APAKAH ALLAH DAPAT DILIHAT ?
1. PENDAHULUAN Ru’yah secara bahasa berarti melihat dengan mata kepala ataupun mata hati Sehingga ru’yatullah berarti melihat ALLAH dengan penglihatan mata ataupun penglihatan hati. Kemudian timbulnya suatu pertanyaan Apakah ALLAH dapat dilihat ? bisakah itu terjadi ? Kalau bisa dimanakah ? . Permasalahan ini menjadi perdebatan antara Ahlus Sunnah dan Mu'tazilah serta kelompok yang sepaham dengannya. Untuk itu perlu kiranya kami membahas permasalahan ini agar kita umat islam mempunyai 'aqidah yang lurus berdasarkan pemahaman ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah tentang ru'yatullah.
2. DALIL-DALIL RU'YATULLAH 2.1. DALIL-DALIL BERDASARKAN KITABULLAH Adapun dalil dari Alqur'an tentang ru'yatullah terdapat dibeberapa tempat antara lain : 1. Surat AI-Qiyamah 22-23
∩⊄⊂∪ ×οtÏß$tΡ $pκÍh5u‘ 4’n<Î) ∩⊄⊄∪ îοuÅÑ$‾Ρ 7‹Í×tΒöθtƒ ×νθã_ãρ Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, Kepada Tuhannyalah mereka melihat.
Syaikh Abdul Akhir Hammad Al ghunaimi berkata dalam kitab tahdzib syarh Al Ath-Thahawiyah ayat ini adalah yang paling gamblang sebgi dalil ru’yatullah. Hal ini dikarenakan penisbatan penglihatan kepada wajah yang tempatnya mata dalam ayat ini, lalu dihubungkan dengan kata kerja transitif yang berpreposisi ke ( )إ mata.
yang dalam bahasa arab jelas digunakan.untuk arti melihat dengan
Disamping
itu
ucapan
it u p u n
tidak
memiliki
indikasi
bahwa
pengertiannya hanyalah kiasan bukan menurut objek pembicaraan kesemuanya ini jelas menandakan bahwa yang dikehendaki ALLAH adalah melihat dengan mata yang terdapat diwajah kepada Dzat ALLAH Subhanahu wa Ta-ala.
Kemudian kata ( )اdalam bahasa arab punya banyak pengertian tergantung hubungannya dengan kata lain dan apa yang menjadi objeknya. Apabila sebagai kata kerja transitif tanpa preposisi, artinya adalah menunggu atau menanti-nanti. Seperti firman ALLAH dalam surat AI-Hadid 13,
öΝä.Í‘θœΡ ÏΒ ó§Î6tGø)tΡ $tΡρãÝàΡ$# ( Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu Namun jika dibubuhi preposisi ke ( )إ
maka artinya menyaksikan sesuatu
dcngan mata sebagaimana firman ALLAH dalam surat Al-An'aam: 99.
ÿϵÏè÷Ζtƒuρ tyϑøOr& !#sŒÎ) ÿÍνÌyϑrO 4’n<Î) (#ÿρãÝàΡ$# 3 perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah Imam malik pernah ditanya tentang firman ALLAH
ﺓﹲﻨﹶﺎﻅِﺭ
ﺎﻬﺒﺭ
ﺍِﻝﹶﻰMereka
berpendapat bahwa orang-orang ahli surga itu berseri-seri wajahnya karena pahala yang diberikan ALLAH. Kemudian Imam Malik berkata "Bohong” ia berkata lagi “ Jika demikian bagaianakah mereka mengartikan firman ALLAH dalam Surat A1 Muthaffifin: 15 ?
∩⊇∈∪ tβθç/θàfóspR°Q 7‹Í×tΒöθtƒ öΝÍκÍh5§‘ tã öΝåκ¨ΞÎ) Hξx. Sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (melihat) Tuhan mereka.
Imam Thabari dan beberapa ahli tafsir lainnya meriwayatkan dari Al Muzanni dari Imam Syafi'ie. Imam Syafi'ie berdalih dengan ayat ini bahwa ahli surga akan melihat Rabb mereka. Al hakim berkata bahma AI-Asham telah berbicara kepada kami, Rabie- bin sulaiman telah berbicara kepada kami bahwa la berkata : aku pernah menghadiri majelis Muhammad bin Idris Asy-syafi'ie" dan bertanya Apa pendapatmu tentang firman ALLAH
∩⊇∈∪ tβθç/θàfóspR°Q 7‹Í×tΒöθtƒ öΝÍκÍh5§‘ tã öΝåκ¨ΞÎ) Hξx.
Beliau menjawab : Kalau disitu ditunjukkan bahwa mereka (orang kafir dan musyrik) terhalang dari melihat ALLAH karena DIA dalam keadaan marah. maka para wali ALLAH justru akan melihat ALLAH ketika DIA dalam keadaan ridha.
2. Surat AI-Qaaf : 35:
∩⊂∈∪ Ó‰ƒÌ“tΒ $oΨ÷ƒt$s!uρ $pκÏù tβρâ!$t±o„ $¨Β Μçλm; Mereka didalamnya memperoleh apa yang dikehendaki dan disisi kami ada tambahan. Ibnu katsir dalam tafsirnya berkata sesungguhnya tambahan (
)ﺍﻝﻤﺯﻴﺩ
yang
diberikan ALLAH kepada hambaNYA adalah tampaknya ALLAH bagi mereka.
3 Surat Yunus 26:
( ×οyŠ$tƒÎ—uρ 4o_ó¡çtø:$# (#θãΖ|¡ômr& tÏ%©#Ïj9 * Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya Maksud dari o_ó¡çtø:$# adalah surga dan οyŠ$tƒ ا
adalah melihat ALLAH, tafsiran
ini didasari Hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
Dan Shuhaib berkata
Rasulullah bersabda “Apabila penduduk surga telah
masuk kc surga" . diserulah mereka: “Wahai penduduk surga, sesungguhnya kalian memiliki janji dari ALLAH yang belum kalian lihat” Mereka berkata “ Apakah itu ? bukankah wajah-wajah kami telah dijadikan berseri-seri dan kami terlindung dari neraka dan telah dimasukkan ke dalam surga ?
Rasulullah
bersabda “ Maka ALLAH membuka tabir, lalu mereka melihatNYA. Maka demi ALLAH tidak ada sesuatu yang telah diberikan kepada mereka yang lebih mereka dicintai daripada melihat Rabbnya Yang Maha Tinggi. Kemudian Beliau membaca
( ×οyŠ$tƒÎ—uρ 4o_ó¡çtø:$# (#θãΖ|¡ômr& tÏ%©#Ïj9 * 2.2. DALIL-DALIL BERDASARKAN ASSUNNAH Adapun dalil dan Assunah tentang Ru-yatullah antara lain :
ﺼﻠﹼﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺴﻠﹼﻡ ﺇﺫﺍ ﻨﻅﺭ ﺇﻝﻰ ﺍﻝﻘﻤﺭﻝﻴﻠﺔ ﺍﻝﺒﺩﺭﻥ ﺠﺎﹶﺒِﺭﻴﻥِ ﻋﺒﺩ ﺍﷲ ﻜﻨﹼﺎ ﻋﻨﺩ ﺍﻝﻨﹼﺒﻲﻋ ﻭﻥ ﺍﻭﻻﺘﻀﺎ ﻫﻭﻥ ﻓﻰ ﺭﺅﻴﺘﻪ ﻓﺈﺍﺴﺘﻁﻌﺘﻡﻜﻡ ﻜﻡ ﺘﺭﻭﻥ ﻫﺫﺍ ﻻ ﺘﻀﺎﻤﻓﻘﺎل ﺍﻤﺎﺇﻨﹼﻜﻡ ﺴﺘﺭﻭﻥ ﺭﺒ ﺍﻥ ﺘﻐﻠﺒﻭﺍ ﻋﻠﻰ ﺼﻼﺓ ﻗﺒل ﻁﻠﻭﻉ ﺍﻝﺸﻤﺱ ﻭﻗﺒل ﻏﺭﻭﺒﻬﺎ ﻓﺎﻓﻌﻠﻭﺍ Dari Jarir bin Abdillah ra berkata: " Kami pernah duduk bersama Rasulullah, kala itu rasulullah memandang bulan yang sedang purnama, lalu beliau bersabda " Sesungguhnya kamu akan melihat Rabbmu sebagaimana kamu melihat bulan ini. Tidak ada yang menghalanngimu untuk melihatNYA kalau kamu mampu tidak meninggalkan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya maka lakukanlah (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, AtTirmidzi dan Ibnu Majah).
Syaikh Abdul Akhir Alghunaimi berkata dalam kitab Tahdzib
Syarah Ath-
Thahawiyah bahwa penyerupaan disitu adalah dalam hal ru'yah (cara melihat) bukan penyerupaan sesuatu dengan sesuatu (AL L A H dengan bulan).
3. BEBERAPA
BANTAHAN
TERHADAP
PENGAMBILAN
DALIL
DARI
KELOMPOK YANG MENGINGKARI RU'YATULLAH.
Adapun yang menjadi dalil dari kelompok yang mengingkari ru'yatullah adalah firman ALLAH dalam Surat AI-A'raf : 143
ketika ALLAH menjawab permintaan Nabi
Musa agar dapat melihatNYA di dunia maka ALLAH menjawab permintaan tersebut
ﺍﻨﻰﻝﹶﻥ ﺘﹶﺭ Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihatku..
Dan surat Al-An'am 103
( t≈|Áö/F{$# à8Í‘ô‰ãƒ uθèδuρ ã≈|Áö/F{$# çµà2Í‘ô‰è? āω Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan;
Dari dalil yang dijadikan sandaran oleh kaum mu'tazilah dan kelompok yang sepaham dengan mereka malah dapat dijadikan dalil untuk menetapkan adanya ru'yatullah ditinjau dan beberapa sisi. Pertama tak layak menduga bahwa Musa Kalimullah dan Rasu1NYA yang mulia serta manusia yang paling mengenal ALLAH pada masanya meminta kepada ALLAH terhadap hal yang tidak diperbolehkan bahkan juga menurut mereka adalah yang mustahil. Kedua sesungguhnya ALLAH tidak menyalahkan permintaan Musa seperti Nuh meminta kepadaNYA untuk menyelamatkan anaknya (yang kafir).
( íΝù=Ïæ ϵÎ/ y7s9 }§øŠs9 $tΒ Çù=t↔ó¡n@ Ÿξsù ( 8xÎ=≈|¹ çöxî î≅uΗxå …çµ‾ΡÎ) ( šÎ=÷δr& ôÏΒ }§øŠs9 …çµ‾ΡÎ) ßyθãΖ≈tƒ tΑ$s% ∩⊆∉∪ tÎ=Îγ≈yfø9$# zÏΒ tβθä3s? βr& y7ÝàÏãr& þ’ÎoΤÎ) ALLAH berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya Dia bukanlah Termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya[722] perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan Termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."
[722] Menurut Pendapat sebagian ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan perbuatannya, ialah permohonan Nabi Nuh a.s. agar anaknya dilepaskan dari bahaya.
Ketiga Sesungguhnya ALLAH berfirman Kamu sekali-kali tidak akan sanggup melihatku" bukan berfirman “Sesungguhnya AKU tidak dapat dilihat” ataupun Kamu tidak boleh melihatKU--.
Keempat ALLAH berfirman dalam AL A’raf-143
Í_1ts? t∃öθ|¡sù …çµtΡ$x6tΒ §s)tGó™$# ÈβÎ*sù È≅t6yfø9$# ’n<Î) öÝàΡ$# ÇÅ3≈s9uρ Tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku".
ALLAH mengabarkan bahma gunung yang begitu kuat dan kokoh saja tidak mampu bertahan ditempatnya (didunia ini) tatkala melihat wajaNYA. apalagi manusia yang memang diciptakan dalam keadaan lemah
Kelima ALLAH berfirman
$y2yŠ …ã&s#yèy_ È≅t7yfù=Ï9 …絚/u‘ 4’©?pgrB $£ϑn=sù
Tatkala Rabbnya menampakkan dirinya kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh (Al-A'raf 143).
Apabila ALLAH menampakkan diriNYA kepada gunung padahal gunung hanyalah makhluk yang tidak mendapatkan pahala ataupun siksa bagaimana mungkin DIA tidak membolehkan menampakkan diri dihadapan para Rasul dan para waliNYA di surga nanti.
Bantahan terhadap pengambilan dalil AL An’aam 103 sebagai dasar pendapat bahwa ALLAH tidak dapat dilihat, adalah kurang tepat karena yang dimaksud DIA tidak dapat dicapai oleh penglihatan menunjukkan kesempurnaan dan keagungan ALLAH bahwa DIA lebih besar dari segala sesuatu dengan ke Maha sempurnaanNYA. ALLAH tidak dapat dilihat untuk diliputi karena mencapai artinya
meliputi
sesuatu
yang
maksudnya
lebih
dari
sekedar
melihat
sebagaimana di firmankan ALLAH dalam surat Asy-Syu’ara' : 61-62
’În1u‘ zÉëtΒ ¨βÎ) ( Hξx. tΑ$s%
∩∉⊇∪ tβθä.u‘ô‰ßϑs9 $‾ΡÎ) #y›θãΒ Ü=≈ysô¹r& tΑ$s% Èβ$yèôϑyfø9$# #uℜts? $£ϑn=sù ∩∉⊄∪ Èωöκuy™
Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah Pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". Dan ayat ini tampaklah bahwa musa tidak menafikan ru’yah (melihat) tetapi beliau tolak adalah Al-Idrak (mencapai/ Menyusul). Kata melihat dan mencapai itu terkadang memiliki makna terpisah sendiri-sendiri. ALLAH dapat dilihat
namun tidak dapat dicapai (diliputi). Inilah yang dipahami oleh para salafuls sholeh yang tercantum diberbagai kitab tafsir yang muhtabar.
4. KES1MPULAN
Dari uraian diatas dapatlah kita tarik suatu kesimpulan bahwa ALLAH dapat dilihat oleh hambaNYA yang beriman di akhirat kelak. ALLAH tidak dapat dilihat di dunia ini karena desain mata manusia didunia tidak mampu untuk melihatNYA.
RUJUKAN 1. AI Qur'an Al Karim 2. Syarh Aqidah Ath-Thahawiyah, Muhammad bin Abdur Rahman Alkhumayyis 3. Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, Syaikh Abdul Akhir Hammad A1 Ghunaimi 4. Syarh Aqidah Al-Wasithiyah, Said bin Ali bin Wahf AI-Qahthaniy 5. Majalah 'As-Sunnah Edisi 10/V/1422H-2001