ILMU KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN DISTOKIA
Berikut ini merupakan presentasi, posisi, dan postur pada sapi yang mengalami partus dengan dengan normal . Presentasi : logitudinal - anterior/cranial Posisi : dorsosacral Postur : kepala dan extremitas kaki depan mengalami extensor dan menarah ke saluran lahir (vagina dan vulva)
Berikut ini merupakan gambaran salah satu kasus distokia dimana salah satu extremitas kaki depan fetus mengalami extensor ke arah caudal dari fetus.
Presentasi : Longitudinal anterior Posisi : Dorso sacral Postur : Unilateral shoulder flexion posture Penanganan : langkah pertama apabila kepala dan salah satu extremitas kaki depan dari fetus mengarah kedepan yang harus dilakukan yaitu memegang atau mengikat dengan tali kaki depan yang mengarah ke saluaran lahir dan salah satu tangan dari petugas dimasukan kedalam uterus melalui per-vagina .hal ini berfungsi untuk memastikan presentasi, posisi, dan postur dari fetus.
Langkah kedua setelah melakukan pemeriksaan per-vagina yang di mulai dari kepala hingga extremitas kaki belakang. Petugas melakukan dorongan kecil pada fetus yang berfungsi untuk memberi ruang (repulasi) agar menemukan kaki depan dari fetus. Tangan petugas dapat mencari extremitas kaki depan yang mengalami extensor ke arah caudal dari fetus. Dapat di singkat bahwa tahap ini adalah pemeriksaan. Langkah ketiga tangan petugas menggenggam regio tibia dari extremitas kaki depan yang mengalami extensor dan mengaran mendekati tubuh sehinga kaki fetus mengalami fleksor. Hal ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai pelvis dari induk karna dapat menimbulkan syok dari induk.
Langkan keempat setelah kaki depan mengalami fleksor, kemudian kaki tersebut di tarik menuju saluran lahir. Dengan hati-hati kaki tersebut kembali di luruskan (extensor) sehingga menampakan postur yang normal dengan kepala dan seluruh extremitas kaki depan mengarak ke saluran lahir. Dalam melakukan extensor metacarpal dan digiti di lipat (fleksor) agar tidak menyentuh pelvis. Langkah kelima kedua kaki ditarik dengan perlahan mengikuti kontraksi dari uterus. Apabila induk mengalami inersia uteri maka dapat dilakukan mekanisme tarik paksa yang dilakuakan dengan hati-hati agar fetus keluar dalam keadaan hidup.