Johan Firmansyah 16410193 Kelas A.docx

  • Uploaded by: Johan Firmansyah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Johan Firmansyah 16410193 Kelas A.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,572
  • Pages: 9
PENTINGNYA DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENGURANGI DAMPAK BULLYING PADA MAHASISWA Muhammad Johan Firmansyah Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jl. Gajayana No. 50, Malang, Indonesia 65144 [email protected]

Abstrak Bullying merupakan tindakan kekerasan secara psikologis. Bullying memiliki efek jangka panjang yang merusak psikologis seseorang. Jika tindakan ini tidak segera di tangani, bullying akan menyebabkan gangguan kejiwaan bagi korban. Bullying terjadi karena adanya individu yang tidak mampu membela diri dalam situasi aktual, selain itu Bullying dipengaruhi oleh disfungsi keluarga, faktor sosial budaya, faktor pengaruh kelompok, dan faktor sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh dukungan sosial terhadap dampak bullying. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket (kuesioner). Teknik analisa data menggunakan koefisien determinasi, uji F, uji t. Hasil menunjukkan permasalahan pengaruh dukungan sosial berpengaruh signifikan terhadap dampak bullying. Kata kunci : bullying; psikologis; gangguan kejiwaan;

Abstract Bullying is a psychological act of violence. Bullying has a long-term effect that damages a person's psychological condition. If this action is not immediately addressed, bullying will cause psychiatric disorders for the victim. Bullying occurs because of individuals who are unable to defend themselves in the actual situation, besides that Bullying is influenced by family dysfunction, socio-cultural factors, group influence factors, and school factors. The purpose of this study was to determine the influence of social support on the effects of bullying. The method of data collection in this study used a questionnaire (questionnaire). Data analysis technique uses coefficient of determination, F test, t test. The results show the problem of the influence of social support has a significant effect on the impact of bullying. Keywords : bullying; psychological; psychiatric disorders;

PENDAHULUAN Bullying. (Roland,1998) Mendefinisikan bullying sebagai kekerasan jangka panjang, fisik atau psikologis yang dilakukan oleh individu atau kelompok dan diarahkan terhadap individu yang tidak mampu membela diri dalam situasi aktual. Adanya perbedaan kekuasaan dan berbagai bentuk bullying adalah elemen yang disepakati bersama. Sejumlah penelitian telah mengeksplorasi penyebab bullying. Meskipun hasilnya tidak sepenuhnya konsisten. Hal ini dapat dikategorikan sebagai faktor individu, faktor disfungsi keluarga, faktor sosial budaya, faktor pengaruh kelompok, dan faktor sekolah. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa faktor

Bullying : Faktor individu termasuk kekuatan fisik dan reaksi agresif dalam menentukan peran pengganggu dan korban. (Olweus,1978) menemukan bahwa pengganggu secara fisik lebih kuat daripada korban, sementara korban secara fisik lebih lemah. Karena tidak semua anak laki-laki yang kuat adalah pengganggu, itu muncul dengan proposisi bahwa kombinasi kekuatan fisik dan pola reaksi agresif adalah faktor yang paling penting. Sementara beberapa orang menyatakan bahwa itu ditentukan oleh faktor genetik, tetapi asumsi ini tidak memiliki dukungan empiris. Faktor Keluarga, Keluarga Cina dikenal lebih otoriter daripada tipikal di negara-negara Barat. Ini mungkin menjelaskan tingginya prevalensi pengganggu di Hong Kong. Namun, orang tua Tionghoa modern jelas tidak otoriter seperti pendahulu mereka, dan ada hukum di Hong Kong menentang penggunaan hukuman badan terhadap anak-anak. bullying tidak bisa dijelaskan hanya oleh faktor keluarga saja. Gaya pengasuhan yang bebas dan kurangnya keterlibatan keluarga termasuk salah satu faktor bullying (Olweus,1980). Media massa Penyebab meningkatnya kekerasan pemuda terletak pada kekerasan media. Mereka berpendapat bahwa pengaruh media sangat berpengaruh dari waktu ke waktu dari pengulangan gambar dan stereotip yang di terima sebagai informasi yang menyimpang tentang gender, peran, dan kekerasan. Kekerasan selalu ditunjukkan sebagai cara penyelesaian konflik yang dapat diterima di media (Derksen,1996). Faktor teman sebaya,Masa remaja adalah saat ketika individu mencari identitas mereka dan membentuk kelompok mereka sendiri. Penelitian pada geng jalanan menunjukkan bahwa kelompok memiliki efek mendalam pada perilaku manusia Tekanan kelompok, norma kelompok, dan identifikasi kelompok merupakan faktor kunci. Tetapi arah pengaruh dari kelompok ke individu bukanlah satu-satunya cara. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang paling memilih untuk bergabung dengan kelompok yang anggotanya sama seperti dirinya (Spergel,1967). Lingkungan sekolah,(Olweus,1993) menyatakan bahwa jumlah guru yang ditugaskan untuk mengawasi waktu istirahat siswa tidak sesuai dengan jumlah insiden bullying. Sikap positif di antara siswa dan staf dapat mengarah pada perilaku positif, sehingga mengurangi perilaku bullying (Licata,1987). semakin banyak siswa memegang keyakinan yang positif maka dapat mereduksi perilaku bullying.(Rigby,1996) Bullying. Hal ini dikarenakan kurangnya dukungan sosial, yang menyebabkan seseorang berpotensi mengalami bullying. Penelitian telah menunjukkan bahwa konsekuensi pelecehan selama bersekolah dapat secara substansial mengarah ke banyak efek negatif yang bertahan dari waktu ke waktu. Terdapat konsekuensi pada korban bullying, seperti gejala depresi, kecemasan dan psikosomatis (Prinstein,2001). Siswa yang kurang dukungan sosial dari teman sebaya, lingkungan sekolah dan keluarga memiliki tingkat bullying verbal, fisik, dan relasional yang lebih tinggi. Depresi ditemukan berkorelasi positif dengan perilaku pengasuhan otoriter dan bermusuhan sedangkan itu berkorelasi negatif dengan dukungan keluarga yang dirasakan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penderita depresi dapat membutuhkan dukungan sosial yang lebih dan mendukung pentingnya mempertimbangkan konteks keluarga dalam pengobatan pasien depresi (Wang,2012). dukungan sosial yang baik dapat mengimbangi pengaruh negatif stres pada keluarga dengan anggota keluarga yang depresi, dan persepsi dukungan sosial tampaknya memiliki pengaruh penting pada gejala depresi dan juga bisa memprediksi hasil depresi (Morriss dan Morriss,2000). Cho, Chi dan George menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat mengatasi masalah emosional khususnya depresi. Di sisi lain, Kohen dan Wales menunjukkan dalam penelitian

mereka bahwa dukungan sosial dapat berdampak positif pada kesehatan mental, fisik dan sosial.George menunjukkan bahwa penyediaan dukungan sosial memiliki efek yang cukup besar dan langsung pada kesehatan mental seperti dengan dukungan sosial yang tinggi disertai dengan gangguan mental yang rendah. Cho dan Chi telah memeriksa efek dari peristiwa stres pada perubahan tanda depresi. Mereka menemukan bahwa dukungan sosial menyeimbangkan peristiwa kehidupan yang mempengaruhi depresi. Mereka menyatakan dimensi berikut untuk dukungan social adalah memperluas jaringan social, kombinasi jaringan, frekuensi kontak social, kepuasan dukungan social, dukungan emosional dan dukungan keuangan yang efektif (Chou KL, Chi I,2001). Dalam dukungan sosial terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan kesehatan mental Siswa. Dukungan sosial yang tinggi memiliki kesehatan mental yang tinggi. Dukungan sosial dan kesehatan mental memiliki hubungan yang signifikan dan positif. dukungan sosial juga membuat seseorang merasa dicintai, dihormati dan menjadi bagian dari orang lain. Penelitian ini juga menilai hubungan antara dukungan sosial, kesehatan mental dan juga dukungan sosial. (Cohen,1985). Dalam hubungan sosial terdapat hubungan yang erat antara kesehatan umum dan dukungan sosial tetapi hal itu mempunyai hubungan terbalik. Hal itu menunjukkan bahwa dukungan sosial meningkat dan kesehatan umum menurun dan penurunan ini menunjukkan peningkatan kesehatan mental (Cobb,1976). Pernyataan di atas di perkuat oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dukungan sosial yang rendah dari teman sebaya, sekolah dan orang tua akan meningkatkan risiko pelecehan verbal dan fisik. Selain itu, dukungan sosial orang tua yang lebih rendah akan meningkatkan kemungkinan terjadinya deskriminasi seperti intimidasi secara verbal. sementara itu pendapat lain yang mengatakan bahwa dukungan sosial yang rendah dari orang tua mengandung risiko yang lebih tinggi untuk intimidasi adalah tidak benar. (Acquahab,2015). Dukungan sosial dapat bersifat emosional, instrumental, finansial atau informasi (Reevyl &Maslach,2001).Orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial yang aktif akan mendapatkan manfaat dalam hal kesehatan, moral, dan koping mereka. Sebaliknya, Dukungan sosial yang rendah akan menjadikan kesehatan fisik dan mental menjadi buruk (Cohen,2000). Interaksi yang melibatkan dukungan dari orang tua seperti peningkatan dukungan sosial memiliki tingkat kehidupan yang tinggi (Greenberg,1983)

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Kuantitatif. Peneliti menggunakan pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu (Prasetyo dan Jannah, 2012). Variabel bebas pada penelitian adalah dukungan sosial dan variabel terikatnya adalah Bulyying. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel convenience sampling. Pada teknik convenience sampling, peneliti memilih peserta karena mereka bersedia dan tersedia dalam penelitian (Creswell, 2012). Dalam hal ini, peneliti dapat memilih sampel pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat (Prasetyo dan Jannah, 2012). Populasi subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang. Responden pada penelitian ini berjumlah 51 mahasiswa. Kriteria responden ini adalah mahasiswa UIN Maliki Malang semester 1-5, berusia 18-22 tahun, dan bersedia untuk menjadi responden. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket (kuesioner). Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh responden.

HASIL PENELITAN

Uji Regresi Variables Entered/Removeda Mode

Variables

Variables

l

Entered

Removed

1

dukungansosi

Method

.

Enter

alb a. Dependent Variable: bullying b. All requested variables entered.

Tabel diatas menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan atau dibuang dan metode yang digunakan. Dalam hal ini variabel yang dimasukkan adalah variabel nilai dukungan sosial sebagai predictor dan metode yang digunakan adalah metode enter.

Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel - variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R - Square atau Adjusted RSquare. R - Square digunakan pada saat variabel bebas hanya 1 saja (biasa disebut dengan Regresi Linier Sederhana), sedangkan Adjusted R - Square digunakan pada saat variabel bebas lebih dari satu. Dalam menghitung nilai koefisien determinasi peneliti menggunakan R-Square daripada Adjusted R-Square, walaupun variabel bebas lebih dari satu. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan nilai sebagai berikut :

Model Summary Mode

R

l 1

.153a

R

Adjusted R

Std. Error of

Square

Square

the Estimate

.023

-.017

7.360

a. Predictors: (Constant), dukungansosial

Tabel diatas menjelaskan besarnya nilai korelasi atau hubungan (R) yaitu sebesar 0.153 dan dijelaskan besarnya presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil penguadratan R. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0.023 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (dukungan sosial) terhadap variabel terikat (bullying) sebesar 0,23%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

Uji F Uji F bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh permasalahan lingkungan sosial dan permasalahan akademik terhadap depresi. Apabila nilai probabilitas Fhitung (sig.) >  0.05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak, sedangkan apabila nilai probabilitas Fhitung >  0.05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak layak

ANOVAa Model

Sum of

Df

Mean

Squares 1

Regression

1

31.121

Residual

1299.994

24

54.166

Total

1331.115

25

b. Predictors: (Constant), dukungansosial

Sig.

Square

31.121

a. Dependent Variable: bullying

F

.575

.456b

Berdasarkan hasil penghitungan tersebut terlihat bahwa F hitung = 5,75 dengan tingkat signifikansi atau probabilitasnya 0.456 > 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel bullying. Hasil Uji t Uji t bertujuan untuk menguji apakah pengaruh variabel independen secara terpisah terhadap variabel dependen signifikan. Apabila nilai probabilitas thitung <  0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas (dari thitung) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya, sedangkan apabila nilai probabilitas thitung >  0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Adapun hasil uji pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut.

Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1

B (Constant) dukungansosial

Std. Error

19.106

12.779

.141

.185

Coefficients Beta

T

.153

Sig.

1.495

.148

.758

.456

a. Dependent Variable: bullying

Pada tabel Cofficients, pada kolom B pada Constant (a) adalah19.106, sedang nilai dukungan sosial (b) adalah 0.141. Sehingga persamaan regresinya dapat ditulis ;

Y=a+bX Y=19.106+0.141X

Koefisien b dinamakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertahanan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan ;

1. Konstanta sebesar 19.106 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dukungan sosial makan nilai partisipasi sebesar 19.106 2. Koefisien regresi X sebesar 0.141 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai dukungan sosial, maka nilai partisipasi bertambah sebesar 0.141 Makna Hasil Uji Regresi Sederhana

Selain menggambarkan persamaan regresi output ini juga menampilan uji signtifikansi dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang nyata (signifikansi) variabel dukungan sosial (X) sendiri terhadap variabel bullying. Hipotesis ; 1. H0 ; tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel dukungan sosial (X) terhadap variabel bullying (Y) 2. H1 ; ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel dukungan sosial (X) terhadap variabel bullying (Y) Dari output diatas dapat diketahui nilai t hitung = 0.758dengan nilai signifikansi 0.456 > 0.05 maka model regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi variabel bullying.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian mengenai pentingnya dukungan sosial untuk mengurangi dampak bullying pada mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan responden berjumlah 51 mahasiswa yang berusia 18-22 tahun dengan menggunakan pendekatan crosssectionaldengan melakukan uji regresi yang menjelaskan tentang variabel yang dimasukkan atau dibuang dan metode yang digunakan. Pengaruh dari dukungan sosial terhadap bullying sebesar 0,23% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Pada uji F diketahui hasil bahwa F hitung = 5,75dengan tingkat signifikansi atau probabilitasnya 0.456 > 0.05, maka model regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi variabel bullying. Berbeda dengan hasil dari uji t konstanta sebesar 19.106menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dukungan sosial maka nilai partisipasi sebesar 19.106 dan koefisien regresi X sebesar 0.141 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai dukungan sosial, maka nilai partisipasi bertambah sebesar 0.141

Daftar Pustaka Acquahab, E. O., Topallib, P., Wilsonc, M. L., Junttilab, N., & Niemib, P. M. (2015).. doi:10.1080/02673843.2015. Adolescent loneliness and social anxiety as predictors of bullying victimisation. International Journal of Adolescence and Youth 1083449. Chou KL, Chi I. Stressful life events and depressive symptoms: social support and sense of control as mediators or moderators? Int J Aging Hum Dev 2001; 52(2): 155-71. Cobb S. Social Support as a moderator of life stress. Psychosomatic medicine 1976; 38: 300-14. Cohen S, Wills TA. Stress, social support, and the buffering hypothesis. Psychol Bull 1985; 98(2): 310-57. Cohen, S., Underwood, L. G., Gottlieb, B. H. (2000). Social Support Measurement and Intervention. New York: Oxford University Press. Decovic, M., & Meeus, W. (1997). Peer relations in adolescence: Effects of parenting and adolescents’ self-concept. Journal of Adolescence, 20, 163–176. Creswell, J.W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. 4th Edition. Boston: Pearson Education, Inc. Derksen, D. J., & Strasburger, V. C. (1996). Media and television violence: Effects on violence, aggression and antisocial behaviors in children. In A. M. Hoffman (Ed.), Schools, violence and society London: Prager. Greenberg, M, T., Siegel, J. M., and Leitch, C. J. (1983). The nature and importance of attachment relationships to parents and peers during adolescence. Journal of Youth and Adolesence, 12, 373-386. Licata, V. F. (1987). Creating a positive school climate at the junior high level. Paper presented at the Annual Meeting of the Michigan Association of Middle School Educators. Birmingham, A.L. Morriss, R. K., & Morriss, E. E. (2000). Contextual evaluation of social adversity in the management of depressive disorder. Advances in Psychiatric Treatment, 6, 423–431. doi: 10.1192/apt.6.6.423. Olweus, D. (1978). Aggression in the schools: Bullies and whipping boys. Washington, DC: Hemisphere. Olweus, D. (1980). Familial and temperamental determinants of aggressive behavior in adolescent boys: A causal analysis. Developmental Psychology, 16, 644–660. Olweus, D. (1993). Bullying at school: What we know and what we can do. Oxford, UK: Blackwell. Prasetyo, B., dan Jannah. L.M. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Prinstein, M. J., Boergers, J., & Vernberg, E. M. 2001. Overt and relational aggression in adolescents: social-psychological adjustment of aggressors and victims. Journal of Clinical Child Psychology, 30, 479–491 Reevyl, G. M. & Maslach, C. (2001). Use of social support: Gender and personality differences. Sex Roles, Vol. 44, Nos. 7/8, 437-459. Rigby, K. (1996). Bullying in schools and what to do about it. Australia, Victoria: The Australian Council for Educational Research Ltd. Roland, E. (1998). Bullying: The Scandinavian research tradition. In D. P. Tattum & D. A. Lane (Eds.), Bullying in schools. Hanley, Stoke-on-Trent: Trentham Books. Spergel, I. (1967). Street gang work: Theory and practice. Garden City, NY: Doubleday. Wang, J. K., Zhao, X. D., Liu, L., & Ma, X. Q. (2012). Family functioning, social support and depression in a Chinese population. Psychopathology, 45(5), 334–336.

Related Documents

Johan
May 2020 19
Johan
December 2019 38
Jurnal Firmansyah
August 2019 30
Johan Blogger
June 2020 13
Johan Rappaport.pdf
November 2019 36

More Documents from "tulio"