Isian.docx

  • Uploaded by: Anisa Fatria
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,755
  • Pages: 15
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan RahmatNya kami dapat menyelesaikan laporan praktek Teknologi Solid dengan bahan aktif Kalsium Laktat (kalk) dengan baik meskipun ada kekurangan didalamnya. Kami berterimakasih kepada semua dosen pembimbing yang telah memeberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan laporan praktek Teknologi Sediaan Solid ini. Kami menyadari bahwa laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Kami berharap laporan ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun semua yang membacanya. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 29 Januari 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat muchilago hingga membentuk granul. Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung. Mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI, 1979). Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas sediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa tablet (Lachman,Leon.1994) Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986).Tablet hanya memberikan efek yang diinginkan jika memiliki mutu yang baik. Untuk menghasilkan tablet dengan mutu yang baik dan memenuhi persyaratan, pemilihan dan kombinasi bahan pembantu memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembuatannya. Kalsium digunakan sebagai terapi dan pencegahan defisiensi kalsium. Kondisi yang berisiko mengakibatkan defisiensi kalsium, termasuk: kehamilan, laktasi, masa pertumbuhan (usia anak-anak) - karena peningkatan kebutuhan kalsium (lanjut usia) - karena gangguan absorpsi beberapa kondisi medis (seperti: hipotiroidisme, diare kronis, gagal ginjal) dan obat (seperti: diuretik). Dosis pemberian obat : Defisiensi ringan: per oral, 10-50mmol (400mg–2g) kalsium per hari, dosis harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Apa saja syarat dan sifat granul? 2. Apa saja pengantar formulasi tablet? 3. Bagaimana upaya untuk mencapai tablet yang memenuhi syarat? 4. Apa saja komponen tablet ? 5. Apa saja contoh formulasi tablet ? 6. Bagaimana desain dan pengempaan tablet yang baik ? 7. Apa saja permasalahan yang muncul dalam proses pembuatan tablet kalk? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Agar Mahasiswa memahami syarat dan sifat granul 2. Agar Mahasiswa memahami pengantar formulasi tablet 3. Agar Mahasiswa memahami cara untuk membuat tablet yang memenuhi syarat. 4. Agar Mahasiswa memahami komponen- komponen tablet. 5. Agar Mahasiswa memahami formulasi tablet. 6. Agar Mahasiswa memahami cara membuat desain dan pengempaan tablet yang baik

7. Agar Mahasiswa mengetahui Solusi dari masalah yang terjadi pada proses pembuatan tablet kalk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tablet  Pengertian Tablet Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26, Hal 2406). Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar (Depkes RI, 1995). Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih / gepeng, bundar, segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk menghindari / mencegah / menyulitkan pemalsuan dan agar mudah dikenal orang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan karena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja diberikan warna dengan maksud agar tablet lebih menarik, mencegah pemalsuan, membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain. (Depkes RI, 2009). Etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet / zat aktif yang terkandung, jumlah zat aktif ( zat berkhasiat ) tiap tablet.  Ukuran Tablet a) Menurut R. Voigt : Garis tengah pada umumnya 15-17 mm Bobot tablet pada umumnya 0,1-1 g b) Menurut Lachman : Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci Berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg Diameternya 1/4 - 7/6 inci c) Menurut DOM Martin: 1/8-1 1/5 inci d) Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet  Jenis Sediaan Tablet A. Berdasarkan komponen Tablet tersusun atas beberapa komponen seperti zat aktif dan zat eksipien atau tambahan. Yang termasuk zat tambahan adalah bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pengembang, bahan pelican, glidan, bahan penyalut, ajuvan seperti pewarna dan pengaroma. a) Bahan pengisi (diluent atau filler) Bahan pengisi ditambahkan dengan tujuan untuk memperbesar volume dan berat tablet. Bahan pengisi yang umum digunakan adalah laktosa, pati, dekstrosa, dikalsium fosfat dan mikrokristal selulosa (Avicel). Bahan pengisi dipilih yang dapat meningkatkan fluiditas dan kompresibilitas yang baik.

b) Bahan pengikat (binder) Bahan pengikat membantu perlekatan partikel dalam formulasi, memungkin granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tablet nya. Bahan pembantu ini bertanggung jawab terhadap kekompakan dan daya tahan tablet. Oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Bahan pengikat umum nya yang digunakan adalah gom akasia, gelatin, sukrosa, PVP (povidone), metil selulosa, karboksimetil selulosa dan pasta pati terhidrolisa c) Bahan penghancur Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecah nya atau hancur nya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Bahan penghancur akan menarik air dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet nya pecah menjadi bagian-bagian kecil sehingga memungkinkan larut nya obat dari obat dan tercapai nya bioavibilitas yang diharapkan. Bahan penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti karboksimetil selulosa, resin, resin penukar ion dan bahanbahan lain yang membesar atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk dalam saluran pencernaan d) Bahan pelican Digunakan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi diantara dinding die dan tepi tablet selama proses penabletan berlangsung. Banyak bahan dapat dikempa dan mempunyai hasil baik tanpa penambahan bahan pelicin tetapi untuk bahan higroskopik perlu dilakukan penambahan bahan pelicin karena kadang terjadi masalah. Hal ini tergantung dari tingkat kekeringan bahan. Proses granulasi yang terlalu basah akan diperoleh hasil tablet yang terlalu ramping karena banyak bahan yang lengket dalam mesin. Bahan pelicin biasanya digunakan dalam jumlah kecil antara 0,5- 1% tetapi mungkin kurang dari 0,1% dan lebih dari 5%. Contoh umum bahan pelicin antara lain petrolatum cair, talk, magnesium stearat dan stearan dan asam stearat, kalsium stearat, likopodium (untuk tablet yang berwarna). Bahan pelicin ditambahkan setelah terbentuk granul. Bahan pelicin bekerja paling efektif jika terletak di luar granul. B. Berdasarkan Prinsip Pembuatan Tablet a) Tablet Kempa Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja. b) Tablet Cetak Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan. C. Berdasarkan Tujuan Penggunannya a) Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan 1) Tablet konvensional Biasa Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti : - Pengisi (member bentuk) : laktosa - Pengikat (member adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran cerna): amylum, gelatin, tragakan - Disintegrator (mempermudah hancurnya tablet) 2) Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda

Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan). 3) Tablet Lepas Lambat Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. 4) Tablet Lepas Tunda Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu. 5) Tablet Salut Gula Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet. 6) Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat dalam saluran cerna.penyalutan tidak perlu berkali-kali. 7) Tablet Effervesen Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2.Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum. 8) Tablet Kunyah Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan. b) Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut 1) Tablet Bukal Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan pipi.Biasanya keras dan berisi hormone.Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan). 2) Tablet Sublingual Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan dibawah lidah, berisi nitrogliserin.Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir dibawah lidah. 3) Tablet Hisap atau Lozenges Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lender mulut. 4) Dental Cones (Kerucut Gigi) Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri ditempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.

c) Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh 1) Tablet Rektal Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rectal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik. 2) Tablet Vaginal Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang didalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk penggunaan steroid dalam pengobatan sistemik. d) Tablet Kempa untuk Implantasi Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril.Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah kehamilan). e) Tablet Cetak Untuk Penggunaan Lain 1) Tablet Triturat untuk Dispensing Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat. Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan diatas lidah atau ditelan dengan air minum. 2) Tablet Hipodermik Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril 3) Tablet Dispending Tablet yang digunakan oleh apoteker untuk meracik suatu bentuk sediaan padat atau cair.Dimaksudkan untuk ditambahkan kedalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.

BAB III METODA A. Bahan Aktif Lembar Kerja Pengkajian Praformulasi BAHAN AKTIF : KALSIUM LAKTAT N O I 1 2 3 II 1 2 3 III 1 2 3 IV 1 2 3 4 5 6 V 1 2 3 VI

SIFAT

PENGAMATAN

SIFAT ORGANOLEPTIS Warna Bau Rasa KEMURNIAN Kadar bahan aktif

Serbuk putih Bau lemah Rasa lemah

Kadar air Kadar cemaran...... SIFAT PARTIKEL Distrib. Ukuran partikel Permukaan Luas permukaan SIFAT DALAM LARUTAN Kelarutan dalam air Kelarutan dalam alkohol Kelarutan dalam asam Kelarutan dalam basa pH larutan...% / air) Ksp DISOLUSI Disolusi instrinsik Disolusi partikulat Prakiraan laju disolusi PARAMETER ABSORBSI

Tidak kurang dari 98,0% C6H10CaO6 Dalam air 1:20 Lebih larut -

DOSIS LAZIM : 500MG

DIINGINKAN MASALAH REKOMENDASI

1

Koef. Partisi (minyak/air) 2 Konst. Ionisasi 3 Kecepatan menembus membran VII SIFAT KRISTAL & POLIMORFISA 1 Bentuk-bentuk kristal 2 Bentuk vs stabilitas 3 Bentuk vs bioavailabilitas 4 Bentuk vs sifat granul/tablet No SIFAT VIII

STABILITAS

1

Stabilitas Padat

-

PENGAMATAN

Cahaya: lambat laun menjadi berwarna gelap Udara : dalam keadaan kering stabil Suhu : melebur pada suhu

2 3 4

Ketercampuran b.tambahan Stabilitas dalam larutan Cara penyimpanan

lebih kurang 1900 Dalam larutan, lambat laun cepat teroksidasi Dalam wadah tertutup rapat ; terlindung dari cahaya

IX 1 2

FARMAKOLOGI Indikasi Dosis maksimum/toksik

3 4 5 6

Cara penggunaan Tempat absorbsi Waktu paruh Efek samping

Antiskorbut 35mg untuk bayi 60mg untuk dewasa Dosis minimal 150mg Tablet : 50 – 1500mg Injeksi : 100 – 500mg Oral Usus halus 10 jam Diare, terbentuknya batu ginjal, aritmia jantung, kerusakan ginjal berat

DIINGINKAN

MASAL AH

REKOME NDASI

7 8 X 1

Interaksi obat Interaksi bahan lain/makanan SIFAT LAIN-LAIN Bulk density

2

Tap density

3

Higrokospisitas/kadar air

Volume serbuk= 99 ml Berat jenis awal 50 g = = 0,505 g/ml 99 ml Volume serbuk =70 ml Berat jenis akhir 50 g = = 0,714 g/ml 70 ml 1) Hitung susut pengeringan : Berat basah – Berat kering Berat basah X100%

4,959−4,534 X 4,959 100% = 8,57% 2) Hitung kadar uap : Berat basah – Berat kering Berat kering =

X100%

4,959−4,534 X 100% 4,534 = 9,37 % =

4

Kecepatan aliran

Mengalir

5 6

Sudut henti Kompresibilitas

0,630 // α : 32,3ᵒ Kompresibility Tap−Bulk : x 100% Tap 0,714 – 0,505 x 100% = 0, 714 29,27% (Sifat Alir Buruk) :

Kesimpulan dari Evaluasi Bahan Aktif : 1. Bahan Aktif memiliki sifat alir yang buruk 2. Termasuk Dalam Katagori serbuk mengalir 3. Kadar Kelembaban pada zat aktif melebihi dari syarat yang ditentukan

Kebutuhan Rekomendasi Perlu pengisi? Perlu Laktosa Perlu pengikat ? Perlu Acasia Perlu penghancur ? Perlu Amylum Perlu pelincir ? Perlu Mg Stearat Perlu pewarna ? tidak perlu Perlu pemanis ? tidak perlu Perlu pengaroma ? tidak perlu Perlu anti aderent ? Perlu Talcum Perlu Pengawet ? tidak perlu Metode yang cocok ? Granulasi kering REKOMENDASI HASIL PENGUJIAN PRAFORMULASI

Preformulasi/Monografi Eksipien Nama Bahan Tambahan : Amylum

No. Parameter

Data

1.

Nama Kimia

Strach [9005-25-8]

2.

Berat molekul

300-1000 tergantung jenis amylum

3.

BJ

1,478 gram/cm

4.

Kadar

5.

Pemerian

3

Amylum tidak berbau,tidak berasa,warna putih sampai putih tua,serbuk halus

6.

Kelarutan

Praktis tidak larut dalam etanol 96% dan dalam air dingin, pati mengembang seketika o

dalam air sekitar 5-10% pada 37 C.Pati menjadi larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelatinasi 8.

Stabilitas

Pati kering stabil jika dilindungi dari

kelembapan tinggi. Pati dianggap sebagai bahan kimia dan mikrobiologi pada kondisi penyimpanan dibawah

normal.

Larutan

amilum atau pada amilum tidak stabil dan mudh dimetabolisme oleh

mikroorganisme.

Karena itu untuk granulasi basah harus selalu dibuat baru. 9.

Penyimpanan

Dalam tempat sejuk dan kering

10.

Inkomptabilitas

Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Berwarna senyawa inklusi terbentuk dengan iodium

11.

Kegunaan

Desintegran 3-25% Pengikat, 3-20%

Nama Bahan Tambahan : Talkum

No. Parameter

Data

1.

Nama Kimia

Talk (14807-96-6)

2.

Rumus molekul

Mg6(S12O5)4(OH)4

3.

Pemerian

Sangat halus,warna puth sampai putih keabuabuan,tidak berbau,berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran

4.

Kelarutan

Tidak larut dalam hamper semua pelarut

5.

Kegunaan

Glidan (1%-10%)

6.

Stabiitas

Stabil,dapat disterilisasi dengan pemanasan sampai o

160 C tidak kurang dari 1 jam dapat juga disterilkan dengan gas etilen oxide atau gama radiasi 7.

Penyimpanan

Tidak harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tempat kering

Nama Bahan Tambahan : Acacia

No. Parameter

Data

1.

Nama Kimia

2.

Rumus molekul

3.

Pemerian

Serbuk, warna putih, hamper tidak berbau, rasa tawar.

Kelarutan

Mudah larut dalam Air, menghasilkan larutan yang kental dan bening , praktis tidak larut dalam etanol (90%) P dan dalam gliserol P

Kegunaan

Menurunkan tegangan permukaan dana gen penstabil, pengikat.

4.

5.

-

Nama Bahan Tambahan : Magnesium Stearat

No. Parameter

Data

1.

Nama Kimia

Octadecanoic acid magnesium salt

2.

Rumus Kimia

C36H70MgO4

3.

Berat Molekul

591,29

4.

Kegunaan

Lubrikan

5.

Pemerian

Serbuk halus berwarna putih, bau samar, rasa Khas

6.

Stabilitas

Mg stearat stabil dan dapat disimpan dalam wadah tertutup rapat kering

7.

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat dan tempat kering

8.

Inkompatibilitas

Inkompatibel dengan asam kuat, basa, garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan yang teroksidasi kuat. Mg stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin dan garam besi.

9.

BJ

2

1,092 gram/cm

Nama Bahan Tambahan : Lactosa

No. Parameter

Data

1.

Nama Kimia

2.

Rumus Kimia

3.

Berat Molekul

4.

Kegunaan

Bahan pengisi

Pemerian

Serbuk/massa hablur keras, putih/putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil diudara,tetapi mudah menyerap bau

5.

C12H22O11.H2O

More Documents from "Anisa Fatria"