Jsi_5403_imperialisme_dunia_barat_dan_t.docx

  • Uploaded by: Desita Maharani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jsi_5403_imperialisme_dunia_barat_dan_t.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,156
  • Pages: 40
BAB I PETA KONSEP I

ASAL USUL DUNIA BARAT MENJAJAH DUNIA TIMUR

TUJUAN DUNIA BARAT MENJAJAH DUNIA TIMUR

IMPERIALISME

MOTIVASI DUNIA BARAT MENJAJAH DUNIA TIMUR

DUNIA BARAT WILAYAH-WILAYAH YANG DIJAJAH DUNIA BARAT

PERILAKU BANGSA BARAT YANG MEMPENGARUHI DUNIA TIMUR

Page

PETA KONSEP II

MUHAMMAD BIN ABDUL JAMALUDIN AL AFGANI MUHAMMAD

GERAKAN

RASYID RIDHO

PERUBAHAN ISLAM MUHAMMAD MUSTAFA KEMAL AT-TATU IBNU TAIMIYAH AHMAD KHAN MUHAMMAD ALI PASHA

Page

BAB II IMPERIALISME DUNIA BARAT

> Asal-usul Dunia Barat Menjajah Dunia Timur

1. Kisah petualangan Marco Polo (1254-1324) dari Venesia, Italia, ke Cina yang dituangkan ke dalam buku Book of Various Experiences. Buku ini mengisahkan keajaiban dunia atau Imago Mundi. 2. Jatuhnya ibukota Romawi Timur (Konstantinopel) ke tangan Kesultanan Turki pada tahun 1453. Hal ini menyebabkan terputusnya hubungan dagang ke dunia Timur. Bangsa Barat pun berusaha mencari jalan sendiri ke pusat rempah-rempah di Asia. 3. Bergeloranya semangat penaklukan terhadap orang-orang yang beragama Islam. Dengan semangat inilah Ratu Isabella (Spanyol) membiayai penjelajahan samudera oleh Columbus pada tahun 1492. 4. Berkembangnya teknik pelayaran dan penemuan kompas. 5. Pendapat Copernicus dan Gallileo-Gallilei yang menyatakan bahwa bumi ini bulat. 6. Munculnya hasrat untuk mengetahui lebih mendalam tentang rahasia alam semesta, keadaan geografi, dan bangsa-bangsa yang tinggal di belahan bumi lain. 7. Ingin memperoleh keuntungan atau kekayaan sebanyak-banyaknya.

> Tujuan Bangsa Barat Menjajah Dunia Timur a) b) c) d) e)

Keinginan untuk menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia. Perasaan sebagai bangsa yang istimewa di dunia (racial superiority). Hasrat menyebarkan agama atau ideologi. Letak suatu negara yang secara geografis dianggap menguntungkan. Sebab-sebab ekonomi seperti keinginan mendapatkan kekayaan, ingin ikut dalam perdagangan dunia, ingin menguasai perdagangan, dan menjamin suburnya industri.

> Motivasi Bangsa Barat Menjajah Dunia Timur Kelemahan dan kemunduran Islam dimanfaatkan oleh Bangsa-Bangsa Barat untuk menguasai dan menjajahnya Umat Islam. Penjajahan bangsa Barat dipelopori oleh Spanyol dan Portugis. Mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari bahan mentah dan bahan baku, mencari daerah penanaman modal asingnya, serta menyebarkan agama Kristen. Dalam usaha mereka memilki semboyan :

Page

1. 2. 3. 4.

Gold, adalah semangat untuk mencari keuntungan besar Glory, adalah semangat untuk mencapai kejayaan dan kekuasaan Gospel, adalah semangat menyebarkan agama Kristen Reconq uista, adalah semangat balas dendam mereka terhadap yang pernah menjajah Barat, terutama spanyol.

> Wilayah-wilayah Timur Yang Dijajah Oleh Dunia Barat Beberapa wilayah Islam yang jatuh ke tangan penjajah Bangsa Barat adalah sebagai berikut, 1) Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511 M) 2) Indonesia jatuh ke tangan Belanda 1602 M) 3) Mesir jatuh ke tangan Peancis (1789-1802 M) 4) Oman dan Qatar jatuh ke tangan Inggris (1802 M) 5) Aljazair jatuh ke tangan Perancis (1830-1857 M) 6) Kaukasia jatuh ke tangan Rusia (1834-1859 M) 7) Aden dikuasai Inggris (1839 M) 8) Kerajaan Mugal di India dikuasai Inggris (1857 M) 9) Bukhara dan Samarkand dikuasai Rusia (1866 M) 10) Uzbekistan direbut Rusia (1873-1887 M) 11) Tunisia dikuasai Perancis (1881-1883 M) 12) Mesir dikuasai Inggris (1882 M) 13) Eritrea dikuasai Italia (1885-1890 M) 14) Senegal dikuasai Perancis (1890 M) 15) Nigeria dan Pantai Gading direbut Perancis (1891-1899 M) 16) Sudan ditaklukkan Inggris (1898 M) 17) Baluchistan dikuasai Inggris (1906 M) 18) Chad dikuasai Perancis (1900 M) 19) Kesultanan Tripoli dan Syreneica direbut Italia (1912-1913 M) 20) Maroko direbut Perancis dan Spanyol (1912 M) 21) Kuwait dikuasai Inggris (1914 M) 22) Irak dikuasai Inggris (1920 M) 23) Suriah dan Libanon jatuh ke tangan Perancis (1920 M) 24) Kesultanan Sulu dan Mindanao di Filipina jatuh ke tangan Spanyol (1851 M)

> Perilaku Bangsa Barat yang Mempengaruhi Dunia Timur A. TERHADAP ILMU PENGETAHUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakikatnya diharapkan dapat membawa dampak positif bagi terciptanya masyarakat moderen yang menghargai kebudayaan tradisionalnya. Dengan ilmu pengetahuan masyarakat akan berubah dari kondisi Page

sebelumnya menjadi masyarakat yang moderen. Selain itu ilmu pengetahuan setidaknya menjadi komponen penting yang dapat membawa masyarakat menjadi paham mengenai apa yang hendaknya dipertahankan sebagai warisan masa lalu. Perkembangan terknologi, terutama masuknya kebudayaan asing (barat) tanpa disadari telah menghancurkan kebudayaan lokal. Minimnya pengetahuan menjadi pemicu alkulturasi kebudayaan yang melahirkan jenis kebudayaan baru. Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami degradasi yang sangat luar biasa. Dari ilmu pengetahuan yang berasal dari barat, memang sekilas kita pandang maju dan modern, tetapi dibalik itu ada unsur politik yang membuat kita kedalam penjajahan budaya. Seperti yang akan kita kupas dari beberapa segi nantinya. Pada dasarnya barat ingin menguasai dunia dengan kemajuan pemikiran mereka. Banyak cara yang mereka tempuh seperti banyaknya teori –teori yang keliru dan belum ada titik terangnya dalam ilmu pengetahuan. Seperti teori alam semesta, teori budaya bebas yang mengacu kepada hak asasi manusia, dan ada pula teori politik yang membuat manusia keperadaban yang lebih rendah. Kemajuan pemikiran mereka bila dipandang dari segi teknologi, memang sangat membantu kita kepada kemudahan-kemudahan hidup. Tetapi dengan kemudahankemudahan itu barat juga memasuki unsur pengrusakan budaya-budaya suatu negeri dengan kebudayaan mereka. Ada beberapa pengaruh kebudayaan barat yang bisa kita lihat terhadap ilmu pengetahuan secara global, yakni : 1. Dari Segi Ekonomi dan Politik Pada akhir-akhir abad XIII penemuan-penemuan tekhnik industri, dan berhasilnya pelayaran Colombus dan Vasco Da Gama, memberikan bangsa eropa kekuasaan setrategis di laut samudra, hal ini menyebabkan revolusi industri eropa menjadi penguasa ekonomi di seluruh dunia. Dari sini, dimulailah usaha menghancurkan tata nilai dan norma-norma budaya Islam ataupun dunia. Penjajahan dengan kekuatan militer selama berabad-berabad tidak banyak memberikan hasil, namun dengan ekspansi industri secara massal membuat bangsa-bangsa timur menjadi tercengang, yang menuntut perubahan cara berfikir dan mental generasi dunia dari masa ke masa dan akhirnya tanpa disadari kecendrungan meniru dan mempelajari metode-metode perekonomian dan ilmu pengetahuan barat yang nota bene bertentangan dengan syari’at islam sangat kuat. System ekonomi sosialis dan kapitalis tidak dapat ditolak oleh dunia timur, sehingga upaya menghilangkan system ekonomi islam hampir berhasil dengan sempurna, penghormatan terhadap hukum riba misalnya, telah dianggap menghambat laju

Page

perekonomian. Cengkraman perekonomian ini semakin kuat dengan cara damai, Investasi barat dan konsesi ekonomi menjadikan timur sebagai bangsa terjajah yang berkepanjangan. Dan sentuhan ekonomi kolonialisme dan kapitalisme lambat laun mengacaukan etika kehidupan. Eksploitasi kekayaan dan investasi modal seakan menghentikan pergerakan dan peduli social budaya. Dan kekuatan-kekuatan negeri timur takluk dan tunduk di atas kertas. Tahap ekonomi agaknya factor yang lebih penting dan lengkap. Tetapi lebih umum penjajahan yang dimulai dengan proses ekonomi yang esensiil, terkenal dengan “ perembesan damai “. Ia memperoleh cengkraman finansiil dalam bentuk pinjaman dan konsesi atas negeri timur, yang selama ini merdeka dari modal barat, yang membawa kepada terwujudnya kendali politik. Kenyataan tersebut berlaku pada semua negeri timur, tidak terkecuali Indonesia. Dominasi ekonomi barat sangatlah kuat, ekonomi syariah yang berabad-abad telah diterapkan mulai terpinggirkan kedaerah pedalaman di desa-desa terpencil. Dan orang timur mulai mencintai produk barat secara damai, tanpa berpikir bahwa mereka akan ditelanjangi dari norma-norma dan aqidah islam. Faktor yang tak dapat di bantah, pada umumnya orang-orang timur sendiri lebih suka membeli barang-barang produksi barat dari pada memakai hasil negaerinya sendiri. Buat orang barat, hal ini terasa suatu keanehan, mereka tidak mengerti, mengapa orang timur lebih suka barang-barang buatan barat yang murah, tetapi bentuk dan mutunya yang khusus dibuat untuk pasaran timur, dibanding dengan barang-barang buatan dalam negeri sendiri yang lebih baik mutunya dan amat bagus buatannya. Jawabannya yang sebenarnya ialah, oleh karena orang timur umumnya tidak mengerti tentang mutu seni barang, dan hanya melihat kepada kemajuan teknologi dan budaya barat yang saat ini telah mendunia. Dari kenyataan di atas, kita tidak dapat menafikan, bahwa mayoritas negeri timur telah terperangkap dalam penjajahan ekonomi dan budaya, begitu pula dengan negeri ini. Contoh riil adalah di bidang ekonomi, system ekonomi kita yang sangat keras, seakan tidak memberikan peluang bagi usaha kecil untuk berkembang. Prinsip ekonomi ini sangat bertentangan dengan prinsip ekonomi islam yang sangat memperhatikan aspek social dan keadilan. Agama ini melarang praktek transaksi ekonomi yang mengganggu keserasian hubungan antara anggota masyarakat. Di samping itu islam menetapkan bahwa dalam harta milik pribadi terdapat hak orang yang membutuhkan yang harus disalurkan kepada mereka, baik dalam bentuk zakat maupun sedekah dan lain sebagainya. Kekerasan ekonomi yang ditanamkan oleh barat telah melupakan kita, bahwa selain bertanggung jawab kepada pemilik modal (investor) atau pemegang saham, kita juga akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah nanti di Yaumul Qiyamah. Ini adalah bentuk penjajahan yang hingga saat ini belum merdeka, ketimpangan-ketimpangan ekonomi dan

Page

kesenjangan social terjadi di semua lapisan masyarakat, sebagai akibat dari maskulinitas system perekonomian yang telah jauh menyimpang dari kaidah-kaidah islam. 2. Dari Segi Sosial dan Budaya Jauh sebelum kebudayaan barat masuk ke bumi pertiwi, kebudayaan kita jauh lebih berperadaban. Hidup bermasyarakat dengan norma-norma kesusilaan telah dahulu ada di peradaban negara kita. Saat ini, kebudayaan itu sedikit demi sedikit mulai terkikis. Kita juga tidak dapat berpaling dari kenyataan penjajahan budaya barat. Bahwa bangsa ini selalu demam dengan trend-trend barat yang asusila. Satu contoh saja kita ambil. Ketika orang-orang barat menyelenggarakan kontes ratu sejagat misalnya, maka dengan antusias Negeri timur mendelegasikan wanita-wanita terhormatnya untuk ditelanjangi, Cuma karena takut dikatakan terbelakang dan tidak modern. Belum lagi desain-desain busana wanita yang sangat tidak menghargai keindahan tubuh wanita, kemolekan tubuh wanita yang seharusnya ditutupi, dieksploitasi ke setiap sudut mata memandang. Ini salah satu bentuk penjajahan budaya bukan? Sungguh ironis memang. Dan yang lebih ironis lagi, Budaya berpakaian bebas, kadang membuat generasi kita tergiur. Dari pemikiran barat yang mengacu kepada kebebasan hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi membuat kita ikut-ikutan. Sebagian dari kita menganggap teori hak asasi manusia ini sebagai suatu keadilan. Munculnya pemilihan Miss Universe sebagai ajang internasional pada tahun 1952, motif utamanya adalah bisnis. Perusahaan Pasific Mills menyelenggarakan acara itu untuk mempromosikan pakaian Catalina. Pada tahun1996, Donald Trump membeli hak kepemilikan kontes ini yang kemudian ditayangkan CBS dan pada tahun 2003 beralih ke NBC, yang tentunya sangat kental dengan kepentingan bisnis. Demikian pula di Indonesia, kontes raturatuan ini yang dimobilisasi oleh perusahan kosmetik Mustika Ratu dan Marta Tilaar, hanyalah untuk mempromosikan produknya, sehingga wanita Indonesia akan tergila-gila kosmetik. (Buletin Sidogiri. hal 13 edisi 20 Rajab 1428 H). Dikatakan “kontes tersebut diantaranya bertujuan mendongkrak citra bangsa di hadapan dunia, bagian dari keterbukaan dan kebebasan hak asasi, pemilihan putri tidak hanya mengandalkan kecantikan, tapi kecerdasan dan sopan santun”. “ Perekonomian nasional bisa hancur akibat dari UU APP ini “ ujar Poppy Darsono, penasehat Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) yang diikuti oleh Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), Asosiasi Pemasok Garment Aksesori Indonesia (APGAI), Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO), Asosiasi Manufaktur Indonesia (AMI),Asosiasi Perstektilan Indonesia (API) dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). (AULA, hal: 16, edisi April 2006).

Page

Apapun alasan yang dijadikan justifikasi dalam ajang tersebut hanyalah sebuah usaha menelanjangi norma-norma negeri timur dan usaha melegitiminasi penjajahan terhadap budaya islam. Karena mendongkrak citra bangsa, kebebasan hak asasi, kecerdasan suatu bangsa dan sopan santun ataupun peradaban yang modern tidak bisa dipresentasikan dengan seorang gadis atau wanita yang tidak punya rasa malu untuk telanjang di hadapan dunia. Ini adalah bukti kebodohan yang tidak pernah mengerti tentang tata nilai dan kehormatan sebuah bangsa. B. TERHADAP KEBUDAYAAN TRADISIONAL Seiring perkembangan zaman, era masyarakat modern kini cenderung lebih mengakar pada budaya Barat yang dianggap lebih berkualitas. Semangat zaman dengan pengaruh Barat ini, sudah dianggap sebagai ciri kemodernan atau sebagian dari ekspresi kebudayaan terkini. Negara yang dikategorikan negara berkembang sebenarnya belum siap dengan kemajuan yang berasal dari pemikiran barat. Barat yang dengan seluruh kebudayaannya mendukung berjalan kemajuan mereka. Tetapi yang masih memakai kebudayaan timur, dan sedikit banyaknya telah tersusupi oleh pemikiran barat malah menjadi kacau balau. Masyarakat belum siap menghadapi perubahan sosial. Masuknya modernisme dan hegemoni Negara adidaya yang masuk ke-Negara Islam menjadikan budaya yang tercipta di Negara-negara Islam kini sudah seakan-akan mulai luntur, berbagai kesempatan orang asing memasuki Negara Islam, mengakibatkan terberangusnya budaya yang ada(tradisonal) seperti peraturan dan hokum Islam, normanorma, etika, estetika alam dan solidaritas terkikis perlahan-lahan sehingga terjadi renggangnya budaya kebersamaan. Budaya barat yang di bawa oleh orang barat mengakibatkan penduduk Negara Islam terluluh lantahkan untuk mengikuti budaya tersebut. Pola hidup yang sifatnya sesaat, nafsu dunia, mengakibatkan dekadensi, baik moral, seni dan lainya. Budaya tradisional akhirnya kalah menarik, mereka lebih tertarik mengembangkan budaya asing yang serba seksi dan enggan dengan budaya yang kuno ( tradisional).

Page

BAB III BIOGRAFI TOKOH Muhammad bin ‘Abd Wahhab \Biografi Page

Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb (bahasa Arab: ‫محمد بن‬ ‫ )عبد الوهههاب التميمههى‬Nama Lengkapnya Syeikh al-Islam alImam Muhammad bin `Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali anNajdi. Beliau lahir pada tahun 1115 H (1701 M) di kampung `Uyainah (Najd), lebih kurang 70 km arah barat laut Kota Riyadh, ibukota Arab Saudi sekarang. Ayahnya bernama Syekh Abdul Wahhab ibn Sulaiman Beliau meninggal dunia pada 29 Syawal 1206 H (1793 M) dalam usia 92 tahun, setelah mengabdikan diri selama lebih 46 tahun dalam memangku jawatan sebagai menteri penerangan Kerajaan Arab Saudi .

\ Riwayat Pendidikan

Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab berkembang dan dibesarkan dalam kalangan keluarga terpelajar. Ayahnya adalah ketua jabatan agama setempat. Sedangkan kakeknya adalah seorang qadhi (mufti besar), tempat di mana masyarakat Najd menanyakan segala sesuatu masalah yang bersangkutan dengan agama. Oleh karena itu, kita tidaklah hairan apabila kelak beliau juga menjadi seorang ulama besar seperti datuknya. Sebagaimana lazimnya keluarga ulama, maka Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab sejak masih kanak-kanak telah dididik dan ditempa jiwanya dengan pendidikan agama, yang diajar sendiri oleh ayahnya, Syeikh `Abdul Wahhab. Sejak kecil lagi Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab sudah kelihatan tanda-tanda kecerdasannya. Beliau tidak suka membuang masa dengan sia-sia seperti kebiasaan tingkah laku kebanyakan kanak-kanak lain yang sebaya dengannya. Berkat bimbingan kedua ibubapaknya, ditambah dengan kecerdasan otak dan kerajinannya, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab telah berjaya menghafal al-Qur’an 30 juz sebelum berusia sepuluh tahun. Setelah beliau belajar pada orantuanya tentang beberapa bidang pengajian dasar yang meliputi bahasa dan agama, beliau diserahkan oleh ibu-bapaknya kepada para ulama setempat sebelum dikirim oleh ibu-bapaknya ke luar daerah. Tentang ketajaman fikirannya, saudaranya Sulaiman bin `Abdul Wahab pernah menceritakan begini: “Bahwa ayah mereka, Syeikh `Abdul Wahab merasa sangat kagum atas kecerdasan Muhammad, padahal ia masih di bawah umur. Beliau berkata: `Sungguh aku telah banyak mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan anakku Muhammad, terutama di bidang ilmu Fiqh.’ “ Syeikh Muhammad mempunyai daya kecerdasan dan ingatan yang kuat, sehingga apa saja yang dipelajarinya dapat difahaminya dengan cepat sekali, kemudian apa yang telah dihafalnya tidak mudah pula hilang dalam ingatannya. Demikianlah keadaannya, sehingga kawan-kawan sepermainannya kagum dan heran kepadanya.

Page

Setelah mencapai usia dewasa, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab diajak oleh ayahnya untuk bersama-sama pergi ke tanah suci Mekah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima – mengerjakan haji di Baitullah. Dan manakala telah selesai menunaikan ibadah haji, ayahnya terus kembali ke kampung halamannya. Adapun Muhammad, ia tidak pulang, tetapi terus tinggal di Mekah selama beberapa waktu, kemudian berpindah pula ke Madinah untuk melanjutkan pengajiannya disana. Di Madinah, beliau berguru pada dua orang ulama besar dan termasyhur di waktu itu. Kedua-dua ulama tersebut sangat berjasa dalam membentuk pemikirannya, yaitu Syeikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif an-Najdi dan Syeikh Muhammad Hayah al-Sindi. Selama berada di Madinah, beliau sangat prihatin menyaksikan ramai umat Islam setempat maupun penziarah dari luar kota Madinah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan tidak kesyirikan dan tidak sepatutnya dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya Muslim. Beliau melihat ramai umat yang berziarah ke maqam Nabi maupun ke maqam-maqam lainnya untuk memohon syafaat, bahkan meminta sesuatu hajat pada kuburan mahupun penghuninya, yang mana hal ini sama sekali tidak dibenarkan oleh agama Islam. Apa yang disaksikannya itu menurut Syeikh Muhammad adalah sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya.

\ Ide Pemikiran Usaha pemberharuan Muhammad bin Abdul Wahab adalah suatu upaya untuk mengembalikan kehidupan umat sesuai dengan kehidupan Nabi saw, dan sahabat-sahabatnya yang saleh. Mereka harus taat dan patuh melakukan perintah-perintah dan hukum-hukum al-Qur’an dan sunah Nabi saw. Segala bentuk kesyirikan dan bid’ah serta penambahan dari bentuk Islam pada masa Nabi saw diberantas. Kultus terhadap orang-orang yang dianggap suci, pengagungan terhadap kurburan, dan benda-benda yang dikeramatkan disapu bersih. Tarekat-tarekat kesufian dilarang. Paham dan gerakan Muhamman bin Abdul Wahab di bidang akidah dan syariah adalah sebagai berikut: Tauhid adalah pemahaman tentang ketuhanan yang penting memadai sebagai jalan yang mampu memurnikan akidah Islam yang dikehendaki Allah dan rasul-Nya. Tidak ada perkataan seorang pun yang patut dijadikan dalil agama Islam, melaikan firman Allah dan sunah Rasulullah saw. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan. Pintu ijtihad terbuka sepanjang masa dan tidak pernah terputus. Syirik dalam segala bentuk, khurafat dan takhayul harus dikikis habis. Ia menhendaki system pendidikan diubah dengan system dinamis dan kreatif.

Page

Pola (kerangka) pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab terhadap al-Qur’an dan sunah menyatakan bahwa wibawa keduanya mutlak. Adapun akal hanya berfungsi sebagai instrument atau alat untuk memahami maksud-maksud nas. Inilah yang disebut sebagi Pola Puritanis atau Salafiyah. Berbicara masalah pola pemikiran terhadap al-Qur’an dan sunah, kiranya ada yang perlu dipertanyakan, yaitu khusunya yang menyangkut golongan Asy’ariah dan Maturidiah. Penggolongan pemikiran mereka disebabkan penakwilan sifat-sifat Allah, seperti istawā dan nuzūl. Sementaata itu, golongan salafiah mengetengahkan bentuk ketauhidan yang mereka sebut tauhid asmā’ wa al-sifāt. Maksudnya, kita wajib mengimani semua sifat dan asma Allah seperti yang telah ditentukan Rasulullah saw, tanpa tasybih, takwil, dan ta’til. Tasybih adalah menyerupakan Allah dengan makhluk, sedangkan takwil adalh memalingkan arti sifat-sifat Allah ke arti lain, adapun ta’til adalah mengingkari sifat-sifat Allah. Pemikiran Imam al-Asy’ari banyak mempunyai titik kesamaan dengan pola piker golongan salafiah yang dipelopori Imam Ahamad bin Hambal dan diikuti Muhammad bin Abdul Wahab. Muhammad bin Abdul Wahab berpendirian tentang kemutlakan al-Qur’an dan sunah. Pendiriannya itu merupakan pokok dari kehendaknya untuk mengembalikan ajaran Islam ke bentuk ajaran pada masa Rasulullah saw dan sahabat-sahabat. Dengan kata lain, ia berusaha mengajak kembali ke bentuk agama yang diamalkan ulama-ulama salaf. Oleh karena itu, pola ini lazim disebut salafiah. Sementara itu, kaum orientalis menyebutnya sebagai pola pikir tradisional. Paham Wahabi hingga kini menjadi mazhab resmi Kerajaan Saudi Arabia yang berpusat di Riyad. Pengaruh gerakan Wahabi ini tidak terbatas di Jazirah Arab saja, tetapi sampai ke penjuru negeri Islam, seperti:      

Di Nigeria dan Sudan disebarluaskan Syaikh usman dan Fodio; Di Aljazair dan Libia disebarluaskan Imam Sanusi; Di Mesir disebarluaskan Syaikh Muhammad Abduh; Di Oman disebarluaskan gerakan Biyadiyyah; Di India disebarluaskan Sayyid Ahmad dengan gerakan Mujahidin; Di Minangkabau disebarluaskan H. Miskin, H. Piabang, dan H. Sumanik dengan gerakan paderinya.

Jamaludin Al-Afghani \ Biografi

Page

As-Sayid Muhammad bin Shafdar Al-Husain atau lebih dikenal dengan nama Jamaluddin Al-Afghani. Beliau lahir di desa Asadabad, Distrik Konar, Afghanistan pada tahun 1838, AlAfghani masih memiliki ikatan darah dengan cucu Rasulullah SAW. Ayahanda beliau bernama Sayyid Safdar al-Husainiyyah. Ia merupakan seorang pemikir Islam, aktivis politik, dan jurnalis terkenal.

\ Riwayat Pendidikan Pendidikan dasar ia peroleh di tanah kelahirannya, pada usia 8 tahun Al-Afghani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa, beliau tekun mempela¬jari bahasa Arab, sejarah, matematika, fil¬safat, fiqh dan ilmu keislaman lainnya. Dan pada usia 18 tahun ia telah menguasai hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan meliputi filsafat, hukum, sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan beberapa cabang ilmu keislaman. Di tengah kemunduran kaum Muslimin dan gejolak kolonialisme bangsa Eropa di negeri-negeri Islam, Al-Afghani menjadi seorang tokoh yang amat memengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi-aksi sosial pada abad ke-19 dan ke-20. Kebencian Al-Afghani terhadap kolonialisme menjadikannya perumus dan agitator paham serta gerakan nasionalisme dan pan-Islamisme yang gigih, baik melalui pidatonya maupun tulisan-tulisannya. Al-Afghani segera dikenal sebagai profil jenius yang penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan bak ensiklopedia. Setelah membekali dirinya dengan seluruh cabang ilmu pengetahuan di Timur dan Barat (terutama Paris, Perancis), Al-Afghani mempersiapkan misinya membangkitkan Islam. Pertama-tama ia masuk ke India, negara yang sedang melintasi periode yang kritis dalam sejarahnya. Kebencian kepada kolonialisme yang telah membara dalam dadanya makin berkecamuk ketika Afghani menyaksikan India yang berada dalam tekanan Inggris. Perlawanan terjadi di seluruh India. Afghani turut ambil bagian dari periode yang genting ini, dengan bergabung dalam peperangan kemerdekaan India pada bulan Mei 1857. Namun, Afghani masih sempat pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Sepulang dari haji, Afghani pergi ke Kabul. Di kota ini ia disambut oleh penguasa Afghanistan, Dost Muhammad, yang kemudian menganugerahinya posisi penting dalam pemerintahannya. Ketika Sher Ali Khan menggantikan Dost Muhammad Khan pada 1864, AlAfghani diangkat menjadi penasihatnya. Dan beberapa tahun kemudian diangkat menjadi perdana menteri oleh Muhammad A’zam Khan. Karena campur tangan Inggris dalam soal politik di Afghanistan dan kekalahannya dalam pergolakan melawan golongan yang disokong Inggris, Afghani meninggalkan Afghanistan pada 1869 menuju India. Meninggalkan Kabul,

Page

Afghani berkelana ke Hijjaz untuk melakukan ziarah. Rupanya, efek pengusiran oleh Sher Ali berdampak bagi perjalanan Afghani. Ia tidak diperbolehkan melewati jalur Hijjaz melalui Persia. Ia harus lebih dulu masuk ke India. Pada tahun 1869 Afghani masuk ke India untuk yang kedua kalinya. Ia disambut baik oleh pemerintah India, tetapi tidak diizinkan untuk bertemu dengan para pemimpin India berpengaruh yang berperan dalam revolusi India. Khawatir pengaruh Afghani akan menyebabkan pergolakan rakyat melawan pemerintah kolonial, pemerintah India mengusir Afghani dengan cara mengirimnya ke Terusan Suez yang sedang bergolak. Karena koloni Inggris yang berada di India selalu mengawasi kegiatannya, ia pun meninggalkan India dan pergi ke Mesir pada 1871, dan menetap di Kairo. Di Kairo dan menjauhkan urusan politik untuk berkonsentrasi ke bidang ilmiah dan sastra Arab. Rumah tempat tinggalnya menjadi pusat pertemuan bagi para mahasiswa, diantaranya adalah Muhammad Abduh.

\ Ide Pemikiran

Selama di Mesir Jamaluddin al-Afghani mengajukan konsep-konsep pembaharuannya, antara lain yang pokoknya : I. Musuh utama adalah penjajah (Barat), II. Ummat Islam harus menantang penjajahan dimana dan kapan saja. III. Untuk mencapai tujuan itu ummat Islam harus bersatu (Pan-Islamisme). Pan-Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tetapi mereka harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam kerjasama. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi yang amat penting dalam Islam. Persatuan Islam hanya dapat dicapai bila berada dalam kesatuan dan kembali kepada ajaran Islam yang murni yaitu AlQur’an dan Sunnah Rasul. Untuk mencapai usaha-usaha pembaharuan tersebut di atas : A. Rakyat harus dibersihkan dari kepercayaan ketakhayulan B. Orang harus yakin bahwa ia dapat mencapai tingkat atau derajat budi luhur. C. Rukun iman harus betul-betul menjadi pandangan hidup D. Setiap generasi umat harus ada lapisan istimewa untuk memberikan pengajaran dan pendidikan pada manusia yang bodoh dan memerangi hawa nafsu jahat dan menegakkan disiplin . Dari Mesir, Jamaluddin al-Afghani pergi ke Turki dan tokoh-tokoh terkemuka di sana sangat terpengaruh oleh pengajaran-pengajarannya. Pada tahun 1871 beliau kembali ke negeri Mesir untuk membangkitkan kegemilangan umat Islam dan ajaran-ajarannya. Beliau juga mengkhidmatkan dirinya dalam kerja-kerja kebajikan dan pendidikan. Beliau telah mendesak pihak yang mengiktirafkan bahasa Urdu sebagai bahasa pengantar dalam pemerintah, bahkan menjadikannya sebagai bahasa rasmi negara. Akibat dari keberaniannya itu beliau telah ditangkap lalu di bawa ke Culcutta. Dari sana Jamaluddin di bawa ke Inggris. Dikota Paris, Jamaluddin telah mengasaskan Badan "Pertubuhan Alurvatul Vusuka" lalu menerbitkan sebuah akhbar mingguan dalam bahasa Arab yang bertujuan untuk mengobarkan gerakan Pan-Islamisme. Faham yang hendak ditanamkan oleh Jamaluddin al-

Page

Afghani akan menjadi mangsa penjajahan Barat satu demi satu kecuali mereka mengorak langkah untuk menyatukan tenaga untuk mengalahkan cita-cita mereka yang jahat itu. Dari kota Paris Jamaluddin Al Afghani telah ke Moscow dan kemudian ke bandar St.Petersburg. Dimana beliau telah tinggal lebih dari empat tahun. Di sana beliau berjaya membujuk Maharaja Czar Russia bagi membenarkan rakyatnya yang beragama Islam supaya menerbitkan Kitab Al Qur'an dengan bebas serta buku-buku agama yang lain. Al Afghani telah menekankan satu hakikat bahawa keteguhan sebuah negara tidak bergantung kepada tentaranya melainkan semangat rakyatnya. Bentuk pengajaran Jamaluddin Al Afghani terdapat dua kesimpulan. Pertama beliau menekankan supaya pengajaran agama Islam itu diperbaiki supaya sesuai dan dapat mengikuti tamadun moden dan kedua bertujuan untuk membebaskan negara Islam dari kekuasaan Barat. Beliau berpendapat bahwa umat Islam telah merosot akhlaknya dan lemah semangat serta dikuasai oleh hawa nafsu yang buas. Beliau menaruh keyakinan penuh bahwa kekuasaan Barat kepada negara Islam adalah amat bahaya dengan keadaan demikian. Jika umat Islam tidak berubah, mereka pasti akan menerima nasib yang lebih buruk lagi. Oleh yang demikian umat Islam hendaknya bangkit untuk kembali pada agama dan diri mereka sebagai umat yang mulia lagi terpuji . Peran Al-Afghani dalam gerakan refor¬masi tertuang dalam beberapa sasaran dari diterbitkannya “Al-Urwa al-Wustqa” di Paris bersama Syaikh Muhammad Abduh di antaranya:  pertama, se¬nantiasa membantah tuduhan Barat yang ditujukan kepada orang Islam dengan memutarbalikkan propaganda Barat yang menyatakan bahwa kaum muslimin tidak akan bangkit, selama mereka masih berpegang teguh pada agamanya.  Kedua, memaparkan bagi orang-orang Timur realita dan rahasia-rahasia internasional, agar mereka tahu rencana politikus Eropa terhadap Islam. Sehigga, orang-orang Timur tidak mudah terpengaruh oleh propaganda yang mereka gembar-gemborkan.  Ketiga, memperkuat hubungan antarumat Islam dan memberikan penjelasan tentang asas-asas solidaritas, untuk menepis intervensi politik luar dan juga seruan untuk menggali khazanah ajaran agama serta menjauhi fanatisme kelompok atau golongan. Selain beberapa sasaran yang termak¬tub di atas, dalam gerakan reformasi, AlAfghani mempunyai agresivitas untuk menjadikan pemerintahan Islam menjadi satu. Akan tetapi semangat ini tidak mendapat dukungan. Maka kembali ia menyerukan untuk saling tolong menolong antara raja-raja di negara Islam, agar mengatur daerahdaerah kekuasaanya sesuai dengan norma agama. Sedangkan idiologi yang beliau tawarkan adalah agama sebagai balance umat yang di dalamnya terdapat kebahagiaan, kemenangan dan mobilisasi kehidupan. Sementara atheisme adalah bakteri keburukan, penyebab destruksi negara dan umat. Selain itu, dalam perjalanannya beliau sering menawarkan konsep musyawarah, demokrasi dan keadilan dalam pemerintahan .

Page

Malang melintang ke berbagai negara ia lakukan demi tercapainya renaisance (kebangkitan) dunia Islam. Proyeknya itu kemudian dikenal dengan "Pan Islamisme", sebuah gagasan untuk membangkitkan dan menyatukan dunia Arab khususunya, dan dunia Islam umumnya untuk melawan kolonialisme Barat, Inggris, dan Perancis khususnya yang kala itu banyak menduduki dan menjajah dunia Islam dan negara-negara berkembang. Secara umum, inti Pan-Islamisme Jamaluddin itu terletak pada ide bahwa Islam adalah satu-satunya ikatan kesatuan kaum Muslim . Jika ikatan itu diperkokoh, jika ia menjadi sumber kehidupan dan pusat loyalitas mereka, maka kekuatan solidaritas yang luar biasa akan memungkinkan pembentukan dan pemeliharaan negara Islam yang kuat dan stabil. Berbagai kalangan, seperti ditulis pakar sejarah Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Kontemporer, menilai ide Jamaluddin itu sebenarnya sebagai entitas politik Islam universal. Mau tak mau, ia pun bersentuhan langsung dengan para penjajah itu. Dengan gagasannya ini, Al-Afghani mengubah Islam menjadi ideologi anti-kolonialis yang menyerukan aksi politik menentang Barat . Baginya, Islam adalah faktor yang paling esensial untuk perjuangan kaum Muslim melawan Eropa, dan Barat pada umumnya. Namun demikian, pada saat yang sama Al-Afghani juga mendukung ide semacam nasionalisme, lebih tepatnya "nasionalitas" (jinsiyyah) dan "cinta tanah air" (wathaniyyah). Sepintas, dua gagasan ini boleh jadi kontradiktif dengan gagasannya tentang Pan-Islamisme. Namun, tampaknya Jamaluddin tak ambil pusing. Baginya, bila dua 'entitas' itu dapat disatukan menjadi sebuah kekuatan besar yang dapat merubah nasib dunia Islam.

Muhammad Abduh \ Biografi Syekh Muhamad Abduh (Bahasa Arab: ‫ )محمد عبده‬bernama lengkap Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah. Beliau dilahirkan di desa Mahallat Nashr di Kabupaten alBuhairah, Mesir pada 1850 M/1266 H, berasal dari keluarga yang tidak tergolong kaya dan bukan pula keturunan bangsawan. Muhammad Abduh hidup dalam lingkungan keluarga petani di pedesaan. Namun demikian, ayahnya dikenal sebagai orang terhormat yang suka memberi pertolongan. Semua saudaranya membantu ayahnya mengelola usaha pertanian, kecuali Muhammad Abduh yang oleh ayahnya ditugaskan untuk

Page

menuntut ilmu pengetahuan. Pilihan ini bisa jadi hanya suatu kebetulan atau mungkin juga karena ia sangat dicintai oleh ayah dan ibunya. Hal tersebut terbukti dengan sikap ibunya yang tidak sabar ketika ditinggal oleh Muhammad Abduh ke desa lain, baru dua minggu sejak kepergiannya, ibunya sudah datang menjenguk. Beliau dikawinkan dalam usia yang sangat muda yaitu pada tahun 1865, saat ia baru berusia 16 tahun.

\ Riwayat Pendidikan Pendidikan Muhammad Abduh dimulai dari Masjid al-Ahmadi Thantha (sekitar 80 Km. dari Kairo) untuk mempelajari tajwid Al-Qur'an. Setelah dua tahun berjalan di sana, pada tahun 1864 ia memutuskan untuk kembali ke desanya dan bertani seperti saudara-saudara dan kerabatnya. Waktu kembali ke desa inilah ia dikawinkan. Walaupun sudah kawin, ayahnya tetap memaksanya untuk kembali belajar. Namun Muhammad Abduh sudah bertekad untuk tidak kembali. Maka ia lari ke desa Syibral Khit − tempat di mana banyak paman dari pihak ayahnya yang bertempat tinggal. Di kota inilah ia bertemu dengan Syaikh Darwisy Khidr, salah seorang pamannya yang mempunyai pengetahuan mengenai al-Qur'an dan menganut paham tasawuf asy-Syadziliah. Pada periode ini, Muhammad Abduh sangat dipengaruhi oleh cara dan paham sufi yang ditanamkan oleh sang paman. Ia berhasil merubah pandangan pemuda ini dari seorang yang membenci ilmu pengetahuan menjadi menggemarinya. Beliau sempat kembali ke Masjid al-Ahmadi Thantha, kemudian menuju ke Kairo untuk belajar di al-Azhar, yaitu pada bulan Februari, 1866. Di perguruan ini ia sempat berkenalan dengan sekian banyak dosen yang dikaguminya, di antaranya: Pertama, Syaikh Hasan ath-Thawi yang mengajarkan kitab-kitab filsafat karangan Ibnu Sina, logika karangan Aristoteles, dan lain sebagainya. Padahal, kitab-kitab tersebut tidak diajarkan di al-Azhar pada waktu itu; Kedua, Muhammad al-Basyuni, seorang ilmuan yang banyak mencurahkan perhatian dalam bidang sastra bahasa, bukan melalui pengajaran tata bahasa melainkan melalui kehalusan rasa dan kemampuan mempraktekkannya. Ketika Jamaluddin al-Afghani tiba di Mesir, tahun 1871, kehadirannya disambut oleh Muhammad Abduh dengan menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiah yang diadakan olehnya. Hubungan ini mengalihkan kecenderungan Muhammad Abduh dari tasawuf dalam arti yang sempit, sebagai bentuk tata cara berpakaian dan zikir, kepada tasawuf dalam arti yang lain, yaitu perjuangan untuk melakukan perbaikan keadaan masyarakat, membimbing mereka untuk maju, dan membela ajaran-ajaran Islam. Setelah dua tahun sejak pertemuannya dengan Jamaluddin al-Afghani, terjadilah perubahan yang sangat berarti pada kepribadian Abduh dan mulailah ia menulis kitab-kitab karangannya seperti Risalah al-'Aridat (1837), disusul kemudian dengan Hasyiah Syarah al-Jalal ad-Diwani Lil ‘Aqaid adh-Adhudhiyah (1875).

Page

Dalam karangannya ini, Abduh yang ketika itu baru berumur 26 tahun telah menulis dengan mendalam tentang aliran-aliran filsafat, ilmu kalam (teologi), dan tasawwuf, serta mengkritik pendapat-pendapat yang dianggapnya salah. Di samping itu, Abduh juga menulis artikel-artikel pembaruan di surat kabar Al-Ahram, Kairo. Melalui media ini gema tulisan tersebut sampai ke telinga para pengajar di al-Azhar yang sebagian di antaranya menimbulkan kontroversi serta pembelaan dari Syaikh Muhammad al-Mahdi al-Abbasi, di mana ketika beliau menduduki jabatan "Syaikh al-Azhar", Muhammad Abduh dinyatakan lulus dengan mencapai tingkat tertinggi di al-Azhar, dalam usia 28 tahun (1877 M). Setelah lulus dari tingkat Alamiyah (sekarang Lc.), ia mengabdikan diri pada al-Azhar dengan mengajar Manthiq (Logika) dan Ilmu Kalam (Teologi), sedangkan di rumahnya ia mengajar pula kitab Tahdzib al-Akhlaq karangan Ibnu Maskawaih dan Sejarah Peradaban Kerajaan-kerajaan Eropa. Pada tahun 1878, ia diangkat sebagai Pengajar Sejarah pada sekolah Dar al-'Ulum (yang kemudian menjadi fakultas) dan ilmu-ilmu bahasa Arab pada Madrasah AlIdarah Wal Alsun (Sekolah Administrasi dan Bahasa-bahasa). Pada tahun 1879, Muhammad Abduh diberhentikan dari dua sekolah yang disebut terakhir dan diasingkan ke tempat kelahirannya, Mahallat Nashr (Mesir), berbarengan dengan terjadinya pengusiran terhadap Jamaluddin al-Afghani oleh pemerintah Mesir atas hasutan Inggris yang ketika itu sangat berpengaruh di Mesir. Akan tetapi, dengan terjadinya perubahan Kabinet pada 1880, beliau dibebaskan kembali dan diserahi tugas memimpin surat kabar resmi pemerintah, Al-Waqa'i alMishriyah. Surat kabar ini, oleh Muhammad Abduh dan kawan-kawan bekas murid Al-Afghani, dijadikan media untuk mengkritik pemerintah dan aparat-aparatnya yang menyeleweng atau bertindak sewenang-wenang. Setelah Revolusi Urabi tahun 1882 (yang berakhir dengan kegagalan), Muhammad Abduh yang ketika itu masih memimpin surat kabar Al-Waqa'i, dituduh terlibat dalam revolusi tersebut, sehingga pemerintah Mesir memutuskan untuk mengasingkannya selama tiga tahun dengan memberi hak kepadanya memilih tempat pengasingan, dan ia memilih Suriah. Di Negara ini Muhammad Abduh menetap selama setahun. Kemudian ia menyusul gurunya, Jamaluddin Al-Afghani, yang ketika itu berada di Paris. Di sana mereka berdua menerbitkan surat kabar Al-'Urwah al-Wutsqa, yang bertujuan mendirikan Pan-Islam dan menentang penjajahan Barat, khususnya Inggris.

\ Ide Pemikiran  Membebaskan aqal fikiran dari belenggu-belenggu taqlid yang menghambat perkembangan pengetahuan agama sebagaimana haqnya salaful ummah, yakni memahami langsung dari sumber pokoknya, Al-Qur’an dan Hadits. [Wajarlah jika para pengikutnya beranggapan bahwa setiap orang boleh berijtihad, admin]

Page

 Memperbaiki gaya bahasa Arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi di kantor-kantor pemerintahan maupun dalam tulisan-tulisan di media massa. [Hal ini juga merupakan salah satu point yang ditekankan Hasan Al-Banna yang merupakan salah satu pengagum Muhammad Abduh dan Al-Manarnya, admin.]

Rasyid Ridho \ Biografi Nama lengkapnya adalah Muhammad Rasyid Ibn Ali Ridha Ibn Muhammad Syams al-Din al-Qalamuni. Dilahirkkan pada tanggal 27 Jumad al-Ula 1282 H. atau tahun 1865 M. di sebuah desa yang bernama Qalamun sekitar empat kilometer dari Tripoli, Libanon. Muhammad Rasyid Ridha adalah seorang bangsawan Arab yang mempunyai keturunan langsung dengan Saydina Husain bin ali bin abi thalib (ayahnya).

\ Riwayat Pendidikan Semasa kecilnya (usia tujuh tahun) , Rasyid Ridha dimasukkan oleh orang tuanya ke madrasah tradisional di desanya, Qalamun, untuk belajar membaca Alquran, belajar menulis, dan berhitung. Berbeda dengan anak-anak seusianya, Rasyid kecil lebih sering menghabiskan waktunya untuk belajar dan membaca buku daripada bermain, dan sejak kecil memang ia telah memiliki kecerdasan yang tinggi dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Sayyid Muhammad Rasyid Ridha memperoleh pendidikan yang lebih modern di Madrasah Ibtidaiyyah al –Rusydiyyah di Tripoli. Di madrasah itu diajarkan ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu bumi dan matematika. Bahasa pengantar adalah bahasa turki, karena madrasan ini adalah milik pemerintah yang bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang akan menjadi pegawai pemerintahan Turki Usman. Oleh karena enggan menjadi pegawai pemerintah, Rasyid Ridha kemudian keluar dari madrasah al –Rusydiyyah setelah lebih kurang satu tahun belajar di sana. Selanjutnya, pada tahun 1299 atau 1300 H, Rasyid Ridha memasuki Madrasah Wathaniyyah Islamiyyah yang didirikan dan dipimpin oleh Syekh Husayn al-Jisr seorang ulama besar Libanon yang telah dipengaruhi oleh ide-ide pembaruan yang digulirkan oleh Sayyid Jamal al-Din al-Afghani dan Syekh Muhammad Abduh. Sang gurulah yang telah banyak berjasa dalam menumbuhkan semangat ilmiah dan ide pembaruan dalam diri Rasyid Ridha di kemudian hari. Di antara pikiran gurunya yang sangat berpengaruh adalah pernyataan bahwa satu-satunya jalan yang harus ditempuh umat Islam untuk mencapai kemajuan adalah memadukan pendidikan agama dan pendidikan umum dengan metode modern. Hal tersebut didasari kenyataan

Page

sekolah-sekolah yang didirikan bangsa Eropa saat ini banyak diminati oleh para pelajar dari seluruh penjuru dunia, padahal tidak disajikan pelajaran agama di dalamnya. Namun, Rasyid Ridha tidak dapat lama belajar di sekolah ini karena sekolah tersebut terpaksa ditutup setelah mendapat hambatan politik dari pemerintah Kerajaan Usmani. Untuk tetap melanjutkan studinya, dia pun pindah ke salah satu sekolah agama yang ada di Tripoli. Meskipun sudah pindah sekolah, tetapi hubungan Ridha dengan guru utamanya saat di Madrasah Al-Wathaniyyah Al-Islamiyyah terus berlanjut. Selain belajar pada syekh Husayn al-Jisr, Rasyid Ridha juga pernah belajar pada ulamaulama besar yang lain, seperti Syekh ‘Abdulghani al-Rafi’i, Syekh Muhammad al-Qawaqiji, dan Syekh Mahmud Nasyabah. Kepada Syekh ‘Abdulghani al-Rafi’i, Syekh Muhammad alQawaqiji Rasyid Ridha belajar ilmu-ilmu bahasa Arab beserta sastranya dan tasawuf, sedangkan pada syekh Mahmud Nasyabah ia belajar fiqh al-Syafi’i dan hadits. Berkat didikan syekh Mahmud Nasyabah itulah pula, Rasyid Ridha kelak menjadi seorang pakar fiqh dan pakar hadits.

\ Ide Pemikiran 1. Bid’ah dan Faham Fatalisme: Penyebab Kemunduran Umat Islam Hampir tidak jauh berbeda pemikiran Rasyid Ridha mengenai pembaruannya dengan para gurunya, yaitu Muhammad ‘Abduh dan Jamaluddin al-Afghani. Ia juga berpendapat bahwa umat Islam mundur karena tidak menganut ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Pemahaman umat Islam tentang ajaran-ajaran agama mengalami kesalahan dan perbuatanperbuatan mereka dianggap telah menyeleweng dari ajaran Islam yang hakiki. Ke dalam tubuh Islam telah banyak masuk bid’ah yang merugikan bagi perkembangan dan kemajuan umat. Menurut Rasyid Ridha, di antara bid’ah-bid’ah itu ialah pendapat bahwa dalam Islam terdapat ajaran kekuatan batin yang membuat pemiliknya dapat memperoleh segala apa yang dikehendakinya. Bid’ah lain yang ditentang keras oleh Rasyid Ridha ialah ajaran syekhsyekh tarekat tentang tidak pentignya hidup duniawi, tentang tawakkal, dan tentang pujaan dan kepatuhan berlebih-lebihan pada syekh dan wali. Umat, demikian menurut Rasyid Ridha, harus dibawa kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya, murni dari segala bid’ah. Islam murni itu sederhana sekali, sederhana dalam ibadat dan sederhana dalam muamalatnya. Yang meruwetkan ajaran Islam, adalah justeru sunah-sunah yang ditambahkan hingga mengkaburkan antara wajib dan sunnah. Dalam soal muamalah, hanya dasar-dasar yang diberikan, seperti keadilan, persamaan, pemerintahan syura. Perincian dan pelaksanaan dari dasar-dasar ini diserahkan kepada umat untuk menentukannya. Hukum-hukum fiqh mengenai hidup kemasyarakatan, tidak boleh dianggap absolut dan tak dapat diubah. Hukum-hukum itu timbul sesuai dengan suasana tempat dan zamannya. Page

Terhadap sikap fanatik di zamannya ia menganjurkan supaya toleransi bermazhab dihidupkan. Dalam hal-hal fundamental-lah yang perlu dipertahankan, yaitu persatuan umat. Selanjutnya ia menganjurkan pembaruan dalam bidang hukum dan penyatuan mazhab hukum. Sebagaimana disebutkan di atas, Rasyid Ridla mengakui terdapat faham fatalisme di kalangan umat Islam. Menurutnya, bahwa salah satu dari sebab-sebab yang membawa kepada kemunduran umat Islam ialah faham fatalisme (‘aqidah al-jabr) itu. Selanjutnya salah satu sebab yang membawa masyarakat Eropa kepada kemajuan ialah faham dinamis yang terdapat di kalangan mereka. Islam sebenarnya mengandung ajaran dinamis. Orang Islam disuruh bersikap aktif. Dinamis dan sikap aktif itu terkandung dalam kata jihad; jihad dalam arti berusaha keras, dan sedia memberi pengorbanan, harta bahkan juga jiwa. Faham jihad inilah yang menyebabkan umat Islam di zaman klasik dapat menguasai dunia. 2. Pembaruan Rasyid Ridha dalam Masalah Ijtihad Sebagaimana Muhammad ‘Abduh, Rasyid Ridla sangat menghargai akal manusia, walaupun penghargaannya terhadap akal tidak setinggi penghargaan yang diberikan gurunya. Akal dapat dipakai dalam menafsirkan ajaran-ajaran mengenai hidup kemasyarakatan, tetapi tidak terhadap ibadah. Ijtihad dalam soal ibadah tidak lagi diperlukan. Ijtihad (fungsi eksplorasi akal) dapat dipergunakan terhadap ayat dan hadis yang tidak mengandung arti tegas dan terhadap persoalan-persoalan yang tidak disebutkan secara langsung dalam alQur’an dan hadits. Di sinilah, menurut Rasyid Ridla, terletak dinamika Islam. Lebih jauh, mengenai ijtihad, Rasyid Ridla berkata: “Tidak ada ishlah (pembaruan) kecuali dengan dakwah; tidak ada dakwah kecuali dengan hujjah (argumentasi yang dapat diterima secara rasional); dan tidak ada hujjah dalam hal mengikut secara buta (taqlid). Yang mesti ada adalah tertutupnya pintu taqlid buta, dan terbukanya pintu bagi faham rasional yang argumentatif adalah awal dari setiap upaya ishlah. Taqlid merupakan hijab yang sangat tebal yang tidak disertai ilmu dan pemahaman.” Mengenai ilmu pengetahuan, menurut Rasyid Ridla, peradaban Barat modern didasarkan atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bertentangan dengan Islam. Untuk kemajuan, umat Islam harus mau menerima peradaban Barat yang ada. Barat maju, demikian menurut Rasyid Ridla, karena mereka mau mengambil ilmu pengetahuan yang dikembangkan umat Islam zaman klasik. Dengan demikian mengambil ilmu pengetahuan barat modern sebenarnya berarti mengambil kembali ilmu pengetahuan yang pernah dimiliki umat Islam. 3. Pan-Islamisme Sebagaimana al-Afghani, Rasyid Ridla juga melihat perlunya dihidupkan kesatuan umat Islam. Menurutnya, salah satu sebab lain bagi kemunduran umat ialah perpecahan yang

Page

terjadi di kalangan mereka. Kesatuan yang dimaksud oleh beliau bukanlah kesatuan yang didasarkan atas kesatuan bahasa atau kesatuan bangsa, tetapi kesatuan atas dasar keyakinan yang sama. Oleh karena itu ia tidak setuju dengan gerakan nasionalisme yang dipelopori Mustafa Kamil di Mesir dan gerakan nasionalisme Turki yang dipelopori Turki Muda. Ia menganggap bahwa faham nasionalisme bertentangan dengan ajaran persaudaraan seluruh umat Islam. Persaudaraan dalam islam tidak kenal pada perbedaan bangsa dan bahasa, bahkan tidak kenal perbedaan tanah air. Rasyid Ridla tidak memberikan format yang jelas bagi bentuk kesatuan yang dimaksud. Ia hanya menawarkan kekhalifahan yang sekaligus mengemban fungsi sebagai kepala negara. Khalifah, menurutnya, karena mempunyai kekuasaan legislatif maka harus mempunyai sifat mujtahid. Tetapi, khalifah tidak boleh bersifat absolut. Ulama merupakan pembantupembantunya yang uatama dalam soal memerintah rakyat. Untuk mewujudkan kesatuan umat itu, ia pada mulanya meletakkan harapan pada kerajaan Utsmani, tetapi harapan itu hilang setelah Mustafa Kamal berkuasa di Istambul dan kemudian menghapuskan sistem pemerintahan kekhalifahan. Selanjutnya ia meletakkan harapan pada kerajaan Saudi Arabia setelah raja Abd Al-Aziz dapat merebut kekuasaan di Semenanjung Arabia. Karya-karya yang dihasilkan semasa hidup Rasyid Ridho pun cukup banyak. Antara lain:  Tarikh Al-Ustadz Al-Imama As-Syaikh’ Abduh (sejarah hidup Imam Syaikh Muhammad Abduh)  Nida’Li Al-jins Al-Latif (panggilan terhadap kaum wanita)  Al-Wahyu Muhammad (wahyu Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW)  Yusr Al-Islam wa Usul At-TASYRI’ Al-‘Am (kemdahan agama ilam dan dasar-dasar umum penetapan hokum islam)  Khilafah wa Al-Imamah Al-Uzma (kekhalifahan dan imam-imam besar)  Muhawarah Al-Muslih wa Al-Muqqallid (dialog antara kaum pembaharudan konservatif)  Zikra Al-Maulid An Nabawiy (perinatan kelahiran nabi Muhammad SAW)  Haquq Al-Mar’ah As-Solihah (hak-hak wanita muslim).

Muhammad Iqbal \ Biografi Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab, India, dari keluraga menengah pada tanggal 22 Pebruari 1873. Beberapa sumber juga mengatakan, bahwa ia lahir pada tahun 1876. Ayahnya Nur Muhammad, pada mulanya adalah seorang pegawai negeri, kemudian menjadi seorang pedagang yang mempunyai rasa kejiwaan mistis dan rasa keagamaan yang mendalam. Nenek moyangnya adalah dari orang-orang Brahma Kasymir yang telah memeluk

Page

agama Islam kira-kira tiga abad sebelum Muhammad Iqbal lahir. Mereka pindah ke Punjab pada awal abad ke XIX dan menetap di Sialkot.

\ Riwayat Pendidik Pada waktu Muhammad Iqbal menerima pendidikan dari ayahnya. Mula-mula sekali ia belajar al-Quran. Kemudian masuk ke Murry College. Gurunya antara lain ialah Mir Hasan. Seorang ulama besar dan guru dalam Ilmu Ke-susasteraan Persia dan Arab. Dialah yang pertama kali memompakan agama ke dalam jiwa Muhammad Iqbal. Sejak itu, Muhammad Iqbal gemar sekali mengubah syair-syiar ke dalam bahasa Urdu, dan bakatnya itu lebih berkembang lagi setelah ia di Delhi, pusat intelektualisme di anak benua Indo-Pakistan waktu itu. Muhammad Iqbal menyelesaikan studinya di Sialkot, lalu melanjutkan pendidikan ke Government College di Lahore sampai memperoleh gelar Magister-nya. Gurunya yang terkenal ialah Sir Thomas Arnold, seorang orientalis yang mendorong Iqbal melanjutkan studi di Universitas Camridge, Inggris. Guru inilah mengajarkan sejarah dan Philosopy kepada Muhammad Iqbal. Ketika berusia sekitar 29 tahun (1905), Muhammad Iqbal melanjutkan pendidikannya dalam bidang filsafat di Universitas Cabrigde Inggris. Dua tahun kemudian (1907), ia pindah dan melanjutkan studinya di Munich Trinity College, Jerman Barat, sampai memperoleh gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang tasawuf. Untuk meraih gelar ini, ia memanjukan tesis doktoralnya yang berjudul The Development of Metaphisycs in Persia (Perkembangan Metafisika di Persia). Selama belajar di Eropa ia banyak mengkaji buku-buku ilmiah di perpustakaan Camridge, London, dan Berlin. Di samping itu, ia juga mempelajari watak dan karakteristik orang-orang Eropa. Pada tahun 1908, Muhammad Iqbal kembali ke Lahore. Tidak lama kemudian, ia bekerja sebagai pengacara dan dosen filsafat. Sebagai dosen, ia aktif memberikan ceramah di beberapa universitas di India. Hasil dan kumpulan ceramhnya, kemuian, dibukukan dengan judul The Recontsruktion of Reliogion Thougt in Islam. Muhammad Iqbal dianugerahi gelar Sir oleh pemerintah Inggris Pada tahun 1922, karena jasanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama sastra Inggris dan Filsafat. Pada tahun 1928 dan awal tahun 1929, ia mengadakan perjalanan ke India Selatan. Demi kepentingan politik India, kemudian ia memasuki lapangan politik. Prestasi politiknya ditandai oleh keperpilihannya sebagai presiden Liga Muslimin pada tahun 1930. Kemudian, dua kali ia mengikuti Perundingan Meja Bundar yang diselenggarakan di London, Inggris. Selain itu, ia pun pernah turut menghadiri Konfresensi Islam di Yerussalem.

\ Ide Pemikiran

Page

Pada waktu Muhammad Iqbal menerima pendidikan dari ayahnya. Mula-mula sekali ia belajar al-Quran. Kemudian masuk ke Murry College. Gurunya antara lain ialah Mir Hasan. Seorang ulama besar dan guru dalam Ilmu Ke-susasteraan Persia dan Arab. Dialah yang pertama kali memompakan agama ke dalam jiwa Muhammad Iqbal. Sejak itu, Muhammad Iqbal gemar sekali mengubah syair-syiar ke dalam bahasa Urdu, dan bakatnya itu lebih berkembang lagi setelah ia di Delhi, pusat intelektualisme di anak benua Indo-Pakistan waktu itu. Muhammad Iqbal menyelesaikan studinya di Sialkot, lalu melanjutkan pendidikan ke Government College di Lahore sampai memperoleh gelar Magister-nya. Gurunya yang terkenal ialah Sir Thomas Arnold, seorang orientalis yang mendorong Iqbal melanjutkan studi di Universitas Camridge, Inggris. Guru inilah mengajarkan sejarah dan Philosopy kepada Muhammad Iqbal. Ketika berusia sekitar 29 tahun (1905), Muhammad Iqbal melanjutkan pendidikannya dalam bidang filsafat di Universitas Cabrigde Inggris. Dua tahun kemudian (1907), ia pindah dan melanjutkan studinya di Munich Trinity College, Jerman Barat, sampai memperoleh gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang tasawuf. Untuk meraih gelar ini, ia memanjukan tesis doktoralnya yang berjudul The Development of Metaphisycs in Persia (Perkembangan Metafisika di Persia). Selama belajar di Eropa ia banyak mengkaji buku-buku ilmiah di perpustakaan Camridge, London, dan Berlin. Di samping itu, ia juga mempelajari watak dan karakteristik orang-orang Eropa. Pada tahun 1908, Muhammad Iqbal kembali ke Lahore. Tidak lama kemudian, ia bekerja sebagai pengacara dan dosen filsafat. Sebagai dosen, ia aktif memberikan ceramah di beberapa universitas di India. Hasil dan kumpulan ceramhnya, kemuian, dibukukan dengan judul The Recontsruktion of Reliogion Thougt in Islam. Muhammad Iqbal dianugerahi gelar Sir oleh pemerintah Inggris Pada tahun 1922, karena jasanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama sastra Inggris dan Filsafat. Pada tahun 1928 dan awal tahun 1929, ia mengadakan perjalanan ke India Selatan. Demi kepentingan politik India, kemudian ia memasuki lapangan politik. Prestasi politiknya ditandai oleh keperpilihannya sebagai presiden Liga Muslimin pada tahun 1930. Kemudian, dua kali ia mengikuti Perundingan Meja Bundar yang diselenggarakan di London, Inggris. Selain itu, ia pun pernah turut menghadiri Konfresensi Islam di Yerussalem.

Mustafa Kemal At-Taturk \ Biografi Mustafa Kamal lahir tahun 1880, di kota Salanik ( kota Yahudi) daerah Macedonia yang berpenduduk sekitar 140.000 jiwa. Delapan puluh ribu diantaranya adalah orang-orang Yahudi Espana, dan dua puluh ribu lainnya lagi adalah orang-orang Yahudi Al-Dunama yang merupakan kaum Yahudi yang berpura-pura masuk Islam.

Page

Secara resmi Mustafa Kamal adalah anak Ali Ridha. Sedangkan ibunya bernama Zubaidah. Masih diliputi keraguan yang tebal mengenai nasab Mustafa kemal. Bahkan dia sendiri tidak mengakui Ali Ridha sebagai bapaknya. Konon ada yang mengatakan bahwa kedua orang tuanya berasal dari Albania . Pernah dalam suatu kesempatan, Mustafa Kamal melakukan pemeriksaan kembali terhadap kantor sensus penduduk di kota Salanik, dan kemudian menggugurkan pertalian nasabnya dengan Ali Ridha, yang dianggap bapaknya. Konon, Zubaidah (ibu Mustafa Kamal) hamil dari hasil perzinahannya dengan seorang pria bernama Abdumusin Agha. Mengingat dia pernah bekerja pada salah satu galangan kapal di kota salanik. Maka lahirlah Mustafa kamal sebagai anak yang tidak diketahui nama kakeknya, baik dari pihak ibu atau dari pihak bapaknya (yang setatusnyapun belum pasti) Perkawinan Ali ridha sendiri dengan Zubaidah merupakan perkawinan yang sangat kontras. Kenapa demikian?. Sebab perbedaan usia kedua pasangan tersebut mencapai dua puluh tahunan. Disamping Zubaidah sendiri adalah gadis cantik namun penyeleweng!. Bapak Mustafa Kamal (Abdumusin Agha) adalah seorang atheis dan pengagum pemikiranpemikiran Barat. Ia meninggal dunia di kota Salanik tahun 1886 disebabkan menderita penyakit tuberkolosis (TBC), karena mabuk-mabukan yang merupakan kegemarannya, Abdumusin Agha meninggalkan Mustafa Kamal dan saudara perempuannya Maqbullah. Di masa kecil, Mustafa Kamal sangat dibenci dan dikucilkan teman-temannya. Di sekolah, ia sering bertengkar dan bercekcok dengan guru-gurunya. Ia merasa senang manakala dapat menyakiti seseorang. Mustafa Kamal sering berselisih dengan para senior dalam kelompok Al Ittihad wa At Turaqqi, suatu kelompok yang ikut bergabung di dalamnya tokoh-tokoh pemimpin Turki seperti Anwar, Thal’at dan Jawid. Perselisihan itu timbul karena kegagalan Mustafa dalam merebut salah satu posisi kunci dalam kelompok tersebut.

\ Riwayat Pendidikan Pertama kali Mustafa Kamal belajar di sekolah agama. Kemudian oleh ibunya (Zubaidah) ia diikutkan ke sekolah modern. Sepeninggal bapaknya (Abdumusin Agha, tahun 1886), Mustafa Kamal dibawa ibunya ke ladang pertanian pamannya Hussain Agha, dekat kota Salanik. Di sana , Mustafa Kamal bekerja membantu pamannya membersihkan kandang, mencarikan makanan domba dan menjaga pertanian.

Page

Kemudian ibunya memindahkan disebuah sekolah di kota Salanik. Di kota tersebut, Mustafa Kamal sering berkelahi dengan murid-murid yang lain, sehingga dia dipukul oleh salah seorang guru. Maka larilah Mustafa Kamal dari sekolah tersebut dan tidak kembali lagi. Pada tahun 1893, Mustafa Kamal masuk ke sekolah militer di kota Salanik. Setelah empat tahun dia lulus dari sekolah ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota dimana fitnah bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan. Lulus dari Monester tahun 1899. kemudian Mustafa Kamal dikirim ke Akademi Militer Istambul. Lulus dari akademi tersebut tahun 1902, Mustafa Kamal melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando Militer, lulus tahun 1905. Selanjutnya dia ikut bergabung dengan pasukan Divisi V di Damaskus, sebagai perwira dengan pangkat Mayor. Saat itu usianya 25 tahun. Dalam tugasnya di Damaskus, dia dimasukkan dalam Batalyon kaveleri 30. Di sana , ia tinggal selama dua tahun, sehingga pangkatnya naik menjadi Aghas (pangkat antara Mayor dan Letkol). Mustafa Kamal akhirnya pindah ke Salanik di kodam III, di sana ia masuk anggota kelompok Al Ittihad wa At Turaqqi. Dalam kelompok tersebut ia menghadapi beberapa rival yang kuat, seperti Anwar, dan Thal’at. Tahun 1910, ia dikirim ke Perancis untuk mengikuti latihan militer. Sepulangnya dari Perancis, ia diangkat menjadi Direktur Pendidikan Perwira. Karirnya terus menanjak, setelah berhasil memenangkan salah satu peperangan di Ghalipuli, sampai akhirnya ia diangkat sebagai panglima pasukan di Palestina. Di kota Al-Quds, Mustafa Kamal mengadakan perjanjian dengan Allenby, panglima pasukan Inggris. Pihak Inggris telah bersepakat dengan Mustafa kamal supaya ia menarik pasukannya dari Palestina dan memberi kesempatan kepada Allenby untuk masuk bersama pasukannya dalam keadaan tenang dan damai, yang dengan demikian pasukan Allenby dapat memukul pasukan Turki ke-4 dengan pukulan yag mematikan, setelah sebelumnya Allenby mundur dengan membawa kegagalan di pintu As Salth, yakni setelah dikalahkan oleh Jamal Pasya, yang merupakan panglima pasukan Turki ke-4. Maka akibat pengkhianatan ini, Mustafa kamal, menjadikan kehancuran bagi kekuatan Turki untuk selama-lamanya. Hasil pertemuan itu sangatlah memilukan:“Jumlah tawanan mendekati seratus ribu tentara, di luar jumlah mereka yang mati oleh peluru orang-orang Druze dan Armenia .”

\ Ide Pemikiran Pembaruan Turki sesungguhnya telah sejak lama dilakukan oleh generasi Turki, jauh sebelum pembaruan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Pembaruan di bidang militer dan administrasi, sampai kepada pembaruan di bidang ekonomi, sosial dan keagamaan, telah dilakukan oleh generasi Turki pada era Tanzimat yang berlangsung dari

Page

tahun 1839 sampai dengan 1876, kemudian pada era Usmani Muda yang berlangsung dari dekade 1860-an sampai dengan dekade 1870-an merupakan reaksi atas program Tanzimat yang mereka anggap tidak peka terhadap tuntutan sosial dan keagamaan, dan pada akhir dekade 1880-an, terbentuklah era baru generasi muda Turki. Generasi baru Turki ini menamakan diri mereka sebagai Kelompok Turki Muda (Ottoman Society for Union and Progress). Kelompok ini secara nyata mempertahankan kontinuitas imperium Usmani, tetapi secara tegas mereka melakukan agitasi terhadap restorasi rezim Parlementer dan kontitusional. Pemikiran pembaruan Turki yang dimiliki oleh Mustafa Kemal Ataturk boleh dianggap merupakan sintesa dari pemikiran ketiga generasi Turki sebelumnya. Bahkan, prinsip pemikiran pembaruan Turki yang diketengahkan di dalam frame kebangsaan masyarakat Turki saat ini adalah reduksi pemikiran dari seorang pemikir Turki yang dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Turki, yakni Ziya Gokalp. Dalam catatan kaki Ajid Thohir, di dalam bukunya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam : Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, disebutkan bahwa pemikiran pembaruan Turki telah dilakukan oleh tokoh-tokoh, seperti : Mustafa Rasyid Pasha (1800) dan Mehmet Shidiq Ri’at (1807) dari generasi Tanzimat; Ziya Pasha (1825-1876), Namik Kemal (1840-1880) dan Midhat Pasha (1822-1883) dari generasi Usmani Muda; dan, Ahmad Riza (1859-1931) dan Mehmed Murad (1853-1912) dari generasi Turki Muda. Sedangkan, pemikiran yang paling dekat dengan gerakan pembaruan Turki yang dilaksanakan oleh Mustafa Kemal adalah pemikiran Ziya Gokalp, yang secara sistematis mencanangkan program-program pembaruannya dalam berbagai aspek yang ia sebut sebagai The Programe of Turkism, yakni : Linguistic Turkism, Aesthetic Turkism, Ethical Turkism, Legal Turkism, Economic Turkism, Political Turkism, dan Philosopical Turkism. Prinsip Pemikiran Pembaruan Mustafa Kemal di awali ketika ia ditugaskan sebagai attase militer pada tahun 1913 di Sofia. Dari sinilah ia berkenalan dengan peradaban Barat, terutama sistem parlementernya. Adapun prinsip pemikiran pembaharuan Turki yang kemudian menjadi corak ideologinya terdiri dari tiga unsur, yakni; nasionalisme, sekularisme dan westernisme. Pertama, unsur nasionalisme dalam pemikiran Mustafa Kemal diilhami oleh Ziya Gokalp (1875-1924) yang meresmikan kultur rakyat Turki dan menyerukan reformasi Islam untuk menjadikan Islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Dalam koridor pemahaman Mustafa Kemal, Islam yang berkembang di Turki adalah Islam yang telah dipribumikan ke dalam budaya Turki. Oleh karenanya, ia berkeyakinan bahwa Islam pun dapat diselaraskan dengan dunia modern. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan akan membawa kemunduran pada bangsa dan agama. Atas dasar itu, agama harus dipisahkan dari negara. Islam tidak perlu menghalangi adopsi Turki sepenuhnya terhadap peradaban Barat, karena peradaban Barat bukanlah Kristen, sebagaimana Timur bukanlah Islam. Kedua, unsur sekularisme. Unsur ini sebenarnya adalah implikasi dari pemahaman westernisme Mustafa Kemal. Pada prinsip ini, salah seorang pengikut setia Mustafa Kemal, Ahmed Agouglu menyatakan bahwa indikasi ketinggian suatu peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat dapat mengalahkan peradaban-

Page

peradaban lain, bukan hanya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsur-unsurnya. Peperangan antara Timur dan Barat adalah peperangan antara dua peradaban, yakni peradaban Islam dan peradaban Barat. Di dalam peradaban Islam, agama mencakup segala-galanya mulai dari pakaian dan perkakas rumah sampai ke sekolah dan institusi. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada mundurnya Islam, dan di Barat sebaliknya sekularisasilah yang menimbulkan peradaban yang tinggi itu. Jika ingin terus mempunyai wujud rakyat Turki harus mengadakan sekularisasi terhadap pandangan keagamaan, hubungan sosial dan hukum. Menurut versi Mustafa kemal, sekularisme bukan saja memisahkan masalah bernegara (legislatif, eksekutif dan yudikatif) dari pengaruh agama melainkan juga membatasi peranan agama dalam kehidupan orang Turki sebagai satu bangsa. Sekularisme ini adalah lebih merupakan antagonisme terhadap hampir segala apa yang berlaku di masa Usmani. Ketiga, unsur wasternisme. Dalam unsur ini, Mustafa Kemal berpendapat bahwa Turki harus berorientasi ke Barat. Ia melihat bahwa dengan meniru barat negara Turki akan maju. Unsur westernisme dalam prinsip pemikiran Mustafa Kemal mendapatkan momennya ketika dalam salah satu pidatonya ia mengatakan bahwa kelanjutan hidup suatu masyarakat di dunia peradaban modern menghendaki perobahan dalam diri sendiri. Di zaman yang dalamnya ilmu pengetahuan mampu membawa perobahan secara terus-menerus, maka bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi yang tua lagi usang tidak akan dapat mempertahankan wujudnya. Masyarakat Turki harus dirubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat, dan segala kegiatan reaksioner harus dihancurkan. Dari ketiga prinsip di atas, kemudian melahirkan ideologi kemalisme, yang terdiri atas: republikanisme, nasionalisme, kerakyatan, sekularisme, etatisme, dan revolusionisme. Ideologi yang diasosiasikan dengan figur Mustafa Kemal ini kemudian berkembang di Turki dan dikembangkan oleh pengikutnya. Dan jika dilihat dari perkembangan tersebut di atas, Republik Turki adalah negara sekuler. Tetapi meskipun begitu, apa yang diciptakan Mustafa Kemal belumlah negara yang betul-betul sekuler. Mustafa Kemal sebenarnya seorang nasionalis pengagum barat, yang Islam maju, sebab itu perlu diadakan pembaharuan dalan soal agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. Islam adalah agama rasional dan perlu bagi manusia, tetapi agama yang rasional ini telah dirusak oleh ulama-ulama oleh karena itu, usaha sekularisasinya berpusat pada menghilangkan kekuasaan golongan ulama dalam soal negara dan politik. Negara harus dipisahkan dari agama. Dengan pandangan Mustafa Kemal seperti yang disebutkan di atas, maka lahirlah pendapatnya antara lain; Qur’an perlu diterjemahkan kedalam bahasa Turki, azan juga perlu dengan bahasa Turki, khutbah dengan bahasa Turki. Madrasah yang sudah ketinggalan zaman ditutup, diganti fakultas Ilahiyat untuk mendidik imam sholat, khotib-khotib, dan pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan. Akan tetapi prinsif dan pandangan Mustafa Kemal seperti yang telah dikemukakan diatas, tidak serta merta menghilangkan kultur keagamaan sebagai buktinya Mustafa Kemal mendirikan penggantinya yaitu Departemen Urursan Agama. Negara menjamin kebebasan beragama, sehingga sekularisasi yang dijalankan tidak menghilangkan agama. Yang berusaha dihapus adalah kekuasaan ulama

Page

dalam soal politik dan negara. Karena Mustafa Kemal berpendapat agama adalah masalah pribadi. Mencermati pemikiran yang dikembangkan seorang Mustafa Kemal yang kemudian diaplikasikan sebagai bentuk ide pembaharuan pada kultur Turki adalah sebuah keniscayaan berdasarkan tuntutan situasi dan zaman saat itu. Betapa tidak bahwa Islam yang berkembang sejak abad ke VII di jazirah Arab yang kemudian merambah keluar Arab, didalam perjalananya mengalami gesekan dan pergeseran prinsif dan kepentingan. Prinsif musyawarah yang menjadi dogma ajaran yang harus dikembangkan dalam rana kehidupan sosial kemasyarakatan termasuk dalam urusan ”bernegara” seperti yang diisyaratkan al-Qur’an yang artinya: …. dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS. Ali Imran (3) : 159 Ayat ini mengedepankan prinsif musyawarah yang dapat diasumsikan sebagai salah satu pilar demokrasi dalam urusan bernegara, dimana prinsif ini telah mengalami perobahan sejak beralihnya tampuk kepemipinan dari periode ”Khalifah Rasyidah” kepada Muawiyah ibn Abi Sufyan yang mengawali pendirian pemerintahan ”Dinasti” dimana tahta telah menjadi hak waris bagi keturunan khalifah atau sultan yang berlangsung sampai ratusan tahun. Sebagai akumulasi gejolak pemikiran dari para tokoh pembaharu yang mengembangkan ide perubahan khususnya di Turki, yang kemudian diwujudkan oleh seorang Mustafa Kemal mendirikan Negara Republik Turki Modern. Penulis berpandangan bahwa usaha ini adalah sebuah tindakan dari ide cemerlang untuk mengembalikan dogma prinsif al-Qur’an yang mengedepankan prinsif musyawarah. Nasionalisme, sekularisme, dan westernisme yang menjadi ciri khas ide pembaharuan Mustafa Kemal adalah sebuah konsekwesi logis dalam rangka membangun tatanan dan corak kultur kehidupan masyarakatnya yang akan didesain sebagai masyarakat modern dalam urusan bernegara, dan tetap menjamin berlangsungnya budaya kehidupan beragama bagi masyarakatnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan didirikannya ”Fakultas Ilahiyat” dan dibentuknya ”Departemen Urusan Agama” dalam pemerintahannya.

Ibnu Taimiyah \ Biografi Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani (Bahasa Arab: ‫)أبو عباس تقي الدين أحمد بن عبد السلم بن عبد الله ابن تيمية الحراني‬, atau yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir: 22 Januari 1263/10 Rabiul Awwal 661 H). Beliau lahir di lahir di Harran, salah satu kota induk di Jazirah Arabia yang terletak antara sungai Dajalah (Tigris) dengan Efrat. Ibnu Taimiyah lahir di zaman ketika Baghdad Page

merupakan pusat kekuasaan dan budaya Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. Ketika berusia enam tahun (tahun 1268), Ibnu Taimiyah dibawa ayahnya ke Damaskus disebabkan serbuan tentara Mongol atas Irak. Ayahnya Syihabuddin bin Taimiyah adalah seorang syaikh, hakim, dan khatib. Kakeknya Majduddin Abul Birkan Abdussalam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani adalah seorang ulama yang menguasai fiqih, hadits, tafsir, ilmu ushul dan penghafal Al Qur’an (hafidz).

Riwayat Pendidikan

\

Di Damaskus ia belajar pada banyak guru, dan memperoleh berbagai macam ilmu diantaranya ilmu hitung (matematika), khat (ilmu tulis menulis Arab), nahwu, ushul fiqih. Ia dikaruniai kemampuan mudah hafal dan sukar lupa. Hingga dalam usia muda, ia telah hafal Al-Qur’an. Kemampuannya dalam menuntut ilmu mulai terlihat pada usia 17 tahun. Dan usia 19, ia telah memberi fatwa dalam masalah masalah keagamaan. Ibnu Taymiyyah amat menguasai ilmu rijalul hadits (perawi hadits) yang berguna dalam menelusuri Hadits dari periwayat atau pembawanya dan Fununul hadits (macam-macam hadits) baik yang lemah, cacat atau shahih. Ia memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus Sittah dan Al-Musnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah atau dalil, ia memiliki kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para mufassir atau ahli tafsir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu ‘ushul sambil mengomentari para filusuf . Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat berbagai pendapatnya dalam bidang syari’ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikh Ibnul Wardi bahwa karangannya mencapai lima ratus judul. Karya-karyanya yang terkenal adalah Majmu’ Fatawa yang berisi masalah fatwa fatwa dalam agama Islam.

\ Ide Pemikiran Pertama, melakukan kritik dengan cara yang jauh lebih tajam dan ketat deibanding apa yang telah dilakukan oleh imam gazali. Kedua, menegakkan dalil dan bukti berdasarkan akidah, hukum dan kaidah-kaidah islam dengan sseirama dengan apa yang dilakukan Imam Al Gazali, dan bahkan bila dilihat apa yang dikemukakan Imam Al Gazali benyak sekali mempergunakan istilah-istilah logika. Ketiga, Ibnu Taimiyah tidak saja menolak segala bentuk taqlid buta, melainkan lebih dari itu. Keempat, memerangi bid’ah, taqlid, kemajuan berfikir, kesesatan aqidah, dan dekadensi moral. Ijtihad dalam islam memegang peran yang sangat besar karena hanya dengan prinsip inilah islam akan selalu menjadi dinamis, hidup dan maju serta tidak akan pernah ketinggalan zaman. Dengan prinsip ijtihad inilah yang memungkinkan perkembangan dan kemajuan yang bersinambungan didalam syari’ah.

Page

Ahmad Khan \Biografi Sayyid Ahmad Khan dilahirkan di Delhi tanggal 17 oktober 1817. nenek moyangnya berasal dari semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Heart, Persia (Iran), karena tekanan politik pada zaman dinasti umayyah. Dan menurut keterangan ia berasal dari keturunan Husain, cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah bin Ali. Neneknya Sayyid Hadi, adalah pembesar Istana dizaman Alamghir II (1754-1759). Ayahnya bernama Al-muttaqi, seorang ulama yang saleh. Ia mendapat pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama. Selain bahasa arab, ia juga belajar bahasa Persia dan sejarah. Ia orang yang rajin membaca dan selalu memperluas pengetahuan dengan menelaah berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sewaktu berusia 18 th, ia memasuki lapangan pekerjaan pada serikat India Timur. Kemudian bekerja sebagai hakim. Di tahun 1846, ia pulang kembali ke Delhi. Ia pulang kembali untuk meneruskan studi. Selain pekerjaan itu, ia juga amat cakap dalam menulis dan mengarang. Salah satu karyanya yang mengantarkan namanya menjadi terkenal adalah Ahtar Al-Sanadid.

\ Riwayat Pendidikan Pendidikan Sayyid Ahmad Khan pertama kali diperoleh di Maktab. Suatu lembaga pendidikan tradisional yang mengajarkan agama. Di samping belajar agama ia juga belajar bahasa Arab dan Persia, matematika, mekanika dan sejarah. Ia dikenal rajin dalam membaca dan memiliki wawasan yang luas. Pada usianya yang ke-17, Sayyid Ahmad Khan melangsungkan pernikahan, setahun kemudian ia bekerja pada Serikat India Timur EIC (The East India Company) sebagai juru tulis tingkat rendah.

\ Ide Pemikiran 1)Mengenai Akal / Aliran Kalam Pemikiran Ahmad Khan di bidang keislaman antara lain ia melihat bahwaumat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman.Peradab Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di Barat. Dasar peradaban baru ia ialah iptek. Barat dan bangsa Eropa mengolah demikian rupa iptek untuk memudahkan dan mewujudkan keinginan-keinginan mereka, termasuk dalamhal ketika mereka mau menaklukkan umat Islam, tentu dapat dengan mudah umatIslam tidak memiliki kelebihan di bidang yang mereka kuasai.Iptek modern adalah hasil olah pemikiran manusia. Oleh karena itu akal didunia Barat

Page

mendapat penghargaan yang tinggi. Untuk itu, kalau umat Islam maumaju juga harus menghargai akal pikiran. Dalam persoalan ini, Sayid Ahmad Khansangat menghargai akal pikiran rasional. Walaupun ia percaya pada kekuatan dankebebasan akal yang dianggapnya masih terbatas, namun dalam hal kebebasan dankemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan perbuatan, akan diserahkansepenuhnya kepada manusia itu sendiri. Dengan kata lain ia mempunyai paham Qodariah(free will and free act) dan tidak paham Jabariah atau fatalisme. Manusia,demikian pendapatnya, telah dianugerahi Tuhan daya kekuatan, di antaranya daya berpikir, yang disebut akal, dan daya fisik untuk mewujudkan kehendaknya. Manusiamempunyai kebebasan untuk mewujudkan daya yang dimilikinya sesuai dengan apayang diberikan Tuhan kepadanya. Dengan paham itu, manusia wajar bertanggung jawab kepada Tuhan atas apa yang ia ia lakukan. Hukum perkawinan juga menjadi perhatiannya. Poligami, menurutnya, bukandasar bagi sistem perkawinan dalam Islam. Dasar bagi sistem perkawinan dalamIslam adalah monogami. Poligami bukan merupakan anjuran, tetapi diperbolehkandalam kasus-kasus tertentu. Hukum lain yang terdapat dalam Al-Qur'an, yakni potong tangan bagi pencuri. Dalam pandangan Ahmad Khan, hukuman itu bukan suatu hukum yangwajib dijalankan, melainkan hanya merupakan hukum maksimal yang dijalankandalam keadaan tertentu. Di samping hukum potong tangan, kata Ahmad Khan, masihada hukum penjara bagi pencuri. Perbudakan yang disebut dalam Al-Qur'an hanyalah terbatas pada hari-hari pertama dari perjuangan Islam. Sesudah jatuh dan menyerahnya kota Mekkah, perbudakan tidak perbolehkan lagi dalam Islam.Dalam memandang doa, Ahmad Khan mengatakan bahwa tujuan sebenarnyadari doa adalah merasakan kehadiran Tuhan; dengan kata lain doa diperlukan untuk urusan spiritual danketenteraman jiwa. Pengertian bahwa tujuan doa adalah meminta sesuatu dari Tuhandan bahwa Tuhan mengabulkan permintaan itu, ia tolak. Kebanyakan doa, menurutKhan, tidak pernah dikabulkan Tuhan. Bidang Politik Kondisi politik India, khususnya abad penengahan 19, sangat mewarnai pemikiran politik Ahmad Khan. Hal ini bukan saja menimpa keluarganya, melainkan juga karena kepentingan umatnya. Sebagaimana dimaklumi bahwa setelah pemberontakan 1857, posisi kaum muslimin di mata pemerintah Inggris sangat sulit.Potensi pemberontakan umat Islam dalam pandangan Ahmad Khan sangat berbahayasehingga umat Islam akan mendapatkan tekanan. Oleh karena itu, Ahmad Khanmenjelaskan bahwa pemberontakan itu bukan merupakan jihad. Kaum muslimin tidak Nasution, Pembaharuan, punya alasan religius untuk melawan pemerintah, selama mereka diberikankebebasan untuk menjalankan ajaran agama.Ide-ide Ahmad Khan kemudian diwujudkan oleh para penerusnya setelah iawafat, antara lain dengan adanya Gerakan Aligarh .

Page

Pusatnya adalah sekolahMuhammad Anglo Oriental College (MAOC) yang didirikan Ahmad Khan. Setelahditingkatkan, sekolah itu menjadi universitas dengan nama Universitas Islam Aligarh.Perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan pembaruan Islam diIndia. Gerakan inilah yang menjadi penggerak utama bagi terwujudnya pembaruan dikalangan umat Islam India. Tanpa adanya gerakan ini, ide-ide pembaruan selanjutnyaseperu yang dicetuskan oleh Amir Ali, Muhammad Iqbal, Abul Kalam Azad danlainnya sukar untuk muncul. Gerakan inilah yang meningkatkan umat Islam Indiadari masyarakat yang mundur menjadi masyarakat yang bangkit menuju kemajuan.Pengaruhnya terasa benar di golongan inteligensia Islam India. Setelah SayyidAhmad Khan menghadapi masa tua, pimpinan MAOC pindah ke tangan Sayid MahdiAll, dan para penerusnya seperti Nawab Muhsin Mulk dan Viqar Mulk.Setelah Sayid Ahmad Syahid meninggal dunia, para pengikutnya sebagian adayang meneruskan perjuangan gerakan mujahidin, sebagiannya lagi lebih memilih caricara damai dan moderat mengadakan dengan Inggris yaitu dengan membuka lebihluas lapangan pendidikan. Mereka dari lapangan kedua inilah kemudian mendirikansejumlah lembaga pendidikan tinggi atau universitas. Mereka selalu berusahamemajukan rakyat India secara umum juga memajukan umat Islam di bidang penguasaan iptek. Selain tentu saja lapangan agama semakin digalakkan pengkajiannya.Satu hal yang jadi anutan dalam jihad yang digelorakan Ahmad Syahid adalahtumbuhnya bintik-bintik nasionalisme yang mempunyai arti besar bagi kesadaranrakyat dan muslim India. Mereka pun akhirnya terbuka kesadarannya bahwa selamaini Inggris yang kadang-kadang memberikan fasilitas buat rakyat India hanyasemacam kedok untuk menarik simpati rakyat India agar mereka tidak merasa dijajah. Namun berkat adanya perlawanan dari gerakan Mujahidin telah membuka mata rakyat India dan terutama kaum muslimin untuk semakin mantap menancapkan cita-cita nasionalisme mereka

Muhammad Ali Pasha \Biografi Muhammad Ali Pasha lahir bulan Januari 1765 di Kavala Albania Yunani dekat pantai Macedonia dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Dialah pendiri dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir sampai tahun 1952. Sejak kecil ia memiliki keterampilan dan kecerdasan luar biasa. Dalam perjalanan kariernya, banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaharukan atau memodenisir keadaan umat islam yang telah jauh tertinggal dari negara-negara Barat. Orang tuanya bekerja sebagai penjual rokok, dari kecil ia sudah harus

Page

bekerja, dia tak pernah memperoleh kesempatan sekolah, dengan demikian dia tidak bisa membaca dan menullis. Setelah besar ia bekerja sebagai pemungut pajak, karena kecakapannya dalam pekerjaannya ini ia menjadi kesayangan Gubernur Usmani setempat, akhirnya ia diangkat sebagai menantu oleh gubernur tersebut dan mulai dari waktu itu bintangnya semakin meningkat terus. Setelah ia di angkat menjadi menantu Gubernur Usmani di tempatnya bekerja. Ia masuk dalam dinas meliter dan dalam lapangan ini ia juga menunjukkan kecakapan dan kesanggupan sehingga pangkatnya cepat menaik menjadi perwira. ketika pergi ke Mesir ia mempunyai kedudukan wakil perwira yang memimpin pasukan yang dikirim dari daerahnya. Setelah tentara prancis keluar dari Mesir di tahun 1801. Muhammad Ali turut memainkan peran penting dalam politik. Mesir mulai mengalami ketenangan politik, khususnya setelah Muhammad Ali membantai sisa-sisa petinggi Mamluk pada tahun 1811, menurut cerita dari 470 kaum mamluk hanya seorang yang dapat melepaskan diri dengan melompat dari pagar istana kejurang yang ada di bukit Mukattan, kudanya mati tetapi ia selamat dengan pergi lari. kaum mamluk yang ada diluar Kairo kemudian diburu, mana yang dapat dibunuh dan sebagian kecil dapat melarikan diri ke Sudan pada akhirnya tahun 1811, kekuatan kaum mamluk di mesir telah habis. Untuk memajukan Mesir, Muhammad Ali melakukan pembenahan ekonomi dan militer. Atas saran para penasihatnya, ia juga melakukan program pengiriman tentara untuk belajar di Eropa. Pemerinthan Muhammad Ali pasya menandai permulan diferensiasi yang sebenarnya antara struktur politik dan ke agamaan di Mesir. keputusan-keputusan dan program-programnya ternyata sebagian besar telah menentukan jalannya sekulerisasi yang berlangsung selama satu setengah abad di Mesir. Muhammad Ali berkuasa penuh. Ia telah menjadi wakil Sultan dengan resmi di Mesir dan rakyat sendiri tidak mempunyai organisasi dan kekuatan untuk menentang kekuasannya, ia pun bertindak sebagai diktator.

Page

Ia diberikan kepercayaan sebagai pemimpin militer pada era Turki Utsmani dan menjadi seorang pemimpin tersohor kebanggaan negara Mesir, terutama dalam merevolusi negara tersebut menjadi sebuah negara industri dan modern. Bahkan, orang Mesir sendiri mengenalnya sebagai seorang pahlawan. Walaupun tidak dilahirkan di Mesir dan tidak berbahasa Arab, namun keinginannya untuk membangun dan meningkatkan sumber penghasilan ekonomi bagi negara Mesir sangat besar. Inisiatif, visi dan semangat yang dimilikinya tak mampu menandingi pahlawan-pahlawan lain yang sezaman dengannya Dialah pendiri dinasti Mesir yang keturunannya memerintah Mesir sampai tahun 1952. dia muncul di Mesir tahun 1799 sebagai salah seorang diantara 300 orang anggota pasukan yang dikirim Albania atas perintah Sultan Utsmani untuk mengusir Perancis. Pada awalnya ia berkedudukan sebagai penasehat komandan pasukan Albania, karena kecakapannya dalam memimpin maka ia diangkat menjadi komandan penuh. Setelah berhasil mengusir Napoleon dari Mesir, ia di angkat menjadi jendral tahun 1801. pada bulan Nopember 1805 ia menjadi penguasa di Mesir dan bulan April 1806 ia di angkat menjadi Wali Negara Mesir dengan gelar Pasya.

\Riwayat Pendidikan Orang tuanya bekerja sebagai penjual rokok, dari kecil ia sudah harus bekerja, dia tak pernah memperoleh kesempatan sekolah, dengan demikian dia tidak bisa membaca dan menullis.

\Ide Pemikiran 1. Dalam Bidang Militer Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali Pasha. Ia melihat kemajuan yang dicapai negara-negara Barat, terutama Perancis, begitu hebat. Kemajuan dalam teknologi peperangan membuat Perancis dengan mudah menguasai Mesir (1798-1802 M). Setelah Perancis dapat diusir Inggris pada tahun 1802 M, Muhammad Ali Pasha mengundang Save, seorang perwira tinggi Perancis untuk melatih tentara Mesir. Sama hanya dengan raja-raja Islam lainnya, Ali Pasha juga mementingkan hal-hal yang berkaitan dengan kemeliteran, karena ia yakin bahwa kekuasaanyan dapat dipertahankan dan

Page

diperbesar dengan kekuatan militer. Muhammad Ali Pasha juga mengundang para ahli militer barat untuk melatih angkatan bersenjata Mesir dan juga mengirim misi ke luar negeri (Eropa) guna mempelajari ilmu kemiliteran. Pada tahun 1815 M untuk pertama kalinya Mesir mendirikan Sekolah Militer yang sebagian besar instrukturnya didatangkan dari Eropa. Tidak hanya itu, namun ia juga banyak mengimpor persenjataan buatan Eropa seperti buatan Jerman atau Inggris. Terinspirasi oleh pelatihan militer bangsa Eropa, Muhammad Ali kemudian melatih bala tentaranya berdasarkan “ Nidzam al-Jadid “ atau bisa disebut dengan peraturan baru. Ia mengatur tentara-tentara Mesir dan mulai memperkuatkannya dengan menjadikan para petani luar daerah untuk mengikuti wajib militer. Upaya itu ternyata cukup berhasil untuk menjadikan kekuatan militer Mesir semakin berkembang. 2. Bidang Ekonomi dan Sosial Muhammad Ali Pasha sangat memahami bahwa di belakang kekuatan militer mesti harus ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan di bidang militer dan bidangbidang yang bersangkutan dengan militer. Jadi dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan kekuatan militer, dan dua hal ini menghendaki pengetahuan atau ilmu-ilmu modern. Salah satu dampak perkembangan ekonomi tersebut adalah ekspor kapas ke negara Eropa. Hal itu sangat menguntungkan, karena adanya angsuran terhadap para petugas administrasi yang dijadikan sebagai salah satu titik poin keuntungan bagi Mesir. Selain itu wisatawan asing juga turut menyumbangkan pendapatan bagi devisa negara.Pengambil alihan pemilikan tanah oleh negara dan hasilnya dipergunakan untuk kepentingan pembangunan negara. Harta kaum Mamluk yang telah dimusnahkannya dirampas, demikian pula dengan harta-harta orang kaya di Mesir berada di bawah kekuasaannya. Untuk meningkatkan perkembangan ekonomi Muhammad Ali Pasha juga membangun sistem irigasi, sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik. Karena Mesir adalah negara pertanian, di samping memperbaiki irigasi lama ia juga mengandalkan irigasin baru, memasukkan penanaman kapas dari India dan Sudan dan mendatangkan ahli pertanian dari Eropa untuk memimpin pertanian.

Page

Dalam tatanan sosial Muhammad Ali Pasha mengubah pengaturan administrasi bagi penduduk desa dan kota dengan sistem yang lebih modern. Pembangunan prasarana masyarakat umum mulia digalakkan, seperti pembangunan Rumah Sakit, sekaligus mendatangkan beberapa dokter spesialis untuk menangani problematika penduduk setempat. Hal itu tidak lain adalah sebagai bentuk kekhawatiran Ali Pasha terhadap kesejahteraan penduduk desa yang mengikuti wajib militer. Terutama ketika virus cacar mulai melanda sebagian

penduduk

Mesir

ketika

itu.

Usaha terhebat lainnya adalah dengan terselesaikannya pembangunan sebuah terusan kuno yang menghubungkan antara Alexandria dengan sungai nil. Menurut beberapa laporan, upaya tersebut diawali dengan penggalian yang mengerahkan kurang lebih 100.000 petani Mesir. Dari hal tersebut meningkat pulalah pusat irigasi dari tahun 1813-1830 M hingga 18%, yang sebelumnya proyek irigasi ini sangat lemah dan kurang menguntungkan terlebih ketika masa awal kepemimpinannya. 3. Dalam Bidang Pendidikan Dalam bidang pendidikan walaupun ia buta huruf, namun ia menaruh perhatian besar pada perkembangan ilmu. Hal ini terbukti dengan dibentuknya kementrian pendidikan. Setelah itu didirikan Sekolah Militer tahun 1815 M, Sekolah Teknik tahun 1816 M, Sekolah Kedokteran tahun 1827 M, Sekolah Pertanian dan Apoteker tahun 1829 M, Sekolah Pertambangan tahun 1834 M dan Sekolah Penerjemah tahun 1839 M. Selain itu, ia juga banyak mengirim pelajar ke Perancis untuk belajar pengetahuan berupa sains dan teknologi Barat di Perancis. Menurut catatan sejarah ia mengirim 311 pelajar Mesir ke Italia, Perancis, Inggris dan Austria dengan mengambil disiplin keilmuan yang beragam seperti kemiliteran, ilmu administrasi, arsitek, kedokteran dan obat-obatan. Selain mendirikan beberapa sekolah dan mengirim pelajar ke luar ia juga melakukan penerjemahan buku-buku terbitan Eropa dalam skala yang besar. Di samping mendelegasikan pelajar Mesir ke Eropa ia juga mendatangkan guru-guru agung Eropa untuk mengajar di sekolahsekolah yang telah ia bangun. Muhammad Ali juga menerbitkan majalah berbahasa Arab

Page

pertama kalinya yang diterbitkan tahun 1828 M, ia menamainya dengan majalah " al-Waqa'i alMishriyah" (Berita Mesir). Majalah ini digunakan rezim Muhammad Ali sebagai organ resmi pemerintah. Inilah pembahasan singkat mengenai Muhammad Ali pasha, begitu banyak peninggalan termegah Muhammad Ali yang bisa kita lihat di perbukitan Jabal Muqatam, ia dengan mengerahkan desainer Yunani bernama Yusuf Bushnak akhirnya berhasil membuat Masjid indah dengan corak menara Turki yang berwarna putih perak. Jika kita amati, masjid ini terbuat dari bahan marmer yang menawan, maka tidak heran jika mayoritas penduduk Mesir menamainnya sebagai masjid Alabaster. Di dalam masjid inilah jasad Muhammad Ali dikuburkan, meskipun ia meninggal di Alexandria. Jasa lain Muhammad Ali adalah melakukan renovasi benteng Sholahuddin yang dibangun pertama kali oleh pahlawan Perang Salib muslim, Sholahuddin al-Ayyubi. Dalam hal ini, ia banyak melakukan perbaikan tembok-tembok yang sudah runtuh baik yang berada didalam maupun diluar. Kemudian, ia juga membangun sebuah istana keluarga yang dapat kita nikmati jika kita melewati Babal-Qullah. Pada tahun 1949 istana ini dijadikan museum oleh Raja Faruq. Dalam sejarahnya Mesir dibagi menjadi dua bagian; Kuno dan Modern. Dengan peradabannya yang telah dimulai sejak 7000 tahun yang silam, ia termasuk salah satu diantara negara yang menempati urutan papan atas, tujuan wisata dunia. Maka tidak heran jika setiap jengkal tanahnya yang kita pijak merupakan saksi sejarah yang memberikan cerita sendiri. Begitulah kira-kira diskripsi sejarahnya. Muhammad Ali Pasha yang dianggap sebagai pendiri Mesir Modern, kekuasaannya saat itu meliputi Sudan dan Syiria. Bahkan pasukannya pun ikut berperang bersama ke Sultanan Usmani di Yunani, Asia Kecil, hingga ke Eropa Timur.

Page

BAB IV IBRAH (PENUTUP)  Mengambil Ibrah dari Imperialisme Barat 1. Kita harus dapat menata perekonomian bangsa dengan kuat. Kondisi perekonomian yang rapuh akan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya dan Imperialisme akan dengan mudah menjajah bangsa kita. 2. Kita harus membendung segala bentuk imperialisme dan mempertahankan tanah air kita.

Page

3. Kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan Islam.  Mengambil Ibrah dari Tokoh-tokoh Gerakan Perubahan Islam 1. Meneladani sifat-sifat mulia yang tertanam dalam diri mereka 2. Mengambil hikmah dari perjuangan mereka 3. Meneladani perjalanan hidup mereka 4. Meneladani ide pemikiran yang mereka buat

Page

More Documents from "Desita Maharani"