Shahabat Nabi

  • Uploaded by: Indra Herlamba S
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Shahabat Nabi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,553
  • Pages: 5
‫ﺒﺴﻡ ﺍﷲ ﺍﻝﺭﺤﻤﻥ ﺍﻝﺭﺤﻴﻡ‬

Upaya Mengikuti Jejak Salafus Shalih

SIAPAKAH SHAHABAT NABI ITU ?

Para shahabat Rasulullah adalah orang-orang yang telah mendapatkan keridhaan dari ALLAH. Mereka telah berjuang bersama Rasulullah untuk menegakkan Islam dan mendakwahkannya ke berbagai pelosok negeri, sehingga kita dapat merasakan ni'matnya iman dan Islam. Perjuangan mereka dalam menegakkan agama ini telah banyak menelan harta dan jiwa. Mereka adalah manusia yang sepenuhnya tunduk kepada ALLAH dan Rasul-Nya tanpa kompromi, dan yang menegakkan dan menjalankan syariat islam yang murni belum terkotori virus bid’ah. Tujuan mereka adalah untuk mendapatkan keridhaan ALLAH dan Surga-Nya.

Definisi Shahabat

Menurut lughah (bahasa), Shahabi diambil dari kata-kata Shahabat = Persahabatan, dan bukan diambil dari ukuran (limit) tertentu yakni harus lama bersahabat, hal ini tidak demikian, bahkan persahabatan ini berlaku untuk setiap orang yang menemani orang lain sebentar atau lama. Maka dapat dikatakan seseorang menemani si fulan dalam satu masa, setahun, sebulan, sehari atau sejam. Jadi persahabatan bisa saja sebentar atau lama. Abu Bakar Al-Baqilani (338-403H) berkata: "Berdasarkan bahasa ini, maka wajib berlaku defenisi ini terhadap orang yang bersahabat dengan Nabi kendatipun hanya sejam di siang hari. Inilah asal kata dari kalimat Shahabat ini. Menurut Istilah Ulama Ahli Hadits, Shahabat dalam hal ini adalah orang yang berjumpa dengan Rasulullah dalam keadaan beriman dengan Beliau dan meninggal dunia di atas (keyakinan) itu. Meskipun waktu bertemu dengan beliau tidak lama dan tidak meriwayatkan satu hadits pun dari beliau". Kemudian yang tidak termasuk dari definisi shahabat ialah: 1. Orang yang bertemu Beliau dalam keadaan kafir meskipun dia masuk Islam sesudah itu (yakni sesudah wafat beliau). 2. Orang yang beriman kepada Nabi Isa dari ahli kitab sebelum diutus Nabi dan setelah diutusnya Nabi dia tidak beriman kepada Beliau. 3. Orang yang beriman kepada Beliau kemudian murtad dan wafat dalam keadaan murtad.

1

4. Orang-orang munafik meskipun mereka bergaul dengan Rasulullah. Karena saat mereka bertemu dengan Rasulullah mereka tidak beriman, malahan menyembunyikan kekafiran kepada beliau.

Cara Mengetahui Seseorang Itu dikatakan shahabat atau bukan 1. Kabar Mutawatir seperti Khulafaur Rasyidin dan 10 orang ahli surga. 2. Kabar yang masyhur yang hampir mencapai derajat mutawatir seperti Dhamam bin Tsa'labah dan 'Ukkaasyah bin Mihsan. 3. Dikabarkan oleh seorang shahabat lain atau oleh Tabi'i Tsiqat (terpercaya) bahwa si fulan itu seorang shahabat, seperti Hamamah bin Abi Hamamah Ad-Dausiy wafat di Ashfahan. Abu Musa Al-Asy'ari menyaksikan bahwa ia (Hamamah) mendengar hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. 4. Seseorang memberitakan tentang dirinya bahwa ia adalah seorang shahabat Rasulullah dan dimungkinkan bertemu dengan Rasulullah dan menurut pemeriksaan ahli hadits bahwa ia memang seorang yang adil dan wafatnya tidak melebihi tahun 110H.

Kedudukan Shahabat di Umat Ini Mereka itu adalah sebaik-baik pendamping Nabi dan Rasul. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah generasiku” (HR. Al-Bukhari) Oleh karena itu umat ini telah sepakat bahwasanya para sahabat lebih mulia daripada orang setelah mereka dari umat ini, dalam segi ilmu, amal perbuatan, pembenaran, dan persahabatan dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Mereka lebih cepat meraih setiap sifat terpuji. Tidak diragukan lagi, bahwa mereka telah mendapatkan tongkat estafet sampai ke tujuan. Mereka telah sampai pada tingkat kemuliaan, kebaikan, ilmu dan seluruh karakter kebaikan, yang tidak pernah dicapai oleh seorangpun selain mereka. Dalam kitab shahih bukhari Rasulullah bersabda yang artinya: “Janganlah kalian mencela sahabatku, karena demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, kalau seseorang dari kalian menafkahkan emas seperti gunung Uhud, maka nilainya tidak akan mencapai satu mud (segenggam) tangan salah seorang mereka dan tidak juga setengahnya.”

Keutamaan dan Keistimewaan Para Shahabat Dalil-dalil dariAl-Qur'an yang artinya:

tβθäótGö6tƒ #Y‰£∨ß™ $Yè©.â‘ öΝßγ1ts? ( öΝæηuΖ÷t/ â!$uΗxqâ‘ Í‘$¤ ä3ø9$# ’n?tã â!#£‰Ï©r& ÿ…çµyètΒ tÏ%©!$#uρ 4 «!$# ãΑθß™§‘ Ó‰£ϑpt’Χ 4 Ïπ1u‘öθ−G9$# ’Îû öΝßγè=sVtΒ y7Ï9≡sŒ 4 ÏŠθàf¡9$# ̍rOr& ôÏiΒ ΟÎγÏδθã_ãρ ’Îû öΝèδ$yϑ‹Å™ ( $ZΡ≡uθôÊÍ‘uρ «!$# zÏiΒ WξôÒsù

2

tí#§‘–“9$# Ü=Éf÷èムϵÏ%θß™ 4’n?tã 3“uθtFó™$$sù xán=øótGó™$$sù …çνu‘y—$t↔sù …çµt↔ôÜx© ylt÷zr& ?íö‘t“x. È≅ŠÅgΥM}$# ’Îû ö/àSè=sVtΒuρ ∩⊄∪ $Jϑ‹Ïàtã #—ô_r&uρ ZοtÏ øó¨Β Νåκ÷]ÏΒ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=Ïϑtãuρ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# y‰tãuρ 3 u‘$¤ ä3ø9$# ãΝÍκÍ5 xáŠÉóu‹Ï9 29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orangorang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifatsifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

[1406] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.

Zπy_%tn öΝÏδÍ‘ρ߉߹ ’Îû tβρ߉Ågs† Ÿωuρ öΝÍκöŽs9Î) ty_$yδ ôtΒ tβθ™7Ïtä† ö/ʼnÏ=ö7s% ÏΒ z≈yϑƒM}$#uρ u‘#¤$!$# ρâ§θt7s? tÏ%©!$#uρ ãΝèδ šÍ×‾≈s9'ρé'sù ϵšø tΡ £xä© s−θムtΒuρ 4 ×π|¹$|Áyz öΝÍκÍ5 tβ%x. öθs9uρ öΝÍκŦà Ρr& #’n?tã šχρãÏO÷σãƒuρ (#θè?ρé& !$£ϑÏiΒ ∩∪ šχθßsÎ=ø ßϑø9$# 9. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung

öΝåκ÷]tã ª!$# š†Å̧‘ 9≈|¡ômÎ*Î/ Νèδθãèt7¨?$# tÏ%©!$#uρ Í‘$|ÁΡF{$#uρ t̍Éf≈yγßϑø9$# zÏΒ tβθä9¨ρF{$# šχθà)Î6≈¡¡9$#uρ ∩⊇⊃⊃∪ ãΛÏàyèø9$# ã—öθx ø9$# y7Ï9≡sŒ 4 #Y‰t/r& !$pκŽÏù tÏ$Î#≈yz ã≈yγ÷ΡF{$# $yγtFøtrB “̍ôfs? ;M≈¨Ζy_ öΝçλm; £‰tãr&uρ çµ÷Ζtã (#θàÊu‘uρ

3

100. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

Hak-hak Shahabat yang Harus Ditunaikan oleh Umat Islam yang hidup setelah mereka

1. Mengakui keutamaan dan kelebihan mereka yang telah ditetapkan dalam berbagai dalil, serta menyelamatkan hati dari membenci mereka, atau hasad dan dengki terhadap salah seorang dari mereka. 2. Mencintai mereka dengan hati, memuji mereka dengan lisan, disebabkan mereka telah memiliki jasa-jasa besar terhadap agama ini. Kemudian menebarkan rasa cinta kepada mereka di tengah-tengah umat disebabkan oleh faktor di atas. 3. Belajar dari mereka, dan mengikuti mereka dengan baik dalam hal ilmu, amal, dakwah, amar makruf nahi mungkar, bergaul karena mereka adalah orang yang paling mengetahui akan maksud ALLAH dalam firman-Nya dan maksud Rasulullah dalam sunnahnya, yang paling sesuai amalannya dengan kitab dan sunnah dan yang paling sempurna dalam memberikan nasehat untuk umat ini, serta yang paling jauh dari hawa nafsu dan bid'ah. 5. Memohonkan rahmat dan ampunan bagi mereka, sebagai wujud nyata dari firman ALLAH yang artinya:

šÏ%©!$# $oΨÏΡ≡uθ÷z\}uρ $oΨs9 öÏ øî$# $uΖ−/u‘ šχθä9θà)tƒ öΝÏδω÷èt/ .ÏΒ ρâ!%y` šÏ%©!$#uρ ∩⊇⊃∪ îΛÏm§‘ Ô∃ρâu‘ y7¨ΡÎ) !$oΨ−/u‘ (#θãΖtΒ#u tÏ%©#Ïj9 yξÏî $uΖÎ/θè=è% ’Îû ö≅yèøgrB Ÿωuρ Ç≈yϑƒM}$$Î/ $tΡθà)t7y™ Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) (termasuk umat islam sekarang in) , mereka berdoa: 'Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Eng kau biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.'” (QS.Al-Hasyr: 10)

6. Menahan diri, dan tidak membicarakan perselisihan yang terjadi di kalangan mereka, dan meyakini bahwa semua mereka itu (orang yang berijtihad) dan diberi pahala, maka orang yang benar dalam ijtihadnya mendapat dua pahala, dan orang yang salah mendapat satu pahala, dan kesalahannya diampuni karena ijtihadnya.

4

4. Waspada terhadap setiap kabar burung/isu tentang kejelekan yang ditimpakan kepada mereka. Karena kebanyakan kabar itu adalah bohong dan diada-adakan, yang dibuat oleh mengumbar hawa nafsu, pelaku ekstrim dan fanatik golongan. 7. Meyakini haramnya mencaci mereka atau salah seorang dari mereka, sudah tentu melaknati mereka lebih diharamkan- karena perbuatan itu berarti mendustakan rekomendasi, pujian dan janji ALLAH terhadap mereka untuk mendapatkan surga, dan perbuatan itu mengindikasikan sikap yang kurang ajar terhadap Rasulullah yang telah melarang kita untuk mencaci mereka.

Pendapat Para Ulama Terhadap Orang-orang yang Mencaci / Menghina Para Shahabat Rasulullah ShallALLAHu 'alaihi Wasallam Imam Malik berkata; "Orang-orang yang membenci para Shahabat Rasulullah adalah orang-orang kafir". [Tafsir Ibnu Katsir V hal.367-368) atau IV hal. 216 cet. Daarus Salam Riyadh.] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam kitabnya menukil perkataan Imam Ahmad yang mengatakan “Seseorang tidak boleh menyebut kejelekan para sahabat sedikit pun, dan tidak pula mencela seseorang dari mereka dengan menyebutkan aib, atau kekurangan. Barangsiapa yang melakukan hal itu maka ia diberi hukuman, apabila dia bertaubat ia dilepaskan, kalau tidak mau bertaubat, dibiarkan dalam penjara sampai dia kembali kepada kebenaran.” Imam Al--Hafizh Syamsuddin Muhammad 'Utsman Adz-Dzahabi yang lebih dikenal dengan Imam Adz-Dzahabi (673-747H) berkata :"Barangsiapa yang mencaci mereka (para shahabat) menghina mereka, maka sesungguhnya ia telah keluar dari agama Islam dan telah merusak kaum muslimin. Mereka yang mencaci adalah orang yang dengki dan ingkar kepada pujian ALLAH yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan juga mengingkari Rasulullah yang memuji mereka dengan keutamaan, tingkatan dan cinta ... Memaki mereka berarti memaki pokok pembawa syari'at (yakni Rasulullah). Mencela pembawa Syari'at berarti mencela kepada apa yang dibawanya (yaitu Al-Qur'an dan Sunnah)". Abu Zur'ah berkata: " Jika kamu melihat seorang menjelek-jelekan salah seorang dari sahabat Rasulullah, maka ketahuilah sesungguhnya dia itu adalah Zindiq (munafik). Hal itu karena AlQur'an adalah hak, rasulullah adalah hak, apa yang dibawanya adalah hak, dan tidak ada yang meriwayatkannya semua berita ini (Al-Quran dan sunnah) kecuali para shahabat. Maka barangsiapa yang mencela mereka sesungguhnya maksudnya hanyalah untuk mengingkari kitab dan sunnah

5

Related Documents

Shahabat Nabi
April 2020 19
Shahabat Sejati
November 2019 28
Nabi
May 2020 37
Nabi-nabi Blog
May 2020 32
Nama Nabi
November 2019 34
Nabi Musa
May 2020 39

More Documents from ""