A. Contoh Mengetahui Al-Jarh Dan At-Ta’dil Jika ingin mengetahui tingkat kredibilitas seorang periwayat, dapat ditelusuri dalam kitab Al-Jarh wa Al-Ta’dil. Penelitian ini sangat diperlukan bagi para peneliti yang ingin mengetahui derajat kualitas hadis. Berikut ini contoh penelusuran kualitas Sufyan Al-tsuri dan Muslim bin Khalid Al-Zanji. 1. Mengenai Sufyan al-Tsauri dapat dilihat dalam kitab Tahdzib Al-Asma’ wa Al-lughat juz I, halaman 31.4 nomor 216 karya Al-Nawawi. Sufyan bin Uyainah; nama panggilannya adalah Abu Muhammad. Ia tinggal dan wafat di Mekah. Ia tergolong tabi’ tabi’in. ia mendengar hadis dari AlZuhri, Amr bin Dinar, Al-Sya’bi, Abdullah bin Dinar, Muhammad bin AlMukandar, dan beberapa orang tabi’in lainnya. Murid-muridnya yang mengambil hadis darinya adalah Al-A’masy, Al-Tsauri, Mas’ar, Ibnu Juraiji, Syu’bah, hammam, Waki’, dan para imam yang tidak terhitung jumlahnya. Al-Tsauri meriwayatkan dari Al-Qathan dari Ibnu Uyainah bahwa, “Mereka sepakat atas keimanan, dan kebesaran martabatnya”. Kami juga meriwayatkan dari Ibnu Wahbin. Ia berkata, “Aku tidak melihat orang yang paling alim dengan kitab Allah daripada Ibnu Uyainah”. Berdasarkan penjelasan ulama kritikus hadis mengenai sufyan bin Uyainah, dapat disimpulakan sebagai berikut. a. Para periwayat hadis yang ada hubungannya dengan Sufyan, baik sebagai murid maupun guru, berarti ada jttishal (pertemuan). Sementara itu orang-orang yang tidak disebutkan sebagai murid atau guru hendaknya dilihat lagi kemungkinan pertemuannya, seperti kapan mereka lahir dan wafat, dimana mereka dilahirkan dan wafat, serta dimana mereka hidup. b. Pujian terhadap Sufyan bin Uyainah menunjukan tingkat at-ta;dil yang tinggi karena menggunakan kalimat lebih alim dan ulama sepakat dengan keagungannya.
2. Contoh kritik al-jarh terhadap periwayat Muslim bin Khalid Al-Zanji dalam kitab Tahdzib Al-Asma’ wa Al-Lughat juz Ihalaman 622-623 nomor 571 karya Al-Nawawi sebagai berikut. Al-Khatib berkata, “Ia adalah Muslim bin Khalid bin Sa’id bin Jurjah Al-Zanji Al-Makki Al-Qurasyi Al-Makhzumi, maula Abu Sufyan bin Abdillah bin Abdil Asad. Ia tergolong tabi’ tabi’in. Guru-gurunya adalah Ibnu Abi Malikah, Al-Zuhri, Amr bin Dinar, Zaid bin Aslam, Hisyam bin Urwah... Murid-muridnya adalah Al-Syafi’i, Al-Humaidi, Ibnu Wahbi, Alo-Qa’nabi… ibnu Hatim berkata “Muslim Al-Zanji adalah imam dalam fiqih dan ilmu”. Ke-tsiqah-annya diperselisihkan para kritikus. Ibnu Ma’in “Ia tsiqah” sementara itu dalam riwayat lainnya, “Tidak apa-apa”. Ali bin Al-Madini berkata, “ia tidak pandang apa-apa.” Al-Bukhari mengatakan, Abu Hatim berkata “Hadisnya mungkar” “Ia, tidak kuat, mungkar hadisnya, tidak ditulis hadisnya, tidak dijadikan hujah, diketahui, dan mungkar.” Para kritikus berpendapat dalam menilai ketsiqahan dan kecacatan Muslim bin Khalid Al-Dzanji. Ketika terjadi kontradiksi seperti itu peneliti dapat memilih salah satu pendapat yang ada.1
1
Abdul Majid Khon, Takhrij dan Metode Memahami Hadits, (Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 113-115.