BAB II DASAR TEORI
2.1 Jaw Crusher Crusher merupakan suatu mesin atau alat yang banyak digunakan pada industri pertambangan yang penempatannya umumnya diluar ruangan (out door). Merupakan salah satu peralatan penggunaan pada saat penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat mencapai 320Mpa. Banyak digunakan dalam pengerjaan kontruksi misalnya dalam pengerjaan jalan pembuatan beton, gedung, bendungan terutama rock fill dan filternya dan pengerjaan lainnya. Kadang kadang diperlukan syarat khusus untuk gradasi butiran pengisinya. Gradasi butiran-butiran tersebut sulit didapat dari alam tanpa pengerjaan apalagi secara besar-besaran. Maka untuk mendapatkan butiran yang juga disebut agregat diperlukan pemecahan yang lebih lanjut, sehingga didapatkan pemecah batu yang paling terkenal di dunia, Jaw Crusher sangat ideal dan sesuai untuk gradasi yang minimal yang mendekati gradasi yang diinginkan maka dibutuhkan alat yang disebut Crusher. Crusher ini dioperasiakan menyerupai sebuah pabrik yang disebut sebagai Crushing Plant. Pada pengerjaan Crushing ini biasa nya diperlukan beberapa kali pengerjaan pemecahan, tahap-tahap pengerjaan ini beserta jenis pengerjaannya antara lain: 1. Pemecahan pertama oleh Primary Crusher 2. Pemecahan tahap kedua oleh jenis Scondary Crusher 3. Pemecahan
ketiga
yaitu
digunakan Tertiary Crusher
pemecahan
yang
apabila
diperlukan
2.2 Menentukan kapasitas produksi Menentukan peralatan lainya yang mendukung sesuai dengan Crusher yang ada yang sesuai dengan kapasitas crushing plantnya diantaranya adalah: 1. Hopper stock material yang digunakan sebagai tampungan material yang akan di hancurkan melalui mesin Crusher. 2. Tranfer Feeder yaitu alat yang berfungsi sebagai transfer material ke primary crusher yang dapat berupa Belt Feeder, Grizzly feeder, Reciprocating Feeder,ataupun Vibrating Feeder (Vibro Feeder) 3. Pemecahan pertama (Primary Crusher) dengan menentukan kapasitas dari Primary Crusher ini maka akan didapat hasil yang sesuai yang diinginkan. 4. Conveyor sebagai transfer conveyor pertama (Mine Conveyor), return conveyor yaitu sebagai transfer dari oversize dari vibrating screen yang dihancurkan lagi di tertiary crusher, Stock pile conveyor sebagai conveyor hasil. 5. Scondary Crusher yaitu pemecahan tahap kedua agar hasilnya lebih maksimal 6. Vibrating Screen yaitu alat yang digunakan untuk memisahkan material yang telah dihancurkan oleh secondary crusher, agar hasil yang diinginkan dapat tercapai sesuai ukuran yang diinginkan. Faktor-faktor yangmempengaruhi efisiensi jaw crusher : a) Lebar lubang bukaan b) Variasi dari throw c) Kecepatan d) Ukuran umpan e) Reduction ratio (RR)
2.3. Reduction Ratio Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran umpan dengan ukuran produk. Reduction ratio yang baik untuk ukuran primary crushing adalah 4 – 7, sedangkan untuk secondary crushing adalah 14 – 20 dan fine crushing (mill) adalah 50 -100. Terdapat empat macam reduction ratio, yaitu : 1. Limiting Reduction Ratio: perbandingan antara tebal/lebar umpan dengan tebal/lebar produk 2. Working Reduction Ratio: Perbandingan antara tebal partikel umpan (tF) yang terbesar dengan efective set (Se) dari crusher. 3. Apperent Reduction Ratio: Perbandingan antara effective gate (G) dengan effective set (So) 4. Reduction Ratio 80 (R80): Perbandingan antara lubang ayakan umpan dengan lubang ayakan produk pada kumulatif 80%.