Kartu Konseling Zaza.docx

  • Uploaded by: Dea Ariyani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kartu Konseling Zaza.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,479
  • Pages: 19
KONSELING INDIVIDUAL “KARTU KONSELING”

DI SUSUN OLEH : Zaza Aulia Syafirda (A1L016073) DOSEN PEMBIMBING : Vira Afriyati,M.Pd.,Kons.

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU TAHUN 2018

LAPORAN KEGIATAN KONSELING PERORANGAN DALAM KELOMPOK KECIL Laporan Kegiatan Konseling 1 Hari/Tanggal

: Rabu, 25 April 2018

Dosen Pembimbing

: Vira Afriyati,M.Pd.,Kons.

“Klien mengetuk pintu” Klien

: “Assalamu’alaikum ”

Konselor

: ”Wa’alaikumsalam,silahkan masuk.”(Konselor membuka pintu dan tersenyum,lalu mempersilahkan masuk dan mempersilahkan klien duduk).

Konselor

: “Sebelumnya ananda dari mana ?”

Klien

: “Dari rumah buk.”

Konselor

: “Owh,iya,sebelumnya perkenalkan nama ibu Zaza Aulia Syafirda,bisa ananda panggil buk zaza. Ananda namanya siapa ?”

Klien

: “Arsita Rahmi buk,bisa di panggil sita atau ita buk.”

Konselor

: “Ibuk panggil sita aja nggak papa ya ?”

Klien

: “Iya nggak papa buk.”

Konselor

: “Sebelumnya terima kasih ya nak sita sudah mau mencari ibuk kesini.Sebelumnya apakah nak sita sudah pernah konseling ?”

Klien

: “Belum pernah buk.”

Konselor

: “Owh,jadi belum pernah ya,baiklah nak sita,jadi konseling itu seperti yang kita laksanakan sekarang ini,disini ibuk sebagai konselor dan nak sita sebagai klien,nanti nak sita akan menceritakan kepada ibuk apapun yang sedang nak sita rasakan,nak sita fikirkan,dan nak sita alami.Tujuannya untuk agar setelah ini hidup nak sita lebih bahagia,lebih nyaman dan kehidupan sehari-hari nak sita menjadi lebih damai.(Konselor diam

sejenak,untuk melihat apakah klien mengerti atau tidak) nak sita jangan khawatir,ibu tidak akan menceritakan apapun yang nak sita sampaikan kepada ibuk kepada orang lain.Nah,ibu kan belum tau apa yang sedang nak sita rasakan,nak sita fikirkan,dan nak sita alami,jadi nak sita harus terbuka dan sukarela mengutarakan semuanya kepada ibu dan jangan ragu-ragu.Nak sita juga harus aktif dalam menyampaikan apa yang sedang nak sita fikirkan.Apakah nak sita sudah mengerti ?” Klien

: “Iya buk,mengerti.”

Konselor

: “Nah,sekarang apa nih yang sedang nak sita rasakan ?”

Klien

: “Jadi begini buk,sita tidak suka karena teman sita suka mengikuti gaya sita buk.”

Konselor

: “Memangnya teman nak sita suka mengikuti gaya nak sita itu seperti apa ?”

Klien

: “Banyak buk,misalnya kalo sita beli baju model ini,beli boneka,beli bedak,pasti nggak lama dia juga beli apa yang sita beli buk,terus dia juga sering ngikutin gaya hijab sita juga buk.”

Konselor

: “Owh,jadi begitu ya.Memangnya sejak kapan nak sita mengenal teman nak sita itu ?”

Klien

: “Sita kenal sama dia sejak dua tahun yang lalu buk,sita bisa kenal dia karena dia temenan sama temen sita buk,tapi kalo akrabnya baru satu tahun ini buk.”

Konselor

: “Jadi sudah cukup lama ya nak sita mengenal teman nak sita itu.Lalu, Bagaimana nak sita bisa tau kalau teman nak situ mengikuti gaya nak sita ?”

Klien

: “Sita tau karena dia sendiri yang memberitahu sita bahwa dia akan membeli barang yang sita beli juga bu,eh ternyata nggak lama dia bener-bener beli barang yang sita beli buk.Dan sita kesal buk sama teman sita itu,karena mengikuti gaya sita.”

Konselor

: “Mmm,jadi sekarang nak sita sedang marah karena terganggu oleh teman nak sita yang mengikuti gaya nak sita.”

Klien

: “Iya buk,sita kesal sekali.”

Konselor

: “Lalu,apa yang menyebabkan nak sita marah dan kesal karena teman nak sita mengikuti gaya nak sita ?”

Klien

: “Karena sita nggak suka teman sita mengikuti gaya dan barang apa yang sita beli buk,harusnya teman sita itu mandiri buk tanpa harus mengikuti gaya sita.”

Konselor

: “Baiklah,ibu mengerti bahwa nak sita sedang marah dan kesal sama teman nak sita.Lalu,apa yang sudah nak sita lakukan agar teman nak sita itu tidak mengikuti gaya nak sita lagi ?”

Klien

: “Buk,maaf sebelumnya,bisa tidak kalau konseling hari ini kita lanjutkan besok,soalnya sita ada jam kuliah jam 01.00 ini buk.”

Konselor

: “Owh,jadi sita ada jam kuliah lagi ya siang ini,iya bisa nak,karena besok ibuk tidak ada kegiatan lain,jadi ibuk ada dirumah,kira-kira jam berapa sita akan datang kembali besok ?”

Klien

: “Makasih ya buk,sita akan dating kembali besok kesini jam 01.00 siang buk,bagaimana buk ?”

Konselor

: “Baiklah sita,besok ibuk tunggu jam 01.00 siang ya.”

Klien

: “Baiklah buk,sampai ketemu besok ya buk,sita pamit pulang ya buk.Assalamu’alaikum.”

Konselor

: “Iya sita,Wa’alaikumsalam,hati-hati di jalan ya sita.”(Konselor mengiringi klien keluar ruangan dan menutup pintu kembali).

LAPORAN KEGIATAN

KONSELING PERORANGAN DALAM KELOMPOK KECIL Laporan Kegiatan Konseling 2 Hari/Tanggal

: Kamis, 26 April 2018

Dosen Pembimbing

: Vira Afriyati,M.Pd.,Kons.

“Keesokan harinya.” Konselor

: “Senang sekali ibuk bisa berjumpa kembali dengan sita untuk melanjutkan konseling kita yang tertunda kemarin.”

Klien

: “Iya bu,sita juga senang bertemu ibuk kembali untuk menyelesaikan cerita sita yang kemarin.”

Konselor

: “Baiklah,kita lanjutkan kembali ya sita.Nah,jadi apa yang sudah nak sita lakukan agar teman nak sita itu tidak mengikuti gaya nak sita lagi ?”

Klien

: “Sita kan nggak berani buk mau ngomong langsung sama teman sita,soalnya nggak enak,jadi sita ngomong sama teman sita yang juga temannya dia kalau sita nggak suka kalau dia ngikutin gaya sita dan barang-barang yang sita beli.Tapi ternyata teman sita itu masih juga tetap ngikutin gaya sita dan barang-barang yang sita beli bu.”

Konselor

: “Hmm,jadi seperti itu ya,mungkin teman sita masih saja mengikuti gaya dan barang- barang yang sita beli karena sita tidak pernah mengatakan kalau sita tidak suka perilakunya yang seperti itu secara langsung.”

Klien

: “Yaa,mungkin saja buk,sita sebenarnya sangat ingin mengatakannya secara langsung kepada teman sita itu buk,tapi sita sangat takut buk,sita tidak enak sama teman sita buk,tapi sita juga kesal kalau dia tidak juga berubah dan berhenti mengikuti gaya dan barang yang sita beli.”

Konselor

: ”Nah,baiklah sita,ibuk punya satu teknik yaitu kursi kosong,sepertinya teknik ini cocok dengan apa yang sedang nak sita alami sekarang,dan bisa

membantu menyelesaikannya,yaitu membantu sita agar bisa berbicara langsung pada teman sita itu.Bagaimana? apakah sita mau mencobanya ?” Klien

: ”Kalau memang bisa membuat sita menjadi berani bicara pada teman sita itu,sita mau mencobanya buk.”

Konselor

: ”Baiklah sita,ini kursi kosongnya,nanti sita silahkan merengkan kursi sita mengarah kursi kosong ini,dan anggap yang duduk di kursi kosong ini adalah teman sita itu,lalu katakan apa yang akan sita katakana padanya agar dia tidak mengikuti gaya dan barang yang sita beli.”

Klien

: “Baiklah buk.” “W*l*n,aku mau bicara sama kamu,aku cuma mau bilang kalau aku gak suka kamu selalu nurutin gaya pakaian aku,gaya jilbab aku,dan juga setiap aku beli barang,nggak lama pasti kamu juga beli barang yang sama,aku rishi kamu ngikut-ngikut aku terus,cobalah buat kreatif tanpa harus nurutin gaya orang lain.” (Sita mempraktekkan bagaiman dia akan berbicara pada temannya).

Konselor

: “Nah,bagaimana sita,kalau cara berbicara sita kepada teman sita seperti itu,apakah teman sita mau berubah dan tidak mengikuti gaya dan barang yang sita beli ?”

Klien

: ”Hmm,mungkin saja sih buk,tapi apa menurut ibu sudah benar yang sita katakan itu bu ?”

Konselor

: “ Menurut ibuk,ada baiknya sebelumnya sita katakan sita meminta maaf pada teman sita jika nanti sita akan mengucapkan kata-kata yang membuatnya tersinggung.Lalu sita katakana sita sedikit teranggung karena selama sita perhatikan,teman sita itu sering mengikuti gaya berpakaian,gaya hijab,sampai barang yang sita beli.Jadi sita minta tolong agar teman sita itu menjadi dirinya sendiri tanpa harus mengikuti gaya

sita.Coba sita ulangi kembali seperti tadi tapi dengan cara berbicara yang beda seperti yang ibuk tunjukkan pada sita tadi.” Klien

: “Baiklah bu. W*l*n,maaf sebelumnya,aku mau ngomong sama kamu,beberapa lama ini aku perhatiin,kamu kayakny sering ngikutin gaya berpakaian,gaya hijab sampe barang yang aku beli,dan aku agak terganggu,bisa nggak kalo kamu jadi diri sendiri dengan gaya kamu tanpa harus ngikutin gaya aku ?”

Konselor

: “Nah,bagaimana menurut sita ? lebih baik sita berbicara pada teman sita seperti yang barusan sita praktekkan atau yang tadi ?”

Klien

: “Menurut sita lebih baik yang barusan sita praktekkan bu,karena terkesan lebih sopan dan tidak menyinggung perasaannya buk.”

Konselor

: “Nah,jadi sekarang sita tidak takut lagi kan berbicara pada teman sita itu ?”

Klien

: “Iya buk,sepertinya sita tidak takut lagi untuk berbicara dengan teman sita itu.”

Konselor

: “Jadi,kapan sita akan berbicara pada teman sita itu ?”

Klien

: “Secepatnya bu,kalau bisa hari ini juga sita akan mengatakannya pada teman sita itu buk.”

Konselor

: “Baiklah,jadi apa yang sita dapatkan setelah konseling ini ?”

Klien

: “Sita jadi bisa mendapat jalan keluar dari uneg-uneg sita selama ini buk,sita juga jadi bisa belajar berani berbicara pada teman sita itu buk.”

Konselor

: “ Bagaimana perasaan sita setelah konseling dengan ibuk ?”

Klien

: “Sita jadi lega buk karena telah menceritakan apa yang sita fikirkan kepada ibuk.”

Konselor

: “Syukurlah yah kalau begitu,baiklah terimakasih ya sita sudah mau datang kesini dan memilih ibuk untuk menceritakan apa yang sedang sita rasakan,fikirkan,dan sita alami.Ibu do’akan semoga apa yang sita

rencanakan setelah ini berhasil ya,dan hidup sita menjadi lebih bahagia.” Klien

: “Baiklah buk,terima kasih banyak ya buk.Kalau sita mau bercerita lagi sama ibuk boleh kan buk ?”

Konselor

: “Tentu boleh sekali,tapi sita hubungi ibuk terlebih dahulu ya,takutnya ibuk ada kegiatan lain.”

Klien

: “Baiklah buk,nanti kalau sita mau kesini lagi sita akan menghubungi ibuk terlebih dahulu.Kalau begitu sita pamit pulang ya buk,Assalamu’alaikum.”(Sita berdiri,lalu bersalaman dengan konselor,dan berjalan keluar ruangan)

Konselor

: “Wa’alaikumsalam,hati-hati dijalan ya sita.”(Konselor mengiringi klien keluar ruangan dan menutup pintu kembali).

LAPORAN KEGIATAN

KONSELING PERORANGAN DALAM KELOMPOK KECIL Laporan Kegiatan Konseling 3 Hari/Tanggal

: Jum’at,25 Mei 2018.

Dosen Pembimbing

: Vira Afriyati,M.Pd.,Kons.

“Klien mengetuk pintu” Klien

: “Assalamu’alaikum buk”

Konselor

: ”Wa’alaikumsalam,eh nak sita,silahkan masuk nak.”(Konselor membuka pintu dan tersenyum,lalu mempersilahkan masuk dan mempersilahkan klien duduk).

Konselor

: “Sebelumnya sita darimana ?”

Klien

: “Dari kampus buk.”

Konselor

: “Owh,dari kampus ya,apakah sita tidak ada jam kuliah lagi setelah ini ?”

Klien

: “Kebetulan sita ada jam kuliah lagi buk pukul 02.00 siang ini,tapi sita sangat ingin menceritakan uneg-uneg sita pada ibuk hari ini juga buk.”

Konselor

: “Sebelumnya ibu berterima kasih sekali ya sita sudah mau datang kembali pada ibuk untuk menyampaikan apa yang sedang sita rasakan,fikirkan,dan sita alami.Nah,kalau memang sita ada jam kuliah jam 02.00 siang ini,dan sangat ingin menceritakan uneg-uneg sita pada ibuk hari ini juga,ya tidak papa sita sampaikan saja,jika nanti belum selesai saat hampir pukul 02.00 siang,kita lanjutkan kembali di pertemuan berikutnya,bagaimana sita ?”

Klien

: “Wah,terimakasih banyak ya buk.Iya buk,sita setuju seperti yang ibuk katakan.Ibuk sangat mengerti sita,maaf ya buk kalau sita datang pada ibuk merepotkan ibuk.”

Konselor

: “Iya tidak papa sita,nah,jdi apa nih yang sedang sita fikirkan ?”

Klien

: “Begini buk,sita merasa kalau kelurga sita itu tidak seperti keluarga teman teman sita buk.”

Konselor

: “Apa yang membuat sita merasa begitu ?”

Klien

: “Ya,sita merasa keluarga sita itu cuek buk,selalu memikirkan dirinya sendiri.”

Konselor

: “Kenapa sita merasa keluarga sita cuek dan selalu memikirkan dirinya sendiri ?”

Klien

: “Soalnya keluarga sita itu tidak pernah perhatian pada sita dan tidak peduli sama sita buk.”

Konselor

: “Memangnya sejak kapan keluarga sita seperti itu ?”

Klien

: “Sejak kelas 1 SMP sampai sekarang buk.”

Konselor

: “Wah,sudah cukup lama ya.Memangnya keluarga teman sita itu seperti apa sampai sita menganggap demikian ?”

Klien

: “Teman sita itu keluarganya sangat peduli buk,dia selalu di telfon dan ditanyakan kabarnya sama orang tuanya,tapi sita tidak pernah buk,sita kan juga mau diperhatikan keluarga sita seperti teman sita itu.”

Konselor

: “Jadi sekarang sita merasa sedih karena teman sita lebih diperhatikan oleh keluarganya daripada sita.”

Klien

: “Iya buk.”

Konselor

: “Apa yang sudah sita lakukan agar keluarga sita menjadi perhatian dan peduli pada sita ?”

Klien

: “Yang sita lakukan,ya sita menegur sapa keluarga sita lebih dulu buk,dan kalau sita diperintah,langsung sita kerjakan buk.”

Konselor

: “Owh,bagus sekali ya usaha sita ini.”

Klien

: “Terimakasih buk.”

Konselor

: “Nah,sekarang sudah pukul 02.30 siang nak,apakah sita mau melanjutkan kembali atau dilanjutkan besok,karena tadi kata sita ada jam kuliah pukul 02.00 siang ini.

Klien sita

: “Owh iyaya buk,sita sampe lupa.Gimana kalo di lanjutin besok buk ? besok

kesini lagi ya buk,ibuk ada dirumah kan besok buk ? Konselor

: “Baiklah sita,kita lanjutkan besok ya,ibuk ada kok besok dirumah.”

Klien soalnya.”

: “Baiklah buk,kalau begitu sita pamit pulang ya buk,takut nanti telat

Konselor

: “Iya sita,hati-hati dijalan ya nak.”

Klien

: “ Makasih buk.Assalamualaikum.”

Konselor menutup

: “Wa’alaikumsalam.” .”(Konselor mengiringi klien keluar ruangan dan

pintu kembali).

LAPORAN KEGIATAN KONSELING PERORANGAN DALAM KELOMPOK KECIL Laporan Kegiatan Konseling 4 Hari/Tanggal

: Sabtu,26 Mei 2018.

Dosen Pembimbing

: Vira Afriyati,M.Pd.,Kons.

Keesokan harinya… Klien

: “Assalamu’alaikum buk.”

Konselor

: “Waalaikumsalam,eh sita,masuk nak.”

Klien

: “Begini buk,sita datang kesini mau melanjutkan yang kemarin buk.”

Konselor

: “Owh iya sita,kalau begitu kita lanjutkan ya?”

Klien

: “Iya buk.”

Konselor

: “Kemarin kan sita mengatakan sudah melakukan usaha agar keluarga sita berubah menjadi perhatian dan peduli pada sita dengan menegur sapa keluarga sita lebih dulu,dan kalau kalau sita diperintah,langsung sita kerjakan.Lalu,setelah sita melakukan usaha tersebut,apakah ada perubahan dari keluarga sita ?”

Klien masih

: “Ada sih buk,tapi sedikit,keluarga sita mulai sedikit terbuka pada sita,tapi

saja tetap tidak perduli pada sita buk,sita juga bingung harus bagaimana lagi buk.” Konselor

: “Hmm,jadi begitu ya,jadi sekarang sita bingung bagaimana cara menghadapi keluarga sita agar mau perhatian dan peduli pada sita ya ?”

Klien

: “Iya buk,makanya sita datang kesini untuk memint bantuan dan bimbingan

ibu agar bisa keluar dari masalah sita ini buk,atau mungkin ibuk ada saran gitu untuk permasalahan sita ini” Konselor

: “Baiklah sita,ibuk akan mencoba membantu sita menyelesaikan keluhan sita pada ibuk ya.”

Klien

: “Iya buk,jadi sita harus bagaimana buk ?”

Konselor

: “Menurut ibuk,usaha yang sita lakukan itu sudah benar,mungkin keluarga sita butuh waktu untuk merubah perilaku mereka terhadap sita.Mungkin sita harus lebih sering menghubungi orang tua sita terlebih dahulu.Lalu juga,mungkin ada alasan kenapa keluarga sita seperti itu,jadi sita tanyakan kenapa keluarga sita kurang perhatian dan peduli pada sita dan mengatakan secara baik-baik kepada keluarga sita tentang keinginan sita,yaitu sita ingin sekali keluarga sita itu lebih peduli dan memperhatikan sita,karena sita sangat butuh perhatian dan semangat dari keluarga sita.Dan sita juga tidak perlu merasa iri atau merasa keluarga sita berbeda dengan keluarga teman sita ya,karena setiap keluarga pasti punya keluhannya masing,maka dari itu,sita harus menyelesaiaknnya sebagai anggota keluarga.Bagaimana sita ?

Klien

: “Jadi sita harus lebih sabar dan mencoba membicarakannya kepada keluarga sita buk ?”

Konselor

: “Iya,sita bisa melakukannya ?”

Klien

: “Insya Allah bisa buk.”

Konselor

: “Nah,bagus sekali sita.Jadi,apa yang sita dapatkan setelah konseling ini ?”

Klien

: “Sita jadi bisa lebih sabar untuk menghadapi masalah di keluarga sita buk,sita juga tau apa yang harus sita lakukan agar keluarga sita lebih memperhatikan dan peduli pada sita.”

Konselor

: “Nah,lalu bagaimana perasaan sita setelah konseling dengan ibuk ?”

Klien

: “Sita nyaman konseling sama ibuk,dan merasa lega karena telah menceritakan hal yang membuat sita terbebani buk.”

Konselor

: “Nah,jadi kapan nih sita akan melaksanakan komitmen yang sudah sita buat tadi ?”

Klien

: “Kalau bisa setelah pulang dari sini sita akan melaksanakannya buk,soalnya sita sudah sangat ingin mengatakannya pada keluarga sita buk.”

Konselor

: “Wah,bagus seklai ya,sita mau bergerak cepat.Baiklah sita,ibu turut mendo’akan semoga sita bisa cepat memperbaiki hubungan sita dengan keluarga lalu semoga hidup sita semakin bahagia dan nyaman setelah konseling ini.”

Klien

: “Baiklah buk,sita juga mengucapkan terimakasih banyak pada ibuk karena sudah mau mendengarkan cerita sita dan membimbing sita untuk menyelesaikan keluhan sita.”

Konselor

: “Baiklah sita,sama-sama.”

Klien

: “Kalau begitu sita pamit pulang dulu ya buk.Assalamu’laikum.”

Konselor keluar

: “Iya sita,hati-hati dijalan.Wa’alaikumsalam.”(Konselor mengiringi klien

ruangan dan menutup pintu kembali).

LAPORAN KEGIATAN KONSELING PERORANGAN DALAM KELOMPOK KECIL Laporan Kegiatan Konseling 5 Hari/Tanggal

: Senin,28 Mei 2018.

Dosen Pembimbing

: Vira Afriyati,M.Pd.,Kons.

“Klien mengetuk pintu” Klien

: “Assalamu’alaikum buk”

Konselor

: ”Wa’alaikumsalam,eh nak sita,silahkan masuk nak.”(Konselor membuka pintu dan tersenyum,lalu mempersilahkan masuk dan mempersilahkan klien duduk).

Konselor

: “Bagaimana kabarnya nak ?”

Klien

: “Sita kurang baik buk.”

Konselor

: “Loh,kenapa nak ?”

Klien

: “Sita lagi ada masalah buk.”

Konselor

: “Apa itu ? coba di sharing sama ibuk,siapa tahu kita bisa menyelesaikannya sama-sama.”

Klien

: “Jadi begini buk,sita tuh kesel dan sedih buk.”

Konselor

: “Kenapa sita bisa kesel dan sedih ? Coba ceritakn sama ibuk.”

Klien pas

: “Gini buk,kan tadi sita kuliah buk,terus hari ini tu sita presentasi buk,terus

presentasi itu,sita gugup buk,jadi sita lupa apa yang harus sita presentasikan,terus sita juga banyak salah mempresentasikan materinya buk,jadi dosen sita memarahi sita.Setelah itu,kan di buka sesi pertanyaanya buk,terus pas sita jawab pertanyaan yang di ajukan teman sita,jawaban sita itu salah dan melenceng dari yang ditanyakan buk,terus teman-teman sekelas sita menertawakan sita dan mengatai sita buk,sita

sangat malu buk.” Konselor

: “Hmm,ibuk mengerti perasaan sita saat ini,pasti sita sangat kesal dan bersedih karena hal itu.”

Klien

: “Iya buk,sita sangat ingin melawan teman-teman sita,tapi sita takut buk.”

Konselor

: “Memangnya apa yang membuat sita sangat gugup saat presentasi itu ?”

Klien

: “Sita itu orangnya pemalu buk,apalagi kalau harus presentasi dan berbicara banyak depan orang lain buk.Sita juga gugup karena mata kuliah yang akan sita prsentasikan itu dosennya sedikit membuat sita takut buk.

Konselor ?”

: “Owh,jadi sita orangnya pemalu ya kalau berbicara di depan orang banyak

Klien

: “Iya buk.”

Konselor

: “Lalu,apa yang membuat sita takut pada dosen mata kuliah sita itu ?”

Klien

: “Ya,soalnya,dosen sita itu suka marah buk kalau mahasiswanya melakukan kesalahan dan dia sering mengatakan hal-hal yang membuat kami down buk,jadi itu membuat sita takut dan gugup buk soalnya sita takut sekali kalau sita membuat kesalahan buk.”

Konselor

: “Owh,jadi itu yang membuat sita takut ya.”

Klien

: “Iya buk.”

Konselor

: “Sejak kapan sita menjadi pemalu saat berbicara di depan orang banyak ?”

Klien

: “Sejak SMA buk,soalnya sita pernah punya pengalaman pahit buk sewaktu SMA.”

Konselor

: “Pengalaman pahit seperti apa itu nak ?”

Klien

: “Jadi waktu SMA itu kan sita anak yang pendiam ya buk,jadi suatu hari sita disuruh membacakan hasil tugas sita yang diberikan guru sita buk,awalnya sita tidak mau maju kedepan kelas buk,tapi karena guru sita membujuk sita,akhirnya sita pun mau buk,lalu sita maju kedepan kelas dan

membacakan hasil tugas sita,lalu teman-teman satu kelas sita menertawakan sita dengan sangat kencang buk,mereka juga mengolok-olok sita karena bagi mereka hasil belajar sita itu lucu bagi mereka buk,setelah itu sita kembali ketempat duduk dan sita menangis buk,sita sangat malu dan marah buk.Dan setelah kejadian itu sita jadi malu untuk berbicara di depan orang banyak buk,pasti sita akan gugup buk.” Konselor

: “Owh,jadi begitu ceritanya ya,sudah lama berarti sita malu berbicara di depan orang banyak ya ?”

Klien

: “Iya buk,sudah cukup lama.”

Konselor

: “Lalu,apa usaha yang sudah sita lakukan agar sita tidak menjadi pemalu lagi ?”

Klien

: “Sita sudah mencoba untuk mulai memberanikan diri maju didepan orang banyak buk,lalu sita juga sudah mencoba untuk mulai bebicara di depan orang banyak buk.”

Konselor

: “Nah,bagus itu,sita sudah mau mencoba.Lalu apa perubahan yang terjadi setelah sita melaksanakan usaha-usaha itu ?”

Klien

: “Belum ada perubahan buk,malah sita semakin takut buk,soalnya sita makin gugup buk.”

Konselor

: “hmm,Ibuk dulu juga pernah mengalami apayang terjadi pada sita,ibuk juga sangat pemalu dan takut berbicara didepan orang banyak,tapi ibuk selalu mencoba dan mencoba,lalu ibuk selalu berlatih berbicara didepan kaca,ibuk juga mulai membiasakan diri untuk maju didepan orang banyak,dan ibu mengulangi itu terus menerus sampai ibuk berani dan tidak takut lagi berbicara didepan orang banyak.”

Klien

: “Wahh,ibuk hebat sekali ya.”

Konselor

: “Nah,kalau ibuk bisa kenapa sita tidak bisa,iyakan ?”

Klien

: “Iya buk,benar sekali yang ibuk katakan.”

Konselor

: “Nah,kalau begitu bagaimana ? Apa sita mau mencobanya?”

Klien

: “Iya buk,sita mau buk.”

Konselor

: “Bagus sekali sita,ibuk senang karena sita punya kemauam dan semangat yang kuat.”

Klien

: “Iya buk,terimakasih ya buk atas motivasinya.”

Konselor

: “Iya sama-sama nak.Jadi apa acuan atau pedoman sita setelah konseling ini ?”

Klien

: “Sita akan menjadikan cerita ibuk itu sebagai motivasi untuk sita agar bisa berubah menjadi tidak pemalu lagi buk.”

Konselor

: “Nah,bagus itu sita.Lalu,apa yang sita dapatkan setelah konseling ini ?”

Klien

: “Sita jadi au bagaimana mengatasi keluhan sita ini buk,lalu sita juga menjadi lebih bersemangat dan tau harus melaukakn apa untuk merubah perilaku sita yang pemalu menjadi lebih baik buk.”

Konselor

: “Syukurlah yah kalau begitu sita.Nah,apa nih usaha yang akan sita lakukan setelah konseling ini ?”

Klien

: “Sita akan melakukan apa yang ibuk katakana tadi buk,sita akn mencoba dan terus mencoba sampai ada perubahan pada diri sita dan berlatih berbicara di depan kaca juga membiasakan diri bebricara didepan orang banyak buk.”

Konselor

: ”Bagaiamana perasaan sita setelah mengikuti konseling ini ?”

Klien

: “Sita merasa lega dan nyaman bercerita dengan ibuk.”

Konselor

: “Alhamdulillah kalau begitu ya nak.Dan,apa kesungguhan sita untuk melaksanakan usaha yang telah sita katakana tadi ?”

Klien

: “Ya sita berkomitmen pada diri sita sendiri buk bahwa sita akan berubah,karena itu untuk kebaikan diri sita sendiri.”

Konselor

: “Wah,bagus ya,sita mau membuat komitmen pada diri sita sendiri.Baiklah sita,itulah tadi sharing-sharing kita bersama untuk membahas apa yang sedang sita rasakan,fikirkan dan alami.Ibu do’akan semoga setelah konseling ini hidup sita lebih bahagia,tenang dan sita bisa mewujudkan hal hal yang telah sita rencanakan tadi.”

Klien

: “Baiklah buk,sita juga mengucapkan terimakasih banyak pada ibuk karena sudah mau mendengarkan cerita sita dan membimbing sita untuk menyelesaikan keluhan sita.”

Konselor

: “Baiklah sita,sama-sama.”

Klien

: “Kalau begitu sita pamit pulang dulu ya buk.Assalamu’laikum.”

Konselor

: “Iya sita,hati-hati dijalan.Wa’alaikumsalam.”(Konselor mengiringi klien keluar ruangan dan menutup pintu kembali).

Related Documents

Kartu Konseling Zaza.docx
December 2019 10
Kartu
June 2020 50
Kartu
October 2019 71
Konseling Hiv.docx
June 2020 16
Ffq Konseling
August 2019 32
Konseling Islam
June 2020 15

More Documents from ""