INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) Oleh : Dita Ayulia Dwi Sandi, M.Sc.,Apt.
DEFINISI • Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat. • ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. • ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau ISPA berat, dapat menjadi pneumonia.
DEFINISI ✤Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. ✤Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia. ✤Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. ✤Infeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis.
SISTEM RESPIRASI
OTITIS MEDIA Pengertian
Bakteri penyebab
Peradangan pada 1. Streptococcus telinga tengah, pneumoniae terbagi menjadi : (35%) 1. Otitis media 2. Haemophilus akut influenzae (25%) 3. Moxarella catarrhalis 2. Otitis media (10%) efusi
Gejala
Faktor resiko
1. Abnormalitas anatomi 2. Musim dingin 3. Pembesaran tonsil 4. Down syndrome 5. ISP di keluarga Adanya cairan di rongga telinga bagian 6. Ras kulit putih tengah tanpa disertai 7. Menderita tanda peradangan infeksi pertama akut Infeksi ini banyak menjadi problem pada pada Otitis usiamedia muda bayi dan anak-anak.
1. Otalgia 2. gangguan pendengaran 3. demam 4. gelisah 5. otorrhea 6. iritabilitas 7. kurang istirahat 8. nafsu makan turun 9. leukositosis
mempunyai puncak insiden pada anak usia 6 bulan-3 tahun dan diduga penyebabnya adalah obstruksi tuba
2.3.1.OUTCOME 2.3. TERAPI Tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi nyeri, eradikasi infeksi, dan 2.3.1.OUTCOME mencegah komplikasi. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi nyeri, eradikasi infeksi, dan
Terapi Causal
mencegah komplikasi. 2.3.2.TERAPI POKOK Terapi otitis media akut meliputi pemberian antibiotika oral dan tetes bila 2.3.2.TERAPI POKOK disertai pengeluaran sekret. Lama terapi adalah 5 hari bagi pasien risiko Terapi otitis media akut meliputi pemberian antibiotika oral dan tetes bila rendah (yaitu usia > 2 th serta tidak memiliki riwayat otitis ulangan disertai pengeluaran sekret. Lama terapi adalah 5 hari bagi pasien risiko ataupun otitis kronik) dan 10 hari bagi pasien risiko tinggi. Rejimen rendah (yaitu usia > 2 th serta tidak memiliki riwayat otitis ulangan antibiotika yang digunakan dibagi menjadi dua pilihan yaitu lini pertama ataupun otitis kronik) dan 10 hari bagi pasien risiko tinggi. Rejimen dan kedua. Antibiotika pada lini kedua diindikasikan bila: antibiotika yang digunakan dibagi menjadi dua pilihan yaitu lini pertama - antibiotika pilihan pertama gagal dan kedua. Antibiotika pada lini kedua diindikasikan bila: - riwayat respon yang kurang terhadap antibiotika pilihan pertama - antibiotika pilihan pertama gagal - hipersensitivitas - riwayat respon yang kurang terhadap antibiotika pilihan pertama - Organisme resisten terhadap antibiotika pilihan pertama yang - hipersensitivitas dibuktikan dengan tes sensitifitas - Organisme resisten terhadap antibiotika pilihan pertama yang - adanya penyakit penyerta yang mengharuskan pemilihan antibiotika dibuktikan dengan tes sensitifitas pilihan kedua.
-
adanya penyakit penyerta yang mengharuskan pemilihan antibiotika
eatment ses side
n ages 6 this age nths old, dvisable timicrose these nt bacteate pain strongly e symp11 If no started. mmend
mastoidintibiotic s in the delayed and the
TABLE 112-3 Acute Otitis Media Treatment Recommendations First Line
Penicillin Allergy
Treatment Failure
Amoxicillin high dose 80–90 mg/kg/day divided twice daily
Non–type I: Cefdinir 14 mg/kg/day once or twice daily Cefuroxime 30 mg/kg/ day divided twice daily Cefpodoxime 10 mg/kg/ day once daily Cefprozil 30 mg/kg/day divided twice daily Type I: Azithromycin 10 mg/kg/ day 1, then 5 mg/kg/ day for days 2–5 Clarithromycin 15 mg/ kg/day divided twice daily
Amoxicillin-clavulanatea
If severe symptoms (severe otalgia and temperature above 39°C [102.2°F]) Amoxicillin-clavulanatea
Ceftriaxone 50 mg/kg/ day IM/IV for 3 days
Alternatives: Clindamycin 30–40 mg/ kg/day in 3 divided doses Tympanocentesis
dlm 1-2 dosis
Terapi Simptomatis Dewasa: 2 x 200mg
2.3.3.
TERAPI PENUNJANG Terapi penunjang dengan analgesik dan antipiretik memberikan
kenyamanan
khususnya
pada
anak.
Terapi
penunjang
lain
dengan
menggunakan dekongestan, antihistamin, dan kortikosteroid pada otitis media akut tidak direkomendasikan, mengingat tidak memberikan keuntungan namun justeru meningkatkan risiko efek samping . 21 Dekongestan dan antihistamin hanya direkomendasikan bila ada peran alergi yang
dapat
berakibat
kongesti
pada
saluran
napas
atas.
Sedangkan
kortikosteroid oral mampu mengurangi efusi pada otitis media kronik lebih baik daripada antibiotika tunggal. Penggunaan Prednisone 2x5mg selama 7 hari bersama-sama antibiotika efektif menghentikan efusi.11,12
Monitoring dan Evaluasi Terapi
Monitoring Gejala otitis media (setelah 24-72 jam)
Kemungkinan terjadi efusi (setelah 10 hari)
Evaluasi Jika demam/otalgia tetap/ kambuh setelah 3 hari terapi, maka dicurigai infeksi bakteri penghasil beta-laktamase Bila kambuh setelah 1 bulan yang disebabkan infeksi bakter yang sama Jika terdapat efusi hingga 3 bulan pertimbangkan untuk melakukan terapi tambahan
Plan Terapi dengan antibiotik tahan betalaktamase Amoksisilin dosis tinggi atau Antibiotik stabil betalaktamase 1. Teruskan amoksisilin 20 mg/kg/hari atau kortimoksazol 4/20 mg/ kg 2. Miringotomi dan penyisipan tuba timpanastomi
Sinusitis Definisi Infeksi disinus
Akut = s/d 4 minggu Kronik = 12 minggu
Bakteri penyebab 1. Streptococcus pneumoniae (30-40%) 2. Haemophilus influenza (20-30%) 3. Moxarella catharrhalis (12-20%) 4. Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus 5. Bakteri anaerob
Gejala 1. Keluarnya cairan kental berwarna kuning dari hidung 2. Sumbatan dihidung 3. Nyeri muka 4. Sakit kepala 5. Demam 6. Batuk 7. Nafsu makan turun 8. Malaise
dengan memilih preparat amoksisilin-klavulanat atau fluoroquinolon. 3.3.
Terapi
TERAPI
Tujuan Terapi : 3.3.1. OUTCOME Membebaskan
obstruksi,
mengeradikasi kuman.
mengurangi
viskositas
sekret,
dan
Terapi Causal
3.3.2. 3.3.2. TERAPI TERAPI POKOK POKOK Terapi meliputi pemberian pemberian antibiotika antibiotika dengan dengan lama lamaterapi terapi Terapi pokok pokok meliputi 10-14 bila menggunakan menggunakan azitromisin. azitromisin.Secara Secararinci rinciantibiotika antibiotika 10-14 hari, hari, kecuali kecuali bila yang pada tabel tabel 3.1. 3.1. Untuk Untuk gejala gejala yang yang menetap menetap yang dapat dapat dipilih tertera pada setelah antibiotika dapat dapat diperpanjang diperpanjanghingga hingga10-14 10-14hari hari setelah 10-14 10-14 hari maka antibiotika lagi. kompleks diperlukan diperlukantindakan tindakanoperasi. operasi. lagi. Pada Pada kasus yang kompleks
Terapi Simptom 3.3.3. PENDUKUNG 3.3.3. TERAPI TERAPI PENDUKUNG Terapi Terapi
pendukung
terdiri terdiri
dari pemberian pemberian analgesik analgesik dan dan dari
dekongestan. antihistamin dibenarkan dibenarkan pada pada sinusitis sinusitisyang yang dekongestan. Penggunaan antihistamin disebabkan oleh alergi disebabkan
47 47
, namun namun perlu perlu diwaspadai diwaspadai bahwa bahwaantihistamin antihistamin
akan mengentalkan mengentalkan sekret. akan sekret. Pemakaian Pemakaian dekongestan dekongestan topikal topikal dapat dapat mempermudah pengeluaran pengeluaran sekret, mempermudah sekret, namun namun perlu perlu diwaspadai diwaspadai bahwa bahwa pemakaian lebih dari lima pemakaian lima hari hari dapat dapat menyebabkan menyebabkan penyumbatan penyumbatan berulang. berulang.
TABLE 112-8 Approach to Treatment of Acute Bacterial Sinusitis
TABLE 112-9 Dosing Guidelines for Acute Bacterial Sinusitis Drug
Adult Dosage
Pediatric Dosage
Uncomplicated Sinusitis Uncomplicated sinusitis, penicillinallergic patient
Amoxicillin
500 mg three times daily
Low dose: 40–50 mg /kg /day divided in three doses High dose: 80–100 mg /kg /day divided in three doses 40–50 mg /kg /day divided in three doses High dose: can add 40–50 mg / kg /day amoxicillin 15 mg /kg /day divided in two doses 20 mg /kg /day divided in three doses 8 mg /kg /day in one dose or divided in two doses 14 mg /kg /day in one dose or divided in two doses 10 mg /kg /day in two divided doses (max: 400 mg daily) 15–30 mg /kg /day divided in two doses — 6–8 mg /kg /day trimethoprim, 30–40 mg /kg /day sulfamethoxazole divided in two doses 30–40 mg /kg /day divided in three doses 15 mg /kg /day divided in two doses 10 mg /kg day 1, then 5 mg/kg/ day x days 2–5 — — 50–75 mg /kg /day divided every 12–24 hours
Treatment failure or prior antibiotic therapy in past 4 to 6 weeks High suspicion of penicillin-resistant Streptococcus pneumoniae
Amoxicillin Non–immediate-type hypersensitivity: β-lactamase–stable cephalosporin Immediate-type hypersensitivity: Clarithromycin or azithromycin or trimethoprimsulfamethoxazole or doxycycline or respiratory fluoroquinolone High-dose amoxicillin with clavulanate or βlactamase–stable cephalosporin Second choice: respiratory fluoroquinolone High-dose amoxicillin or clindamycin Second choice: respiratory fluoroquinolone
Compiled from ref. 44, ref. 45, and ref. 47.
Amoxicillinclavulanate
Cefuroxime Cefaclor Cefixime Cefdinir Cefpodoxime
High dose: 1 g three times daily 500/125 mg three times daily High dose: 2 g/125 mg twice daily 250–500 mg twice daily 250–500 mg three times daily 200–400 mg twice daily 600 mg daily or divided in two doses 200 mg twice daily
bacterial sinusitis (Table 112–8). It is cost-effective in acute uncom250–500 mg twice daily plicated disease, and initial use of newer broad-spectrum agents is not Cefprozil 44,47,54,55 justified. If a patient is penicillin-allergic, trimethoprim-sulfaDoxycycline 100 mg every 12 hours methoxazole, doxycycline, azithromycin, or clarithromycin may be Trimethoprim160/800 mg every 12 used. There is concern, however, regarding increasing resistance to sulfamethoxahours trimethoprim-sulfamethoxazole and macrolides,45 as well as the high zole 150–450 mg every 6 failure rate of all these agents. In adults, a respiratory fluoroquinolone Clindamycin hours such as levofloxacin or gatifloxacin is an alternative in the penicillinClarithromycin 250–500 mg twice daily allergic patient. Use of fluoroquinolones also should be restricted, if possible, to those who have recently received antibiotics, those with Azithromycin 500 mg day 1, then 250 45,56 mg /day x days 2–5 severe disease, and those with drug-resistant S. pneumoniae. Fur500 mg daily thermore, gatifloxacin should no longer be used because of well- Levofloxacin Telithromycin 800 mg daily for 5 days documented hypoglycemia and hyperglycemia. If the penicillin Ceftriaxone 1 g daily allergy is not a true immunoglobulin (Ig) E-mediated reaction (e.g., hives or anaphylaxis), a second-generation cephalosporin is initially Compiled from Piccirillo,43 Scheid and Hamm,46 and ref. 47.
Monitoring : Gejala sinusitis setelah 14 hari
Faringitis Definisi
Bakteri penyebab
Gejala
1. Virus 1. Sakit tenggorokan Inflamasi faring dan jaringan limfoid sekitarnya 2. Bakteri grup A beta hemolytic (sore throat) akibat infeksi bakteri atau streptococci (Streptococcus 2. Disfagia (kesulitan virus pyogenes, Grup A Streptoccus/GAS)
menelan) 3. Demam 4. Pembengkakan kelenjar limfa (infeksi oleh GAS) 5. Malaise 6. Mual
TABLE 112-11 Modified Centor Criteria for Clinical Prediction of Group A Streptococcal Pharyngitis Criteria Temperature >38°C (100.4°F) Absence of cough Swollen tender anterior cervical nodes Tonsillar swelling or exudate Age 3–14 years 15–44 years 45 years or older Score ≤0 1 2 3 ≥4
Points 1 1 1 1 1 0 –1 Risk of streptococcal infection 1%–2.5% 5%–10% 11%–17% 28%–35% 51%–53%
The original Centor score applies to adults only. This modified version allows for age. Data from McIsaac WJ, Kellner JD, Aufricht P, et al. JAMA 2004;291:1587–1595.
terhadap golongan makrolida dan azalida, namun tidak terhadap Penicillin13 Amoksisilin-
Terapi
Anak: 40 mg/kg/hari terbagi dalam 3
4.3. clavulanat TERAPI acid
dosis
10 hari 10 hari
4.3.1. OUTCOME Tujuan Terapi
Dewasa: 3 x500 mg/2 kali sehari
Mengatasi gejala secepat mungkin, membatasi penyebaran infeksi Parenteral 1 x 1,2 juta 51 U i.m. serta membatasi komplikasi.
1 dosis
dengan 4.3.2. atau TERAPI POKOK tanpa oral Terapi antibiotika ditujukan untuk faringitis yang disebabkan oleh Sejumlah antibiotika terbukti efektif pada terapi faringitis oleh 20 mg/kg/hari terbagiuntuk dlm 2 dipastikan 4 hari penyebab Streptococcus GrupRifampicin: A, sehingga penting sekali Benzathine Streptococcus grup A, yaitu mulai dari Penicillin dan derivatnya, dosis dimulai. Terapi dengan antibiotika dapat dimulai faringitis sebelum penicillin G cefalosporin maupunterapi makrolida. Penicillin tetap menjadi pilihan karena
Terapi Causal
lebih dahulu disertai kecurigaan yangspektrum tinggi terhadap bakteri efektivitas danbila keamanannya sudah terbukti, sempit serta hargasebagai Benzathine
yang terjangkau. tempat yang dengan penyebab, sambil Amoksisilin menunggu menempati hasil pemeriksaan kultur.sama Terapi dini dengan
penicillin G with
penicilin, khususnya pada anak dan menunjukkan yang yang setara.cepat.13 antibiotika menyebabkan resolusi dari tandaefektivitas dan gejala
rifampin Lama dengan adanya antibiotika oral berikut: rata-rata selama 10 hari untuk Namunterapi perlu diingat 2 fakta memastikan eradikasi Streptococcus, kecuali pada azitromisin hanya 5 hari.
-
Faringitis oleh Streptococcus grup A biasanya sembuh dengan 13,32
Berikut ini adalah panduan pemilihan antibiotika yangterapi dapat suportif digunakan. Terapi faringitis non-streptococcus meliputi dengan
sendirinya, demam dan gejala lain biasanya menghilang setelah
Tabel 4.1 Antibiotika pada atau terapi Faringitisdisertai oleh karena menggunakan parasetamol ibuprofen, kumur Streptococcus menggunakan 3-4 hari meskipun tanpa antibiotika. Grup Agaram hangat atau gargarisma khan. Jangan menggunakan aspirin larutan
Terapi dapat ditunda sampai hari sejak tanda pertama Lini -anak-anak Penicilin G (untuk 1 xdengan 1,2 risiko juta9 U dosis pada karena dapat meningkatkan Reye’s 1Syndrome. 13 kali muncul dan tetap dapat mencegah komplikasi. pertama : pasien yang tidak i.m. Tablet hisap yang mengandung antiseptik untuk tenggorokan dapat pula disarankan.
dapat menyelesaikan
terapi
terhadap golongan makrolida dan azalida, namun tidak terhadap Penicillin13 4.3.
Terapi
TERAPI
4.3.1. OUTCOME Tujuan Terapi Mengatasi gejala secepat mungkin, membatasi penyebaran infeksi serta membatasi komplikasi.51 4.3.2. TERAPI POKOK Terapi antibiotika ditujukan untuk faringitis yang disebabkan oleh
Terapi simptom Streptococcus Grup A, sehingga penting sekali untuk dipastikan penyebab 4.3.3. TERAPI PENDUKUNG faringitis sebelum terapi dimulai. Terapi dengan antibiotika dapat dimulai
•
Analgesik seperti ibuprofen
lebih dahulu bila disertai kecurigaan yang tinggi terhadap bakteri sebagai
•
Antipiretik
•
Kumur dengan larutan garam, gargarisma khan
penyebab, sambil menunggu hasil pemeriksaan kultur. Terapi dini dengan antibiotika menyebabkan resolusi dari tanda dan gejala yang cepat.13
• Lozenges/ Tablet hisap untukberikut: nyeri tenggorokan. Namun perlu diingat adanya 2 fakta -
Faringitis oleh Streptococcus grup A biasanya sembuh dengan sendirinya, demam dan gejala lain biasanya menghilang setelah 3-4 hari meskipun tanpa antibiotika.
-
Terapi dapat ditunda sampai dengan 9 hari sejak tanda pertama kali muncul dan tetap dapat mencegah komplikasi.13
telithromycin) have demonstrated durations of 5 days to be effective. nsive. TABLE 112-13 Dosing Guidelines for Pharyngitis d that antimicroAdult Dosage Pediatric Dosage Duration p ADrug streptococcal VK 250 mg three or four times daily or 500 mg twice daily 50 mg/kg/day divided in three doses 10 days CLINICAL CONTROVERSY wasPenicillin later replaced Penicillin benzathine 1.2 million units intramuscularly 0.6 million units for weight <27 kg (50,000 units/kg) One dose other routes is Penicillin G procaine and benzathine mixture Not recommended in adolescents and adults units (benzathine One dose Although some clinicians propose short courses1.2ofmillion treatment for 0.9 million units, procaine 0.3 million units) her antibiotics to pharyngitis, confounding factors from these studies, such as lack Amoxicillin 500 mg three times daily 40–50 mg/kg/day divided in three doses 10 days that these agents of strict entry criteria or differentiation between new or failed Erythromycin 10 days usedEstolate in children mg/kg/day divided two to fourapplication times daily (max:of short Same asantibiotic adults infections,20–40 limit the widespread 59,64 1 g/day) of penicillin. courses at1 this time.59 As well, newer agents that have been studied Stearate g daily divided two to four times daily (adolescents, adults) — re common. in this fashion expensive and may be more Ethylsuccinate 40 mg /kgare /day more divided two to four times daily (max: 1 g/day) Same aslikely adults to lead 61 Cephalexin 250–500 orallyof fourtheir times daily 25–50 mg/kg/day divided in four doses 10 days acrolide such as to resistance in mg light broad spectra of activity. such Compiledas fromcephaBisno et al.,59 Bisno,61 and American Academy of Pediatrics.63 nsitivity) can be of pharyngitis to maximize bacterial eradication in potential for Recurrent Episodes PHARMACOLOGIC THERAPY TABLE 112-14 Antibiotics and Dosingepisodes nd■clarithromycarriers and to counter copathogens that produce β-lactamases.59,63,66 of Pharyngitis Because pain isgasoften the primary reason for visiting a physician, emphaause fewer Tables 112–13 and 112–14 outline dosing for acute and recurrent sis on analgesics such as acetaminophen and NSAIDs to aid in pain relief episodes ofPediatric pharyngitis. alosporins, such Drug Adult Dosage Dosage is strongly recommended.71 However, acetaminophen is a better option To date, no resistance of group A Streptococcus to penicillin has been alosporins, because theresuch is some concern that NSAIDs may increase fordivided 59,60,63,75,80 Clindamycin 600the mgrisk orally in 20 mg /kg /day three Macrolide resistance is low (>5%) reported in clinical isolates.in stable, havefasciitis/toxic been necrotizing shock syndrome. Toxic shock syndrome has 75–81 (max: two to four doses and is not widespread. divided doses There has been a report of an outbreak of been linked to group A streptococcal pharyngitis. Either systemic or s of documented macrolide-resistant group A streptococcal pharyngitis in the United 1.8 g /day) topical analgesics can be used, as well as antipyretics and other supportive ratesininthree New York City.80 Internationally, higher de resistance— Amoxicillin-clavulanate 500 mg twice daily States and increasing 40 mg/kg/day care, including rest, fluids, lozenges, and saltwater gargles. Symptoms 81 rates have also been reported, and as usage of macrolides increases, 60–62 xpression of the divided doses may resolve 1 to 2 days sooner with such interventions. these rates will continue to rise. There is concern that if macrolide use Penicillin benzathine 1.2 million units intramuscu- 0.6 million units for weight he bacterial cell), continues to increase, macrolide resistance rates also will increase.77,78 larly for one dose Consequently,<27 hAntimicrobial as telithromy- Therapy usekgof(50,000 newer units/kg) macrolides as first-line therapy is discourPenicillin benzathine As above As above aged in febrile patients with upper respiratory tract infections. Group A ons with a high Antimicrobial therapy decreases the duration of signs and sympwith rifampin Rifampin 20 mg/kg/day Rifampin dose same as Streptococcus resistance rates to tetracyclines and sulfonamides are high; by 1tototake 2 days.60,72 Therapy also decreases the severity of retoms unable use of these agents is no longer recommended.59 orally in two doses adults initiated within 2 to 3 days of onset in patients withdividedconsequently, insymptoms can be when given, The duration of therapy for group A streptococcal pharyngitis is 10 during last 4 days of treatproven59group A Streptococcus. Microbiologic eradication will occur anada. Amoxi60 days to maximize bacterial eradication.59 Short-course therapy has been in 48 to 72 hours, which aids in decreasing transmission. ment with penicillin advocated to help overcome compliance issues that lead to bacteriologic ed for recurrent treatment of pharyngitis should be limited to ! Antimicrobial 82
Bronkhitis Bronkhitis adalah kondisi peradangan
Penyebab bronkhitis akut umumnya virus
pada daerah trakheobronkhial.
seperti rhinovirus, influenza A dan B,
Peradangan tidak meluas sampai alveoli.
coronavirus, parainfluenza, dan respiratory
Bronkhitis seringkali diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bronkhitis akut mungkin terjadi pada
synctial virus (RSV). Ada pula bakteri atypical yang menjadi penyebab bronkhitis yaitu Chlamydia pneumoniae ataupun Mycoplasma pneumoniae yang sering dijumpai pada anak-
semua usia, namun bronkhitis kronik
anak, remaja dan dewasa. Bakteri atypical
umumnya hanya dijumpai pada dewasa.
sulit terdiagnosis, tetapi mungkin menginvasi
Pada bayi penyakit ini dikenal dengan
pada sindroma yang lama yaitu lebih dari 10
nama bronkhiolitis.
hari. Penyebab bronkhitis kronik berkaitan dengan
Bronkhitis akut umumnya terjadi pada
penyakit paru obstruktif, merokok, paparan
musim dingin, hujan, kehadiran polutan
terhadap debu,polusi udara, infeksi bakteri.
yang mengiritasi seperti polusi udara, dan rokok
Bronkhitis Tanda dan gejala : Batuk yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta biasanya disertai sputum. Rhinorrhea sering pula menyertai batuk dan ini biasanya disebabkan oleh rhinovirus. Sesak napas bila harus melakukan gerakan eksersi (naik tangga, mengangkat beban berat) Lemah, lelah, lesu Nyeri telan (faringitis) Laringitis, biasanya bila penyebab adalah chlamydia Nyeri kepala Demam pada suhu tubuh yang rendah yang dapat disebabkan oleh virus influenza, adenovirus ataupun infeksi bakteri. Adanya ronchii Skin rash dijumpai pada sekitar 25% kasus
Bronkhitis Terapi pokok Terapi antibiotika pada bronkhitis akut tidak dianjurkan kecuali bila disertai demam dan batuk yang menetap lebih dari 6 hari, karena dicurigai adanya keterlibatan bakteri saluran napas seperti S. pneumoniae, H. Influenzae.
Terapi pendukung
Stop rokok, karena rokok dapat menggagalkan mekanisme pertahanan tubuh Bronkhodilasi menggunakan salbutamol,
Untuk batuk yang menetap > 10 hari diduga
albuterol.
adanya keterlibatan Mycobacterium pneumoniae
Analgesik atau antipiretik menggunakan
sehingga penggunaan antibiotika disarankan.
parasetamol, NSAID.
Antibiotika yang dapat digunakan dengan lama
Antitusiv, codein atau dextrometorfan untuk
terapi 5- 14 hari sedangkan pada bronkhitis
menekan batuk.
kronik optimalnya selama 14 hari Pemberian antiviral amantadine dapat berdampak memperpendek lama sakit bila diberikan dalam 48 jam setelah terinfeksi virus influenza A. Untuk anak dengan batuk > 4 minggu harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut terhadap kemungkinan TBC, pertusis atau sinusitis.
Vaporizer
keterlibatan Mycobacterium pneumoniae sehingga penggunaan antibiotika disarankan. Untuk anak dengan batuk > 4 minggu harus menjalani
Bronkhitis
pemeriksaan lebih lanjut terhadap kemungkinan TBC, pertusis atau sinusitis. Pilihan Antibiotik
Tabel 5.1. Terapi awal pada Bronkhitis 28
Kondisi Klinik
Patogen
Terapi Awal
Bronkhitis akut
Biasanya virus
Lini
I: Tanpa antibiotika
Lini
II:Amoksisilin,amoksi-klav,
makrolida Bronkhitis Kronik
H.influenzae,
Lini
Moraxella catarrhalis, Lini S. pneumoniae
I: Amoksisilin, quinolon II:
Quinolon,
amoksi-klav,
azitromisin, kotrimoksazol
Bronkhitis Kronik dg s.d.a,K. Pneumoniae, Lini I: Quinolon komplikasi
P. aeruginosa, Gram Lini II: Ceftazidime, Cefepime (-) batang lain
Bronkhitis Kronik dg infeksi bakteri
s.d.a.
Lini
I:
parenteral,
Quinolon
oral
atau
Meropenem
atau
Ceftazidime/Cefepime+Ciprofloks asin oral.
Pneumonia Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Pneumonia menjadi penyebab kematian tertinggi pada balita dan bayi serta menjadi penyebab penyakit umum terbanyak Pneumonia dapat terjadi sepanjang tahun dan dapat melanda semua usia. Manifestasi klinik menjadi sangat berat pada pasien dengan usia sangat muda, manula serta pada pasien dengan kondisi kritis.
muda, manula serta pada pasien dengan kondisi kritis. 6.1.
TANDA
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
6.1.1. TANDA, DIAGNOSIS & PENYEBAB Tanda serta gejala yang lazim dijumpai pada pneumonia adalah demam, tachypnea, takikardia, batuk yang produktif, serta perubahan sputum baik dari jumlah maupun karakteristiknya. Selain itu pasien akan merasa nyeri dada seperti ditusuk pisau, inspirasi yang tertinggal pada pengamatan naik-turunnya dada sebelah kanan pada saat bernafas. Mikroorganisme
penyebab
pneumonia
meliputi:
bakteri,
virus,
mycoplasma, chlamydia dan jamur. Pneumonia oleh karena virus banyak dijumpai pada pasien immunocompromised, bayi dan anak. Virus-virus yang menginfeksi adalah virus saluran napas seperti RSV, Influenza type A, parainfluenza, adenovirus 28. Ditinjau dari asal patogen, maka pneumonia dibagi menjadi tiga macam yang berbeda penatalaksanaannya. 1.
Community acquired pneumonia (CAP) Merupakan pneumonia yang didapat di luar rumah sakit atau
KLASIFIKASI PNEUMONIA Jenis Pneumonia
Community acquired pneumonia (CAP)
Nosokomial acquired pneumonia (NAP)
Definisi
Merupakan pneumonia yang Merupakan pneumonia didapat di luar rumah sakit yang didapat selama atau panti jompo. pasien di rawat di rumah sakit.
Bakteri penyebab
1. Streptococcus pneumonia, H. influenzae, bakteri atypical, virus influenza, respiratory syncytial virus (RSV) pada dewasa 2. Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae, di samping bakteri pada pasien dewasa (pada anak-anak)
1. E.coli 2. Klebsiella sp, 3. Proteus sp. 4. Citrobacter sp., 5. Serratia sp., 6. Enterobacter sp.. 7. Pseudomonas aeruginosa Staphylococcus aureus k
Pneumonia aspirasi Merupakan pneumonia yang diakibatkan aspirasi sekret oropharyngeal dan cairan lambung. Pneumonia jenis ini biasa didapat pada pasien dengan status mental terdepresi, maupun pasien dengan gangguan refleks menelan. 1. kombinasi dari flora mulut dan flora saluran napas atas, yakni meliputi Streptococci anaerob. 2. Campuran antara Gram negatif batang + S. aureus + anaerob
Pilihan Terapi TABLE 111-9 Empirical Antimicrobial Therapy for Pneumonia in Adultsa Clinical Setting
Usual Pathogen(s)
Presumptive Therapy
Previously healthy, ambulatory patient Elderly
Pneumococcus, Mycoplasma pneumoniae Pneumococcus, gram–negative bacilli (e.g., Klebsiella pneumoniae); Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae Pneumococcus, H. influenzae, M. catarrhalis
Macrolide/azalide,b tetracyclinec Piperacillin–tazobactam, cephalosporin,d carbapeneme
Chronic bronchitis Alcoholism Aspiration Community Hospital/residential care Nosocomial pneumonia
Pneumococcus, K. pneumoniae, S. aureus, H. influenzae, possibly mouth anaerobes Mouth anaerobes Mouth anaerobes, S. aureus, gram-negative enterics Gram-negative bacilli (e.g., K. pneumoniae, Enterobacter species, Pseudomonas aeruginosa), S. aureus
Amoxicillin, tetracycline,c trimethoprim–sulfamethoxazole, cefuroxime, amoxicillin–clavulanate, macrolide/azalide,b fluoroquinolone Ticarcillin–clavulanate, piperacillin–tazobactam, plus aminoglycoside; carbapenem,e fluoroquinolone f Penicillin or clindamycin Clindamycin, ticarcillin–clavulanate, piperacillin–tazobactam, plus aminoglycoside Piperacillin-tazobactam, carbapenem,e or extended spectrum cephalosporing plus aminoglycoside; fluoroquinolone f
a
See section on treatment of bacterial pneumonia. Macrolide/azalide: erythromycin, clarithromycin, azithromycin. c Tetracycline: tetracycline HCl, doxycycline. d Cephalosporin: cefuroxime, ceftriaxone, cefotaxime. e Carbapenem: imipenem-cilastatin, meropenem. f Fluoroquinolone: ciprofloxacin, gatifloxacin, or levofloxacin. g Extended-spectrum cephalosporin: ceftazidime, cefepime. b
dent antimicrobials (e.g., aminoglycosides and fluoroquinolones), a peak drug concentration to pathogen MIC ratio >8 to 10 or ratio of pathogen MIC to antibiotic area under the curve >25 to 40 for grampositive pathogens and >100 for gram-negative pathogens correlates with bacteriologic cure. An understanding and application of these inherent drug characteristics appears to be of the utmost importance for the selection of an optimal therapeutic regimen. Thus, whenever possible, identification of the causative pathogen and expected/ defined antibiotic activity (e.g., MIC) is of paramount importance to
causes are relatively constant, even across geographic areas and patient populations. Unfortunately, pathogen resistance to standard antimicrobials is increasing (e.g., penicillin-resistant pneumococci), necessitating careful attention by the clinician to local and regional bacterial susceptibility patterns.73 Thus, whenever possible, initial therapy should be based on presumed antibacterial susceptibility and consist of older, less-expensive agents, with newer and more TABLE 111-11 Antibiotic Doses for Treatment of
with bacteriologic cure. An understanding and application of these Community-Acquired Pneumonia inherent drug characteristics appears to be of the utmost importance Tables 111–12 of and provide evidence-based guidelines for the selection an 111–13 optimal therapeutic regimen. Thus, whenever for 72 the treatment of community-acquired bacterial possible, identification of the causative pneumonia. pathogen and The expected/ defined antibiotic activity (e.g., MIC) is of paramount importance to Antimicrobial Therapy for Pneumonia in TABLE 111-10 Empirical the selection/design of the optimal antibiotic regimen.
bacterial susceptibility patterns.73 Thus, whenever possible, initial Daily Antibiotic Dose therapy should be based on presumed antibacterial susceptibility Pediatric Adult and consist of older, less-expensive agents, with newer and more
Pilihan Terapi Antibiotic Class
Pediatric Patientsa
Community-Acquired Age Usual Pathogen(s) Pneumonia Presumptive Therapy
Tables 111–12 Group and 111–13 provide evidence-based guidelinescephafor 1 month B streptococcus, HaemoAmpicillin–sulbactam, 72 b c the treatment of philus community-acquired bacterial influenzae (nontype-pneumonia. losporin The carbapenem able), Escherichia coli, Ribavirin for RSV Empirical Antimicrobial TABLE 111-10 Staphylococcus aureus, Liste-Therapy for Pneumonia in a Pediatric Patients ria, CMV, RSV, adenovirus 1–3 months Chlamydia, possibly Ureaplasma, Macrolide/azalide,d trimethoAge Usual Pathogen(s) Presumptive Therapy CMV, Pneumocystis carinii (afeprim-sulfamethoxazole 1 month Group streptococcus, HaemoAmpicillin–sulbactam, cephabrileB pneumonia syndrome) b c philus influenzae (nontypelosporin RSV Ribavirincarbapenem able), EscherichiaS.coli, Ribavirin for RSV penicilline or Pneumococcus, aureus Semisynthetic Staphylococcus aureus, Listecephalosporinf ria, CMV, RSV, adenovirus 3 months– Pneumococcus, H. influenzae, Amoxicillin or cephalosporinf 1–3 months Chlamydia, possibly Ureaplasma, Macrolide/azalide,d trimetho6 years RSV, adenovirus, parainfluenza Ampicillin–sulbactam, amoxiCMV, Pneumocystis carinii (afeprim-sulfamethoxazole cillin–clavulanate brile pneumonia syndrome) Ribavirin for RSV RSV Ribavirin d >6 years Pneumococcus, Mycoplasma Semisynthetic Macrolide/azalide Pneumococcus, S. aureus penicillinecephaor ff pneumoniae, adenovirus losporin, amoxicillin– cephalosporin clavulanate 3 months– Pneumococcus, H. influenzae, Amoxicillin or cephalosporinf 6 years
RSV, adenovirus, parainfluenza
Ampicillin–sulbactam, amoxi-
Macrolide
Antibiotic
(mg/kg/day)
Clarithromycin
15
(total dos
0.5–1 g 1–2 g 500 mg da day, then then Daily Antibiotic Dose 5 mg/kg/day × 250 mg/da Pediatric 4 days Adult days Antibiotic Class Antibiotic (mg/kg/day) (total dose/day) a Tetracycline Tetracycline HCl 25–50 1–2 g Oxytetracycline15 15–25 0.5–1 g 0.25–0.3 g Macrolide Clarithromycin Erythromycin 30–50 100–200 1–2 g 2–6 g Penicillin Ampicillin Azalide Azithromycin ×1 500 mg day 1, g Amoxicillin/ 10 mg/kg40–90 0.75–1 then amoxicillin– day, then b 5 mg/kg/day × 250 mg/day × 4 clavulanate 4 days200–300 days 12 g Piperacillin– a Tetracycline Tetracycline HCl 25–50 1–2 g tazobactam Oxytetracycline 15–25 Ampicillin– 100–200 0.25–0.3 g4–8 g Penicillin Ampicillin 2–6 g sulbactam 100–200 Amoxicillin/ 40–90 0.75–1 g Extended-spectrum Ceftriaxone 50–75 1–2 g amoxicillin– cephalosporins Ceftazidime 150 2–6 g clavulanateb Cefepime 100–150 12 g 2–4 g Piperacillin– 200–300 Fluoroquinolones tazobactam Gatifloxacinc 10–20 0.4 g Levofloxacin 100–20010–15 4–8 g 0.5–0.75 g Ampicillin– Ciprofloxacin 20–30 0.5–1.5 g sulbactam AminoglycosidesCeftriaxone Gentamicin 50–75 7.5 Extended-spectrum 1–2 g 3–6 mg/kg Tobramycin 150 7.5 cephalosporins Ceftazidime 2–6 g 3–6 mg/kg
Doses for Treatment of TABLE 111-11 Antibiotic Erythromycin 30–50 Bacterial Pneumonia Azalide Azithromycin 10 mg/kg × 1
CMV, cytomegalovirus; RSV, respiratory syncytial virus. Cefepime 100–150 2–4 g cillin–clavulanate a See section on treatment of bacterial pneumonia. Doses can be increased for more csevere disease and may require modification in patients Fluoroquinolones Gatifloxacin 10–20 0.4 g RibavirinNote for that RSVcephalosporins are not b Third-generation cephalosporin: ceftriaxone, cefotaxime, cefepime. dysfunction. d Levofloxacin 10–15 0.5–0.75 g >6 years Pneumococcus, Mycoplasma Macrolide/azalide cephaa Tetracyclines are rarely used in pediatric patients, particularly in those younger than 8 yea active against Listeria. f Ciprofloxacin 20–30 0.5–1.5 g c pneumoniae,meropenem. adenovirus losporin, amoxicillin– Carbapenem: imipenem–cilastatin, of tetracycline-induced permanent tooth discoloration. Aminoglycosides Gentamicin 7.5 (e.g., 90 mg/kg/day) 3–6ismg/kg d b Macrolide/azalide: erythromycin, clarithromycin/azithromycin.clavulanate Higher-dose amoxicillin, amoxicillin–clavulanate used for penicill e Tobramycin 7.5 3–6 mg/kg Semisynthetic penicillin: nafcillin, oxacillin. S. pneumoniae. CMV, cytomegalovirus; RSV, respiratory syncytial virus. f c Fluoroquinolones avoided in pediatric patients of the potential for cartilage a Second-generation cephalosporin: cefuroxime, cefprozil. See section on treatment of bacterial pneumonia. Doses can be increased forare more severe disease and may because require modification in patients with damag organ their use in pediatrics is emerging. Doses shown are extrapolated from adults and require furt bSee text for details regarding ribavirin treatment for RSV infection. Third-generation cephalosporin: ceftriaxone, cefotaxime, cefepime. Note that cephalosporins are not dysfunction.
Clinical Setting Outpatient Previously healthy No recent antibiotic therapy Recent antibiotic therapyb
Recent antibiotic therapy b Suspected aspiration with infection Influenza with bacterial superinfection Inpatient Medical ward No recent antibiotic therapy b Recent antibiotic therapy b
Intensive Care Unit (ICU) Pseudomonas infection is not an issue Pseudomonas infection is not an issue but patient has a β-lactam allergy Pseudomonas infection is an issue g
Pseudomonas infection is an issue but the patient has a β-lactam allergy
A macrolide a or doxycycline A respiratory fluoroquinolone c alone, an advanced macrolide d plus high-dose amoxicillin, or an advanced macrolide plus high-dose amoxicillin–clavulanate
An advanced macrolide d or a respiratory fluoroquinolone A respiratory fluoroquinolonec alone or an advanced macrolide plus a β-lactam e Amoxicillin–clavulanate or clindamycin A β-lactam e or a respiratory fluoroquinolone
A respiratory fluoroquinolone alone or an advanced macrolide plus a β-lactam f An advanced macrolide plus a β-lactam or a respiratory fluoroquinolone alone (regimen selected will depend on nature of recent antibiotic therapy) A β-lactam f plus either an advanced macrolide or a respiratory fluoroquinolone A respiratory fluoroquinolone, with or without clindamycin Either (a) an antipseudomonal agent h plus ciprofloxacin, or (b) an antipseudomonal agent plus an aminoglycoside plus a respiratory fluoroquinolone or a macrolide Either (a) aztreonam plus levofloxacin or (b) aztreonam plus moxifloxacin or gatifloxacin, with or without an aminoglycoside
Lower Respiratory Tract Infections
Comorbidities (chronic obstructive pulmonary disease, diabetes, renal or congestive heart failure, malignancy) No recent antibiotic therapy
Empirical Therapy
Pilihan Terapi
CHAPTER 111
TABLE 111-13 Initial Evidence-Based Empirical Therapy for Suspected Bacterial Community-Acquired Pneumonia