INTRODUCTION TO DCME [Development Communication and Media Ethics]
By Eddy Satriya
[email protected] [email protected] HP. 081317929792
Government Communication Corporate Communication Leader in Communication Public Figure in Communication Media 2
Lack of Capacity Has not been mastering the subject Does not use latest technology Lack of communication skills Others? 3
The way TV One aired Temanggung “show”; President SBY’s comment on terror; Prita’s case on Cyber Law (UUITE) Sri Mulyani’s statement on Century case Others? 4
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dasar Huk um Pe ny usun an RK A- KL Tah ap an /S ikl us An gga ran In st rumen Pe ng alo kasi an An gga ran Pe mba gi an Kew en an gan Pu sat /Da er ah Ha l- Hal Yan g Ha rus Dipe rha tik an Seki la s Pen ye mpurnaan RK A-KL 200 9
1. UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara 2. UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara 3. PP No. 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 4. PP 21 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian/Lembaga (RKA-KL)
JANUARI – APRIL
SEPTEMBER - DESEMBER
MEI – AGUSTUS (4)
DPR
Pembahasan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal & RKP
KABINET/ PRESIDEN
Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran
(8) Pembahasan RKA-KL
(9) PEMBAHASAN RAPBN
UU APBN
(11)
(7)
Kementrian
SEB PRIORITAS PROGRAM DAN INDIKASI PAGU
Daerah
(6)
(2) SE PAGU SEMENTARA
(5)
LAMPIRAN RAPBN (HIMPUNAN RKAKL)
(10) RANCANGAN KEPPRES TTG RINCIAN APBN
(13) PENGESAHAN
PENELAAHAN KONSISTENSI DENGAN PRIORITAS ANGGARAN
(1) Kement. Negara/ Lembaga
KEPPRES TENTANG RINCIAN APBN
PENELAAHAN KONSISTENSI DENGAN RKP
Perencanaan
Kementrian Keuangan
NOTA KEUANGAN RAPBN DAN LAMPIRAN
Renstra KL
Rancangan Renja KL
(3)
RKA-KL
(12)
(14)
KONSEP DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
JANUARIY– APRIL
SEPTEMBER - DECEMBER
MAY– AUGUST (4) Main Fiscal Policy & RKP Study
DPR
Ministry of Planning
SEB Program Priority and Tentative Ceiling
(9) Discussion of RAPBN
(7)
(11)
RAPBN FINANCIAL NOTE & ATTACHMENT
President Decree on APBN Details
(6)
(2)
RAPBN ATTACHMENT (RKAKL bundle)
(5)
Study of Consitance with Estimation Priority
(1) Strategic Plan KL
Design of Strategic Plan KL
APBN Act
Study of Consitance with RKP
SE for Temporary Ceiling
Ministry of Finance
Regional
Study of RKA-KL
Public Policy and Budget Priority
CABINET/ PRESIDENT
National Ministry /Institution
(8)
(3)
RKA-KL
(10)
Draft of President Decree of APBN Details
(12)
Concept of Budget Implementation Document
(13) VALIDATION
(14)
Budget Implementation Document
BAPPENAS KEMENTERIAN/LEMBAGA BAPPENAS+DEPKEU KEMENTERIAN/LEMBAGA BAPPENAS DEP.KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA DEP.KEUANGAN DEP.KEUANGAN PEMERINTAH+DPR
RPJM RENSTRA-KL PAGU INDIKATIF
PERENCANAAN
RENJA-KL RKP PAGU SEMENTARA RKA-KL
PENGANGGARAN
HIMPUNAN RKA-KL NOTA KEU & RAPBN
APBN RINCIAN APBN
PENGESAHAN ANGGARAN
KEMENTRIAN/L+DEPKEU
DIPA
PELAKSANAAN
PEMERINTAH+DPR
PAN
PERTNGGJWB
DEP.KEUANGAN
1. RKP, RENJA-KL, SKALA PRIORITAS 2. VISI, MISI & TUPOKSI KEMENTERIAN
NEGARA/ LEMBAGA 3. PERATURAN MENKEU TERKAIT PENYUSUNAN RKA-KL (BAS, SBU, SBK) 4. PERATURAN-PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN PENYUSUNAN ANGGARAN (PP/KEPPRES APBN, PHLN, PNBP, BLU, DEKONSENTRASI/TP)
PENERAPAN KEBIJAKAN SISTEM ANGGARAN
Kerangka Konseptual Penganggaran Berbasis Kinerja Program/Kegiatan
Alokasi Anggaran
Pelaksanaan Anggaran
Hasil Yang Diharapkan:
• • •
Output Outcome Manfaat
Target Kinerja (SMART)
Rencana
Realisasi Evaluasi Kinerja • Efisiensi • Efektivitas • Akuntabilitas
Sistem Monev & Pelaporan Kinerja
RENSTRA • Visi • Misi • Tujuan • Sasaran • Kebijakan • Strategi
Program/Activity
Budget Allocation
Budget Implemantation
Expectation Outcomes:
•
Output • Outcome • Benefit
Performance Target (SMART) Plan
Realitation Performance Evaluation • Efficiency • Effectivity • Acuntability MONEV SYSTEM & PERFORMANCE REPORT
Strategic Plan • Vision • Mision • Onjective • Target • Policy • Strategy
Penerapan Kebijakan • Peraturan Pemerintah Nomor: 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) • Peraturan Pemerintah Nomor: 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL)
RPJM Renstra-KL
Renja - KL RKP
Renstra-KL
Renja - KL RKA - KL
• Untuk menghubungkan Renstra dengan anggaran • Menghindarkan tumpang tindih program/ kegiatan • Ketersediaan pendanaan program/ kegiatan yang lintas fungsi, lintas instansi, lintas daerah • Menjamin kepastian pendanaan & pemanfaatan sumber daya secara efisien, efektif, dan tanggungjawab yang jelas
• PP Nomor: 20 Tahun 2004 about Rencana Kerja Pemerintah (RKP) • PP Nomor: 21 Tahun 2004 about Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL)
RPJM Strategic Plan-KL
Work Plan - KL RKP
Strategic Plan-KL
Work Plan - K RKA - KL
• Making relation budget with strategic plan. • Avoiding overlap of program /activity • Program Fund Availability/ functioncross activity, linstances-cross, regional-cross • Funding Assurance & efficiency, effective in sources consumption, and disticnt resposibility
PENERAPAN PEMANTAUAN KINERJA BERDASARKAN UU NO 17 RENCANA NASIONAL / KEBIJAKAN / PRIORITAS 5 Tahun 1 Tahun
K/L MENYUSUN : -INDIKATOR KINERJA/TARGET K/L MEMNYUSUN
-KRITERIA UMUM UNTUK MONITORING
RENSTRA K/L - 5 TAHUN -K/L MERUMUSKAN PROGRAM/PENGUKURAN KINERJA
RKA-KL
- 1 TAHUN PLUS 1 PRAKIRAAN MAJU
-K/L – MERUMUSKAN PROGRAMS / PENGUKURAN KINERJA
-UNIT ORGANISASI MERUMUSKAN KEGIATAN/PENGUKURAN KINERJA - UNI ORGANISASI – MERUMUSKAN KEGIATAN / PENGUKURAN KINERJA -SATKER MERUMUSKAN OUTPUT, MENGHITUNG UNIT COST OUTPUT, - MENGHITUNG UNIT COSTKINERJA OUTPUT LAINNYA MERUMUSKAN PENGUKURAN - MERUMUSKAN PENGUKURAN KINERJA LAINNYA
PENELAAHAN KEBIJAKAN / KETERSEDIAAN DANA - K/L - DEPKEU / BAPPENAS - KABINET - DPR
DEPKEU /BAPPENAS MEMBUAT PEDOMAN : -STANDAR KINERJA
LAPORAN KINERJA SEMESTER DAN TAHUNAN - K/L - DEPKEU / BAPPENAS - AUDITOR INTERNAL / EXTERNAL - KABINET - DPR / KOMISI
-STANDAR UNIT COST
LAPORAN KINERJA TRIWULANAN - K/L - DEPKEU / BAPPENAS - AUDITOR INTERNAL / EXTERNAL - KABINET - DPR/KOMISI
YANG TIDAK PERFORM DEKENAKAN SANKSI : EVALUASI SELURUH PROGRAM5 TAHUNAN - K/L - DEPKEU/ BAPPENAS - AUDITOR INTERNAL / EXTERNAL - KABINET - DPR/KOMISI
-MENKEU, K/L, KETUA LEMBAGA -KEPALA UNIT ORGANISASI -KEPALA SATKER
NATIONAL PROGRAM / POLICY / PRIORITY 5 years 1 year
MINISTRY/INSTANCES (K/L) MAKING : - PERFORMANCE/TARGET INDICATOR - GENERAL CRITERIA FOR MONITORING
STRATEGIC PLAN K/L - 5 years - K/L MAKES PROGRAM/PERFORMANCE MEASURING RKA-KL - 1 year + 1 forward estimation
- ORGANIZATION UNIT MAKES ACTIVITY/PERFORMANCE MEASURING - WORK UNIT MAKES OUTPUT, CALCULATE UNIT COST OUTPUT, PERFORMANCE MEASURING
STUDY OF POLICY/ FUND AVAILABILITY - FINANCE DEPT. / BAPPENAS - CABINET
- K/L - DPR FINANCE DEPT ./BAPPENAS MAKES DIRECTIVE : - PERFORMANCE STANDARD
SEMESTER ANND ANNUAL PERFORMANCE REPORT - K/L - FINANCE DEPT. / BAPPENAS - INTERNAL / EXTERNAL AUDITOR - CABINET - DPR / COMMISION
THREE-MONTHS PERFORMANCE REPORT - K/L - FINANCE DEPT. / BAPPENAS - INTERNAL / EXTERNAL AUDITOR - CABINET - DPR / COMMISION
- UNIT COST STANDARD
PUNISHMENT FOR NOT-GOOD PERFORMER: - FINANCE DEPT., K/L, CHIAEF OF INSTANCES - CHIEF ORGANIZATION UNIT
ANNUAL PROGRAMS REPORT - K/L - FINANCE DEPT. / BAPPENAS - INTERNAL / EXTERNAL AUDITOR - CABINET - DPR / COMMISION
- CHIEF OF WORK UNIT
Paket Perundang-undangan di Bidang Keuangan Negara
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara
Ruang Lingkup 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga; Penerimaan Negara; Pengeluaran Negara; Penerimaan Daerah; Pengeluaran Daerah; Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang barang, serta hakhak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah; Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum; Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
Pengaturan Kekuasaan Atas Keuangan Negara Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Sebagian dari kekuasaan tersebut dikuasakan/diserahkan kepada : Menteri Keuangan : selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan Menteri/pimpinan lembaga : Pengguna anggaran/pengguna barang kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya Gubernur/bupati/walikota : selaku kepala pemerintahan di daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan Tidak termasuk kewenangan dibidang moneter yang meliputi antara lain mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.
Tugas Fiskal Menteri Keuangan
Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro Menyusun rancangan APBN dan rancangan perubahan Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan Melaksanakan pemungutan pendapatan yang ditetapkan dengan undang-undang Melaksanakan fungsi bendahara umum negara Menyusun laporan keuangan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN Melaksanakan tugas lain-lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan undang-undang
Tugas Menteri/Pimpinan Lembaga
Menyusun rancangan anggaran kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran Melaksanaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga yangdipimpinnya Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara Mengelola piutang, dan utang negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi
Pengaturan Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan ditingkat daerah diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota. Selanjutnya, dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD. Dan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah
Penyusunan APBN
1
Penyampaian pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro. Pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro disampaikan Pemerintah Pusat kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) paling lambat pertengahan Mei tahun berjalan.
2
Pembicaraan Pendahuluan Rancangan APBN Pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro dibahas oleh Pemerintah Pusat adn DPR dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.
3
Pembahasan Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran Pembahasan kebijakan umum dan prioritas anggaran (berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal) oleh Pemerintah Pusat dan DPR untuk dijadikan acuan penyusunan usulan anggaran oleh kementerian negara/lembaga
Penyusunan APBN Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL)
4
3.Penyusunan RKA-KL tahun berikutnya oleh menteri/lembaga yang : Berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai Disertai prakiraan belanja tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang disusun 4.Pembahasan pendahuluan rancangan APBN 5.Hasil Pembahasan RKA-KL RKA-KL disampaikan ke DPR untuk dibahas dalam pembicaraan rancangan APBN 6.Ketentuan tentang penyusunan RKA-KL diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004 Hasil pembahasan RKA-KL disampaikan ke Menteri Keuangan untuk bahan penyusunan rancangan undangundang tentang APBN tahun berikutnya 7.Ketentuan tentang penyusunan RKA-KL diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004
Penetapan APBN
Rancangan Undang-udang tentang APBD disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya disampaikan oleh Pemerintah Pusat kepada DPR Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN, dimana DPR dapat mengajukan usulan perubahan atas Rancangan Undang-undang tentang APBN Penetapan Undang-undang oleh DPR selambatlambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan APBN dirinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja Apabila DPR tidak menyetujui Rancangan Undangundang APBN, Pemerintah Pusat melakukan pengeluaran setinggitingginya sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya.
Pelaksanaan APBN
Pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan Keputusan Presiden Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBN dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya Laporan disampaikan kepada DPR selambatlambatnya pada akhir Juli tahun anggaran yang bersangkutan Dalam keadaan darurat Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBN dan/atau Laporan Realisasi Anggaran Ketentuan mengenai pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN dan APBD ditetapkan dalam undang-undang yang mengatur perbendaharaan negara.
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN
Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya. Pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara diatur dalam undang-undang tersendiri.