Iva Kaitan Antara Teori Neuroplastisitas Dengan Motor Learning.docx

  • Uploaded by: ryanitammi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Iva Kaitan Antara Teori Neuroplastisitas Dengan Motor Learning.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,100
  • Pages: 7
Kaitan Antara Teori Neuroplastisitas Dengan Motor Learning Pada Penderita Cerebral Palsy Cerebral palsy adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya. Cerebral palsy merupakan gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan oleh cedera atau perkembangan abnormal di otak, paling sering terjadi sebelum kelahiran. Tanda dan gejala muncul selama masa bayi atau prasekolah. Secara umum, cerebral palsy menyebabkan gangguan gerakan yang terkait dengan refleks berlebihan atau kekakuan, postur tubuh yang abnormal, gerakan tak terkendali, kegoyangan saat berjalan, atau beberapa kombinasi dari gangguan tersebut. Efek cerebral palsy pada kemampuan fungsional sangat bervariasi. Orang dengan cerebral palsy sering memiliki kondisi lain yang berkaitan dengan kelainan perkembangan otak, seperti cacat intelektual, masalah penglihatan dan pendengaran, atau kejang. Sebuah spektrum yang luas dari perawatan dapat membantu mengurangi efek cerebral palsy dan meningkatkan kemampuan fungsional seseorang. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk melakukan modifikasi dan mereorganisasi fungsinya dan fungsi pada suatu bagian otak yang mengalami kerusakan. Neuroplastisitas saraf adalah konsep neurosains yang merujuk kepada kemampuan otak dan sistem saraf untuk merubah struktural dan fungsional sebagai akibat dari lingkungan maupun kebutuhan yang bisa berlangsung terus sesuai kebutuhan satau stimulasi. Mekanisme ini merupakan mekanisme kompleks yang melibatkan: perubahan kimia saraf, kelistrikan saraf, penerimaan saraf, peribahan struktur neuron dan reorganisasi otak. Neuroplastisitas saraf sangat penting bagi fisioterapi. Karena dengan neuroplastisitas, fisioterapi dapat menyembuhkan kerusakan jaringan pada tubuh sesuai dengan neuroplastisitas yaitu kemampuan untuk berubah secara struktural dan fungsional sebagai akibat dari input lingkungan maupun kebutuhan yang berlangsung terus sesuai kebutuhan atau stimulasi. Jadi dengan memberikan aktivitas motorik yang dilakukan secara berulang-ulang pada penderita CP, maka otaknya akan menerima aktivitas motorik tersebut sebagai rangsangan baru dan bagian otak yang tidak mengalami keruskan mengambil alih fungsi kerja dari otak yang mengalami lesi. Kaitannya dengan motor learning ini yaitu otak dari penderita CP akan memodifikasi aktivitas motorik yang telah diajarkan secara berulang-ulang pada penderita CP tersebut sehingga penderita CP tetap dapat melakukan pergerakan baru sesuai yang telah diajarkan sebelumnya dan akan diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Program Latihan Motor Learning pada Setiap Perkembangan Anak

1. Usia 1-2 bulan

Pada usia 1 bulan refleks genggam pada bayi masih nampak tetapi, menjelang akhir bulan, refleks ini mulai berkurang dan melemah tetapi tetap ada. Cara menstimulasinya, yaitu: 

Baringkan bayi dalam keadaan tengkurap atau terlentang.



Beri rangsang pada telapak tangannya dengan menyentuhkan kedua telunjuk Anda.



Biarkan ia menggenggam dan lalu tarik kedua tangannya.



Rangsang ini menguatkan jari-jemarinya.

2. Usia 3-4 bulan Salah satu hal pertama yang Ibu menopang kepala karena bayi tidak bisa melakukannya sendiri sampai sekitar 3 bulan. Setelah otot lehernya kuat, dia akan mampu melakukan ‘mini push-up’, mengangkat kepala dan dada dari lantai.

Stimulasi motorik kasar: 

Letakkan si kecil dengan posisi tengkurap. Lakukan beberapa kali untuk membiarkan di berlatih.



Ajaklah si kecil untuk mengangkat kepalanya. Ibu bisa menempatkan cermin atau gambar besar di depannya, atau sejajarkan wajah ibu dengan dia sambil memanggil namanya.



Membelai kepala dan leher belakangnya, sehingga si kecil akan mengangkat kepalanya.



Baringkan si kecil dalam posisi terlentang, kemudian bantu si kecil membalikkan posisi tubuhnya.

Stimulasi motorik halus: 

Ketika si kecil mengepalkan telapak tangannya, Ibu bisa membuka kepalan tangannya, sentuh jari jemarinya satu persatu dan luruskan.



Berikan pijatan lembut pada jari-jari si kecil dan berikan mainan lembut dengan warnawarna menyolok dan bisa mengeluarkan bunyi untuk memancingnya bereaksi.



Pegang jari-jari tangannya, lalu lakukan gerakan menyilangkan lengan di dadanya. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan atas, bahu dan punggung atas.

3. Usia 4-6 bulan Di usia ini, bayi sudah bisa memiringkan badan ke sisi kiri dan kanan tubuh, tengkurap, menggunakan tangan untuk mendukung diri sambil duduk, menggulingkan badan, dan menggunakan kedua tangan untuk mengesplorasi mainan.

Stimulasi motorik kasar: 

Membunyikan mainan di atas kepala si kecil dan pindahkan mainan secara perlahan ke salah satu sisinya. Hal ini akan merangsang si kecil untuk memiringkan dan menggulingkan badan.



Baringkan dalam posisi tengkurap lalu membunyikan mainan dari atas atau depan agar si kecil mengangkat kepalanya. Ativitas ini dapat melatih otot lehernya.



Pada usia 6 bulan si kecil belum bisa duduk sendiri, namun Anda sudah bisa memposisikannya untuk duduk saat digendong atau diletakkan di kereta bayi.



Dudukkan di kursi tinggi untuk merangsangnya belajar duduk sendiri.

Stimulasi motorik halus: 

Berikan mainan yang memiliki pegangan dan bisa digigit agar si kecil terus menggenggam.



Letakkan si kecil dalam posisi tengkurap. Letakkan mainan berwarna-warni dalam jangkauannya dan biarkan bayi mencoba untuk meraih benda-benda tersebut.



Kenalkan si kecil dengan beragam tekstur benda-benda di rumah, seperti kain yang halus, kasar dan berbulu.



Berikan mainan yang berwarna kontras dan mengeluarkan bunyi di tempat tidur.

4. Usia 7-9 bulan Pada usia ini, si kecil sudah bisa duduk dan meraih mainan tanpa jatuh, merangkak, duduk dan berdiri. Menggunakan kedua tangan untuk mengeksplorasi mainan. Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan jari-jari.

Stimulasi motorik kasar 

Letakkan cermin di depan si kecil. Biarkan dia melakukan gerakan mengangkat, menurunkan bokong serta punggungnya, dan menggoyangkannya ke depan dan ke belakang.



Merangkaklah bersama si kecil untuk melatihnya menyeimbangkan badan.



Berdirikan bayi di depan Anda untuk melatih otot-otot kakinya.

Stimulasi motorik halus 

Lakukan gerakan dengan jari-jari dan minta si kecil untuk meniru gerakan ibu. Kepal dan buka tangan sambil bernyanyi.



Berikan benda yang bisa digenggam seperti stick drum, sendok, garpu, dan sebagainya.



Berikan sendok plastik kecil untuk melatihnya makan dengan menggunakan sendok.

5. Usia 10-12 bulan Pada usia ini si kecil sudah bisa mengangkat badannya untuk berdiri dan melangkah sendiri. Mungkin si kecil juga sudah bisa berjalan sendiri. Duduk tanpa dukungan di belakangnya dan memutar kepala tanpa kehilangan keseimbangan. Mempertahankan keseimbangan saat melempar bola dan bertepuk tangan.

Stimulasi motorik kasar 

Letakkan mainan di tempat yang bisa dijangkau dan pindahkan. Lalu, berikan semangat untuk menggapai benda tersebut sambil menepuk-nepuk lantai.



Ajaklah si kecil untuk latihan berjalan di rumput atau taman.



Untuk melatihnya berjalan, pegang kedua tangan dan beri semangat dengan meminta si kecil untuk mengayunkan kaki selangkah demi selangkah.



Usia satu tahun bayi sudah bisa berjalan sendiri tanpa dipegang atau dituntun, namun jika belum bisa, terus berikan rangsangan untuk membuatnya berjalan.

Stimulasi motorik halus 

Siapkan kotak mainan dan isilah dengan berbagai mainan. Rangsang si kecil untuk memindahkan benda-benda tersebut dari tempatnya lalu menempatkan lagi di tempat semula.



Beri kesempatan si kecil untuk makan dengan menggunakan sendok plastik dan makan sendiri di kursinya.



Berikan mainan susun yang berwarna-warni dan biarkan si kecil memasukkan benda-benda tersebut untuk melatih kemampuan koordinasi mata dan tangannya.

TUGAS INDIVIDU

“INOVASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI”

Oleh : IVA FAKHRIANI AMIRUDDIN C131 13 317

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015

Related Documents


More Documents from "Anonymous jbLwTM"