Jurnalistik.pdf

  • Uploaded by: Ali Akbar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnalistik.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 544
  • Pages: 3
Tekanan Ekonomi dan Tidak punya Keluarga menjadi penyebab mereka mengemis Ali AKBAR (4C ILMU KOMUNIKASI)

kesempatan itu untuk berwirausaha atau membuat tentunya

usaha dapat

kecil-kecilan memenuhi

yang

kebutuhan

ekonomi,pendidikan dll ,tapi bagi sebagian orang, “Mengemis” adalah suatu solusi dan bahkan dijadikan sebagai profesi utamanya , biasanya hal ini terjadi di kotakota besar di Indonesia dan tak menutup kemungkinan mengemis juga bisa terjadi di kota-kota kecil bahkan saat ini mulai mewabah ke kawasan pedesaaan. Alasan mereka mengemis pun beragam , mulai dari

susahnya

mencari

pekerjaan,tak

mempunyai keluarga dll

T

ANGERANG

-Demi

kebutuhan

ekonominya sebagian masyarakat

memilih untuk mengemis bagi mereka mengemis merupakan jalan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu dan

Lia (60 tahun) merupakan salah satu dari pengemis di Tangerang yang setiap hari melakukan aksinya itu di jembatan penyebrangan di kawasan Tang City , “Iya saya sudah lama mengemis disini, saya juga engga sendiri ada temennya yang lain ikut bareng” ucap Lia.

daya

“Alasan saya mengemis karena saya udah

semakin

engga punya keluarga makanya saya harus

berkurang dan semakin sulit didapat dan

mengemis buat makan sehari-hari sama

dampaknya adalah angka pengangguran

buat bayar kontrakan juga” tambahnya.

semakin meningkat di setiap tahunnya.

Dia juga tidak menjelaskan lebih lanjut

bagi sebagian orang yang memiliki ide

kemana keluarganya yang sebenarnya.

bertambahnya manusia)

kreatif

SDM

lahan

tentu

(sumber

pekerjaam

akan

memanfaatkan

1

untuk petugas keamanan supaya bisa mengamankan

pengemis

supaya

bisa

diberi penyuluhan dan dapat kelayakan supaya tidak mengemis lagi “ tambahnya lagi. Memang benar yang di ucapkan oleh kebanyakan masyarakat bukan hanya terganggu tempat

tapi

menjadi

menyebabkan kumuh,

tempat-

terutama

di

jembatan penyebrangan , banyak sampah (lia (60 tahun) pengemis di jembatan penyebrangan di kawasan Tang City Mall)

plastik dan tempat makanan dan terkadang banyak tumpukan makanan yang sudah

Lia juga menyebutkan dari hasil mengemis tersebut berpenghasilan sekitar Rp 30.000,- sampai dengan Rp 50.000 sehari bahkan bisa melebihi itu.

dari

penghasilannya itu ia bisa membayar kontrakan,

makan

kebutuhan lainnya, terbilang

dan

memenuhi

di usianya yang

renta memang sudah tidak

memungkinkan

untuk

melakukan

basi dan di biarkan membusuk ditempat . Di tempat yang sama juga ada pengemis yang membawa anak anak untuk dijadikan pemikat da untuk mendapatkan belas kasihan dari masyarakat terutama yang melewatinya

setiap

hari,

terkadang

didaerah itu juga ada pengemis pria yang kira kira berusia dari 40-50 tahunan dengan

menggelarkan

kain

dan

pekerjaan yang berat dan mengingat fisiknya yang sudah melemah. Dibalik kisah nya , banyak para masyarakat yang merasa terganggu oleh kehadiran pengemis -

pengemis jalanan

itu salah satu pejalan kaki yang sering kali melewati jembatan penyebrangan Tang City itu merasa risih dan tenganggu “ iya , mengganggu

kenyamanan

khususnya

pejalan kaki seperti saya karena jadi kelihannya kumuh dan terkesan jorok juga “ ujar Futri , “Untuk saran sih mungkin

2

menggelatakannya anaknya hingga tertidur pulas. Mereka biasanya mulai mengemis dari pagi hingga pukul 6 sore selepas adzan magrib , namun terkadang kurang dari waktu itu karena sering juga

ada

pengawasan dari satpol PP setempat yang mengecek kawasan tertentu, mereka para pengemis biasanya kocar – kacir jika waktu penggerebekan satpol PP , namun para pengemis itu tetap saja mengemis di tempat

itu

walau

sering

terjadi

pengawasan. Ada kalanya pendapat masyarakat harus didengar, seharunya para pengemis itu diberikan penyuluhan dan pengarahan supaya tidak meminta minta lagi dan tidak mengganggu

para

pejalan

kaki.

(15/03/2019)(Ali Akbar)

3

More Documents from "Ali Akbar"