BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak ada pemimpin yang terlahir dengan langsung memiliki kemampuan kememimpinan. Siapa saja bisa melatih dirinya agar siap menjadi pemimpin. Kemampuan atau keterampilan menjadi seorang pemimpin yang baik itu bisa dibentuk melalui pembelajaran dan pengalaman. Dalam suatu organisasi atau instasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership). Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi atau instansi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1
1.2 Rumusan Masalah Pada makalah ini penulis akan membahas masalah : 1. Apa pengertian dari keterampilan kepemimpinan? 2. Keterampilan – keterampilan apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin? 3. Bagaimana melakukan pemberdayaan dalam kepemimpinan? 4. Apa sajakah peran keterampilan kepemimpinan? 5. Ayat apa saja yang berhubungan dengan keterampilan kepemimpinan?
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan kepemimpinan 2. Untuk mengetahui keterampilan – keterampilan apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin 3. Untuk mengetahui bagaimana melakukan pemberdayaan dalam kepemimpinan 4. Untuk mengetahui peran keterampilan kepemimpinan 5. Untuk mengetahui ayat – ayat yang berhubungan dengan keterampilan kepemimpinan
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Keterampilan Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau membuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama.1 Kepemimpinan atau kegiatan memimpin merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimiliki dirinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuannya. Sedangkan keterampilan adalah suatu kemampuan dan kapasitas yang diperoleh melalui usaha yang disengaja, sistematis, dan berkelanjutan untuk secara lancar dan adaptif melaksanakan aktivitas – aktivitas yang kompleks atau fungsi pekerjaan yang melibatkan ide – ide (keterampilan kognitif), hal – hal (keterampilan teknikal), dan orang – orang (keterampilan interpersonal). Jadi keterampilan kepemimpinan ialah kemampuan dan kapasitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk dapat membimbing dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang dimana didalamnya melibatkan ide – ide, hal – hal yang ada dan orang – orang yang ada pada satu organisasi tersebut. Atau dapat juga dikatakan keterampilan kepemimpinan ialah suatu keahlian seorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengatur orang lain atau anggotanya agar mencapai tujuannya dengan bersama – sama dengan cara bekerja sama.
2.2 Keterampilan Pemimpin Kepala sekolah memiliki peran sentral dalam keberhasilan suatu sekolah. Keberhasilan suatu sekolah merupakan tuntutan besar dari masyarakat yang dihadapi oleh setiap kepala sekolah, untuk mencapai keberhasilan suatu sekolah dibutuhkan keterampilan dan kualitas kepemimpinan yang kuat yang harus dimiliki setiap kepala sekolah.2 Menurut Wahjosumidjo, betapa perlunya kualitas kepemimpinan kepala sekolah, maka selalu ditekankan pentingnya tiga kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu conceptual skills, human skills dan technical skills. Dengan ketiga macam keterampilan dasar tersebut kepala sekolah diharapkan mampu dalam hal menentukan tujuan sekolah, mengorganisasikan atau mengatur sekolah, menanamkan pengaruh atau kewibawaan 1 2
Burhanuddin. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan. Jakarta:Bumi Aksara,1994,hlm.4 Syafaruddin,dkk,Administrasi Pendidikan,Medan:Perdana Publishing,2017,hlm.72
3
kepemimpinannya, memperbaiki pengambilan keputusan, dan melaksanakan perubahn (perbaikan) pendidikan.3 Kemudian Pidarta sebagaimana yang dikutip Daryanto dalam bukunya administrasi dan manajemen sekolah menguraikan tentang tiga keterampilan dasar tersebut yaitu : 4 1. Keterampilan konseptual yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi 2. Keterampilan manusiawi yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin 3. Keterampilan teknik yaitu keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu Dengan menggunakan keterampilan dimaksud, diharapkan kepala sekolah mampu mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah dalam memenuhi harapan stakeholders. Dalam konteks ini, kepala sekolah dapat memfokuskan kegiatannya yang mencakup : 1. Membangun dan mengejar visi sekolah 2. Kepemimpinan terbagi 3. Memimpin warga pembelajar 4. Menggunakan data untuk kebutuhan pengajaran 5. Memantau kurikulum dan pengajaran Fokus kegiatan kepala sekolah sebagaimana dikemukakan diatas menjadi bagian integral dari pencapaian kinerja personil, unit kegiatan dan kinerja sekolah secara keseluruhan. Dengan demikian, setiap kepala sekolah harus memiliki kekuatan pada visi yang akan diperjuangkan melalui rancangan program sekolah yang berbasis kepada mutu yang diharapkan semua stakeholder sekolah. Adapun keterampilan-keterampilan yang perlu dimiliki seorang pemimpin menurut Katz dalam Burhanuddin dikelompokkan menjadi :5 a. Keterampilan Membuat Konsep (Conceptual Skill) Keterampilan ini menunjukkan kemampuan berpikir, seperti menganalisa suatu persoalan, memutuskan dan memecahkan masalah. Keterampilan konseptual mencerminkan aspekaspek sebagai berikut : 1. Kemampuan analisis 2. Berpikir secara rasional 3
Wahjosumidjo,Kepemimpinan Kepala Sekolah,Jakarta:Raja Grafindo Persad,hlm.349-350 Daryanto,Administrasi dan Manajemen Sekolah,Jakarta:Rineka Cipta,2013,hlm.112 5 Burhanuddin,op.cit.hlm 7 4
4
3. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi 4. Kreatif dalam berbagai ide dalam pemecahan masalah 5. Mampu untuk mengemukakan analisis berbagai kejadian serta memahami berbagai macam kecenderungan 6. Mampu mengantisipasikan perintah 7. Mampu mengenali berbagai macam kesempatan dan problem-problem potensial
b. Keterampilan Teknis (Technical Skill) Seorang pemimpin mempunyai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode dan teknik-teknik tertentu dalam menyelsaikan tugas secara spesifik. Metode dan teknik adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Ia sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin baik suatu metode dan teknik semakin efektif pula dalam pencapaiannya. Tetapi tidak ada satu metode dan teknik pun yang dikatakan paling baik/digunakan semua macam usaha pencapaiannya. Baik tidaknya, tepat tidaknya suatu metode dan teknik dipengaruhi berbagai faktor. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan yang akan dicapainya. Petunjuk teknis memimpin organisasi : 1. Mengetahui potensi dan kemampuan orang yang dipimpin 2. Mampu memanfaatkan potensi bawahanya 3. Membuat struktur menurut kebutuhan dan potensi orang yan dipimpin 4. Membuat uraian kerja yang jelas agar tidak tumpang tindih 5. Membuat aturan-aturan organisasi 6. Menetapkan visi misi dan program kerja sebagai penjabaran visi dan misi 7. Memberikan arahan dan menyiapkan fasilitas untuk kerja 8. Melakukan controlling secara langsung dan tidak langsung dengan meminta laporan pelaksanaan program 9. Mengadakan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan program 10. Memberikan penghargaan, teguran dan solusi 11. Memberikan motivasi dan sarana untuk maju dan meningkat 12. Biasakan bermusyawarah dan koordinasi dan mencatat ide-ide dan hal-hal penting lainnya.
c. Keterampilan Manusiawi (Human Skill) Keterampilan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam bekerja dengn dan melalui orang lain secara efektif dan untuk membina kerja sama. Letak kunci keberhasilan seorang 5
pemimpin dalam mempengaruhi bawahan, yakni sejauh mana ia mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan yang menyangkut kemanusiaan. Jadi keterampilan ini mencerminkan : 1. Pengetahuan perilaku manusia dan proses kerjasama 2. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain mengapa mereka berkata dan melakukan pekerjaan 3. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif 4. Kemampuan untuk menciptakan kerjasama yang efektif dan kooperatif, praktis dan diplomatis.
d. Keterampilan Menjalin Kerja Sama Menurut
Sanaky
dalam
keterampilan
memimpin
mengemukakan
bahwa
keterampilan menjalin kerja sama. Suatu pekerjaan jika dikerjakan seseorang akan terasa sangat berat, namun jika dikerjakan secara bersama-sama, pekerjaan itu terasa mudah dan cepat selesai. Hal ini dimungkinkan karena ada energy yang digabung akan menghasilkan hasil yang baik.6 Kerja sama kelompok merupakan salah satu unsure yang sangat penting dalam perusahaan. Pemahaman mengenai kerja sama kelompok tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien bagi perusahaan. Kerja sama kelompok merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan. Kerja sama kelompok selalu membahas proses dan hasil karya dalam tim, yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama-sama menyelsaikan tugas yang diberikan perusahaan.
2.3 Pemberdayaan Kepemimpinan Pemberdayaan adalah usaha meningkatkan kualita hidup masyarakat mulai dari perencanaan, manajeman, pelaksanaan sampai dengan pengawasan kegiatan. Pada dasarnya pemberdayaan adalah cara untuk melaksanakan kerjasama dalam organisasi sehingga semua orang berpartisipasi penuh. Dalam organisasi yang sudah diberdayakan para pelaksana
6
Robbins,Prinsip - Prinsip Perilaku Organisasi,Jakarta:Erlangga,2002,hlm .35
6
merasa tanggung jawab tidak hanya tentang pekerjaan yang dikerjakannya, tetapi juga tentang keseluruhan agar dapat berfungsi secara lebih baik. Tim – tim yang telah diberdayakan akan bekerjasama memperbaiki kinerja mereka secara berkelanjutan mencapain tingkat produktivitas dan mutu yang tinggi. Salah satu cara yang bisa digunakan oleh pemimpin untuk menanamkan dan menciptakan motifasi yang tinggi bagi anggota adalah melalui pemberdayaan. Disini pemimpin memberikan tanggung jawab dan kekuasaan pada anggotanya sehingga anggota pun dapat meyakini tujuan yang dimiliki oleh organisasi Untuk menjadikan pemberdayaan sebagai budaya organisasi yang baik, maka hal-hal seperti partisipasi, inovasi, memiliki akses pada informasi dan tanggungjawab harus terpenuhi terlebih dahulu. Adapun manfaat dari pemberdayaan ialah : a. Dapat memicu dan menciptakan motivasi yang kuat dari anggota, karena berhubungan langsung dengan pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi dari anggota b. Meningkatkan jumlah total dari kekuasaan yang ada di organisasi. Karena tiap anggotanya diberi wewenang maka, kekuasaan tidak hanya dipegang pemimpin saja tetapi juga semakin banyak karena anggotanya juga memilikinya. c. Pemimpin dapat memperoleh manfaat dan tambahan kemampuan partisipasi bawaan yang bisa diperoleh organisasi. Maksudnya adalah dengan pembagian kekuasaan tersebut, pemimpin dapat lebih berkonsentrasi dalam pencapaian visi dan pemimpin tidak perlu lagi mengawasi anggotanya karena mereka telah berdaya (mampu memimpin diri mereka sendiri).
Kepemimpinan Guru : Memperdayakan Anak Didik Kepemimpinan guru adalah termasuk dalam kepemimpinan pendidikan, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Karena dalam interaksi dengan siswa, para guru tidak dibatasi pembelajaran klasikal saja, tetapi pembelajaran yang diciptakan guru untuk peserta didik juga dapat berlangsung diluar kelas.itu artinya, ada posisi dan level penting yang ditempati guru bagi perbaikan sekolah menuju kualitas keunggulan yang diharapkan.7 Suatu hal yang signifikan adalah keteladanan dan keprofesionalan guru dalam kepemimpinan pendidikan. Keteladanan profesional menyangkut kompetensi keilmuannya, sedangkan keteladanan personal berkenaan dengan perilaku keseharian. Teladan para guru itulah yang dapat menantang para siswa bertumbuh menjadi pria dan wanita yang kompeten, bertanggung jawab dan berperhatian. 7
Syafaruddin,Asrul,Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer,Bandung:Ciptapustaka Media,2015,hlm.182183
7
Kerangka kerja yang harus dirancang kepala sekolah adalah bekerjasama dengan guru dan staf untuk memperoleh dukungan eksternal bagi perubahan sekolah, kemudian baru membuat prioritas – prioritas perubahan. Setidaknya hal itu berkenaan dengan pemahaman menyeluruh terhadap lingkungan sekolah, khususnya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dengan demikian, kondisi ril yang dihadapi adalah memenahi kondisi kelas yang bermuara kepada pencapaian tujuan pembelajaran siswa dengan bersama guru menempatkan peserta didik sebagai subyek pendidikan, bukan sebagai obyek. Karena itu, interaksi guru dengan siswa baik dalam kelas maupun diluar kelas adalah dalam rangka hubungan saling percaya, relasi yang demokratis, dialogis dan rileksasi. Itu berarti kepemimpinan para guru jangan semata – mata mengandalkan sifat kharismatik. Karena bagaimanapun, kepemimpinan kharismatik dengan sifat bawaan semata. Perilaku kepemimpinan yang menjelaskan bagaimana seseorang pemimpin kharismatik mempengaruhi sikap dan perilaku anggota atau bawahannya, yaitu :8 1. Menyuarakan memperjuangkan visi 2. Menggunakan kekuatan, menyatakan bentuk komunikasi ketika menyuarakan visi 3. Menerima risiko pribadi dan membuat perjuangan untuk mencapai visi 4. Mengkomunikasikan harapan tinggi 5. Menyatakan percaya diri pada anggota 6. Perilaku keteladanan yang konsisten terhadap visi 7. Mengatur anggota sebagai posisi pemimpin 8. Membangun identifikasi dengan kelompok atau organisasi 9. Pemberdayaan anggota Dalam melaksanakan tugasnya di era global, apalagi untuk mengembangkan sekolah, maka guru profesional haruslah memiliki berbagai kompetensi. Adapun kompetensi guru profesional antara lain meliputi : Kemampuan untuk mengembangkan pribadi peserta didik, khususnya kemampuan intelektual, serta membawa peserta didik menjadi warga negara dan masyarakat Indonesia yang bersatu berdasarkan pancasila. Seorang guru profesional berfungsi untuk mengajar, mendidik, melatih dan melaksanak penelitian masalah – maslah pendidikan. Kepemimpinan guru dituntut untuk menampilkan kepemimpinan yang penuh kreativitas. Diperlukan pemimpin yang kreatif untuk mencapai inovasi. Kepemimpinan guru kreatif merupakan totalitas pribadi yang menyerap nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dapat menempatkan guru sebagai pemimpin pembelajaran. Kepemimpinan super
8
Ibid,hlm.183-184
8
membangun nilai, model, dorongan, semangat, reward dan dalam benyak cara lain mempercepat memimpin diri dalam individu, kelompok dan budaya organisasi yang luas. Itu artinya jika guru menerapkan kepemimpinan super maka dia memulai dan memimpin diri, lalu memberi pengaruh kepada peserta didik untuk perubahan dalam perilaku pembelajaran pada gilirannya, perubahan perilaku dalam proses pembelajaran bermuara kepada kinerja pembelajaran, atau hasil belajar yang diinginkan.9 Bagaimanapun, eksistensi sekolah merupakan hal yang menentukan perubahan atau perkembangan masyarakat. Dalam perspektif sosial, ternyata sekolah memberikan arah perubahan masyarakat, karena pengembangan sumber daya manusia melalui sekolah akan menjadi penentu perilaku sosial dalam membangun dan mengisi peran sosial yang ada di masyarakat.
2.4 Peran Keterampilan Kepemimpinan Kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan adalah untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin dapat dikatakan sukses atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan dan sangat tergantung atau kemampuan para anggota pimpinannya untuk menggerakkan sumber – sumber serta alat – alat tersebut sehingga penggunaannya berlangsung dengan efesien, ekonomis dan efektif. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain: a. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau petunjuknya b. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang c. Efektivitas kepemimpinan menurut kemahiran untuk membaca situasi d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindak untuk mencapai tujuan organisasi
9
Ibid,hlm.185-186
9
Adapun macam – macam peran dalam keterampilan kepemimpinan ialah sebagai berikut : 1. Peran Kepemimpinan dalam Mengambil Keputusan Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, adapun kegiatan pengambilan keputusan itu ialah : a. Teori keputusan merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau beresiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif dari pada deskriptif b. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data manajer secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya c. Pengambilan keputusan adalah proses memilih diantara alternatif – alternatif tindakan untuk mengatasi masalah
2. Peran Kepemimpinan dalam Membangun Tim a. Proses pembentukan ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim – tim kerja : kepengolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi : pembukaan, pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisaso serta perwakilan bagi organisasinya. Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat b. Anggota tim : keberhasilan tugas dalam tim akan tercapai jika setiap orang bersedia untuk bekerja dan memberikan yang terbaik c. Peranan kepemimpinan dalam tim : kepemimpinan didefenisiskan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh kepada kegiatan yang berhubungan dengan tugas kelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan setiap anggotanya untuk mencapai tujuan akhir yang sama d. Adapun peran pemimpin dalam membangun tim adalah sebagai berikut : 1.) Memperlihatkan gaya pribadi 2.) Proaktif dalam sebagian hubungan 3.) Mengilhami kerja tim 4.) Memberikan dukungan timbal balik 5.) Membuat orang terlibat dan terikat 10
3. Peran Pembangkit Semangat Peran ini dijalankan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut : a. Memberikan pujian dan dukungan b. Penghargaan dan insentif c. Kata – kata d. Peningkatan atau penambahan suasana kerja, penambahan staff yang berkualitas, perbaikan lingkungan kerja dan semacamnya
2.5 Ayat tentang Kemampuan dan Keterampilan Kepemimpinan Adapun beberapa ayat yang berhubungan dengan tentang kemampuan dan keterampilan kepemimpinan yang harus dimiliki setiap para pemimpin ialah sebagai berikut : 1. Beriman dan Megerjakan Amal Sholeh
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar [keadaan] mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan
menjadi
aman
sentausa.
Mereka
tetap
menyembah-Ku
dengan
tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang [tetap] kafir sesudah [janji] itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS. An-Nur 24:55).
Terjemah Mufradhat (Makna Kata) a. Kata minkum dipahami oleh sementara ulama’ dalam arti “sebagian dari kamu”. Ada juga yang memahaminya hanya tertuju kepada masyarakat Nabi Saw dan sahabatsahabat beliau yang hidup pada abad pertama hijrah. b. Kata ‘amala dipahami dalam arti “penggunaan daya”. Manusia memiliki empat daya pokok. Daya fisik, daya pikir, daya qalbu, dan daya hidup 11
c. Kata shảlihảt terambil dari kata shaluha yang biasa dipahami dalam arti “baik” atau “bermanfaat”.Kata al-ardhi dalam ayat ini dipahami dalam pengertian terbatas yakni wilayah tertentu di pentas bumi ini. d. Kata walayumakkinanna terambil dari kata al-tamkỉn yang pada mulanya dari kata makản yakni “tempat”. Al-tamkỉn adalah pemantapan di suatu tempat, dan ini mengandung arti kehadirannya tanpa gangguan berarti e. Kata lahum “buat mereka” pada penggalan ayat di atas member penekanan bahwa pemantapan itu dilakukan Allah Swt untuk mereka. 10 2. Memberi Petunjuk Pada Kebenaran Islam
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami-lah mereka selalu menyembah”. (Al Anbiya’: 73) a. Tafsir jalalain (Kami telah menjadikan mereka itu sebagian pemimpin-pemimpin) dapat dibaca Aimmatan atau Ayimmatan, yakni pemimpin yang menjadi teladan dalam kebaikan (yang memberi petunjuk) kepada manusia (dengan perintah Kami) memberi petunjuk kepada mereka untuk memeluk agama Kami (dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan salat, menunaikan zakat) hendaknya mereka dan orang-orang yang mengikuti mereka mengerjakan semuanya itu. Huruf Ha dari lafal Iqaamah dibuang demi untuk meringankan bunyi, sehingga menjadi Iqaamash Shalaati bukan Iqaamatish Shalaati (dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah). b. Tafsir ibnu katsir َو َجعَ ْلنَا ُه ْم أَئِ َّمةً يَ ْهدُونَ بِأ َ ْم ِرنَا
10
Shihab,M. Quraish,Tafsir Al-Mishbah,Letera Hati, Volume 9, cet IV, Jakarta,2015,hlm.388
12
Yakni menjadi pemimpin yang dianuti. Mereka menyeru manusia untuk menyembah Allah dengan seizing-Nya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: َّ ص ََلةِ َوإِيتَاء ِ َوأ َ ْو َح ْينَا إِلَ ْي ِه ْم فِ ْع َل ْال َخي َْرا ِالزكَاة َّ ام ال َ َت َوإِق Iqamas salah dan ita-az zakah di ‘atafkan kepada fi’lal khairat sebagai ataf khas kepada am, yakni hal yang terinci diatafkan kepada hal yang umum ََوكَانُوا لَنَا َعا ِبدِين Artinya mereka selalu mengerjakan apa yang mereka perintahkan kepada manusia untuk mengerjakannya. Kemudian Allah mengiringi kisan ini dengan kisah Lut ibnu Haran ibnu Azar; dia terlah beriman kepada Nabi Ibrahim a.s dan mengikutinya serta ikut hijrah bersamanya, seperti dalam surat al ankabut ayat 26 dan Allah menganugrahi Lut hikmah dan ilmu, serta memberinya wahyu dan menjadikannya seorang nabi yang Dia utus kepada kaum Sodom dan kawasan yang ada disekitarnya, tetapi mereka menentang dan mendustakannya. Maka Allah membinasakan mereka dan menghancurkan mereka sehancur-hancurnya. Ayat ini menjelaskan upaya mereka menyebarluaskan kesalehan kepada lingkungan mereka dengan menyatakan: Dan Kami telah menjadikan mereka yan Kami sebut namanamanya itu sebagai teladan –teladan yang memberi petunjuk kepada masyarakatnya serta mengantar mereka menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup berdasar perintah Kami dan Kami telah wahyukan kepada mereka pekerjaan kebajikan sehingga mereka dapat melaksanakannya dengan sempurna, terutama pelaksanaan sholat dengan baik, sempurna dan bersinambung,penunaian zakat sesuai dengan ketentuan-ketentuannya, dan adalah mereka sejak dahulu dan senantiasa hanya kepada Kami saja , tidak kepada siapapun, mereka menjadi pengabdi-pengabdi, yakni orang-orang yang mantap dan tulus pengabdiannya. Seseorang yang menjadi imam haruslah memiliki keistimewaan melebihi pengikutnya, dia tidak hanya memiliki kemampuan menjelaskan petunjuk tetapi juga kemampuan mengantar para pengikutnya menuju arah yang baik. Dari ayat ini dipahami bahwa penggalan ayat ini bukannya berarti perintah kepada para imam untuk melakukan kebajikan karena dalam susunan kalimat ayat itu tidak terdapat kata an tetapi mengandung makna bahwa para imam itu telah melaksanakan tuntunan wahyu ilahi, dan tuntunan itu telah mendarah daging dalam diri mereka dan menghiasi akhlak dan budi pekerti mereka. Sekaligus ini menjadi isyarat bahwa seorang yang menjadi imam/teladan atau 13
pemimpin hendaknya memiliki kepribadian yang luhur serta akhlak mulai sesuai dengan tuntunan illahi. 3. Bersabar
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (As Sajdah: 24). a. Penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah: Ayat ini didahului oleh ayat 23 yang menjelaskan, bahwa Allah berfirman “Dan sesungguh nya telah Kami berikan kepada Musa al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu menerima (al-Qur’an itu) dan Kami jadikan al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Isra’il”. Maksud dari ayat 24 adalah sbb: tatkala mereka sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan dalam menjauhkan larangan-larangan Nya, membenarkan para Rasul-Nya dan mengikuti risalah yang diberikan kepada mereka, niscaya mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebenaran dengan perintah Kami, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma`ruf dan melarang kemunkaran. Kemudian, ketika mereka mengganti, merubah, menakwil (mengintrepertasi semaunya) dan menghapuskan kedudukan tersebut, maka jadilah hati-hati mereka kasar dengan merubah kalimat dari tempatnya, tidak beramal shalih dan tidak beri`tikad benar. Qotadah dan Sufyan berkata: “Tatkala mereka bersabar terhadap urusan dunia”, dan tidak patut bagi seorang Imam yang diikuti hingga dia waspada terhadap dunia. Waki’ berkata, bahwa Sufyan berkata: “Dia harus memiliki ilmu agama, seperti jasad harus memiliki kebaikan”. Sebagian Uama berkata: “Dengan sabar dan keyakinan akan dicapai imamah di dalam agama”. 11 b. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Bahwa iman itu dibangun di atas dua pilar : Keyakinan dan Kesabaran, sebagaimana tersebut pada surat as Sajdah: 24 di atas. Sebab dengan keyakinan itulah, hakikat perintah, larangan, pahala dan siksaan bisa diketahui. Dan dengan sabar, dapat 11
Tafsir Ibnu Katsir, Mishbahul Munir, Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarokfuri, Daar As Salam-Riyadl, cet. Ke-2,1999,hlm 1073
14
dilaksanakan apa yang diperintah dan dijauhi apa yang dilarang. Pembenaran (Tashdiq) bahwa perintah, larangan, pahala dan hukuman adalah dari sisi Allah tidak akan pernah terwujud kecuali dengan adanya keyakinan. Dan seseorang tidak akan mungkin secara kontinu (dawam) dapat mengerjakan hal-hal yang diperintahkan dan menjaga diri dari hal-hal yang dilarang kecuali dengan sabar. Maka sabar menjadi separoh dari iman, dan paroh keduanya adalah syukur dengan mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan apa yang dilarang. Sabar dan Yakin yang dibutuhkan sebagai pemimpin umat menurut Ibnu Katsir di atas adalah: 1.) Mereka yang sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan dalam menjauhkan larangan-larangan Nya, 2.) Membenarkan para Rasul-Nya dan mengikuti risalah yang diberikan kepada mereka, niscaya mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebenaran dengan perintah Kami, mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma`ruf dan melarang kemunkaran. 3.) Ketika mereka mengganti, merubah, menakwil (mengintrepertasi semaunya) dan menghapuskan kedudukan tersebut, maka jadilah hati-hati mereka kasar dengan merubah kalimat dari tempatnya, tidak beramal shalih dan tidak beri`tikad benar. c. Penafsiran dari segi bahasa ً أَئِ َّمةA`immah (para pemimpin), adalah jamak dari imam. Maknanya adalah panutan atau contoh yang diikuti baik dalam kebaikan maupun keburukan. Namun yang dimaksud di dalam ayat ini adalah panutan dan penuntun dalam hal kebaikan. صبَ ُروا َ لَ َّماKetika mereka bersabar. Terjadi perbedaan di kalangan ahli qira`ah dalam membaca lafadz ini. Ada yang membacanya ( ) َل َّماdengan lam yang difathah dan mim yang difathah dengan tasydid. Bacaan ini merupakan bacaan ahli qira`ah dari Madinah, Bashrah, dan sebagian ulama Kufah. Maknanya adalah: Ketika mereka bersabar. Seorang yang menjadi imam haruslah memiliki keistimewaan melebihi para pengikutnya, dia tidak hanya memiliki kemampuan menjelaskan petunjuk tetapi juga kemampuan mengantar para pengikutnya menuju arah yang baik.
15
4. Tidak Memerintah Dengan Hawa Nafsunya
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.(As-Shad:26) Ayat di atas dapat dipahami bahwa pengangkatan khalifah ini menyangkut pengertian pengangkatan sebagian manusia yang diberi wahyu oleh Allah tentang syari’at-syari’at-Nya. Pengertian khalifah ini juga mencakup seluruh makhluk (manusia) yang berciri mempunyai kemampuan berfikir yang luar biasa. Manusia dengan kekuatan akal, ilmu pengetahuan, dan daya nalar mereka belum bisa diketahui secara jelas sampai sejauhmana kemampuan yang sesungguhnya. Dengan kemampuan akal, manusia bisa berbuat mengelola alam semesta dengan penuh kebebasan. Ayat tersebut juga mendeskripsikan bahwa Nabi Daud diangkat sebagai khalifah di muka bumi dengan tugas menegakkan hukum dengan benar di tengahtengah masyarakat. Perintah tersebut disertai pula larangan mengikuti hawa nafsu semata karena hal itu menyebabkan penyimpangan dari agama Tuhan. 5.Mampu Menjadi Teladan Bagi Yang Dipimpinnya
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”(Al-Ahzab:21) Ayat diatas mengarah kepada orang-orang yang beriman memuji sikap mereka yang meneladani Nabi SAW. Ayat diatas menyatakan sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah, yakni Nabi Muhammad SAW. Suri teladan yang baik bagi kamu,yakni bagi 16
orang yang senantiasa mengahrap rahmat kasih sayang Allah dan kebahagiaan Hari Kiamat serta teladan bagi mereka yang berzikir mengingat kepada Allah dan menyebut-nyebut nama Nya dengan banyak baik dalam suasana susah maupum senang. 12 6. Amanah
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai Ayahku ! Pekerjakanlah dia karena sesungguhnya yang paling baik yang engkau perkerjakan adalah yang kuat lagi terpercaya.” (Al-Qashash:26) 7. Memiliki Keilmuan yang Mumpuni
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al-Mujadilah:11) Ayat diatas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah akan meninggikan derajat orang berilmu, tetapi mengatakan bahwa mereka memiliki derajat-derajat yakni yang lebih tinggi daripada yang sekedar beriman. Tidak disebutkannya kata meninggikan itu sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimiliki itulah yang berperan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari faktor diluar ilmu itu.
12
Sayyid Quthb, tafsir fii dzilalil Qur’an. Jakarta:Gema Insani
17