Kelompok 2 / D 2017 Rizki If fatul Afifah NIM 172310101 209 Muhammad Rofiki NIM 172310101174 Anis Widyawati NIM 172310101 204
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2016/2017
TOPIK PEMBAHASAN
Anatomi fisiologi kolon Definisi kanker kolorektal Etiologi dan faktor resiko Manifestasi klinis Patofisiologi Pathway Pemeriksaan penunjang Penatalaksanaan medis Komplikasi Pengkajian Diagnosa keperawatan Intervensi dan implementasi Evaluasi
ANATOMI FISIOLOGI
Kolon adalah bagian usus besar antara usus buntu dan poros usus, yang terdiri dari kolon ascending, tranversum, desoending, dan sigmoid. Rectum adalah ujung usus besar sebagai kelanjutan usus besar sigmoid sampai ke dubur. (Hendra T. Laksmana. 2005 dalam Syaifuddin. 2010).
Bagian-bagian dari colon antara lain : 1. Sekum atau usus buntu, merupakan kantong yang terletak dibawah muaraileum pada usus besar. Panjang 6 cm, lebar 7,5 cm. 2. Kolon asenden, Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan dan di hati membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatika (fleksura coli dextra) dan dilanjutkan dengan kolon transversum. 3. Kolon transversum, terletak tepat di bagian bawah perut dan menjalar dari kanan ke arah kiri. Kolon transversum melekat pada perut akibat adanya kerja dari sekelompok jaringan yang disebut sebagai omentum. 4. Kolon desenden terletak di bagian kiri perut dan berakhir pada kolon sigmoid. 5. Kolon Sigmoid sering disebut juga kolon pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior (pelvic brim) sampai peralihan menjadi rektum di depan vertebra S-3. 6. Rektum merupakan lanjutan dari usus besar, yaitu kolon sigmoid dengan panjang sekitar 15 cm. Rektum memiliki 3 buah valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri.
Fisiologi dari kolon : 1. Memindahkan makanan, dilakukan oleh sekum, Ketika makanan yang sudah dicerna memasuki sekum, maka bagian ini mulai mengembang untuk menampung makanan tersebut dan memindahkannya ke bagian inti usus besar. 2. Menyerap air, Pada kolon air diserap. Penyerapan air dilakukan agar dihasilkannya limbah padat berupa feses. 3. Menyerap Vitamin, Di dalam usus besar, terdapat sejumlah bakteri yang hidup dan menghasilkan banyak vitamin. Diantaranya adalah vitamin K dan biotin yang kemudian diserap kembali oleh tubuh melalui usus besar. 4. Mengurangi PH, Selain menghasilkan vitamin, bakteri yang ada di dalam usus besar juga memproduksi asam lemak yang menyebabkan kadar keasaman di dalam usus meningkat. Untuk itu, usus besar berfungsi menghasilkan larutan alkali yang membantu mengurangi kadar keasaman sehingga memperoleh keseimbangan pH. 5. Melindungi dari Infeksi, Usus besar mempunyai lapisan lendir, bermanfaat untuk melindungi lapisan usus dari bakteri berbahaya yang bisa menyebabkan infeksi pada usus. 6. Mengeluarkan Kotoran, Rektum menjalankn fungsi ini. Setelah semua sari-sari makanan dan air terserap, maka terjadi proses pembentukan tinja padat atau feses yang kemudian dikeluarkan melalui rectum.
DEFINISI
6
Kanker adalah sebuah proses penyakit yang ditandai dengan adanya sel abnormal yang ditransformasikan oleh mutasi genetik dari sel DNA (Smeltzer & Bare. 2002 dalam Manggarsari. 2013). Kanker kolorektal adalah kanker yang terdapat pada kolon dan rectum. kanker kolorektal merupakan bentuk malignasi yang terdapat pada kolon asending, transversal, desending, sigmoid dan rektal. Kanker kolorektal dapat didefinisikan sebagai keganansan atau pertumbuhan sel abnormal pada area usus besar (kolon) dan rectum.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO Distribusi kanker pada kolon adalah 20% terdapat di sepanjang kolon asenden, 10% di kolon transversum, 15% di kolon desenden, dan 50 % di rektosigmoideus. 1. Mutasi Gen 2. Usia, dikarenakan pencernaan seseorang dengan usia lebih dari 50 tahun sudah berkurang fungsinya 3. Pola diet dan nutrisi
4. Aktifitas fisik dan obesitas, Aktifitas fisik meningkatkan motilitas usus. Kurangnya aktifitas meningkatkan resiko obesitas yang berhubungan dengan KKR. 5. Merokok dan alcohol, menyebabkan pembentukan dan pertumbuhan polip adenomatosa, lesi freskursor KKR.
MANIFESTASI KLINIS Tingkat stadium kanker colon (Diyono. 2013. Dalam Arafat, B. Bangkit. 2015): Stadium 0 (Carsinoma in Situ): kanker hanya pada lapisan terdalam dari kolon atau rektum. Stadium I: sel kanker telah tumbuh pada dinding dalam kolon atau rektum, tapi belum menembus ke luar dinding.
10
Stadium II: sel kanker telah menyebar ke dalam lapisan otot dari kolon atau rektum. Tetapi sel kanker di sekitarnya belum menyebar ke kelenjar getah bening. Stadium III: kanker telah menyebar ke satu atau lebih kelenjar getah bening di daerah tersebut, tetapi tidak ke bagian tubuh yang lain. Stadium IV: kanker telah menyebar di bagian lain dari tubuh, seperti hati, paru-paru, atau tulang.
PATOFISIOLOGI Umumnya tumor kolorektal merupakan polip adenoma yang berkembang menjadi adenokarsinoma. Polip akan berkembang dengan lambat dalam kurun waktu 5-10 tahun untuk menjadi ganas. Polip membesar di lumen dan mulai menginvasi dinding usus. Biasanya tumor di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar, serta menyebabkan nekrosis dan ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan ulkus pada suplai darah (Black & Hawks, 2014). Kanker kolorektal menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung, duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat dikenai oleh perluasan. 12
PATHWAY
13
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang menurut (Kemenkes. 2016): 1. Endoskopi merupakan prosedur diagnostik utama dan dapat dilakukan dengan sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau dengan kolonoskopi total. 2. Enema barium pemeriksaan enema barium yang dipilih adalah dengan kontras ganda. 3. CT colonography (Pneumocolon CT) Modalitas CT yang dapat melakukan CT kolonografi dengan baik adalah modalitas CT scan yang memiliki kemampuan rekonstruksi multiplanar dan 3D volume rendering. Kolonoskopi virtual juga memerlukan software khusus. 14
PENATALAKSANAAN MEDIS Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang berhubungan. Pentahapan dilakukan dengan endoskopi, ultrasonografi, dan laparoskopi. Ajuvan: kemoterapi, terapi radiasi, dan atau imunoterapi. Pemeriksaan Diagnostik (Ekawati Ratna. 2012) : 1. Tes darah samar pada feses atau kotoran (Fecal Occult Blood Test- FOBT) 2. Sigmoidoskopi merupakan pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel seperti kabel kopling yang ujungnya ada alat petunjuk yang ada cahayanya dan bisa teropong. Jika ditemukan polip (pertumbuhan jinak yang dapat menjadi kanker) maka polip bisa diangkat.
15
3.
4.
5.
6. 7.
Endoskopi Penting untuk dilakukan karena gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi. Radiologi Terdiri dari : foto dada untuk melihat ada tidaknya metastase kanker ke paru. Dan foto kolon (barium enema) dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu stitura. Ultrasonografi (USG) Berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati. Hispatologi Gambaran hispatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma dan perlu ditentukan differensiasi sel. Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam) Pemeriksaan keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari, pemeriksaan ini tidak selalu menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum menyebar ke rectum.
8. 9.
10. 11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. 18.
Pemeriksaan darah dalam tinja. CT Scan Dapat mengevaluasi abdominal cavity dan pasien kanker kolon pre operator. Whole Body PET Scan Imaging Merupakan pemeriksaan diagnostik yang paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali). Pemeriksaan DNA tinja. Proktosigmoidoskopi Dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita karsinoma usus besar. Sitoskopi Indikasinya adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang mencurigai invasi keganasan ke kandung kemih. Biopsi Konfirmasi adanya malignansi. Imagingteknik MRI, CT Scan, Transrectal Ultrasound merupakan bagian dari teknik imaging yang digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut pasien dengan kanker kolon, tetapi teknik ini bukan merupakan screening test. MRI Sensitifitas MRI lebih tinggi daripada CT Scan. MRI dipergunakan untuk mengidentifikasi metastasis ke hepar. Colok dubur Merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan bila ada tumor di rektum akan teraba dan diketahui dengan pemerksaan ini. CEA (Carcio Embryonic Antigen) Untuk pemeriksaan organ spesifik maupun tumor spesifik Laboratorium Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan
KOMPLIKASI Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal, antara lain : obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi Perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi organ peritoneal Perluasan langsung ke organ-organ yang berdekatan Komplikasi yang timbul setelah pembedahan (reseksi usus besar) berdasarkan waktu munculnya komplikasi, yaitu komplikasi cepat dan lambat, komplikasi cepat : Kardiorespirasi Kebocoran anastomosis Infeksi luka Retensi urine Impoten 18
Komplikasi lambat meliputi : Kekambuhan Sistemik Lokal
KASUS Seorang pasien perempuan usia 45 tahun beragama islam dirawat hari pertama di RS Harapan kita. Pasien mengatakan nyeri yang tercekik-cekik dan sering merintih kesakitan serta sesekali ingin menggaruk daerah sekitar stoma. Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan dan hanya makan setengah porsi makan, pasien tidak bisa melakukan aktivitas sendiri dan aktivitasnya dibantu oleh keluarga. Pasien mengatakan sufah mulai 5 bulan yang lalu merasakan nyeri dan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit sepertinya.jika terasa sakit pasien hanya membeli obat diwarung. Sebelum sakit pola makan 3x sehari dan pola eliminasinya BAB 3 hari sekali. saat ini klien terpasang infus RL 20tpm. hasil TT V menunjukkan TD 120/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 37˚ C, RR 24 x/menit TB 150 cm BB 44 kg. pagi ini klien mengeluh nyeri pada perutnya tepat dibagian kuadran IV dan menunjukkan nilai skala nyeri 5.
PENGKAJIAN Identitas klien
Nama Umur Jenis Kelamin Agama Tanggal Masuk RS Jam Masuk RS Diagnosa Medis
: Ny.T :45 tahun :Perempuan : Islam : 15 maret 2019 : 08.00 WIB : ca. Colon
b. Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kuadran IV c. Riwayat penyakit a. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien masuk RS Harapan Kita tanggal 15 maret 2019 pukul 08.00 WIB dengan keluhan nyeri pada perut bagian kuadran IV .Pasien masuk rumah sakit dengan ca.Colon. Pasien akan dilakukan operasi Colostomy pada tanggal 16 maret 2019. b. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan nyeri kurang lebih 5 bulan yang lalu. Dantanggal 15 maret 2019 pasien dirujuk ke RS Harapan Kita c. Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita atau mempunyai penyakit seperti pasien dan penyakit menular lainnya Pola fungsi kesehatan
d. POLA KESEHATAN a. Persepsi terhadap kesehatan – Manajemen Kesehatan Pasien dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarganya yang sakit biasanya dibelikan obat diwarung atau dibawa ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau dokter rumah b. Pola aktivitas dan latihan Sebelum sakit pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari hari sebagai pedagang dan ibu rumah tangga. Akan tetapi selama dirawat dirumah sakit pesien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri dan segala aktivitasnya dilakukan ditempat tidur.
POLA AKTIVITAS SELAMA PASIEN SAKIT ADALAH SBB : Aktivitas
0
1
2
Mandi
V
Berpakaian
V
Eliminasi
V
Makan
V
Mobilisasi
V
Keterangan 0: mandiri 1: dibantu sebagian 2: perlu bantuan orang lain 3:perlu bantuan orang lain dan alat 4: tergantung dan tidak mampu
3
4
Pola nutrisi dan metabolic Sebelum sakit pola makan pasien teratur 3x sehari dengan menu nasi,lauk,sayur satu porsi habis dan pasien minum kurang lebih 6-8 gelas/hari. Pola eliminasi Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 3hari sekali dan pasien mengatakan sebelum dirawat di RS sejak 5bulan yg lalu pasien mengalami kesulitan BAB. Saat BAB pasien merasakan sakit pada anusnya. Fesesnya berbentuk kecil tipis berwarna coklat tua dengan kosistensi keras. Pola kognitif dan perseptual Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pada indra pendengaran,penglihatan, perasaan dan penciuman. Semua fungsi indra masih berfungsi dengan baik.
Pola konsep diri Pasien mengatakan ingin cepat sembuh Pola Nilai dan Kepercayaan Pasien beragama islam
PEMERIKSAAN FISIK a. b. c.
Keadaan Umum Tingkat kesadaran TT V
: Lemah : Composmentis : TD 120/80 mmHg Nadi 80 x/menit Suhu 37˚ C via aksila RR 24 x/menit d. Anthropometri : TB 150 cm BB 44 kg e. Kepala : Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih tidak ada ketombe, rambut hitam bergelombang f. Mata : Konjungtiva tidak anemis g. Hidung : Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada epitaksis, tidak ada pernafasan cuping hidung
h. Mulut : Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, susunan gigi rapi, lengkap dan bersih i. Leher : Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, trakea lurus fungsi menelan baik j. Abdomen : Bentuk perut datar, terdapat stoma pada kuadran kiri bawah, warna merah muda Au : bising usus 4 x/menit Pa : Tidak teraba pengerasan VU, tidak teraba pembesaran hepar dan lien Pe : Tymphan Ekstremitas Atas : Tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm, capillary refill ka=ki ≤ 2 detik, tangan kanan dan kiri tidak ditemukan edema dan sianosis i. Genetalia : Terpasang dower chateter ukuran 16, pada anus teraba benjolan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No
Tanggal
DATA FOKUS
MASALAH
ETIOLOGI
1
Sabtu, 16 maret 2019
DS: Pasien mengatakan nyeri pada perut
Nyeri akut
Trauma jaringan dan
bagian kuadran IV
reflek spasme otot
Manajemen nyeri:
sekunder akibat
P : Pasien mengatakan nyeri post op.
operasi
Q : Pasien mengatakan nyeri terasa cekitcekit R : Pasien mengatakan nyeri pada perut
bag.kuadran IV S: skala nyeri 5 T : nyeri terus – menerus DO : Pasien mengatakan memegangi perut bag.yang nyeri dan merintih kesakitan
Ttd
Π A.W
2
Sabtu, 16 maret 2019
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan
Keseimbangan nutrisi
Peningkatan
Pasien mengatakan hanya menghabiskan ½
kurang dari kebutuhan
kebutuhan kalori dan
porsi makan
tubuh
kesulitan dalam
DO :
mencerna kalori
TB : 150cm
yang mencukupi
BB : 44kg
sekunder akibat
Diit lunak 1900 kkalori (bubur, lauk,
kanker
Π A.W
sayur)
3
Sabtu, 16 maret 2019
DS : Pasien mengatakan ingin menggaruk-
Resiko infeksi
Tempat masuk
garuk daerah sekitar stoma
organism sekundr
DO : Didapatkan luka stoma yang terlihat
akibat pembedahan
basah dan merah (H1)
Π A.W
4
Sabtu, 16 maret
DS : Pasien mengatakan perlu
2019
bantuan orang lain untuk melakukan diri
nyeri post
aktivitas dan tidak leluasa bergerak
operasi
DO : aktivitas
: 2
Beepakaian : 2 Eliminasi
: 2
Makan
: 2
Mobilisasi : 2 Pasien bedrest total Keterangan pasien perlu bantuan orang lain
Defisit perawatan
Kelemahan atau
Π A.W
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi sekunder akibat kanker 3. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organism sekunder akibat pembedahan 4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan atau nyeri post operasi
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI No.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN &KRITERIA HASIL
INTERVENSI
1.
Nyeri akut b.d trauma jaringan dan
Setelah dilakukan tindakan
1. Memonitor TTV
reflek spasme otot sekunder akibat
keperawatan selama 1x 24 jam nyeri
operasi
berkurang dengan KH :
1. Memantau tanda-tanda vital klien dan untuk 2. Kaji ulang memanajemen nyeri dan mengetahui keadaan lakukan pengkajian ulang nyeri umum klien
1. Skala nyeri berkurang
P,Q,R,S,T
dari 5 menjadi 3 3. Posisikan pasien senyaman mungkin 2. Pasien mengatakan lebih nyaman
Rasional
2. mengetahui tingkatan nyeri pasien
3. memberi kenyamanan pada klien
4. Lakukan kompres hangat kering 3. Pasien terlihat tidak memegangi
disekitar lluka post op
bag.yang nyeri 5. Ajarkan tehnik relaksasi dengan 4. Pasien mampu untuk melakukan
latihan nafas dalam
tehnik relaksasi dengan latihan nafas dalam dan tehnik distraksi
6. Ajarkan teknik distraksi
5. TTV 110-140/80-90 mmHg
7. Berikan obat analgetik (tramadol) 3x30 gr sesuai advice dokter
6. Nadi 80-100x/menit
4. memberi sensasi nyaman dan mengurangi rasa nyeri setelah operasi 5. mengurangi perasaan cemas atau pasien agar tenang 6. mengurangi ketegangan atau membuat perasaan lenih tenang 7. mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
8. Anjurkan klien untuk istirahat min 6-
7 jam/hari
8.
meminimalkan
terjadinya kelelahan pada
2.
Ketidakseimbangan nutrisi
Setlah dilakukan tindakan
1. Berikan porsi makan sedikit
1. Dapat memenuhi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d
keperawatan selama 2x24 jam.
tapi sering
diet klien sesuai
peningkatan kebutuhan kalori
Kebutuhan nutrisi klien
dan kesulitan dalam mencerna
ter[enuhi dengan criteria hasil:
2. Anjurkan untuk makan selagi 2. memenuhi
kalori yang mencukupi sekunder
1. Nafsu makan pesien
makanan masih hangat
akibat kanker
meningkat ditandai dengan
3. mengetahui
pasien mampu menghabiskan 1 3. Memonitor BB tiap hari
masuknya nutrisi dan
porsi makan.
mendeteksi perubahan
2. BB klien meningkat 0,3kg 2
dengan kebutuhan kebutuhan nutrisi klien
4. Berikan pendkes ttg
gejala dini
pentingnya nutrisi bagi tubuh
4. pasien dapat
hari
melakukan gaya hidup
5. Anjurkan pasien untuk makan yang sehat dengan 3. Nilai albumin dan hb normal
makanan yang mengandung
memikirkan asupan
(albumin 3,5-5,0 gr/dl, Hb 13-16 protein (telur,daging,tempe,
nutrisinya
%)
tahu) dan makanan yang
5. untuk memenuhi
mengandung zat besi (sayuran
nutrisi klien
hijau,daging,dll) 6. mengetahui asupan 6. Monitor infuse RL 20tpm
yang masuk
3.
Resiko infeksi b.d tempat
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring tanda-tanda
masuknya organism
keperawatan selama
sekunder akibat
3x24jam diharapkan klien
pembedahan
tidak terjadi infeksi di area
2. Proteksi infeksi dengan
luka post operasi dengan
cara lingkungan sekitar
KH :
harus bersih,luka tidak
1. Luka bersih,tidak ada
boleh kena air sampai
kemerahan di sekitar luka
jahitan di angkat
2. Tidak ada pus di sekitar
3. Lakukan perawatan luka
luka
dengan arsetif
3. Suhu normal 36-37,5°C
Meminimalkan masuknya virus infeksi pada tubuh
2.
Menjaga luka setelah operasi supaya tetap bersih dan terhindar dari infeksi
3.
Menghindari adanya virus penyebab infeksi masuk
4.
Menjaga kebersihan luka
infeksi
4. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
4. Lekosit 4-11 ribu/mmk
1.
4.
Defisit perawatan diri b.d
Setelah dilakukan tindakan
1.monitor kemampuan aktifitas 1. mengetahui
kelemahan atau nyeri post
keperawatan selama 2x24 jam
klien
operasi
diharapkan kebutuhan sehari-
perkembangan kesehatan dari pasien
hari klien terpenuhi dg KH:
2.motivasi klien untuk
2. untuk membangun
1.pasien mandi 1 X dengan
melakukan aktifitas kebutuhan kemauan pasien untuk
bantuan
sehari hari secara mandiri
sembuh 3. mengurangi
2. kulit pasien terlihat bersih
3. bantu klien dalam melakukan terjadinya hal-hal yang
dan wangi
aktifitas secara mandiri
tidak diinginkan misalnya jatuh
3.gigi pasien terlihat bersih dan
4. lakukan mobilisasi secara
tidak berbau dg menggosok gigi bertahap 2 X sehari 4. pasien mampu makn 3X sehari tanpa bantuan orang lain
4. untuk mengetahui kondisi pasien
EVALUASI Hari, tanggal
Diagnosa Keperawatan
Catatan Perkembangan
Sabtu, 16 maret 2019
Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek
S: Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang dan
spasme otot sekunder akibat operasi
merasa lebih nyaman, dengan pengkajian ulang nyeri P: pasien mengatakan nyeri terasa cekit-cekit
TTD Π A.W
Q: pasien mengatakan nyeri karena post op
R: pasien mengatakan nyeri pada perut kuadran IV S: Skala nyeri3 T: pasien mengatakan nyeri kadang-kadang O: Pasien tampak lebih nyaman dan terlihat tidak memegangi perut bagian perut yang nyeri TD : 120/80 mmhg N : 20 x / menit A: masalah nyeri akut teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 6 dan 7
Sabtu, 16 maret 2019
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
S: pasien mengatakan mau makan dan mampu
kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan
menghabiskan 1 porsi makanan.
kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
O : TB : 150 cm, BB : 44,1 kg , IMT : 19,6
yang mencukupi sekunder akibat kanker
Albumin : 3,7 gr/dl Hb : 14,6 % A : masalah teratasi sebagian
Π A.W
Sabtu, 16 maret Resiko infeksi b.d tempat
S : pasien mengatakan nyerinya
2019
masuknya organisme
berkurang dan tidak gatal.
sekunder akibat
O : disekitar area luka terlihat
pembedahan
kemerahan tetapi tidak timbul push
Π A.W
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi 1, 2 , 3, 4,5 Sabtu, 16 maret Defisit perawatan diri b.d
S : pasien mengatakan mampu
Π
2019
kelemahan atau nyeri post
memenuhi kebutuhan sehari-hari
A.
operasi
secara mandiri meskipun kadang
W
masih memerlukan bantuan orang lain. O : pasien mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain. A : masalah teratasi sebagian
DAFTAR PUSTAKA Arafat, B. Bangkit. 2015. Asuhan Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan: Universitas M u h a m m a d i ya h Purwokerto. h t t p : / / r e p o s i t o r y. u m p . a c . i d / 1 3 6 6 / 3 / B H AY U % 2 0 B A N G K I T % 2 0 A R A FAT % 2 0 B A B % 2 0 I I . p d f [ D i a k s e s pada tanggal 12 Maret 2018] Black, J.C & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah edisi 8 buku 3. Singapore: Elsheiver Ekawati Ratna. 2012. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Kolorektal. https://id.pdfcoke.com/document/86157638/Pemeriksaan-Diagnostik-Kanker-Kolorektal Kemenkes. 2016. Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal. Jakarta; komite penanggulanagan kanker nasional M a n g g a r s a r i . 2 0 1 3 . A s u h a n K e p e rd d d a w a t a n K o l o s t o m i p a d a N y. R d e n g a n K a n k e r K o l o re k t a l d i L a n t a i 5 B e d a h R S PA D G a t o t S o e b ro t o . D e p o k : F a k u l t a s I m u K e p e r a w a t a n U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a . http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351543-PR-Manggarsari.pdf [Diakses pada 12 Maret 2018] S ya i f u d d i n . 2 0 1 0 . A n a t o m i F i s i o l o g i . J a k a r t a : E G C S m e l t z e r, S . C . 2 0 11 . K e p e r a w a t a n M e d i k a l - B e d a h B r u n n e r & S u d d a r t h E d i s i 1 2 . J a k a r t a : E G C S m e l t z e r, S . C . , B a r e , B . G . ( 2 0 0 2 ) . B u k u a j a r k e p e r a w a t a n m e d i k a l b e d a h B r u n n e r & S u d d a r t h . ( E d 8 ) . ( Vo l . 3 ) . J a k a r t a : E G C Suddart & Brunnerth. 2000. buku ajar keperawatan medical bedah. Jakarta; EGC Sukarda IGD. 2000. Biologi tumur dalam Onkologi Klinik. Surabaya; Airlangga University press S m e l t z e r, S . C . , B a r e , B . G . ( 2 0 0 2 ) . B u k u a j a r k e p e r a w a t a n m e d i k a l b e d a h B r u n n e r & S u d d a r t h . ( E d 8 ) . ( Vo l . 3 ) . J a k a r t a : E G C