FAKULTAS KEPERAWATAN
Laporan Kasus
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mei 2018
SPONDYLOSIS CERVIKAL
OLEH:
Syarifah Fatimah Yasmin
R024172003
St. Mufliha Dachlan
R024172016
Pembimbing Residen dr. Yuliawati
Dosen Pembimbing dr. Nikmatia Latief, Sp. Rad(K)
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................
ii
BAB 1 PRESENTASI KASUS ...........................................................
3
BAB 2 DISKUSI .................................................................................
9
2.1 PENDAHULUAN ....................................................................
9
2.2 RESUME KLINIS ...................................................................
10
2.3 RADIOLOGI..............................................................................
10
2.4 DIFFERENSIAL DIAGNOSIS.................................................
12
2.5 PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI..................................
15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
16
2
BAB I PRESENTASI KASUS 1.1
Anamnesis Nama pasien
:
Ny. M. A.
Usia
:
66 Tahun
No. rekam medis
:
382112
Perawatan bagian
:
Lontara 3 Neuro (Saraf)
Keluhan utama
: Nyeri menjalar dari leher ke lengan kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
:
Nyeri menjalar ke lengan kiri terjadi secara perlahan-lahan sejak 8 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul dan kadang memberat saat aktifitas, menjalar hingga ke lengan kiri. Intensitas nyeri saat ini 8 dengan jenis nyeri sperti panas dan terbakar, lengan kiri terasa kebas dan jika mengenggam kadang terlepas, lengan kanan juga nyeri namun tidak seberat sisi kiri. BAB dan BAK normal, jalan normal. Riwayat deman tidak ada, trauma tidak ada, riwayat keganasan sebelumnya juga tidak ada. Riwayat Penyakit Dahulu: -
Riwayat Hipertensi (+) esential
-
Riwayat DM (+) tipe II
-
Riwayat penyakit jantung (+)
3
1.2
Pemeriksaan fisis
Keadaan umum
: Sakit sedang, gizi lebih (IMT: 29.2)
Kesadaran
: Kompos mentis (GCS E4M6V5)
Tanda Vital -
Tekanan darah
: 140/80 mmHg
-
Nadi
: 85x/menit
-
Suhu
: 36,50C
-
Pernafasan
: 18 x/menit
Kernig Sign : (-) Rangsang Meningeal : meningismus Nervus Cranialis : Pupil bundar isokor diameter 2,5 mm/ 2,5 mm Motorik : Pergerakan normal pada keempat ektremitas, kekuatan normal pada keempat ektremitas, tonus normal pada keempat ekstremitas, refleks fisiologis menurun pada ektremitas sinistra, refleks patologis negatif pada keempat ekstremitas. Sensorik : hipestesis setinggi dermatom C5-C8 sinistra 1.3
Pemeriksaan Laboratorium Tes
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
WBC
11, 7
4.0 – 10.0
103 mm3
RBC
4, 19
4,00-6,00
106/ul
HGB
12,3
12,0 – 16,0
g//dl
HCT
38
37,0 – 48,0
%
4
1.4
MCV
90
80,0 – 97,0
fL
MCH
29
26,5 – 33,5
PG
MCHC
33
31,5 – 33,0
g/dl
PLT
272
150-400
103/ul
GDS
101
140
Mg/dl
Ureum
22
10-50
Mg/dl
Kreatinin
0,47
L (<1,3 ) P (<1, 1)
Mg/dl
Radiologi
Gambar 1. Foto cervical AP/Lateral/Oblique Dextra
5
o Alignment columna vertebra cervicalisbaik, tidak tampak listhesis, curvatura lordotik cervicalis melurus o Tampak pemipihan disertai destruksi endplate superior dan inferior CV C5, aklerosis endplate inferior CV C4 dan endplate superior CV C6 serta penyempitan diskus dan foramen intervertebralis pada level tersebut o Tampak osteofit pada aspek anterolateral CV C3-C6 o Densitas tulang kesan baik o Jaringan lunak paravertebra baik Kesan :
1.5
•
Suspek spondylitis TB
•
Curvatura lordotik cerviclis melurus (muscle spasme)
•
Spondylosis cervicalis
Diagnosis Spondylosis Cervicalis
1.6
Terapi No. 1.
Problem Kecemasan
Modalitas Komunikasi Terapeutik
Dosis F: 1 x 1 hari I: 3 x 1 sesi terapi T: Wawancara T : 3 Menit
2.
Nyeri
Electrotherapy
F: 1 x 1 hari I: 30 A T: IR (Lokal)
6
T: 10 menit Electrotherapy
F: 1 x 1 hari I: 30 Hz T: Interferensi co planar T: 5 menit
3.
Limitasi ROM
Exercise
F: Setiap hari I: 3x Repitisi 10 hitungan/1x terapi T: PROMEX T: 1 menit F: 1x1 hari I: 3x rep 10 hit/1x terapi T: Traksi Cervical T: 1 menit
4.
Spasme
Otot Manual therapy
Upper Trapezius
F: Setiap hari I: 3x rep 10 hit/1x ft T: SCS M. Upper trapezius T: 1 menit
Exercise therapy
F: 1x 1 hari I: 3x rep 10 hit/1x ft
7
T: Stretcing T: 1 menit Exercise therapy
F: 1x1 hari I: 3x rep 10 hit/1x ft T: Strengtening T: 2 menit
5.
Nerve entrapment
Exercise Therapy
F: 1x 1 hari I: 3x rep 10 hit/1x ft T: ULTT T: 1 menit
6.
Gangguan postur
Exercise Therapy
F: 1x 1 hari I: 3x rep 10 hit/1x ft T: Bugnet T: 1 menit
7.
Gangguan ADL
F: 1x 1 hari I: 3x rep 10 hit/1x ft T: PNF T: 1 menit
8
BAB II DISKUSI 2.1 Pendahuluan Spondylosis cervikal adalah penyakit yang sering terjadi dan berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini merupakan hasil perubahan degeneratif dalam spina, termasuk degenerasi diskus, atropati facet, pembentukan osteofit, penebalan ligamen dan hilangnya kurvatura lordotik. Stenosis vertebra atau penyempitan dari kanalis vertebra dapat terjadi sebgai hasil dari perkembangan perubahan spondylotic. Fungsi sumsung ulang belakang atau saraf dapat terpengaruh, sehingga dapat menimbulkan gejala myelopathy atau radiculopathy. Prevalensi kejadian spondylosis cervical menunjukkan bahwa sekitar 25% individu dengan usia lebih muda dari 50 tahun berisiko mengalami spondylosis cervical, 50 % individu dengan usia lebih dari 50 tahun dan juga 85 % individu dengan usia lebih dari 60 tahun yang mempunyai derajat degenerasi diskus (McDonnel and Philip, 2012).
Gambar 2. Foto anatomi radiologi cervical
9
2.2 Resume Klinis Nyonya M. A. 66 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri menjalar ke lengan kiri terjadi secara perlahan-lahan sejak 8 bulan yang lalu, adanya riwayat penyakit diabetes melitus (DM) tipe II, hipertensi dan penyakit jantung. Nyeri dirasakan hilang timbul dan kadang memberat saat aktifitas, menjalar hingga ke lengan kiri. Hasil pemeriksaan radiologi pada area cervical menunjukkan adanya spondilosis cervical, sehingga pasien didiagnosa Spondilosis cervikal. Hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 85x/menit, suhu 36,50C. Hasil pemeriksaan fisis untuk thoraks, abdomen dan extremitas serta hasil laboratorium normal. 2.3 Radiologi
Gambar 3. Foto Cervical Posis AP/Lateral/Oblique
10
Ket : Biru
: Osteofit
Hijau
: Kurva lordotik cervicalis melurus
Jingga
: Penyempitan foramen intervertebralis
Pada gambaran radiologi di atas ditemukan adanya beberapa osteofit (panah biru) dan penyempit foramen intervertebralis (garis jingga) di beberapa lokasi segmen cervical, di mana seperti yang kita ketahui bersama bahwa adanya osteofit atau bone spur formation serta penyempitan foramen intervertebralis adalah ciri dari penyakit spondilosis, selain adanya osteofit dan penyempitan foramen juga ditemukan adanya kurva lordotik cervical yang melurus (garis hijau). Degenerasi terjadi ketika serabut kolagen berkurang kekentalan serta kandungan air atau matriks yang terdapat didalamnya. Keadaan ini menyebabkan kemampuan diskus sebagai bantalan sendi berkurang, sehingga nukleus menjadi sedikit kering dan mengkerut serta terjadi ketidakseimbangan penumpuan beban yang akan menyebabkan sendi facet bergesekan, apabila terjadi terus menerus dapat menyebabkan timbulnya osteofit yang mengakibatkan tertekannya akar saraf, spasme otot dan nyeri (Sifaunnajwah, 2015).
11
2.4 Differensial Diagnosis Radiologi A. Ankylosing Spondilitis Ankylosing spondilitis adalah penyakit autoimun yang melibatkan vertebra dan persendian. Peradangan kronis menentukan degenerasi sendi yang terkena yang menyebabkan fusi dan ankylosis, nyeri dan kekakuan sendi yang progresif. Pada kondisi yang parah akan mempengaruhi seluruh vertebra, mengarah pada peningkatan risiko fraktur vertebra (Longo et all, 2015). B. Rhematoid Athritis Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. Manifestasi klinis klasik RA adalah poliarthritis simetris yang terutama mengenai sendi-sendi kecil pada tangan dan kaki. Selain lapisan sinovial sendi, RA juga bisa mengenai organ-organ diluar persendian seperti kulit, jantung, paru-paru dan mata. Manifestasi klinis RA berupa arthritis simestris yang onsetnya terjadi secara perlahan dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan disertai kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung selama satu jam atau lebih, ditambah beberapa gejala konstitusional berupa kelemahan, kelelahan, anoreksia dan demam ringan. C. Spondilolisthesis Spondilolisthesis adalah pergeseran suatu segmen vertebra terhadap segmen vertebra dibawahnya. Biasanya mengarah ke anterior tetapi bisa
12
juga ke posterior. Hal ini terjadi, akibat degeneratif hubungannya osteoarthritis pada posterior facet joint dan congenitas atau post traumatik (Patel, 2010). Nama Penyakit
Foto Radiologi
Ciri Khas -Tidak ada pembengkakan pada soft tissue. -Tidak ada garis fraktur, erosi, dan osteofit pada permukaan
Normal tulang. -Tulang-tulang intak dengan celah sendi yang tidak menyempit. - Tampak penyempitan pada diskus - Kurva lordotik melurus - Tampak osteofit Spondylosis Cervical
- Antropathy facet - Autofusion vertebra yang berdekatan
.
13
- Tampak adanya fussion - Difusi syndesmosmophytic - Osifikasi ligamen spinal, Ankylosing
sendi dan tulang
Spondilitis
- Destruksi ligamen transversus seperti erosi tulang procesus odontoid. Rhematoid
-Osteoporosis periartikuler.
Athritis
-Penyempitan rongga sendi dan erosi periartikuler. -Pada kondisi kronik, dapat timbul subluksasi. - Anterior translasi dari satu segmen vertebra - Uni atau bilateral facet dislokasi atau fraktur facet
Spondilolisthesis
joint
14
2.5 Penatalaksanaan Fisioterapi No. 1.
2.
Modalitas
Tujuan
Komunikasi
Bertujuan untuk mendorong kemajuan psikologi
terapeutik
yang berpengaruh pada kesehatan pasien
Pre eliminary
Bertujuan untuk menghambat impuls saraf aferen nociceptive (tipe III b atau IV) melalui aktivasi serabut aferen tipe II/III a dengan konsep pain dumping.
3.
4.
PROMEX
(Passive Bertujuan untuk meningkatkan lingkup gerak
ROM Exercise)
sendi dan nilai range of motion.
Traksi Cervical
Bertujuan
untuk
meningkatkn
ROM
intraartikulat dan ekstraarticular. 5.
SCS countersrain)
6.
Stretching strengtening
(Strain Bertujuan untuk mereales nodul pada triger point spasme otot. dan Bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas otot, relaksasi pada otot yang mengalami spasme dan meningkatkan kekuatan otot.
7.
ULTT
Bertujuan untuk mengulur saraf yang mengalami penjempitan.
8.
Bugnet
Bertujuan untuk mengoreksi postur tubuh
9.
PNF
Bertujuan untuk melatih pola aktivitas pada tangan pasien yang mengalami gangguan.
15
DAFTAR PUSTAKA Calleja, Michele. 2015. Rheumatoid Arthritis Spine Imaging. Medscape Radiology. Chaitow, Leon, Judith DeLany. 2008. Clinical Appication of Nuromuscular Techniques. Vol. 1-The Upper Body, 2nd Edition. Conaghan, Philip G., O’connor, Philip J.,Issenberg, David A.. 2010.Oxford Specialist Handbooks In radiologi: Musculuskeletal Imagine. Oxford Univercity Press: UK Jiang, Sheng-Dan, Lei-Sheng Jiang, Li –Yang Dai. 2011. Degenerative Cervical Spondylolisthesis: a Sistemic Review. International Orthopaedics (SICOT) 35:869-875. Kisner, C dan Colby, LA. 2017. Terapi Latihan Dasar dan Teknik; Edisi Ketiga. Philadelpia: F. A Davis Company. Kang, Heungsik, lee, JoonWoo, Who, Jong Hwon. 2014. Radilogi Ilustrated Spine. Springer: New York. Longo, Umile Giuseppe, Mattia Loppin, Stefano Petrillo, Alessandra Berton, Nicola Maffulli and Vincenzo Denaro. 2015. Management of Cervical Fracctures in Ankylosing Spondylitis: Antrior, Posterior or Combined Approach?. British Medical Bulletin, 115:57-66. McDonnel, Matthew and Philip Lucas. 2012. Cevical Spondylosi, Stenosis and Rheumatoid Arthritis. PubMed Volume 95 No. 4. Perhimpunan Rheumatologi Indonesia. Spondiloartropati. 2010 (18-19). Mckinnis, Lynn. 2014. Fundamental of Musculoskeletal Imagine: Fourth edision. Davis Plus: Philadelpia. Sifaunnajwah, Lungguh. 2015. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Cervical Root Syndrom e.c Spondylosis Cervical 4-6 di PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Eprints.ums.ac.id. Tehranzadeh, Jamshide. 2009. The McGraw-Hill Radiologi series: Musculoskletal Imgine. The McGraw Companies.
16