Kapankah boleh menjama’ sholat ? Sholat boleh dijama’ pada waktu adanya hajat/kebutuhan dan untuk menghilangkan kesempitan dari ummat sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibnu abbas dan Muadz bin jabal yang keduanya merupakan ahli fiqh dikalangan shahabat, tetapi hal itu dengan syarat tidak menjadi suatu kebiasaan. Begitupula sholat dapat di jama’ apabila ada sebab seperti hujan, sakit, takut, safar angin keras dan dingin yang menyegat dll. Dalil-dalilnya antara lain : HR Muslim 705/49
705/49 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata: Rasulullah s.a.w pernah melakukan sholat Zuhur dan Asar secara jamak. Begitu juga sholat Maghrib dan Isya’ secara jamak, sedangkan Rasulullah bukan dalam keadaan takut ataupun safar.
705/50 Abuz zubair telah meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata: Rasulullah s.a.w pernah melakukan sholat Zuhur dan Asar secara jamak di Madinah, sedangkan Rasulullah bukan dalam keadaan takut ataupun safar, Abuz zubair bertanya pada said: kenapa Rasulullah melakukannya, dia menjawab: aku bertanya hal yang sama kepada Ibnu Abbas, lalu Ibnu Abbas menjawab : agar tidak menyusahkan seorangpun dari umatnya. Keterangan hadis telah berkata Ibnu Taimiyah perkataan Ibnu Abbas bahwa Rasullulah menjama’ sholat bukan dalam keadaan takut ataupun safar bukanlah penolakan terhadap sholat jama’ dalam keadaan takut ataupun safar, bahkan hal itu merupakan penetapan adanya sholat jama’ dalam keadaaan takut ataupun safar (karena adanya sebab yaitu takut dan safar) karena Rasullulah telah menjama’ sholat tanpa sebab apapun.