MAKALAH KERAGAMAN BAHASA GAUL PADA KALANGAN MASYARAKAT. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indoensia yang diampu oleh : Dian Susanti, S.Pd., M.Pd
Disusun oleh: Ghupitri Mujahidah
41151010180165
Raymond Christian
41151010180184
Afris Nadi Pratama
41151010180155
Imam I. Machlas
41151010180175
Feby Hari Prayitno
41151010180137
Hendri Iman A
41151010180124
Fernando Satria P.K
41151010180149
Kelas: NON REG C1-6
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG 2018 -1-
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunianya kami dapat menyusun proposal karya ilmiah ini tanpa suatu halangan apapun. Karya ilmiah ini kami susun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Di samping itu, kami berharap agar proposal karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua orang khususnya para pelajar agar dapat mengetahui atau menambah wawasan tentang pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa indonesia yang baik dan benar di kalangan masyarakat. Selanjutnya saya samapaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dian Susanti, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Antropologi Budaya dan Sosiologi. Saya juga mengucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya. Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu mendatang. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang sudah membaca proposal karya ilmiah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin .
-2-
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………..………………… 1 ABSTRAK….……………………………………………………………….. 2 KATA PENGANTAR …………………………………..…………………. 3 DAFTAR ISI ………………………………………………………..……… 4 BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..………
1.1. Latar Belakang ……………………………………………..…… 5
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………….... 5
1.3. Tujuan …………………………………………………………... 6
1.4. Manfaat ……………………………………………………..…... 6
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………….
2.1. Pengertian Bahasa Gaul..…………………………....…………... 7
2.2. Contoh Penggunaan Bahasa Gaul………..……………………… 7-8
2.3. Contoh Bahasa Gaul……………………………….…………..… 8-9
2.4. Contoh Akulturasi di Indonesia...………………………………... 10-11
BAB III PENELITIAN ………………………………………………………
3.1. Jenis Penelitian …………………………………………………... 10
3.2. Subjek Penelitian…………………………………………………. 10
3.3. Data Penelitian dan Sumber Data………………………………… 10
3.4. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….. 10
3.5. Teknik Analisis Data……………………………………………... 10
BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………………….
4.1. Bahan Penelitian…………………………………….…………..… 11-12
4.2. Hasil Penelitian….……………………………………………….... 12-13
BAB V PENUTUP…………………………………………………………….
5.1. Kesimpulan………………………………………….…………..… 14
5.2. Saran…….....…………………………………………………….... 14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….……….……. 15
-3-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah sesuai dengan kebutuhan penuturnya. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat seseorang berpidato atau berceramah dalam sebuah seminar akan berbeda dengan bahasa yang digunakannya saat mengobrol atau bercengkrama dengan keluarganya. Bahasa itu akan berubah lagi saat ia menawar atau membeli sayuran di pasar. Kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya ini disebut ragam bahasa. Dalam penggunaan bahasa (Indonesia) dikenal berbagai macam ragam bahasa dengan pembagiannya masing-masing, seperti ragam formal-semi formalnonformal; ujarantulisan; jurnalistik; iklan; populer dan ilmiah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) dijelaskan bahwa ilmiah adalah bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang bersifat keilmuan. Sifat keilmuan ini terlihat pula dalam penggunaan bahasanya. Ragam bahasa yang digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa ilmiah.Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam dunia pendidikan. Karena penutur ragam bahasa ini adalah orang yang berpendidikan, bahasa
yang digunakan adalah bahasa
yang dipelajari di
sekolah/institusi pendidikan. Ragam bahasa ini dikenal pula dengan istilah ragam bahasa baku/standar. Menurut Hasan Alwi dkk. (2003: 13—14), ragam bahasa ini memiliki dua ciri, yaitu kemantapan dinamis dan kecendikiawan. Kemantapan dinamis berarti aturan dalam ragam bahasa ini telah berlaku dengan mantap, tetapi bahasa ini tetap terbuka terhadap perubahan (terutama dalam kosakata dan istilah). Ciri kecendikiawan terlihat dalam penataan penggunaan bahasa secara teratur, logis, dan masuk akal. Ragam bahasa ini bersifat kaku dan terikat pada aturan-aturan bahasa yang berlaku. Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa ilmiah. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia baku.
-4-
Tata bahasa Indonesia yang baku meliputi penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sesuai dengan ragam bahasanya, aturan-aturan ini mengikat penggunaan bahasa dalam karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah terbagi menjadi enam jenis, yaitu skripsi, tesis, disertasi (tugas akhir dalam pendidikan tinggi); laporan penelitian; makalah seminar; artikel ilmiah; makalah; dan laporan eksekutif. Pembahasan karya tulis ilmiah dalam tulisan ini akan difokuskan pada artikel ilmiah. Pemilihan ini dilakukan dengan dasar pemikiran artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal/ majalah ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang sudah dipublikasikan.
1.2. RUMUSAN MASALAH Penggunaan bahasa ilmiah diikuti dengan tuntutan mengikuti kaidah tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang baku. Namun, ada pula penulis artikel ilmiah yang menggunakan susunan kalimat kurang baku Ada dua rumusan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini. Rumusan masalah tersebut adalah bagaimana ciri penggunaan bahasa ilmiah yang baik? Bagaimana implementasi penggunaan tata bahasa Indonesia pada artikel ilmiah?
1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan ciri-ciri bahasa ilmiah dalam karya tulis ilmiah, khususnya artikel ilmiah, serta melihat implementasi penggunaan tata bahasa Indonesia dalam artikel ilmiah.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Tulisan ini diharapkan dapat membantu memberi gambaran mengenai bahasa ilmiah. Analisis ini dapat digunakan sebagai acuan para penulis artikel untuk menulis dengan menggunakan tata bahasa yang baku. -5-
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Format Penulisan Artikel ilmiah merupakan tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Setiap jurnal memiliki syarat penyajian tulisan yang berbeda-beda. Walaupun begitu, unsur-unsur tulisan yang biasa dapat ditemui adalah abstrak, kata kunci, pendahuluan (latar belakang, tujuan, masalah penelitian, dan metode penelitian), batang tubuh (hasil dan pembahasan penelitian), dan kesimpulan. Karena keterbatasan tempat dalam jurnal ilmiah, pembatasan jumlah halaman dalam artikel ilmiah berlaku ketat. Tiap bidang ilmu mempunyai konvensi naskah yang berbeda-beda. Namun secara umum, pembagian dalam sebuah kerangka pikiran (tulisan maupun ujaran) terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Setiap bagian tersebut berkaitan satu sama lain sehingga membangun satu kepaduan yang utuh. Secara tradisional, bidang ilmu dibagi menjadi ilmu alam dan sosial. Jika diperhatikan, ada perbedaan format penulisan pada karya tulis ilmiah dua bidang ilmu ini. Ilmu alam menggunakan alam sebagai objek penelitiannya. Dalam penulisan karya tulis ilmiah bidang ilmu alam, langkah-langkah penelitian dicantumkan secara terperinci sehingga keteraturan/ urutan penulisan terlihat secara eksplisit. Berbeda dengan ilmu alam, ilmu sosial menggunakan perilaku manusia sebagai objek penelitiannya. Oleh karena itu, dalam karya tulis ilmiah bidang sosial, pembahasan penelitian disajikan dalam bentuk penggambaran (deskriptif).
2.2 Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata atau diksi dalam sebuah karya tulis ilmiah akan mempengaruhi kesan dan makna yang ditimbulkan. Hal ini merupakan salah satu unsur dalam artikel ilmiah. Pemilihan kata dalam satu ragam bahasa berkaitan dengan ketepatan pemilihan kata dan kesesuaian pemilihan kata. Menurut Gorys Keraf (2005: 87), ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan menggunakan kata secara tepat yang berarti menggunakan kata sesuai dengan makna yang ingin dicapai. Sementara itu, kesesuaian pemilihan kata berkaitan dengan suasana dan lingkungan berbahasa. Dalam artikel ilmiah, suasana dan lingkungan bahasa yang digunakan adalah formal -6-
dengan bahasa standar/baku. Dalam makalah ini, dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan ketepatan dan kesesuaian pemilihan kata dalam artikel ilmiah, yaitu: 1. Sinonim a. air kencing—air pipis—air seni—urin Air kencing adik berwarna keruh. Air pipis adik berwarna keruh. Air seni adik berwarna keruh. Urin adik berwarna keruh. Sinonim merujuk pada kata-kata dengan makna yang (hampir) serupa. Pada contoh penggunaan sinonim di atas, bahasa yang standar (baku) adalah air seni dan atau urin (dalam bidang kedokteran). b. mengemukakan—mengatakan—menyuarakan. Ia mengemukakan pendapatnya. Ia mengatakan pendapatnya. Ia menyuarakan pendapatnya. Untuk menhindari kebosanan karena menggunakan kata yang itu-itu saja, dapat dipilih sinonim yang penggunaannya tepat (sesuai konteks) 2. Kata umum—kata khusus Kendaraan—Kendaraan bermotor—Kendaraan (bermotor) umum—Angkot a. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan dianggap berhasil. b. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan bermotor dianggap berhasil. c. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan umum dianggap berhasil. d. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan angkot dianggap berhasil. Setiap kata yang digunakan pada kalimat-kalimat di atas, semakin lama semakin khusus. Hal ini terlihat dari semakin khusus (sempit) makna yang digunakan pada kata-kata di atas (sesuai urutannya). Kata yang semakin sempit tujuannya itulah yang disebut dengan kata khusus. 3. Kata indria Kata indria merupakan kata yang menunjukkan perasaan/ pengalaman dengan pancaindra, seperti panas, manis, keras, apak, desing, dan mengilat. Penggunaan kata-
-7-
kata indria ini dapat saling tumpang tindih. Gejala seperti ini disebut dengan sinestesia. Perhatikan contoh berikut. a. Ibu membuat teh manis. b. Gadis itu manis sekali. 4. Kelangsungan pilihan kata Kelangsungan pilihan kata berkaitan kata demi kata yang dipilih sehingga dapat menyampaikan gagasan secara tepat, efektif, dan efisien. Hal ini menyangkut penghamburan kata, ambiguitas makna, kesalahan ejaan, dsb. Perhatikan contoh-contoh berikut: SALAH
BENAR
Praktek
Praktik
Analisa
Analisis
Merubah
Mengubah
Multi media
Multimedia
Dia punya nama
Namanya
Banyak para ibu
Banyak ibu/para ibu
5. Istilah dan jargon Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu tertentu. Sementara itu, jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya (Keraf, 2005: 107). Antara istilah dan jargon, terdapat ketumpangtindihan makna. Pada dasarnya, jargon merupakan bahasa atau kata yang khusus sekali. 6. Kata populer dan ilmiah Kata populer adalah kata yang lazim digunakan oleh masyarakat luas dalam kegiatan sehari-hari. Kata ini tentu berbeda dengan kata ilmiah yang merujuk pada bahasa ilmiah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:. a. orang sakit—pasien (kata populer—kata ilmiah) b. pecahan—fraksi (kata populer—kata ilmiah) c. kolot—konservatif (kata populer—kata ilmiah) -8-
7. Kata slang Kata slang adalah kata yang digunakan pada ragam percakapan yang khas. Misalnya, bahasa gaul. Bahasa seperti ini tidak bisa digunakan dalam karya tulis ilmiah karena merupakan bahasa nonstandar. 8. Idiom Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna-makna yang membentuknya (Keraf, 2005: 109) Contohnya, makan garam, banting tulang. Selain itu, dalam menulis karya tulis ilmiah perhatikan pula penggunaan kata depan yang dilekatkan secara idiomatis pada kata kerja tertentu, seperti berbahaya bagi, selaras dengan, terdiri atas. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Perilaku Remaja ini berkaitan dengan suatu gejala kebahasaan yang sifatnya alamiah. Artinya data yang dikumpulkan berasal dari lingkungan nyata dan situasi apa adanya, yaitu dialog antartokoh dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hal ini disebabkan oleh karena data yang terkumpul dan dianalisis dipaparkan secara deskriptif . Dalam penelitian ini, data yang terkumpul berupa kata-kata dan dalam bukan dalam bentuk angka. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. 3.2 Subjek Penelitian Berkaitan dengan hal di atas, yang dikaji dalam penelitian ini adalah Keragaman Bahasa Gaul pada kalangan Masyarakat. Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah warga khususnya remaja di kota Bandung ketika berdialog. 3.3 Data Penelitian dan Sumber Data
-9-
Data dari penelitian ini berupa kata yang digunakan dalam berkomunikasi antar satu tokoh dengan tokoh yang lainnya. Sumber data dari penelitian ini adalah percakapan antartokoh sebagai interaksi komunikasi. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi sebagai teknik utama. Observasi dilakukan dengan cara mendengar-mencatat, yaitu peneliti mencatat data bahasa dan konteksnya.
3.5 Teknik Analisis Data Teknik deskriptif yang dipakai dalam penelitian ini menghasilkan analisis data, yaitu: 1) Menganalisis pemakaian bahasa gaul dalam pada kalangan masyarakat. Pemakaian bahasa gaul tersebut meliputi : ·
Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Bahan Penelitian Dalam era globalisasi ini, penggunaan Bahasa Indonesia baku yang diplesetkan sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ya, biasanya disebut dengan bahasa alay, bahasa prokem atau bahasa gaul. Bahasa seperti ini sudah umum digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan remaja. Sebagaimana dengan para remaja dan juga beberapa warga Kota Bandung yang telah kami ajukan beberapa pertanyaan mengenai keragaman bahasa gaul yang menjadi alat komunikasi sehari-hari. Ada beberapa pertanyaan yang kami ajukan sebagai landasan dasar atau rumusan masalah untuk observasi kami ini, beberapa pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Bahasa apa yang sering digunakan oleh kalian untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari? Pada pertanyaan tersebut di atas, kami menanyakan bahasa sehari-hari yang dipakai untuk berkomunikasi. Hampir semua masyarakat menjawab bahwa mereka lebih terbiasa untuk berbicara bahasa daerah mereka yaitu bahasa Sunda yang terkadang dicampuradukkan dengan bahasa yang tidak baku atau sering disebut dengan bahasa gaul. -10-
2) Mengapa bahasa gaul lebih mendominasi dibandingkan dengan bahasa Indonesia? Warga mengatakan bahwa bahasa gaul lebih sering terdengar dalam percakapan yang terjadi di antara warga. Sehingga acapkali bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dianggap dapat digunakan ketika waktu tertentu saja. Seperti yang terjadi saat ini, dimana kami sedang mewawancarainya maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Sedangkan para remaja menjawab dikarenakan bahasa gaul itu : 1. Gokil atau lucu, 2. Gaul karena sedang menjadi tren, 3. Bisa menambah keakraban diantara sesama 4. Sudah menjadi kebiasaan, dan lain-lain. 3) Siapa yang pertama kali membawa atau menerapkan bahasa gaul di daerah ini? Bahasa gaul sendiri masuk atau mulai berkembang tanpa ada seseorang yang membawa atau menerapkannya. Karena faktor pergaulan remaja yang mungkin menjadi sumber utama bahasa gaul itu muncul. Ditambah lagi dengan caanggihnya media sosial yang membuat bahasa gaul lebih mudah dipahami. 4) Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa gaul di kalangan warga saat ini? Mereka menjawab, mungkin disebabkan karena lingkungan sekolah mereka yaitu pada kalangan remaja yang sudah terdominasi dengan bahasa-bahasa gaul tersebut. Karena untuk sekarang bahasa gaul pun dapat diperoleh dari berbagai media sosial. 5) Mengapa tidak suka memakai Bahasa Indonesia yang baik dan benar? Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar itu terlalu formal dan kurang sesuai dengan kebiasaan dan kenyamanan mereka, sedari kecil mereka tidak dibiasakan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, bagi mereka, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar termasuk ketinggalan zaman. Namun ada pula yang berpendapat positif bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar lebih sopan dan patut mereka gunakan sebagai bahasa pemersatu antara bahasa yang satu dengan lainnya. Bahasa trend seperti ini sebenarnya sudah menyalahi aturan pemakaian bahasa Indonesia yang benar. Kesalahan itu terlihat jelas pada ejaan dan pelafalan kata. Misalnya, kata cemungud (semangat) yang seharusnya ditulis semangat. Bahasa yang -11-
katanya disebut gaul seperti ini tidak sepenuhnya diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Bahkan mungkin hanya kalangan anak muda saja yang mengerti. Oleh sebab itu, ketika akan menggunakan bahasa seperti ini sebaiknya dipertimbangkan kembali. 6) Bagaimana agar bahasa Indoenesia menjadi bahasa sehari-hari tanpa terpengaruh eksistensi bahasa gaul? Bahwa perlu dibiasakan dalam kegaitan sehari-hari penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar juga mengurangi adanya bahasa gaul di dalam percakapan tersebut (percakapan sehari-hari).
4.2. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, ada beberapa pertanyaan yang kami ajukan pada beberapa warga dan juga remaja di daerah Kota Bandung: Jumlah Narasumber: 20 orang No 1
Pertanyaan Apakah kamu sudah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari?
2
Apakah kamu memahami kosa kata bahasa gaul?
3
Apakah bahasa gaul lebih mudah dipahami sebagi bahasa komunikasi sehari-hari?
4
Apakah kamu merasa kesulitan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar?
5
Apakah kamu lebih nyaman menggunakan bahasa gaul dibandingkan Bahasa Indonesia?
6
Menjawab
Menjawab
Ya
Tidak
10 orang
10 orang
15 orang
5 orang
12 orang
8 orang
10 orang
10 orang
12 orang
8 orang
10 orang
10 orang
Apakah bahasa gaul memiliki dampak negatif pada bahasa asli kita, yaitu Bahasa Indonesia?
Berdasarkan wawancara, yang berkata “ya” lebih banyak dibandingkan yang berkata “tidak”, ini benar-benar menunjukkan bahwa penggunaan bahasa gaul jauh mendominasi dibandingkan dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar yang sudah benarbenar minim dan kurang diminati oleh generasi muda. -12-
Dalam penelitian ini pula kami mendapati beberapa kata yang ditemukan dalam percakapan para remaja juga orang dewasa di kegiatan sehari-harinya: No.
Bahasa Gaul
Terjemahan
1.
Sans
Santai
2.
Mager
Males gerak (malas untuk berbuat sesuatu)
3.
Komuk
Muka/Wajah
4.
Baper
Bawa perasaan
5.
Kuy
Yuk (Ajakan)
6.
Gercep
Gerak cepat (dalam melakukan suatu hal)
7.
Panutanqu
Sebutan untuk para idola, dengan tujuan untuk bersenangsenang.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Jadi, keberadaan bahasa gaul memang sangat mengganggu eksistensi bahasa Indonesia. Namun disisi lain kita tidak bisa mencegahnya apalagi dikalangan anak-anak dan remaja karena perkembangan psikologis keduanya menuntut mereka agar diakui di masyarakat dan salah satunya dengan mengikuti tren bahasa gaul itu sendiri. Oleh karena itu perkembangan bahasa gaul tidak dapat dicegah tetapi dapat diminimalisir jika kita kembali meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia itu sendiri.
5.2. Saran 1. Hendaknya lebih diadakan pemahaman yang lebih kepada anak-anak dan remaja. 2. Mulailah dari diri sendiri untuk membudidayakan bahasa
Indonesia, dan meningkatkan
kembali eksistensinya. 3. Menyelenggarakan penyuluhan mengenai pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar bagi generasi muda serta bagi orang tua dan guru-guru di sekolah hendaknya membiasakan diri untuk mengajak anak/siswa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
-13-
DAFTAR PUSTAKA Jemi, 2016. “Proposal Penelitian Bahasa Gaul” (http://benidiktusjemi.blogspot.com/2016/06/proposal-penelitian-bahasa-gaul.html , diakses Desember 2018) Venus, Vio. 2017. “Karya Ilmiah Penggunaan Bahasa” (http://viovenus.blogspot.com/2017/03/karya-tulis-ilmiah-penggunaan-bahasa.html , diakses Desember 2018)
-14-