Integrasi Sosial.docx

  • Uploaded by: Dosi Sili
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Integrasi Sosial.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,523
  • Pages: 14
MAKALAH INTEGRASI SOSIAL

NAMA

: YOHANES CHRISTIANTO HELMON

NIM

: 1810102087

KELAS/SEMESTER

: L/1

DOSEN WALI

: DR. YOHANES G. T. HELAN, SH, M.HUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, sehingga makalah Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul “iIntegrasi Nasional” dapat tersusun hingga diselesaikan dengan baik. Saya juga mengucapkan limpah terimakasih kepada bapak Pius Bere, S.H.,M.Hum, Dr. selaku dosen pengasuh mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kupang, Oktober 2018

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................

i

Kata Pengantar..................................................................................................

ii

Daftar Isi.............................................................................................................

iii

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang...................................................................................................

1

Rumusan Masalah.............................................................................................

1

Tujuan................................................................................................................

2

BAB 2 : PEMBAHASAN Pengertian Integritas Nasional..........................................................................

2

Faktor Pendororng dan Penghambat Intgrasi Nasional...................................

3

Problematika dan Solusi Integrasi Nasional.....................................................

4

BAB 3 : PENUTUP Keimpulan.........................................................................................................

7

Saran.................................................................................................................

7

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

8

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai sebuah Negara dalam realitasnya terpisah pada beberapa bagian dan tingkatan, dari segi geografis dipisahkan oleh lautan dengan beratus-ratus pulau besar dan beribu-ribu pulau kecil. Kadangkalanya banyak pulau yang belum diberi nama, bahkan pernah dua pulau yang berada di kawasan Kalimantan telah menjadi milik Negara Malaysia. Dari perspektif kewilayahan tampak pembagian Indonesia bagian Timur dan Indonesia bagian Barat, atau kawasan perkotaan dan pedesaan. Realitas itu menyebabkan pula kewargaan penduduk Indonesia berbeda beda dari segi kebudayaan. Pengelompokan warga serupa itu diwujudkan dalam satu-satuan etnik. Menurut kajian Hilderd Geetz (1963), terdapat 300 kelompok etnik dan 250 jenis bahasa yang setiap kelompok etnik itu memiliki identitas kebudayaan sendiri, termasuk di dalamnya bahasa bahasa yang digunakannya. Di era reformasi ini, kemajemukan masyarakat masyarakat cenderung menjadi beban daripada modal bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya berbau kemajemukan. Saat ini pula bangsa Indonesia, masih mengalami krisis multimensional yang menggoncang kehidupan kita. Sebagai salah satu masalah utama dari krisis besar itu adalah ancaman disintegrasi bangsa yang hingga saat ini masih belum mereda. Kesadaran akan pentingnya kerukanan antar agama, suku, ras, dan budaya harus selalu diwujudkan melalui pemahaman Integrasi Nasional.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari Integritas Nasional ? 2. Apa saja faktor-faktor pendorong dan penghambat Integrasi Nasional ? 3. Bagaimana probelmatika dan solusi dalam Integrasi Nasional ?

1

C. TUJUAN 

Mengetahui Pengertian Integrasi Nasional.



Mengetahui faktor-faktoe pendorong dan penghambat Integritas Nasional



Mengetahui probelmatika dan solusi dalam Integrasi Nasional

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Integrasi Nasional Istilah Integrasi Nasional berasal dari dua kata yaitu intgrasi dan nasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembaruan atau penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh. Istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita cita nasional dan tarian tradisonal. Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan integrasi kebudayaan, integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial. Sementara pembauran

dapat

diartikan

penyesuaian

antar

dua

atau

lebih

kebudayaan mengenai beberapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi (penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap kedalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu. Cara penanggulangan masalah konflik adalah melalui modifikasi dan koordinasi dari unsur-unsur kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial. Integritas Nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan maupun wilayahnya.

2

2. FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT INTGRASI NASIONAL 1) FAKTOR PENDORONG 

Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.



Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.



Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.



Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.



Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.



Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

2) FAKTOR PENGHAMBAT 

Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masingmasing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.

 



Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

3







Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap). Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.

3. PROBLEMATIKA DAN SOLUSI DALAM INTEGRASI SOSIAL 1) Problematika 

Geografi Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.



Ideologi Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan. 4



Politik Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak nyamanan dalam bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik ant ar

masyarakat

yang berbeda faham apabila tidak

ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan asional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat 



ketidak pastian hukum. EkonomI Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN. Demografi Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.



Kekayaan Alam Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan bangsa,

kemungkinan

karena

hal

ini

terjadinya meliputi

disintegrasi

hal-hal

seperti

pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.

5





Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang. Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan IPTEK, informasidan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.

2) SOLUSI  Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.  Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.  Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecahbelahan dari ancaman luar.  Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.  Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.  Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi separatis.

6

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

2. SARAN Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia ini berbeda-beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara Indonesia.

7

DAFTAR PUSTAKA

o o o o o o

Bohlan, (2005). Integrasi nasional. (http://www.basic-integrasi-nasional.org) Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia. (http://www.educationpenteingnya-integrasi-nasional.org/wiki) http://adibcaem.blogspot.com/2011/12/integrasi-nasional-problematika-dan.html https://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial http://contohsuratku.com/contoh-daftar-pustaka-yang-baik-dan-benar/ http://kliping.co/contoh-daftar-isi-makalah-dan-karya-tulis-ilmiah/

Cerita Buruh Perempuan yang Alami Diskriminasi Gender di Lingkungan Kerja Jakarta – Buruh perempuan masih menghadapi berbagai masalah kekerasan berbasis gender di lingkungan kerja. Bentuk kekerasan ini muncul dalam berbagai wujud. Ketua Umum Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP) Jumisih mengatakan, pelecehan seksual termasuk dalam kategori kekerasan berbasis gender. Pelecehan ini menjadi momok bagi setiap buruh perempuan yang bekerja di pabrik. Ia mengatakan, FLBP telah melakukan sebuah penelitian yang didasarkan pada wawancara langsung kepada korban. Setidaknya sudah ada 25 kasus pelecehan seksual yang terjadi sejak tahun 2012. “Beberapa waktu lalu kita lakukan penelitian dengan pendeketan persuasif. Sebenarnya ada enggak sih korban pelecehan di tempat kerja? Lalu diperoleh informasi ada 25 kasus di 25 perusahaan di zona industri. Ini hal yang mengejutkan. Satu saja kasus harus kita hadapi dan menjadi tanggung jawab bersama,” kata Jumisih. Pernyataan ini disampaikannya saat acara peluncuran Sekolah Buruh Perempuan di Aula Balai Dinas Ketenagakerjaan Jakarta Utara, Jalan Plumpang Semper, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (17/12/2016). Terhadap temuan itu, Jumisih kemudian menyampaikan kepada pihak Kawasan Berikat Nusantara di Kawasan Cakung, Jakarta Utara. Hasilnya muncul kesepakatan untuk membuat sebuah kawasan bebas pelecehan seksual. Menurutnya ini adalah sebuah langkah preventif agar pelecehan kasus seksual tidak terulang. “Kami di FDLP mendekati dan menyampaikan hasil itu di Kawasan Berikat Nusantara. Dari situ kami buat kesepakatan tertulis, pihak kawasan akan mendukung penghapusan pelecehan di tempat kerja. Kami bersama pihak kawasan launching plang yang bertuliskan ‘kawasan bebas dari pelecehan seksual’. Ini tindakan preventif kita agar tidak ada korban kelanjutan,” ujar Jumisih. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pemulihan mental terhadap korban. Jumisih mengatakan banyak buruh perempuan yang tidak menyadari hal itu dikarenakan tidak tahu dan atas dasar ketakutan. “Karena di kalangan buruh tidak mengerti itu adalah pelecehan, kadang juga karena ketakutan. Seperti contohnya tidak dapat menolak ajakan kencan dari atasan. Karena hal itu dilakukan oleh atasan mereka. Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia sudah beri dukunganya. Agar upaya isu perempuan ini sama pentingnya ketika kita perjuangkan upah buruh, union busting dan lainnya,” ucapnya. Luviana seorang mantan reporter dari stasiun televisi swasta juga mengatakan kekerasan berbasis gender juga terjadi di industri media. Ia mengatakan ada diskriminasi dalam perlakuan terhadap sesama jurnalis wanita. “Saya ceritakan kalau dalam hal jurnalis. Ada juga perbedaan perlakuan di antara buruh perempuan. Bagaimana perlakuan reporter di lapangan dengan presenter di studio itu berbeda. Presenter di studio mendapatkan fasilitas yang baik seperti spa dan salon. Sementara reporter di lapangan mengurus diri mereka sendiri,” kata Luviana yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta. Meski begitu, presenter di studio juga mengalami wujud kekerasan lainnya. Luviana mengatakan, presenter wanita akan sangat dibatasi dalam makan.

Bahkan ada seorang presenter yang sehari hanya dibolehkan makan selembar roti tawar agar tidak mengalami masalah berat badan. Hal lain diceritakan oleh seorang guru, Retno Listyarty yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia. Retno mengatakan, sangat sulit bagi seorang guru perempuan untuk menjadi pemimpin di sekolah. “Di sekolah tempat saya mengajar, mayoritas guru adalah perempuan. Cuma ada 7 orang guru pria. Tapi tetap saja kepala sekolahnya dari kaum pria,” kata Retno. Retno mengatakan, secara umum tidak ada perbedaan yang menjadi tantangan bagi guru dan buruh perempuan. Hal ini termasuk dalam kesulitan berorganisasi. Menurutnya, sebagai seorang perempuan berorganisasi mempunyai kerumitan tersendiri. Karena selain harus aktif dalam organisasi, seorang perempuan juga harus mengurus masalah rumah tangga. “Banyak juga di sekolah yang saat ini kesulitan untuk berorganisasi. Karena mereka harus urus suami dan anak juga. Sehingga gaji yang sudah cukup, membuat mereka enggan untuk menambah beban baru,” tutur Retno yang pernah bersinggungan dengan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini. Meski demikian, Retno beranggapan bahwa berorganisasi adalah kunci untuk dapat memperjuangkan hak-hak buruh perempuan. Dalam acara peluncuran SBP ini, mereka berharap para buruh perempuan bisa mendapatkan penyadaran soal hak-hak. Sekaligus juga dapat saling memberi dukungan dan advokasi. Tanggapan saya mengenai berita tersebut: Jadi, didalam berita tersebut ada beberapa ketidakadilan gender. Di dalam berita tersebut membahas 3 kasus sekaligus. Kasus pertama, membahas mengenai buruh pabrik perempuan yang mengalami diskriminasi gender dengan atasanya, yakni buruh pabrik perempuan tersebut sering diajak kencan oleh atasannya yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan buruh pabrik laki-laki tidak diajak kencan bersama. Karena yang mengajak atasannya sendiri, maka buruh pabrik perempuan tersebut tidak dapat menolak. Kasus kedua, adanya diskriminasi di industri media yakni antara presenter di studio dengan reporter di lapangan, presenter di studio mendapatkan fasilitas yang baik seperti spa dan salon, sementara reporter di lapangan mengurus diri mereka sendiri. Presenter wanita akan sangat dibatasi dalam makan. Bahkan ada seorang presenter yang sehari hanya dibolehkan makan selembar roti tawar agar tidak mengalami masalah berat badan. Kasus ketiga, adanya diskriminasi gender yakni lebih banyaknya guru perempuan namun, yang menjadi kepala sekolah tetap guru laki-laki karena jika guru perempuan menjadi kepala sekolah pekerjaannya akan terbagi-bagi dengan pekerjaan rumah tangga seperti mengurus anak dan suami. Dari ketiga kasus tersebut dapat di simpulkan bahwa adanya bentuk-bentuk ketidakadilan gender. Dari kasus pertama masuk kedalam kekerasan (violience) terhadap perempuan yakni kekerasan seksual oleh buruh pabrik perempuan. Kasus kedua dan ketiga masuk kedalam stereotip yaitu adanya pandangan bahwa profesi yang ada di dunia industri media yang dapat dilihat ditelevisi harus menjaga keindahan tubuh. Dan juga adanya pandangan dari masyarakat bahwa perempuan tidak pantas menjadi pemimpin di sebuah kantor atau instansinya

yang pantas memimpin yaitu seorang laki-laki, karena kodrat perempuan hanya mengurus rumahtangganya bukan yang lainnya, itulah stereotip dari masyarakat. Sumber: 1. Astuti, Tri Marhaeni Pudji. 2011. Konstruksi Sosial. Semarang: Unnes Press

Gender

Dalam

Realitas

http://blog.unnes.ac.id/aenunanisastuti/2017/10/14/ketidakadilangender/

8

Related Documents

Integrasi Ekonomi.docx
November 2019 31
Integrasi Nasional.docx
April 2020 23
Integrasi Panas.docx
November 2019 22
Integrasi Sosial.docx
June 2020 22
Integrasi Nasional.pptx
December 2019 25

More Documents from "Rifky Septianto"

Refrat Saraf Bss.docx
October 2019 33
Integrasi Sosial.docx
June 2020 22
Definisi
June 2020 45