Ilmia Nurwahidah-fkik.pdf

  • Uploaded by: dhea handyara
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ilmia Nurwahidah-fkik.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 33,317
  • Pages: 220
i

GAMBARAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS BALARAJA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017 Skripsi Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh: Ilmia Nurwahidah NIM : 1113101000060

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN 2013 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 / 1439

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN Skripsi,

Januari 2018

Ilmia Nurwahidah, NIM: 1113101000060 Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2017 (xv + 213 halaman, 11 tabel, 3 bagan) ABSTRAK Puskesmas merupakan model pelayanan kesehatan yang paling penting, yang berperan dalam mencapai Sustain Development Goals (SDGs) melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Indonesia. PHBS adalah tindakan promotif dan preventif di masyarakat untuk mempromosikan gaya hidup sehat di antara orang-orang. Studi kualitatif ini menggambarkan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diterapkan di Kecamatan Balaraja. Wawancara mendalam dilakukan antara 20 (dua puluh) informan yang terdiri dari 3 (tiga) staff kesehatan kabupaten, 2 (dua) Tokoh Masyarakat, 5 (lima) Masyarakat setempat, 5 (lima) Bidan Desa dan 5 (lima) Kader Kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat masalah sistemik (input, proses, dan output) pada Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang menyebabkan penurunan cakupan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dua yang terpenting adalah perilaku merokok di dalam rumah dan perilaku menyusui bayi di kalangan ibu. Selanjutnya, peran utama yang dimainkan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kader yang hanya dilatih setahun sekali di bulan Oktober. Selain itu, PHBS juga perlu bersosialisasi dengan tokoh masyarakat untuk mendukung program di daerah mereka. Meningkatkan pengetahuan, memfasilitasi dan melakukan advokasi melalui koordinasi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, pemimpin masyarakat dan kader kesehatan diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan. Selain itu, petugas promosi kesehatan profesional juga diharuskan melakukan promosi dan tindakan preventif yang berjalan mulus di masyarakat.

Kata kunci; Puskesmas (Puskesmas), Promosi Kesehatan, Perilau Hidup Bersih dan Sehat

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH HEALTH CARE MANAGEMENT Undergraduate Thesis, January 2018 Ilmia Nurwahidah, NIM: 1113101000060 Description of the Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) Program of Household Order at Puskesmas Balaraja Tangerang Regency Year 2017 (xv + 213 Pages, 11 Tables, 3 Chart) ABSTRACT Public Health Center (PHC) is the most important health service model, which is its role in achieving Sustain Development Goals (SDGs) trough Healthy Live Programs (PHBS) in Indonesian. PHBS is Promotive and Preventive action in communities to promote a healthy lifestyle among people. This qualitative study describes the PHBS program that applied in Balaraja sub-district. In-depth interviewed was done between 20 (twenty) informant that consists of 3 (three) district health staff, 2 (two) community leaders, 5 (five) local communities, 5 (five) local midwife and 5 (five) Health Cadres. The results showed that there were systemic problems (input, process, and output) in PHBS program that caused reducing its coverage compared to the previous years. The two most important were smoking behaviour inside the houses and behaviour of breastfeeding infant among mothers. Furthermore, the main role played in PHBS program were cadres that were trained only once a year in October. Besides, PHBS also needed to socialize with communities leaders to support the program in their areas. Increasing knowledge, facilitate and advocacy through coordination among Health sub-districts office, Public Health Center, communities leaders and health cadres were needed to solve the problems. Besides, professional health promotion staff also required to make the promotion and preventive action run smoothly among the communities. Keywords; Public Health Center (PHC), Health Promotion, Clean and Healthy Lifestyle

vii

RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama

: Ilmia Nurwahidah

Tempat, Tanggal Lahir

: Tangerang, 01 Mei 1995

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Telepon

: 085939969385

Email

: [email protected]

Alamat

: Jalan Cikupa-Pasar Kemis No. 49 Desa Pasir Jaya Kecamatan Cikupa 15710, Kabupaten Tangerang

Riwayat Pendidikan 2001-2007

: SDN Pasar Kemis 1

2007-2010

: SMPN Pasar Kemis 1

2010-2013

: SMA Citra Islami-Islamic Village

2013-2017

: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Manajemenn Pelayanan Kesehatan

viii

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadhirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2017. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rosul tercinta Muhammad SAW yang telah membawa kebenaran yaitu Islam dan telah menjadi suri tauladan bagi kita umatnya. Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh penulis mencoba menyusun skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada: 1. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan semangat 2. Prof. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Fajar

Arianti,

S.KM, M.Kes, Ph.D selaku

Ketua

Program

Studi

Kesehatan 4. Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Pembimbing Akademik 5. Baequni S.KM, M.Kes, PhD selaku Pembimbing Skripsi 6. Kadarusman S.KM, MM.Kes selaku Kepala UPT Pengelola Jaminan Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

ix

7. Hj. Dwi Harti Nugraheni, S.KM M.KM selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang 8. Kepala Puskesmas, Petugas dan Kader Kesehatan di Puskesmas Balaraja yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi 9. Intan, Maya, Gita, teman-teman Pathisity 2013 yang telah memberikan semangat berjuang bersama-sama di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta dan Bambang Arie Sadewo yang telah memberikan doa serta semangat untuk kelancaran penyusunan skripsi 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar di masa mendatang penulis dapat menyusun skripsi yang lebih baik lagi. Semoga dengan disusunnya skripsi ini akan memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi peneliti serta bagi pembaca.

Jakarta,

Desember 2017

Penulis

xii

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5 1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................... 5 1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI...................................... 8 2.1 Puskesmas................................................................................................................ 8 2.1.1 Definisi Puskesmas................................................................................................ 8 2.1.2 Tujuan Puskesmas………………………………………………… .................... 10 2.1.3 Fungsi Puskesmas…………………………………………………… ................ 10 2.1.4 Peran Puskesmas………………………………………………….. .................... 12 2.2 Promosi Kesehatan ................................................................................................ 13 2.3 Perilaku Kesehatan ................................................................................................. 13 2.3.1 Definisi Perilaku Kesehatan………………………………………. .................... 13 2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .............................................................. 15 2.4.1 Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga .................... 17 2.5 Manajemen Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .......................... 17 2.5.1 Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)………………….............. 17 2.6 Sepuluh Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga ................................................. 23 2.6.1 Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan……………………….................. 23 2.6.2 Memberi Bayi ASI Ekslusif……………………………………….. ................... 25 2.6.3 Menimbang Bayi Setiap Bulan……………………………………. ................... 26 2.6.4 Menggunakan Air Bersih………………………………………….. ................... 27 2.6.5 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun……………………................... 28 2.6.6 Menggunakan Jamban Sehat……………………………………….. .................. 29 2.6.7 Pemberantasan Jentik Nyamuk………………………………………. ............... 30 2.6.8 Makan Buah dan sayur Setiap Hari……………………………….. .................... 31

xiii

2.6.9 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari…………………………………….. ...... 31 2.6.10 Tidak Merokok di Dalam Rumah………………………………… .................. 32 2.7 Fungsi Manajemen ................................................................................................. 33 2.7.1 Planning (Perencanaan)…………………………………………… ................... 33 2.7.2 Organizing (Pengorganisasian)…………………………………… .................... 33 2.7.3 Actuating (Pelaksanaan)…………………………………………… ................... 34 2.7.4 Controlling (Pengawasan)………………………………………….................... 34 2.8 Pendekatan Sistem .................................................................................................. 34 2.9 Kerangka Teori ....................................................................................................... 37 BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ......................................... 38 3.1 Kerangka Pikir ........................................................................................................ 38 3.2 Definisi Istilah ........................................................................................................ 39 3.2.1 Masukan (input)…………………………………………………… ................... 39 3.2.2 Proses (process)…………………………………………………………. .................... 40 3.2.3 Keluaran (output)………………………………………………….. ................... 42 3.2.4 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga ...... 42 3.2.5 Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan……………………….............. 42 3.2.6 Kader Kesehatan…………………………………………………… ................. 42 3.2.7 Bidan Desa……………………………………………………….. .................... 42 3.2.8 Tokoh Masyarakat………………………………………………….................... 43 3.2.9 Masyarakat………………………………………………………… ................... 43 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..................................................................... 44 4.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 44 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................. 45 4.3 Infoman Penelitian.................................................................................................. 45 4.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 47 4.5 Jenis Data................................................................................................................ 47 4.6 Sumber Data ........................................................................................................... 48 4.7 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 48 4.8 Teknik Analisa Data ............................................................................................... 49 4.9 Penyajian Data ........................................................................................................ 52

xiv

4.10 Triangulasi ............................................................................................................ 52 BAB V HASIL ................................................................................................................ 53 5.1 Gambaran Umum Puskesmas Balaraja .................................................................. 53 5.1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja………….. .................. 53 5.1.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja………. ............. 55 5.2 Gambaran Input PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja ................. 56 5.2.1 Gambaran Kebijakan PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja…………………………………………………………………… ................. 56 5.2.2 Gambaran Tenaga Kesehatan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja……………………………………………………….. ................. 61 5.2.3 Gambaran Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja………………………………………………………. .................. 64 5.2.4 Gambaran Sarana dan Prasarana Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja…………………………………………………… ................... 65 5.3 Gambaran Proses .................................................................................................... 66 5.3.1 Gambaran Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja…………………………………………………………. .............. 66 5.3.2 Gambaran Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja………………………………………………………… ............... 67 5.3.3 Gambaran Pelaksanaan Program (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja……………………………………………………… ................... 69 5.3.4 Gambaran Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja………………………………………………………. .................. 75 5.4 Komponen Output .................................................................................................. 77 5.4.1 Cakupan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja ........ 77 BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................................... 81 6.1

Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 81

6.2

Komponen Input ................................................................................................ 81

6.2.1 Kebijakan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja……………………………………………………………………. ................ 81 6.2.2 Tenaga Kesehatan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja………………………………………………………………….. ................... 84

xv

6.2.3 Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja…………………………………………………………………… ................. 86 6.2.4 Sarana dan Prasarana Program PHBS Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja………………………………………………………………….. ................... 89 6.3 Komponen Proses ................................................................................................... 90 6.3.1 Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja…………………………………………………………………… ................. 90 6.3.2 Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja…………………………………………………………………….. ............... 92 6.3.3 Pelaksanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja……………………………………………………………………. ................ 93 6.3.4 Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja…………………………………………………………………… ................. 97 6.4 Komponen Output .................................................................................................. 98 6.4.1 Cakupan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja ........ 98 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 101 7.1 Simpulan ............................................................................................................... 101 7.1.1 Komponen Input…………………………………………………………. ................. 101 7.1.2 Komponen Proses……………………………………………………............... 102 7.1.3 Komponen Output ............................................................................................. 104 7.2 Saran ..................................................................................................................... 105 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 107

xvi

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Daftar Informan................................................................................................ 46 Tabel 4.2 Sumber Data.................................................................................................... 48 Tabel 5.1 Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Kerja Puskesmas balaraja ......................... 53 Tabel 5.2 Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ................................ 54 Tabel 5.3 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja ...................... 55 Tabel 5.4 SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja ........................................................................................................................... 58 Tabel 5.5 SOP Kegiatan Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja ........................................................................................................................... 59 Tabel 5.6 Rencana Usulan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja ....................................................... 67 Tabel 5.7 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS .................................................. 70 Tabel 5.8 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga ........... 71 Tabel 5.9 Hasil Observasi Kegiatan Penyuluhan PHBS ................................................. 74

xvii

DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................................... 37 Bagan 3.1 Kerangka Pikir ................................................................................................ 39 Bagan 5.1 Pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga Tahun 2017 .............................. 78

xviii

DAFTAR ISTILAH PHBS

: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

WHO

: World Health Organization

PHC

: Primary Health Care

Puskesmas

: Pusat Kesehatan Masyarakat

Kemenkes

: Kementerian Kesehatan

BOK

: Bantuan Operasional Kesehatan

UKM

: Unit Kesehatan Masyarakat

UKP

: Unit Kesehatan Perseorangan

SPM

: Standar Pelayanan Minimal

SDM

: Sumber Daya Manusia

ASI

: Air Susu Ibu

KK

: Kepala Keluarga

LOKBUL

: Lokakarya Bulanan

APBD

: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

RUK

: Rencana Usulan Kegiatan

JPKM

: Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

FKTP

: Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

xix

MR

: Measles Rubella

LSS

: Lumbar Spinal Stenosis - Terapi Syaraf Kejepit

PIS-PK

: Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Puskesmas

: Pusat Kesehatan Masyarakat

Posyandu

: Pos Pelayanan Terpadu

Poskestren

: Pos Kesehatan Pesantren

PKK

: Pembina Kesejahteraan Keluarga

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Paradigma sehat menekankan

promotif

dan

preventif

sebagai

pilar

utama

upaya kesehatan. Sedangkan penguatan pelayanan kesehatan menekankan peningkatan akses terutama Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) (Republik Indonesia, 2009). Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan yang penting dalam pencapaian program Indonesia Sehat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Kemenkes, 2014). Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai visi Indonesia sehat Tahun 2010 yaitu masa depan dimana Indonesia hidup dalam lingkungan sehat, penduduknya berperilaku hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan untuk lebih mengutamakan upaya-upaya peningkatan kesehatan

(promotif)

dan

pencegahan

penyakit

(preventif),

tanpa

2

mengesampingkan upaya-upaya penanggulangan atau penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative) (Kemenkes, 2010). Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan kebijakan dan visi Indonesia dimasa depan yang ditandai oleh penduduk hidup dalam lingkungan yang sehat, produktif, memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya diseluruh wilayah kerja Republik Indonesia. Promosi kesehatan merupakan pilar utama dari visi Indonesia Sehat 2010, bahkan dapat dikatakan sebagai pilar terpenting karena dengan perilaku hidup bersih dan sehat, akan tercipta pilar-pilar lain yaitu pilar lingkungan sehat dan pilar pelayanan yang bermutu (Kemenkes, 2010). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka

jalur

komunikasi,

memberikan

informasi

dan edukasi

guna

meningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana, dan gerakan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatan kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2010). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan rumah tangga karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota

3

rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Kemenkes, 2010). Kebijakan nasional promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan dalam Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2012” dengan target minimal (70%). Berdasarkan Riset Kesehatan Daerah Tahun 2013, secara nasional penduduk telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar (32.3%), belum sesuai target yang ingin dicapai. Berdasarkan Kemenkes (2008) tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota, cakupan promosi kesehatan adalah (80%). Proporsi nasional rumah tangga dengan PBHS baik sebesar (32,3%) dengan proporsi tertinggi yaitu pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%) sedangkan pada daerah Banten sebesar (32,5%) hal ini juga jauh dari kategori PHBS baik (Riskesdas, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan, Puskesmas Balaraja merupakan salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan perawatan dan berada di Kabupaten Tangerang. Untuk program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga, Puskesmas Balaraja memiliki cakupan pada tahun 2015 yaitu (78%), pada tahun 2016 terjadi penurunan angka dengan cakupan (61%). Penurunan angka cakupan terus menurun dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 sedangkan untuk target minimal PHBS tersendiri memiliki target pencapaian yaitu (70%).

4

Penelitian oleh Lamawati (2011) mengenai analisis manajemen promosi kesehatan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Kota Padang Tahun 2011 di dapatkan hasil bahwa tenaga promosi kesehatan puskesmas belum pernah mendapat pelatihan tentang promosi PHBS, dana yang tersedia masih terbatas, metoda yang digunakan berupa penyuluhan, sarana dan prasarana penunjang promosi kesehatan belum mencukupi, perencanaan belum terlaksana secara terpadu, disamping itu pengorganisasian untuk PHBS belum ada, penggerakan masyarakat belum maksimal dan pemantauan penilaian belum dilaksanakan secara rutin. Penelitian lain dilakukan oleh Iskandarsyah (2015) mengenai pelaksanaan strategi promosi kesehatan dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2015 yang ditinjau dari advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat didapatkan hasil bahwa advokasi yang dilaksanakan di Puskesmas Puuwatu berupa permintaan dana dan sarana prasarana berupa media cetak ke Dinas Kesehatan Kota Kendari. Belum adanya dukungan dari tokoh masyarakat dalam kegiatankegiatan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas, sedangkan partisipasi pemerintah daerah hanya pada saat diadakannya lomba PHBS oleh Walikota Kendari. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas Puuwatu berupa konseling dari rumah kerumah, posyandu, pelatihan bagi kader, serta penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga dengan ibu rumah tangga sebagai sasaran utama.

5

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Balaraja, diketahui angka cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja menurun dari tahun 2015 (78%) dan pada tahun 2016 (61%) belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar (70%). Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. 1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimana input, process, dan output program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja tahun 2017? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja Tahun 2017. 1.4.2

Tujuan Khusus

1. Diketahuinya input kegiatan berupa kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan dan sarana prasarana program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. 2. Diketahuinya proses berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.

6

3. Diketahuinya output berupa cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja pada tahun 2017. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dalam pengelolaan promosi kesehatan pada Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di tingkat Puskesmas. 2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Balaraja dalam upaya peningkatan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga melalui optimalisasi upaya kesehatan masyarakat. 3. Sebagai bahan untuk menambah wawasan ilmu kesehatan masyarakat terutama di bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam pelaksanaan promosi kesehatan pada program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. 4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berjudul gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dengan perspektif petugas. Informan dalam penelitian ini yaitu informan kunci, informan utama dan informan pendukung. Tiga Informan kunci yaitu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Sedangkan Informan utama yaitu 5 (lima) Kader Kesehatan dan 5

7

(lima) Bidan Desa dari desa/kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Balaraja serta informan pendukung didapatkan dari 2 (dua) Tokoh Masyarakat dan lima masyarakat dari 5 (lima) desa/kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Balaraja. Metodologi penelitian ini yaitu penelitian dengan pendekatan kualitatif, cara pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi yang akan dilaksanakan di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang tahun 2017.

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Puskesmas 2.1.1 Definisi Puskesmas Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128/MENKES/SK/II/2004, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kemenkes, 2004). Sedangkan menurut definisi Azwar (1996), Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan

tingkat

pertama

yang

menyelenggarakan

kegiatannya

secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dalam pernyataan lainnya yang disampaikan oleh dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, Puskesmas adalah fasilitas sarana pelayanan kesehatan terdepan dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di seluruh tanah air, terutama dalam era Jaminan Kesehatan Nasional. Puskemas merupakan salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (Kemenkes, 2014). Peranan dan kedudukan Puskesmas ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan, karena selain

bertanggungjawab

terhadap

penyelenggaraan

pelayanan

kesehatan

masyarakat, Puskesmas memiliki peranan dan kedudukan sebagai sarana

9

pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran (Azwar, 1996). Puskesmas dalam pelaksanaannya mempunyai fungsifungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; pusat pemberdayaan masyarakat; pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang bertanggungjawab memberikan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2004). Pelaksanaan pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu reformasi kesehatan sistemik dan ideologis yang paling signifikan dari zaman modern. Di negara-negara yang memiliki sistem Primary Health Care (PHC) kuat terbukti lebih efisien, efektif, dan memberikan perawatan kesehatan yang adil (WHO, 2008). Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Kemenkes,2014).

10

2.1.2 Tujuan Puskesmas Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005). Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas menurut Kemenkes (2014) bertujuan untuk: a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu c. Hidup dalam lingkungan sehat dan d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2.1.3 Fungsi Puskesmas Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di

11

Ibukota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas Kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi, 2009). Trihono (2005) berpendapat bahwa ada 3 (tiga) fungsi Puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan

diwilayah

kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka mendukung kecamatan sehat. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas menyelenggarakan fungsi (a) penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan (b) penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatan ksehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya

12

Kesehatan Perorangan adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan (Trihono, 2005). Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitative baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain perawatan rawat jalan (Kemenkes, 2014). 2.1.4 Peran Puskesmas Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapih, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009). Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit (Wiku, 2007).

13

2.2 Promosi Kesehatan Promosi kesehatan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong pembelajaran diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2010). Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi Departemen Kesehatan

dan

fungsi

puskesmas

khususnya

dalam

penggerakan

dan

pemberdayaan keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Kemenkes, 2010). Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah-masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam serta mandiri. Disamping itu, petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS (Kemenkes, 2010). 2.3 Perilaku Kesehatan 2.3.1 Definisi Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

14

kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) keolompok (Notoatmodjo, 2003): a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu: 1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit 2. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat 3. Perilaku gizi (makanan dan minuman). b. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) adalah upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri. c. Perilaku kesehatan lingkungan, adalah seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya sehingga lingkungan

tersebut

tidak

mempengaruhi

kesehatannya.

Dapat

disimpulkan bahwa perilaku kesehatan lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan seseorang dalam mengelola lingkungannya sehingga telah menyebabkan sakit baik bagi dirinya sendiri ataupun anggota keluarga yang lain serta masyarakat sekitar. Misalnya bagaimana mengelola

15

pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah dan sebagainya. 2.3.2 Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Menurut (Notoatmodjo, 2003) mendefinisikan bahwa motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang. Menurut Notoadmodjo (2003), menggambarkan hubungan individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi setiap individu sejak lahir berada dalam suatu kelompok, terutama kelomopok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh karena itu, setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan dan norma-norma sosial tertentu, maka perilaku individu anggota kelompok berlangsung dalam jaringan normatif. Demikian pula perilaku tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan. 2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan dapat menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.

16

Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Kemenkes, 2007). Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi anggota keluarga yang menjadi awal penting dari proses pendidikan perilaku. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak dini yang dilakukan dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2011). Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga setiap tahun pada Bidang Pengembangan dan Sumber Daya Kesehatan di Dinas Kesehatan setiap Kabupaten/Kota berupa meningkatkan presentase rumah tangga ber-PHBS. PHBS adalah upaya memberdayakan rumah anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta berperan aktif dalam upaya kesehatan di masyarakat. Untuk memcapai rumah tangga ber-PHBS ada 10 (sepuluh) indikator yaitu bersalin di tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari, beraktifitas fisik setiap hari dan tidak merokok didalam rumah (Kemenkes, 2011).

17

2.4.1 Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mencakup semua perilaku yang harus dipraktikkan di bidang pencegahan

dan penanggulangan penyakit,

penyehatan lingkungan, kesehatan Ibu dan Anak, keluarga berencana, gizi, farmasi,

dan

pemeliharaan

kesehatan.

Perilaku-perilaku

tersebut

harus

dipraktikkan oleh semua orang di tatanan rumah tangga (Kemenkes, 2011). Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Rumah Tangga ber-PHBS, yang mencakup persalinan di tolong oleh Tenaga Kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah (Kemenkes, 2011). 2.5 Manajemen Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian (Kemenkes, 2011). 2.5.1 Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Pengkajian PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-

18

masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pengkajian PHBS dilaksanakan melalui penyelenggaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011). Pengkajian PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan (sekarang Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun 1996 dengan menggunakan pendekatan tatanan sebagai strategi pengembangan. Untuk masing-masing tatanan ditetapkan indikator guna mengukur pencapaian pembinaan PHBS. PHBS tatanan rumah tangga sejak dicanangkan tahun 1996 memiliki 10 (sepuluh) indikator yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, imunisasi dan penimbangan balita, memiliki jamban sehat, memiliki akses air bersih, penangangan sampah, kebersihan kuku, gizi keluarga, tidak merokok dan menyalahgunakan NAPZA, memiliki informasi PMS/AIDS, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Kemenkes, 2011). Pada tahun 2011, indikator PHBS tatanan rumah tangga ini kemudian dikembangkan menjadi 16 (enam belas) indikator dengan menambahkan indikator-indikator gosok gigi sebelum tidur, olahraga teratur, memiliki saluran pembuangan air limbah, ventilasi rumah baik, kepadatan penghuni rumah kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan tanah. Akan tetapi indikator baru ini dianggap terlalu banyak, sehingga melalui

19

serangkaian diskusi intensif, uji instrumen, uji sistem dan uji statistik untuk melihat keterkaitan indikator-indikator tersebut dengan penyebab terjadinya gangguan kesehatan dan angka kesakitan yang dilakukan sejak tahun 2000 sampai tahun 2003, dari 16 (enam belas) indikator awal ditetapkan 10 (sepuluh) indikator PHBS (Kemenkes, 2011). Berdasarkan rapat koordinasi promosi kesehatan tingkat nasional, indikator PHBS di rumah tangga diubah menjadi persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,

memberikan

ASI

ekslusif,

menimbang balita

setiap

bulan,

menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah (Kemenkes, 2011). 2.5.1.1 Tahap Pengkajian Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Kemenkes (2007), tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari, mengalisis dan merumuskan masalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi pengkajian PHBS secara kualitatif dan pengkajian PHBS secara kuantitatif Pengkajian

data

kuantitatif

dilaksanakan

dengan

langkah-langkah

pengumpulan data sekunder yang meiputi perilaku dan bukan perilaku yang berkaitan dengan 5 (lima) program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, gaya hidup dan JPKM. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deksriptif sebagai informasi pendukung untuk memperkuat permasalahan PHBS yang ditemukan di lapangan dan selanjutnya dibuat simpulan hasil analisis

20

data sekunder tersebut. Pengkajian kuantitatif juga melakukan pengambilan sampel PHBS tatanan rumah tangga, menganalisis dan pemetaan PHBS, serta menentukan prioritas masalah (Kemenkes, 2007) Pengkajian PHBS secara kualitatif dilakukan dengan dua metode yaitu diskusi kelompok dan wawancara perorangan mendalam. Diskusi kelompok dilakukan bersama 6 (enam) sampai 10 (sepuluh) orang yang tujuannya untuk mengungkapkan informasi tentang masalah perilaku PHBS kemudian dalam wawancara mendalam dilaksanakan dengan syarat-syarat yaitu cara pewawancara adalah orang yang terampil dalam menggali informasi secara mendalam tentang perasaan dan pikiran tentang masalah tertentu, sumber informasi kunci adalah peserta wawancara yang dianggap mampu dan dipandang menguasai informasi tentang masalah tertentu serta adanya tanya jawab dilakukan secara terbuka dan mendalam (Kemenkes, 2007). Mendukung pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan bentuk kegiatan kajian tenaga pelaksana PHBS secara jumlah dan pelatihan yang pernah diikuti oleh lintas sektor maupun lintas program, persiapan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektor dalam jumlah dan sumbernya serta persiapaan jenis media dan sarana yang dibutuhkan dalam jumlah dan sumbernya (Kemenkes, 2007). 2.5.2. Tahap Perencanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan strategi komunikasi PHBS. Adapun langkah perencanaan sebagai berikut:

21

a. Menentukan tujuan Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentukan klasifikasi PHBS wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah perilaku kesehatan masyarakat kesehatan dan hasil pengkajian sumber daya puskesmas yang ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masalah PHBS yang ditemukan b. Menentukan jenis kegiatan interval Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan dengan mengembangkan berbagai alternatif intervensi kemudian dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan terkait dengan sumber daya (Kemenkes, 2011). 2.5.3 Tahap Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat a) Pendekatan pada para pengambil keputusan 1. Ditingkat keluarga/rumha tangga, strategi ini ditunjukan kepada para

kepala

berperilaku

keluarga. Tujuannya

agar meneladani

sehat.

dukungan,

Memberikan

dalam

kemudahan,

pengayoman dan bimbingan kepada lingkungan disekitarnya 2. Ditingkat petugas, strategi ini ditunjukan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat ditingkat

Kabupaten/Kota

yang secara

fungsional

maupun

struktural pembina program kesehatan diwilayahnya. Tujuannya agar para pemimpin atau pengambil keputusan mengupayakan kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan

22

b) Mengembangkan dukungan suasana 1. Ditingkat keluarga/RT, strategi ini ditunjukan kepada para Kepala Keluarga atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya PHBS dilingkungan keluarga 2. Ditingkat petugas, strategi ini ditunjukan kepada kelompok sasaran sekunder, seperti petugas kesehatan, kader lintas program dan media massa. Tujuannya adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya PHBS c) Gerakan Masyarakat 1. Ditingkat keluarga/RT, strategi ini ditunjukkan kepada anggota keluarga, yang mempunyai tanggungjawab sosial untuk lingkungannya dengan cara menjadi kader posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll. Tujuannya adalah agar kelompok sasaran sehingga dapat berperilaku sehat caranya dengan penyuluhan perorangan, kelompok, membuat gerak perilaku hidup bersih dan sehat 2. Ditingkat petugas, strategi ini ditunjukkan kepada sasaran primer,

meliputi

Kesehatan,

pemimpin

pemuka

puskesmas,

masyarakat.

Kepala

Tujuannya

Dinas adalah

meningkatkan motivasi petugas untuk membantu masyarakat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan. Caranya antara

23

lain melalui penyuluhan kelompok lokakarya seminar, studi banding, pelatihan dan lain-lain (Kemenkes, 2011). 2.5.4 Tahap Pemantauan dan Penilaian Pemantauan dilakukan untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil atau dampak seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan. Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan, topik bahasannya adalah kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya. Cara pemantauan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke tiap tatanan atau dengan melibatkan buku kegiatan atau laporan kegiatan intervensi. Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan, proses dan luaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS media yang telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan (Kemenkes, 2011). 2.6 Sepuluh Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga 2.6.1 Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan yaitu oleh Bidan, Dokter dan tenaga para medis lainnya. Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dikarenakan tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dan membantu persalinan sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan pada bayi maka dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke

24

puskesmas atau rumah sakit serta persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan alat-alat yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. Peran kader dalam melakukan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga agar melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yaitu sebagai berikut: 1. Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi tanda seperti stiker 2. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, misalnya dengan penyuluhan kelompok diposyandu, arisan, pengajian, dan kunjungan rumah 3. Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidan atau dokter 4. Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin, tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donor darah, warga dan suami siap antar jaga dan sebagainya 5. Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan atau dokter selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu pertama, ketiga, dan keenam setelah melahirkan 6. Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan

25

7. Menganjurkan ibu memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan (ASI Ekslusif) (Depkes, 2011). 2.6.2 Memberi Bayi ASI Ekslusif Bayi berikan ASI Ekslusif pada usia 0-6 bulan dan hanya ASI saya tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), dan sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. Manfaat memberikan ASI bagi ibu yaitu dapat menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi, mengurangi pendarahan setelah persalinan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan berikutnya, mengurangi risiko terkena kanker payudara dan lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiapn saat bayi membutuhkan. Peran kader dalam mendukung keberhasilan pemberian ASI Ekslusif yaitu sebagai berikut: 1. Mendata seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahir yang ada di wilayah kerjanya 2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui di posyandu tentang pentingnya memberikan ASI Ekslusif 3. Melakukan kunjungan rumah kepada ibu nifas yang tidak datang ke posyandu dan menganjurkan agar rutin memeriksakan kesehatan

26

bayinya serta mempersiapkan diri untuk memberikan ASI Ekslusif (Depkes, 2011). 2.6.3 Menimbang Bayi Setiap Bulan Penimbangan bayi dan balita bertujuan untuk memantau pertumbuhan bayi dan balita setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan di posyandu setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Manfaat penimbangan balita di posyandu untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat, untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita, untuk mengetahui balita yang sakit, untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dan untuk mendapatkan penyuluhan gizi. Peran kader agar masyarakat mau menimbang bayi dan balita setiap bulan di posyandu yaitu sebagai berikut: 1. Mendata jumlah keseluruhan bayi dan balita yang ada diwilayah kerjanya 2. Memantau jumlah kunjungan ibu yang datang untuk menimbang balitanya di posyandu 3. Memanfaatkan

setiap

kesempatan

di

desa/kelurahan

untuk

memberikan penyuluhan tentang pentingnya penimbangan bayi dan balita, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, kunjungan rumah dan penyuluhan masa (pengeras suara di masjid, pengumuman di desa, poster, spanduk dan lain lain)

27

4. Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak datang ke posyandu

membawa

balitanya

dan

menganjurkan

agar

rutin

menimbang bayi dan balitanya di posyandu 5. Mengadakan

kegiatan-kegiatan

yang

menarik

perhatian

dan

mendorong masyarkat seperti lomba bayi dan balita sehat, lomba memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama untuk balita dan sebagainya (Depkes, 2011). 2.6.4 Menggunakan Air Bersih Air adalah kebutuhan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya agar masyarakat tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Syarat-syarat air bersih yaitu air tidak berwarna dan harus bening, air tidak keruh, air tidak berasa dan air tidak berbau. Manfaat menggunakan air bersih yaitu agar terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typhus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan serta setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya. Peran kader dalam menggerakkan masyarakat untuk menggunakan air bersih yaitu sebagai berikut: 1. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki ketersediaan air bersih di rumahnya 2. Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih 3. Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang sulit untuk mendapatkan air bersih

28

4. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakt setempat berupaya untuk memberikan air bersih di lingkungan tempat tinggalnya 5. Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali atau sumur pompa secara bergilir 6. Membentuk Kelompok Pemakai Air (POKAIR) untuk memerihara sumber air bersih yang dipakai secara bersama bagi daerah sulit air 7. Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan dalam penyediaan air bersih 8. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya menggunakan air bersih (Depkes, 2011). 2.6.5 Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun Manfaat mencuci tangan yaitu dapat membunuh kuman penyakit yang ada ditangan, mencegah penularan penyakit dan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman. Peran kader dalam melakukan pengkajian perilaku cuci tangan yaitu sebagai berikut: 1. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku cuci tangan, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, pertemuan kelompok Desa Wisma dan kunjungan rumah 2. Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik perhatian masyarakat, misalnya pada peringatan hari-hari besar kesehatan atau ulang tahun kemerdekaan (Depkes, 2011).

29

2.6.6 Menggunakan Jamban Sehat Alasan masyarakat harus menggunakan jamban yaitu untuk menjaga lingkungan bersih sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya serta tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit. Syarat jamban sehat yaitu tidak dicemari sumber air minum, tidak berbau, kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah disekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding atap pelindung, penerangan ventilasi cukup, lantai kedap air dan luas memadai serta tersedia air, sabun dan alat pembersih. Peran kader dalam membina masyarakat untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat yaitu sebagai berikut: 1. Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta menggunakan jamban sehat dirumahnya 2. Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang belum memilki jamban sehat 3. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban 4. Mengadakan arisan warga untuk memberi bantuan dalam penyediaan jamban sehat 5. Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya memiliki jamban sehat

30

6. Meminta bantuan petugas puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis tentang cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat (Depkes, 2011). 2.6.7 Pemberantasan Jentik Nyamuk Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Agar rumah bebas jentik yang perlu dilakukan yaitu melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M (Menguras, Menutup, Mengubur dan menghindari gigitan nyamuk). Manfaat rumah bebas jentik yaitu populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi, kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit dan lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat. Peran kader dalam membina rumah tangga agar menciptakan rumah bebas jentik yaitu sebaga berikut: 1. Memanfaatkan

setiap

kesempatan

di

desa/kelurahan

untuk

memberikan penyuluhan tentang pentingnya PSN 2. Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat menggerakkan masyarakat untuk melakukan PSN 3. Melakukan pemeriksaan jentik secara teratur setiap minggu dan mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah 4. Mengumpulkan data angka bebas jentik setiap rumah tanagga yang ada diwilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada puskesmas

31

5. Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi sebagai memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk (Depkes, 2011). 2.6.8 Makan Buah dan sayur Setiap Hari Setiap anggota rumah tangga diharapkan mengkonsumsi sayur dan buah minimal 3 (tiga) porsi buah dan 2 (dua) porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Sayur yang bagus untuk dikonsumsi yaitu semua sayur terutama sayuran yang berwarna hijau tua, kuning dan orange seperti bayam, kangkung, daun kakuk, wortel, kacang panjang, selada atau daun singkong. Semua buah juga bagus untuk dimakan terutama berwarna merah dan kuning seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya. Peran keluarga untuk menamkan kebiasaan makan sayur dan buah yaitu sebagai berikut: 1. Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah 2. Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau 3. Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan buah dan sayur 4. Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya makan sayur dan buah (Depkes, 2011). 2.6.9 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari Aktivitas fisik adalah melakukan penggerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan

32

kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur sedikit 30 menit dalam sehari sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya. Peran keluarga dan kader untuk mendorong anggota keluarga melakukan aktivitas fisik setiap hari yaitu sebagai berikut: 1. Manfaatkan kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisik 2. Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara bersama 3. Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau melakukan pekerjaan dirumah 4. Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk menyediakan fasilitas olahraga dan tempat bermain untuk anak 5. Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan aktivitas fiisk (Depkes, 2011). 2.6.10 Tidak Merokok di Dalam Rumah Peran keluarga dan kader untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok yaitu sebagai berikut: 1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh anggota keluarga 2. Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tanpa asap rokok 3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah

33

4. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuk anaknya 5. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok 6. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena alasan kesehatan (Depkes, 2011). 2.7 Fungsi Manajemen Menurut Terry (2010), fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating, (pelaksanaan) dan controlling (pengawasan). 2.7.1 Planning (Perencanaan) Planning (perencanaan) dilaksanakan

oleh

kelompok

ialah

penetapan

untuk

mencapai

pekerjaan tujuan

yang

harus

yang digariskan.

Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pemilihan

alternatif-alternatif

keputusan.

Diperlukan

kemampuan

untuk

mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang. Proses Perencanaan berisi langkah-langkah yautu dalam menentukan tujuan perencanaan; menentukan tindakan untuk mencapai tujuan; mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang;

mengidentifikasi

cara

untuk

mencapai

tujuan;

dan

mengimplementasikan rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya (Terry, 2010). 2.7.2 Organizing (Pengorganisasian) Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti

alat, yaitu

proses

pengelompokan

kegiatan- kegiatan untuk

34

mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga

pekerjaan

yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil (Terry, 2010). 2.7.3 Actuating (Pelaksanaan) Pelaksanaan

merupakan

kelompok sedemikian

rupa,

usaha

hingga

menggerakkan

mereka

berkeinginan

anggota-anggota dan

berusaha

untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama (Terry, 2010). 2.7.4 Controlling (Pengawasan) Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tahap-tahap Pengawasan yaitu penentuan standar; penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; pengukuran pelaksanaan kegiatan; pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan; dan pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan (Terry, 2010). 2.8 Pendekatan Sistem Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis yang diterapkan dengan mengarahkan perhatian kepada berbagai ciri dasar sistem yang perubahan dan gerakannya akan mempengaruhi keberhasilan suatu sistem. Pendekatan sistem dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk

35

memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem (Kellogg, 2004). Menurut (Azwar, 1996), pendekatan sistem adalah sebuah teknik dalam menerapkan pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah-masalah yang komplek. Pendekatan sistem sendiri merupakan kerangka kerja umum dalam pengambilan keputusan yang berdasarkan kepada empat pandangan, yakni; 1) Pendekatan sistem mengharuskan kita menentukan suatu sistem dalam bentuk karakteristik 2) Pendekatan sistem mengharuskan kita mempertimbangkan sistem secara keseluruhan, tidak boleh hanya terfokus pada komponen atau subsistem tertentu saja, tetapi fokus pada pencapaian tujuan sistem secara keseluruhan. 3) Pendekatan sistem berasumsi bahwa selalu ada beberapa alternatif karena itu ada lebih dari satu cara dalam pemecahan masalah. Kita harus dapat membandingkan semua alternatif pemecahan masalah tersebut dan memilih satu alternatif pemecahan masalah yang dianggap sangat berguna dalam pencapaian tujuan sistem. 4) Pendekatan sistem memerlukan implementasi metode ilmiah yang tahaptahapnya dimulai dari observasi, identifikasi masalah, rumusan masalah, pengambilan

data,

perumusan

hipotesis

dan

kesimpulan

serta

dokumentasi hasil. Menurut W.K. Kellogg, teori pendekatan sistem adalah teori sistematis dan memiliki gambaran yang digunakan untuk menampilkan dan menyampaikan pandangan yang sama antara SDM yang bekerja dilingkup yang sama, serta

36

melakukan kegiatan sesuai rencana kegiatan, dan perubahan atau hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Berikut adalah model kerangka berpikir (Kellogg, 2004). a. Input Input merupakan bagian awal dari sistem yang menyediakan kebutuhan operasi bagi sistem. Input ini akan berbeda-beda sesuai dengan sasaran operasi dari suatu sistem. Menurut Kellogg (2004) di dalam input terdapat 5 unsur yaitu: 1. Men (Sumber Daya Manusia) 2. Money (Keuangan) 3. Material (Sarana Prasarana) 4. Machines (Peralatan) 5. Method (Metode) b. Aktifitas Program/Proses Berupa kegiatan proses, alat, tindakan, teknologi, dan kegiatan yang bertujuan sebagai implementasi program. Intervensi ini biasanya digunakan

untuk

melihat

hasil

atau

perubahan

program

yang

direncanakan. Proses yang dilakukan bisa berdasarkan fungsi manajemen: 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pelaksanaan 4. Pengawasan c. Output

37

Berupa produk langsung dari kegiatan program, dan juga termasuk tipe, level dan target pelayanan yang diinginkan oleh program. d. Outcome Perubahan spesifik pada perilaku, pengetahuan, kemampuan, status, dan kinerja peserta program. Outcome jangka pendek harus bisa dicapai dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun, sedangkan jangka panjang harus bisa dicapai dalam kurung waktu empat sampai enam tahun. e. Impact Perubahan tujuan yang diinginkan atau yang tidak diinginkan yang terjadi didalam organisasi, komunitas atau sistem sebagai dampak dari kegiatan program dalam kurun waktu tujuh sampai sepuluh tahun. 2.9 Kerangka Teori Berdasarkan

tinjauan

pustaka

yang

telah

dibuat

maka

dapat

disimpulkan kerangka teori seperti yang ditujukkan pada bagan 2.1. Penelitian kali ini bertujuan untuk melihat gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Pendekatan sistem menurut Kellogg (2004) terdapat 5 ( lima) komponen yaitu input, process, output, outcome, dan impact. Teori pendektan sistem yang digunakana tersebut terlihat dalam gambar berikut ini: Bagan 2.1 Kerangka Teori Pendekatan Sistem (Kellogg, 2004)

Input

Process

Output

Outcome

Impact

38

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH 3.1 Kerangka Pikir Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja, maka disusunlah sebuah kerangka pikir. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori logic models dengan pendekatan sistem oleh W.K. Kellogg (2004). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari input, proses, dan output. Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti sampai pada tahapan output, dikarenakan untuk hasil dari outcome dapat terlihat 1-3 tahun dari yang direncanakan dan impact atau dampak dari suatu rencana akan terlihat 7-10 tahun (Kellogg, 2004). Sehingga dikarenakan waktu peneliti membatasi penelitian yang tidak sampai ke tahapan outcome dan tahapan impact karena waktu yang diperlukan cukup lama. Untuk memudahkan pemahaman dalam teori pendekatan sistem menurut Kellogg pada komponen input variabel yang diteliti pada input berfokus Kebijakan, Tenaga Kesehatan, Pendanaan, serta Sarana dan Prasarana terkait gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Proses adalah fungsi manajemen dalam gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Output akan dilihat cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. Oleh karena itu, kerangka pikir penelitian disusun sebagai berikut.

39

Bagan 3.1 Kerangka Pikir

Input: kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan,sarana dan prasarana

Process: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam program PHBS tatanan rumah tangga

Output: cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga tahun 2017

3.2 Definisi Istilah Berdasarkan kerangka pikir penelitian, dapat dirumuskan definisi fokus penelitian sebagai berikut: 3.2.1 Masukan (input) Masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam agar dapat berjalan dengan baik, meliputi: kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan serta sarana dan prasarana. a. Kebijakan adalah dokumen tertulis berupa Peraturan Bupati di Kabupaten Tangerang terkait PHBS dan perangkat kebijakan berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Data diperoleh dari telaah dokumen dan wawancara dengan hasil gambaran kebijakan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. b. Tenaga kesehatan adalah petugas pelaksana yang terlibat dan mendukung dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja yang mencakup

40

kualifikasi pendidikan dan kompetensi petugas. Data diperoleh dari wawancara, telaah dokumen, dan observasi dengan hasil gambaran tenaga kesehatan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. c. Pendanaan adalah sumber dana yang digunakan untuk program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Data diperoleh dari wawancara dan telaah dokumen dengan hasil gambaran pendanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. d. Sarana

dan

prasarana

adalah

fasilitas

yang

tersedia

dalam

melaksanakan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Data diperoleh dari observasi dan wawancara dengan hasil gambaran sarana dan prasarana program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. 3.2.2 Proses (process) Proses adalah fungsi manajemen dari program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. a. Perencanaan adalah penentuan serangkain usulan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga yang dibuat oleh penanggungjawab program promosi kesehatan di Puskesmas Balaraja berdasarkan pemilihan dari berbagai alternatif data yang ada, dalam hal ini dirumuskan dalam bentuk keputusan yang akan dikerjakan untuk masa yang akan datang dalam usaha mencapai tujuan

41

program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. Data diperoleh dari wawancara dan telaah dokumen dengan hasil gambaran perencanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. b. Pengorganisasian adalah suatu struktur kegiatan yang telah dibuat oleh petugas dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja yang berisikan struktur petugas, sumber dana dan jadwal kegiatan. Data diperoleh dari wawancara

dan

telaah

dokumen

dengan

hasil

gambaran

pengorganisasian program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tananan rumah tangga. c. Pelaksanaan adalah suatu proses dalam

program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Data diperoleh dari wawancara dan observasi dengan hasil gambaran pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga d. Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mengukur seberapa jauh kinerja program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Data diperoleh dari wawancara dengan hasil gambaran pengawasan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga.

42

3.2.3 Keluaran (output) Keluaran adalah hasil cakupan dari suatu program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Data diperoleh dari wawancara dan telaah dokumen dengan hasil gambaran cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. 3.2.4

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah

tangga Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dan mencegah serta menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya dengan berpedoman pada sepuluh indikator PHBS. 3.2.5 Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan adalah petugas puskesmas yang menjadi pemegang program dan mempertanggungjawabkan segala kegiatan dalam program PHBS tatanan rumah tangga. 3.2.6 Kader Kesehatan Kader Kesehatan adalah petugas pelaksana yang turun langsung ke lapangan untuk penndataan pengkajian dan melakukan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga. 3.2.7 Bidan Desa Bidan Desa adalah petugas pelaksana yang turun langsung ke lapangan untuk melakukan penyuluhan dalam program PHBS tatanan rumah tangga.

43

3.2.8 Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat adalah mereka yang memiliki hubungan sosial dengan masyarkat dan memiliki pengaruh terhadap kuat kepada masyarakat dalam PHBS. 3.2.9 Masyarakat Masyarkat adalah sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan pada suatu wilayah dan merupakan sasaran utama dalam program PHBS tatanan rumah tangga.

44

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Menurut Moleong (2005), prosedur penelitian kualitatif bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif dan dapat berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini lebih diarahkan pada upaya pencarian latar belakang; secara holistik atau menyeluruh. Faktor-faktor yang melatarbelakangi sebuah aktivitas yang dilakukan oleh objek penelitian dan berbagai hal yang terdapat didalamnya. Salah satu perbedaan utama dengan metode kuantitatif, dimana metode kualitatif dapat memberikan penjelasan yang luas dan dalam terhadap satu fenomena tertentu. Pendekatan kuantitatif nemiliki kelebihan pengukuran banyak subjek terhadap serangkaian pertanyaan terbatas memungkinkan perbandingan dan agregasi statistik data. Di sisi lain, metode kualitatif menghasilkan kekayaan data rinci tentang sejumlah kecil individu (Patton, 1990). Metode kualitatif memiliki kelebihan dengan memberikan keleluasaan bagi responden mengungkapkan apa yang sebenarnya penting bagi mereka dengan kata-kata mereka sendiri. Sebagian besar penelitian hanya fokus pada beberapa atribut saja. Metode kualitatif bisa menjadi cara yang berharga untuk mengizinkan responden untuk menentukan faktor mana yang penting mereka (Clifton dan Handy, 2001).

45

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif pada penelitian ini agar dapat memahami bagaimana gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di puskesmas, Kader, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat Balaraja. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang pada bulan April hingga Desember 2017. Pemilihan lokasi ini memiliki beberapa pertimbangan, diantaranya yakni penurunan angka cakupan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. 4.3 Infoman Penelitian Informan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu informan kunci, informan utama dan informan pendukung. Informan kunci adalah mereka yang ahli dalam bidangnya serta mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian yaitu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

dan

Pemberdayaan

Masyarakat

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Tangerang, Kepala Puskesmas Balaraja dan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Informan Utama yaitu 5 (lima) Bidan Desa dan 5 (lima) kader di wilayah kerja Puskesmas Balaraja yaitu Kelurahan Balaraja, Desa Sentul, Desa Sentul Jaya, Desa Saga dan Desa Talagasari. Informan pendukung adalah mereka yang dapat mendukung dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu dari 2 (dua) Tokoh Masyarakat dan 5 (lima) masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Balaraja yaitu Kelurahan Balaraja, Desa Sentul, Desa Sentul Jaya, Desa Saga dan Desa Talagasari.

46

Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011) bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini, misalnya orang tersebut dianggap paling mengetahui tentang apa yang kita harapkan

dalam

penelitian,

sehingga

memudahkan

peneliti

mengetahui

objek/situasi sosial yang diteliti. Penentuan jumlah informan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan kriteria kecukupan dan kesesuaian. Kecukupan diartikan data yang diperoleh dari informan diharapkan dapat menggambarkan gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Tabel 4.1 Daftar Informan No

Kode Responden

Umur (Th)

Jabatan

1

IK-01

54

2 3

IK-02 IK-03

62 39

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

IU-01 IU-02 IU-03 IU-04 IU-05 IUB-01 IUB-02 IUB-03 IUB-04 IUB-05 IP-01 IP-02 IPM-01 IPM-02 IPM-03 IPM-04 IPM-05

48 49 47 40 50 34 37 46 40 36 47 55 60 47 45 48 45

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Kepala Puskesmas Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan Kader Kesehatan Kader Kesehatan Kader Kesehatan Kader Kesehatan Kader Kesehatan Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa Bidan Desa RT RT Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyaarkat Masyarakat

Pendidikan Sarjana Kesehatan masyarakat

Dokter Gigi Sarjana Keperawatan SLTA SLTA SMEA SLTA SLTA D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan SMA SMA Sarjana Pendidikan Sarjana pendidikan SMA SMA SMA

47

4.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman observasi serta telaah dokumen. Pedoman wawancara yang digunakan untuk mendapatkan informasi terkait program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dan digunakan untuk membantu pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam. Pedoman observasi berisi pernyataan yang dapat memberikan keadaan program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. 4.5 Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. a.

Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Pedoman tersebut digunakan untuk memudahkan wawancara, penggalian data dan informasi (Moleong, 2005).

b.

Data sekunder diperoleh dari dokumen Rencana Usulan Kegiatan dari Program Promosi Kesehatan seperti angka cakupan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang tahun 2015 sampai dengan tahun 2017, Profil Puskesmas Balaraja yang berisikan data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Balaraja, data tenaga kesehatan, Peraturan Bupati Tangerang, SOP program PHBS tatanan rumah tangga yang

48

mencakup SOP pengkajian dan SOP penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga, dan lembar observasi pengkajian PHBS tatanan rumah tangga. 4.6 Sumber Data Sumber Data dalam peneltian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Sumber Data Penelitian

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Domain Penelitian Kebijakan Tenaga Kesehatan Pendanaan Sarana Prasarana Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan Cakupan Program

Wawancara Mendalam ∨ ∨

Observasi

∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨

∨ ∨ -

-

Sumber Data Telaah Informan Dokumen Kunci ∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨

∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨ ∨

Informan Utama -

Informan Pendukung

∨ ∨ ∨ -

4.7 Metode Pengumpulan Data a) Wawancara mendalam Wawancara mendalam yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan keterangan dan informasi mendalam berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan secara lisan dan jelas. Menurut Sugiyono (2011), wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode wawancara mendalam untuk mengetahui bagaimana gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja.







-

49

b) Telaah dokumen adalah pengumpulan data melalui pencatatan terhadap dokumen. salah satu metode yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data. Telaah dokumen pada penelitian ini yaitu dengan melakukan pemeriksaan terkait gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja meluli dokumendokumen akan dibandingkan kesesuaiannya dengan dokumen-dokumen tersebut. c) Pedoman Observasi adalah prosedur yang berencana meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah penelitian (Notoadmodjo, 2003). Observasi yang dimaksud dalam metode pengumpulan data ini ialah melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur langkah-langkah Standar Operasional Prosedur terkait program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. 4.8 Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis data oleh Gale (2013) yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasi data yang telah diolah. Teknik ini dilakukan dengan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan data kualitatif sebelum berfokus pada hubungan bagian-bagian yang berbeda dari data, sehingga dapat menggambarkan peristiwa atau menjelaskan kesimpulan dari berbagai arah. Berikut adalah proses yang dilakukan (Gale, 2013): a. Transkripsi; Rekaman merupakan hal yang sangat penting dalam membantu pengumpulan data. Rekaman ini digunakan pada saat

50

wawancara mendalam terhadap informan, sehingga informan saat wawancara dapat diperoleh. Setelah dilakukan wawancara tersebut, dibuat transkrip secara manual yang menghasilkan data dalam bentuk tulisan. b. Pengenalan dengan wawancara; Apabila sudah dibuat transkrip dari hasil pengumpulan data, maka perlu dilakukan familirisasi data, yaitu dengan mengulang lagi data yang sudah ditranskrip. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui lebih dalam data yang di transkrip. Hasil wawancara mendalam kepada informan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dalam

bentuk

transkrip

dengan

melakukan

pengulangan

atau

pencocokan dari data yang sudah ditranskrip dengan data mentah atau rekaman, sehingga data yang diperoleh bisa lebih akurat dan dapat mengurangi kesalahan dalam menerjemahkan data. c. Pengkodean; Proses coding dilakukan dengan mengkategorikan data yang telah diperoleh. Kategori dalam penelitian ini dibagi dalam pendomain yaitu kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan, sarana prasaranana,

perencanaan,

pengorgansiasian,

pelaksanaan

dan

pengawasan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. d. Mengembangkan kerangka analisa kerja; Setelah coding dilakukan terhadap data yang dianalisis, setiap substansi dibagi lagi menjadi kode yang lebih besar seperti kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan, sarana prasaranana akan masuk kedalam kode input, kemudian perencanaan,

51

pengorgansiasian, pelaksanaan dan pengawasan masuk kedalam proses, serta cakupan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja akan masuk kedalam output. e.

Menafsirkan data menerapkan kerangka analisis; Setelah dilakukan pengkodean, maka selanjutnya data yang telah ditranskrip sebelumnya dimasukkan kedalam setiap kode masing-masing data yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga pada setiap kode akan berisikan semua data yang telah ditranskrip.

f.

Memetakan data kedalam matriks kerangka kerja; Kemudian setelah semua data sudah dikodekan menggunakan kerangka analisis, maka akan dilanjutkan dengan meringkas semua data dalam matriks untuk setiap tema dari berbagai metode pengumpulan data. Bentuk matriks tersebut berisikan semua data dari berbagai sumber data dari informan. Kemudian memasukkan data dari metode pengumpulannya yaitu wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.

g. Menafsirkan data; Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah interpretasi data atau penarikan kesimpulan dengan cara data yang telah dikelompokkan sebelumnya akan dilakukan analisis terhadap data tersebut atau diinetrpretasikan hasilnya baik dari komponen input, proses dan output itu sendiri. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada dilapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja. Sehingga

52

bisa mendapatkan gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. 4.9 Penyajian Data Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan matriks hasil wawancara mendalam yang dapat menjelaskan gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. Penyajian data juga akan didukung dengan hasil observasi lapangan dan telaah dokumen. 4.10 Triangulasi Validasi dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode yait triangulai sumber, didapat dari Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan untuk mengetahui data input berupa kebijakan, pendanaan, tenaga kesehatan dan sarana prasarana, kemudian data proses untuk mengetahui pengawasan kegiatan. Triangulasi juga didapatkan dari Kader Kesehatan dan Bidan Desa untuk mengetahui pendanaan, sarana prasarana dan pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja, serta didapatkan dari Tokoh Masyarakat dan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Balaraja untuk mengetahui tenaga kesehatan, sarana prasarana dan pelaksanaan pada program PHBS tatanan rumah tangga dan triangualasi metode dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.

53

BAB V HASIL Dalam menggambarkan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja Tahun 2017 digunakan teori pendekatan sistem yaitu input, proses dan output (Kellogg, 2004). 5.1 Gambaran Umum Puskesmas Balaraja Puskesmas Balaraja terletak di Jalan Raya Serang KM 24, yang berjarak ± 24 Km dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan dengan Ibukota Kabupaten berjarak ± 8 Km, dengan luas wilayah kerja 1672 Ha. Puskesmas Balaraja dibangun pada tahun 1954. Wilayah kerja Puskesmas Balaraja terdiri dari satu kelurahan dan empat desa, 19.148 KK, dengan jumlah penduduk 73.632 jiwa. 5.1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja Tabel 5.1 Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Kerja Puskesmas balaraja No 1 2 3 4 5

Desa/Kelurahan Balaraja Talagasari Saga Sentul Sentul Jaya Jumlah Sumber: Profil Puskesmas Balaraja Tahun 2015

Keterangan 2.860 3.379 7.498 3.237 2.174 19.148

Dari Tabel 5.1, dapat dilihat bahwa Desa Saga mempunyai jumlah Kepala Keluarga

penduduk paling besar, karena di Desa Saga terdapat 3 (tiga)

54

perumahan. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga penduduk paling sedikit yaitu Desa Sentul Jaya. Tabel 5.2 Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin No

Umur

Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah 1 0-4 4.192 4.011 8.2013 2 5-9 3.466 3.441 6.907 3 10-14 2.872 2.699 5.571 4 15-19 2.871 2.706 5.577 5 20-24 3.718 3.563 7.281 6 25-29 4.097 4.015 8.112 7 30-34 4.272 4.388 8.660 8 35-39 3.968 3.840 7.808 9 40-44 3.170 2.603 5.773 10 45-49 1.925 1.426 3.351 11 50-54 1.225 1012 2.237 12 55-59 847 769 1.616 13 60-64 507 501 1.008 14 65-69 343 254 697 15 70-74 205 245 450 16 75+ 164 217 381 Jumlah 37.842 35.790 73.631 Sumber: Profil Puskesmas Balaraja 2015

Persentase 11.13 9.4 7.6 7.6 9.9 11.02 11.76 10.6 7.84 4.55 3.04 2.19 1.37 0.95 0.61 0.52 100

Berdasarkan Tabel 5.2 klasifikasi penduduk menurut umur dan jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki sebesar 37.842 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 35.790 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak berdasarkan kategori jenis kelamin berada pada rentang umur 30-34 tahun, yaitu pada laki-laki berjumlah 4.272 dan pada perempuan berjumlah 4.388.

55

5.1.2

Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja

Tabel 5.3 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja Jumlah Minimal Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014

Jumlah di Puskesmas Balaraja

2

4

1 2 8 7

4 5 13 21

2

2

7 1 8 2 9 1 10 2 11 1 12 3 13 14 15 16 Total 31 Sumber: Profil Puskesmas Balaraja Tahun 2015

1 1 1 2 2 3 2 5 2 1 70

No

1 2 3 4 5 6

Jenis Ketenagaan

Dokter Umum/Dokter Layanan Primer Dokter Gigi Tenaga Kesehatan Masyarakat Perawat Bidan Pekarya (Non Medis); SMA, Petugas Kebersihan Perawat Gigi Gizi Sanitasi Farmasi Analisis Tenaga Administrasi Supir Satpam Medical Record Petugas Dapur

Berdasarkan Tabel 5.3 Data Tenaga Kesehatan menurut standar Permenkes No 75 Tahun 2014 terdapat 31 ketenagaan kesehatan untuk Puskesmas Perkotaan dan Perawatan yang merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat terselenggara dengan baik dan belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa. Ketengaan di wilayah kerja Puskesmas Balaraja yaitu Dokter Umum/Dokter Layanan Primer, Dokter Gigi, Tenaga Kesehatan Masyarakat, Perawat, Bidan, Pekarya, Perawat Gigi, Gizi, Sanitasi, Farmasi, Analisis, Tenaga Administrasi, Kebersihan, Supir, Satpam, Medical Record dan Petugas Dapur.

56

5.2 Gambaran Input PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja 5.2.1 Gambaran Kebijakan PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kebijakan dalam program program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang memiliki standar kebijakan yang bersumber dari Peraturan Bupati Tangerang. Kebijakan tersebut dibuat untuk menjadi standar pelaksanaan PHBS, namun tidak keseluruhan indikator PHBS memiliki standar kebijakan. Kebijakan tersebut yaitu Peraturan Bupati Tangerang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif serta Peraturan Bupati Tangerang tentang Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Berdasarkan hasil telaah dokumen, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok menjadi standar kebijakan di Kabupaten Tangerang dalam pelaksanaan PHBS yaitu pada indikator tidak merokok dalam rumah. Pasal 3 dalam peraturan tersebut berisikan penetapan Kawasan Tanpa Rokok yang bertujuan untuk (a) memberikan perlindungan dari bahaya asap rokok bagi perokok aktif dan/atau perokok pasif, (b) memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat, (c) melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik langsung maupun tidak langsung, (d) menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, bebas dari asap rokok, (e) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan (f) untuk mencegah perokok pemula. Namun pada keterangan tempat dalam Kawasan

57

Tanpa Rokok yang ditetapkan oleh Bupati Tangerang tidak mencakup Kawasan Tanpa Rokok di tatanan rumah tangga, sebagaimana pada pasal 7 ayat 2 yaitu Kawasan Tanpa Rokok yang dimaksud yaitu Perkantoran Pemerintah Daerah, Tempat Pelayanan Kesehatan, Tempat Proses Belajar Mengajar, Tempat Anak Bermain, Tempat Ibadah, Tempat Kerja dan Tempat Umum. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif bermaksud untuk memberikan perlindungan bagi Bayi untuk mendapatkan hak dasarnya serta kesempatan bagi ibu melaksanakan kewajiban memberikan ASI kepada bayi dimanapun berada. Pada pasal 5 ayat 2 bahwa setiap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan perawatan kesehatan ibu dan anak wajib memberikan informasi dan anjuran tentang pentingnya pemberian ASI Ekslusif kepada ibu dan keluarganya. Hal ini erat kaitannya dengan program PHBS pada kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga. Kebijakan lainnya yaitu pada Peraturan Bupati Tangerang tentang Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Peraturan tersebut belum memiliki Nomor kebijakan dikarenakan masih terdapat perbaikan terkait isi peraturannya. Dalam penyelenggaraannya, pada pasal 3 bahwa penyelennggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat berpedoman pada pilar STBM. Pilar STBM tersebut terdiri atas perilaku Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga dan Pengamanan Limbah Cair Masyarakat.

58

Namun dalam pelaksanaannya, kebijakan terkait PHBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tidak diikuti oleh Puskesmas Balaraja dalam pelaksanaan program PHBS tatanan rumah tangga. Berdasarkan hasil telaah dokumen, Puskesmas Balaraja hanya membuat Standar Operasional Prosedur dalam kegiatan PHBS tatatann rumah tangga sebagai perangkat kebijakan program. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja memiliki dua kegiatan yaitu kegiatan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga dan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga. Pada masingmasing kegiatan memiliki Standar Operasional Prosedur sebagai perangkat kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan. Berikut Standar Operasional Prosedur dalam kegiatan pengkajian dan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja: Tabel 5.4 SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja Pengertian Pelaksanaan pendataan PHBS tatanan rumah tangga yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur langkah-langkah kerja yang ditentukan. Tujuan Agar pengelola Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) puskesmas dapat melakukan pemetaan wilayah kerja puskesmas sehingga dapat diketahui prioritas masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Kebijakan Buku Pedoman Promosi Kesehatan Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 Prosedur 1. Petugas menentukan jadwal kegiatan pendataan PHBS tatanan rumah langkahtangga langkah 2. Petugas menentukan tempat desa dan jumlah sampel yang akan di data 3. Petugas mempersiapkan alat dan bahan 4. Petugas memilih kader yang akan melakukan pendataan, meliputi cara wawancara dan observasi untuk pengisian formulir dengan 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga yang berisi pertanyaan tentang: a. Persalinan oleh tenaga kesehatan

59

SOP Pendataan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja b. ASI Ekslusif c. Menimbang balita d. Tersedianya air bersih e. Tersedianya jamban sehat f. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir g. Memberantas jentik nyamuk di rumah h. Makan buah dan sayur setiap hari i. Melakukan aktifitas fisik j. Tidak merokok di dalam rumah 5. Petugas mengumpulkan hasil pendataan dari kader 6. Petugas merekapitulasi hasil pendataan dari kader 7. Petugas mengarsipkan hasil pendataan PHBS Hal-hal yang Alat: formulir, pemetaan wilayah atau desa, teknik wawancara, cara pengisian perlu di formulir perhatikan Bahan: ATK Unit terkait Promosi Kesehatan Dokumen Hasil pendataan (format), foto kegiatan dan laporan hasil Terkait Sumber: Dokumen Program Promosi Kesehatan Puskesmas Balaraja Tahun 2015\

Berdasarkan tabel, dapat dilihat Standar Operasional Prosedur kegiatan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. SOP ini adalah kebijakan yang diambil dari Buku Pedoman Promosi Kesehatan. SOP dibuat sebagai acuan pelaksana program PHBS untuk pemetaan wilayah kerja puskesmas sehingga dapat diketahui prioritas masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Di dalam SOP ini terdapat beberapa langkah-langkah prosedur untuk pelaksanaan kegiatan pengkajian program PHBS. Tabel 5.5 SOP Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga

SOP Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja Proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka, mau dan Pengertian mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya, khususnya derajat kesehatan. Tercapainya perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari Tujuan Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan.

60

SOP Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga Puskesmas Balaraja Buku Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 2269?MENKES/PER/X1/2011 1. Petugas memperkenalkan diri Prosedur 2. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan langkah-langkah 3. Petugas menjelaskan point-point isi penyuluhan yang tidak membosankan. 4. Petugas memperkenalkan diri 5. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan 6. Petugas menjelaskan point-point isi penyuluhan 7. Petugas menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak membosankan 8. Petugas menujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat, selingi dengan humor segar 9. Petugas menggunakan bahasa sederhana 10. Petugas membuat suasana relax ( santai ), pancinglah pendengar agar turut berpartisipasi 11. Petugas menyediakan waktu untuk tanya jawab 12. Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan. 13. Bila ada bahan bacaan sebaiknya dibagikan setelah penyuluhan selesai Hal-hal yang Kesesuaian dan ketepatan program perlu di perhatikan - Dokter Unit terkait - Poskesdes (Bidan / Perawat) - Kader PHBS - Pemerintah Desa - Pemerintah Kecamatan Dokumen Terkait Materi penyuluhan Kebijakan Referensi

Berdasarkan tabel, dapat dilihat Standar Operasional Prosedur kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja. SOP ini adalah perangkat kebijakan yang diambil dari Buku Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). SOP dibuat sebagai acuan pelaksana program PHBS untuk mencapai perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan positif dari Individu/Masyarakat dalam bidang kesehatan. Di dalam SOP ini terdapat beberapa langkah-langkah prosedur

untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan

61

program PHBS. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan; “…Untuk kebijakan saya yang membuat dan dikebijakan tersebut terdiri dari SOP pengkajian dan SOP penyuluhan dan berisikan prosedur langkah-langkahnya...” (IK-03) SOP Program PHBS yang dibuat oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan digunakan sebagai acuan pelaksanaan program PHBS tatanan rumah tangga sesuai yang diungkapkan oleh Kepala Puskesmas; “…Kebijakan dalam program PHBS itu ada didalam program kita juga sudah membuat SOP nya. Jadi kebijakan itu harus disampaikan untuk dijalankan. Disini Penanggungjawabnya yang buat langsung untuk rencana, dan untuk PHBS rumah tangga yang membuat berarti Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan.…”(IK-02) SOP tersebut dibuat mengacu pada Pedoman Promosi Kesehatan dan Pedoman Umum PHBS pusat dari Kementerian Keasehatan. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang; “….Dinas Kesehatan merupakan kepanjang tanganan kemenkes. Sehingga apa yang dibuat di pusat daerah juga harus membuat hal yang sama, kebijakan PHBS sudah dituangkan dalam rencana stategis 5 tahun…”(IK01) 5.2.2

Gambaran Tenaga Kesehatan

Program PHBS Tatanan Rumah

Tangga di Puskesmas Balaraja Tenaga kesehatan pelaksana program PHBS tatanan rumah tangga meliputi Kader Kesehatan dan Bidan Desa. Hal ini diungkapkan oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan; “…..Tenaga kesehatan yang turun ya kader dan Bidan Desa. Kader melakukan pendataan pengkajian dan setelah itu dibantu Bidan Desa

62

masing-masing wilayah kesehatan….”(IK-03)

untuk

melaksanakan

penyuluhan

Selama ini tenaga kesehatan sudah melaksanakan kegiatan yang mengacu pada pedoman umum PHBS. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang; “..sudah melaksanakan sesuai dengan pedoman umum PHBS..” (IK-01) Dalam menentukan tenaga kesehatan pelaksana program PHBS dipilih berdasarkan kompetensi petugas dan keterlampilan petugas. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Puskesmas; “…Dalam menetapkan petugas pada dasarnya harus tenaga medis, kemudian kita melihat analisa dan kompetensi pegawai yang bersangkutan jadi dari situ kita bisa lihat kalau dia bisa..” Dalam menentukan kader sebagai pelaksana kegiatan adalah kader yang sudah diberikan pelatihan oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Hal tersebut diungkapkan oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan; “…Pemilihan kader biasanya 10-15 kader yang sudah dilatih dan pemilihan Bidan Desa biasanya per masing-masing wilayah kerja puskesmas...” (IK-03) Kualifikasi pendidikan untuk petugas dalam pelaksanaan kegiatan biasanya disesuaikan dengan puskesmas selaku pelaksana. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang; “…Petugas yang turun lapangan kan biasanya yang menentukan masingmasing puskesmas, jadi yang menentukan kualifikasinya puskesmas juga…”(IK-01)

63

Pendidikan petugas dalam melaksanakan kegiatan biasanya pada Kader dengan latarbelakang SMA dan Bidan Desa dengan pendidikan D3 Kebidanan, hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas Balaraja; “..Petugas itu ada Bidan Desa, nah biasanya mereka pendidikannya D3 Kebidanan dan kader yang rata-rata SMA..” (IK-02) Kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan disesuaikan dengan pelatihan yang diberikan puskesmas kepada petugas. Hal tersebut juga sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas; “..Kalau untuk kompetensi itu ada pelatihan untuk kader, biasanya mereka dilatih bagaimana mendata dahn penyuluhan. Begitu juga bidan desa….” (IK-02) Pelatihan yang diberikan pada tenaga kesehatan antara lain pelatihan untuk kegiatan pengkajian dan kegiatan penyuluhan. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang; “….Cara pemilihan tenaga, petugas dilatih tentang pengkajian dan penyuluhan PHBS. Setelah itu, petugas melakukan pendataan dan penyuluhan.…” (IK-01) Pelatihan kegiatan PHBS tatanan rumah tangga ini dilakukan setiap satu tahun sekali di Dinas Kesehatan dan di Puskesmas meliputi materi mengenai 10 indikator PHBS. Hal tersebut diungkapkan oleh Kader Kesehatan; “...Pelatihan dilakukan di puskesmas oleh petugas (bu nani, selaku penanggungjawab program promkes) dilakukan sehari, Pelatihan juga biasanya dilakukan lagi setiap tahun sebelum pelaksanaan, kadang kader juga ikut lokmin sekalian di latih lagi, Pelatihan setiap tahun dilakukan setelah selesai kegiatan. Jadi, misalnya kegiatan dilakukan pada bulan Oktober, maka pelatihan diberikan pada sebeluman setelahnya. Pas pelatihan Materi yang diberikan berupa bagaimana sosialisasi ke masyarakat dan cara data di lembar pengkajian. Untuk penyuluhan kita juga pelatihan bareng puskesmas, gimana cara yang baik kalau kader

64

penyuluhan ya kita banyak dikasih pelatihan soal 10 indikator PHBS..” (IU-02) Sebagian tenaga kesehatan dalam melaksanakan program PHBS di masyarakat sudah cukup baik. Hal tersebut diungkapkan masyarakat; “…Iya, 10 indikator itu sudah dijelaskan dan ditanyakan dengan baik..” (IPM-02) Akan tetapi masih terdapat tenaga kesehatan yang belum maksimal dalam menyampaikan materi terkait 10 indikator PHBS tersebut kepada masyarakat karena masih terdapat beberapa masyarakat yang tidak mengetahui materi yang disampaikan. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan masyarakat; “..Saya taunya Cuma bersih-bersih lingkungan saja..” (IPM-01) “.. salah satu ada,tapi tidak semuanya..” (IPM-04) 5.2.3 Gambaran Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Pendanaan dalam

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Hal tersebut sesuai dengan ahsil wawancara Kepala Puskesmas; “…dana kegiatan itu kita ada BOK. BOK itu kan ada beberapa program selama ini kita udah atur porsinya perkegiatan….”(IK-02) “….selama ini dana yang diadakan oleh APBD sudah mencukipi untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan…” (IK-02) Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan menyatakan dana ini cukup untuk kegiatan; “…sejauh ini sesuai aja sih..” (IK-03)

65

Dana kegiatan PHBS yang diberikan pada Masing-masing kader yaitu 25.000 Rupiah, dana tersebut digunakan untuk transport kegiatan. Hal tersebut juga sesuai dengan yang diungkapkan Kader Kesehatan; “…kita dapet Rp 25.000 buat kerumah-rumah ya cukup aja sih….”(IU-03) “…Rp 25.000 cukuplah itu mah….” 5.2.4 Gambaran Sarana dan Prasarana Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Sarana dan prasarana pendukung Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Balaraja dibagi menjadi dua, yaitu sarana dan prasarana kegiatan pengkajian dan kegiatan penyuluhan. Sarana prasarana tersebut disiapkan oleh puskesmas. Pada kegiatan pengkajian, sarana dan prasarana yang dibutuhkan yaitu lembar pengkajian PHBS tatanan rumah tangga untuk pendataan rumah sehat berdasarkan 10 (sepuluh) indikator PHBS, ATK dan stiker tempel. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas; “…Sarana dan prasarana dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga hanya menggunakan Alat Tulis Kantor (ATK) dan lembar pengkajian PHBS, adanya sticker tempel juga...” (IK-02) Pada kegiatan penyuluhan PHBS, sarana dan prasarana yang dibutuhkan yaitu poster, brosur, booklet, lembar balik dana lain-lain. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan; “….jika penyuluhan setelah pendataan, petugas bisa membawa sticker tempel atau leaflet gitu.…” (IK-03) Hal ini juga diungkapkan oleh Bidan Desa;

66

“…penyuluhan biasanya membawa selembaran leaftlet jika memang sedang ada….” (IUB-01) Akan tetapi, untuk kegiatan penyuluhan tidak semua masyarakat mendapatkan poster atau leaflet dikarenakan ketersediaan yang terbatas. Hal ini diungkapkan Kader Kesehatan; “…dan untuk penyuluhannya, kita kasih aja poster kalau lagi ada tapi biasanya gak kebagian semua tiap warga jadi sisanya cuma ngomong gitu penyuluhannya...” (IU-03) Semua kegiatan ini telah dianggarkan oleh puskesmas Kabupaten seperti informasi dari Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, sebagai berikut; “…Dipenuhi oleh puskesmas karena anggarannya juga ada di Puskesmas..” (IK-01) 5.3 Gambaran Proses 5.3.1 Gambaran Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Perencanaan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dibuat oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan.Hal ini diungkapkan oleh Kepala Puskesmas; “…disini Penanggungjawabnya yang buat langsung untuk rencana, dan untuk PHBS rumah tangga yang membuat berarti Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan..” (IK-02) Perencanaan yang dibuat berupa Rencana Usulan Kegiatan tahunan yang meliputi rencana kegiatan, sasaran, jadwal, lokasi kegiatan, sumber dana kegiatan, dan tenaga pelaksana. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan;

67

“…rencana usulan kegiatan disitu sudah ada rencana pertahunnya dan bulan apa untuk melakukan Program PHBS….”(IK-03) Rencana Usulan

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut: Tabel 5.6 Rencana Usulan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS Tatanan Rumah Tangga Kegiatan

Rencana Kegiatan

Sasaran

Jadwal

Lokasi

Sumber Dana BOK

Tenaga pelaksana Program Untuk memberdayakan Masyarakat Setiap Rumah Promosi PHBS anggota rumah tangga Tahun di Tangga Kesehatan, Tatanan agar tahu, mau dan Bulan Kader, Bidan Rumah mampu mempraktikkan Oktober Desa wilayah Tangga PHBS Puskesmas Balaraja Sumber: Rencana Usulan Kegiatan Program Promosi Kesehatan Puskesmas Balaraja Tahun 2017 Perencanaan Program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dibuat pada tahun sebelumnya berdasarkan prioritas kegiatan dan ketersediaan anggaran. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang; “….perencanaan dibuat setahun sebelumnya, berdasarkan analisa dan dibuat prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan anggaran…” (IK-01) 5.3.2 Gambaran Pengorganisasian Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Pengorganisasian program PHBS tatanan rumah tanggga melibatkan Penanggungajwab Program Promosi Kesehatan, Bidan Desa dan kader. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas; “…tapi tidak hanya Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan saja yang turun lapangan, namun ada kader dan Bidan Desa juga yang membantu. Dalam program PHBS…” (IK-02)

68

Akan tetapi, pengorganisasian jadwal kegiatan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih belum sepenuhnya terstruktur. Hal tersebut sesuai dengan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan; “…biasanya tidak semua terstruktur untuk jadwalnya. Misal dijadwal memang Oktober tetapi untuk pelaksanaanya bisa saja berhalangan dengan kegiatan lain…..” (IK-03) Selain itu Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan mengungkapkan bahwa terdapat kendala dalam pengorganisasian, yaitu; “…Pelaksanaanya bisa saja bersamaan dengan kegiatan lain. Misal saya disini pelayanan di Puskesmas jadi tidak selalu berada di lapangan, saya juga akan turun lapangan jika ada masalah dilapangan cara mengatasinya yaitu dengan mengganti hari. Misalnya kita memiliki target untuk bulan ini, jika bulan ini tidak bisa berarti masuk keperencanaan tahun berikutnya...” (IK-03). Pengorganisasian program PHBS tatanan rumah tangga yang dilaksanakan oleh Kader Kesehatan dilaksanakan berdasarkan wilayah kerja masing-masing Kader Kesehatan. Biasanya petugas melakukan kegiatan pengkajian dan pendataan PHBS tatanan rumah tangga dengan mengunjungi 12 (dua belas) sampai 13 (tiga belas) rumah. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kader Kesehatan; “…Disini kan ada 5 wilayah nah itu biasanya per RT ada 2 sampai 5 kader itu biasanya masing-masing kader 12 sampai 13 rumah…” (IU-01) Namun hal tersebut tidak sesuai dengan yang diungkapkan Kader lainnya, yaitu; “…Ya gak nentu sih, sedikasihnya aja sama puskesmas…” (IU-03)

69

5.3.3 Gambaran Pelaksanaan Program (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Dalam program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja terdapat dua kegiatan, yaitu kegiatan pengkajian dengan metode pendataan rumah sehat dan kegiatan penyuluhan PHBS yang dilaksanakan setelah dilakukannya pengkajian. Dalam tatanan rumah tangga, kedua kegiatan tersebut saling berkaitan dikarenakan kegiatan penyuluhan pada tatanan rumah tangga dilaksanakan pada waktu setelah dilaksanakannya kegiatan pengkajian. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Bidan Desa; “…Pelaksanaannya ya untuk program PHBS, ada penyuluhan sama pendataan. nah biasanya dilakuin bareng-bareng, misal kader pendataan setelah itu didampingi bidan desa kita mulai penyuluhan…” (IUB-01) Kegiatan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga dilaksanakan oleh Kader Kesehatan, sedangkan untuk kegiatan penyuluhan PHBS dilaksanakan oleh Bidan Desa. Namun, untuk kesiapan dalam melaksanakan tugas di lapangan, Kader Kesehatan juga diharuskan untuk melakukan penyuluhan jika Bidan Desa sibuk untuk pelayanan sebagai Bidan Desa. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Bidan desa (IUB-02) berikut; “…Pendataan oleh kader dan diketahui mana rumah yang sehat atau tidak, dan tugas Bidan Desa ya ikut ngasih penyuluhan tapi disini kader juga biasanya penyuluhan kalau bidan desa sibuk pelayanan…” (IUB-02) Dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian PHBS, dilakukan dengan mendata rumah dengan mengacu kepada 10 indikator PHBS. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kader;

70

“…Saya mendata dari pintu ke pintu dan memberikan pertanyaan sesuai 10 (sepuluh) indikator itu. Sesudah ditanya, saya berikan penyuluhan sih teh, trus saya juga pantau perkembangan mengenai PHBS nya…” (IU-03) Selain itu kader langsung mencatat hasil pendataan sesuai dengan 10 indikator PHBS kemudian hasil tersebut diberikan ke puskesmas. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan kader; “….saya langsung mencatat hasilnya sesuai 10 (sepuluh) indikator itu..” (IU-04) Hal tersebut juga diungkapkan Tokoh MasyarakaT; “….Pelaksanaannya kerumah-rumah warga, data terkait 10 indikator…” (IP-02) Pada penelitian ini juga dilakukan observasi kegiatan PHBS kepada 5 (lima) Kader Kesehatan. Berikut hasil observasi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga: Tabel 5.7 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga No Prosedur 1 Desa dan rumah tangga yang akan di data sudah ditentukan oleh puskesmas 2 Alat dan bahan sudah disiapkan oleh puskesmas 3 Kader melakukan pendataan, meliputi cara wawancara dan observasi untuk pengisian formulir dengan 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga

IU-01 ∨

IU-02 ∨









IU-03 ∨

IU-04 ∨







IU-05 ∨



71

Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan pengkajian PHBS, ditemukan bahwa masih terdapat kader yang tidak membawa sarana prasarana pendukung, yaitu sticker tempel. Hal ini dikarenakan terbatasnya stiker tempel dipuskesmas. Pada kegiatan pengkajian dilakukan observasi oleh kader kepada rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Balar ini rumah tangga yang diamati yaitu 5 (lima) rumah yang sesuai dengan desa/kelurahan masing-masing Kader Kesehatan. Kegiatan yang diamati sesuai dengan lembar pengkajian yang berstandar pada 10 (sepuluh) indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Tabel 5.8 Hasil Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS Tanan Rumah Tangga No

1

2

3

Indikator

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Memberika n ASI ekslusif

Menimbang balitasetiap bulan

Cara Verifikasi Kategori: 1 (Sehat), 2 (Tidak Sehat)

Apakah rumah tangga ini pada waktu melahirkan anak terakhir di tenaga kesehatan? Apakah rumah tangga ini, anak terakhir diberikan ASI Ekslusif sampai usia 6 bulan? Apakah balita dirumah ini selalu ditimbang berat badannya tiap bulan?

Hasil Pengamatan Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4

Rumah 5

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

1

2

1

72

No

4

5

6 7

8

9

10

Indikator

Cara Verifikasi Kategori: 1 (Sehat), 2 (Tidak Sehat)

Menggunak an air bersih

Apakah rumah ini memiliki sumber air bersih? Mencuci Apakah rumah tangga tangan ini selalu mencuci dengan tangan menggunakan sabun sabun dan air mengalir setiap mau makan, setelah BAB, sebelum memberikan ASI, setelah memabntu anak setelah BAB Menggunak Apakah rumah tangga an jamban ini mempunyai sehat jamban sehat? Memberanta Apakah rumah tangga s jentik ini selalu melakukan nyamuk pemberantasan jentik nyamuk dengan pemberantasan sarang nyamuk minimal seminggu sekali Mengonsum Apakah anggota si buah dan rumah tangga ini sayur setiap selalu makan buah hari dan sayur setiap hari? Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak merokok di dalam rumah

Apakah rumah tangga ini selalu melakukan aktifitas fisik/olahraga minimal selama 30 menit sehari? Apakah tidak ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah?

Keterangan

Hasil Pengamatan Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4

Rumah 5

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

2

1

1

Tidak Sehat

Tidak Sehat

Tidak Sehat

Tidak Sehat

Sehat

73

Berdasarkan hasil observasi, dapat dilihat bahwa pada Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga dilakukan dengan 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga. Pada hasil pengamatan diketahui bahwa masih terdapat rumah tangga yang tidak sehat dikarenakan tidak melengkapi 10 (sepuluh) indikator tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan; “….Dan biasanya angka cakupan menurun dan tidak mencapai target dikarenakan ya pada saat pendataan pengkajian banyak rumah yang tidak mencakup rumah sehat jadi kalau ada rumah dan keterangannya tidak sehat pada satu indikator maka rumah tersebut dinyatakan tidak sehat. Setelah dilakukan pengkajian, petugas melakukan penyuluhan terkait dengan 10 indikator PHBS itu…..” (IK-03) Dalam program PHBS tatanan rumah tangga juga dilakukan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan PHBS, dilakukan dengan penyuluhan kepada masyarakat dengan mengacu kepada 10 indikator PHBS. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kader; “…Sesudah ditanya, saya berikan penyuluhan sih teh, trus saya juga pantau perkembangan mengenai PHBS nya…” (IU-03) Kegiatan penyuluhan dilaksanakan oleh Bidan Desa. Namun kader juga turut memberikan penyuluhan dikarenakan padatnya kegiatan Bidan Desa untuk pelayanan di puskesmas. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Bidan Desa; “…kader juga biasanya penyuluhan kalau bidan desa sibuk pelayanan…” (IUB-02) Hal tersebut didukung oleh pernyataan Bidan desa;

74

“….Kendalanya pelayanan yang harusnya saya dijadwalkan ikut penyuluhan tetapi ada warga saya juga yang mau partus nah itu sih berarti saya tidak ikut kegiatan PHBS nya..” (IUB-03) Pada penelitian ini juga dilakukan observasi kegiatan penyuluhan PHBS kepada 5 (lima) Kader Kesehatan. Berikut hasil observasi dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga pada tabel berikut: Tabel 5.9 Hasil Observasi Kegiatan Penyuluhan PHBS Tatanan Rumah Tangga

No Prosedur 1 Petugas memperkenalkan diri 2 Petugas mengemukakan maksud dan tujuan 3 Petugas menjelaskan point-point isi penyuluhan 4 Petugas menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak membosankan 5 Petugas menujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat, selingi dengan humor segar 6 Petugas menggunakan bahasa sederhana 7 Petugas membuat suasana relax (santai), pancinglah pendengar agar turut berpartisipasi 8 Petugas menyediakan waktu untuk tanya jawab 9 Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan.

IU-01 ∨

IU-02 ∨

IU-03 ∨

IU-04 ∨

IU-05 ∨

































-



-























-



-





-



-





75

Berdasarkan hasil observasi, dalam kegiatan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga, ditemukan bahwa masih terdapat kader yang tidak memenuhi prosedur yang telah ditetapkan yaitu menujukkan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat, beberapa tidak diselingi dengan humor segar pada saat penyuluhan, beberapa tidak menyediakan waktu untuk tanya jawab, dan beberapa tidak menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan. Mengenai hambatan dilapangan, berikut informasi dari beberapa kader; “..Pusing ngurusin warga yang susah ngerti PHBS…” (IU-02) “..Rumah yang didatengin suka sepi gak ada orang..” (IU-03) “..Kudu siapin semuanya kan, jadi harus selalu siap trus kendala paling hasilnya suka ada rumah yang gak mencukupi indikator PHBS..” (IU-05) 5.3.4 Gambaran Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Pengawasan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga dilakukan langsung oleh Kepala Puskesmas. Berdasarkan hasil wawancara dengana Kepala Puskesmas Balaraja ; “…..pengawasan dilakukan dengan adanya monev, di monevnya ada tim. Kemudian saat ada rapat disampaikan apa saja kendalanya….” (IK-02) Kepala Puskesmas juga mengungkapkan bahwa untuk pengawasan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan; “…Ya. Jadi saat pelaksanaan program,kita selesaikan bersama-sama dan dilihat dari laporan bulanan,program tahunanya itu dilakukan oleh staff

76

meeting dan kalaupun tidak ada masalah pada saat pelaksanaan kita disini juga ada lokakarya bulanan (lokbul)….” (IK-02) Pengawasan terkait program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga dilakukan monitoring evaluasi pada saat kegiatan rapat staf di puskesmas, lokarya bulanan dan Kepala Puskesmas juga melihat hasil laporan dari masing-masing Penanggungjawab Program. Untuk program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga, Kepala Puskesmas melihat laporan yang didapatkan dari Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Dalam melaksanakan pengawasan, Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan juga melakukan pengawasan, yaitu sebagai berikut; “….Pengawasanya kita kunjungi rumah yang bermasalah…” (IK-03) Selain

itu,

Penanggungjawab

Program

Promosi

Kesehatan

juga

mengungkapkan pernyataan terkait pengawasan yang dilakukan secara teratur, yaitu sebagai berikut; “…Tergantung jadwal di puskesmas, jika tidak sibuk saya ikut kunjungan rumah. Namun, pengawasan juga bisa dilakukan oleh RT/RW dengan mengunjungi rumah-rumah yang bermasalah dan belum mencakup rumah sehat…” (IK-03) Dari hasil monitoring dan evaluasi, selanjutnya dapat diketahui apa saja masalah dan kendala dari masing-masing program dan manfaat dari monitoring dan evaluasi yaitu untuk perbaikan pencapaian di kegiatan berikutnya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Puskesmas; “…hasilnya nanti untuk kebaikan program, selanjutnya mau direncanakan seperti apa programnya..”

77

5.4 Komponen Output 5.4.1 Cakupan

Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilihat dari angka cakupan kegiatan. Program PHBS pada tahun 2017 memiliki cakupan (64%) dan belum mencapai target yaitu (70%). Hal ini disebabkan karena rendahnya rumah tangga yang memiliki kategori rumah sehat. Hal tersebut diungkapkan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Balaraja; “….angka cakupan menurun dan tidak mencapai target dikarenakan ya pada saat pendataan pengkajian banyak rumah yang tidak mencakup rumah sehat jadi kalau ada rumah dan keterangannya tidak sehat pada satu indikator maka rumah tersebut dinyatakan tidak sehat…” (IK-03) Hasil cakupan ditentukan dari 10 (sepuluh) indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Jika pada rumah tangga ditemukan tidak mencakup 1 (satu) indikator dari 10 (sepuluh) indikator maka sudah dinyatakan bahwa rumah tangga tersebut tidak sehat.

78

Bagan 5.1 Hasil Pemantauan PHBS Tatanan Rumah Tangga Tahun 2017

Dapat dilihat dari hasil telaah dokumen pada tahun 2017 permasalahan yang terbesar yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Balaraja adalah merokok di dalam rumah (67%) dan ASI eklusif (82%). Oleh karena itu, Kader Kesehatan sebaiknya memfokuskan penyuluhan tentang bahaya merokok dan memberikan ASI ekslusif pada bayi. Berikut pernyataan dua orang kader tentang merokok dan asi ekslusif; “..Penyuluhan untuk ASI ekslusif dilaukan dengan awalnya mewawancarai ibu yang mempunya bayi, setelah itu diberikan penyuluhan harus ASI ekslusif 6 bulan. Tidak hanya pas pengkajian tapi pas di posyandu juga diberikan penyuluhan. Penyuluhan merokok dalam rumah, dilakukan dengan mewawancarai warga jika ada yg merokok, mereka merokok didalam atau diluar. Namun diusahakan diluar rumah..” (IU-01) “..Penyuluhan untuk ASI ekslusif, ditanya apakah punya balita dan kasih arahan harus ASI ekslusif 6 bulan dan tambahan sampai 2 tahun. Merokok di dalam rumah, ditanyakan apakah merokoknya di dalam atau di luar. Kalau memiliki bayi/ balita diusahakan di luar rumah …” (IU-02) Pengalaman dua kader tersebut dilapangan menggambarkan bahwa mereka hanya melakukan kegiatan pendataan terhadap 10 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang sebenarnya.

79

Faktor lain yang mempengaruhi menurunnya program PHBS yaitu pada pengorganisasian yang belum terstruktur dengan baik. Hal ini diungkapkan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan; “…Biasanya tidak semua terstruktur untuk jadwalnya. Misal dijadwal memang Oktober tetapi untuk pelaksanaanya bisa saja berhalangan dengan kegiatan lain…” (IK-03) Selain itu, jadwal Bidan Desa dalam melakukan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga juga terhalang karena adanya pelayanan di puskesmas. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Bidan Desa; “….Kendala jadwal yang bentrok dengan kegiatan disini kan juga saya ada laporan untuk kegiatan saya sebagai bidan desa, tidak selalus sesuai jadwal. Maka ya harus kader saja yang turun. Kader harus tau gimana penyuluhan ke warga…” (IUB-04) Terkait hal tersebut, keterlampilan kader dalam melakukan penyuluhan sangat berpengaruh pada pengetahuan masyarakat pula. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan masyarakat; “..saya tidak tau. Saya juga dirumah cuma bersih-bersihlingkungan saja..” (IPM-01) “ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang harus dilaksanakan sehari hari. Contoh kegiatan jamban sehat dan tidak merokok dalam rumah terus mencuci tangan dengan sabun. Saya juga sering melaksanakan kalau cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Disini tapi ada yang merokok kalau untuk olahraga saya jarang, paling seminggu sekali..” (IPM-02) “…Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pendataan keluarga ya tidak merokok, makan sehat, olahraga..” (IPM-04) Cakupan program PHBS belum mencapai target yang telah ditetapkan puskesmas dikarenakan masih terdapat kader yang tidak membawa sarana prasarana pendukung dalam kegiatan pengkajian maupun kegiatan penyuluhan. Hal tersebut diungkapkan oleh kader;

80

“…udah dikasih sebelum kita turun lapangan dan memang sudah siap semuanya. Dan untuk penyuluhannya, kita kasih aja poster kalau lagi ada tapi biasanya gak kebagian semua tiap warga jadi sisanya cuma ngomong gitu penyuluhannya…” (IU-03) Kurangnya peran serta Bidan Desa dalam melaksanakan kegiatan juga menjadi penyebab cakupan program belum mencapai target. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Bidan desa; “…Kendala kalau saya lagi pelayanan di puskesmas, saya juga gak bisa mendampingi kader…” (IUB-01).

81

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian a. Dalam penelitian ini menggambarkan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga dengan menggunakan perspektif petugas. b. Dalam melakukan observasi, peneliti tidak mengikuti keseluruhan kegiatan dikarenakan jadwal kegiatan yang sudah selesai di beberapa bulan sebelumnya. c. Dalam telaah data profil puskesmas, peneliti hanya menggunakan data tahun 2015 dikarenakan untuk tahun 2016 masih dalam proses pembuatan. Oleh sebab itu, dalam melihat angka cakupan, peneliti melihat data laporan tahunan yang dibuat Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. 6.2 Komponen Input 6.2.1 Kebijakan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepempimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mengikuti standar yaitu Peraturan Bupati Tangerang. Namun tidak keseluruhan indikator PHBS yang memiliki standar kebijakan. Kebijakan tersebut yaitu Peraturan Bupati Tangerang Nomor 16 Tahun

82

2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif serta Peraturan Bupati Tangerang tentang Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kebijakan PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilaksanakan dengan adanya perangkat kebijakan seperti SOP yang telah dibuat oleh Kepala Puskesmas dan mengikuti standar nasional yang telah ditetapkan. Kebijakankebijakan yang dimaksud meliputi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang didalamnya pedoman-pedoman yang bersifat lebih terinci dan operasional yang salah satunya meliputi petunjuk teknis pembinaan PHBS di rumah tangga. Kebijakan dalam program PHBS tatanan rumah tangga juga tertera dalam Buku Pedoman Promosi Kesehatan yaitu Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

585/MENKES/SK/V/2007 tentang pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan yang meliputi pedoman penyuluhan PHBS. Di Kabupaten dan Kota, Program PHBS menetapkan kebijakan-kebijakan yang koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan dan peraturan atau keputusan tentang pengkajian PHBS tatanan rumah tangga, menyelenggarakan pelatihan pengkajian PHBS bagi petugas dan kader pemberdayaan masyarakat, memberikan bantuan pembiayaan APBD Kabupaten/Kota dan sumber daya lain untuk pengkajian PHBS, memfasilitasi kecamatan. Desa dan kelurahan untuk ikut dalam pengkajian PHBS tatanan rumah tangga dan melaksanakan hal-hal lain

83

yang dianggap perlu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah (Kemenkes, 2011). Menurut Kemenkes (2011), pedoman dalam pelaksanaan program PHBS di rumah tangga di Puskesmas bertujuan dalam meningkatkan PHBS di tatanan rumah tangga dan mengembangkan kebijakan pembinaan PHBS serta memperkuat gerakan dan peran serta masyarakat melalui PHBS di tatanan rumah tangga, meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada masyarakat di tatanan rumah tangga dan meningkatkan kapasitas pengelola pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga. Dalam pelaksanaannya, program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja sudah memiliki SOP (SOP Pendataan Pengkajian dan penyuluhan PHBS Tatanan Rumah tangga Puskesmas Balaraja) mengacu pada Kemenkes Republik Indonesia Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sedangkan dalam kegiatan penyuluhan berpacu pada Kemenkes Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan. Diketahui dari hasil penelitian, bahwa program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja telah sesuai dengan SOP yang mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI Ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.

84

Selain itu, kader-kader yang melaksanakan program ini juga terkadang melakukan promosi kepada masyarakat yang ditemuinya. Hal ini sesuai dengan petunjuk Kemenkes (2011) bahwa dalam SPM terdapat sembilan urusan yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Salah satunya adalah penyelenggaraan Promosi Kesehatan dengan indikator kinerja persentase rumah tangga sehat. Akan tetapi, kebijakan tentang pelaksanaan program PHBS tatanan rumah tangga belum tersosialisasi secara keseluruhan kepada petugas pelaksana yaitu kader dan bidan desa dikarenakan masih adanya beberapa petugas yang tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Menurut Suharto (2008), kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu. Kemampuan masyarakat untuk memahami program di lapangan beragam, ada yang hanya mengetahui program dengan hanya sebatas tidak merokok, jamban bersih, makanan sehat dan aktfiitas fisik. Selain itu juga tidak diketahui apakah mereka melaksanakan kegiatan ini sesuai dengan petunjuk pedoman PHBS. 6.2.2 Tenaga Kesehatan

Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di

Puskesmas Balaraja Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterlampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk upaya kesehatan (UU No 36 /2009 tentang kesehatan). Sebagai pelaksana upaya

85

kesehatan, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata, sesuai kebutuhan pembangunan kesehatan. Dalam pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Balaraja telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas ditetapkan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dalam menetapkan petugas pada dasarnya harus tenaga kesehatan, kemudian Kepala Puskesmas melihat analisa dan kompetensi pegawai yang akan ditetapkan untuk menjadi petugas program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) . Kader-kader Kesehatan berperan aktif untuk turun lapangan dalam melakukan pendataan pengkajian dengan membawa lembar pendataan pengkajian yang telah disiapkan oleh Puskesmas, dan terkadang memberikan penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat. Sedangkan Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan hanya datang ke lapangan pada saat-saat ada masalah yang ditemui, kegiatan utama Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan adalah membuat rencana kegiatan dan monitoring program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS ini. Dalam pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang erat kaitannya dengan PHBS tatanan rumah tangga, keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga seperti kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren, kader PKK, dan lain-lain serta Pengurus organisasi

86

kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain (Kemenkes, 2016). Menurut Maulana (2009) bahwa penanggungjawab promosi kesehatan paling tidak harus memiliki aspek teknis dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain untuk mempromosikan kesehatan dalam banyak situasi dan tujuan yang berbeda. Kemudian Barry et.al (2009) mengemukakan bahwa domain inti dari health promotion

adalah

mengkatalisis

perubahan,

kepemimpinan,

penilaian,

perencanaan, implementasi, evaluasi, advokasi dan kemitraan. Oleh sebab itu, kedepannya harus dipertimbangkan bahwa kader dilapangan bukan berfungsi sebagai pemberi promosi kesehatan akan tetapi mungkin membantu mencatat atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak membutuhkan keterlampilan atau skill tertentu. 6.2.3 Pendanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Dalam pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana tersebut telah disusun berdasarkan Rencana Usulan Kegiatan yang telah dibuat oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Hasil wawancara beberapa kader yang berfungsi sebagai ujung tombak Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lapangan menyatakan bahwa dana yang diberikan cukup kepada mereka yaitu sebanyak 25.000 Rupiah. Meskipun mereka mengatakan dana itu cukup, akan tetapi dengan biaya hidup saat ini nilai itu sangat jauh dari cukup. Hasil penelitian Lamawati (2011) tentang Analisis

87

Managemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang memperoleh hal yang sama bahwa anggaran dana dalam pelaksanaaan program PHBS Rumah Tangga sangat terbatas karena tidak ada alokasi dana khusus dari puskesmas. Sondakh (2007) dalam analisis pemanfaatan dan pengelolaan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Sario Kota Manado yang menyatakan bahwa dari aspek pemanfaatan BOK digunakan untuk manajemen dan operasional puskesmas. Dari aspek pengelolaan melibatkan semua pemegang program. Dari aspek indikator keberhasilan program, BOK sangat mendukung realisasi program di puskesmas. Pelaksanaan kegiatan BOK di Puskesmas Sario sudah berjalan dengan baik dan dapat dilihat dengan adanya peningkatan capaian cakupan program setiap program di puskesmas dan dari hasil observasi dokumen. Menurut Kemenkes (2014) pemanfaatan dana BOK di Puskesmas adalah untuk operasional upaya pelayanan kesehatan dan manajemen Puskesmas yang meliputi transport lokal, dalam hal ini yaitu membiayai perjalanan petugas kesehatan melakukan kegiatan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung, membiayai perjalanan kader kesehatan termasuk dukun bersalin membantu petugas kesehatan dalam kegiatan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung, membiayai perjalanan peserta rapat Lokakarya mini, Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), membiayai perjalanan petugas kesehatan untuk mengha-diri rapat-rapat, konsultasi/koordinasi dan kegiatan lain yang terkait dengan BOK ke kabupaten/kota dan membiayai perjalanan kader kesehatan termasuk dukun bersalin untuk menghadiri kegiatan

88

refreshing/penyegaran kader Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas dan jaringannya beserta Poskesdes/Polindes, Posyandu dan UKBM lainnya. Besaran biaya transport lokal yang dibiayai adalah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di kabupaten/kota tersebut. Pada kondisi tertentu, daerah dapat membayar biaya transport lokal berdasar at cost, sesuai dengan besaran biaya transport lokal yang dikeluarkan, termasuk sewa sarana transport bila diperlukan, karena tidak ada sarana transport regular dengan bukti pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik/penyedia jasa transportasi. Pemanfaatan BOK selanjutnya yaitu perjalanan Dinas dalam Kabupaten/Kota (dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013). Untuk petugas kesehatan yang dalam melaksanakan upaya kesehatan atau menghadiri kegiatan rapat/ pertemuan/konsultasi yang terkait dengan BOK dalam Kabupaten/Kota karena kondisi geografis memerlukan perjalanan lebih dari 8 (delapan) jam dan bisa ditempuh dengan pulang pergi tanpa menginap, dapat dibayarkan biaya transport lokal dan uang harian sebesar (75%) dari satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalam negeri per harinya. Pemanfaatan BOK juga digunakan untuk pembelian atau belanja barang yaitu dengan membiayai pembelian/belanja barang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan promotif dan preventif ke luar gedung, yang meliputi pembelian bahan PMT penyuluhan/pemulihan, pembelian konsumsi rapat, penyuluhan, refreshing, serta pencetakan/penggandaan/penyediaan bahan untuk penyuluhan kepada masyarakat (Kemenkes, 2014).

89

BOK juga digunakan untuk membiayai pembelian/belanja barang untuk mendukung pelaksanaan manajemen Puskesmas, manajemen pengelolaan keuangan BOK, SMD, MMD, yang meliputi: pembelian alat tulis/kantor untuk kegiatan pendukung BOK, biaya administrasi perbankan, apabila sesuai ketentuan bank setempat, memerlukan biaya administrasi dalam rangka membuka dan menutup rekening bank Puskesmas, maka dapat menggunakan dana BOK dari kegiatan belanja barang penunjang, pembelian materai, penggandaan/fotokopi laporan, pengiriman surat/laporan serta pembelian konsumsi rapat (Kemenkes. 2014). 6.2.4 Sarana dan Prasarana Program PHBS Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Sarana dan prasarana dalam melaksanakan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga untuk kegiatan pengkajian berupa

lembar pendataan pengkajian dan Alat Tulis Kantor (ATK) sedangkan untuk kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga berupa leaflet, booklet, lembar balik, poster dan sebagainya. Namun, pada pelaksanaannya tidak keseluruhan kader membawa sarana prasarana pendukung. Menurut Sutopo (2000), berpendapat bahwa agar fungsi dapat dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan adanya sumber-sumber atau sarana-sarana yang mendukung agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi, Lamawati (2011) dalam analisis manajemen promosi kesehatan dalam penerapan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Kota Padang Tahun 2011 yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana

90

penunjang promosi kesehatan belum mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan. Temuan pada wawancara kader PHBS hanya menggunakan sarana berupa pulpen dan lembar pendataan masih kurang, karena seharusnya sarana prasarana ini juga seharusnya diperhitungkan hal-hal lain seperti transportasi, metoda pencatatan, poster, stiker atau brosur serta metoda pemantauan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ini dilapangan agar data-data yang didapat valid serta Program PHBS di masyarakat terlaksana dengan efektif. Apalagi kegiatan ini hanya dilaksanakan pada bulan Oktober setiap tahunnya, oleh sebab itu dukungan kelengkapan sarana prasarana harus diperhitungkan dengan baik. 6.3 Komponen Proses 6.3.1 Perencanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Perencanaan adalah kegiatran yang bersifat konseptual dan memerlukan banyak pemikiran. Fungsi ini melibatkan pemilihan dan pengembangan tindakan untuk waktu yang akan datang. Perencanaan yang baik merupakan pekerjaan berat karena menyangkut masa depan yang tidak pasti (Terry, 2010). Perencanaan manajerial akan melibatkan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan dan kapan akan dilakukan perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif (Muninjaya, 2004). Perencanaan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dibuat setiap tahun oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Perencanaan yang dibuat yaitu dengan adanya

91

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang berisikan sasaran, petugas, jadwal dan sumber dana. Tahapan

perencanaan

menurut

Kemenkes

(2010)

dalam

Pedoman

Pengembangan Desa dan Keluarahan Siaga Aktif yaitu dilaksanakan dengan adanya persiapan pembinaan PHBS. Program PHBS dirumah tangga terintegrasi ke dalam pengembangan Desa dan Keluarahan Siaga Aktif karena merupakan salah satu kriteria dalam pentahapan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dengan demikian, program PHBS di rumah tangga otomatis menjadi tugas dari kelompok kerja operasional desa dan kelurahan siaga aktif. Untuk di Puskesmas, petugas promosi kesehatan yang memiliki tanggungjawab terhadap program PHBS di rumah tangga. Program PHBS tatanan rumah tangga pada Puskesmas dilakukan melalui struktur dan mekanisme pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Hal ini berarti diperlukan perluasan keanggotaan yaitu tidak hanya petugas puskesmas namun dalam hal ini dapat dibantu pula oleh Kader Kesehatan dapat melaksanakan pelatihan-pelatihan tambahan untuk pencapaian pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perencanaan program PHBS hanya dilakukan setiap tahunnya pada bulan Oktober dengan tujuan memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Dengan terbatasnya kegiatan yang dilakukan yaitu penyuluhan dari rumah kerumah hanya oleh kader kesehatan dirasakan akan sangat sulit untuk mencapai tujuan kegiatan.

92

6.3.2 Pengorganisasian

Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di

Puskesmas Balaraja Pengorganisasian Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja belum sepenuhnya terstruktur dan tidak sesuai dengan rencana jadwal yang sudah ditetapkan. Namun, dalam pengorganisasian kegiatan petugas sudah membuat struktur kegiatannya yang terdiri dari jadwal, petugas dan sumber dana kegiatan. Pengorganisasian petugas kepada masyarakat merupakan suatu proses penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi pelaksanaan, pencatatan, dan penilaian dalam membangun masyarakat untuk mau dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sesuai kemampuannya, khususnya yang berkaitan dengan PHBS. Diharapkan masyarakat dapat bersama petugas kesehatan melaksanakan hal-hal sebagai berikut. a. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berdasarkan prioritas masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi. b. Menggali dan mendorong partisipasi masyarakat. c. Bersama-sama melaksanakan program secara efektif dan efisien. d. Ikut memantau dan membina. e. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi kesehatan di instansi terkait tingkat kecamatan (Kemenkes, 2007). Menurut Kemenkes (2011), dalam melakukan pengorganisasian program PHBS tatanan rumah tangga, pengelola fasilitas kesehatan memberikan dukungan

93

kebijakan berupa peraturan yang mendukung program PHBS, menyediakan sarana untuk mendukung PHBS tatanan rumah tangga serta menyediakan dana dan sumber dana lainnya yang diperlukan untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) . Petugas kesehatan dalam hal ini Kader Kesehatan melaksanakan kunjungan

rumah

dan

pemberdayaan

keluarga

bilamana

diperlukan

pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Petugas promosi kesehatan dalam tugasnya mendukung pelaksanaan pemberdayaan oleh petugas kesehatan melalui penyediaan seperti alat peraga, pelaksanaan bina suasana dan advokasi serta ikut melaksanakan pengorganisasian masyarakat di desa dan kelurahan wilayah kerja dalam rangka pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif (Kemenkes, 2010) . 6.3.3 Pelaksanaan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Pelakasanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilaksanakan oleh petugas yaitu Kader Kesehatan dan dalam proses pengkajian dan kegiatan penyuluhan, para Kader Kesehatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga. Hal ini sejalan dengan penelitian Yoserizal (2009) yaitu dalam pelaksanaan kegiatan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Kabupaten Pelalawan menghasilkan bahwa peran aktif Kader Kesehatan sangat memebantu dalam pelaksanaan kegiatan karena menjadi faktor pendukung untuk memotivasi PHBS dan berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

94

Meskipun lembar pendataan dalam pengamatan pengkajian dan pengamatan penyuluhan cukup baik, akan tetapi seharusnya beberapa butir pertanyaan dapat dieksplorasi lebih dalam lagi agar menghasilkan data yang lebih spesifik dan memberikan penyuluhan dengan baik sesuai kompetensi petugas. Selain itu, kader sebaiknya diberikan pelatihan lebih spesifik dan rutin dalam pengisian lembar pendataan dan penyuluhan ini. Ada baiknya untuk kegiatan pengamatan, kader dibekali juga dengan lembar pengamatan dan observasi metode tringulasi data agar data-data yang didapat bisa lebih valid dan berguna dalam melihat keberhasilan program dimasa yang akan datang. Program PHBS pada tatanan rumah tangga berkaitan dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga dan langsung diberikan intervensi awal terhadap permasalahan kesehatan setiap keluarga. Pada pelaksanaan pendekataan keluarga sehat yaitu pada satu keluarga dengan satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator (Kemenkes, 2016). Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 (dua belas) indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah (1) Keluarga mengikuti program

95

Keluarga Berencana (KB), (2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, (3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, (4) Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif, (5) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, (6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, (7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, (8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, (9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok, (10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), (11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih dan (12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat (Kemenkes, 2016). Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan, yaitu (1) Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga, (2) Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga, serta (3) Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas (Kemenkes, 2016). Sedangkan dalam program PHBS tatanan rumah tangga hanya melihat 10 (sepuluh) indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.

96

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga yaitu Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lainlain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain). Instrumen selanjutntnya yaitu Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain (Kemenkes, 2016). Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum seperti (1) Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas, (2) Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion (FGD) melalui Dasa, (3) Wisma dari PKK., (4) Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain) serta (5) Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa, selapanan, dan lain-lain (Kemenkes, 2016).

97

6.3.4 Pengawasan Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Pengawasan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Balaraja dilakukan dengan adanya monitoring evaluasi program oleh Kepala Puskesmas Balaraja. Hal tersebut sejalan dengan pedoman Kemenkes (2011) tentang Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dalam

Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga dilakukan pematauan dan evaluai. Pemantauan bertujuan untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS yang diukur atau di evaluasi adalah PHBS tatanan rumah tangga. Pemantauan pembinaan PHBS ditatanan rumah tangga dilaksanakan dengan memanfaatkan kegiatan Lomba Desa dan Kelurahan yang berlangsung setiap tahun dan berjenjang. Petugas dalam lomba ini juga diberikan tugas untuk mengevaluasi pembinaan PHBS tatanan rumah tangga. Evaluasi dilakukan terhadap dampak pembinaan PHBS yaitu yang berupa perubahan perilaku masyarakat di tatanan rumah tangga. Evaluasi dilakukan beberapa tahun sekali dengan menyelenggrakan survai secara nasional terhadap masyarakat. Untuk di puskesmas, evaluasi dilakanakan oleh Kepala Puskesmas terhadap petugas. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas, pengawasan terdapat kegiatan pemantauan yaitu dengan adanya kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas. Pemantauan dapat dilakukan pada pelaksanaan program

98

aksi (penyuluhan, sosialiasi) di Puskesmas maupun diluar Puskesmas (luar gedung) dan juga pembinaan serta membantu memecahkan masalah-masalah yang ada. 6.4 Komponen Output 6.4.1 Cakupan

Program PHBS Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Balaraja Menurut Muninjaya (2004), output adalah hasil suatu pekerjaan atau kesimpulan elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses. Penurunan cakupan PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dari tahun sebelumnya seharusnya dapat dilihat secara sistematik yaitu dengan melihat kebijakan dalam pelaksanaan Program PHBS tatanan rumah tangga, petugas yang melaksanakan, pendanaan, dan sarana prasarana yang mendukung program PHBS tatan rumah tangga. Kemudian proses pelayanan juga dapat mendukung untuk berjalannya kegiatan seperti dalam fungsi manajemen yaitu adanya perencanaan kegiatan yang dibuat oleh petugas di puskesmas, struktur pengorganisasian yang mencakup jadwal dan petugas Program PHBS tatanan rumah tangga, pelaksanaan kegiatan yang sangat penting dilakukan dalam pengkajian dan penyuluhan PHBS serta pengawasan yang dilaksanakan oleh petugas. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilihat dari angka cakupan kegiatan. Program PHBS pada tahun 2017 memiliki cakupan (64%) dan belum mencapai target yaitu (70%). Dalam kaitannya dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, berdasarkan hasil pendataan keluarga dengan petugas terlatih yaitu sebanyak 4 (empat) orang petugas, namun unuk hasil KK (Kepala Keluarga) yang terdata di

99

Balaraja yaitu 0 dan untuk cakupan di Banten untuk keluarga yang sudah di data yaitu (3,29%). Hal tersebut terjadi dikarenakan terdapat beberapa kendala yaitu belum dianggarkan program di Kabupaten Tangerang untuk tahun 2017, fokus dengan kegiatan lain seperti akreditasi, MR, LSS dan lain-lain, teknis pendataan masih terkendala SDM sehingga belum semua staf memiliki akun prokesga (Profil Kesehatan Keluarga) serta belum dilakukan sosialisasi dalam lintas program Puskesmas. Terkait hal tersebut, dengan Pendekatan Keluarga diharapkan tersedia SDM di Puskesmas yang mengetahui tugas dan fungsinya dalam kegiatan integrasi pendekatan keluarga; persiapan, pendataan keluarga, analisa, bina keluarga, intervensi, data yang tersedia dapat dianalisa dan dimanfaatkan untuk tingkat Puskesmas, pemegang program terkait dapat menindaklanjuti hasil pendataan, penetapan kebijakan di tiap level daerah terkait implementasi PIS-PK, perlu percepatan Teknologi Informasi pendukung untuk implementasi PIS-PK. Pada program PHBS tatanan rumah tangga akan terlaksana dengan baik apabila semua sistem pelayanan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan baik dan adanya keterkaitan antara sistem dengan pelaksana kegiatan dan sarana kegiatan yaitu Kader, Bidan Desa dan Masyarakat dalam tatanan rumah tangga serta sarana pendukung kegiatan seperti leaflet, poster, lembar balik, booklet dan sebagainya yang disediakan oleh puskesmas. Selain itu, Indikator keberhasilan program PHBS tatanan rumah tangga dapat dilihat dengan adanya peran aktif pemuka masyarakat dan organisasi

100

masyarakat dalam pengkajian PHBS tatanan rumah tangga dan dapat meningkatkan persentase rumah tangga ber-PHBS (Kemenkes. 2011).

101

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan 7.1.1 Komponen Input a. Dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Dinas Kabupaten Tangerang sudah ada standar kebijakan yang bersumber dari Peraturan Bupati Tangerang. Kebijakan tersebut dibuat untuk menjadi standar pelaksanaan PHBS, namun tidak keseluruhan indikator PHBS yang memiliki standar kebijakan. Kebijakan tersebut yaitu Peraturan Bupati Tangerang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif serta Peraturan Bupati Tangerang tentang Penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. b. Dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja, sudah terdapat kebijakan yang mendasari pelaksanaan Program PHBS tatanan rumah tangga yaitu dengan adanya SOP untuk kegiatan pengkajian dan kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga. Akan tetapi, kebijakan dan sosialisasi program pada tingkat masyarakat perlu juga dievaluasi lebih lanjut. c. Petugas dalam pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tidak hanya Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan, namun ada Kader Kesehatan dan Bidan Desa yang menjadi pelaksana langsung kegiatan. Penetapan Pemilihan petugas dalam Program PHBS tatanan rumah tangga,. Akan tetapi, perlu dipikirkan tenaga promosi

102

kesehatan yang memiliki kompetensi yang cukup untuk terjun ke masyarakat. d. Penetapan pemilihan petugas dalam Program PHBS tatanan rumah tangga dilakukan dengan cara melihat kompetensi tenaga kesehatan di puskesmas dan syaratnya harus tenaga kesehatan yang mempunyai latar belakang medis. e. Sumber pendanaan Program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana tersebut sudah mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan. f. Sarana Prasarana dalam Program tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja didukung dengan adanya Alat Tulis Kantor (ATK) untuk mencatat hasil pendataan pengkajian dan didukung dengan adanya Lembar Pendataan Pengkajian PHBS Rumah Sehat dan stiker. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan didukung dengan booklet, leaflet., poster dan sebagainya. Akan tetapi, sarana ini tidak mencukupi karena waktu yang singkat dalam melaksanakan program, program ini hanya berjalan dibulan Oktober setiap tahunnya, oleh sebab itu sarana lainnya yang medukung pelaksanaan program ini harus di perhitungkan juga, seperti transportasi dan pembekalan kader dengan poster, stiker, ataupun brosur yang bisa digunakan dalam menunjang kegiatan ini. 7.1.2 Komponen Proses a. Perencanaan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja sudah dibuat oleh Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan sebelum dilaksanakannya

103

kegiatan. Perencanaan tersebut yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang berisikan jadwal, petugas dan sumber dana kegiatan. Akan tetapi singkatnya waktu dalam melaksanakan kegiatan ini harus juga diperhitungkan pada masa yang akan datang. b. Pengorganisasian dalam kegiatan tidak selalu terstruktur dengan baik. Hal tersebut dikarenakan jadwal petugas sangat padat sehingga jadwal yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan rencana yang sudah dibuat maka petugas akan

melaksanakan kegiatan di bulan berikutnya dan untuk

kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga tidak keseluruhan Bidan Desa melaksanakan penyuluhan dikarenakan padatnya waktu dalam pelayanan di puskesmas. Hal ini dapat berdampak terhadap kualitas program yang dilaksanakan. g. Pelaksanaan Program PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilaksanakan oleh Kader Kesehatan dan Bidan Desa di 5 (lima) Desa/Kelurahan wilayah kerja Puskesmas Balaraja. Dalam pelaksanaan kegiatan pendataan, Kader Kesehatan membawa Lembar Pendataan Pengkajian PHBS serta mempersiapkan segala sesuatu untuk turun lapangan seperti mempersiapkan diri dalam wawancara mendalam terhadap masyarakat yang akan dikunjungi, membawa Alat Tulis Kantor (ATK) untuk mencatat. Pelaksanaan kegiatan pengkajian dilakukan dengan cara mencatat kategori rumah yang mencakup 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga dilaksanakan setelah kegiatan pengkajian selesai dengan cara memberikan informasi-informasi penting

104

terkait 10 indikator PHBS. Setelah pelaksanaan selesai, Kader Kesehatan maupun Bidan Desa memberikan laporan hasil kegiatan kepada Penanggungjawab Promosi Kesehatan di Puskesmas untuk mengetahui masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan. h. Pengawasan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja dilakukan oleh Kepala Puskesmas dengan cara monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara melihat laporan hasil kegiatan, pada saat rapat staf dan Lokarya Bulanan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui masalahmasalah selama pelaksanaan kegiatan. 7.1.3 Komponen Output Cakupan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja mengikuti target pencapaian yang dibuat oleh Pukesmas Balaraja yaitu 66%. Hal tersebut dikarenakan pada saat pelaksanaan kegiatan pengkajian beberapa rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Balaraja tidak memenuhi 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga yang sudah dibuat Kementerian Kesehatan dalam Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tahun 2011. Dalam pelaksanaan, rumah tangga dikatakan sehat apabila memenuhi 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga, jika rumah tersebut terdapat 1 (satu) indikator tidak sehat maka dapat disimpulkan rumah tangga tersebut tidak sehat. Selain itu, keseluruhan Bidan Desa dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga tidak selalu mengikuti kegiatan dikarenakan

105

padatnya kegiatan di puskesmas. dengan baik.

Maka dari itu, kualitas dari

program kegiatan ini juga harus diperhatikan dari kuantitas atau jumlah cakupan yang ada. 7.2 Saran a. Waktu yang singkat dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan sosialisasi mengenai kebijakan-kebijakan yang sudah ada kepada para masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Balaraja sehingga timbul kesadaran yang sama antara pemerintah, petugas dan masyarakat dalam pentingnya peningkatan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga. b. Agar kinerja petugas pelaksana dapat lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan, pada Pukesmas Balaraja diusahakan untuk menerjunkan Petugas Puskesmas yang memiliki kemampuan dalam melakukan Promosi Kesehatan di lapangan. Apabila saat ini masih belum ada tenaga tersebut bisa dengan melakukan pelatihan dan pendidikan Kader Kesehatan terkait Program PHBS agar pada saat melakukan kegiatan, petugas sudah memiliki keterlampilan yang baik dalam melakukan wawancara mendalam dan

melakukan

penyuluhan

terhadap

masyarakat

dan

memiliki

pengetahuan terkait kesehatan PHBS sehingga walaupun Bidan Desa tidak mengikuti kegiatan, maka kader sudah mengetahui secara keseluruhan tentang cara penyuluhan. c. Diharapkan Puskesmas Balaraja mengikutsertakan masyarakat pada tingkat RT, RW, TOMA dalam Proses Pelaksanaan (Fungsi Manajemen) PHBS di lapangan, karena selama ini hubungan Puskesmas hanya melalui

106

kader-kader kesehatan dan Bidan Desa setempat yang hanya bekerja mengikuti arahan Puskesmas.

107

DAFTAR PUSTAKA A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC:220-234 Azwar, Rihna Azrul. 1996. Menuju Pelayanan Kesehatan yang Lebih Bermutu. Jakarta: IDI Barry, M.M., Allegrante, J.P., Lamarre, M. C., Auld, M. E, & Taub. 2009. The Galway Consensus Conference: International Collaboration On The Development of Corecompetencies For Health Promotion and Health Education. Global Health promotion. 16(2), 05-11 Departemen Kesehatan. 2011. 10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Promosi Kesehatan Effendi F., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi Kedua. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Gale, Nicola K, dkk. 2013. Using The Framework Method For The Anaysis Of Qualitative Data In Multidusciplinary Health Research. Jurnal BMC Medical Research Methodology. Handy, S.L. & Clifton, K.J. 2001. Evaluating Neighborhood Accessibility: Possibillities And Practicalties. Journal of Transportation and Statistics 2001, 4: 67-78 Iskandarsyah, Muhamamd Nur. 2016. Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan

108

Rumah Tangga di

Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2015.

Skripsi. Universitas Halu Oleo: Fakultas Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta: Kementerian Republik Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tentang Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian kesehatan Republik Indonesia. 2014. Untuk Apa Saja Pemanfaatan Dana

Bantuan

Operasional

Kesehatan

(BOK).

Diakses

melalui

http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=X-3006 pada tanggal 07 Januari 2018

109

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Lamawati, Rini Marlina. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kota Padang Tahun 2011. Padang Maulana, H. D., Sos, S., & kes, M. 2009. Promosi Kesehatan. EGC Moleong, Lexi J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.Bandung: Remaja Rosdakarya Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Patton, M.Q.,1990. Qualitative Evaluation and Research Methods.Sage Publication, Newbury Park, CA Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta Sondakh, G.F, Maramis, F. R. & Kolibu, F. K. 2017. Analisa Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Sario Kota Manado. Media Kesehatan, 9 (3) Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke-19. Bandung: Alfabeta Suharto, Edi. 2008. Kebijakan sosial sebagai Kebijakan publik. Bandung:Alfabeta Sutopo. 2000. Metode

Penelitian

Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas

Press Terry, George dan Leslie W. Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan kesebelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

110

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Agung Seto W.K.Kellogg Foundation. 2004. Using Logic Models To Bring Together Planning, Evaluation and Action. Michigan WHO. 2008. The World Health Report 2008-Primary Health Care (Now More Than Ever). Melaui: http://www.who.int/whr/2008/whr08_en.pdf. Diakses pada 20 April 2017 Wiku, Adisasmito. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Yoserizal, M Razif. 2009. Pelaksanaan Kegiatan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Kabupaten Pelalawan. Skripsi. Universitas Riau: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

111

LAMPIRAN

112

FORM INFORM CONCERN Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2017

Bapak/Ibu/Sdr yang saya hormati, Saya Ilmia Nurwahidah, mahasiswa Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir dengan judul “Gambaran Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

di Puskesmas Balaraja

Kabupaten Tangerang Tahun 2017)”. Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjadi informan dan memberikan keterangan secara luas, bebas, mendalam, benar, dan jujur. Hasil informasi dan keterangan yang diberikan nanti akan digunakan sebagai masukan untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Balaraja. Peneliti memohon izin untuk merekam pembicaraan selama proses wawancara berlangsung dan peneliti menjamin kerahasiaan isi informasi yang diberikan dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian atas segala perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terima kasih karena telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

Hormat Saya, Ilmia Nurwahidah

113

FORM IDENTITAS INFORMAN Kode Informan*

:

Nama Informan

:

Jenis Kelamin

:

Umur

:

Pendidikan

:

Jabatan/Pekerjaan

:

Hari/ Tanggal Wawancara :

Dengan ini saya bersedia menjadi informan untuk penelitian yang berjudul “Gambaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Balaraja Kabupaten Tangerang Tahun 2017”.

Tangerang, …………………2017

(………………………………) *diisi oleh peneliti

114

PEDOMAN WAWANCARA PROGRAM PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS BALARAJA TAHUN 2017

1) Daftar Pertanyaan untuk Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

Tangerang A. Kebijakan 1. Bagaimana kebijakan dalam Sehat (PHBS)

Program Perilaku Hidup Bersih dan

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

(Probing: apa yang Ibu/bapak ketahui tentang Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?bagaimana kebijakan tersebut?) 2. Apakah kebijakan tersebut mengikuti standar nasional? (probing: apakah kebijakan tersebut mengikut standar Permenkes, depkes, perpres?) B. Tenaga Kesehatan 1. Apakah petugas sudah melaksanakan program PHBS tatanan rumah tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat melaksanakan program?) 2. Bagaimana cara dalam menetapkan pemilihan petugas untuk program PHBS tatanan rumah tangga? (probing: pemilihan dengan cara apa?apakah sesuai dengan kompetensi, skill, keterlampilan?) 3. Bagaimana kualifikasi pendidikan petugas? (probing: bagaimana pendidikan petugas?)

115

4. Bagaimana kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan? (probing: apakah ada kompetensi khusus untuk petugas pelaksana?) C. Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana

sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) D. Pendanaan 1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?) 2. Apakah dana tersebut sudah mencukupi

Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?) E. Perencanaan 1. Apakah ada perencanaan terkait Sehat (PHBS)

Program Perilaku Hidup Bersih dan

PHBS tatanan rumah tangga? (probing:apakah

perencanaan tersebut dibuat setahun sebelum kegiatan?) 2. Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut? (probing: apa isi perencanaan tersebut?) F. Pengorganisasian 1. Apakah dalam kegiatan, jadwal dan petugas pelaksana sudah terstruktur dengan baik? (probing: struktur program seperti apa dalam PHBS ini?)

116

2. Apakah ada kendala dalam proses pengorganisasian program? (probing: kendala seperti apa dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?) G. Pelaksanaan 1. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan

petugas?bagaimana rincian kegiatannya?) 2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?) H. Pengawasan 1. Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melakukan pengawasan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: pengawasan seperti apa yang dilaksanakan?) 2. Apakah pengawasan tersebut dilakukan dengan baik? (probing: apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)

2) Daftar Pertanyaan untuk Kepala Puskesmas Balaraja A. Kebijakan 1. Bagaimana kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (Probing: apa

yang Ibu/bapak ketahui tentang Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?bagaimana kebijakan tersebut?) 2. Apakah kebijakan tersebut mengikuti standar nasional? (probing: apakah kebijakan tersebut mengikut standar Permenkes, depkes, perpres?)

117

B. Tenaga Kesehatan 1. Apakah petugas sudah melaksanakan program

PHBS tatanan rumah

tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat melaksanakan program?) 2. Bagaimana cara dalam menetapkan pemilihan petugas untuk program PHBS tatanan rumah tangga? (probing: pemilihan dengan cara apa?apakah sesuai dengan kompetensi, skill, keterlampilan?) 3. Bagaimana

kualifikasi

pendidikan

petugas?

(probing:

bagaimana

pendidikan petugas?) 4. Bagaimana kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan? (probing: apakah ada kompetensi khusus untuk petugas pelaksana?) C. Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana

sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) D. Pendanaan 1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?) 2. Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?)

118

E. Perencanaan 1. Apakah ada perencanaan terkait Sehat (PHBS)

Program Perilaku Hidup Bersih dan

PHBS tatanan rumah tangga? (probing:apakah

perencanaan tersebut dibuat setahun sebelum kegiatan?) 2. Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut? (probing: apa isi perencanaan tersebut?) F. Pengorganisasian 1. Apakah dalam kegiatan, jadwal dan petugas pelaksana sudah terstruktur dengan baik? (probing: struktur program seperti apa dalam PHBS ini?) 2. Apakah ada kendala dalam proses pengorganisasian program? (probing: kendala seperti apa dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?) G. Pelaksanaan 1. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan

petugas?bagaimana rincian kegiatannya?) 2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?) H. Pengawasan 1. Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melakukan pengawasan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: pengawasan seperti apa yang dilaksanakan?) 2. Apakah pengawasan tersebut dilakukan dengan baik? (probing: apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)

119

3) Daftar Pertanyaan untuk Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan A. Kebijakan 1. Bagaimana kebijakan dalam Sehat (PHBS)

Program Perilaku Hidup Bersih dan

tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

(Probing: apa yang Ibu/bapak ketahui tentang Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?bagaimana kebijakan tersebut?) 2. Apakah kebijakan tersebut mengikuti standar nasional? (probing: apakah kebijakan tersebut mengikut standar Permenkes, depkes, perpres?) B. Tenaga Kesehatan 1. Apakah petugas sudah melaksanakan program PHBS tatanan rumah tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat melaksanakan program?) 2. Bagaimana cara dalam menetapkan pemilihan petugas untuk program PHBS tatanan rumah tangga? (probing: pemilihan dengan cara apa?apakah sesuai dengan kompetensi, skill, keterlampilan?) 3. Bagaimana kualifikasi pendidikan petugas? (probing: bagaimana pendidikan petugas) 4. Bagaimana kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan? (probing: apakah ada kompetensi khusus untuk petugas pelaksana?) C. Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana

sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan

120

rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) D. Pendanaan 1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?) 2. Apakah dana tersebut sudah mencukupi

Program Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?) E. Perencanaan 1. Apakah ada perencanaan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS tatanan rumah tangga? (probing:apakah

perencanaan tersebut dibuat setahun sebelum kegiatan?) 2. Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut? (probing: apa isi perencanaan tersebut?) F. Pengorganisasian 1. Apakah dalam kegiatan, jadwal dan petugas pelaksana sudah terstruktur dengan baik? (probing: struktur program seperti apa dalam PHBS ini?) 2. Apakah ada kendala dalam proses pengorganisasian program? (probing: kendala seperti apa dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?)

121

G. Pelaksanaan 1. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan petugas?bagaimana rincian kegiatannya?) 2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?) H. Pengawasan 1. Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melakukan pengawasan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: pengawasan seperti apa yang dilaksanakan?) 2. Apakah pengawasan tersebut dilakukan dengan baik? (probing: apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)

4) Daftar Pertanyaan untuk Kader Kesehatan A. Pendanaan 1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

(probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?lintas sektor?) 2. Berapa

intensif

yang

diberikan

untuk

masing-masing

Kader

Kesehatan? (probing: Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

PHBS tatanan

122

B. Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana

sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS tatanan

rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) C. Pelaksanaan 1. Kapan dilakukan pelatihan? (dimana dan materinya apa saja?) 2. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apa yang

dilakukan Ibu Sebagai Kader?bagaimana rincian kegiatannya?) 3. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?) 4. Berapa rumah yang ibu datangi untuk melakukan pengkajian atau penyuluhan? (probing: berapa rumah yang dikunjungi kader pada tiap RT/RW?) 5) Daftar Pertanyaan untuk Bidan Desa A. Pendanaan 1. Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing:

apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?lintas sektor?) 2. Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja?

(probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?)

123

B. Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja?

(probing:

apa

sarana

prasarana

yang

digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) C. Pelaksanaan 1. Kapan dilakukan pelatihan? (dimana dan materinya apa saja?) 2. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan Ibu Sebagai Kader?bagaimana rincian kegiatannya?) 3. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?) 6) Daftar Pertanyaan untuk Masyarakat A. Apakah yang Ibu/bapak ketahui tentang PHBS? ( probing: apakah ibu mengetahui 10 indikator PHBS?) B. Tenaga Kesehatan 1. Bagaimana sikap petugas saat pelaksanaan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apakah petugas melakukan pendataan dan penyuluhan dengan baik? ) 2. Apakah petugas menyampaikan atau mewawancarai dengan baik? (probing: apakah petugas menjelaskan pengertian 10 indikator dengan baik? Apakah petugas memberikan penyuluhan terakait 10 indikator tersebut?)

124

C. Pelaksanaan 1. Bagaimana pendapat ibu terkait kegiatan PHBS tatanan rumah tangga? (probing: dengan adanya kegiatan tersebut, apa yang ibu rasakan?) 2. Apakah kegiatan PHBS tatanan rumah tangga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan di masyarakat? (probing: apakah kegiatan tersebut dapat dilakukan pada kehidupan sehari-hari?) 7) Daftar Pertanyaan untuk Tokoh Masyarakat A. Apakah yang Ibu/bapak ketahui tentang PHBS? ( probing: apakah ibu mengetahui 10 indikator PHBS?) B. Tenaga Kesehatan 1. Apakah petugas sudah melaksanakan program

PHBS tatanan rumah

tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat melaksanakan program? C. Sarana dan Prasarana 1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas

Balaraja?

(probing:

apa

sarana

prasarana

yang

digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) D. Pelaksanaan 1. Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan

petugas?bagaimana rincian kegiatannya?) 2. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

125

PEDOMAN OBSERVASI a. Lembar Pendataan Pengkajian PHBS Rumah Tangga No

1

2

3

4 5

6

7

Indikator

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Cara Verifikasi Kategori: 1 (Sehat) 2 (tidak sehat)

Apakah rumah tangga ini pada waktu melahirkan anak terakhir di tenaga kesehatan? Memberikan Apakah rumah ASI ekslusif tangga ini, anak terakhir diberikan ASI Ekslusif sampai usia 6 bulan? Menimbang Apakah balita balitasetiap dirumah ini selalu bulan ditimbang berat badannya tiap bulan? Menggunaka Apakah rumah ini n air bersih memiliki sumber air bersih? Mencuci Apakah rumah tangan tangga ini selalu dengan sabun mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir setiap mau makan, setelah BAB, sebelum memberikan ASI, setelah memabntu anak setelah BAB Menggunaka Apakah rumah n jamban tangga ini sehat mempunyai jamban sehat? Memberantas Apakah rumah jentik tangga ini selalu nyamuk melakukan pemberantasan jentik nyamuk dengan

Hasil Pengamatan Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4

Rumah 5

126

8

Mengonsums i buah dan sayur setiap hari

9

Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10

Tidak merokok di dalam rumah

pemberantasan sarang nyamuk minimal seminggu sekali Apakah anggota rumah tangga ini selalu makan buah dan sayur setiap hari? Apakah rumah tangga ini selalu melakukan aktifitas fisik/olahraga minimal selama 30 menit sehari? Apakah tidak ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah?

Keterangan

127

b. Pedoman Observasi Kegiatan Pengkajian PHBS tatanan rumah tangga No Prosedur 1 Desa dan rumah tangga yang akan di data sudah ditentukan oleh puskesmas 2 Alat dan bahan sudah disiapkan oleh puskesmas 3 Kader melakukan pendataan, meliputi cara wawancara dan observasi untuk pengisian formulir dengan 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga

IU-01

IU-02

IU-03

IU-04

IU-05

128

Pedoman Observasi Kegiatan Penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga

No Prosedur 1 Petugas memperkenalkan diri 2 Petugas mengemukakan maksud dan tujuan 3 Petugas menjelaskan point-point isi penyuluhan 4 Petugas menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak membosankan 5 Petugas menujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat, selingi dengan humor segar 6 Petugas menggunakan bahasa sederhana 7 Petugas membuat suasana relax (santai), pancinglah pendengar agar turut berpartisipasi 8 Petugas menyediakan waktu untuk tanya jawab 9 Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan.

IU-01

IU-02

IU-03

IU-04

IU-05

129

LAMPIRAN OBSERVASI PADA RUMAH WARGA DESA SENTUL JAYA, TALAGA, SENTUL, BALARAJA, SAGA Adapun yang terlampir disini yaitu foto-foto yang dijadikan dokumen guna untuk melengkapai penelitian ini : Kader sedang melakukan pendataan PHBS di Desa Sentul Jaya.

Gambar 1. Kader dengan Warganya

Kader sedang melakukan pendataan pengkajian PHBS kepada warga disalah satu rumah di Desa Talaga.

Gambar 2. Pendataan Pengkajian PHBS

130

Peneliti sedang berdiskusi dengan tokoh masyarakat di Desa Sentul untuk menggali informasi lebih mendalam.

Gambar 3. Proses Diskusi dengan tokoh masyarakat di Desa Sentul.

Proses wawancara kepada warga di Desa Sentul untuk mengetahui pengetahuan warga akan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Gambar 4. Proses Wawancara dengan Warga di Desa Sentul

131

Kondisi sudut ruang tamu di rumah salah satu warga di Desa Sentul.

Gambar 5. Gambaran Sudut Ruang Tamu dalam Rumah Warga di Desa Sentul

Kondisi W.C di dalam salah satu rumah warga yang mendukung program Jamban Sehat di Desa Sentul.

Gambar 6. Kondisi W.C didalam Rumah Warga

132

Gambaran didalam sudut rumah salah satu warga yang dijadikan tempat untuk proses belajar mengajar di Desa Saga.

Gambar 7. Sudut Ruang Belajar

Gambaran kondisi ruang dapur dan ruang makan disalah satu rumah warga Desa Saga.

Gambar 8. Ruang Dapur dan Ruang Makan di Rumah Warga

133

Kondisi di lingkungan warga Desa Talaga dimana masih terdapat tempat penampungan sampah yang terbuka dan tidak teratur.

Gambar 9. Kondisi lingkungan di Sudut DesaTalaga

Gambaran pada lingkungan Desa Balaraja dimana anak kecil yang bebas beraktivitas tanpa mengindahkan kondisi lingkungannya.

Gambar 10. Kondisi Lingkungan Desa Balaraja dan Menjadi Tempat Anak Usia Dini Berkembang

134

Kondisi pekarangan rumah salah satu warga di Desa Sentul Jaya.

Gambar 11. Pekarangan Rumah Salah Satu Warga di Desa Sentul Jaya

Penampakan ruang terbuka warga yang digunakan sebagai lapangan di Desa Sentul Jaya.

Gambar 12. Ruang Terbuka di Salah Satu Sudut Desa

135

Gambaran kondisi rumah warga di Desa Saga yang menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Gambar 13. Gambaran di Salah Satu Rumah Warga di Desa Saga

Proses Pelaksanaan Pengkajian PHBS ke tiap-tiap rumah warga di Desa Saga.

Gambar 14. Proses Pelaksanaan Pengkajian PHBS

136

Kondisi W.C di salah satu rumah warga Desa Saga yang menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Gambar 15. Kondisi W.C di Salah Satu Rumah Warga Desa

Gambaran kondisi dapur di salah satu rumah warga Desa Sentul Jaya.

Gambar 16. Kondisi Dapur pada Salah Satu Rumah Warga Desa di Desa Sentul Jaya

137

Penampakan kondisi W.C pada salah satu rumah warga Desa Sentul Jaya yang menjalakakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Gambar 17. Kondisi W.C pada Salah Satu Rumah Warga di Desa Sentul Jaya

138

SARANA PRASARANA PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS BALARAJA

Adapun yang terlampir disini yaitu foto-foto yang merupakan sarana dan prasarana promosi kesehatan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dijadikan dokumen untuk melengkapai penelitian ini : Lembar Pengkajian 10 indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga yang digunakan oleh Kader Puskesmas untuk mendata warga di Kecamatan Balaraja.

Gambar 1. Lembar Pengkajian 10 Indikator PHBS Tatanan Rumah tangga

139

Poster yang terdapat pada program promosi kesehatan Puskesmas Balaraja yang berisikin himbauan kepada warga untuk DBD

Gambar 2. Poster Himbauan Pencegahan Peredaran Nyamuk DBD

Sarana dan prasarana promosi kesehatan yang berupa poster mengenai manfaat berhenti merokok

Gambar 3. Poster Manfaat Berhenti Merokok

140

Poster yang menunjukan salah satu indikator Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu manfaat mencuci tangan menggunakan sabun.

Gambar 3. Poster Manfaat Mencuci Tangan Menggunakan Sabun

Sarana dan Prasarana pada program promosi kesehatan Puskesmas Balaraja yang menunjukan salah satu himbauan akan komponen indikator Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu makan dengan makanan yang bergizi.

Gambar 4. Poster Himbauan Makan Makanan Bergizi

141

Poster yang merupakan himbauan kepada warga tentang membuang sampah pada tempatnya dan merupakan salah satu indikator akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Gambar 4. Poster Perilaku Membuang Sampah pada Tempatnya

Poster yang berada di program promosi kesehatan Puskesmas Balaraja yang menunjukan himbauan kepada warga untuk mencegah penyakit Kaki Gajah di masyarakat

Gambar 5. Poster Himbauan Pencegahan Penyakit Kaki Gajah

142

Poster yang menunjukan Etika Batuk untuk mencegah penyebaran penyakit di masyarakat.

Gambar 6. Poster Etika Batuk Untuk Pencegahan Penyakit di Masyarakat

143

PEDOMAN TELAAH DOKUMEN

No

Dokumen

Hasil Ada

1.

Profil Puskesmas 2016-2017

2.

Laporan Tahunan PHBS Tahun 20152017 Rencana Usulan Kegiatan Laporan Kinerja Tahun 2016 Kebijakan Kegiatan (SOP) Kebijakan PHBS di Kabupaten Tangerang

3. 4. 5. 6

Keterangan Tidak ∨



Belum dibuat, maka data yang digunakan dari Profil Puskesmas Tahun 2015 Puskesmas



Puskesmas



Puskesmas



Puskesmas



Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

144

KEBIJAKAN TERKAIT PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) a.

Kebijakan Terkait ASI Ekslusif

145

146

b. Kebijakan Terkait Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

147

148

c.

Kebijakan Terkait Kawasan Tanpa Rokok

149

150

151

SOP PENGKAJIAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PUSKESMAS BALARAJA

152

SOP PENYULUHAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PUSKESMAS BALARAJA

153

Laporan PHBS Tatanan rumah tangga Tahun 2015

154

Laporan PHBS Tatanan rumah tangga tahun 2016

155

Laporan PHBS Tatanan rumah tangga tahun 2017

156

TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN KUNCI Jawaban No Pertanyaan Kebijakan 1 Bagaimana kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (Probing: apa yang Ibu/bapak ketahui tentang Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?bagaimana kebijakan tersebut?) 2 Apakah kebijakan tersebut mengikuti standar nasional? (probing: apakah kebijakan tersebut mengikut standar Permenkes, depkes, perpres?)

Tenaga Kesehatan

IK-01 Dinas Kesehatan merupakan kepanjang tanganan Kemenkes. Sehingga apa yang dibuat di pusat daerah juga harus membuat hal yang sama, kebijakan PHBS di berbagai puskesmas sudah dutuangkan dalam rencana strategis 5 tahun.

IK-02

Kebijakan dalam program PHBS itu ada didalam program kita juga sudah membuat SOP nya. Jadi kebijakan itu harus disampaikan untuk dijalankan. Disini Penanggungjawabnya yang buat langsung untuk rencana, dan untuk PHBS rumah tangga yang membuat berarti Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Kebijakan mengikuti standar Sebelum menjadi SOP, struktur nasional. Target ditetapkan oleh kebijakannya mengacu kepada Kabupaten dan disesuaikan dengan Permenkes Puskesmas Nomor 75 kamampuan daerah. tentang Puskesmas, maka dibuatlah SOP sesuai standar tersebut. SOP juga dibuat berdasarkan program kerja yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kemudian Puskesmas membuat SOP berdasarkan permasalahan tersebut.

IK-03 Untuk kebijakan saya yang membuat dan dikebijakan tersebut terdiri dari SOP pengkajian dan SOP penyuluhan.

Ya, kebijakan tersebut mengikuti standar nasional yaitu untuk kegiatan pengkajian berstandar pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 dan untuk kegiatan penyuluhan berstandar pada Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 2269?MENKES/PER/X1/2011

157

3

Apakah petugas sudah Sudah melaksanakan sesuai melaksanakan program dengan pedoman pengkajian PHBS tatanan rumah tangga PHBS dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat melaksanakan program?)

Ya, tapi tidak hanya Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan saja yang turun lapangan, namun ada kader dan Bidan Desa juga yang membantu. Dalam program PHBS, petugas melakukan pengkajian pendataan sesuai dengan 10 indikator PHBS kemudian petugas melakukan penyuluhan terkait 10 indikator terkait PHBS tatanan rumah tangga

Tenaga kesehatan yang turun ya kader dan Bidan Desa. Kader melakukan pendataan pengkajian dan setelah itu dibantu Bidan Desa masingmasing wilayah untuk melaksanakan penyuluhan kesehatan.

4

Bagaimana cara dalam menetapkan pemilihan petugas untuk program PHBS tatanan rumah tangga? (probing: pemilihan dengan cara apa?apakah sesuai dengan kompetensi, skill, keterlampilan?)

Dalam menetapkan petugas pada dasarnya harus tenaga medis, kemudian kita melihat analisa dan kompetensi pegawai yang bersangkutan jadi dari situ kita bisa lihat kalau dia bisa. Jadi Promkes ini kan harus bisa melakukan kegiatan ke lapangan untuk menyuluh dan sebagainya. tapi Penanggungjawab Program tidak ikut langsung ke lapangan, dia hanya sebagai Penanggungjwab Program yang membuat rencana kegiatan dan bertanggungjawab dalam melaporkan hasil Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut ke puskesmas. kualifikasi Petugas yang turun lapangan kan Petugas itu ada Bidan Desa, nah

Pemilihan kader biasanya 1015 kader yang sudah dilatih dan pemilihan Bidan Desa biasanya per masing-masing wilayah kerja puskesmas.

5

Bagaimana

Cara pemilihan tenaga, petugas dilatih tentang pengkajian dan penyuluhan PHBS. Setelah itu, petugas melakukan pendataan dan penyuluhan.

Ada kader yang SMA dan

158

pendidikan petugas? (probing: biasanya yang menentukan bagaimana pendidikan masing-masing puskesmas, jadi petugas) yang menentukan kualifikasinya puskesmas juga 6 Bagaimana kompetensi Semua disesuaikan oleh petugas dalam melaksanakan puskesmas kegiatan? (probing: apakah ada kompetensi khusus untuk petugas pelaksana?) Pendanaan 7 Darimana sumber dana untuk Sumber dana BOK. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?) 8 Apakah dana tersebut sudah Sejauh ini sesuai. mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?)

biasanya mereka pendidikannya D3 Bidan Desa ya D3 Kebidanan Kebidanan dan kader yang rata-rata SMA Kalau untuk kompetensi itu ada pelatihan untuk kader, biasanya mereka dilatih bagaimana mendata dahn penyuluhan. Begitu juga bidan desa

Kompetensi disesuaikan dengan keterlampilan petugas dalam pengkajian dan penyuluhan karena sebelumnya ada pelatihan untuk kader juga

Dana kegiatan itu kita ada BOK. BOK Pendanaan dari itu kan ada beberapa program selama sumbernya BOK. ini kita udah atur porsinya perkegiatan.

Puskesmas,

Ya. selama ini dana yang diadakan oleh Sejauh ini sesuai aja sih. APBD sudah mencukupi untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan.

159

Sarana Prasarana 9 Bagaimana sarana dan Dipenuhi oleh puskesmas karena prasarana yang ada dalam anggarannya juga ada di mendukung Program Perilaku Puskesmas Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) Perencanaan 10 Apakah ada perencanaan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing:apakah perencanaan tersebut dibuat setahun sebelum kegiatan?) 11 Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut? (probing: apa isi perencanaan tersebut?)

Perencanaan dibuat setahun sebelumnya, berdasarkan analisa data dan dibuat prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan anggaran

Sarana dan prasarana dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga hanya menggunakan Alat Tulis Kantor (ATK) dan lembar pengkajian PHBS, adanya sticker tempel juga.

Kalau selama ini peralatan kita masukin ke format aja yang tadi ke lembar 10 (sepuluh) indikator saja. Jadi kadernya hanya wawancara dengan menggunakan form PHBS 10 indikator,tidak ada pemeriksaan menggunakan alat, kecuali jika penyuluhansetelah pendataan, petugas bisa membawa sticker tempel atau leaflet gitu.

Disini Penanggungjawabnya yang buat Ada langsung untuk rencana, dan untuk PHBS rumah tangga yang membuat berarti Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan.

Kendalan di lapangan, masih Adanya perencanaan usulanan kegiatan ada petugas yang mengambil data tidak sesuai pedoman

Pengorganisasian 12 Apakah dalam kegiatan, jadwal Kegiatan PHBS sudah Pengorganisasian dan petugas pelaksana sudah mempunya struktur pelaksana penanggungjawab

dibuat program

Rencana usulan kegiatan disitu sudah ada rencana pertahunnya dan bulan apa untuk melakukan program PHBS.

oleh Biasanya yang terstruktur

tidak semua untuk jadwalnya.

160

terstruktur dengan baik? kegiatan yang di SK-kan oleh berisikan stuktur kegiatan (probing: struktur program Kepala Dinas Kesehatan. seperti apa dalam PHBS ini?)

Misal dijadwal memang Oktober tetapi untuk pelaksanaanya bisa saja berhalangan dengan kegiatan lain. 13 Apakah ada kendala dalam Pasti ada pada masing-masing Kendala pasti ada pada masing-masing Pelaksanaanya bisa saja proses pengorganisasian puskesmas kegiatan. Dari kendala tersebut dibuat bersamaan dengan kegiatan lain. program? (probing: kendala untuk monev hasil kegiatan Misal saya disini pelayanan di seperti apa dan bagaimana Puskesmas jadi tidak selalu cara mengatasi kendala berada di lapangan, saya juga tersebut?) akan turun lapangan jika ada masalah dilapangan cara mengatasinya yaitu dengan mengganti hari. Misalnya kita memiliki target untuk bulan ini, jika bulan ini tidak bisa berarti masuk keperencanaan tahun berikutnya. Pelaksanaan 14 Bagaimana sistem pelaksanaan Adanya penetapan sasaran, Pelaksanaan dilakukan oleh petugas Ya kader juga diberikan Program Perilaku Hidup Bersih pengambilan data dengan langsung dengan berkoordinasi dengan pelatihan untuk penyuluhan dan Sehat (PHBS) tatanan melakukan kunjungan rumah, penanggungjawab promkes dalam program PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apa pengolahan data dan input data, rumah tangga. Rumah tangga yang dilakukan analisa data serta penetapan dapat dikatakan sehat bila petugas?bagaimana rincian prioritas masalah melengkapi 10 (sepuluh) kegiatannya?) indikator PHBS tatanan rumah tangga, jika satu rumah terdapat indikator yang tidak sehat maka

161

13

rumah tersebut dikelompokan menjadi tidak sehat. abis turun lapangan, besoknya kader ke puskesmas dan bawa laporannya dari lembar pengkajian PHBS itu ke saya, terus kita ya bahas apa aja yang ditemuin terus gimana pas turun ada kendala apa. Hasil tersebut bisa saya jadikan laporan nanti ke Kepala Puskesmas pas ada lokakarya bulanan berikutnya atau pas lagi rapat staff. Dan biasanya angka cakupan menurun dan tidak mencapai target dikarenakan ya pada saat pendataan pengkajian banyak rumah yang tidak mencakup rumah sehat jadi kalau ada rumah dan keterangannya tidak sehat pada satu indikator maka rumah tersebut dinyatakan tidak sehat. Setelah dilakukan pengkajian, petugas melakukan penyuluhan terkait dengan 10 indikator PHBS itu. Apakah ada kendala dalam Kendala ada pada masing- Kendala biasanya jadwal yang tidak Ya ada kayak tadi jadwal gak pelaksanaan kegiatan? masing puskesmas dan kita sesuai dengan struktur kegiatan terstruktur dan banyak rumah

162

(probing: apa tersebut?bagaimana mengatasinya?)

kendala melihat dari laporan masingcara masing puskesmas tersebut.

Pengawasan 15 Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melakukan pengawasan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: pengawasan seperti apa yang dilaksanakan?) 16 Apakah pengawasan tersebut dilakukan dengan baik? (probing: apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)

Pengawasan dilakukan oleh tim yang dibentuk di dinkes. Dan dibuatkan surat tugas. Biasanya pengawasan dilakukan dengan menggunakan sampling karena keterbatasan tenaga dan luasnya wilayah. Ya baik dan dilakukan secara teratur

yang gak sehat. Kendalanya juga biasanya dari 10 indikator itu yang paling banyak bermasalah yaitu indikator merokok Pengawasan dilakukan dengan adanya Pengawasanya kita kunjungi monev, di monevnya ada tim. rumah yang bermasalah. Kemudian saat ada rapat disampaikan apa saja kendalanya.

Ya. Jadi saat pelaksanaan program,kita selesaikan bersama-sama dan dilihat dari laporan bulanan,program tahunanya itu dilakukan oleh staff meeting dan kalaupun tidak ada masalah pada saat pelaksanaan kita disini juga ada lokakarya bulanan (lokbul). Hasilnya nanti untuk kebaikan program, selanjutnya mau direncanakan seperti apa programnya.

Tergantung jadwal di puskesmas, jika tidak sibuk saya ikut kunjungan rumah. Namun, pengawasan juga bisa dilakukan oleh RT/RW dengan mengunjungi rumah-rumah yang bermasalah dan belum mencakup rumah sehat

163

TRANSKRIP WAWANCARA KADER KESEHATAN No

Pertanyaan IU-1

Pendanaan 1 Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?lintas sektor?) 2 Berapa intensif yang diberikan untuk masingmasing Kader Kesehatan? (probing: Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku

IU-2

Jawaban IU-3

Kita dapet dari Berasal dari Puskesmas puskesmas sumber puskesmas, kadang dapetnya dananya juga Buu Lurah

IU-4 sih Sumbernya dari puskesmas

IU-5 Kadang dari kelurahan dan dari puskesmas pastinya

Rp 25.000 itu juga Buat bensin ya Rp Kita dapet Rp 25.000 Rp 25.000 Kita dikasih Rp 25.000 Cuma buat transport 25.000 cukup buat kerumah-rumah cukupin lah ya cukup aja sih itu mah

164

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? Sarana dan Prasarana 3 Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) Pelaksanaan 4 Kapan dilakukan pelatihan? (probing: dimana dan

Lembar pengkajian disediakan oleh Ibu Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan, jadi kalau kita mau ke rumah warga ya udah disediakan. Untuk penyuluhan PHBS, kita kan dibantu bidan Desa nah kalau butuh poster gitu ya biasanya juga udah disiapin trus kita kasih aja sekalian bidan desa penyuluhan.

Cuma lembar pendataan pengkajian sama sticker yang ditempel dirumah warga itu pada awal pendataan. kalau buat penyuluhan dibawa poster atau booklet PHBS dari puskesmas, nah itu dikasihnya pas mau penyuluhan atau setelah penyuluhan.

Lembar pengkajian udah dikasih sebelum kita turun lapangan dan memang sudah siap semuanya. Dan untuk penyuluhannya, kita kasih aja poster kalau lagi ada tapi biasanya gak kebagian semua tiap warga jadi sisanya Cuma ngomong gitu penyuluhannya.

Lembaran pengkajian PHBS, pulpen dan buat penyuluhan biasanya membawa stiker, leaflet, poster dari puskesmas

Pelatihan dilakukan 2 Pelatihan dilakukan Pelatihan dilakukan Untuk hari di Dinkes dan di puskesmas oleh sebelum pendataan pelatihan didampingi petugas (bu nani, dan penyuluhan. dilakukan

Pas turun lapangan, kader-kader ya membawa pulpen atau pensil buat nyatet hasil pendataannya trus kita juga bawa lembar dari puskesmas sama itu sih nyiapin cara nanti wawancaranya gimana sama warga. Kalau pas penyuluhan ya kita juga bawa lembar balik atau booklet buat diliatin ke warga, yang nyuluh kan biasanya bidan desa tapi kalau gak bisa ya kit abaca aja lembar baliknya.

Pelatihan dilaksanakan di puskesmas, dengan penanggungjawab program dan

165

materinya saja?)

apa penanggungjawab program. Materi yang diberikan terkait 10 indikator PHBS, bagaimana cara pendataan menggunakan lembar pengkajian, apa dampak dari masyarakat yang tidak melakukan PHBS .Kita turun lapangan, kita kasih tau pencegahannya yang lebih mudah dan sederhana. Ya ngasih contoh dulu biar para warga ngikutin

selaku penanggungjawab program promkes) dilakukan sehari, Pelatihan juga biasanya dilakukan lagi setiap tahun sebelum pelaksanaan, kadang kader juga ikut lokmin sekalian di latih lagi, Pelatihan setiap tahun dilakukan setelah selesai kegiatan. Jadi, misalnya kegiatan dilakukan pada bulan Oktober, maka pelatihan diberikan pada sebeluman setelahnya. Pas pelatihan Materi yang diberikan berupa bagaimana sosialisasi ke masyarakat dan

Waktu itu ke puskesmas, semua kader dikumpulkan dan materinya tentang 10 indikator PHBS

sehari di puskesmas. Materi tentang PHBS

bidan desa, materinya tentang bagaimana cara pendataan dan penyuluhan pokoknya tentang 10 indikator PHBS. Nanti didata itu mana saja rumah yang sehat atau tidak, setelah itu dilakukan penyuluhan

166

5

Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan Ibu Sebagai Kader?bagaimana rincian kegiatannya?)

cara data di lembar pengkajian. Untuk penyuluhan kita juga pelatihan bareng puskesmas, gimana cara yang baik kalau kader penyuluhan ya kita banyak dikasih pelatihan soal 10 indikator PHBS. Pertama kita datang Pendataan dan Untuk PHBS perkerumah masayarkat, penyuluhan terkait RT nya saya data pendataan yang 10 10 indikator PHBS. 20 keluarga. Saya indikator, setelah itu mendata dari pintu dilaksanakan ke pintu dan penyuluhannya. memberikan Pokonya kita ikutin pertanyaan sesuai yang 10 indikator itu. 10 (sepuluh) indikator itu. Sesudah ditanya, saya berikan penyuluhan sih teh, trus saya juga pantau perkembangan mengenai PHBS nya

lembar yang sudah diberikan puskesmas, siapin nanti wawancaranya gimana dan cara ngasih konselingnya gimana nah itu saya siapkan. Pas udah di tempat, saya langsung mencatat hasilnya sesuai 10 (sepuluh)

Kita persiapkan semua, di lapangan kita langsung gerak ya udah tugas dan kewajiban kader juga buat membina warga dan kasih wawasan kesehatan. Kita kasih hasilnya nanti ke puskesmas pokoknya disitu udah ada hasil mana rumah warga yang sehat dan mana yang tidak sehat. Tugas kita ya selanjutnya pantau terus aja rumahnya misal ada yang tidak sehat caranya ya disini kan rumah pada deket jadi ya ngobrolngobrol aja nanya gimana udah makan buah sama sering lakuin berantas nyamuk gak pak bu?

167

6

Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

Ada ya paling rumah gak sehat. Biasanya ada penyuluhan Penyuluhan untuk ASI ekslusif dilaukan dengan awalnya mewawancarai ibu yang mempunya bayi, setelah itu diberikan penyuluhan harus ASI ekslusif 6 bulan. Tidak hanya pas pengkajian tapi pas di posyandu juga diberikan penyuluhan, Penyuluhan merokok dalam rumah, dilakukan dengan

Pusing ngurusin warga yang susah ngerti PHBS. Tapi kita juga melakukan penyuluhan kayak Penyuluhan untuk ASI ekslusif, ditanya apakah punya balita dan kasih arahan harus ASI ekslusif 6 bulan dan tambahan sampai 2 tahun, Merokok di dalam rumah, ditanyakan apakah merokoknya di

indikator itu dan langsung kasih konseling juga dan kader juga dikasih uang loh teh dari puskesmas ya itu sih buat transport Rumah yang Ya itu sih didatengin suka palingan ada sepi gak ada orang. beberapa rumah pas di pelaporan nyatanya gak sehat.

Kudu siapin semuanya kan, jadi harus selalu siap trus kendala paling hasilnya suka ada rumah yang gak mencapai indikator PHBS.

168

7

Berapa rumah yang ibu datangi untuk melakukan pengkajian atau penyuluhan? (probing: berapa rumah yang dikunjungi kader pada tiap RT/RW?)

mewawancarai warga jika ada yg merokok, mereka merokok didalam atau diluar. Namun diusahakan diluar rumah Disini kan ada 5 wilayahn nah itu biasanya per RT ada 2 sampai 5 kader itu biasanya masingmasing kader 12 sampai 13 rumah

dalam atau di luar. Kalau memiliki bayi/ balita diusahakan di luar rumah Biasanya saya 13 Ya gak nentu sih, 12 rumah rumah pertahunnya sedikasdihnya aja setiap sama puskesmas pendataan sama penyuluhan

Per kader itu biasanya udh diatur sama puskesmas ya biasanya belasan rumah yang di data sama dikasih penyuluhan

169

TRANSKRIP WAWANCARA BIDAN DESA No 1

2

Pertanyaan IUB-01 Darimana sumber Dari BOK dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?lintas sektor?) Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing:

Sejauh ini sudah cukup, dan program berjalan dengan lancar

BOK

Jawaban IUB-03 Dana BOK

Lancar-lancar aja sih dan diusahakan cukup karena sudah ada porsinya masingmasing

Cukup aja ya karena kita juga menjalankan tugas dengan ikhlas

IUB-02

IUB-04 BOK

IUB-05 BOK

Cukup dan berjalan Cukup saja, dan lancar sesuai rencana Alhamdulillah berjalan dari pemegang lancar program, kan disini saya hanya mendampingi kader juga

170

apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?) Sarana dan Prasarana Bagaimana sarana 3 dan prasarana yang ada dalam mendukung Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) Pelaksanaan Bagaimana sistem 4 pelaksanaan

Biasanya kader bawa sticker untuk pendataan dan penyuluhan biasanya membawa selembaran leaftlet jika memang sedang ada

Ya bawa pulpen, lembar pengkajian jika pendataan setelah itu kan penyuluhan ya biasanya bawa poster kesehatan

ATK dan kertas berisi penyuluhan kesehatan, ya kita sih pantau aja karena desa kita yang dilakukan PHBS

Seadanya aja, misal Bawa poster kalau lagi pulpen buat nyatet ada pendataan, pas ada penyuluhan ya bawa leaftlet gitu-gitu sih

Pelaksanaannya Pendataan oleh kader Programnya ya Pelaksanaannya ya Kader datang ke rumah ya untuk program dan diketahui mana pelaksanaannya itu sih didata rumah warga, dilakukan

171

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan Ibu Sebagai Kader?bagaimana rincian kegiatannya?) 5

Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

PHBS, ada penyuluhan sama pendataan. nah biasanya dilakuin bareng-bareng, misal kader pendataan setelah itu didampingi bidan desa kita mulai penyuluhan Kendala kalau saya lagi pelayanan di puskesmas, saya juga gak bisa mendampingi kader

rumah yang sehat atau tidak, dan tugas bidan desa ya ikut ngasih penyuluhan tapi disini kader juga biasanya penyuluhan kalau bidan desa sibuk pelayanan

dateng kerumah, dilakukan pengkajian pendatan setelah itu dikasih penyuluhan terkait 10 indikator

mana yang setelah itu penyuluhan disampingi desa

sehat, pendataan 10 indikator kader PHBS, dikasih penyuluhan aja sih bidan terkait indikator itu

Kendala ada rumah yang tidak sehat, maka harus ekstra dalam penyuluhan

Kendalanya pelayanan yang harusnya saya dijadwalkan ikut penyuluhan tetapi ada warga saya juga yang mau partus nah itu sih berarti saya tidak ikut kegiatan PHBS nya

Kendala jadwal yang bentrok dengan kegiatan disini kan juga saya ada laporan untuk kegiatan saya sebagai bidan desa, tidak selalus sesuai jadwal. Maka ya harus kader saja yang turun. Kader harus tau gimana penyuluhan ke warga

Kendala banyak beberapa rumah tidak sehat. Kader harus siap siaga penyuluhan terus dan saya juga ikut mendampingi bila tidak ada pelayanan di puskesmas atau di klinik saya sebagai bidan desa

172

TRANSKRIP WAWANCARA TOKOH MASYARAKAT

No 1

Pertanyaan Apakah yang Ibu/bapak ketahui tentang PHBS? ( probing: apakah ibu mengetahui 10 indikator PHBS?)

Tenaga Kesehatan 2 Apakah petugas sudah melaksanakan program PHBS tatanan rumah tangga dengan baik? (probing: apa yang dilakukan petugas saat melaksanakan program?) Sarana dan Prasarana 3 Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?)

Jawaban IP-01 PHBS kayaknya semuanya melakukan PHBS di lingkungan seperti kebersihan. Disini kegiatan pendukung PHBS tidak ada, hanya saja diusahakan memberikan contoh kepada masyarakat

IP-02 Kegiatan yang mengutaman kesehatan dan kebersihan, disini kegiatan PHBS ya dari akder kepada masyarakat seperti di posyandu, kunjungan rumah yang mencakup 10 indikator PHBS itu dari puskesmas

Antara kader dan Bidan Desa sudah Biasanya kader yang datang kerumah-rumah berkoordinasi, Selalu ya soalnya warga kan kalau PHBS itu selalu berjalan terus untuk pendataan dan laporan kita ke Puskesmas ada terus

Enggak ada sih hanya lembar Sarananya ya yang sticker ditempel dirumah dan pengkajian saja,paling ada sabun kader bawa lembar pendataannya dan hanya sample saja beberapa saja dan tidak merata waktu Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

173

Pelaksanaan 4 Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan petugas?bagaimana rincian kegiatannya?) 5 Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?) 6

RT tidak selalu mendampingi kader Pelaksanaannya kerumah-rumah terkait 10 indikator

warga,

data

Sejauh ini tidak ya,karena RT Kendala misalnuya ada masalah dirumah warga, kadang-kadang mendampingi dan itu sih biasanya saya sebagai RT terus memantau mendukung kader.

Apakah pengawasan tersebut Sudah sejauh ini sih dilakukan dengan baik? (probing: apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)

Biasanya kalau ada rapat kita lakukan pengawasan

174

TRANSKRIP WAWANCARA MASYARAKAT No 1

Pertanyaan Apakah yang Ibu/bapak ketahui tentang PHBS? ( probing: apakah ibu mengetahui 10 indikator PHBS?)

IPM-01 Saya tidak tahu. Saya juga dirumah cuma bersih-bersih lingkungan saja

Tenaga Kesehatan 2 Bagaimana sikap Baik sih petugas saat pelaksanaan penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga? (probing:

IPM-02 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang harus dilaksanakan seharihari. Contoh kegiatan jamban sehat dan tidak merokok dalam rumah trus mencuci tangan dengansabun. Saya juga sering melaksanakan kalau cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Disini tapi ada yang merokok kalau untuk olahraga saya jarang, paling seminggu sekali

Jawaban IPM-03 IPM-04 Perilaku Hidup Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Bersih dan Sehat. Perilaku kita seperti keluarga ya tidak yang cuci tangan merokok,makan pakai sabun,bersih- sehat,olahraga. bersih rumah. Disini ada yang merokok jadi belum sehat.

Menurut Ibu kader Sudah bagus sudah menjalankan tugasnya dengan baik

IPM-05 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Kegiatannya ya di rumah harus bersih,makananya harus sehat, Kalau misalnya pagi-pagi bangun,bersihbersih rumah, sarapan tapi jangan yang mie atau instant-instan biasa sayuran sama susu pagi-pagi

Bagus sudah Bagus sih,suka cari-cari masa suka melakukan keliling ke ibu-ibu sini,suka wawancara ke nanyain ibu hamil rumah-rumah

175

apakah petugas melakukan pendataan dan penyuluhan dengan baik? ) 3 Apakah petugas menyampaikan atau mewawancarai dengan baik? (probing: apakah petugas menjelaskan pengertian 10 indikator dengan baik? Apakah petugas memberikan penyuluhan terakait 10 indikator tersebut?) Pelaksanaan

Iyasudah baik Iya, Cuma saya kadang lupa ya hanya mendengarkan saja. Saya taunya cuma bersih bersih lingkungan saja

Iya baik dan saya Iya sudah baik mengerti Salah satu ada,tapi Iya, 10 indikator itu tidak semuanya sudah dijelaskan dan ditanyakan dengan baik

Iya sudah sangat baik Iya semuanya ditanyakan

Kalau misalkan lagi imunisasi juga suka dibilangin sih perilaku hidup sehat ke posyandu. Iya sudah menjelaskan

176

4

Bagaimana pendapat Saya tidak tahu ibu terkait kegiatan PHBS tatanan rumah tangga? (probing: dengan adanya kegiatan tersebut, apa yang ibu rasakan?)

Ya baik sih, yang Bagus sih, saya awalnya tidak tambah pengetahuan tahu apa itu PHBS jadi tahu

5

Apakah kegiatan PHBS tatanan rumah tangga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan di masyarakat? (probing: apakah kegiatan tersebut dapat dilakukan pada kehidupan sehari-hari?)

Ya jelas lah bermanfaat ,karena awalnya gak cuci tangan jadi tau caranya mencuci tangan,membersih kan jambanjamban yang kotor bisa bersih

Ya pasti bermanfaat kalau ada petugas gitu Cuma balik lagi saya kadang lupa

jadi Saya termotivasi itu

Ya alhamdulilah baik bisa mencontoh dengan cuci tangan pakai sabun, mengajak olahraga bareng kayak lansia gitu,tiap hari makan sayur.

jadi Udah bagus sih cuma untuk ditindaklanjuti saja. Kalau untuk kadernya sih bagus sih,cuma kurang dari kesehatannya mungkin

Bermanfaat,tadinya yang enggak tau jadi tahu. Harus dikasih tau kan

Kalau menurut ibu pribadi bagus dari kader sih bagus kita harus hidup sehat dan menjaga kesehatan apalagi lagi jaman difteri. Jadi cara pencegahannya diterangkan

177

MATRIKS WAWANCARA INFORMAN KUNCI No

Domain

Kebijakan 1 Bagaimana kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (Probing: apa yang Ibu/bapak ketahui tentang Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?bagaim ana kebijakan tersebut?)

IK-01

IK-02

Dinas Kesehatan merupakan kepanjang tanganan Kemenkes. Sehingga apa yang dibuat di pusat daerah juga harus membuat hal yang sama, kebijakan PHBS di berbagai puskesmas sudah dutuangkan dalam rencana strategis 5 tahun.

Kebijakan dalam program PHBS itu ada didalam program kita juga sudah membuat SOP nya. Jadi kebijakan itu harus disampaikan untuk dijalankan. Disini Penanggungjawabnya yang buat langsung untuk rencana, dan untuk PHBS rumah tangga yang membuat berarti Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan.

Jawaban IK-03 Untuk kebijakan saya yang membuat dan dikebijakan tersebut terdiri dari SOP pengkajian dan SOP penyuluhan dan berisikan prosedur langkah-langkahnya

Kesimpulan Kebijakan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga sudah dibuat SOP kegiatannya dan untuk pelaksanaan mengikuti standar nasional. Informan mengatakan standar nasional tersebut yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 dan untuk kegiatan penyuluhan berstandar pada Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 2269?MENKES/PER/X1/2011

178

2

Apakah kebijakan tersebut mengikuti standar nasional? (probing: apakah kebijakan tersebut mengikut standar Permenkes, depkes, perpres?)

Tenaga kesehatan 3 Apakah petugas sudah melaksanakan program PHBS tatanan rumah tangga dengan baik? (probing: apa yang

Kebijakan mengikuti standar nasional. Target ditetapkan oleh Kabupaten dan disesuaikan dengan kamampuan daerah.

Sebelum menjadi SOP, struktur kebijakannya mengacu kepada Permenkes Puskesmas Nomor 75 tentang Puskesmas, maka dibuatlah SOP sesuai standar tersebut. SOP juga dibuat berdasarkan program kerja yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kemudian Puskesmas membuat SOP berdasarkan permasalahan tersebut.

Ya, kebijakan tersebut mengikuti standar nasional yaitu untuk kegiatan pengkajian berstandar pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/ 2007 dan untuk kegiatan penyuluhan berstandar pada Peraturan Menteri Kesehatan Repunlik Indonesia Nomor 2269?MENKES/PER/ X1/2011

Sudah melaksanakan sesuai dengan pedoman pengkajian PHBS

Ya, tapi tidak hanya Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan saja yang turun lapangan, namun ada kader dan Bidan Desa juga yang membantu. Dalam

Tenaga kesehatan yang turun ya kader dan Bidan Desa. Kader melakukan pendataan pengkajian dan setelah itu dibantu Bidan Desa masingmasing wilayah untuk

Petugas sudah melaksanakan dengan baik. Pelaksana dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tidak hanya Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan, namun ada Kader Kesehatan juga yang menjadi pelaksana kegiatan. Penetapan Pemilihan petugas dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga

179

dilakukan petugas saat melaksanakan program?)

4

Bagaimana cara dalam menetapkan pemilihan petugas untuk program PHBS tatanan rumah tangga? (probing: pemilihan dengan cara apa?apakah sesuai dengan kompetensi, skill, keterlampilan?)

program PHBS, melaksanakan dengan cara melihat kompetensi pegawai petugas melakukan penyuluhan kesehatan. pengkajian pendataan sesuai dengan 10 indikator PHBS kemudian petugas melakukan penyuluhan terkait 10 indikator terkait PHBS tatanan rumah tangga Cara pemilihan tenaga, petugas dilatih tentang pengkajian dan penyuluhan PHBS. Setelah itu, petugas melakukan pendataan dan penyuluhan.

Dalam menetapkan petugas pada dasarnya harus tenaga medis, kemudian kita melihat analisa dan kompetensi pegawai yang bersangkutan jadi dari situ kita bisa lihat kalau dia bisa. Jadi Promkes ini kan harus bisa melakukan kegiatan ke lapangan untuk menyuluh dan sebagainya. tapi Penanggungjawab Program tidak ikut

Pemilihan kader biasanya 10-15 kader yang sudah dilatih dan pemilihan Bidan Desa biasanya per masingmasing wilayah kerja puskesmas.

180

5

6

Bagaimana kualifikasi pendidikan petugas? (probing: bagaimana pendidikan petugas) Bagaimana kompetensi petugas dalam melaksanakan kegiatan? (probing: apakah ada

langsung ke lapangan, dia hanya sebagai Penanggungjwab Program yang membuat rencana kegiatan dan bertanggungjawab dalam melaporkan hasil Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut ke puskesmas. Petugas itu ada Bidan Ada kader yang SMA Desa, nah biasanya dan Bidan Desa ya D3 mereka pendidikannya Kebidanan D3 Kebidanan dan kader yang rata-rata SMA

Petugas yang turun lapangan kan biasanya yang menentukan masing-masing puskesmas, jadi yang menentukan kualifikasinya puskesmas juga Semua disesuaikan Kalau untuk oleh puskesmas kompetensi itu ada pelatihan untuk kader, biasanya mereka dilatih bagaimana mendata dahn penyuluhan. Begitu

Kompetensi disesuaikan dengan keterlampilan petugas dalam pengkajian dan penyuluhan karena sebelumnya ada pelatihan untuk kader

181

kompetensi khusus untuk petugas pelaksana?) Pendanaan 7 Darimana Sumber dana BOK sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?) 8 Apakah dana Sejauh ini sesuai tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas

juga bidan desa

juga

Dana kegiatan itu kita Pendanaan dari Dana Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ada BOK. BOK itu Puskesmas, (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga berasal kan ada beberapa sumbernya BOK dari dana Bantuan Operasional Kesehatan program selama ini (BOK). kita udah atur porsinya perkegiatan.

Ya. selama ini dana Sejauh ini sesuai aja yang diadakan oleh sih APBD sudah mencukupi untuk keberhasilan pelaksanaan kegiatan

182

Balaraja? (probing: apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?) Sarana dan Prasarana 9 Bagaimana sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apak ah menggunakan stiker, leaflet,

Dipenuhi oleh puskesmas karena anggarannya juga ada di Puskesmas

Sarana dan prasarana dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga hanya menggunakan Alat Tulis Kantor (ATK) dan lembar pengkajian PHBS, adanya sticker tempel juga

Kalau selama ini peralatan kita masukin ke format aja yang tadi ke lembar 10 (sepuluh) indikator saja. Jadi kadernya hanya wawancara dengan menggunakan form PHBS 10 indikator,tidak ada pemeriksaan menggunakan alat, kecuali jika penyuluhan setelah pendataan, petugas bisa membawa sticker tempel atau leaflet gitu.

Sarana dan prasarana kegiatan yaitu Alat Tulis Kantor (ATK) dan lembar pendataan pengkajian PHBS tatanan rumah tangga. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan dibutuhkan leaflet, poster, booklet dan sebagainya

183

brosur dsb?) Perencanaan 10 Apakah ada perencanaan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing:apaka h perencanaan tersebut dibuat setahun sebelum kegiatan?) 11 Bagaimana perencanaan kegiatan tersebut? (probing: apa isi perencanaan tersebut?) Pengorganisasian 12

Apakah dalam kegiatan, jadwal dan petugas pelaksana sudah terstruktur

Perencanaan dibuat setahun sebelumnya, berdasarkan analisa data dan dibuat prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan anggaran

Disini Ada Penanggungjawabnya yang buat langsung untuk rencana, dan untuk PHBS rumah tangga yang membuat berarti Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan.

Kendala di lapangan, Adanya perencanaan masih ada petugas usulan kegiatan yang megambil data tidak sesuai pedoman

Rencana usulan kegiatan disitu sudah ada rencana pertahunnya dan bulan apa untuk melakukan program PHBS.

Kegiatan PHBS sudah mempunya struktur pelaksana kegiatan yang di SK-kan oleh Kepala Dinas

Biasanya tidak semua terstruktur untuk jadwalnya. Misal dijadwal memang Oktober tetapi untuk

Pengorganisasian dibuat oleh penanggungjawab program yang berisikan stuktur

Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan membuat Rencana Usulan Kegiatan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kendala yang dihadapi yaitu pada saat jadwal tidak sesuai dengan rencana maka solusinya dilakukan pergantian jadwal.

Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan membuat Rencana Usulan Kegiatan dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kendala yang dihadapi yaitu pada saat jadwal tidak sesuai dengan rencana maka

184

13

dengan baik? (probing: struktur program seperti apa dalam PHBS ini?) Apakah ada kendala dalam proses pengorganisasia n program? (probing: kendala seperti apa dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?)

Kesehatan

Pasti ada masing-masing puskesmas

kegiatan

pada Kendala pasti ada pada masing-masing kegiatan. Dari kendala tersebut dibuat untuk monev hasil kegiatan

pelaksanaanya bisa solusinya dilakukan pergantian jadwal saja berhalangan dengan kegiatan lain

Pelaksanaanya bisa saja bersamaan dengan kegiatan lain. Misal saya disini pelayanan di Puskesmas jadi tidak selalu berada di lapangan, saya juga akan turun lapangan jika ada masalah dilapangan cara mengatasinya yaitu dengan mengganti hari. Misalnya kita memiliki target untuk bulan ini, jika bulan ini tidak bisa berarti masuk keperencanaan tahun berikutnya.

Pelaksanaan 14 Bagaimana sistem Adanya penetapan Pelaksanaan dilakukan Ya kader juga Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih pelaksanaan sasaran, pengambilan oleh petugas langsung diberikan pelatihan dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga

185

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan petugas?bagaima na rincian kegiatannya?)

data dengan melakukan kunjungan rumah, pengolahan data dan input data, analisa data serta penetapan prioritas masalah

dengan berkoordinasi dengan penanggungjawab promkes

untuk penyuluhan dalam program PHBS tatanan rumah tangga. Rumah tangga dapat dikatakan sehat bila melengkapi 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga, jika satu rumah terdapat indikator yang tidak sehat maka rumah tersebut dikelompokan menjadi tidak sehat. abis turun lapangan, besoknya kader ke puskesmas dan bawa laporannya dari lembar pengkajian PHBS itu ke saya, terus kita ya bahas apa aja yang ditemuin terus gimana pas turun ada kendala apa. Hasil tersebut bisa saya jadikan laporan nanti ke Kepala Puskesmas pas ada lokakarya

mengikuti standar 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga. Kader Kesehatan selaku petugas yang melakukan pengkajian menyiapkan lembar pendataan dan meberikan laporannya kepada Penanggungjawab Program Promosi Kesehatan. Kendala yang dihadapi biasanya terdapat banyak rumah yang tidak mencakup 10 (sepuluh) indikator PHBS tatanan rumah tangga

186

15

bulanan berikutnya atau pas lagi rapat staff. Dan biasanya angka cakupan menurun dan tidak mencapai target dikarenakan ya pada saat pendataan pengkajian banyak rumah yang tidak mencakup rumah sehat jadi kalau ada rumah dan keterangannya tidak sehat pada satu indikator maka rumah tersebut dinyatakan tidak sehat. Setelah dilakukan pengkajian, petugas melakukan penyuluhan terkait dengan 10 indikator PHBS itu. Apakah ada Kendala ada pada Kendala biasanya Ya ada kayak tadi kendala dalam masing-masing jadwal yang tidak jadwal gak terstruktur pelaksanaan puskesmas dan kita sesuai dengan struktur dan banyak rumah kegiatan? melihat dari laporan kegiatan yang gak sehat. (probing: apa masing-masing Kendalanya juga

187

kendala puskesmas tersebut. tersebut?bagaima na cara mengatasinya?)

biasanya dari 10 indikator itu yang paling banyak bermasalah yaitu indikator merokok

Pengawasan `16 Bagaimana cara Ibu/Bapak dalam melakukan pengawasan terkait Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: pengawasan seperti apa yang dilaksanakan?) 17 Apakah pengawasan tersebut dilakukan dengan baik? (probing: apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?)

Pengawasan dilakukan oleh tim yang dibentuk di dinkes. Dan dibuatkan surat tugas. Biasanya pengawasan dilakukan dengan menggunakan sampling karena keterbatasan tenaga dan luasnya wilayah.

Pengawasan dilakukan Pengawasanya kita Pengawasan Program Perilaku Hidup Bersih dengan adanya kunjungi rumah yang dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga monev, di monevnya bermasalah. selama ini sudah dilaksanakan dengan baik dan ada tim. Kemudian dilakukan dengan adanya Monitoring Evaluasi saat ada rapat yaitu pada saat rapat staff, mengecek laporan disampaikan apa saja kegiatan, lokakarya bulanan untuk mengetahui kendalanya. kendala kegiatan dan mencari solusi dari masalah

Ya baik dan dilakukan Ya. Jadi saat secara teratur pelaksanaan program,kita selesaikan bersamasama dan dilihat dari laporan bulanan,program tahunanya itu dilakukan oleh staff

Tergantung jadwal di puskesmas, jika tidak sibuk saya ikut kunjungan rumah. Namun, pengawasan juga bisa dilakukan oleh RT/RW dengan mengunjungi rumahrumah yang

188

meeting dan kalaupun bermasalah dan belum tidak ada masalah mencakup rumah pada saat pelaksanaan sehat kita disini juga ada lokakarya bulanan (lokbul). Hasilnya nanti untuk kebaikan program, selanjutnya mau direncanakan seperti apa programnya

189

MATRIKS WAWANCARA KADER KESEHATAN No

Pertanyaan IU-1

Pendanaan 1 Darimana sumber dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?lintas sektor?) 2 Berapa intensif yang diberikan untuk masingmasing Kader Kesehatan? (probing: Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku

IU-2

Jawaban IU-3

Kita dapet dari Berasal dari Puskesmas puskesmas sumber puskesmas, dapetnya dananya kadang juga Buu Lurah

IU-4 sih Sumbernya dari puskesmas

IU-5 Kadang dari kelurahan dan dari puskesmas pastinya

Rp 25.000 itu juga Buat bensin ya Rp Kita dapet Rp Rp 25.000 Kita dikasih Rp 25.000 Cuma buat transport 25.000 cukup 25.000 buat cukupin lah kerumah-rumah ya itu mah cukup aja sih

190

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? Kesimpulan: dana berasal dari puskesmas (BOK) dan kader mendapatkan intensif RP 25.000 Sarana dan Prasarana 3 Bagaimana sarana Lembar pengkajian Cuma lembar Lembar Lembaran Pas turun lapangan, kaderdan prasarana yang disediakan oleh Ibu pendataan pengkajian udah pengkajian kader ya membawa pulpen ada dalam Penanggungjawab pengkajian sama dikasih sebelum PHBS, pulpen atau pensil buat nyatet hasil mendukung Program Promosi sticker yang kita turun dan buat pendataannya trus kita juga Program Perilaku Kesehatan, jadi kalau ditempel dirumah lapangan dan penyuluhan bawa lembar dari puskesmas Hidup Bersih dan kita mau ke rumah warga itu pada memang sudah biasanya sama itu sih nyiapin cara Sehat (PHBS) warga ya udah awal pendataan. siap semuanya. membawa nanti wawancaranya gimana tatanan rumah disediakan. Untuk kalau buat Dan untuk stiker, leaflet, sama warga. Kalau pas tangga di penyuluhan PHBS, penyuluhan penyuluhannya, poster dari penyuluhan ya kita juga Puskesmas kita kan dibantu bidan dibawa poster atau kita kasih aja puskesmas bawa lembar balik atau Balaraja? (probing: Desa nah kalau butuh booklet PHBS dari poster kalau lagi booklet buat diliatin ke apa sarana poster gitu ya puskesmas, nah itu ada tapi biasanya warga, yang nyuluh kan prasarana yang biasanya juga udah dikasihnya pas gak kebagian biasanya bidan desa tapi digunakan?apakah disiapin trus kita kasih mau penyuluhan semua tiap warga kalau gak bisa ya kit abaca menggunakan aja sekalian bidan atau setelah jadi sisanya Cuma aja lembar baliknya. stiker, leaflet, desa penyuluhan. penyuluhan. ngomong gitu brosur dsb?) penyuluhannya. Kesimpulan: untuk kegiatan pengkajian dibutuhkan lembar pengkajian, stiker jika tersedia di puskesmas dan ATK. Sednagkan untuk kegiatan penyuluhan dibutuhkan leaflet, poster, booklet, lembar balik dan sebagainya. Pelaksanaan

191

4

Kapan dilakukan pelatihan? (probing: dimana dan materinya apa saja?)

Pelatihan dilakukan 2 hari di Dinkes dan didampingi penanggungjawab program. Materi yang diberikan terkait 10 indikator PHBS, bagaimana cara pendataan menggunakan lembar pengkajian, apa dampak dari masyarakat yang tidak melakukan PHBS .Kita turun lapangan, kita kasih tau pencegahannya yang lebih mudah dan sederhana. Ya ngasih contoh dulu biar para warga ngikutin

Pelatihan dilakukan di puskesmas oleh petugas (bu nani, selaku penanggungjawab program promkes) dilakukan sehari, Pelatihan juga biasanya dilakukan lagi setiap tahun sebelum pelaksanaan, kadang kader juga ikut lokmin sekalian di latih lagi, Pelatihan setiap tahun dilakukan setelah selesai kegiatan. Jadi, misalnya kegiatan dilakukan pada bulan Oktober, maka pelatihan diberikan pada sebeluman

Pelatihan dilakukan sebelum pendataan dan penyuluhan. Waktu itu ke puskesmas, semua kader dikumpulkan dan materinya tentang 10 indikator PHBS

Untuk pelatihan dilakukan sehari di puskesmas. Materi tentang PHBS

Pelatihan dilaksanakan di puskesmas, dengan penanggungjawab program dan bidan desa, materinya tentang bagaimana cara pendataan dan penyuluhan pokoknya tentang 10 indikator PHBS. Nanti didata itu mana saja rumah yang sehat atau tidak, setelah itu dilakukan penyuluhan

192

5

Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan Ibu Sebagai Kader?bagaimana

Pertama kita datang kerumah masayarkat, pendataan yang 10 indikator, setelah itu dilaksanakan penyuluhannya. Pokonya kita ikutin yang 10 indikator itu.

setelahnya. Pas pelatihan Materi yang diberikan berupa bagaimana sosialisasi ke masyarakat dan cara data di lembar pengkajian. Untuk penyuluhan kita juga pelatihan bareng puskesmas, gimana cara yang baik kalau kader penyuluhan ya kita banyak dikasih pelatihan soal 10 indikator PHBS. Pendataan dan penyuluhan terkait 10 indikator PHBS.

Untuk PHBS perRT nya saya data 20 keluarga. Saya mendata dari pintu ke pintu dan memberikan pertanyaan sesuai 10 (sepuluh) indikator itu. Sesudah ditanya, saya berikan

lembar yang sudah diberikan puskesmas, siapin nanti wawancaranya gimana dan cara ngasih konselingnya gimana nah itu saya siapkan.

Kita persiapkan semua, di lapangan kita langsung gerak ya udah tugas dan kewajiban kader juga buat membina warga dan kasih wawasan kesehatan. Kita kasih hasilnya nanti ke puskesmas pokoknya disitu udah ada hasil mana rumah warga yang sehat dan mana yang tidak sehat. Tugas kita ya

193

rincian kegiatannya?)

6

Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaiman a cara mengatasinya?)

Ada ya paling rumah gak sehat. Biasanya ada penyuluhan Penyuluhan untuk ASI ekslusif dilaukan dengan awalnya mewawancarai ibu yang mempunya bayi, setelah itu diberikan penyuluhan harus ASI ekslusif 6 bulan.

Pusing ngurusin warga yang susah ngerti PHBS. Tapi kita juga melakukan penyuluhan kayak Penyuluhan untuk ASI ekslusif, ditanya apakah punya balita dan kasih arahan harus

penyuluhan sih teh, trus saya juga pantau perkembangan mengenai PHBS nya

Pas udah di tempat, saya langsung mencatat hasilnya sesuai 10 (sepuluh) indikator itu dan langsung kasih konseling juga dan kader juga dikasih uang loh teh dari puskesmas ya itu sih buat transport yang Ya itu sih suka palingan ada ada beberapa rumah pas di pelaporan nyatanya gak sehat.

selanjutnya pantau terus aja rumahnya misal ada yang tidak sehat caranya ya disini kan rumah pada deket jadi ya ngobrol-ngobrol aja nanya gimana udah makan buah sama sering lakuin berantas nyamuk gak pak bu?

Rumah didatengin sepi gak orang.

Kudu siapin semuanya kan, jadi harus selalu siap trus kendala paling hasilnya suka ada rumah yang gak mencapai indikator PHBS.

194

7

Tidak hanya pas pengkajian tapi pas di posyandu juga diberikan penyuluhan, Penyuluhan merokok dalam rumah, dilakukan dengan mewawancarai warga jika ada yg merokok, mereka merokok didalam atau diluar. Namun diusahakan diluar rumah Disini kan ada 5 wilayahn nah itu biasanya per RT ada 2 sampai 5 kader itu biasanya masingmasing kader 12 sampai 13 rumah

ASI ekslusif 6 bulan dan tambahan sampai 2 tahun, Merokok di dalam rumah, ditanyakan apakah merokoknya di dalam atau di luar. Kalau memiliki bayi/ balita diusahakan di luar rumah

Berapa rumah yang Biasanya saya 13 Ya gak nentu sih, 12 rumah Per kader itu biasanya udh ibu datangi untuk rumah sedikasdihnya aja setiap diatur sama puskesmas ya melakukan pertahunnya sama puskesmas pendataan biasanya belasan rumah yang pengkajian atau sama di data sama dikasih penyuluhan? penyuluhan penyuluhan (probing: berapa rumah yang dikunjungi kader pada tiap RT/RW?) Kesimpulan: program PHBS tatanan rumah tangga dalam pelaksanaannya dilakukan dengan kegiatan pengkajian yang dilaksanakan dengan mendata rumah warga sesuai 10 indikator PHBS dan melakukan pencatatan rumah berkategorikan sehat. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat sesuai dengan 10 indikator PHBS.

195

MATRIKS WAWANCARA BIDAN DESA No 1

2

Pertanyaan IUB-01 Darimana sumber Dari BOK dana untuk Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing: apakah sumber dananya berasal dari BOK?Kapitasi BPJS?lintas sektor?) Apakah dana tersebut sudah mencukupi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di Puskesmas Balaraja? (probing:

Sejauh ini sudah cukup, dan program berjalan dengan lancar

IUB-02 BOK

Lancar-lancar aja sih dan diusahakan cukup karena sudah ada porsinya masingmasing

Jawaban IUB-03 Dana BOK

Cukup aja ya karena kita juga menjalankan tugas dengan ikhlas

IUB-04 BOK

IUB-05 BOK

Cukup dan berjalan Cukup saja, lancar sesuai Alhamdulillah rencana dari berjalan lancar pemegang program, kan disini saya hanya mendampingi kader juga

dan

196

apakah Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berjalan lancar dengan adanya dana tersebut?) Kesimpulan: dana berasal dari BOK Sarana dan Prasarana 3 Bagaimana sarana Biasanya kader Ya bawa pulpen, ATK dan Seadanya aja, misal Bawa poster kalau dan prasarana yang bawa sticker lembar pengkajian kertas berisi pulpen buat nyatet lagi ada ada dalam untuk pendataan jika pendataan penyuluhan pendataan, pas ada mendukung dan penyuluhan setelah itu kan kesehatan, ya penyuluhan ya bawa Program Perilaku biasanya penyuluhan ya kita sih pantau leaftlet gitu-gitu sih Hidup Bersih dan membawa biasanya bawa aja karena desa Sehat (PHBS) selembaran poster kesehatan kita yang tatanan rumah leaftlet jika dilakukan tangga di memang sedang PHBS Puskesmas ada Balaraja? (probing: apa sarana prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) Kesimpulan: Kesimpulan: untuk kegiatan pengkajian dibutuhkan lembar pengkajian, stiker jika tersedia di puskesmas dan ATK. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan dibutuhkan leaflet, poster, booklet, lembar balik dan sebagainya.

197

Pelaksanaan 4 Bagaimana sistem pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan Ibu Sebagai Kader?bagaimana rincian kegiatannya?)

5

Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan? (probing: apa kendala tersebut?bagaimana cara mengatasinya?)

Pelaksanaannya ya untuk program PHBS, ada penyuluhan sama pendataan. nah biasanya dilakuin barengbareng, misal kader pendataan setelah itu didampingi bidan desa kita mulai penyuluhan Kendala kalau saya lagi pelayanan di puskesmas, saya juga gak bisa mendampingi kader

Pendataan oleh kader dan diketahui mana rumah yang sehat atau tidak, dan tugas bidan desa ya ikut ngasih penyuluhan tapi disini kader juga biasanya penyuluhan kalau bidan desa sibuk pelayanan

Programnya ya pelaksanaannya dateng kerumah, dilakukan pengkajian pendatan setelah itu dikasih penyuluhan terkait 10 indikator

Pelaksanaannya ya itu sih didata rumah mana yang sehat, setelah itu kader penyuluhan disampingi bidan desa

Kader datang ke rumah warga, dilakukan pendataan 10 indikator PHBS, dikasih penyuluhan aja sih terkait indikator itu

Kendala ada rumah yang tidak sehat, maka harus ekstra dalam penyuluhan

Kendalanya pelayanan yang harusnya saya dijadwalkan ikut penyuluhan tetapi ada warga saya juga yang mau partus nah itu sih berarti saya tidak ikut kegiatan PHBS nya

Kendala jadwal yang bentrok dengan kegiatan disini kan juga saya ada laporan untuk kegiatan saya sebagai bidan desa, tidak selalus sesuai jadwal. Maka ya harus kader saja yang turun. Kader harus tau gimana penyuluhan ke

Kendala banyak beberapa rumah tidak sehat. Kader harus siap siaga penyuluhan terus dan saya juga ikut mendampingi bila tidak ada pelayanan di puskesmas atau di klinik saya sebagai bidan desa

198

warga

Kesimpulan: Kesimpulan: program PHBS tatanan rumah tangga dalam pelaksanaannya dilakukan dengan kegiatan pengkajian yang dilaksanakan dengan mendata rumah warga sesuai 10 indikator PHBS dan melakukan pencatatan rumah berkategorikan sehat. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat sesuai dengan 10 indikator PHBS.Namun, pada pelaksanaannya tidak semua Bidan Desa melaksanakan kegiatan penyuluhan dikarenakan padatnya ajdwal pelayanan di puskesmas.

199

MATRIKS WAWANCARA TOKOH MASYARAKAT

No

Pertanyaan

Jawaban

IP-01 IP-02 PHBS kayaknya semuanya Kegiatan yang mengutaman kesehatan dan melakukan PHBS di lingkungan kebersihan, disini kegiatan PHBS ya dari seperti kebersihan. Disini akder kepada masyarakat seperti di posyandu, kegiatan pendukung PHBS tidak kunjungan rumah yang mencakup 10 indikator ada, hanya saja diusahakan PHBS itu dari puskesmas memberikan contoh kepada masyarakat Kesimpulan: PHBS merupakan program yang mengutaman kesehatan dan kebersihan dan mencakup 10 indikator PHBS. Tenaga Kesehatan 2 Apakah petugas sudah Antara kader dan Bidan Desa Biasanya kader yang datang kerumah-rumah melaksanakan program PHBS sudah berkoordinasi, Selalu ya warga tatanan rumah tangga dengan soalnya kan kalau PHBS itu baik? (probing: apa yang selalu berjalan terus untuk dilakukan petugas saat pendataan dan laporan kita ke melaksanakan program?) Puskesmas ada terus Kesimpulan: adanya koordinasi antara Bidan Desa dan Kader Kesehatan. Sarana dan Prasarana 3 Bagaimana sarana dan prasarana Enggak ada sih hanya lembar Sarananya ya yang sticker ditempel dirumah yang ada dalam mendukung pengkajian saja,paling ada sabun dan kader bawa lembar pendataannya Program Perilaku Hidup Bersih dan hanya sample saja beberapa dan Sehat (PHBS) PHBS tatanan saja dan tidak merata waktu rumah tangga di Puskesmas Program Perilaku Hidup Bersih Balaraja? (probing: apa sarana dan Sehat (PHBS). 1

Apakah yang Ibu/bapak ketahui tentang PHBS? ( probing: apakah ibu mengetahui 10 indikator PHBS?)

200

prasarana yang digunakan?apakah menggunakan stiker, leaflet, brosur dsb?) Kesimpulan: adanya stiker, leaflet, brosur dan sebagainya. Pelaksanaan 4 Bagaimana sistem pelaksanaan RT tidak selalu mendampingi Program Perilaku Hidup Bersih kader dan Sehat (PHBS) tatanan rumah tangga? (probing: apa yang dilakukan petugas?bagaimana rincian kegiatannya?) 5 Apakah ada kendala dalam Sejauh ini tidak ya,karena RT pelaksanaan kegiatan? (probing: kadang-kadang mendampingi apa kendala tersebut?bagaimana dan mendukung kader. cara mengatasinya?) 6

Pelaksanaannya kerumah-rumah warga, data terkait 10 indikator

Kendala misalnuya ada masalah dirumah warga, itu sih biasanya saya sebagai RT terus memantau

Apakah pengawasan tersebut Sudah sejauh ini sih Biasanya kalau ada rapat kita lakukan dilakukan dengan baik? (probing: pengawasan apakah pengawasan tersebut dilakukan secara teratur?) Kesimpulan: RT tidak selalu mendampingi kader dan Kendala ada pada masalah dirumah warga yang tidak sehat dan RT melakukan pematauan terhadap rumah tersebut.

201

MATRIKS WAWANCARA MASYARAKAT No

Pertanyaan IPM-01 Saya tidak tahu. Saya juga dirumah cuma bersih-bersih lingkungan saja

Jawaban IPM-03 IPM-04 Perilaku Hidup Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Bersih dan Sehat. Perilaku kita seperti keluarga ya tidak yang cuci tangan merokok,makan pakai sabun,bersih- sehat,olahraga. bersih rumah. Disini ada yang merokok jadi belum sehat.

IPM-02 1 Apakah yang Perilaku Hidup Bersih Ibu/bapak ketahui dan Sehat yang harus tentang PHBS? ( dilaksanakan sehariprobing: apakah ibu hari. Contoh kegiatan mengetahui 10 jamban sehat dan indikator PHBS?) tidak merokok dalam rumah trus mencuci tangan dengan sabun. Saya juga sering melaksanakan kalau cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Disini tapi ada yang merokok kalau untuk olahraga saya jarang, paling seminggu sekali Kesimpulan: beberapa informan mengetahui apa pengertian PHBS dan beberpa informan mengetahui hanya bersih,makanan yang dikonsumsi harus sehat. Tenaga Kesehatan

IPM-05 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Kegiatannya ya di rumah harus bersih,makananya harus sehat, Kalau misalnya pagi-pagi bangun,bersihbersih rumah, sarapan tapi jangan yang mie atau instant-instan biasa sayuran sama susu pagi-pagi

sebatas kegiatan di rumah harus

202

2

Bagaimana sikap Baik sih Menurut Ibu kader petugas saat sudah menjalankan pelaksanaan tugasnya dengan baik penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga? (probing: apakah petugas melakukan pendataan dan penyuluhan dengan baik? ) 3 Apakah petugas Iyasudah baik Iya baik dan saya menyampaikan atau Iya, Cuma saya mengerti mewawancarai kadang lupa ya Iya, 10 indikator itu dengan baik? hanya sudah dijelaskan dan (probing: apakah mendengarkan ditanyakan dengan petugas menjelaskan saja. Saya baik pengertian 10 taunya cuma indikator dengan bersih bersih baik? Apakah lingkungan saja petugas memberikan penyuluhan terakait 10 indikator tersebut?) Kesimpulan: sudah cukup baik dalam menjelaskan 10 indikator Pelaksanaan

Sudah bagus

Bagus sudah Bagus sih,suka cari-cari masa suka melakukan keliling ke ibu-ibu sini,suka wawancara ke nanyain ibu hamil rumah-rumah

Iya sudah baik Iya sudah sangat Kalau misalkan lagi imunisasi juga Salah satu ada,tapi baik suka dibilangin sih perilaku hidup tidak semuanya Iya semuanya sehat ke posyandu ditanyakan Iya sudah menjelaskan

203

4

6

Bagaimana pendapat Saya tidak tahu ibu terkait kegiatan PHBS tatanan rumah tangga? (probing: dengan adanya kegiatan tersebut, apa yang ibu rasakan?)

Ya baik sih, yang Bagus sih, saya awalnya tidak tambah pengetahuan tahu apa itu PHBS jadi tahu

Apakah kegiatan Ya pasti Ya jelas lah PHBS tatanan bermanfaat bermanfaat rumah tangga sangat kalau ada ,karena awalnya bermanfaat untuk petugas gitu gak cuci tangan meningkatkan Cuma balik jadi tau caranya kesehatan di lagi saya mencuci masyarakat? kadang lupa tangan,membersih (probing: apakah kan jambankegiatan tersebut jamban yang dapat dilakukan kotor bisa bersih pada kehidupan sehari-hari?) Kesimpulan: sudah cukup baik dan bermanfaat.

jadi Saya termotivasi itu

Ya alhamdulilah baik bisa mencontoh dengan cuci tangan pakai sabun, mengajak olahraga bareng kayak lansia gitu,tiap hari makan sayur.

jadi Udah bagus sih cuma untuk ditindaklanjuti saja. Kalau untuk kadernya sih bagus sih,cuma kurang dari kesehatannya mungkin

Bermanfaat,tadinya yang enggak tau jadi tahu. Harus dikasih tau kan

Kalau menurut ibu pribadi bagus dari kader sih bagus kita harus hidup sehat dan menjaga kesehatan apalagi lagi jaman difteri. Jadi cara pencegahannya diterangkan

Related Documents


More Documents from "shinta"