kematian pada ikan pada konsentrasi yang kecil sekalipun. Selama ini kita mencuci baju dan lainnya dengan menggunakan deterjen dan membuang limbah bekas cucian ke lingkungan tanpa melalui pengolahan sebelumnya. Secara tidak sengaja kita telah meracuni ikan-ikan dan biota lainya di sungai. Menurut Lembaga Kajian ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON) keanekaragaman hayati Kali Surabaya yang masih tersisa adalah 18 jenis ikan, 22 jenis burung, 2 jenis reptil, 2 jenis mamalia, 56 jenis makroinvertebrata. Biota air serta memiliki peranan penting dalam ekosistem sungai, meningkatkan kesuburan tanah, dan menjaga keseimbangan populasi biota hama. Lalu apakah kita akan terus mengurangi jumlah tersebut? Dan menurut anda, bagaimana pemecahan masalah ini? Mari bersama menjaga lingkungan sekitar kita untuk generasi selanjutnya. . .

13

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian 1. Memelihara 2. Memberi makan 3. Mencatat hasil pengamatan B. Populasi dan sampel 4. Populasi Populasi pada percobaan ini adalah lele. Jumlah populasi tersebut 7 ekor. 5. Sampel Air yang tarcemar C. Variabel Jumlah variabel control : 7 ekor Jumlah variabel perlakuan : 7 ekor Variabel terikat : apakah pencemaran air akibat zat kimia dapat mempengaruhi nafsu makan ikan lele Variabel bebas wadah Variabel control cahaya waktu

: kadar pencemaran dalam satu : jumlah air warna air wadah suhu

14

D. Cara experimen Cara Experimen 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Petama-tama siapkan alat dan bahan Masukan air ke dalam wadah yang bentuk dan jumlah air yang sama Masukan ikan lele ke setiap wadah Biarkan selama 2 menit untuk beradaptasi Setelah itu di beri pelet dengan jumlah 60 butir pelet dan di biarkan selama 10 menit Setelah itu menghitung jumlah pelet yang tesisa Kemudian mencatat hasil dari eksperimen

Cara Experimen 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Petama-tama siapkan alat dan bahan Masukan air ke dalam wadah yang bentuk dan jumlah air yang sama Masukan deterjen dengan kadar yang berbeda di setiap wadah Masukan ikan lele ke setiap wadah Biarkan selama 2 menit untuk beradaptasi Setelah itu di beri pelet dengan jumlah 60 butir pelet dan di biarkan selama 10 menit Setelah itu menghitung jumlah pelet yang tesisa

8.

Kemudian mencatat hasil dari eksperimen

15

E. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN  Waktu o Pelaksanaan ini dilaksanakan selama 1 minggu.  Tempat o Pelaksanaan ini dilaksanakan di rumah ANTON LIUS di jln adi sucito, BTN teluk mulus.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA.  Teknik percobaan o Yaitu tenknik yang dilakukan dengan percobaan langsung atau melakukan kesperimen.  Teknik dokumentasi o Yaitu teknik yang dilakukan dengan membaca di buku , transip dan mengambil di internet.

16

G. INSTRUMEN PENELITIAN YANG DIGUNAKAN

 Alat

NO

ALAT

JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7

PENSIL PENGHAPUS WADAH BUKU STOPWATCH SENDOK MAKAN

1 1 7 1 1 1



Bahan

NO

BAHAN

JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7

IKAN LELE AIR PELET (MAKANAN IKAN) DETERJEN

7 1500 ml / wadah ½ kg ½ kg

17

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN EKSPERIMENT 1

Nomor ikan

Takaran deterjen

Ikan lele 1 Ikan lele 2 Ikan lele 3 Ikan lele 4 Ikan lele 5 Ikan lele 6 Ikan lele 7

0 0 0 0 0 0 0

Banyak makanan yang di makan 39 51 45 43 45 41 48

GRAFIK JUMLAH MAKANAN YANG DIMAKAN LELE PADA TINGKAT PENCEMARAN YANG SAMA.

Chart Title 60

Axis Title

50 40 Takaran deterjen

30

Banyak makanan yang di makan

20

10 0

Ikan Ikan Ikan Ikan Ikan Ikan Ikan lele 1 lele 2 lele 3 lele 4 lele 5 lele 6 lele 7

18

EKSPERIMENT 2 Nomor ikan lele

Takaran deterjen

Ikan lele 1 Ikan lele 2 Ikan lele 3 Ikan lele 4 Ikan lele 5 Ikan lele 6 Ikan lele 7

± ¼ sdm ± ½ sdm ± ¾ sdm ± 1 sdm ± 1 ¼ sdm ± 1 ½ sdm ± 2sdm

Banyak makanan yang dimakan ( pelet ) 30 31 22 13 9 1 0

GRAFIK JUMLAH MAKANAN YANG DIMAKAN LELE PADA TINGKAT PENCEMARAN YANG BERBEDA.

Banyak makanan yang dimakan (pelet)

Takaran deterjen 2.5

Ikan lele 7

Ikan lele 6

Ikan lele 1 Ikan lele 2 Ikan lele 3 Ikan lele 4 Ikan lele 5 Ikan lele 6 Ikan lele 7

0

Ikan lele 5

0.5

Ikan lele 4

Takaran deterjen

Ikan lele 3

1

Ikan lele 2

1.5

35 30 25 20 15 10 5 0

Ikan lele 1

2

Banyak makanan yang dimakan ( pelet )

Dari hasil pengamatan sebagai berikut, yaitu:  Semakin tinggi tingkat pencemaran semakin kuat pengaruhnya terhadap ikan yang tinggal di dalam air tersebut.  Semakin lama ikan tinggal di air yang tercemar zat kimia maka semakin kuat pengaruhnya terhadap ikan yang berada di air tersebut.

19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Kesimpulan eksperimen:

Dari dua kesimpulan dan hasil pengamatan dapat dibuat kesimpulan untuk penelitian ini sebagai berikut, yaitu:  Dari kesimpulan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa petani dapat menggunakan cara yang sama dengan menggunakan rata-rata jumlah makan yang dimakan, yaitu dengan cara perbandingan seperti jumlah ikan berbanding jumlah makanan yang diberikan.  Semakin lama pencemaran yangterjadi terhadap kolam ikan tersebut maka akan semakin mudah untuk diketahui bila ada pencemaran di kolam tersebut tetapi akan lebih baik jika dapat diketahui sejak awal atau di hindari

B.

Saran

 Selalu periksa kandungan air jika ada pencemaran dapat segera di ketahui.  Jangan membuang limbah ke sebarang tempat agar tidak membuat pencemaran yang membuat dampak buruk bagi alam sekitar  Kepada para peternak ikan untuk mempelajari cara mengetahui dan mengatasi pencemaran air sebelum memulai beternak ikan

20

DAFTAR PUSTAKA  http://id.wikipedia.org/wiki/Lele  http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-air-sungai-1.html  http://blog.unm.ac.id/agussyam/files/2010/02/Handout-4-Bab-2-Kerangka-Teori.ppt  http://pgmiunyb.files.wordpress.com/2007/12/teori-hipotesis.ppt  http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/28/laporan-ilmiah/  http://www.google.co.id/imgres?q=ikan+lele+kualitas+buruk&um=1&hl=id&client=firefoxa&rls=org.mozilla:enUS:official&biw=1024&bih=578&tbm=isch&tbnid=yHH0B_1bILrglM:&imgrefurl=http://ikangalo. wordpress.com/2011/08/04/mengatasi-bakteri-aeromonas-pseudomonas-pada-ikanlele/&docid=Ptclruc_tWJIJM&imgurl=http://www.trobos.com/images/artikel/Desember%25252 02010/andalan-air-tawar---aeromon.gif&w=300&h=225&ei=XBcTs_yI4rUrQfL3IGVBA&zoom=1&iact=hc&vpx=82&vpy=147&dur=2418&hovh=180&hovw=240& tx=98&ty=79&sig=103278400962788062240&page=1&tbnh=115&tbnw=123&start=0&ndsp=15 &ved=1t:429,r:0,s:0  http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengolahan_dan_analisis_data.pdf

 Suyanto, Rachmatun. 2001. Budi Daya Ikan Lele. Jakarta:Penebar Swadaya  Kusumawati, Rohana dan Gut Windarsih.2011.PR Biologi. Klaten:Intan Pariwara

21

GLOSARIUM

BIOTA

: keseluruhan flora dan fauna yang terdapat di suatu daerah.

EKSPERIMEN

: percobaan yang bersistem dan berencana untuk menentukan kebenaran suatu teori dan sebagainya

FILUM

: merupakan golongan besar di klasifikasi hewan dan tumbuhan yang mempunyai sifat dasar tertentu,yang masih terbagi menjadi subfilum,ordo,family,genus dan spesies.

NOKTURNAL

: hewan yang melaksanakan segala aktivitas nya pada malam hari.

TOKSISITAS

: berhubungan debgan racun

TENTANG PENULIS          

Nama Kelas Jabatan Asal sekolah Ttg Agama Zodiak Cita- cita Hobi Motto hidup

: : : : : : : : : :

FADHIL KURNIAWAN XA KETUA REDAKSI SMP N 1 SUNGAI RAYA KUBU, 12 AGUSTUS 1996 ISLAM 100% LEO PROFESOR VOLI, FUTSAL, BACA BUKU TIDAK ADA YANG MUSTAHIL DI DUNIA INI JIKA KITA BERUSAHA

    

Idola Alamat Facebook E-mail Twitter

: : : :: :

RASULULLAH SAW, BARCELONA F,C JL. WONODADI 1 [email protected] [email protected] FADHILKURNIAWAN25

22

       

Nama Kelas Jabatan Asal sekolah Ttg Agama Zodiak Cita- cita

: : : : : : : :

MAKMUR SEJATI XA EDITING SMP N 1 SUNGAI RAYA PONTIANAK,08 JULI 1996 ISLAM 1.000 % CANCER AHLI MATEMATIKA DAN PERBINTANGAN

      

Hobi Motto hidup Idola Alamat Facebook E-mail Twitter

: : : : : : :

FACEBOOKAN KAN , BACA BUKU UNTUK MENUJU KEMATIAN RASULULLAH SAW , WESTLIFE GG,BESAR MAKMUR SEJATI ( WESTIFE LOVER’S) [email protected] MAKMUR SEJATI

        

Nama Kelas Jabatan Asal sekolah Ttg Agama Zodiak Cita- cita Hobi

: : : : : : : : :

RAFI RULLYANT CAHYA (RRC) XA DESAIN GRAFIS SMP N 1 SUNGAI RAYA PONTIANAK, 26 JULI 1996 ISLAM 10.000 % GEMINI SUPIR PESAWAT FUTSAL, TENIS MEJA, NONTON, TIDUR

 Motto hidup

:

UNTUK MENJADI CERDAS DENGAN TIDAK MENJADI BODOH

 Idola

:

RASULULLAH SAW , MANCHESTER CITY F.C

 Alamat

:

KOMP. ANGKASA PERMAI

23

Related Documents

Karya Ilmiah
May 2020 42
Karya Ilmiah
December 2019 54
Karya Ilmiah
May 2020 50
Karya Tulis Ilmiah
May 2020 29
Karya Ilmiah Kwu.docx
June 2020 8

More Documents from "Naufal El Ghifary Vanziera"