Pengertian Menurut PerMenKes no 05 tahun 2018, Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan. Getaran juga merupakan getakan bolak balik (reciprocating), memantul ke atas dan kebawah atau ke belakang dan kedepan. Gerakan tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap semua atau sebagian tubuh ( ILO, 2013). Menurut Gabriel (2013) getaran terdiri dari 2 bentuk yaitu: 1. Vibrasi Getaran Udara Vibrasi udara yang ditimbukan oleh benda yang bergetar dan dirambatkan melalui udara akan mencapai telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan terjadi gangguan pendengaran tetapi pada intensitas lebih dari 140 dB akan terjadi gangguan vestibular yaitu gangguan orientasi, kehilangan keseimbangan dan mual5 6 mual. Akan timbul nyeri telinga, nyeri dada dan bila terjadi getaran seluruh tubuh (Gabriel, 2013). 2. Vibrasi Getaran Mekanis Proses industrialisasi dan modernisasi teknologi selalu disertai mesinmesin atau alat-alat mekanis yang dijalankan oleh motor. Vibrasi karena getaran mekanis yang mengakibatkan munculnya resonasi atau turut bergetarnya alat-alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat-alat tubuh yang sifatnya mekanis (Gabriel, 2013). Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal 11 dilakukan dengan: 1. menghilangkan sumber Getaran dari Tempat Kerja; 2. mengganti alat, bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber Getaran; 3. mengurangi pajanan Getaran dengan menambah/menyisipkan damping/bantalan/peredam di antara alat dan bagian tubuh yang kontak dengan alat kerja; 4. membatasi pajanan Getaran melalui pengaturan waktu kerja; 5. penggunaan alai pelindung diri yang sesuai; dan/atau 6. melakukan pengendalian lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Soedirman (2014), tiga faktor penting yang mempengaruhi efek getaran terhadap kesehatan seseorang dijelaskan berikut ini. a. Nilai ambang vibrasi Tingkat pemaparan vibrasi yang tidak mengakibatkan efek buruk pada b. Hubungan dosis-respons (dose-response relationship) Seberapa besar tingkat pemaparan getaran berhubungan dengan efek keparahan penyakit yang ditimbulkan, c. Periode laten Periode laten yaitu lama waktu yang dimulai sejak pertama terpapar sampai munculnya gejala, yang tergantung dari tingkat dan intensitas pemaparan. Semakin tinggi tingkat pemaparan semakin pendek periode latennya Sumber: Soedirman, Suma’mur, 2014, Kesehatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes & Keselamatan Kerja, Erlangga, Jakarta, pp.122-127.
Gabriel J, 2013, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta, pp. 96-98. Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu-Ilmu Eksakta, Bambang Murdaka Eka Jati 2013
Gelombang Radio atau Gelombang Mikro Pengertian Menurut permenkes 05 tahun 2018, Radiasi Gelombang Radio atau Gelombang Mikro adalah Radiasi Elektromagnetik dengan Frekuensi 30 (tiga puluh) kilo hertz sampai 300 (tiga ratus) giga hertz. Persyaratan Radiasi Radio dan Gelombang Mikro (30 Hz – 300 GHz), menurut PERMENKES NO. 70 TAHUN 2016 • Mengatur tentang batas pajanan power density, kekuatan medan listrik, medan magnet dan waktu berdasarkan rentang frekuensi. • Nilai pajanan kekuatan medan listrik dan magnet adalah nilai rata-rata pajanan pada area atau bagian tubuh yang terpajan. Pada frekuensi lebih dari 30 GHz, persyaratan nilai power density hanya boleh memajan permukaan tubuh dengan luas 10 cm2.
Menurut permenkes n0 05 tahun 2018 Penyebab gelombang radio atau gelombang mkro ditempat pekerjaan dikarenakan :
1. Tempat Kerja yang memiliki risiko Gelombang Radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Tempat Kerja yang terdapat radiasi elektromagnetik dengan frekwensi sampai dengan 300 MHz (tiga ratus mega hertz). 2. Tempat Kerja yang memiliki Gelombang Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Tempat Kerja yang terdapat radiasi elektromagnetik dengan frekwensi diatas 300 GHz (tiga ratus giga hertz). Jika hasil pengukuran Tempat Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) melebihi dari NAB harus dilakukan pengendalian, Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pasal 12 dilakukan dengan: 1. menghilangkan sumber Radiasi Gelombang Radio atau Gelombang Mikro dari Tempat Kerja; 2. mengisolasi atau membatasi pajanan sumber Radiasi Gelombang Radio atau Gelombang Mikro; 3. merancang Tempat Kerja dengan menggunakan peralatan proteksi radiasi;
4. membatasi waktu pajanan terhadap sumber Radiasi Gelombang Radio atau Gelombang Mikro; 5. penggunaan alat pelindung diri yang sesuai; dan/atau 6. melakukan pengendalian lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi