Ssp_nan_1.pdf

  • Uploaded by: jino potchu
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ssp_nan_1.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,377
  • Pages: 82
FARMAKOLOGI VETERINER I FA K U LTA S K E D O K T E R A N H E WA N 2017

DRH. NEMAY ANGGADEWI NDAONG.,M.SC

OBAT YANG BEKERJA PADA SSP Selayang Pandang Anatomi dan Fisiologi

ANATOMI

HYpothalamus • Sebagai pengatur napsu makan dan sensasi lapar. • Fungsi lainnya adalah mengatur siklus tidur-istirahat • Mood dan motivasi • Sexual maturasi • Temperature regulasi • Hormonal body processes

SYARAT OBAT YANG BEKERJA PADA SSP

JENIS-JENIS NEUROTRANSMITTER • Merupakan zat kimia yang berkomunikasi dan memberi informasi dari satu sel ke sel yang lain. • Neurotransmitter yang ditemukan berbeda dalam bagian atau daerah otak yang berbeda. • Neurotransmitter berfungsi membedakan fungsi dari berbagai jaringan otak.

• • • • • • • • •

Acetylcholine Dopamine Epinephrine Norepinephrin e GABA Serotonin Glutamate Substance P Endorphin

KLASIFIKASI OBAT YG BEKERJA PADA SSP

Depresan - Menekan SSP - Mengurangi aktifitas fungsional tubuh

Stimulan - Merangsang SSP meningktakan fungsional tubuh

KLASIFIKASI OBAT YG BEKERJA PADA SSP

Depresan - Sedativa - Anestetika umum - Relaksan otot yg bekerja sentral - Antikonvulsan - Anageltika

stimulan - Analeptika

AKSI OBAT PASA CNS 1. Meningkatkan aksi potensial Meningkatkan pelepasan transmiter eksitatorik 2. Memblokir aksi potensial Meningkatkan pelepasan transmiter inhibitorik

3. Memodifikasi metabolisme/pelepasan transmiter 4. Mempengaruhi jalur biokimia Perubahan interkasi transmiter reseptor

DEPRENSANSIA Sedativa : obat yang menyebabkan ketenangan dan mengantuk. Umumnya menurunkan suhu tubuh Digunakan sebagai premedikasi, menurunkan dosis anestetika parenteral hingga 20 – 50 % (tergantung spesies

Tujuan penggunaan sedativa: a. Menjinakkan (quietening) hewan, b. Memodifikasi perilaku --mengurangi aktifitas motorik dan menurunkan kesiagaan (acuh) c. Memfasilitasi penanganan dan transport binatang

PENGGOLONGAN SEDATIVA

Sedativa

Transquiliser

Hipnotika

i. Sedativa tranquilizer  Menyebabkan hewan tenang (efek sedasi), Dosis besar tidak menyebabkan efek menghilangkan kesadarah  umumnya digunakan untuk keperluan transportasi dan restrain.

ii. Sedativa hipnotika  Sedativa klasik.  Golongan obat depresan SSP yg relatif tidak selektif, mulai ringan yaitu: menyebabkan kantuk, menidurkan, hingga yang berat ( dengan dosis besar --hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati.

SEDATIVA TRANQUILIZER

Tranquilizer

Golongan Phenothiazine/Fenotiazin

Golongan Butifenon

SEDATIVA TRANQUILIZER Golongan phenothiazine/fenotiazin Chlorpromazine Promazine Acepromazine Trimeprazine

Golongan Butifenon: Droperidol Azaperone

SEDATIVA HIPNOTIKA Golongan AGONIS Α2 ADRENOCEPTO R Xylazine Detomidine Medetomodine Romifidine

Golongan Benzodiazepine Diazepam Midazolam Maleate Chlordiazepine Antagonis

I. GOLONGAN PHENOTHIAZINE/FENOTIAZIN • Bekerja pada reseptor dopamine (katekolamine) pada SSP • Konsentrasi tertinggi terdapat pada basal ganglia dan system limbik. • Kekurangan dopamine: dysfungsi system neuroanatomikal, ex: parkinson pada manusia dan katalepsy pada hewan model

• Efek farmakologi: - Golongan obat ini secara umum, memiliki potensi aksi sedasi dengan mendepres batang otak dan mendepres cerebral kortek - Menurunkan aktifitas motorik spontan oleh hewan

- Dosis tinggi, menyebabkan efek kataleptik, dengan efek samping: a. Rigidity b. Tremor c. akinesia

• Kontraindikasi : golongan phenothiazine/fenotoazin kontraindikasi dengan prosedur anestesi epidural karena dapat menyebabkan potensi hypotensif pada arteri.

1. CHLORPROMAZINE HCL/ CPZ - Berinteraksi dengan reseptor dopamine dan norepinerphin - Efek farmakologi : mempengaruhi dengan cara memblok adrenergik sehingga menghasilkan efek antihistaminik dan antispamodik

- Pada anjing dan tidak pada kucing: CPZ efektif sbg antiemetik sebab CPZ menurunkan chemoreseptor trigger zone yang berpusat pada batang otak. Dosis 0.5 mg/Kg diberikan secara parenteral

Pada kucing : dengan penggunaan dosis tinggi menyebabkan tremor, lethargy, relaksasi spinter, diare, dan rigidity. Apabila tanpa penanganan , efek rigidity dapat terjadi selama 10 hari, dan kucing dapat pulih kembali secara normal -

- CPZ pada kuda : efek tidak berlangsung lama (hanya beberapa menit) yaitu tenang beberapa saat. CPZ pada babi : aktifitas antisekretori pada traktus GI dengan menghambat aktivitas intraseluler calmodulin pada babi yang terpapar toksin E. Coli

• Cara pemberian: a. IM (kontraindikasi sebagai premedikasi pada kelinci b. IM diberikan secara perlahan-lahan sebab dapat memicu iritasi. CPZ dapat memicu myositis, nyeri, kemerahan, muscular athrophy dan paralysis c. IV (direkomendasikan)

• Metabolisme : CPZ dimetabolisme secara lambat, waktu paruh (half life) 6 jam, residu obat ditemukan dalam air susu (kambing) dan protein plasma (khusus pada kuda

• Penggulangan penggunaan CPZ pada tikus dapat memicu terjadi toksisitas seperti pada gejala klinis toksisitas yang disebabkan parathion ( pestisida organophosphat) atau mirip gejala parkinson pada manusia

• Kontraindikasi : a. Pada kuda : tidak untuk transportasi melalui udara b. Penggunaan CPZ tidak untuk pasien pada penyakit kardiak

c. Penggunaan obat ini, tidak untuk hewan dengan tujuan penggemukan (hewan konsumsi manusia). d. Tidak direkomendasikan untuk hewan dengan tujuan breeding

2. PROMETAZINE  FDA : obat ini khusus digunakan pada anjing, kucing dan kuda. Reseptor kerja :dopamine

Walaupun pada awalnya digunakan pada hewan domestik, primata dan rodentisia laboratorium. Tidak dapat diberikan pada hewan dengan tujuan dikonsumsi oleh manusia

• Cara pemberian : a. IV (efek obat muncul 5 menit pasca pemberian obat) b. IM (efek obat muncul 20-30 menit pasca pemberian) • Kontraindikasi : sama seperti CPZ

• Obat ini bekerja memblokir reseptor H1(antihistamin 1) yang otak, retina, medula adrenal, pembuluh darah otak, limfosist, otot polos saluran nafas, saluran cerna)

• Penggunaan klinik : a. Preanestesi agen dalam memberikan efek sedasi dengan waktu induksi yang pendek. b. Agen antiemetik : dapat diulang dengan interval 4-6 jam c. Hewan : (ES) gejala manifestasi tingkah laku yang berhubungan dengan sistem saraf

d. Handling hewan : tujuan diagnosis melalui radiography e. Kucing : 1. Lebih direkomendasikan sebab efek arterial hypotensi dan efek cardivaskular lebih rendah dibandingkan CPZ. 2. Dapat dikombinasi dengan ketamine

f. Kuda: 1. Direkomendasikan IV dibandingkan IM 2. Direkomendasikan treatment tetanus pada kuda dengan efek yang ditimbulkan melalui stimulasi jalur saraf pada extrapyramidal, namum karena induksi aksinya singkat, penggunaan obat ini untuk khasus tetanus digantikan dengan diazepam

3. Digunakan dalam menfasilitasi operasi dental 4. Treatmen kolik pada kuda g. Sapi: digunakan pada saat non laktasi dan sapi potong tetapi minumum penggunaan obat ini 72 jam sebelum di sembelih.

h. Hewan lab: dapat dikombinasikan dengan ketamine i. Hewan exotik : sedasi pada beruang

3. ACEPROMAZINE MALEATE (APZ) * Nama lain acetylpromazine * FDA : anjing, kucing dan kuda * Efek penggunaan APZ pada anjing dapat menurunkan tekanan darah 3 menit setelah pemberian 1 mg/kg melalui injeksi IM, setelah 2 jam terjadi peningkatan kembali tekanan darah dan bertahan selama 1.5 jam

* Bekerja pada reseptor epinerphin dengan memblok atau mencegah arytmia dan aksi fiblatory ventrikular * Reseptor dopamine * Kuda : APZ menurunkan tekanan jantung, * menghasilkan sedasi ringan hingga moderat

* tidak ada efek analgesik * memiliki efek : Antiemetic, antispasmodic

Penggunaan Klinik : a. Handling dan restrain hewan b. APZ : diberikan secar oral, IM dan IV baik dosis tunggal atau dikombinasikan dengan ketamine, atropin dan kloral hidart

* Tidak dapat dikombinasikan dengan diazepam, glycopirrolate * Dosis anjing – premedikasi 0.03-0.05 mg/Kg (IM) - restraint/ sedasi : 0.025 -0.2 mg/Kg * kucing – restraint 0.05- 0.1 mg/Kg (IV)

* Toksisitas: pada hewan besar— protrusion penis (memanjangnya penis pada kuda) dan prolaps pada membran nictitans pada kuda dan anjing Rasio potensi promazine: chlorpromazine: acepromazine 1: 13 :30. dengan rute pemberian (IV, IM) dan Oral

* APZ tidak direkomendasikan opda hewan konsumsi karena berpotensi resiko untuk terjadinya residu dalam danging dan pruduk susu * Kematian dapat terjadi pada sapi dengan penggunaan APZ utk transit jarak jauh dengan kondisi lingkungan (perpindahan dari daerah bersuhu dingin ke panas, tanpa diberi pakan dan minum)

4. TRIMEPRAZINE TATRATE * Nama lain : Temaril * Memiliki efek sedasi dan juga efek antipruritus, antitusive dan antihistamin * Penggunaan Klinik : a. Kombinasi dengan pednisolone (gabungan dalam tablet ) diberikan pada anjing (nama obat paten Temaril _P)

digunakan untuk treatment pruritus, menurunkan reaksi inflamasi yang berhubungan dengan gangguan integumen termasuk eczema, otitis dan dermatitis alergi. * Khusus digunakan pada kasus Kennel cough dan bronkitis

II. GOLONGAN BUTYROPHENONE * Agen neuroleptik mirip dengan phenothiazine, dengan reseptor kerja utama pada memblok reseptor dopamine * Umumya efek samping lebih rendah

daripada phenotiazine * Lebih poten (droperidol 3000x lebih kuat dari prometazine

* kerja reseptor dengan afinitas lebih

selektif yaitu pada D2 dopamine reseptor, sedangkan phenothiazine pda reseptor D1 dopamnine.

1. DROPERIDOL/ DEHIDROBENZPERIDOL • Droperidol 400 kali lebih aktif dibandingkan chlorpomazine, dan 10 kali dibandingkan haloperidol pada anjing. • Reseptor : menghambat reseptor dopamine • Kontraindikasi : gangguan cardiovaskuler, karena dapat menyebabkan kolaps • Efek : antiemetik

CONT… - Digunakan untuk keracunan Zinc - Rekomendasi : rute SC pd hewan kecil,, tdk utk rute PO - Hewan keil, bangsa rodent, unggas, kuda - Kinetik: absorbsi secara baik setelah injeksi IM/SC, didistribusi melalui cairan extraceluler, diekresi melalui ginjal - Efek samping: toksisitas renall (renal tubular necrosis), ttp pada anjing depresi, vomitus, diare

2. AZAPERONE  Digunakan

untuk khusus angsa dan hewan

liar  tranqualizer sedasi (lebih kecil efeknya dari phenothiazine), aktivitas anti-emetik, menurunkan aktivitas motorik dan menghambat CNS katekolamin (dopamine, norepinerphin)  Relatif tidak toksik, karen bersifat short-acting cepat didetoksifikasi dan dieliminasi

• penurunan tekanan darah arteri pada babi setelah injeksi IM, didertai dengan kemerahan pada kulit • Azaperone dapat digunakan sebagai pencegahan hyperthrimia akibat induksi halotan

• Penggunaan Klinik: a. Azaperone digunakan utk mencegah stress dan agresivitas pada angsa akibat perkelahian. b. Babi : mencegah dan menurunkan tingkat mortality pada babi akbiat mis-treamnet pada anak babi

c. Bedah minor atau mayor sebagai anestesi lokal, regional dan umum

- Kinetik : onset kerja 5-10 menit pasca injeksi, efek maksimal terjadi 30 menit, durasi aksi 2-3 jam pada babi muda dan 34 jam pada angsa tua - Kontraindikasi : IV

CONT… - Interaksi obat : depres CNS (barbiturat, nakotin - Dosis : a. angsa– preranestesi: 2-4 mg/Kg—IM b. mengurangi keagresifan: 2.5 mg/Kg c. Penanganan mobilisasi : 5-10 mg/Kg

SEDATIVA HIPNOTIKA AGONIS ΑLFA 2 ADRENERGIC * Merupakan obat sedasi yang juga memiliki efek analgesia dan relaksasi muskarinik. * α2 adrenoseptor diidentifikasi ada organ cardiovaskular, respirasi, renal, endokrin, GI, haematologi dan CNS

- Memiliki efek bradikardia, hipotensi, relaksasi muskulus gastro intestinal, menurunkan motilitas g.i dan salivasi, menurunkan sekresi asam lambung, hormon insulin, renin dan ADH menyebabkan diuresis dan hiperglisemia. - Demotidin: lebih poten, durasi lebih lama ( 4 jam , xylaxin kurang dari 10 menit)

XYLAZINE * secara farmakologi, xylazine digolongkan dalam kelas analgesik, walaupun memiliki efek sedativ dan relaksan otot * Xylazine bukan agen neyroleptik atau tranqualiser atau agen anestetik *

- Digunakan sebgai obat sedatif dan analgesik, antiemetic pada kucing - Anjing, kucing, kuda, kambing, kecuali babi - Efek samping umum pada hewan: tremor muscle, bradikardia, penurunan rate respirasi, terkadang disertai bload pada domba

• Xylazine sebagai α2 agonis, bekerja dengan mempengaruhi SSP melalui aktivasi stimulan dari α aadrenoseptor. • Menurunkan perubahan pada saraf sympatik dan menurunkan pelepasan dopamine pada reseptor nonepinerphin

- Pemberian bersama- sama dengan pethidine, morphine atau methadone dapat menyebabkan efek sedasi yang hebat

- Absorbsi secara cepat setelah injeksi IM, terjadi bioavaibilats yng berbeda (kuda 4048%, kambing 17- 73% dan 52-90% pada anjing)

- Kuda, onset kerja obat 1-2 menit setelah injeksi IV dengan durasi 3-10 menit (digunakan sebagai bedah minor), rekoveri time 2-3 jam - Anjing dan kucing, IM atau SC onset kerja obat 10 -15 menit dan 3-5 kalau IV

• Penggunaan klinik: a. Babi : xylazine-ketamine kombinasi terkadang dipakai untuk babi, tetapi keamanan dan efikasi kedua obat tersebut, masih belum bisa dipastikan!

b. Kambing : dosis 0.1 mg/kg (IV) dapat menimbulkan efek sedasi selama 30 -35 menit, kombinasi dengan ketamine + menginduksi anestesi c. Hewan Lab: kombinasi Xylazine dan ketamine pada tikus dan kelinci menginduksi anestesi short-term

d. Avian dan hewan exotik : dosis 1-2 mg/kg (IM) digunakan sebagai restrain, dosis diatas 5 mg/Kg menimbulkan depresan pada SSP

- Antidota xylazine : yohimbin, atipamazole, tolazoline - Dosis : anjing 1.1 – 2.2 mg/Kg, IM/SC kucing 1.1 – 2.2 mg/Kg, IM/SC emetic 0.44 mg/Kg kuda 1.1 – 2.2 mg/Kg IM kambing 0.10 – 0.33 mg/Kg IM

DETOMIDINE HYDROCHLORIDA - Utama digunakan pada kuda - Digunakan sebagai sedativa analgesik - Lebih poten dibandingkan xylazine - Detomidine menginduksi efek cardivaskular dengan menurunkan kontraktilitas , bradikarida dan penurunakan tekanan darah setelah injeksi IV

- Kontraindikasi : respiratory disease dan chonic renal failure - Cauntion : stress pada temperatur tinggi, suspek colic, sakit pada bagian abdominal - Efektif sebagai preanestesi pada kuda dan sapi dengan kombinasi ketamine

- Efek samping: penurunanan tekanan darah, bradikardia - Dosis : 0.02 – 0.04 mg/Kg (IV atau IM) analgesik - Sakit abdominal : 0.01- 0.02 mg/ Kg - burung : 0.03 – 0.06 mg/Kg

2. GOLONGAN BENZODIAZEPINES - Agen anxiolytic, antiepilepsi, sedativa-anastetika dan muskulorelaksan. - golongan ini menguatkan ibhibisi yang diperantarai GABA pada CNS - yang temasuk dalam golongan ini: diazepam, midazolam, zolasazepam - Benzodiazepine memodulasi reseptor GABA

- Diazepam:

sebagai sedativa, premedikasi sebalum ketamin (pada anjing greyhoud kontraindikasi, eksitasi CNS) - Zolazepam: kombinasi dengan tiletamin - Climazolam : premedikasi hewan besar

DIAZEPAM • berfungsi dalam relaksasi otot, antikonvulasan, hypnotik, dan anxiolytic • diazepam mempengaruhi sistem neurotrasmiter acetylcholine, katekolamine, serotonin, GANA • menimalis efek pada system cardiovaskular dan efek depresan pada respirasi

• Penggunaan Klinik: a. Anjing dan kucing : efek sedasi b. Babi : agen tranqualiser c. Sapi : sedasi, dan dapat menstimulus nafsu makan

STIMULAN PSIKOMOTORIK (SSP) 1. Methylphenidate - Sama seperti amphetamine yang digunakan untuk treatment cataplex/narcolepsy atau hyperkenesis/hiperaktivitas pada anjing - Pada anjing: agresifitas tinggi

- Inteakasi obat semakin baik bila dikombinasikan dengan phenobarbital - USA – kontrol anjing jalanan (termasuk dalam kelas II)

- Efek stimulus pada CNS dan sistem respirasi yg sama dengan amphetamine, menjelang sadar memiliki aktivitas simpatomimetik

- Dosis normal, memiliki efek yg kecil pada cirkulasi perifer - Pd anjing kinetik blm diteliti - Pada mc, cepat diabsorbsi– tractus GI (makanan absorbsi) puncak kerja obat 2 jam, diekresi melalui urin

- Dosis : - Anjing : small dog : 5 mg PO q 12 h Large dog: 20- 40 mg PO q 12 h

DOXAPRAM - Digunakan sebagai stimulas CNS terutama untuk respirasi setelah anestesi - Kontraindikasi: obstruksi saluran nafas, pneumotorax, ashma akut, dyspnea

- Efek stimulansia pada respirasi dan refleks aktivasi carotid dan kmeoreseptor aorta, meningkatkan aksigen pada arteri

- Onset efek kerja mulai 2 menit setelah injeksi IV, diekresi lewat urin 24- 48 jam

- Indikasi : anjing, kucing dan kuda - Pada anak anjing dan anak kucing untuk menstimulus pernapasan setelah bedah caesar - Toksisitas: tdk pada hewan bunting - dosis: 1- 5 mg/kg IV

AMPHETAMINE - Menyebabkan ketergantungan - Kinetika: melepaskan penyimpanan intraseluler katekolamine, terutama pada serebrospinal, korteks brainteam dan medulla ----- tingkat kewaspadaan meningkat, dan terjadi penurunan kelelahan

OBAT STIMULAN BAHAN ALAM 1. Methylxanthine a. Teofilin ---- ditemukan alami pada teh b. Theobromin--- ditemukan alami pada kokoa c. Kafein– ditemukan alami pada kopi 2. Nikotine– ditemukan alami pada tembakau 3. Cocaine

More Documents from "jino potchu"