Jurnal Sipil Trotoar.pdf

  • Uploaded by: doma
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Sipil Trotoar.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,780
  • Pages: 12
STUDI TENTANG KENYAMANAN PEJALAN KAKI TERHADAP PEMANFATAAN TROTOAR DI JALAN PROTOKOL KOTA SEMARANG (STUDI KASUS JALAN PANDANARAN SEMARANG) Aris Widodo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Telp. (024) 8508102

Abstract: The purpose of this study is to determine how the conditions that support a sense of comfort, convenience and safety (security) track usage by pedestrian walkways in the city, especially in Pandanaran road on Semarang. Data collection methods used in this study is through documentation techniques, questionnaire or questionnaires, and interview techniques (interview). The population is taken in this study is the people (the users of the sidewalk lines) crossing or traveling on foot along Pandanaran road on Semarang. Analysis of test used is an analytical technique used to measure the validity of the items used product moment correlation formula and Alpha Cronbach formula. Rxy prices obtained from the calculation in consultation with the price on the chart product moment r with α = 5%. About as valid if the price rxy> r table, then the item is considered valid questionnaires. To test reliabelitas questionnaire study, the researchers used alpha analysis techniques. From the calculation results trials research instrument, the price obtained reliability grain or R11 = 0.844 with N = 20, while the table r = 0.444 at 5% significance level. Because R11> r table (0.844> 0.444), then the items are declared reliable. Key words: Leisure, Pedestrian, Sidewalk Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi yang menunjang rasa kenyamanan, kemudahan serta keselamatan (keamanan) penggunaan jalur trotoar oleh para pejalan kaki di dalam Kota Semarang, khususnya di Jalan Pandanaran Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui teknik dokumentasi, angket atau kuesioner, dan teknik wawancara (interview). Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah orang-orang (para pengguna jalur trotoar) yang melintas atau menempuh perjalanan dengan berjalan kaki di sepanjang Jalan Pandanaran Semarang. Analisa uji coba yang digunakan adalah teknik analisa yang digunakan untuk mengukur validitas item yakni dipakai rumus korelasi product moment dan rumus Alpha Cronbach. Harga rxy yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan harga r pada tabel product moment dengan α = 5%. Soal dikatakan valid apabila harga rxy > r tabel, maka item angket dianggap valid. Untuk menguji reliabelitas angket penelitian, maka peneliti menggunakan teknik analisa alpha. Dari hasil perhitungan uji coba instrumen penelitian, diperoleh harga reliabilitas butir atau r = 0,844 dengan N = 20, sedangkan r tabel = 0,444 pada taraf signifikasi 5 %. Karena r > r tabel (0,844 > 0,444), maka butir soal tersebut dinyatakan reliabel. Kata kunci: Kenyamanan, Pejalan Kaki, Trotoar

PENDAHULUAN

prioritas diperlukan dalam proses penjangkauan

Kota Semarang merupakan salah satu

antara satu tempat dengan tempat yang lain

kota besar di Indonesia. Berdasarkan hasil data

adalah adanya sarana dan prasarana jalan yang

registrasi penduduk tahun 20

memadai.

jumlah

penduduk

Di Kota Semarang, aktifitas masyarakat

jiwa yang tersebar

untuk menjangkau tempat-tempat (lokasi) pusat

di seluruh wilayah Kota Semarang. Dalam pada

kegiatan, bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu

itu, tingkat aktifitas kehidupan masyarakat Kota

dengan memakai alat transportasi kendaraan

Semarang termasuk kategori cukup tinggi.

bermotor (kendaraan umum ataupun pribadi),

Dengan demikian salah satu dukungan yang

dan berjalan kaki. Bagi para pemakai kendaraan

.

Semarang

),

telah

mencapai sebesar 1.

Kota

(BPS : 20

Studi Tentang Kenyamanan Pejalan Kaki terhadap Pemanfaatan Trotoar di Jalan Protokol Kota Semarang – Aris Widodo

telah disediakan jalur-jalur jalan yang diatur

yaitu : pertama, bagaimana persepsi para

sedemikian tertib. Begitu pula bagi para pejalan

pejalan kaki tentang kenyamanan terhadap

kaki, telah ada jalur trotoar yang disediakan

pemanfaatan fasilitas jalur trotoar jalan di Kota

secara khusus.

Semarang, khususnya di Jalan Pandanaran

Trotoar

merupakan

bagian

daripada

Semarang; kedua, apakah jalur trotoar jalan di

rekayasa jalan raya, dengan maksud untuk

Kota

membagi jalur yang tertib antara jalur kendaraan

Pandanaran Semarang, benar-benar dimanfaat-

dan jalur pejalan kaki. Trotoar harus disediakan

kan sebagaimana fungsi sebenarnya.

pada

bagian

jalan

raya,

dimana

melintas

di

Jalan

Kenyamanan

pejalan kaki, dan jumlah minimal 1000/12 jam yang

khususnya

dengan

ketentuan adanya jumlah minimal 300/12 jam

kendaraan

Semarang,

jalan

tersebut.

Menurut Rustam Hakim dan Hardi Utomo (2003

:

185)

kenyamanan

adalah

yang

memperlihatkan

segala

Mengingat fungsi trotoar adalah jalur jalan yang

sesuatu

khusus dipergunakan untuk lalu lintas pejalan

ruang secara sesuai dan harmonis, baik dengan

kaki (pedestrian), maka dapat diartikan bahwa

ruang itu sendiri maupun dengan berbagai

trotoar merupakan hak jalur lalu lintas yang

bentuk, tekstur, warna, simbol mapun tanda,

dipergunakan hanya untuk pejalan kaki.

suara dan bunyi kesan, intensitas dan warna

Namun pada kenyataannya sekarang ini trotoar sudah tidak lagi ber fungsi sebagaimana idealnya.

Trotoar

banyak

cahaya ataupun bau, atau lainnya. Ian Bentley (1988 : 70) menyatakan

oleh

bahwa hampir semua jalan dirancang untuk

bersifat

penggunaan gabungan dari kendaraan bermotor

permanen dan nonpermanen, dan berbagai

dan pejalan kaki. Jalan hendaknya dirancang

jenis bangunan lain.

terperinci sehingga kendaraan bermotor tidak

bangunan-bangunan

dipenuhi

penggunaan

kecil

yang

Penelitian ini mengambil studi kasus di

akan mengalahkan pejalan kaki.

Jalan Pandanaran Semarang, yang panjang perlintasannya

kurang

lebih

6

kilometer.

Penentuan lokasi penelitian di jalan Pandanaran Semarang

sebagai

bahan

studi

kasus,

Hakim

dan

mengemukakan

Utomo

bahwa

(2003

:

faktor-faktor

186) yang

mempengaruhi kenyamanan yaitu : Sirkulasi

disebabkan karena : 1) di sepanjang jalan

Jalan berperan sebagai prasarana lalu

Pandanaran terdapat jalur trotoar, 2) aktifitas

lintas dan ruang transisi (transitional space),

kawasannya

cukup

Pandanaran

merupakan

3)

Jalan

selain itu juga tidak tertutup kemungkinan

satu

jalan

sebagai ruang beraktivitas (activity area)

protokol yang ada di dalam Kota Semarang.

yang merupakan sebagai ruang terbuka

Sehingga Jalan Pandanaran dianggap sifnifikan

untuk

dan

rekreasi,

representatif

ramai,

untuk

dan

salah

dilakukan

suatu

penelitian. Bertolak

kontak dan

sosial,

wadah

bahkan

kegiatan,

untuk

aktifitas

perekonomian masyarakat. dari

latar

belakang

alasan

Untuk itu diperlukan penataan ruang

pemilihan judul yang telah dikemukakan di atas,

yang

maka muncul permasalahan yang mendasar,

kelancaran

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor Volume 1 – Januari

fungsionalis

, hal: –

demi

masing-masing

terciptanya aktifitas

sirkulasi, baik itu sirkulasi transitional space

areal pembuangan sampah yang tidak jauh

(untuk sirkulasi kendaraan bermotor dan

dari daerah perlintasan jalan, maka bau

pejalan kaki) maupun sirkulasi activity area

yang tidak menyenangkan akan tercium

(misalnya, untuk pedagang kaki lima, parkir,

oleh para

dan sebagainya).

berjalan

Iklim atau Kekuatan Alam

kendaraan bermotor.

Faktor iklim adalah kendala yang harus mendapat

perhatian

serius

dalam

pengguna jalan,

kaki

maupun

baik

yang

para

pemakai

landscape

furniture

Bentuk Bentuk

elemen

merekayasa sistem jalan yang terkonsep.

harus disesuaikan dengan ukuran standar

Salah satu kendala iklim yang muncul

manusia

adalah curah hujan, faktor ini tidak jarang

mempunyai

menimbulkan gangguan terhadap aktifitas

Utomo, 2003 : 190).

agar

skala

rasa

yang

nyaman

dibentuk

(Hakim

dan

para pejalan kaki. Oleh karena itu perlu

Seringkali ditemui bahwa trotoar-trotoar

disediakan tempat berteduh jika terja di

yang telah disediakan tidak mempunyai

hujan, seperti shelter dan gazebo.

pembatas yang jelas (kereb) dengan jalur

Selain faktor keamanan bagi pejalan kaki, juga harus perlindungan

diperhatikan perlunya

lantai (dasar) yang sama. Bentuk yang

matahari. Radiasi ini mampu mengurangi

semacam itu akan mengakibatkan, jalur

rasa nyaman terutama pada daerah tropis

trotoar menjadi dimanfaatkan untuk lahan

seperti Kota Semarang.

parkir-parkir liar.

Kebisingan

Keamanan tingkat

radiasi

kendaraan memiliki ketinggian permukaan

sinar

Tingginya

terhadap

kendaraan bermotor. Jalur trotoar dan jalur

kebisingan

suara

Pengertian

dari

keamanan

dalam

kendaraan bermotor yang lalu lalang, juga

penelitian ini, bukan mencakup dari segi

menjadi

dapat

kriminal, tetapi tentang kejelas- an fungsi

mengganggu kenyamanan bagi lingkungan

sirkulasi, sehingga pejalan kaki terjamin

sekitar

keamanan

pejalan

masalah

dan kaki.

meminimalisir

vital

pengguna Oleh tingkat

yang

jalan,

sebab

terutama

atau

keselamatannya

itu

untuk

bahaya

terserempet

kebisingan

yang

kendaraan bermotor.

maupun

dari

tertabrak

terjadi, dapat dipakai tanaman dengan pola

Perencanaan keamanan antara pejalan

dan ketebalan yang rapat serta tersusun

kaki dengan kendaraan bermotor perlu

teratur.

diutamakan

Aroma atau Bau-bauan

fasilitas bagi pedestri, yakni jalur trotoar

Aroma atau bau-bauan

sehingga

harus

disediakan

yang tidak

jalan. Untuk keamanan pejalan kaki maka

sedap bisa terjadi karena beberapa sebab,

trotoar hatus dibuat terpisah dari jalur lalu

seperti bau yang keluar dari asap knalpot

lintas kendaraan, oleh struktur fisik berupa

kendaraan, atau bak-bak sampah yang

kereb.

kurang terurus yang tersedia di sepanjang pinggir trotoar. Selain itu, kadang terdapat

Pemanfaatan

trotoar

sebagaimana

fungsinya menjadi sangat penting bagai

Studi Tentang Kenyamanan Pejalan Kaki terhadap Pemanfaatan Trotoar di Jalan Protokol Kota Semarang – Aris Widodo

keamanan

dari

bentuk transportasi yang penting di daerah

pengendara bermotor yang mengendarai

perkotaan. Pejalan kaki merupakan kegiatan

dengan kecepat- an tinggi atau di atas 50

yang cukup esensial dari sistem angkutan dan

km/jam. Hal ini sangat membahayakan

harus mendapatkan tempat yang selayaknya.

keselamatan para pejalan kaki, jika berjalan

Pejalan kaki, mereka terdiri dari anak-anak,

di bahu jalan jalur kendaraan bermotor. Hal

orang tua, dan masyarakat yang berpenghasilan

ini terjadi karena fasilitas trotoar yang sudah

rata-rata kecil.

ada,

pejalan

ternyata

kaki.

beralih

Banyak

fungsi

menjadi

Perjalanan

dengan

angkutan

umum

berbagai aktifitas lain (seperti transaksi

selalu diawali dan diakhiri dengan berjalan kaki.

pedagang kaki lima, parkir) dan tempat-

Apabila fasilitas pejalan kaki tidak disediakan

tempat bangunan permanen maupun non

dengan baik, maka masyarakat akan kurang

permanen yang sangat mengganggu lalu

berminat menggunakan angkutan umum. Hal

lintas pejalan kaki, sehingga trotoar tidak

yang harus diingat bahwa para pejalan kaki

bisa di manfaatkan secara optimal, dan

bukan warga masyarakat kelas dua.

pejalan kaki terpaksa berjalan di bahu jalan jalur kendaraan motor.

Menurut Dirjen Perhubungan Darat (1999 : 1) pejalan kaki terdiri dari :

Kebersihan

Mereka yang keluar dari tempat parkir mobil

Daerah yang terjaga kebersihannya

menuju tempat tujuan.

akan menambah daya tarik khusus, selain

Mereka

menciptakan

angkutan umum sebagian besar masih

rasa

nyaman

serta

yang

menuju

atau

turun

dari

menyenangkan orang-orang yang melalui

memerlukan berjalan kaki.

jalur trotoar. Untuk memenuhi kebersihan

Mereka yang melakukan perjalan kurang

suatu lingkungan perlu disediakan bak-bak

dari 1 kilometer (km), sebagian besar

sampah sebagai elemen lansekap dan

dilakukan dengan berjalan kaki.

saluran air selokan yang terkonsep baik. Trotoar

Keindahan Keindahan

mencakup

persoalan

Dr M. Aslan menyatakan, bahwa trotoar

kepuasan bathin dan panca indera manusia.

adalah jalur yang terletak berdampingan dengan

Untuk

jalur

memperoleh

kenyamanan

yang

lalu

lintas

kendaraan,

yang

khusus

optimal maka keindahan harus dirancang

dipergunakan oleh pejalan kaki (pedestrian).

dengan memerhatikan dari berbagai segi,

Untuk keamanan pejalan kaki maka trotoar ini

baik itu segi bentuk, warna, komposisi

harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas

susunan tanaman dan elemen perkerasan,

kendaraan, oleh struktur fisik berupa kereb.

serta

Perlu

diperhati-

kan

juga

faktor-faktor

pendukung sirkulasi kegiatan manusia.

atau

tidaknya

trotoar

disediakan

tergantung bagi volume pedestrian dan volume lalu lintas pema- kai jalan tersebut (Sukoco

Pejalan Kaki Dirjen Perhubungan Darat (1999 : 205) menyatakan bahwa pejalan kaki adalah suatu

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor Volume 1 – Januari

, hal: –

Lebar trotoar menurut Keputusan Menteri

meter. Artinya pengadaan lebar trotoar di Jalan

Perhubungan No. KM. 65 Tahun 1993, adalah

Pandanaran, telah sesuai dengan standar lebar

sebagai berikut :

trotoar

Tabel 1. Lebar Trotoar Menurut Kep. Menhub. No KM. 65/1993 No Lokasi Pengadaan Lebar Trotoar Trotoar Jalan di daerah perkotaan 4,00 m Di wilayah perkantoran utama 3,00 m Di wilayah industri a. pada jalan primer 3,00 m b. pada jalan akses 2,00 m Di wilayah pemukiman a. pada jalan primer 2,75 m b. pada jalan akses 2,00 m Sumber : Diren Bina Marga, 1999

Perhubungan No KM. 65 Tahun 1993.

menurut

Keputusan

Menteri

Kota Semarang Kota

Semarang

secara 

terletak antara garis



’ –

Selatan (LS) dan garis 109

astronomis ’ Lintang 

’–

’ Bujur

Timur (BT). Secara administratif Kota Semarang memiliki perbatasan di sebelah barat dengan Kab Kendal, di sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa, di sebelah timur dengan Kab. Demak,

Jalan Protokol Menurut Peraturan Geometrik Jalan Raya

dan di sebelah selatan dengan Kab. Semarang. Perkembangan

No. 13/1970, jalan raya pada umumnya dapat digolongkan

dalam

klasifikasi

menurut

Kota

Semarang

pada

kenyataannya cukup berkaitan erat dengan

fungsinya, dimana peraturan ini mencakup tiga

sistem

golongan penting, yakni 1) Jalan Utama, 2)

bangkitan/ tarikan pergerakan yang sangat

Jalan Sekunder, dan 3) Jalan Penghubung.

dipengaruhi oleh sistem tata guna lahan serta

Jalan protokol adalah termasuk dalam

sistem

jaringan

sarana

prasarana

transportasi.

jalan,

sistem

Jaringan

jalan

golongan jalan utama, dalam kota-kota besar

dianggap urat nadi, dan dapat dikatakan juga

sebagai jalan yang menjadi pusat keramaian

sebagai penghubung antar lokasi atau tempat-

lalu lintas (KBBI, Dep.P&K, 1995 : 396). Dimana

tempat tertentu. Jika salah satu jaringan jalan

pengertian jalan utama adalah jalan raya yang

terputus maka akan terganggu seluruh kegiatan

melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota

pergerakan manusia.

penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat keramaian. (Peraturan Geometrik

METODOLOGI Penelitian ini secara umum dilaksana-

Jalan Raya No. 13/1970, BPPU 1976 : 2). Jalan protokol yang dimaksud dalam penelitian ini

kan

adalah jalan protokol Kota Semarang, dengan

mengambil

mengambil

Jalan

Pandanaran Semarang sebagai bahan studi

BWK

kasus dalam

Pandanaran

lokasi

studi

Semarang.

kasus

di

Menurut

di

dalam

Kota

lokasi

Semarang,

penelitian

di

dengan Jalan

spesifikasi pengambilan data

Semarang Tahun 1995 – 2005, Kawasan di

penelitian. Jalan Pandanaran merupakan salah

sepanjang Jalan Pandanaran

satu jalan protokol yang ada di dalam Kota

termasuk ke

dalam kategori wilayah industri, yang jalur lalu

Semarang.

lintasnya merupakan golongan jalan kolektor

maka Jalan Pandanaran dianggap signifikan

sekunder.

dan representatif untuk dijadikan pilihan lokasi

Jalur

trotoar

Jalan

Pandanaran

mempunyai lebar berkisar antara 2,00 – 3,00

Dengan

pertimbangan

dalam melakukan penelitian ini.

Studi Tentang Kenyamanan Pejalan Kaki terhadap Pemanfaatan Trotoar di Jalan Protokol Kota Semarang – Aris Widodo

tersebut,

Populasi

a. Kenyamanan pejalan kaki

Menurut Sugiyono (1999 : 55) populasi

b. Keselamatan atau keamanan pejalan

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas

kaki c.

Fasilitas penunjang trotoar.

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti unuk dipelajari dan kemudian diambil

Metode Pengumpulan Data

kesimpulan. Adapun yang menjadi populasi

Metode

pengumpulan

data

yang

dalam penelitian ini adalah orang-orang yang

digunakan dalam penelitian ini adalah melalui

melintas atau menempuh perjalanan dengan

teknik dokumentasi, angket atau kuesioner, dan

berjalan kaki di sepanjang Jalan Pandanaran.

teknik wawancara (interview).

Dari

hasil

perhitungan

yang

telah

Dokumentasi

diperoleh, dalam serangkaian penelitian yang

Data yang diambil untuk penelitian ini

telah dilaksanakan pada September

ini,

adalah berupa : 1) dokumentasi, 2) data

jumlah volume pejalan kaki yang melintas di

kondisi fisik prasarana jalan, 3) kondisi jalur

Jalan Pandanaran, adalah rata-rata 1036/12 jam

trotoar yang berhubungan dengan tingkat

pejalan kaki. Oleh karena itu populasi dalam

kenyamanan pejalan kaki, dan 4) data peta

penelitian ini ditetapkan berjumlah 1036 orang

lokasi

pejalan kaki.

Semarang.

penelitian

Jalan

Pandanaran

Angket atau Kuesioner Sampel dan Teknik Sampling

Kriteria pemberian skor pada alternatif

Arikunto (2002 : 112) berpendapat bahwa

jawaban untuk setiap item

angket adalah

jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10

sebagai berikut :

– 15% atau 20 – 25%, dan bila populasi kurang

a. Skor 4 untuk jawaban SB

dari 100 dapat diambil semua.

b. Skor 3 untuk jawaban CB c.

Variabel Penelitian

Skor 2 untuk jawaban KB

d. Skor 1 untuk jawaban TB

Dalam penelitian ini variabel yang akan

Teknik Wawancara (interview) Metode wawancara (interview) ini digunakan

diteliti yaitu sebagai berikut : Variabel yang akan diteliti melalui proses

untuk memperkuat hasil penelitian dari

dokumentasi

yang

metode kuesioner. Metode ini dipakai untuk

berhubungan dengan kenyamanan para

memberikan pertanyaan dan juga untuk

pejalan kaki terhadap pemanfaatan fasilitas

memperoleh masukan dari pihak-pihak yang

jalur trotoar yang telah ada tersedia di jalan

berhubungan langsung dengan daerah jalur

Pandanaran Semarang.

studi penelitian.

Sedangkan

adalah

variabel

kondisi

yang

fisik

akan

diteliti

melalui respondensi para pejalan kaki yang menempuh perjalanan atau melintas di

Metode Analisis Data Dalam

penelitian

data

yang

digunakan

Semarang, meliputi :

persentase yang didasarkan untuk mengetahui

, hal: –

analisis

analisis

sepanjang perlintasan Jalan Pandanaran

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor Volume 1 – Januari

adalah

ini

deskriptif

keadaan sesuatu yang bersifat kualitatif dengan

Instrumen reliabel apabila harga r11 > r tabel .

penafsiran persentase data kuantitatif melalui metode pengumpulan data yakni berupa angket (kuesioner). Untuk menguji coba angket maka perlu dilakukan analisis uji coba instrument, antara lain, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Validitas Item

Dari instrumen

korelasi product moment sbb :

diperoleh

harga

= 0,844 dengan N =

20, sedangkan r

= 0,444 pada taraf

tabel

signifikasi 5 %. Karena r > r

(0,844 >

tabel

0,444), maka butir soal tersebut dinyatakan

2

2

2

Untuk membahas hasil penelitian dengan deskripsi

persentase,

ditentukan

penetapan

Membuat tabulasi angket.

N  X   X  N  Y   Y  2

Menentukan skor jawaban responden.

koefisien korelasi skor butir dan

Menjumlah skor yang telah diperoleh.

skor total

Mencari

menggunakan rumus :

=

banyaknya responden

X

=

skor butir

=

coba

hasil skornya.

N  XY   X  Y 

N

Y

penelitian,

uji

reliabel.

mengukur validitas item yakni dipakai rumus

rxy =

perhitungan

reliabilitas butir atau r

Teknik analisa yang digunakan untuk

rxy 

hasil

Harga

rxy

yang

diperoleh

dari

skor

dengan

n x 100% N

%=

skor total

prosentase

Dengan keterangan :

perhitungan dikonsultasikan dengan harga r

N

=

Jumlah skor responden

pada tabel product moment dengan α = 5%.

N

=

Jumlah skor maksimal

Soal dikatakan valid apabila harga rxy > r

Hasil kuantitatif dari perhitungan rumus

tabel,

tersebut di atas selanjutnya diubah atau dari

maka item angket dianggap valid.

Reliabilitas Untuk

perhitungan dengan kalimat yang bersifat menguji

reliabelitas

angket

penelitian, maka peneliti mengguna kan teknik analisa alpha.

 k  r11    k  1

   b2  1    t2  

r11

=

reliabilitas instrumen

K

=

banyaknya pertanyaan soal

=

jumlah varians butir

=

varians total

  t2

2 b

kualitatif. Tabel 2. Penentuan Kriteria Tingkat Kenyamanan Berdasarkan Interval Kelas Persentase Interval Kelas Persentase (%) Kriteria 100% > Persen > 81.25% Sangat Baik (SB) 81.25% > Persen > 62.50% Cukup Baik (CB) 62.50% > Persen > 43.75% Kurang Baik (KB) 43.75% > Persen > 25% Sumber : Data hasil penelitian

Tidak Baik (TB)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Harga

r11

yang

Pertumbuhan penduduk Kota Semarang diperoleh

dari

sekarang

ini

dirasakan pengaruh

sangat

tingkat

pesat

perhitungan dikonsultasikan dengan harga r

dikarenakan

urbanisasi

pada tabel product moment dengan α = 5%.

maupun kemajuan teknologi. Pertumbuhan Kota Semarang itu sendiri pada dasarnya tumbuh

Studi Tentang Kenyamanan Pejalan Kaki terhadap Pemanfaatan Trotoar di Jalan Protokol Kota Semarang – Aris Widodo

secara

alami,

sehingga

akan

mempersulit

yang termasuk kategori cukup tinggi, Jalan

pengalokasian suatu kegiatan-kegiatan yang

Pandanaran

homogen,

dijadikan pilihan lokasi sebagai bahan studi

dikarenakan

land

use

yang

berkembang tidak beraturan.

dianggap

representatif

untuk

kasus dalam melakukan penelitian ini.

Jaringan jalan dianggap urat nadi, dan dapat dikatakan juga sebagai penghubung antar

Penelitian yang dilaksanakan di Jalan Pandanaran Semarang ini, yaitu dimulai dari

lokasi atau tempat-tempat tertentu. Jika salah

bagian jalan ujung timur (kawasan Simpang

satu

Lima), sampai dengan bagian ujung barat (kawasan Tugu Muda). Panjang perlintasan

jaringan

terganggu

jalan

seluruh

terputus,

maka

akan

kegiatan

pergerakkan

Jalan Pandanaran kurang lebih

kilometer.

manusia. Pola jaringan jalan di setiap kota-kota besar selalu terdapat perbedaaan, hal ini

Pembagian Zona Jalur Pengambilan Sampel

dikarenakan pembentukan pola intensitas tata

Populasi

guna lahan (land use) dan kondisi geografisnya.

Untuk

mempermudah

penelitian,

Di Kota Semarang, aktifitas masyarakat

terutama dalam penarikan sampel populasi dan

untuk menjangkau tempat-tempat (lokasi) pusat

teknik sampling yang dilakukan, maka studi

kegiatan, bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu

dibagi dalam empat zona jalur, yaitu :

dengan memakai alat transportasi kendaraan

Zona A = Kawasan Simpang Lima sampai

bermotor (kendaraan umum ataupun pribadi),

dengan pertigaan Jalan MH. Thamrin .

dan berjalan kaki. Bagi para pemakai kendaraan

Zona B = Yaitu mulai dari pertigaan Jl. MH

telah disediakan jalur-jalur jalan yang diatur

Thamrin sampai dengan perempatan Eka

sedemikian tertib. Begitu pula bagi para pejalan

Karya.

kaki, telah ada jalur trotoar yang disediakan

Zona C = Yaitu perempatan Eka Karya

secara khusus.

sampai dengan RS Hermina.

Trotoar

merupakan

bagian

daripada

rekayasa jalan raya, dengan maksud untuk

Zona D = Yakni dari RS Hermina sampai dengan Kawasan Tugu Muda.

membagi jalur yang tertib antara jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki. Mengingat fungsi trotoar

Analisis Uji Coba

adalah jalur jalan yang khusus dipergunakan

Sebelum instrumen kuesioner diberikan

untuk lalu lintas pejalan kaki (pedestrian), maka

kepada sampel, terlebih dahulu diujicobakan

dapat diartikan bahwa trotoar merupakan hak

pada

jalur lalu lintas yang dipergunakan hanya untuk

pengguna trotoar di jalur Jalan Pandanaran.

pejalan kaki.

Pejalan kaki yang dijadikan sampel uji coba

sejumlah

masyarakat

Penelitian ini secara umum dilaksanakan

sebanyak

20

orang,

di dalam Kota Semarang, dengan mengambil

kuesioner

uji

coba

lokasi penelitian di Jalan Pandanaran Semarang

pertanyaan.

sebagai bahan studi kasus dalam spesifikasi

pejalan

sedangkan terdiri

dari

kaki

instrumen 22

item

Validitas Item

pengambilan data penelitian. Sebagai salah

Penentuan validitas kuesioner diperoleh

satu jalan protokol yang terdapat di dalam Kota

dengan cara menghitung r xy tiap item. Hasil

Semarang, dengan tingkat aktifitas kawasan

rxy lalu dikonsultasikan pada rtabel dengan N

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor Volume 1 – Januari

, hal: –

= 20, dan  = 0,05 yang besarnya r

tabel

=

menyatakan

persepsi

kriteria

sebesar

> r tabel. Dari hasil perhitungan diperoleh item

dengan kriteria

yang memenuhi kriteria valid sejumlah 20

responden menyatakan persepsi yang tergolong

item. Sementara item soal yang diverifikasi

pada kriteria TB. Adapun

tidak valid adalah nomor 12 dan 19.

mengenai

Reliabilitas Item Reliabilitas item angket studi ditentukan dengan menghitung koefisien realibilitas Hasil

yang

kemudian

responden

CB,

0,444. Item angket dianggap valid jikalau rxy

(r ).

51,09%

dengan

KB,

dan sebesar

perhitungan

persepsi

hasil

pejalan

di atas, adalah sebagai berikut :

diperoleh, = Skor maksimal – Skor minimal

moment. Dari hasil perhitungan diperoleh r

Skor maksimal = 4 X 11 X 100 =

= 0,844 dengan N = 20, sedangkan r tabel =

Skor minimal

=

0,444 pada taraf signifikasi 5 %. Karena r >

Range

=

r

Kelas Interval

= Range = Banyak kelas

(0,844 > 0,444) maka instrumen item

kuesioner dinyatakan reliabel.

X

X

=



=

Penentuan instrumen item kuesioner memperhatikan

hasil-hasil

perhitungan validitas dan reliabilitas item kuesioner maka terdapat 20 item yang

Tabel 3. Interval Kelas dan Kriteria kenyamanan ditinjau dari beberapa faktor. Interval (skor)

Interval (%)

Kriteria

4400 > skor >

100%

> Persen

Sangat Baik

3575 > skor >

81.25% > Persen

Cukup Baik

2750 > skor >

2.50% > Persen

Kurang Baik

1925 > skor >

43.75% > Persen

terpakai, dan 2 item soal yang tidak dipakai sebagai instrumen, dari 22 jumlah item angket uji coba.

Kenyamanan

Pejalan

Kaki

Ditinjau

dari

Tidak Baik

Beberapa Faktor Persepsi

pejalan

kaki

tentang

kenyamanan yang ditinjau dari beberapa faktor

Range

Dengan

22,90%

penelitian

kaki

dikonsultasikan dengan r tabel product

tabel

menyatakan

mengenai

kenyamanan meliputi faktor-faktor : Sirkulasi, Iklim, Bising, Bau-bauan, Bentuk, Kebersihan, Keindahan. Persepsi kenyamanan perjalanan para pejalan kaki di jalur trotoar Jalan Pandanaran,

Sumber : Data hasil penelitian

Skor total

= Skor total di zona A+B+C+D =

+

+

+

=

Skor maksimal = DP

= Skor total = Skor maksimal

dapat ditunjukkan dari perhitungan analisis deskriptif prosentase yang menunjukan bahwa

Maka

hasil

perhitungan

mengenai

dari jumlah responden sebanyak 100 orang

persepsi pejalan kaki tentang kenyamanan yang

pejalan

pengambilan

ditinjau dari beberapa faktor (baik itu di Zona A,

responden

B, C, dan D) menunjukkan hasil dengan kriteria

menyatakan persepsi yang tergolong pada

yang Kurang Baik (KB), di dalam pemanfaatan

kriteria

jalur trotoar Jalan Pandanaran Semarang.

sampel),

kaki

(dalam

sebesar

SB,

sebesar

4

zona

2,82

23,18

%

%

responden

Studi Tentang Kenyamanan Pejalan Kaki terhadap Pemanfaatan Trotoar di Jalan Protokol Kota Semarang – Aris Widodo

Kenyamanan

Pejalan

Kaki

Ditinjau

dari

Skor total

= Skor total di zona A+B+C+D

Faktor Keamanan Dari mengenai

hasil

= penelitian

persepsi

yang

pejalan

diperoleh

kaki

Skor maksimal

tentang

keamanan (keselamatan dari gangguan lalu

DP

= Skor total = Skor maksimal

lintas kendaraan) dalam pemanfaatan jalur trotoar, dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan analisis

deskriptif

prosentase.

Hasilnya

Maka

hasil

perhitungan

mengenai

menunjukan bahwa dari jumlah responden

persepsi pejalan kaki tentang kenyamanan yang

sebanyak 100 orang pejalan kaki (dalam 4 zona

ditinjau

pengambilan

ternyata

menunjukkan kriteria Kurang Baik (KB) di dalam

sebesar 1,80% responden menyatakan persepsi

pemanfaatan jalur trotoar Jalan Pandanaran

yang tergolong pada kriteria SB, sebesar

Semarang.

sampel

23,00%

responden

dengan

CB,

populasi),

menyata

sebesar

kan

58,80%

dari

faktor

keamanan

adalah,

persepsi responden

menyatakan dengan kriteria KB, dan sebesar

Kenyamanan

Pejalan

Kaki

Ditinjau

dari

Faktor Kelengkapan Fasilitas Penunjang

16,40% responden menyatakan persepsi yang

Hasilnya menunjukkan bahwa dari jumlah

tergolong pada kriteria TB. Adapun perhitungan

responden sebanyak 100 orang pejalan kaki

hasil penelitian mengenai persepsi pejalan kaki

(dalam 4 zona pengambilan sampel populasi),

tentang kenyamanan yang ditinjau dari faktor

ternyata sebesar 2,50% responden menyatakan

keamanan di atas, (baik di Zona A, B, C, dan D)

persepsi yang tergolong pada kriteria SB,

adalah sebagai berikut :

sebesar

Range

= Skor maksimal – Skor minimal

23,25%

responden

menyatakan

persepsi dengan criteria CB, sebesar 53,00%

Skor maksimal = 4 X 5 X

responden menyatakan dengan kriteria KB, dan

Skor minimal

=1X5X

sebesar

Range

= 2000 –

persepsi yang tergolong pada kriteria TB.

Kelas Interval

= Range = Banyak kelas

Adapun mengenai

= Tabel 4. Interval Kelas dan Kriteria kenyamanan ditinjau dari faktor keamanan Interval (skor) 2000 > skor > 1625 > skor >

Interval (%) 100%

> Persen >

81.25% > Persen >

1250 > skor >

62.50% > Persen >

875 > skor >

43.75% > Persen >

21,25%

Kriteria Sangat Baik Cukup Baik Kurang Baik

responden

perhitungan

persepsi

kenyamanan

yang

kelengkapan

fasilitas

menyatakan

hasil

pejalan

penelitian

kaki

ditinjau

dari

penunjang,

tentang faktor adalah

sebagai berikut : = Skor maksimal – Skor minimal

Range

Skor maksimal = 4 X 4 X 100 Skor minimal

= 1 X 4 X 100

Range

= 1600 –

Kelas Interval

= Range = Banyak kelas

Tidak Baik

Sumber : Data hasil penelitian

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor Volume 1 – Januari

, hal: –

=

Tabel 5. Interval Kelas & Kriteria kenyamanan ditinjau dari faktor kelengkapan fasilitas penunjang. Interval (skor) Interval (%) Kriteria 1600 > skor > 100% > Persen > Sangat Baik 1300 > skor > 81.25% > Persen > Cukup Baik 1000 > skor > 62.50% > Persen > Kurang Baik 700 > skor > 43.75% > Persen > Tidak Baik Sumber : Data hasil penelitian

Skor total

Saran-saran Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan pejalan kaki dalam pemanfataan jalur trotoar, ternyata berada pada taraf kriteria yang kurang baik, untuk itu

maka

perlu

dilakukan

pengaturan

kembali atau penataan ulang yang lebih sistematis untuk penyediaan fasilitas jalur

= Skor total di zona A+B+C+D

trotoar di sepanjang Jalan Pandanaran. Penataan kota ini, harus memperhatikan berbagai aspek kepentingan masyarakat,

Skor maksimal = DP

baik itu aspek kenyamanan pejalan kaki,

= Skor total = Skor maksimal

aktifitas

hasil

(areal

PKL

dan

pasar), maupun aspek sirkulasi kendaraan

= Maka

perdagangan

perhitungan

mengenai

bermotor.

persepsi pejalan kaki tentang kenyamanan yang

Perancangan ulang penyediaan fasilitas

ditinjau

fasilitas

jalur trotoar, harus memperhatikan unsur-

penunjang (baik itu di Zona A, B, C, dan D)

unsur penting yang menunjang tingkat

adalah, menunjukkan hasil dengan kriteria

kenyamanan

Kurang Baik (KB).

pemanfataan trotoar jalan. Yakni antara lain,

dari

faktor

kelengkapan

pejalan

kaki

dalam

1) Adanya kejelasan pembagian sirkulasi KESIMPULAN DAN SARAN

aktifitas manusia, 2) Tersedianya fasilitas

Kesimpulan

pelindung

dari

gangguan

iklim

atau

Berdasarkan hasil analisis data dalam

kekuatan alam, 3) Meminimalisir tingkat

penelitian studi tentang kenyamanan pejalan

kebisingan atau polusi suara, 4) Meredam

kaki terhadap pemanfataan jalur trotoar di Jalan

bau-bauan yang ditimbulkan, 5) Bentuk

Pandanaran

lanskep

Semarang,

maka

diperoleh

yang

yang

standar,

6)

Terpeliharanya kebersihan, 7) Terciptanya

kesimpulan sebagai berikut : Faktor-faktor

trotoar

meliputi,

ketera-

keindahan

di

sekitar

jalur

trotoar,

8)

turan sirkulasi, perlindungan terhadap cuaca,

Terjaminnya

keamanan

peredaman kebisingan, polusi udara, bentuk

pejalan

dari

lanskep yang baik, kebersihan dan keindahan

kendaraan, dan 9) Tersedianya fasilitas

yang terjaga, terjaminnya rasa keamanan, serta

penunjang yang memadai. Trotoar harus

kelengkapan

benar-benar

dikembalikan ke fungsi idealnya, yakni

merupakan unsur pokok (deterministik) yang

sebagai jalur yang terletak berdampingan

menunjang rasa kenyamanan pejalan kaki

dengan jalur lalu lintas kendaraan, yang

dalam

khusus dipergunakan oleh pejalan kaki

fasilitas

pemanfataan

Pandanaran Semarang.

jalan,

jalur

trotoar

Jalan

kaki

(keselamatan)

bahaya

(pedestrian).

Studi Tentang Kenyamanan Pejalan Kaki terhadap Pemanfaatan Trotoar di Jalan Protokol Kota Semarang – Aris Widodo

lalu

lintas

DAFTAR PUSTAKA Subdin Perencanaan Kota, ( ), Bagan Wilayah Kota I (BWK I) Kota Semarang, Pemkot , Semarang. Dirjen

Bina Marga, ( ), Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Nomor 113,Dirjen Bina Marga, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, ( ), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V, Rineka Cipta, Jakarta. Bentley, Ian, Alan Alcock, Murrain, Mc Glynn, Graham Smith, ( ), Lingkungan yang Tanggap, Pedoman untuk Perancangan. Terjemahan Aris K, Abdi Widya, Jakarta.

Hakim, Rustam, Hardi Utomo, ( ), Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Bumi Aksara, Jakarta. BPS Semarang, ( ), Kota Semarang Dalam Angka 2011, Semarang. Dephub, ( ), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jala, Departemen Perhubungan Darat, Jakarta. Sudjana, Nana, ( ), Tarsito, Bandung.

Metode

Statistika,

Hadi, Sutrisno, ( ), Metode Research Jilid I, Tarsito, Bandung. Sugiyono, ( ), Metodologi Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor Volume 1 – Januari

, hal: –

Related Documents

Sbu Sipil Depan.docx
November 2019 13
Tabloid Sipil Edisi 6
December 2019 12
Jurnal
December 2019 93
Jurnal
May 2020 64

More Documents from ""