i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Dhea Handyara NIM
: 2015730029
Tanda Tangan :
Tanggal : 3 November 2018
Universitas Muhammadiyah Jakarta
ii
Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dhea Handyara
NIM
: 2015730029
Program Studi
: Kedokteran – S1
Fakultas
: Kedokteran dan Kesehatan
Jenis Karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Nonexclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul : “Hubungan Penggunaan Tas Ransel Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang Periode Tahun 2018” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 4 Desember 2018
Dhea Handyara
Universitas Muhammadiyah Jakarta
iii
HUBUNGAN PENGGUNAAN TAS RANSEL TERHADAP KEJADIAN NYERI TULANG BELAKANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI RENGASDENGKLOK SELATAN 1, KARAWANG PERIODE TAHUN 2018 Dhea Handyara*. dr. Yusnam Syarief, PAK** *Mahasiswa Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta. **Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta. ABSTRAK Latar Belakang. Nyeri tulang belakang merupakan suatu masalah kesehatan pada anak-anak sekolah sehingga bisa membatasi aktivitas sehari-hari mereka. Nyeri tulang belakang pada usia muda dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak-anak. Kebanyakan anak-anak sekolah membawa tas melebihi berat yang direkomendasikan. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa SDN Rengasdengklok Selatan 1. Metode. Penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional dengan metode total sampling. Data demografis berupa berat badan, tinggi badan dan berat tas siswa diukur oleh peneliti. Manakala, kuesioner yang telah disiapkan diberikan kepada siswa untuk dijawab setelah penjelasan diberikan. Hasil. Populasi yang didapatkan yaitu sebanyak 92 orang siswa. Mayoritas responden yaitu sebanyak 70 orang (76,1%) telah mengeluhkan nyeri tulang belakang. Hasil uji Chi Square menunjukkan terdapat hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa nilai p=0,000. Sebanyak 41 orang (44,6%) responden yang membawa tas dengan berat melebihi nilai rekomendasi yaitu 10% dari berat badan mengeluhkan nyeri tulang belakang.. Kesimpulan. Terdapat hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa SDN 1 Rengasdengklok. Kata Kunci : Penggunaan Tas Sekolah, Nyeri Tulang Belakang, Siswa.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
iv
THE CORRELATION BETWEEN THE USE OF BACKPACK ON BONE BACK PAIN INCIDENCE IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS OF RENGASDENGKLOK SELATAN 1, IN KARAWANG PERIOD OF 2018 Dhea Handyara *. dr. Yusnam Syarief, PAK** * Students of Medical Study Program, Faculty of Medicine and Health, Muhammadiyah University of Jakarta. ** Medical Study Program, Faculty of Medicine and Health, Muhammadiyah University of Jakarta.
ABSTRACT Background. Bone back pain is a health problem for school children so that it can limit their daily activities. Bone back pain at a young age can have a long-term impact on children's health. Most school children carry bags that exceed the recommended weight. Objective. To determine the relation between the use of bag to the incidence of back pain in students of Elementary School Rengasdengklok Selatan 1. Method. The research used was descriptive analytic with a cross sectional design with total sampling method. Demographic data in the form of body weight, height and weight of students' bags were measured by researchers. Whenever a prepared questionnaire is given to students to be answered after an explanation is given. Results. The population obtained was as many as 92 students. Most of respondents as many as 70 people (76.1%) have complained of back pain. The Chi Square test results showed that there was a relationship between the use of backpacks to the incidence of bone back pain in students p = 0.000. A total of 41 people (44,6%) respondents carrying bags weighed more than the recommended value of 10% of body weight experience bone back pain. Conclusion. There is a relation between the use of backpacks to the incidence of bone back pain in students of SDN 1 Rengasdengklok. Keywords: Use of School Bags, Backbone Pain, Students.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
v
LEMBAR PERSETUJUAN Disetujui untuk diajukan pada Sidang Skripsi di Program Studi Kedokteran – S1, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Pada hari
: Senin
Tanggal
: 3 Desember 2018
Pembimbing Utama
( dr. Yusnam Syarief, PAK )
Universitas Muhammadiyah Jakarta
vi
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama
: Dhea Handyara
NIM
: 2015730029
Program Studi
: Kedokteran – S1
Judul Skripsi
: Hubungan Penggunaan Tas Ransel Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang Periode Tahun 2018
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Sidang Penguji dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan studi strata satu dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Universitas Muhammadiyah Jakarta TIM PENGUJI
Pembimbing : dr. Yusnam Syarief, PAK
(
)
Penguji
: dr. Murni Sri Hastuti, Sp.S
(
)
Penguji
: dr. Agus Sunarto, Sp.OG
(
)
Cap Institusi Ka. Prodi Kedokteran
(dr. Robiah Khairani Hasibuan, Sp. S) Ketua Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Universitas Muhammadiyah Jakarta
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat, dan karunia serta hidayahNya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Hubungan Penggunaan Tas Ransel Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang Periode Tahun 2018 ” yang penulis ajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1) di Program Studi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan sampai hari ini. Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis mendapatkan banyak motivasi dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Allah SWT, selalu memberikan yang terbaik, kemudahan, dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Prof.
Dr.
Syaiful
Bahri,
SH,
MH
Selaku
rektor
Universitas
Muhammadiyah Jakarta atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas angkatan 2015 tahun 2018. 3.
dr. M. Fachri, Sp.p., FAPSR.,FISR selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan izin untuk dapat melakukan penelitian.
4.
dr. Robiah H, Sp. S selaku Ketua Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
5.
dr. Yusnam Syarief, PAK selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar, tulus, ikhlas dan sepenuh hati memberikan bimbingan, dukungan, serta bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan tepat waktu
6.
Seluruh
Dosen
Fakultas
Kedokteran
dan
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah membimbing saya dengan baik serta
Universitas Muhammadiyah Jakarta
viii
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk penulis menjadi dokter kelak. 7.
Ayahanda tercinta H. Ade Dadi Suhandi dan Mamah tercinta ibu Hj. Ida Nuraida, serta kakak-kakak ibu dosenku Nida Handayani, ibu bidanku sayang Deli Handelika, dr. Hana Handwiratna tercinta dan adikku yang baru saja melanjutkan kuliah Miko Rifkomaida atas doa yang tiada henti, saran, bantuan, dukungan, semangat, serta motivasi dalam menyelesaikan Proposal Penelitian ini.
8.
Dzulfiqar Amanullah, seorang tersayang yang selalu sabar, ikhlas dan setia menemani, menyemangati, memotivasi, menghibur dan memberikan dukungan yang berharga untuk penulis, tak lupa untuk Ibunda Hermin, Kakak Tiara dan Kakak Anna
yang selalu sabar mendoakan,
mendengarkan, menemani dan mendukung penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini. 9.
Teman – teman seperjuangan selama melakukan perjalanan preklinik di Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan geng “Chatime”, Evita Nur Annisa, Charissa Adha Nabilla, Karina Nabilah Yurnadi, Annisa Safitrie, Dysha Hasya Muthi dan Adelia Meishita yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini sehingga perjalanan menjadi dokter membentuk kesan terbaik dan tak terhingga.
10. Teman – teman sekelompok bimbingan skripsi Nadya Anis Multazzam yang telah bersama-sama berjuang dan banyak mendukung, membantu penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini. 11. Keluarga besar Thymus 2015 yang selalu memberikan arti yang sangat berbeda pada kehidupan penulis, tentang arti kekompakan, pertemanan, dan kebersamaan. 12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis selalu terbuka untuk
Universitas Muhammadiyah Jakarta
ix
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi setiap pembacanya.
Jakarta, 4 Desember 2018
Dhea Handyara
Universitas Muhammadiyah Jakarta
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL` .............................................................................................. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. i HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................... ii ABSTRAK ............................................................................................................ iii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. v HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3 1. Tujuan Umum .............................................................................................. 3 2. Tujuan Khusus ............................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4 E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................... 5 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6 A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 6 1. Nyeri ........................................................................................................... 6 a.
Definisi Nyeri ....................................................................................... 6
b.
Patogenesis Nyeri ................................................................................. 6
c. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah ......................................................... 7 A. Klasifikasi nyeri punggung bawah Berdasarkan Struktur Anatomis 7 B. Klasifikasi Berdasarkan Sumber Rasa Nyeri .................................... 8 C. Klasifikasi Low back pain Menurut Waktu Terjadinya Nyeri Berlangsung .............................................................................................. 8 D. Klasifikasi Low Back Pain menurut penyebabnya .............................. 9
Universitas Muhammadiyah Jakarta
xi
2. Nyeri Punggung Bawah .......................................................................... 12 2.1. Anatomi Tulang Belakang .................................................................. 14 2.2. Regio Utama Tulang Belakang ........................................................... 16 1) Tulang Servikal (Leher) .................................................................. 16 2) Tulang Thorakal (Punggung Atas) .................................................. 17 3) Tulang Lumbal (Punggung Bawah) ................................................ 18 4) Tulang Sacrum dan Coccygeus (Bagian Dasar Tulang Belakang) . 19 2.3. Jenis-jenis Nyeri Punggung ................................................................ 20 2.4. Faktor Risiko ....................................................................................... 22 2.5. Penatalaksanaan .................................................................................. 28 2) Nyeri punggung bawah Kronis Tanpa Radikulopati ....................... 29 3) Nyeri Punggung Bawah Kronis dengan Radikulopati .................... 30 3. Skala Pengukuran Nyeri ......................................................................... 30 4. Nyeri Punggung pada Anak Usia Sekolah............................................. 31 5. Kondisi Nyeri Punggung yang Biasa Terjadi pada Anak-anak .......... 32 g. Keluhan-keluhan Sehubungan Penggunaan Tas .................................... 32 h. Gejala yang Timbul ................................................................................ 33 B. Kerangka Teori ............................................................................................. 34 C. Kerangka Konsep ......................................................................................... 35 D. Hipotesis ....................................................................................................... 36 E. Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 36 BAB III ................................................................................................................... 1 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 1 A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................ 1 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 1 1. Lokasi Penelitian.......................................................................................... 1 2. Waktu Penelitian .......................................................................................... 2 C. Variabel Penelitian .......................................................................................... 2 1. Variabel Independent ................................................................................... 2 2. Variabel Dependent ..................................................................................... 2 D. Definisi Operasional ....................................................................................... 2 E. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 5
Universitas Muhammadiyah Jakarta
xii
1. Populasi........................................................................................................ 5 a. Kriteria Inklusi : ....................................................................................... 5 b. Kriteria Eksklusi : ................................................................................... 5 2. Sampel ......................................................................................................... 6 F. Instrumen Penelitian........................................................................................ 6 G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 6 1. Sumber Data ................................................................................................ 6 2. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 7 H. Pengolahan dan Analisa Data ........................................................................ 7 BAB IV ................................................................................................................... 8 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 8 A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 8 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................................... 8 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden ....................... 8 a. Usia........................................................................................................... 8 b. Jenis Kelamin ........................................................................................... 9 c. Status Gizi .............................................................................................. 10 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Tas ................ 10 a.Uji Normalitas Berat Badan, Tinggi Badan, dan Berat Tas Siswa.......... 10 b. Beban Tas Pembawa .............................................................................. 11 c. Jenis Tas ................................................................................................. 12 d. Cara Membawa Tas Sekolah .................................................................. 13 e. Durasi Penggunaan Tas Sekolah ............................................................ 14 f. Persepsi Responden Terhadap Kesulitan Membawa Tas Sekolah ......... 15 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung . 16 a. Nyeri Punggung...................................................................................... 16 b. Regio Nyeri Tulang Belakang................................................................ 17 c. Tingkat Keparahan Nyeri ....................................................................... 18 6. Analisis Hasil Data .................................................................................... 19 a. Analisis Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang .............................................................................. 19 b. Analisis Hubungan Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan Siswa Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang ............................................... 20 Universitas Muhammadiyah Jakarta
xiii
c. Analisis Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang .............................................................................. 21 B. Pembahasan .................................................................................................. 21 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 25 BAB V................................................................................................................... 26 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 26 A. Kesimpulan ................................................................................................... 26 B. Saran ............................................................................................................. 26 a) Untuk Peneliti Seterusnya.......................................................................... 26 b) Untuk Pihak Sekolah ................................................................................. 27 c) Untuk Orang Tua Siswa............................................................................. 27 d) Untuk Pihak Dokter/Pelayanan Kesehatan ................................................ 28 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29 LAMPIRAN ......................................................................................................... 33 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 64
Universitas Muhammadiyah Jakarta
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 3. 1. Definisi Operasional ............................................................................. 2 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia .............................. 9 Tabel 4. 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............... 9 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi ................... 10 Tabel 4. 4. Karakteristik subjek berdasar Berat badan, Tinggi badan dan Berat tas (n=92) ............................................................................................................... 11 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan Siswa ........................................................................ 12 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jenis Tas Sekolah yang Digunakan oleh Siswa .. 13 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Cara Membawa Tas Sekolah .............................. 14 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Durasi Penggunaan Tas ...................................... 15 Tabel 4. 9. Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Persepsi Kesulitan Membawa Tas Sekolah .................................................................................... 15 Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nyeri Punggung ................................................ 16 Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Regio Nyeri Punggung ..................................... 17 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Nyeri ................................. 18 Tabel 4.13. Analisis Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dan Tas Jenis Lain Terhadap Kejadian Nyeri Punggung ................................................................ 19 Tabel 4.14. Analisis Hubungan Persentase Berat Tas Ransel Berbanding Berat Badan Siswa Terhadap Kejadian Nyeri Punggung .......................................... 20 Tabel 4.15. Analisis Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Nyeri Punggung ................................................................................................ 21
Universitas Muhammadiyah Jakarta
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Penampang Tulang Belakang Potongan Transversal ....................... 15 Gambar 2.2. Penampang Tulang Belakang Potongan Sagital............................... 16 Gambar 2.3. Kolumna Spinalis ............................................................................. 16 Gambar 2.4. Nyeri pada Tulang Servikal ............................................................. 17 Gambar 2.5. Kolumna Veterbralis dan Kanalis Vertebralis ................................. 19 Yang Memperlihatkan Kelima Regionya.............................................................. 19 Gambar 2.6. Nyeri pada Tulang Sacrum/Sacroiliac Joint .................................... 20 Gambar 2.7. Kompresi Akar Saraf L5 dan S1 oleh Diskus yang Herniasi ........... 21 Gambar 2.8. Wong-Baker FACES® Pain Rating Scale ........................................ 31 Gambar 2.9. Kerangka Teori Penelitian ................................................................ 34 Gambar 2.10. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 35
Universitas Muhammadiyah Jakarta
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian ........................................................................ 33 Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................... 34 Lampiran 3 : Informed Consens ............................................................................ 35 Lampiran 4 : Informed Consens ............................................................................ 37 Lampiran 5 : Lembar Persetujuan ......................................................................... 38 Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian........................................................................ 39 Lampiran 7 : Petunjuk Kuesioner Penelitian ........................................................ 44 Lampiran 8 : Data Induk Penelitian ....................... Error! Bookmark not defined. Lampiran 9: Output SPSS Data Penelitian............................................................ 49 Lampiran 10 : Kegiatan Penelitian ........................................................................ 63 Lampiran 11 : Riwayat Hidup ............................................................................... 64
Universitas Muhammadiyah Jakarta
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah costae (tulang rusuk) sampai lumbosacral (sekitar tulang ekor). Nyeri di daerah punggung bawah yang dapat dihubungkan dengan masalah di tulang lumbal, diskus antara tulang belakang lumbal, diskus antara tulang belakang, ligamen disekitar tulang belakang, saraf tulang belakang dan sekitarnya, otot-otot punggung, organ internal panggul dan perut, atau kulit yang menutupi area lumbal.34 Nyeri punggung sekarang ini merupakan suatu masalah kesehatan pada anak-anak sekolah sehingga bisa membatasi aktivitas sehari-hari mereka.1 Bagi kebanyakan siswa, membawa buku akan mendukung pencapaian akademik. Siswa
yang membawa buku di
dalam tas
yang berlebihan berat
berkemungkinan tidak tahu bahwa mereka sedang memasuki permulaan dari suatu epidemi kesehatan. Dalam penelitian ilmiah ditemukan suatu bahaya yang berkaitan dengan penggunaan tas yang tidak benar pada waktu anakanak.2 Semua orang tua menginginkan anak-anak mereka untuk memiliki prestasi cemerlang di sekolah. Mereka akan memastikan bahwa anak-anak mereka membawa buku dan mengerjakan pekerjaan rumah (homework) pada waktu malam. Mereka juga akan memastikan buku-buku anak mereka sudah dimasukkan ke dalam tas untuk siap dibawa ke sekolah pada keesokan harinya. Bagaimanapun, mereka tidak menyadari akan bahaya terhadap kesehatan anakanak mereka.3 Nyeri punggung dapat terjadi di sekolah yang merupakan tempat belajar bagi anak-anak atau dapat juga di rumah.4 Menurut U.S. Department of Human Health and Services, nyeri punggung menyebabkan lebih dari 19 juta orang berobat ke dokter setiap tahun. Sekitar 22 juta rakyat Amerika Serikat setiap tahun berjumpa dengan ahli chiropractors. Dari jumlah tersebut, sekitar 7,7 juta atau 35% sedang
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2
dalam upaya mencari pengobatan untuk keluhan nyeri tulang belakang yang disebabkan oleh kecelakaan, cedera ketika olahraga dan ketegangan otot (muscle strains). Biaya secara langsung dan tidak langsung yang terpaksa ditanggung oleh masyarakat dengan nyeri punggung dianggarkan sekitar 50 miliar dolar setiap tahun. Di samping itu, nyeri tulang belakang adalah penyebab paling sering bagi ketidakmampuan (disability) pada orang yang berusia di bawah 45 tahun. Sekitar 27 miliar dolar terpaksa ditanggung akibat trauma muskuloskeletal dan 16 miliar dolar pada manejemen nyeri punggung bawah. Lebih dari setengahnya dikeluarkan untuk terapi pembedahan.5 Data demografis bagi nyeri tulang belakang menurut penelitian sebelumnya adalah seperti berikut 80% dari populasi akan merasakan nyeri punggung bawah pada suatu masa dalam kehidupan mereka; 50% dari semua pekerja di Amerika Serikat melaporkan keluhan nyeri punggung bawah setiap tahun; 31 juta rakyat Amerika Serikat menderita nyeri punggung bawah pada waktu tertentu; 24% dari anak-anak melaporkan keluhan nyeri punggung bawah; 140 juta hari bekerja hilang setiap tahun disebabkan oleh nyeri punggung bawah dan terakhir adalah nyeri punggung bawah merupakan penyebab nomor satu terjadinya ketidakmampuan (disability) di Amerika Serikat.5 Menurut Swolensky 5, jumlah anak dengan keluhan nyeri punggung sudah hampir mencapai proporsi epidemi. Menurut Grimmer et al. (1999) dalam Lucas (2011) yang melakukan survei pada 1.269 siswa sekolah menengah di Adelaide, Australia Selatan dan mencatatkan persentase beban tas ransel dari total berat badan dan tinggi badan siswa. Mereka menemukan adanya asosiasi yang kuat antara nyeri tulang belakang dan berat tas sekolah serta jangka waktu penggunaan tas sekolah pada semua kelas siswa di sekolah-sekolah tersebut. Siswa perempuan dilaporkan lebih banyak keluhan nyeri punggung dibandingkan siswa laki-laki. Menurut mereka, siswa perempuan
mengeluh
adanya peningkatan nyeri
punggung ketika berusia 8 tahun, sedangkan siswa laki-laki melaporkan hal yang sama terjadi 1 – 2 tahun kemudian. 7
Universitas Muhammadiyah Jakarta
3
Dari hasil penelitian secara nasional yang juga dilakukan di 14 kota di Indonesia oleh kelompok studi nyeri PERDOSSI tahun 2002 ditemukan 18,1% penderita nyeri punggung bawah. Sedangkan penelitian Community Oriented Program for Controle of Rheumatic Disease (COPORD ) Indonesia menunjukkan prevalensi nyeri punggung 18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada wanita.8 Terjadi kenaikan dari nyeri punggung kebiasaannya paling sering pada waktu pertumbuhan cepat (rapid growth) yaitu ketika usia 11 sampai dengan 16 tahun.
2
Anak-anak yang membawa tas ransel paling berat mempunyai
risiko yang lebih tinggi untuk menderita nyeri punggung dan juga untuk terjadinya kelainan patologis pada punggung. Kebanyakan anak-anak sekolah membawa tas ransel melebihi berat yang direkomendasikan.1 Oleh karena tingginya angka kejadian nyeri punggung terutama di kalangan anak-anak sekolah, jadi peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang hubungan penggunaan tas sekolah terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa sekolah dasar. Menurut pengetahuan peneliti, masih belum ada penelitian seperti ini dilakukan di Kota Karawang Kecamatan Rengasdengklok. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini ialah “bagaimana hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang
pada siswa Sekolah Dasar Negeri
Rengasdengklok Selatan 1?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1 Karawang Periode 2018.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
4
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini ialah : 1) Untuk mengetahui angka kejadian nyeri tulang belakang di kalangan siswa sekolah dasar. 2) Untuk mengetahui hubungan berat tas sekolah yang dibawa oleh siswa dibanding berat badan siswa dengan kejadian nyeri tulang belakang. 3) Untuk membandingkan berat tas sekolah yang dibawa oleh siswa sekolah dasar dan berat tas maksimum yang direkomendasikan. 4) Untuk mengetahui hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang. 5) Untuk mengetahui perbedaan angka kejadian nyeri tulang belakang antara siswa perempuan dengan siswa laki-laki. D. Manfaat Penelitian Sebagai hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1. Memberikan informasi tentang angka kejadian nyeri tulang belakang pada anak usia muda yang masih di sekolah dasar. 2. Memberikan informasi tentang persepsi siswa sekolah dasar terhadap berat tas sekolah yang dibawa setiap hari. 3. Memberikan informasi kepada tenaga pengajar, para dokter, para ahli di bidang kesehatan dan juga pemerintah untuk memikirkan tentang cara menanggulangi angka kejadian nyeri tulang belakang pada anak usia muda yang merupakan generasi penerus bangsa. 4. Memberikan informasi kepada orang tua supaya memastikan anak-anak mereka membawa tas yang sesuai dan tidak melebihi berat yang direkomendasikan.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
5
E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober - November tahun 2018 di Wilayah Kecamatan Rengadengklok Kabupaten Karawang. Sampel dalam penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV, V dan VI, berjumlah minimal 55 responden, yang bertempat tinggal di Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Nyeri a. Definisi Nyeri Menurut International Association for the Study of Pain , nyeri adalah suatu
rangsangan
sensoris
dan
pengalaman
emosional
yang
tidak
menyenangkan dengan adanya kerusakan jaringan yang nyata atau hanya kemungkinan.9 Menurut Tamsuri (2007) secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.10 b. Patogenesis Nyeri Nyeri berasal dari interaksi stimulus yang berbahaya (noxious) dengan suatu reseptor, transmisi berikutnya, dan pemprosesan sinyal yang terkait dengan nyeri di sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat, semua proses ini disebut sebagai nociception. Nyeri akan membangkitkan suatu respons perilaku yang melibatkan aktivitas nocifensor maupun refleks motorik dan otonomik .9 Penerimaan nyeri; nociceptor untuk rangsangan mekanis, termis dan kimia dijumpai di semua organ tubuh kecuali otak dan tulang belakang. Nociceptor dapat menghasilkan respons inflamasi steril neurogenik yang meningkatkan nociception (sensitisasi perifer) dengan melepaskan neuropeptida. 9 Transmisi nyeri; impuls nociceptive dihantar melalui saraf perifer ke kornu posterior dari korda spinalis. Di sini, informasi yang datang diproses melalui neuron spesifik nyeri dan juga yang nonspesifik. Proses sensitisasi pusat pada tingkat ini dapat menurunkan ambang nociceptor dan memicu perkembangan dari nyeri kronis seperti phantom limb pain sesudah amputasi. Impuls asenden sampai ke otak melalui traktus spinothalamikus dan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
7
spinoretikularis dan juga jaras yang lain ke beberapa bagian otak yang berbeda yang terlibat di dalam proses nociception.9 Pengolahan nyeri; formasio retikularis mengatur reaksi arousal, refleks otonom dan respons emosional terhadap nyeri. Thalamus menyampaikan dan membedakan rangsangan nociceptive. Hipotalamus bertindak sebagai perantara respons otonom dan neuroendokrin. Sistem limbik bertindak sebagai perantara aspek berkaitan dengan motivasi dan emosional dari rangsangan nyeri. Korteks somatosensoris secara utamanya bertanggungjawab dalam membedakan dan melokalisasi nyeri. Jaras desenden yang berasal dari area sistem saraf pusat ini juga memodulasi nociception. Neurotransmitter dan neuropeptida terlibat di dalam proses nociception pada tingkat yang berbeda.9 c. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah Menurut David (2008) banyak klasifikasi nyeri punggung bawah ditemukan dalam literatur, tetapi tidak ada yang benar benar memuaskan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ada yang berdasarkan struktur anatomis (nyeri pinggang primer, sekunder, referal dan psikosomatik), ada
yang
berdasarkan
sumber
rasa
nyeri
(viserogenik,
neurogenik,
vaskulogenik, spondilogenik dan psikogenik), berdasarkan lama penyakitnya (akut, sub akut, kronis), berdasarkan etiologinya (spesifik dan non spesifik).36 A. Klasifikasi nyeri punggung bawah Berdasarkan Struktur Anatomis 1. Nyeri Punggung Bawah Primer Merupakan NPB yang disebabkan oleh adanya kelainan pada struktur disekitar lumbal, yang meliputi kelainan atau cedera pada ligamen, otot, persedian, maupun persarafannya. 2. Nyeri Punggung Bawah Sekunder Merupakan NPB yang disebabkan oleh kelainan pada struktur diluar lumbal. 3. Nyeri Punggung Bawah Referal Merupakan NPB yang disebabkan oleh struktur lain diluar sendi lumbal yang menjalar ke lumbal. 4. Nyeri Punggung Bawah Psikosomatik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
8
Merupakan nyeri punggung yang disebabkan oleh adanya faktor gangguan psikologis penderita. B. Klasifikasi Berdasarkan Sumber Rasa Nyeri Sementara klasifikasi sumber nyeri dapat dibagi atas beberapa bagian yaitu: a. Viserogenik Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber oleh adanya kelainan pada organ dalam (viseral) seperti gangguan ginjal, usus, mag dan lain-lain. b. Neurogenik Merupakan NPB yang bersumber dari adanya penekanan pada saraf punggung bawah. c. Vaskulogenik Merupakan NPB yang bersumber dari adanya gangguan vaskuler disekitar punggung bawah. d. Spondilogenik Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan pada struktur tulang maupun persendian tulang punggung bawah. e. Psikogenik Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan psikologis pasien. C. Klasifikasi Low back pain Menurut Waktu Terjadinya Nyeri Berlangsung 1. Nyeri akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba. Seorang tidak dapat beristirahat dengan tenang dan setiap gerak bagian punggung yang terkena bertambah nyeri yang terjadi selama kurang dari8 minggu. 2. Nyeri kronis yang terus menerus dan cenderung tidak berkurang. Nyeri biasanya terjadi dalam beberapa hari tetapi kadang kala membutuhkan waktu selama satu atau bahkan beberapa minggu. Kadang-kadang nyeri berulang akan tetapi untuk kekambuhan bisa ditimbulkan daria ktivitas fisik yang sederhana.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
9
D. Klasifikasi Low Back Pain menurut penyebabnya yaitu35 : a. Nyeri Punggung Spesifik (Specific low back pain): gejala yang disebabkan oleh mekanisme patofisiologi yang spesifik, seperti hernia nuclei pulposi (HNP), infeksi, osteoporosis, rheumatoid arthritis, fraktur, atau tumor. Dalam praktek klinis, adanya bendera merah (red flag) merupakan indikasi adanya proses patologi yang mendasari, termasuk masalah akar saraf. b. Nyeri Punggung Non Spesifik (Non-specific low back pain): gejala tanpa penyebab spesifik yang jelas. Sekitar 90% nyeri pinggang masuk dalam kategori ini. Diagnosisnya berdasarkan eklusi dari patologi spesifik. Etiologinya sebagai berikut : 1. Low Back Pain Traumatik Lesi traumatik dapat disamakan dengan lesi mekanik. Pada daerah punggung bawah, semua unsur susunan neuromuskoleta dapat terkena oleh trauma. LBP ini dibagi 2 menjadi : a. Trauma pada Unsur Miofasial Setiap hari banyak orang mendapat trauma miofasial, mengingat banyaknya pekerja kasar yang gizinya kurang baik dengan kondisi kesehatan badan yang kurang optimal. Juga di kalangan sosial yang serba cukup atau berlebihan keadaan tubuh tidak optimal karena kegemukan, terlalu banyak duduk dan terlalu kaku karena tidak mengadakan gerakan-gerakan untuk mengendurkan ototnya. b. Trauma pada Komponen Keras Akibat trauma karena jatuh fraktur kompresi dapat terjadi di vertebrata torakal bawah atau vertebra lumbal atas. Fraktur kompresi dapat terjadi juga pada kondisi tulang belakang yang patalogik. Karena trauma yang ringan (misal jatuh terduduk dari kursi pendek), kolumna vertebralis yang sudah osteoporotik mudah mendapat fraktur kompresi. 2. Low Back Pain Akibat Proses Degeneratif a. Spondilosis
Universitas Muhammadiyah Jakarta
10
Perubahan degeneratif pada vertebra lumbosakralis dapat terjadi pada corpus vertebra berikut arcus dan processus artikularis serta ligamen yang menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Pada proses spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan discus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan dari foramina intervetebralis. b. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Perubahan
degeneratif
dapat
juga
mengenaiannulus
fibrosus discus intervertebralis yang bilapada suatu saat terobek dapat disusul dengan protusio discus intervertebralisyangakhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus(HNP). HNP paling sering mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. c. Osteoatritis Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ialah kartilago artikularisnya, yang dikenal sebagai osteoatritis. Pada osteoatritisterjadi degenerasi akibat trauma kecil yang terjadi berulang-ulang selama bertahun-tahun.Terbatasnya pergerakan sepanjang columna vertebralispada osteoartritisakan menyebabkan tarikan dan tekanan pada otot atau ligamenpada setiap gerakan sehingga menimbulkan nyeri punggung bawah 3. Low back pain akibat penyakit inflamasi a. Artritis Rematoid Artritis rematoid termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Sendi yang terjangkit mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami kerusakan. Akibat sinovitis(radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan, sendi, tulang, tendon, dan ligamendi sendi. b. Spondilitis angkilopoetika Kelainan pada artikus sakroiliaka yang merupakan bagian dari poliartritis rematoid yang juga didapatkan di tempat lain. Rasa nyeri
Universitas Muhammadiyah Jakarta
11
timbul akibat terbatasnya gerakan pada kolumna vertebralis, artikulus sakroiliaka,
artikulus
kostovertebralisdan
penyempitan
foramen
intervertebralis 4. Low Back Pain Akibat Gangguan Metabolisme Osteoporosis merupakan satu penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh menurunnyamassa tulang, oleh karena berkurangnya matriksdan mineral tulang disertai dengan kerusakan mikro arsitektur dari jaringantulang, nyeri punggung bawah pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali disebabkan oleh osteoporosis. Sakitnya bersifat pegal. Nyeri yang tajam atau radikular merupakan keluhan. Dalam hal itu terdapat fraktur kompresi yang menjadi komplikasi osteoporosis tulang belakang. 5. Nyeri Punggung Bawah Akibat Neoplasma a. Tumor Benigna Osteoma osteoid yang bersarang di pedikel atau lamina vertebra dapat mengakibatkan nyeri hebat yang dirasakan terutama pada malam hari. Hemangioma merupakan tumor yang berada di dalam kanalis vertebralisdan dapat membangkitkan nyeri punggung bawah. Meningioma merupakan suatu tumor intaduralnamun ekstramedular.Tumor ini dapat menjadi besar sehingga menekan pada radiks-radiks. Maka dari itu tumor ini seringkali membangkitkan nyeri hebat pada daerah lumbosakral. b.Tumor Maligna Tumor ganas di vertebra lumbosakralisdapat bersifat primer dan sekunder. Tumor primer yang sering dijumpai adalah mieloma multiple. Tumor sekunder yaitu tumor metastatik mudah bersarang di tulang belakang, oleh karena tulang belakang kaya akan pembuluh darah. Tumor primernya bisa berada di mamae, prostate, ginjal, paru dan glandula tiroidea. 6. Low Back Pain Sebagai Referred Pain Walaupun benar bahwa nyeri punggung bawah dapat dirasakan seorang penderita ulkus peptikum, pankreatitis, tumor lambung, penyakit ginjal dan seterusnya, namun penyakit penyakit viseral menghasilkan juga
Universitas Muhammadiyah Jakarta
12
nyeri abdominal dengan manifestasi masing-masing organ yang terganggu. LBP yang bersifat referred pain memiliki ciri khas yaitu :
Nyeri hanya dirasakan berlokasi di punggung bawah.
Daerah lumbal setempat tidak memperlihatkan tanda-tanda abnormal, yakni tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri gerak, tidak ada nyeri isometrik dan modalitas punggung tetap baik. Walaupun demikian sikap tubuh mempengaruhi bertambah atau meredanya referred pain.
Dalam tahap klinis dan selanjutnya, penyakit visceral didapatkan adanya keadaan patologik melalui manifestasigangguan fungsi dan referred pain di daerah lumbal.
7. Low Back Pain Psikogenik Beban psikis yang dirasakan berat oleh penderita, dapat pula bermanifestasi sebagai nyeri punggung karena menegangnya otot-otot. nyeri punggung bawah karena problem psikogenik misalnya disebabkan oleh histeria, depresi, atau kecemasan. nyeri punggung bawah karena masalah
psikogenikadalah
nyeri
punggung
bawah
yang
tidak
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis, bila adakaitan nyeri punggung bawah dengan patologi organik maka nyeri yang dirasakan tidak sesuai dengan penemuan gangguan fisiknya. 8. Infeksi Infeksi dapat dibagi ke dalam akut dan kronik. nyeri punggung bawah yang
disebabkan
(staphylococcus,
infeksi
akut
streptococcus).
misalnya nyeri
kuman
punggung
pyogenik
bawah
yang
disebabkan infeksi kronik misalnya spondilitis TB. 2. Nyeri Punggung Bawah Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah costae (tulang rusuk) sampai lumbosacral (sekitar tulang ekor). Nyeri di daerah punggung bawah yang dapat dihubungkan dengan masalah di tulang lumbal, diskus antara tulang belakang lumbal, diskus antara tulang belakang, ligamen disekitar tulang belakang, saraf tulang belakang dan sekitarnya,
Universitas Muhammadiyah Jakarta
13
otot-otot punggung, organ internal panggul dan perut, atau kulit yang menutupi area lumbal.34 Ada sekitar 32-33 ruas tulang yang menyusun tulang belakang: 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung atas, 5 ruas tulang punggung bawah, 5 ruas tulang sakrum (saat dewasa menyatu menjadi sebuah ruas saja) dan 3-4 ruas tulang ekor.
Ruas-ruas tulang belakang tersebut saling berhubungan melalui
persendian.33 Punggung terdiri dari aspek posterior batang tubuh, disebelah inferior leher dan superior bokong (L. Nates). Punggung merupakan regio tubuh yang menjadi tempat perlekatan kepala, leher, dan ekstremitas. Punggung meliputi kulit dan jaringan subkutan, otot yaitu lapisan superfisial, terutama dihubungkan dengan posisi dan pergerakan ekstremitas, dan lapisan yang lebih dalam (“otot punggung sejati”), secara spesifik dihubungkan dengan pergerakan atau untuk mempertahankan posisi dalam tulang rangka aksial (postur), columna vertebralis yaitu terdiri atas vertebra, diskus intervertebralis (IV), dan ligamen-ligamennya, costa (di regio toraks) terutama bagian posteriornya disebelah medial angulus costae, medula spinalis dan meninges (membran yang melapisi medula spinalis), serta berbagai saraf dan pembuluh darah segmental. Nyeri punggung pada umumnya, terutama nyeri punggung bawah, merupakan masalah kesehatan yang luas sekali, dan merupakan masalah kedua tersering setelah selesma sebagai alasan mengapa seseorang pergi ke dokter. Lima kategori struktur menerima inervasi di punggung dan dapat menjadi sumber nyeri, 1). Struktur fibroskeletal; periosteum, ligamen, dan anuli fibrosi discus IV, 2). Meninges; lapisan medula spinalis, 3). Sendi synovial; kapsul articulationes zygapophysiales, 4). Otot –otot; otot-otot intriksik punggung, 5). Jaringan saraf ; nervi spinalis atau radix nervi yang keluar dari foramina IV. Diantara yang telah disebutkan, dua hal yang disebutkan pertama diinervasi oleh ramus meningeus (recurrentis) nervi spinalis dan dua berikutnya diinervasi oleh rami posterior (cabang artikular dan muskular).33
Universitas Muhammadiyah Jakarta
14
2.1. Anatomi Tulang Belakang Pada Bagian anterior tulang belakang terbentuk dari korpus vertebra berbentuk silinder yang dihalangi oleh diskus intervertebralis dan sambungkan bersama oleh ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Diskus intervertebralis terdiri atas nukleus pulposus pada bagian tengah yang dikelilingi oleh tulang rawan yang keras berbentuk cincin ialah annulus fibrosus. Diskus tersebut ialah 25% dari panjang kolumna spinalis dan memudahkan tulang vertebralis agar bergerak dengan mudah satu sama lain. Kekeringan (desiccation) pada nukleus pulposus dan degenerasi pada annulus fibrosus dapat meningkat sesuai dengan usia dan menyebabkan menurunnya tinggi badan. Diskus yang paling besar yaitu pada servikal dan lumbal yanga mana pergerakan paling banyak terjadi di tulang belakang. Fungsi bagian anterior tulang belakang adalah untuk menyerap goncangan hasil dari pergerakan tubuh seperti berjalan, berlari, dan juga untuk melindungi isi dari kanalis spinalis.11 Bagian posterior tulang belakang terdiri dari arcus dan processus vertebra. Setiap arcus terbentuk oleh pediculus berpasangan berbentuk silinder dan laminae berpasangan di bagian posterior. Arcus vertebra membentuk dua processus transversus pada bagian lateral, satu processus spinosus pada bagian posterior, dua facies articularis superior dan dua facies articularis inferior vertebrae. Kedudukan facies superior dan inferior akan membentuk satu facet joint. Fungsi dari tulang belakang bagian posterior yaitu melindungi medulla spinalis dan saraf di dalam kanalis spinalis dan menyediakan suatu jangkar sebagai tempat perlekatan dari muskulus dan ligamentum. Kontraksi dari otot yang menempel pada processus transversus dan spinosus dan laminae bekerja seperti satu sistem katrol dan tuas sehingga menghasilkan fleksi, ekstensi dan pergerakan melengkung ke lateral dari tulang belakang .11 Cedera pada akar saraf (radiculopathy) adalah penyebab yang sering menyebabkan nyeri pada leher, lengan, punggung bawah, bokong dan kaki. Akar saraf keluar pada tingkat di atas korpus vertebra masing-masing pada daerah servikal manakala pada tingkat di bawah korpus vertebra masingmasing pada daerah thorakal dan lumbal. Akar saraf servikal sejalan dengan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
15
intraspinalis yang pendek sebelum keluar. Namun, disebabkan medulla spinalis berakhir di L1 dan L2, akar saraf lumbal mengikuti jalan intraspinalis yang panjang dan bisa tercedera di mana saja dari lumbal bagian atas sampai dengan tempat keluar pada foramen intervertebralis. Sebagai contoh, terjadi herniasi diskus pada tingkat L4-L5 bisa menyebabkan bukan hanya kompresi pada tingkat L5 malah bisa juga kompresi pada akar saraf S1.11 Struktur pada tulang belakang yang sensitif terhadap nyeri adalah periosteum vertebralis, dura, facet joint, annulus fibrosus pada diskus intervertebralis, arteri dan vena epidural, dan ligamentum longitudinal posterior. Penyakit pada struktur-struktur ini menjelaskan tentang kejadian nyeri punggung tanpa adanya kompresi pada akar saraf. Nucleus pulposus di diskus intervertebralis jika pada keadaan normal tidak sensitif terhadap nyeri. Sebagian sensasi nyeri yang berasal dari kanalis spinalis disampaikan oleh nervus sinuvertebralis dan keluar dari nervus spinalis pada setiap segmen tulang belakang dan masuk kembali ke kanalis spinalis melewati foramen intervertebralis. 11
Gambar 2.1. Penampang Tulang Belakang Potongan Transversal Sumber : Longo et al, 2012
Universitas Muhammadiyah Jakarta
16
2.2. Regio Utama Tulang Belakang 1) Tulang Servikal (Leher) Leher mendukung berat dari kepala dan memproteksi saraf yang datang dari otak ke seluruh tubuh. Bagian tulang belakang servikal memiliki tujuh tulang vertebra yang semakin kecil apabila semakin mendekati basis cranii. Kebanyakan pergerakan rotasi pada tulang servikal datang dari dua segmen atas manakala kebanyakan pergerakan fleksi/ekstensi datang dari C5-C6 dan C6-C7 (Lihat gambar 2.4).
Gambar 2.2. Penampang Tulang Belakang Potongan Sagital Sumber : Longo et al, 2012
Gambar 2.3. Kolumna Spinalis Sumber : Longo et al, 2012
Universitas Muhammadiyah Jakarta
17
Nyeri leher akut biasanya disebabkan oleh ketegangan otot, ligamentum atau tendon yang datang dari tekanan yang tiba-tiba dan akan sembuh sesuai dengan waktu beserta terapi nonsurgikal untuk meredakan nyeri seperti menggunakan
es/panas,
obat-obatan,
manipulasi
osteopathic
atau
chiropractic. Bagi pasien yang mengalami nyeri leher yang bertahan sehingga lebih dari 2 sampai 3 bulan atau dengan gejala utamanya nyeri lengan, kebas atau geli, biasanya terdapat masalah anatomis yang spesifik. Contohnya nyeri yang menyebar ke lengan dan bisa sampai ke tangan maupun jari, ia biasanya disebabkan oleh diskus servikal yang herniasi atau stenosis foramen sehingga menekan saraf pada daerah leher. 12
Gambar 2.4. Nyeri pada Tulang Servikal Sumber : TeachMeAnatomy.info 2) Tulang Thorakal (Punggung Atas) Tulang belakang segmen thorakal terdiri dari 12 tulang vertebra pada punggung atas. Perlekatan kuat dari tulang iga di setiap tingkat dari tulang thorakal memberikan keseimbangan dan dukungan struktural pada punggung atas sehingga menjadikan adanya pergerakan yang kecil. Tulang thorakal memberikan perlindungan untuk organ-organ vital seperti paru-paru dan jantung. Punggung atas tidak bertujuan untuk pergerakan, maka jarang ditemukan cedera pada tulang belakang thorakal. Namun, iritasi pada otot bahu
Universitas Muhammadiyah Jakarta
18
dan punggung yang besar atau disfungsi sendi pada punggung atas dapat menyebabkan nyeri punggung yang disadari.12 3) Tulang Lumbal (Punggung Bawah) Punggung bawah terlibat untuk pergerakan yang lebih dari bagian thorakal dan juga menerima semua beban dari batang tubuh sehingga pada bagian inilah yang paling sering terjadinya cedera. Pergerakan pada tulang belakang lumbal terbagi menjadi 5 segmen pergerakan walaupun jumlah pergerakan yang tidak seimbang terpaksa harus diterima oleh segmen bawah (L3-L4 dan L4-L5). Oleh karena itu, kedua segmen ini adalah yang paling rentan untuk terjadi kerusakan. Dua diskus paling bawah (L4-L5 dan L5-S1) sering menerima ketegangan dan paling rentan terjadinya herniasi. Tersebut dapat menyebabkan nyeri punggung bawah dan kebas yang menyebar melalui tungkai bawah sampai ke telapak kaki (sciatica). Mayoritas nyeri punggung bawah disebabkan oleh ketegangan otot. Walaupun ketegangan otot kedengaran seperti tidak serius, namun trauma terhadap otot dan jaringan lunak yang lain seperti tendon dan ligamentum pada punggung bawah bisa menyebabkan nyeri punggung yang berat. Walaupun demikian, jaringan lunak mempunyai suplai darah yang baik yang membawa nutrien ke daerah yang tercedera dan memfasilitasi proses penyembuhan dan memberikan kenyamanan yang efektif dari nyeri punggung.12
Universitas Muhammadiyah Jakarta
19
Gambar 2.5. Kolumna Veterbralis dan Kanalis Vertebralis Yang Memperlihatkan Kelima Regionya Sumber : Anatomi Klinis Keith L Moore 4) Tulang Sacrum dan Coccygeus (Bagian Dasar Tulang Belakang) Di bawah tulang belakang lumbal adanya tulang yang disebut sakrum yang merupakan bagian belakang dari pelvis. Tulang ini membentuk segitiga dan bertempat diantara dua tulang pelvis yang menyambungkan tulang belakang kepada bagian bawah tubuh. Sacrum terhubung dengan bagian pelvis (tulang iliaca) pada sacroiliac joint. Nyeri pada sacrum disebut disfungsi sacroiliac joint dan lebih sering terjadi pada wanita berbanding pria. Tulang coccygeus (tailbone) merupakan bagian sakral yang letaknya paling bawah dari tulang belakang. Nyeri tailbone disebut coccydynia dan kejadiannya lebih sering pada wanita berbanding pria.12
Universitas Muhammadiyah Jakarta
20
Gambar 2.6. Nyeri pada Tulang Sacrum/Sacroiliac Joint Sumber : Anatomi Klinis Keith L Moore 2.3. Jenis-jenis Nyeri Punggung Menurut Longo nyeri lokal disebabkan oleh cedera pada struktur yang sensitif terhadap nyeri yang menekan atau mengiritasi ujung saraf sensoris. Lokasi nyeri adalah yang berdekatan dengan bagian punggung yang terkena. Nyeri yang diarahkan ke punggung bisa berasal dari bagian visceral abdomen dan pelvis. Nyeri tersebut biasanya dikatakan sebagai primer dari abdomen atau pelvis yang disertai dengan nyeri punggung dan biasanya tidak dipengaruhi oleh sikap tubuh (posture). Nyeri yang berasal dari tulang belakang bisa terlokalisasi di punggung atau diarahkan ke bokong atau kaki. Penyakit-penyakit yang mempengaruhi bagian lumbal atas lebih cenderung untuk mengarahkan nyeri ke bagian lumbal, groin atau paha anterior. Penyakitpenyakit yang mempengaruhi bagian lumbal bawah pula lebih cenderung untuk menghasilkan nyeri yang diarahkan ke bokong, paha posterior, betis atau kaki. Nyeri yang diarahkan (referred pain) atau nyeri sclerotomal menjelaskan keadaan di mana nyeri melewati beberapa bagian dermatom tanpa adanya bukti terjadinya penekanan pada akar saraf. Nyeri punggung radikuler adalah nyeri
Universitas Muhammadiyah Jakarta
21
yang tajam dan menyebar ke bagian punggung bawah dalam daerah akar saraf. Batuk, bersin atau kontraksi otot abdomen bisa memperparah nyeri yang sedang menyebar. Nyeri bisa meningkat pada sikap tubuh yang bisa meregang saraf dan akar saraf. Posisi duduk dengan kaki diregangkan keluar menyebabkan adanya daya tarik pada nervus ischiadicus, akar saraf S1 dan L5 karena saraf tersebut melewati bagian posterior dari panggul. Nervus femoralis (akar saraf L2, L3, dan L4) melewati bagian anterior dari panggul dan tidak diregangkan karena posisi duduk. Deskripsi hanya tentang nyeri saja biasanya sulit untuk dibedakan antara nyeri sclerotomal dengan nyeri radikulopati.. Nyeri yang terkait dengan kekejangan otot (muscle spasm), biasanya berhubungan dengan banyak masalah pada tulang belakang walaupun asalnya sulit untuk ditentukan. Kejang tersebut disertai dengan sikap tubuh yang abnormal, muskulus paraspinalis yang teregang dan nyeri yang tumpul pada daerah paraspinalis.2
Gambar 2.7. Kompresi Akar Saraf L5 dan S1 oleh Diskus yang Herniasi Sumber : Longo et al. (2012)
Universitas Muhammadiyah Jakarta
22
2.4. Faktor Risiko a) . Ketidakseimbangan dan Ketegangan Otot Ketegangan muskuloskeletal adalah penyebab yang paling sering menyebabkan nyeri punggung pada anak dan juga dewasa. Jenis nyeri ini sering kali respon terhadap istirahat, obat-obatan anti inflamasi dan program latihan. Banyak remaja yang berkemungkinan bisa menderita nyeri punggung persisten. Ini biasanya terkait dengan otot hamstring yang tegang dan otot abdomen yang lemah. Anak-anak tersebut akan kelihatan lebih membaik dengan adanya program terapi fisik yang menekanka peregangan otot hamstring dan penguatan otot bagian abdomen.20 b) Punggung Bulat (Rounded Back) Pada remaja, punggung bulat juga dikenali sebagai Scheuermann's kyphosis adalah penyebab yang biasa menyebabkan nyeri pada bagian tengah atau thorakal dari punggung/tulang belakang. Vertebra menjadi tertekan menyebabkan punggung berbentuk bulat. Bagian yang melengkung pada tulang belakang bisa menyebabkan nyeri yang diperparah dengan adanya aktivitas.20 c) Fraktur Stres pada Tulang Belakang Fraktur stres atau spondylolysis bisa menyebabkan nyeri punggung bawah pada remaja. Fraktur stress bisa terjadi ketika pertumbuhan yang cepat pada usia remaja atau ketika olahraga yang memerlukan tulang belakang untuk hiperekstensi dan pemutaran secara berulang kali seperti sepak bola, penyelaman dan gimnastik. Nyeri biasanya ringan dan bisa menyebar ke daerah bokong dan kaki. Nyeri dirasakan memburuk dengan adanya aktivitas dan membaik saat istirahat. Anak dengan spondylolysis bisa berjalan dengan cara berjalan (gait) kaki yang kaku dan hanya bisa membuat langkah yang pendek. 20 d) Vertebra Tergelincir (Slipped Vertebra) Vertebra Tergelincir (Slipped Vertebra) atau spondylolisthesis terjadi apabila satu vertebra berpindah ke depan secara langsung pada vertebra yang di
Universitas Muhammadiyah Jakarta
23
bawahnya. Ia biasanya terjadi pada bagian dasar dari tulang belakang belakang yaitu lumbosacral junction. Pada kasus yang berat, tulang tersebut menyempitkan kanalis spinalis sehingga memberikan penekanan pada saraf. 20
Gambar 2.8. Spondylolisthesis Sumber : Longo et al. (2012) e) Infeksi Pada anak usia muda, infeksi pada ruang diskus (diskitis) dapat memicu terjadinya nyeri punggung. Diskitis biasanya terjadi pada anak yang berumur 1 sampai dengan 5 tahun, namun, anak yang lebih tua dan remaja juga bisa mendapatkan diskitis. Anak dengan diskitis akan mempunyai gejala/simptom seperti nyeri punggung bawah atau abdome dan kekakuan pada tulang belakang, cara berjalan yang lemah atau menolak untuk berjalan dan menjongkok dengan tulang belakang pada kedudukan yang tegak lurus apabila mencoba untuk mendapatkan sesuatu di lantai dengan tidak menekukkan badan mulai dari pinggang. 20 f) Tumor Pada kasus-kasus yang jarang, tumor seperti osteoid osteoma, dapat menyebabkan terjadinya nyeri punggung. Apabila ini terjadi, tumor pada tulang belakang biasanya dijumpai pada punggung bagian tengah atau bawah. Nyerinya konstan dan biasanya memburuk dari waktu ke waktu. Nyerinya progresif dan tidak terkait dengan aktivitas dan/atau terjadi pada waktu malam. 20
Universitas Muhammadiyah Jakarta
24
g) Penggunaan Tas Ransel Kesadaran di kalangan tenaga pengajar, ahli-ahli medis, orang tua dan pemerintah tentang nyeri punggung pada anak-anak sekolah yang disebabkan oleh peningkatan penggunaan tas ransel yang berlebihan berat semakin meningkat.6 Baru-baru ini, para ilmuwan telah mulai untuk memeriksa efek dari penggunaan tas ransel yang berat dan penuh dengan buku. Mereka mendapati bahwa penggunaan tas ransel yang berat mampu memberi suatu ancaman yang serius terhadap perkembangan tulang belakang anak-anak.3 Para pakar mengatakan bahwa penyebab utamanya adalah tas anak-anak yang berlebihan berat. Kebiasaannya tas hanya di pakai pada satu bahu dan diiisi dengan semua benda mulai dari makan siang, alat-alat olahraga dan juga bukubuku sehingga menyebabkan berat tas yang dibawa berada pada tahap yang mengkhawatirkan. Ini meningkatkan kesadaran di kalanga para dokter. 5 Nyeri pada bagian servikal dan lumbal adalah jenis nyeri yang paling umum. Nyeri sedang lebih banyak ditemukan pada anak-anak. Maksimum siswa membawa > 15% rasio ransel yang merupakan masalah yang mengkhawatirkan bagi orang tua dan itu akan menyebabkan nyeri muskuloskeletal di masa depan. 21 h) Berat Tas Penggunaan tas ransel yang berat adalah suatu kebiasaan dalam populasi usia anak-anak sekolah. Anak-anak usia muda kadang kala membawa beban sehingga 30% - 40% daripada berat badan mereka.
6
Menurut Ibrahim yang
melakukan penelitian pada siswa sekolah perempuan di Mesir bahwa berat tas yang tinggi adalah 5-19 kg dan persentase tas sekolah yang dibawa adalah 1350%.
22
Menurut Ramprasad et al. (2009) dalam Lucas (2011) suatu penelitian
yang dilakukan terhadap siswa sekolah pria yang sehat (n=200), umur rata-rata (SD) 12,5 tahun, dari sekolah tinggi di Mangalore, India menunjukkan penggunaan tas ransel yang mempunyai berat 15% dari berat badan siswa akan mengubah sudut sikap badan (postural) seperti kranio-vertebral, kepala pada leher, kepala dan leher pada tubuh, tubuh dan tungkai bawah di kalangan anakanak pra remaja. Menurut Ministry of Education (1993) dan National Back
Universitas Muhammadiyah Jakarta
25
Pain Association (1997) garis pedoman yang telah dikembangkan di banyak negara adalah bertujuan untuk meminimalkan kesan buruk dari berat tas terhadap siswa sekolah. Kebanyakan garis pedoman merekomendasikan tas sekolah agar tidak melebihi 10% dari berat bada siswa. Menurut Bauer dan Freivalds (2009) 10% dari berat badan telah dilaporkan sebagai batas beban yang tidak menyebabkan fleksi pada batang tubuh dan penekanan yang dirasakan adalah pada siswa usia 11 – 14 tahun. Menurut Al-Saleem SA (2017), hasil serupa melaporkan bahwa hanya 6,2% siswa yang membawa tas sekolah hingga 10% dari berat badan mereka dan sisanya dari para siswa berbohong> 11% dari berat badan.23 Menurut Moore M (2017), membawa tas sekolah dan kehadiran di sekolah adalah rutinitas sehari-hari bagi siswa. Penanganan yang salah dari tas sekolah dengan berat tas yang berlebihan dapat menyebabkan nyeri punggung pada anak-anak. Disarankan bahwa berat total tas sekolah tidak melebihi 10% dari berat badan. i) Usia Menurut Ibrahim (2012) perempuan usia muda membawa tas sekolah yang lebih berat berbanding perempuan yang berusia lebih tua. Siswa berusia 11-13 tahun membawa tas dengan berat 17% dari berat badan sehingga bisa memberikan efek yang membahayakan kemampuan fisik anak tersebut.
26
Peneliti meneliti kesan pembawaan tas sekolah terhadap postur dan gait dari anak berusia 11-13
tahun dan mendapati
pembawaan tas sekolah
mengurangkan panjang langkah, meningkatkan frekuensi langkah dan menggalakkan posisi tubuh tersandar ke depan. Pada penelitian yang sama, 73,4% anak-anak mengunakan hanya satu tali dari tas sekolah mereka untuk membawa bahan dan buku-buku. Penggunaan hanya satu tali pada tas sekolah sepertinya menggalakkan penekukan tulang belakang ke sisi lateral dan elevasi bahu, manakala penggunaan kedua tali pada tas sekolah mengurangkan hal-hal tersebut. Skagg et al. (2006) mendapati 37% dari anak-anak berusia 11-14 tahun menderita nyeri punggung yang terkait dengan penggunaan tas yang lebih berat. Goodgold et al. (2002) menghubungkan penggunaan tas dengan insidens nyeri punggung pada anak dan mendapati anak yang usianya lebih
Universitas Muhammadiyah Jakarta
26
muda secara proporsional membawa beban tas yang lebih berat. 50% dari seluruh subjek membawa beban lebih dari 15% berat badan mereka. 26 Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa prevalensi nyeri pinggang pada anak-anak sekolah berkisar antara 25% hingga 55% pada mereka yang berusia antara 10 dan 15 tahun. 6-8 dalam kebanyakan kasus, intensitas nyeri relatif rendah. 28 j) Jenis Kelamin Prevalensi nyeri meningkat sesuai dengan usia dan kadarnya lebih tinggi pada
perempuan
berbanding
laki-laki.24 Menurut
Wedderkopp
pada
perempuan, frekuensi nyeri punggung bawah dilaporkan meningkat ketika pubertas sehingga mencapai maturitas tanpa mengenal usia.25 Meskipun demikian, persoalan mengap perempuan lebih rentan mengalami nyeri punggung pada tahap awal pubertas masih belum diketahui. Penelitian sebelumnya menyelidiki pengaruh tas terhadap kurva spinalis, level bahu, penjajaran (alignment) tubuh dan nyeri punggung pada remaja dan mendapati hasilnya menunjukkan perempuan lebih sering menderita nyeri dorsal dengan intensitas lebih kuat berbanding laki-laki. Mereka juga mengalami penurunan pada sudut yang dikenali sebagai Cranio-Cervical angel (CCA) dan juga perpindahan batang tubuh atas dan bahu.26 Penelitian sebelumnya mendapati terdapat korelasi antara nyeri dan berat tas per indeks massa tubuh di kalangan perempuan adalah signifikan dan positif namun negatif dan tidak signifikan pada laki-laki.26 Menurut Grimmer et al. (1999) bahwa siswa perempuan lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung berbanding siswa laki-laki.
3
Menurut
mereka, siswa perempuan mengeluh adanya peningkatan nyeri punggung ketika berusia 8 tahun manakala siswa laki-laki melaporkan hal yang sama terjadi 1 – 2 tahun kemudian. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Usman et al. melaporkan bahwa Nyeri punggung pada anak-anak dan remaja bervariasi dari 8% - 74%. 27 k) Status Gizi Menurut Korovessis et al. (2005) bahwa keluhan nyeri punggung pada anak juga dipengaruhi oleh body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh
Universitas Muhammadiyah Jakarta
27
(IMT). 29 Penelitian Lake, Power dan Cole (1999) menunjukkan ada hubungan status gizi dengan keluhan nyeri punggung. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak dengan berat badan berlebihan atau obesitas memiliki peningkatan risiko nyeri punggung lebih besar terutama pada perempuan (OR=1,78). Nilai BMI yang besar dapat meningkatkan risiko nyeri punggung karena beban pada tulang belakang menjadi lebih besar. Selain itu, berat badan berlebihan juga memicu penurunan aktivitas yang akhirnya juga akan meningkatkan risiko nyeri punggung. Walaupun begitu, di dalam penelitian tersebut membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan keluhan nyeri punggung. Keluhan nyeri punggung pada responden dengan status gizi normal, dilihat dari hasil statistika, mencapai 43,6% sedangkan responden dengan gizi tidak normal mencapai 45,5%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik gizi responden, maka keluhan nyeri punggung bisa semakin rendah. 29 l) Lama Penggunaan Tas Sekolah Menurut Haselgrove et al. (2008) hampir 50% dari remaja membawa tas sekolah mereka selama lebih dari 30 menit dalam waktu sehari. Terdapat bukti dengan U-shaped trend antara lama penggunaan tas dengan kejadian nyeri punggung di mana remaja yang membawa tas mereka selama 5 hingga 10 menit dalam satu hari mengeluhkan nyeri punggung yang lebih sedikit berbanding teman-teman mereka yang lain. Apabila data menurut jenis kelamin dianalisis secara berasingan, untuk siswa laki-laki menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p=0,04). Manakala untuk siswa perempuan menunjukkan asosiasi linear antara lama penggunaan tas dengan kejadian nyeri leher (p=0,03). Lama penggunaan tas sekolah yang tinggi dikatakan apabila melebihi durasi selama 30 menit dalam satu hari.30 m) Cara Membawa Tas Menurut Ibrahim (2012) berat dan Persentase tas sekolah yang tinggi dan cara membawa tas sekolah merupakan faktor risiko yang berasosiasi dengan keluhan nyeri punggung pada siswa sekolah perempuan di Mesir.
22
Menurut
Haismann (1998) dan Knapik et al. (1996) efek kombinasi dari beban yang berat, posisi beban pada tubuh, waktu yang diambil untuk membawanya,
Universitas Muhammadiyah Jakarta
28
distribusi beban, karakteristik dan kondisi fisik pada seorang individu dihipotesiskan menjadi faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah ini. Pola hidup yang tidak aktif berkemungkinan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan nyeri punggung di kalangan anak-anak sekolah. 31 Menurut Spanish National Health Enquiry tahun 2006 bahwa 11,8% siswa sekolah yang berusia 10 – 15 tahun mengklasifikasikan diri mereka sebagai kurang beraktivitas ataupun tidak aktif.1 2.5. Penatalaksanaan 1) Nyeri Punggung Bawah (NPB) Akut Tanpa Radikulopati Nyeri punggung bawah akut didefinisikan sebagai nyeri yang durasinya di bawah 3 bulan. Penilaian awal harus menyingkirkan kasus patologis tulang belakang yang serius sehingga memerlukan intervensi termasuklah infeksi, kanker, atau trauma. Pemeriksaan lab dan pencitraan tidak diperlukan jika tidak ditemukan faktor risiko. Foto polos atau Ctscan tulang belakang jarang diindikasikan untuk gejala pada bulan pertama melainkan jika diduga adanya fraktur tulang belakang. Edukasi merupakan satu bagian yang penting dalam penatalaksaan ini. Kepuasaan dan kemauan untuk tindakan lanjut (follow-up) meningkat
apabila
pasien
diajarkan
tentang
prognosis,
metode
penatalaksanaan, modifikasi aktivitas, dan strategi untuk menghindari eksaserbasi pada masa yang akan datang. Secara umumnya, tirah baring seharusnya dihindari ataupun hanya dilakukan paling lama satu atau dua hari untuk meredakan gejala-gejala
yang berat. Aktivitas terbaik
yang
direkomendasikan adalah untuk berjalan serta meneruskan kembali aktivitas fisik yang normal dan hanya menghindarkan diri dari kerja manual yang berat. Garis pedoma berdasarkan bukti (evidence-based) menyarankan obatobatan yang bisa dibeli tanpa menggunakan resep seperti acetaminophen dan NSAID (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs) sebagai lini pertama untuk penatalaksanaan nyeri punggung bawah akut. Pelumpuh otot skeletal (skeletal muscle relaxants) seperti cyclobenzaprine atau methocarbamol mungkin berguna namun efek samping yang paling sering terjadi adalah sedasi. Hal tersebut itu masih belum jelas apakah analgesik opioid dan tramadol lebih
Universitas Muhammadiyah Jakarta
29
efektif berbanding NSAID atau acetaminophen untuk mengobati nyeri punggung bawah akut. Penatalaksaan nonfarmakologi untuk nyeri punggung bawah akut termasuklah manipulasi spinal, terapi fisik, pijatan, akupunktur, stimulasi saraf menggunakan listrik transkutan (transcutaneous electrical nerve stimulation), ultrasound, diathermy dan magnet.2 2) Nyeri punggung bawah Kronis Tanpa Radikulopati Nyeri punggung bawah kronis didefinisikan sebagai nyeri yang durasinya di atas 3 bulan atau 12 minggu. Rejimen efektif secara umum termasuklah kombinasi latihan erobik yang meningkat secara gradual, latihan penguatan dan peregangan. Tujuan primer adalah untuk toleransi terhadap aktivitas manakala tujuan sekunder adalah untuk melegakan nyerinya. Latihan fisik intensif terpantau atau rejimen penguatan kerja (work hardening) adalah efektif untuk mengembalikan pasien ke pekerjaannya, meningkatkan jarak berjalan, dan mengurangkan nyeri. Pengobatan untuk nyeri punggung bawah kronis termasuklah acetaminophen, NSAID dan antidepresan trisiklik. Cognitive behavioral therapy diberikan jika adanya bukti menunjukkan adanya keterlibatan faktor psikologis, sosial maupun patologis somatik dalam patogenesis dari nyeri kronis dan disabilitas. Cognitive behavioral therapy termasuklah usaha untuk mengidentifikasi dan memodifikasi pemikiran pasien tentang nyeri dan disabilitas mereka menggunakan strategi yang melibatka perumpamaan (imagery), attention diversion atau pemodifikasian pemikiran pasien tentang ketidakmampuan untuk beradaptasi, perasaan dan kepercayaan. Nyeri punggung merupakan sebab yang paling sering pasien mencari terapi alternatif atau tambahan. Terapi tersebut yang paling sering adalah manipulasi spinal, akupunktur, dan pijatan. Kategori lain dar intervensi untuk nyeri punggung kronis termasuklah terapi electrothermal dan radiofrequency. Terapi bedah yang terbaru untuk diskus yang degenerasi adalah penggantian diskus dengan diskus prostetik.2
Universitas Muhammadiyah Jakarta
30
3) Nyeri Punggung Bawah Kronis dengan Radikulopati Penyebab yang sering menyebabkan nyeri punggung dengan radikulopati adalah herniasi diskus dengan tubrukan (impingement) pada akar saraf sehingga menyebabkan nyeri punggung dengan penyebaran ke arah kaki. Rekomendasi aktivitas terbaik adalah dengan kembali melakukan aktivitas normal sebanyak-banyaknya. Acetaminophen dan NSAID adalah sesuai untuk meredakan nyeri, namun nyeri yang berat mungkin memerlukan pengobatan analgesik opioid jangka pendek. Injeksi glukokortikoid pada epidural mempunyai peran dalam meredakan nyeri untuk sementara waktu bagi sciatica yang disebabkan oleh herniasi diskus. Intervensi secara bedah diindikasikan bagi pasien yang mempunyai kelemahan motorik progresif, yang ditunjukkan pada pemeriksaan klinis atau electromyography (EMG) yang disebabkan oleh cedera pada akar saraf. Pembedahan merupakan pilihan yang penting bagi pasien yang mempunyai nyeri radikuler yang menyebabkan ketidakmampuan untuk bergerak walaupun telah diberi terapi konservatif secara optimal. Sciatica merupakan penyebab paling sering sehingga harus direkomendasikan untuk dilakukan pembedahan pada tulang belakang. Prosedur bedah yang biasa dilakukan adalah partial hemilaminectomy dengan eksisi diskus yang prolaps. 2 3. Skala Pengukuran Nyeri Pada penelitian ini, skala pengukuran nyeri yang digunakan adalah WongBaker FACES Pain Rating Scale. Skala pengukuran ini direkomendasikan untuk anak usia 3 tahun ke atas. Poin pada setiap muka mendeskripsikan intensitas nyeri yang dirasakan. Anak tersebut disuruh utuk memilih muka yang paling hampir mendeskripsikan nyeri tersebut. Anak tersebut sebelumnya dijelaskan tentang makna dari gambar muka tersebut.18
Muka 0
: Tidak nyeri (no hurt)
Muka 2
: Sangat sedikit nyeri (hurts a little bit)
Muka 4
: Sedikit nyeri (hurts a little bit more)
Muka 6
: Nyeri (hurts even more)
Muka 8
: Sangat nyeri (hurts a whole lot)
Muka 10
: Teramat nyeri (hurts worst)
Universitas Muhammadiyah Jakarta
31
4. Nyeri Punggung pada Anak Usia Sekolah Menurut Hurlock (1999) anak usia sekolah adalah di mana anak telah memasuki usia sekolah.
10
Anak usia sekolah adalah akhir masa kanak-kanak
yang berlangsung dari 6 tahun sampai anak mencapai kematangan seksual yaitu sekitar 13 tahun bagi anak perempuan dan 14 tahun bagi anak laki-laki. Insidensi nyeri punggung pada anak-anak dan remaja adalah sekitar 8% 84.1%. Insidensi yang dilaporkan ini tergantung pada populasi yang diteliti dan juga definisi nyeri punggung yang digunakan. 6
Gambar 2.8. Wong-Baker FACES® Pain Rating Scale Sumber : Wong-Baker FACES Foundation (2013) Nyeri punggung pada anak tidak sama dengan nyeri punggung pada orang dewasa. Anak dengan nyeri pada punggung mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita penyakit yang serius dalam mendasari gejala nyeri tersebut berbanding pada orang dewasa. Lebih-lebih lagi jika anak tersebut mengeluh adanya nyeri punggung yang disertai dengan demam, penurunan berat badan, kelemahan, kebas, masalah ketika berjalan, nyeri yang menyebar ke tungkai bawah, masalah pada usus atau kandung kemih dan nyeri yang mengganggu tidur anak. Banyak kasus yang serius dari nyeri punggung memerlukan identifikasi dan terapi awal atau kondisi mereka akan menjadi lebih parah.20
Universitas Muhammadiyah Jakarta
32
5. Kondisi Nyeri Punggung yang Biasa Terjadi pada Anak-anak g. Keluhan-keluhan Sehubungan Penggunaan Tas Penelitian terkini menurut The U.S. Consumer Product Safety Commision menyatakan bahwa sehingga 75% dari anak-anak sekolah tidak hanya mengeluh nyeri punggung, tetapi juga nyeri pada leher dan bahu. Penelitian tersebut juga menunjukkan lebih 13.260 kecederaan yang dirawat di ruang gawat darurat, ruang dokter dan klinik ada hubungannya dengan penggunaan tas ransel.
5
Pada akhir dari masa remaja mereka, hampir 60% dewasa muda
merasakan setidaknya satu episode nyeri punggung bawah dan suatu penelitian baru menyatakan bahwa setidaknya sebagian daripada masalah ini disebabkan oleh efek cara menggunakan tas ransel yang salah pada tulang belakang mereka ketika muda. 2 Menurut Ibrahim (2012) banyak siswa melaporkan bahwa berat tas sekolah mereka dirasakan berat, hampir separuh dari semua siswa perempuan dalam penelitian tersebut melaporkan keluhan nyeri punggung dan lebih dari satu pertiga mengeluhkan nyeri punggung dan nyeri bahu. The Consumer Product Safety Commision (CPSC) menganggarkan 7.277 kunjungan ke ruangan gawat darurat setiap tahun itu disebabkan oleh kecederaan yang terkait dengan penggunaan tas yang berisi buku. CPSC juga turut melaporkan bahwa kecederaan yang terkait dengan penggunaan tas ransel telah meningkat sehingga 330% sejak 1996. Ini merupakan suatu permulaan dari epidemi yang mampu menyebabkan kerusakan yang serius pada kesehatan anak sepanjang hayatnya .2 Menurut Troussier et al. (1994) masalah muskuloskeletal yang berkaitan dengan penggunaan tas ransel pada anak-anak sekolah merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan.
31
Berjalan dengan beban yang dibawa
seperti tas sekolah adalah aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan oleh anakanak sekolah. Pembawaan tas sekolah yang berat secara berulang telah dipercayai mampu meletakkan tekanan tambahan pada tulang belakang anak yang sedang dalam pertumbuhan. Tekanan tambahan ini dapat menyebabkan anak-anak lebih cenderung untuk mengubah sikap badan (posture) dan sekaligus memicu kepada terjadinya masalah pada punggung bawah.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
33
Banyak penelitian mendapati bahwa tas ransel mengubah sikap badan (posture) dan gaya berjalan (gait) secara signifikan yang menyebabkan perubahan pada sudut kepala-leher (head-neck angle), bahu yang asimetris dan juga lumbal lordosis. Perubahan biomekanikal ini mampu memicu untuk munculnya nyeri kronis dan kelainan patologis pada punggung dalam jangka waktu yang lama. 1 h. Gejala yang Timbul Simptom pada punggung merupakan penyebab simptomatis yang kedua paling banyak yang dikeluhkan oleh pasien di Amerika Serikat sehingga mereka harus mendapatkan konsultasi dari para dokter.6 Cedera pada punggung merupakan sebagian dari masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ia bisa menyebabkan nyeri tajam atau tumpul dan dapat disertai dengan sensasi geli (tingling), kebas (numbness) ataupun seperti terbakar (burning). Anda juga mungkin dapat merasakan kelemahan, nyeri atau geli (tingling) pada bagian pelvis dan paha atas, di mana kondisi ini dikenal sebagai sciatica. Tulang belakang biasanya masih bagus ketika terjadinya cedera pada punggung. Cedera yang minor biasanya sembuh dalam hitungan 1-2 hari. Namun, sebagian nyeri dapat berlangsung lama. 5
Universitas Muhammadiyah Jakarta
34
B. Kerangka Teori Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka kerangka konsep pada penelitian ini ialah :
1. Servikal 2. Thorakal 3. Lumbal 4. Sacrum/Coccygeus
Penggunaan Tas Ransel
Beban Tas yang Dibawa
Regio Nyeri
a) Ketidakseimbangan dan Ketegangan Otot. b) Punggung Bulat (Rounded Back) c) Fraktur Stres pada Tulang Belakang d) Vertebra Tergelincir (Slipped Vertebra) e) Infeksi f) Tumor g) Penggunaan Tas Ransel h) Berat Tas i) Usia j) Jenis Kelamin k) Status Gizi l) Lama Penggunaan Tas Sekolah m) Cara Membawa Tas
Kejadian Nyeri Tulang Belakang pada Siswa Sekolah Dasar
IL-1 β
IL-6
Postur tubuh yang tidak baik
Penekanan pada setiap segmen vertebrae
Menimbulkan beban penekanan (compressive stress loading) pada struktur vertebrae
Mikrotrauma
Proses Inflamasi Keluhan Sehubungan Penggunaan Tas
Kebiasaan menggunakan tas punggung berat
IL TNF - α
Meningkatkan sensitivitas TRPV1
H+ , K+ , Histamin, TGF β1
Menstimulasi somatosensori pada struktur tersebut.
Penghantaran Impuls Nyeri Induksi ekspresi gen pronosiseptif Pusat Nyeri
Rasa Nyeri
Penatalaksanaan
1. Nyeri Tulang Belakang Akut 2. Nyeri Tulang Belakang Kronis
Jenis-Jenis Nyeri Tulang Belakang
Gambar 2.9. Kerangka Teori Penelitian
Universitas Muhammadiyah Jakarta
35
C. Kerangka Konsep Kerangka adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep yang satu terhadap yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang. Diperkirakan akan dilakukan penelitan pada bulan Oktober dan November tahun 2018. Dalam penelitian ini kerangka konsep terdiri dari variabel independent (penggunaan tas ransel) dan variabel dependent (kejadian nyeri punggung pada siswa sekolah dasar). Secara sistematis uraian dalam pemikiran tersebut terdapat dalam gambaran sebagai berikut :
Penggunaan Tas Ransel (Variabel Independent)
Kejadian Nyeri Tulang Belakang pada Siswa Sekolah Dasar (Variabel Dependent)
Regio Nyeri Punggung
Gambar 2.10. Kerangka Konsep Penelitian
Universitas Muhammadiyah Jakarta
36
D. Hipotesis
Terdapat hubungan penggunaan tas ransel yang digunakan dengan kejadian nyeri tulang belakang pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang.
Terdapat hubungan antara beban berat tas sekolah yang digunakan dengan kejadian nyeri tulang belakang pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang.
Terdapat hubungan antara jenis kelamin siswa dengan kejadian nyeri tulang belakang pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang.
E. Pertanyaan Penelitian 1.
Bagaimana gambaran tingkat kejadian nyeri tulang belakang di kalangan siswa SDN Rengasdengklok Selatan 1, Karawang?
2.
Apakah terdapat hubungan antara penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1?
3.
Bagaimanakah penggunaan tas yang benar dan berat tas sekolah maksimum yang direkomendasikan yang dapat dibawa oleh siswa sekolah dasar?
Universitas Muhammadiyah Jakarta
1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, di mana penelitian ini akan menganalisis hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang. Pengukuran tas dan nyeri punggung dilakukan pada satu waktu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan survey dengan cara memberikan kuesioner kepada responden untuk dijawab sesuai keadaan dari responden. Menurut Notoatmodjo (2005), survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, yang berlokasi di Jalan Tunas Harapan, RT/RW 45/10, Dusun Warudoyong Selatan, Kelurahan Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang. SDN Rengasdengklok selatan 1 ini dipilih karena merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang jarang dilakukan penelitian dan berada di lokasi yang kurang terlihat, namun memiliki siswa yang banyak dan aktif dalam bidang akademis maupun non akademis. Hari persekolahan siswa adalah mulai dari Senin sampai Sabtu dimulai dari jam 06.00 dan setiap hari siswa pulang pada pukul 12.00, di tambah dengan jadwal ekstrakulikuler dan bimbingan belajar tambahan sampai jam 14.00. Dengan waktu yang lama di sekolah di samping penggunaan sistem pembelajaran yang cukup baik, siswa akan membawa banyak beban buku ke sekolah. Hal ini menjadikan mereka sebagai sampel yang sesuai untuk penelitian ini.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian diperkirakan akan dilakukan pada bulan Oktober November 2018. Waktu penelitian ini dihitung mulai dari pengajuan judul kepada dosen pembimbing dan penyusunan proposal sampai dengan tahap pelaksanaan yang terdiri dari proses perijinan penelitian, pengumpulan data, pengolahan hasil dan penyusunan laporan penelitian. C. Variabel Penelitian 1. Variabel Independent Pada penelitian ini yang ditetapkan sebagai variabel independen adalah penggunaan tas ransel oleh siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang. 2. Variabel Dependent Pada penelitian ini yang ditetapkan sebagai variabel dependen adalah kejadian nyeri tulang belakang
pada siswa Sekolah Dasar Negeri
Rengasdengklok Selatan 1 sebagai dampak dari penggunaan tas sekolah. D. Definisi Operasional Tabel 3. 1. Definisi Operasional No .
Variabel
Definisi
Cara Pengukuran
Kategori
Skala
Tas yang cara membawanya biasanya dengan kedua bahu, satu bahu dibawa 1.
Tas Ransel
sendiri oleh siswa sekolah dasar
1. Tas Ransel Kuesioner
2. Tas Jenis
Nominal
lain
tanpa dibantu oleh siapapun, dan dipakai siswa berjalan ke
Universitas Muhammadiyah Jakarta
3
sekolah setiap hari. Nyeri yang
1. Nyeri
dirasakan dimulai
tulang
dari nyeri pada
2.
Nyeri Tulang Belakang
belakang
leher, nyeri pada punggung tengah,
Kuesioner
nyeri tulang
dirasakan 2. Nyeri
Nominal
tulang
belakang atau nyeri
belakang tidak
tulang
dirasakan
sacrum/coccygeus.
Beratnya tas sekolah ditimbang pada alat timbangan salter dan berat badan siswa ditimbang dengan timbangan 3.
Beban tas
berat badan,
pembawa
kemudian dihitung dengan rumus beban
Timbangan Gantung Salter Timbangan BB (unit
1. Dibawah 10% BB 2. Diatas 10%
Rasio
BB
satuan Kg)
tas/BB dikali 100%, dengan interpretasi >10% BB dan <10% BB. Murid laki-laki dan perempuan 4.
Jenis Kelamin
terutama pada tingkat sekolah
Kuesioner
1. Laki-laki 2. Perempuan
Nominal
dasar yang membawa sendiri
Universitas Muhammadiyah Jakarta
4
tas ke sekolah, untuk tujuan penelitian ini, siswa kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1 telah dipilih menjadi sampel penelitian di mana umur ratarata siswa tersebut sekitar 9-11 tahun. Peneliti menghitung indeks massa
5
Status Gizi
Status pemenuhan
tubuh (IMT)
nutrisi sesuai
siswa setelah
dengan kebutuhan
mendapat
berdasarkan hasil
hasil
pengukuran berat
pengukuran
1. Status Gizi
badan, tinggi
berat badan
Normal
badan, dan
dengan
2. Status Gizi
perbandingan
timbangan
Tidak Normal
indeks massa tubuh
BB (unit
(IMT) sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Nominal
satuan Kg) dan alat pengukur tinggi badan stature.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
5
Lama
6.
Lama Penggunaan Tas
penggunaan
1. Kurang dari
tas yang
30 menit
dibawa ke
Kuesioner
2. Lebih dari
sekolah setiap
30 menit
hari.
setiap hari.
Nominal
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang pada tahun 2018. Jumlah populasi sebanyak 120 orang. a. Kriteria Inklusi : 1) Semua siswa kelas IV, V dan VI yang membawa sendiri tas ke sekolah. 2) Siswa yang berusia 9, 10 dan 11 tahun. b. Kriteria Eksklusi : 1) Siswa kelas tidak membawa sendiri tas ke sekolah siswa yang sedang mengalami nyeri punggung yang disebabkan oleh penyebab yang jelas seperti adanya trauma langsung. 2) Siswa yang menggunakan tas selain dari jenis ransel yang penggunaannya secara intermitten atau cara membawa tas tidak selalu pada kedua bahu. 3) Siswa yang berusia selain usia 9,10, dan 11 tahun.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
6
2. Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling, di mana seluruh siswa kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang yang memenuhi kriteria inklusi akan menjadi sampel bagi penelitian ini. Berdasarkan rumus Slovin dapat diketahui bahwa jumlah minimal sampel adalah 55 orang responden. Pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 92 orang responden untuk menghindari kekurangan data. Populasi siswa yang memakai tas punggung di SDN Rengasdengklok selatan 1, Karawang terbagi dalam 3 kelas (kelas IV, V dan VI) dengan jumlah yang berbeda pada masing-masing kelas. F. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdapat beberapa pernyataan dalam bentuk angket dan diberikan langsung responden. Kuesioner yang digunakan terdiri dari dua bagian, yang pertama kuesioner data demografi untuk melihat distribusi karateristik demografi dari responden yaitu inisial nama, usia, jenis kelamin, kelas, tinggi badan, berat badan, beban berat tas sekolah, dan beban berat tas terhadap berat badan. Bagian kedua kuesioner terbagi menjadi bagian A dan B, pertanyaan Bagian A berisi 5 pertanyaan tertutup tentang penggunaan tas dan Bagian B berisi 6 pertanyaan untuk mengukur variabel tentang nyeri punggung yang di alami responden yang berisi pertanyaan pilihan ganda dan tertutup, total pertanyaan kuesioner bagian kedua berjumlah 11 pertanyaan. Kuesioner telah divalidasi oleh Muhammad Izzat, Universitas Sumatra Utara. G. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah disiapkan dan kemudian disebarkan kepada responden yang terpilih. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner diadaptasi dari penelitian sebelumnya yaitu oleh Siambanez et al. (2004) dalam Nor Azlin et al. (2010) dan juga penelitian oleh Ibrahim (2012).
Universitas Muhammadiyah Jakarta
7
2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data tentang penggunaan tas sekolah jenis ransel juga data tentang nyeri punggung yang dirasakan oleh siswa diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang telah disediakan. Sedangkan untuk data tentang berat tas sekolah, berat badan dan tinggi badan siswa diperoleh melalui penimbangan/pengukuran dengan menggunakan alat penimbang/pengukur yang telah disediakan. Hasil penimbangan/pengukuran tersebut dicatat pada lembar yang terlampir bersama dengan kuesioner. Pengumpulan data dikerjakan oleh peneliti dengan dibantu oleh 2 orang yang sebelumnya dilatih terlebih dahulu terutama tentang cara pengukuran dan wawancara yang baik, pemahaman isi kuesioner dan cara mengisinya. H. Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan; tahap pertama adalah editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Kemudian, tahap kedua adalah coding yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Setelah itu, tahap ketiga adalah entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program Stastistical Product and Service Solution (SPSS) dan tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang sudah di entry agar mengetahui adanya kesalahan atau tidak. Data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disertai dengan uraian mengenai jumlah dan Persentase menurut masing-masing variabel penelitian. Data akan dinilai secara analitik. Jadi, untuk mengetahui hubungan penggunaan tas sekolah jenis ransel terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa sekolah dasar digunakanlah uji statistik chi square dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Jika didapatkan p<0,05 dengan confidence interval 95%, maka ada hubungan penggunaan tas sekolah dengan kejadian nyeri punggung pada siswa kelas seluruh siswa kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1 yang berlokasi di Jalan Tunas Harapan, RT/RW 45/10, Dusun Warudoyong Selatan, Kelurahan Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang. SDN Rengasdengklok Selatan 1 ini dipilih karena merupakan salah satu sekolah dasar negeri terbaik di kecamatan Rengasdengklok.. Hari persekolahan siswa adalah mulai dari Senin sampai Sabtu dan setiap hari siswa pulang pada pukul 12.00 dan ekstrakulikuler sampai jam 14.00. Dengan waktu yang lama di sekolah di samping penggunaan sistem pembelajaran yang cukup baik, siswa akan membawa banyak beban buku ke sekolah. Hal ini menjadikan mereka sebagai sampel yang sesuai untuk penelitian ini. 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV, V dan VI SDN Rengasdengklok selatan 1 yang berusia 9 – 11 tahun. Responden yang menjadi sampel telah setuju secara sukarela untuk berpartisipasi dan telah memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Total responden yang telah diperoleh adalah sebanyak 92 orang dengan menggunakan metode total sampling. Dari keseluruhan responden, diperoleh gambaran mengenai beberapa karakteristik yang ada pada responden berupa usia, jenis kelamin dan status gizi. a. Usia Siswa Kelas IV,V,VI SDN Rengasdengklok selatan 1 terdiri dari siswa yang berusia dari 9 hingga 11 tahun. Dari data yang didapatkan melalui sejumlah 92 orang responden, maka distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
9
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia No.
Usia
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1
9 tahun
30
32,6
2
10 tahun
28
30,4
3
11 tahun
34
37,0
92
100,0
Total
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat distribusi frekuensi responden berdasarkan usia yaitu dari 92 orang responden, didapati jumlah responden bagi kelompok usia 9 tahun, 10 tahun dan 11 tahun adalah masing-masing 30, 28 dan 34 orang. Usia responden paling banyak adalah usia 11 tahun yaitu 37% dari total sampling. b. Jenis Kelamin SDN Rengasdengklok Selatan 1 merupakan sekolah yang menerima siswa dari kedua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4. 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1.
Laki-laki
44
47,8
2.
Perempuan
48
52,2
92
100,0
Total
Tabel 4.2. menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa responden perempuan lebih banyak berbanding responden laki-laki. Sebanyak 48 orang (52,2%) responden adalah terdiri dari perempuan dan diikuti sebanyak 44 orang (47,8%) responden adalah laki-laki.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
10
c. Status Gizi Status gizi merupakan satu indikator yang penting dalam menilai tumbuh kembang anak. Untuk mengukur status gizi pada anak usia 9 – 11 tahun, indikator yang dapat digunakan adalah indeks massa tubuh (IMT) anak tersebut yang dapat dihitung setelah mendapatkan data berat badan dan tinggi badan responden. Status gizi responden dikatakan tidak normal apabila responden termasuk di dalam kategori sangat kurus, kurus, gemuk atau obesitas. Distribusi frekuensi status gizi bagi responden penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi No.
Status Gizi
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
1.
Normal
22
23,9
2.
Underweight
67
72,8
3.
Overweight
3
3,3
92
100%
Total
Dalam penelitian ini telah didapatkan bahwa responden dengan status gizi tidak normal lebih banyak berbanding dengan status gizi normal dan telah dipresentasikan secara jelas pada Tabel 4.3. Sebanyak 22 orang (23,9%) responden mempunyai status gizi normal diikuti dengan 67 orang (72,8%) responden yang mempunyai status gizi underweight, dan status gizi overweight berjumlah 3 orang (3,3) responden. 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Tas a.Uji Normalitas Berat Badan, Tinggi Badan, dan Berat Tas Siswa Pada penelitian ini, telah dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan juga berat tas yang digunakan oleh siswa pada hari tersebut. Data yang diperoleh telah ditabulasikan dalam Tabel 4.4. untuk menunjukkan nilai rata-rata atau mean, standar deviasi, nilai maksimum dan juga nilai minimum berat badan, tinggi badan dan juga berat tas siswa. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak berdistribusi normal. Berikut uji normalitas yang dilakukan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
11
adalah One-Sample Kolmogorov-Smirnov dan hanya di lakukan pada data numerik. Jika pada tabel test Kolmogorov-Smirnov nilai sig > 0,05, maka data berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas dalam penelitian ini sebagai berikut : Tabel 4. 4. Karakteristik subjek berdasar Berat badan, Tinggi badan dan Berat tas (n=92) Variabel
x ± sb
Berat Badan Tinggi Badan
Median (min-maks)
Sig
30(20-51)
0,000
132,5±8,06
Berat Tas
0,200 2,6(1,0-4,2)
0,001
Pada Tabel 4.4. Pengukuran yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka didapatkanlah nilai rerata bagi berat badan siswa adalah 31 kg, diikuti dengan nilai rerata bagi tinggi badan siswa yaitu 132,5 cm dan nilai rerata bagi berat tas pula adalah sebanyak 2,6 kg. Nilai minimum dan maksimum dari berat badan siswa berturut-turut ialah 20 kg dan 51 kg, sedangkan nilai minimum dan maksimum tinggi badan siswa berturut-turut adalah 113 cm dan 151 cm dan nilai minimum dan maksimum berat tas yang digunakan oleh siswa adalah 1 kg dan 4,2 kg. Melalui uji normalitas Kolmogorov-Smirnov nilai sig > 0,05 didapatkan bahwa variabel berat badan tidak berdistribusi normal (p= 0,000;p <0,05), variabel tinggi badan berdistribusi normal (p=0,200;p>0,05), dan variabel berat tas tidak berdistribusi normal (p=0,001;p<0,05).
b. Beban Tas Pembawa Tas yang digunakan oleh siswa merupakan beban yang harus dibawa setiap hari. Beban yang terlalu berat dapat memberikan dampak jangka panjang yang buruk terhadap kesehatan anak-anak tersebut khususnya pada bagian punggung. Hal ini haruslah ditanggapi oleh semua pihak karena siswa yang pada saat ini masih kecil dan dalam masa pertumbuhan yang merupakan pemimpin bangsa di masa akan datang dan sudah pasti kesehatan mereka menjadi keutamaan kita. Beban tas ini dapat dihitung dengan memperkirakan persentase berat tas yang digunakan berbanding berat badan siswa. Nilai yang
Universitas Muhammadiyah Jakarta
12
direkomendasikan haruslah di bawah 10% untuk menghindari efek jangka panjang yang tidak diinginkan. Data distribusi frekuensi berat tas berbanding berat badan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan Siswa No.
Persentase Berat Tas Berbanding Berat
Frekuensi Persentase
Badan Siswa
(Orang)
(%)
1.
Di Bawah 10%
51
55,4
2.
Di Atas 10%
41
44,6
92
100,0
Total
Setelah dilakukan perhitungan dengan cara membagi berat tas dengan berat badan siswa dan kemudian dilihat hasil tersebut untuk mendapatkan perbandingan berat tas terhadap berat badan siswa yang telah dipresentasikan di Tabel 4.5. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden dengan persentase berat tas berbanding berat badan di bawah 10% adalah lebih banyak berbanding siswa yang memiliki persentase berat tas di atas 10%. Sebanyak 51 orang (55,4%) responden memiliki persentase berat tas berbanding berat badan di bawah 10% dan ini diikuti dengan 41 orang (44,6%) responden yang memiliki persentase berat tas berbanding berat badan di atas 10%.
c. Jenis Tas Dari total 92 responden yang terdiri dari siswa kelas IV, V, VI SDN Rengasdengklok selatan 1, jenis tas yang digunakan adalah jenis ransel. Jenis tas tersebut merupakan jenis tas yang lazim digunakan bagi siswa sesuai dengan umur mereka. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah dijawab oleh siswa telah ditabulasi ke Tabel 4.6
Universitas Muhammadiyah Jakarta
13
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jenis Tas Sekolah yang Digunakan oleh Siswa No.
Jenis Tas Sekolah
Frekuensi
Persentase (%)
(Orang) 1.
Tas Ransel
84
91,3
2.
Tas Kombinasi
8
8,7
92
100,0
Total
Tabel 4.6. menunjukkan distribusi frekuensi tentang jenis tas sekolah yang digunakan oleh responden. Telah didapatkan dalam penelitian ini bahwa responden yang menggunakan tas sekolah jenis ransel adalah lebih banyak berbanding responden yang menggunakan tas kombinasi. Sebanyak 84 orang (91,3%) responden menggunakan tas sekolah jenis ransel dan ini diikuti dengan 8 orang (8,7%) responden yang menggunakan tas jenis kombinasi.
d. Cara Membawa Tas Sekolah Siswa sekolah membawa tas masing-masing mengunakan berbagai cara. Ada yang mengunakan cara yang benar dan ada yang salah. Sudah tentu cara membawa tas sekolah yang salah memberikan efek terhadap kesehatan punggung siswa yang dampaknya dapat dilihat secara jangka panjang. Cara yang salah adalah dengan membawa tas ransel pada satu bahu yang mengakibatkan distribusi beban yang tidak simetris ke seluruh batang tubuh pembawa. Tas seharusnya dibawa pada kedua bahu atau ditarik dengan menggunakan tangan jika tas tersebut merupakan tas jenis ransel. Dari penelitian ini, didapatkan distribusi frekuensi cara siswa membawa tas sekolah masing-masing yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
14
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Cara Membawa Tas Sekolah No.
Cara Membawa Tas Sekolah
Frekuensi
Persentase (%)
(Orang) 1
Pada Satu Bahu
4
4,3
2
Pada Kedua Bahu
84
91,3
3
Menarik Tas dengan
4
4,3
92
100,0
Menggunakan Tangan Total
Dari hasil penelitian ini dapat diperhatikan bahwa responden yang membawa tas sekolah pada kedua bahu adalah yang terbanyak, diikuti dengan responden yang membawa tas pada satu bahu dan menarik tas menggunakan tangan. Sebanyak 84 orang (91,3%) responden membawa tas sekolah pada kedua bahu, 4 orang (4,3%) responden yang membawa tas sekolah pada satu bahu. dan diikuti dengan 4 orang (4,3%) responden yang menarik tas menggunakan tangan. Ini memberikan implikasi bahwa masih ada sedikit siswa yang membawa tas dengan cara yang salah dan mayoritas membawa dengan cara yang benar yaitu dengan membawa tas ransel pada kedua bahu.
e. Durasi Penggunaan Tas Sekolah Durasi penggunaan tas sekolah setiap hari merupakan salah satu variabel yang berkemungkinan dapat menyebabkan keluhan nyeri punggung pada siswa. Durasi ini dapat dibagikan kepada 2 kategori yaitu kurang dari 30 menit atau lebih dari 30 menit penggunaan dalam satu hari. Durasi yang dikatakan lama apabila melebihi 30 menit setiap hari sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haselgrove et al (2008). Tabel 4.8 menggambarkan distribusi frekuensi durasi penggunaan tas oleh siswa setiap hari.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
15
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Durasi Penggunaan Tas No.
Durasi Penggunaan Tas Sekolah Setiap Hari Frekuensi Persentase (Orang)
(%)
1
Kurang dari 30 menit
55
59,8
2
Lebih dari 30 menit
37
40,2
92
100,0
Total
Telah didapatkan dalam penelitian ini bahwa responden yang menggunakan tas sekolah selama kurang dari 30 menit setiap hari adalah lebih banyak berbanding responden yang menggunakan tas sekolah selama lebih dari 30 menit setiap hari. Data tersebut secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.8. Sebanyak 55 orang (59,8%) responden menggunakan tas sekolah selama kurang dari 30 menit setiap hari dan ini diikuti dengan 37 orang (40,2%) responden yang menggunakan tas sekolah lebih dari 30 menit setiap hari. f. Persepsi Responden Terhadap Kesulitan Membawa Tas Sekolah Dari hasil penelitian ini, akan diketahui persepsi siswa terhadap pembawaan tas sekolah dari sudut kesulitan yang dirasakan. Untuk mengetahui hasil tersebut, maka dilihat dari Tabel 4.9. Tabel 4. 9. Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Persepsi Kesulitan Membawa Tas Sekolah Persepsi Kesulitan Membawa Tas Sekolah No.
Jenis Tas yang dibawa
Tas Sulit dibawa
Tas Tidak Sulit dibawa
n
Persentase
n
Persentase
1.
Tas Ransel
19
22,6%
65
77,4%
2.
Tas Kombinasi
3
37,5%
5
62,5%
22
100%
70
100%
Total
Dari hasil yang didapatkan dalam penelitian ini ternyata responden yang merasakan tas sekolah mereka sulit dibawa adalah lebih sedikit berbanding responden yang merasakan tas sekolah tidak sulit untuk dibawa. Angka tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.9 yang mempresentasikan distribusi frekuensi persepsi responden terhadap kesulitan membawa tas sekolah. Universitas Muhammadiyah Jakarta
16
Sebanyak 22 orang responden merasakan tas sekolah sulit dibawa dan ini diikuti dengan 70 orang responden yang merasakan tas sekolah tidak sulit dibawa. Dan sebanyak 19 orang (22,6%) responden mengeluh kesulitan membawa tas ransel, dan 3 orang (37,5%) responden mengeluh kesulitan membawa tas kombinasi. Namun, pada penelitian ini paling banyak di temukan siswa yang tidak merasa kesulitan membawa tas ransel yaitu sebanyak 65 orang (77,4%) responden. 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung a. Nyeri Punggung Nyeri punggung yang dirasakan pada usia muda merupakan satu hal yang harus dipandang serius oleh semua pihak karena dampak jangka panjang yang bakal didapatkan saat mereka menjadi dewasa. Hal ini merupakan suatu yang penting karena merekalah sumber daya manusia di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan distribusi frekuensi nyeri pada usia muda, maka dilakukan penelitian ini dan hasil tersebut telah ditabulasikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nyeri Tulang Belakang No.
Nyeri Punggung
1.
Nyeri Tulang Belakang
70
76,1
2.
Tidak Nyeri Tulang Belakang
22
23,9
92
100,0
Total
Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Tabel 4.10. menunjukkan distribusi frekuensi tentang nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa responden yang merasakan nyeri tulang belakang adalah lebih banyak berbanding responden yang tidak merasakan nyeri punggung. Sebanyak 70 orang (76,1%) responden merasakan nyeri punggung dan ini diikuti dengan 22 orang (23,9%) responden yang tidak merasakan nyeri tulang belakang. Secara teknis sewaktu penelitian ini dijalankan, sebanyak 70 orang responden yang merasakan nyeri punggung, mereka telah diarahkan untuk terus menjawab pertanyaan pada bagian B dari kuesioner yang terdiri atas 6 pertanyaan tentang nyeri tulang belakang yang dirasakan. Namun, bagi 22 orang responden yang menjawab tidak nyeri tulang belakang, mereka tidak diarahkan untuk menjawab
Universitas Muhammadiyah Jakarta
17
pertanyaan di bagian B. Maka, untuk pengkajian hal seterusnya hanyalah tertumpu kepada 70 orang responden yang mengeluhkan nyeri tulang belakang untuk mendalami
tentang karakteristik dari nyeri tersebut dan dampak
terhadap siswa yang mengalaminya.
b. Regio Nyeri Tulang Belakang Secara anatomis, punggung atau tulang belakang manusia dapat dibagikan kepada 4 regio utama yaitu servikal, thorakal, lumbal dan sacrum/coccygeus. Pada kuesioner yang telah diberikan, siswa dapat memilih regio nyeri tulang belakang yang dirasakan dan jawaban yang ditandai tidak terbatas pada satu regio saja. Hasil dari penelitian ini pada Tabel 4.11 untuk menunjukkan distribusi frekuensi regio nyeri punggung pada responden. Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Regio Nyeri Tulang Belakang No.
Regio Nyeri Punggung
Frekuensi
Persentase
(Orang)
(%)
1.
Servikal
12
13,0
2.
Thorakal
3
3,3
3.
Lumbal
2
2,2
4.
Sacrum/Coccygeus
1
1,1
5.
Servikal & Thorakal
13
14,1
6.
Servikal & Lumbal
19
20,7
7.
Servikal & Sacrum/Coccygeus
0
0,0
8.
Thorakal & Lumbal
4
4,3
9.
Servikal & Thorakal & Lumbal
13
14,1
10.
Servikal & Thorakal &
3
3,3
70
76,1
Sacrum/Coccygeus Total
Untuk mengetahui distribusi frekuensi tentang regio nyeri tulang belakang yang dirasakan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 4.10 yang telah menunjukkan bahwa regio nyeri punggung paling banyak dirasakan oleh responden adalah di regio servikal dan lumbal yaitu sebanyak 19 orang
Universitas Muhammadiyah Jakarta
18
(20,7%) dan di ikuti oleh responden yang merasakan di regio servikal dan thorakal sebanyak 13 orang (14,1%), setelah itu diikuti oleh responden yang merasakan nyeri di regio servikal & thorakal & lumbal sebanyak 13 orang (14,1%). c. Tingkat Keparahan Nyeri Dari penelitian ini, telah dinilai tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh responden dengan menggunakan Wong-Baker FACES Pain Rating Scale. Skala pengukuran ini direkomendasikan untuk anak usia 3 tahun dan ke atas dan poin pada setiap muka mendeskripsikan intensitas nyeri yang dirasakan. Anak
tersebut
disuruh
utuk
memilih
muka
yang
paling
hampir
mendeskripsikan nyeri tersebut setelah sebelumnya dijelaskan tentang makna dari setiap gambar muka tersebut.. Data yang didapatkan telah ditabulasikan ke Tabel 4.12 untuk mempresentasikan distribusi frekuensi tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh responden. Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Nyeri No.
Tingkat Keparahan Nyeri
Frekuensi
Persentase (%)
(Orang) 1.
0 / Tidak Nyeri
0
0,0
2.
2 / Nyeri Sedikit
36
39,1
3.
4 / Nyeri Sedikit Lebih
15
16,3
4.
6 / Nyeri Semakin Banyak
16
17,4
5.
8 / Nyeri Lebih Banyak
3
3,3
6.
10 / Nyeri Paling Berat
0
0,0
70
76,1
Total
Tabel 4.12. menunjukkan distribusi frekuensi tentang skala keparahan nyeri tulang belakang yang dirasakan oleh responden. Telah didapatkan dalam penelitian ini bahwa nyeri punggung yang dirasakan oleh responden paling banyak berada di skala 2 (sedikit nyeri) dan paling sedikit pada skala 10 (teramat nyeri). Sebanyak 36 orang (39,1%) responden merasakan nyeri punggung pada skala 2, 15 orang (16,3%) pada skala 4, kemudian 16 orang
Universitas Muhammadiyah Jakarta
19
(17,4%) pada skala 6, diikuti skala 8 hanya 3 orang (3,3%) merasakan nyeri punggung. 6. Analisis Hasil Data Dari hasil yang didapatkan secara distribusi frekuensi, maka dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini. Variabel independen yang telah ditetapkan adalah jenis tas sekolah yang digunakan manakala variabel dependennya adalah nyeri tulang belakang yang dirasakan. Selain itu, terdapat 5 variabel lain yang juga turut dianalisis untuk mengetahui hubungannya terhadap nyeri tulang belakang yaitu persentase berat tas berbanding berat badan siswa, jenis kelamin, usia. a. Analisis Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang Tabel 4.13. Analisis Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dan Tas Jenis Lain Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang Jenis Tas
Keluhan
Sekolah
Nyeri
Tidak Nyeri
Nilai
OR
Punggung
Punggung
p
(CI 95%)
n
Persentase
n
Persentase
Tas Ransel
68
81,0%
16
19,0%
Tas
2
25,0%
6
75,0%
Kombinasi Total
70
100%
22
12,750 (2,3520,000
69,128)
100%
Tabel 4.13. menunjukkan analisis hubungan penggunaan tas sekolah jenis ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa kelas IV, V, VI SDN Rengasdengklok Selatan 1. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan data bahwa responden yang menggunakan tas jenis ransel dan mengeluhkan nyeri tulang belakang adalah sebanyak 68 orang (81,0%). Ini diikuti pula dengan responden yang menggunakan tas jenis kombinasi dan mengeluhkan nyeri tulang belakang sebanyak 2 orang (25,0%). Hasil uji statistik Fisher’s
Universitas Muhammadiyah Jakarta
20
Exact Test yang didapatkan menunjukkan ada hubungan antara penggunaan tas sekolah ransel terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa kelas IV, V, VI SDN Rengasdengklok Selatan 1 dengan nilai p=0,000 (p<0,05) pada confidence interval 95%. Kesimpulannya secara statistik di anggap bermakna, namun secara klinis tidak bermakna. b. Analisis Hubungan Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan Siswa Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang Tabel 4.14. Analisis Hubungan Persentase Berat Tas Ransel Berbanding Berat Badan Siswa Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang Keluhan
Persentase Berat Tas Berbanding
Nyeri Tulang
Tidak Nyeri
Nilai
Berat Badan
Belakang
Tulang Belakang
p
Siswa
n
Persentase
n
Persentase
Di Bawah 10%
36
70,6%
15
29,4%
Di Atas 10%
34
82,9%
7
17,1%
Total
70
100%
22
100%
OR (CI 95%) 2,024
0,168
(0,7355,569)
Setelah dilakukan penelitian, didapatkan analisis persentase berat tas sekolah berbanding berat badan siswa terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas IV, V, VI SDN Rengasdengklok Selatan 1 yang dapat dilihat pada Tabel 4.18. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan data bahwa responden yang memiliki persentase berat tas sekolah berbanding berat badan di bawah 10% dan mengeluhkan nyeri tulang belakang adalah sebanyak 36 orang (70,6%). Ini diikuti pula dengan responden yang memiliki persentase berat tas sekolah berbanding berat badan di atas 10% dan mengeluhkan nyeri tulang belakang sebanyak 34 orang (82,9%). Hasil uji statistik Chi Square yang didapatkan menunjukkan tidak terdapat adanya hubungan persentase berat tas sekolah berbanding berat badan siswa terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa kelas IV, V, VI SDN Rengasdengklok Selatan 1 dengan nilai p=0,168 (p>0,05) pada confidence
Universitas Muhammadiyah Jakarta
21
interval 95%. Kesimpulannya secara statistik di anggap tidak bermakna, dan secara klinis bermakna. c. Analisis Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang Tabel 4.15. Analisis Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Nyeri Tulang Belakang Keluhan Jenis
Nyeri Tulang
Tidak Nyeri Tulang
Nilai
OR (CI
Kelamin
Belakang
Belakang
p
95%)
n
Persentase
n
Persentase
Laki-laki
35
79,5%
9
20,5%
Perempuan
35
72,9%
13
27,1%
Total
70
100%
22
100%
1,444 0,457
(0,5473,812)
Tabel 4.15. menunjukkan analisis hubungan karakteristik jenis kelamin terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa kelas IV, V, VI SDN Rengasdengklok Selatan 1. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan data bahwa responden laki-laki yang mengeluhkan nyeri tulang belakang adalah sebanyak 35 orang (79,5%). Hal ini diikuti pula dengan responden perempuan yang mengeluhkan nyeri tulang belakang yaitu sebanyak 35 orang (72,9%). Hasil uji statistik chi-square yang didapatkan menunjukkan tidak ada hubungan karakteristik jenis kelamin terhadap kejadian nyeri tulang belakang pada siswa kelas IV, V, VI SDN Rengasdengklok Selatan 1 dengan nilai p=0,457 (p>0,05) pada confidence interval 95 %. Kesimpulannya secara statistik tidak bermakna, dan secara klinis bermakna. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijalankan pada siswa dan siswi kelas IV, V, VI SDN Rengasdengklok Selatan 1, maka telah diperoleh data dengan cara mengambil data demografis responden dan juga memberikan kuesioner kepada 109 orang responden, tetapi hanya 92 orang yang memenuhi
Universitas Muhammadiyah Jakarta
22
kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Data tersebut menjadi dasar dalam melakukan pembahasan bagi penelitian ini. Dari data yang telah diperoleh, sebanyak 84 orang (91,3%) responden menggunakan tas sekolah jenis ransel dan hanya 8 orang (8,7%) yang menggunakan tas sekolah jenis lain. Daripada jumlah tersebut, sebanyak 84 orang (91,3%) membawa tas pada kedua bahu, diikuti 4 orang (4,3%) membawa tas dengan cara menarik menggunakan tangan dan 4 orang (4,4%) yang membawa tas pada satu bahu. Menurut Pascoe et al. (1997) dalam Al-Qato (2012) bahwa 73,4% anakanak mengunakan hanya satu tali dari tas sekolah mereka untuk membawa bahan dan buku-buku. Penggunaan hanya satu tali pada tas sekolah sepertinya memicu penekukan tulang belakang ke sisi lateral dan elevasi bahu, manakala penggunaan kedua tali pada tas sekolah mengurangkan hal-hal tersebut. Sedangkan, setelah dilakukan uji statistik Fisher’s Exact Test ditemukan adanya hubungan antara tas ransel yang digunakan dengan kejadian nyeri tulang belakang yang dirasakan (p=0,000;p<0,05). Hasil analisis ini tidak konsisten dengan hasil yang ditemukan oleh Haselgrove et al. (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada asosiasi antara metode membawa tas sekolah dengan kejadian nyeri tulang belakang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nor Azlin et al. (2010) di Malaysia pada siswa kelas V yang berlainan jenis sekolah bahwa kejadian nyeri tulang belakang menunjukkan angka yang tinggi pada siswa tanpa mengira jenis tas sekolah yaitu dari 66,7%. Menurut Ibrahim (2012) ditemukan ada asosiasi antara cara membawa tas pada satu bahu maupun pada kedua bahu dengan keluhan nyeri punggung. Walaupun cara membawa tas simetris pada kedua bahu adalah cara ergonomis yang terbaik, namun asosiasi yang ditemukan oleh peneliti mungkin terkait dengan berat tas yang tinggi. Setelah dilakukan uji statistik Chi-square tidak ditemukan adanya hubungan antara Persentase berat tas dibanding berat badan dengan nyeri punggung yang dirasakan (p=0,168;p>0,05). Dari sisi durasi penggunaan tas setiap hari, didapatkan bahwa responden menggunakan tas kurang dari 30 menit setiap hari adalah 55 orang (59,8%),
Universitas Muhammadiyah Jakarta
23
dan sebanyak 37 orang (40,2%) menggunakan tas lebih dari 30 menit setiap hari. Hasil penelitian tersebut hampir sesuai dengan pernyataan Haselgrove et al. (2008) bahwa hampir 50% dari remaja membawa tas sekolah mereka selama lebih dari 30 menit dalam waktu sehari dan lama penggunaan tas sekolah yang tinggi dikatakan apabila melebihi durasi selama 30 menit dalam satu hari. Selain itu, dari sisi keluhan nyeri tulang belakang, didapati sebanyak 70 orang (76,1%) responden mengeluhkan nyeri tulang belakang manakala hanya 22 orang (23,9%) yang tidak mengeluhkan nyeri tulang belakang. Data yang didapatkan ini merefleksikan mayoritas dari responden yang masih berusia muda mengeluhkan nyeri tulang belakang dan ini merupakan satu hal yang harus dipandang serius. Selain itu, regio punggung yang paling banyak dikeluhkan oleh responden adalah pada regio servikal dan lumbal yang mencatat jumlah responden paling tinggi yaitu sebanyak 19 orang (20,7%) , diikuti oleh regio servikal dan thorakal sebanyak 13 orang (14,1%) dan hanya sedikit responden yang mengeluhkan nyeri di regio sacrum/coccygeus saja. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2012) yang menunjukkan hasil bahwa 46,3% siswa pada kelompok usia 6-10 tahun mengeluhkan nyeri tulang belakang dan sebanyak 36% dari kelompok yang sama mengeluhkan nyeri tulang belakang disertai nyeri pada bagian bahu. Selain itu, sebanyak 36 orang (39,1%) responden mengeluhkan nyeri pada skala 2 dan diikuti sebanyak 15 orang (16,3%) responden yang memilih skala nyeri 4. Hal ini menunjukkan bahwa nyeri masih pada tingkat ringan sampai sedang sehingga bisa ditoleransi oleh siswa walaupun dapat menyebabkan dampak yang serius di masa akan datang. Menurut Rajeswarihariharan et al. (2009) bahwa pada satu penelitian yang meneliti efek edukasi tentang tas sekolah terhadap perilaku dan kesehatan siswa menunjukkan 8 dari 10 siswa merubah cara membawa tas mereka dan melaporkan nyeri yang berkurang pada punggung, leher dan bahu. Menurut Troussier et al. (1994) dalam Chansirinosukor et al. (2001) bahwa berjalan dengan beban yang dibawa seperti tas sekolah adalah aktivitas
Universitas Muhammadiyah Jakarta
24
sehari-hari yang biasa dilakukan oleh anak-anak sekolah dan pembawaan tas sekolah yang berat secara berulang telah dipercaya mampu meletakkan tekanan tambahan pada tulang belakang anak yang sedang dalam pertumbuhan. Menurut Jones dan Mcfarlane (2004) menyatakan bahwa walaupun banyak anak melaporkan terjadinya limitasi terhadap aktivitas sehari-hari mereka, namun konsultasi ke dokter masih juga berada pada tingkat rendah. Hal ini merefleksikan bahwa tahap kesadaran orang tua terhadap masalah nyeri punggung pada anak-anak di usia muda masih berada di tahap yang rendah sehingga mereka tidak membawa anak-anak untuk mendapatkan konsultasi dari pihak dokter. Namun begitu, minoritas dari kasus yang melapor untuk mendapatkan primary care, jarang dijumpai penyebab yang organik. Pada penelitian ini, didapati usia responden adalah berkisar dari 9 hingga 11 tahun dengan jumlah pada masing-masing usia adalah sama yaitu 30 orang (32,6%), 28 orang (30,4%), dan 34 orang (37,0%). Dari hasil data yang didapatkan dalam penelitian ini, diketahui bahwa siswa perempuan lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung daripada siswa laki-laki. Sebanyak 48 orang (52,2%) responden perempuan dan 44 orang (47,8%) responden laki-laki yang mengeluhkan nyeri punggung. Penemuan ini sama dengan peneliti sebelumnya apabila mayoritas melaporkan siswa perempuan lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung berbanding siswa laki-laki. Prevalensi nyeri meningkat sesuai dengan usia dan kadarnya lebih tinggi pada perempuan berbanding laki-laki (Jones dan Macfarlane, 2004). Menurut Grimmer et al. (1999) dalam Lucas (2011) bahwa siswa perempuan lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung berbanding siswa laki laki. Menurut mereka, siswa perempuan mengeluh adanya peningkatan nyeri punggung ketika berusia 8 tahun manakala siswa laki-laki melaporkan hal yang sama terjadi setelah 1 – 2 tahun kemudian. Setelah dilakukan uji statistik Chi Square tidak ditemukan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan nyeri punggung yang dirasakan (p=0,457;p>0,05). Setelah itu, jika dilihat dari sisi persentase berat tas siswa berbanding berat badan siswa, telah didapatkan hasil data bahwa sebanyak 36 orang (70,6%) responden yang mempunyai berat tas di bawah 10% mengalami nyeri
Universitas Muhammadiyah Jakarta
25
punggung dan ini sebanyak 34 orang (82,9%) responden yang mempunyai berat tas di atas 10% mengalami nyeri punggung. Nilai rerata berat tas yang dibawa oleh siswa adalah 2,6 kg manakala nilai rerata berat badan siswa adalah 31 kg. Dari hasil uji statistik chisquare tidak didapatkan bahwa ada hubungan persentase berat tas berbanding berat badan siswa terhadap kejadian nyeri punggung (p=0,168;p>0,05). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian sebelum ini. Menurut Ibrahim (2012) bahwa peningkatan berat tas sekolah mempunyai asosiasi terhadap peningkatan nyeri punggung dan nyeri pada bagian lain pada siswa sekolah. Menurut Ministry of Education (1993) dan National Back Pain Association (1997) dalam Nor Azlin et al. (2010) bahwa garis pedoman yang telah dikembangkan di banyak negara adalah bertujuan untuk meminimalkan kesan buruk dari berat tas terhadap siswa sekolah. Kebanyakan garis pedoman merekomendasikan tas sekolah agar tidak melebihi 10% dari berat badan siswa. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan di antaranya sebagai berikut : 1. Masih terdapat jawaban kuesioner yang tidak konsisten menurut pengamatan peneliti. Karena responden yang cenderung kurang teliti terhadap pertanyaan yang ada. Hal ini bisa diantisipasi peneliti dengan cara mendampingin dan mengawasi responden dalam memilih jawaban agar responden fokus dalam menjawab pertanyaan kuesioner. 2. Populasi penelitian ini hanya berjumlah 92 responden dan hanya dilakukan di satu sekolah, karena keterbatasan biaya dan tenaga peneliti, sehingga pada penelitian selanjutnya di butuhkan sampel yang lebih banyak agar penelitian dapat lebih presisi. 3. Oleh karena keterbatasan waktu untuk peneliti melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga terdapat beberapa faktor lain yang dapat berpengaruh namun tidak dapat dilakukan penelitian lebih lanjut. 4. Kuesioner yang digunakan peneliti terlalu subjektif. 5. Jumlah sampel yang tidak sama rata dan berbeda-beda, sehingga tidak setara.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai “Hubungan Penggunaan Tas Ransel Terhadap Kejadian Nyeri Punggung pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang Periode 2018”, diperoleh kesimpulan seperti berikut : 1. Terdapat hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri punggung (p=0,000; p<0,05). 2. Persentase berat tas berbanding berat badan siswa melebihi 10% lebih tinggi dan tidak didapatkan adanya hubungan persentase berat tas berbanding berat badan siswa terhadap kejadian nyeri punggung (p=0,168; p>0,05). 3. Siswa perempuan lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung berbanding siswa laki-laki dan didapatkan tidak ada hubungan karakteristik jenis kelamin terhadap kejadian nyeri punggung (p=0,457; p>0,05). 4. Siswa yang berusia 9 tahun lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung. 5. Siswa yang menggunakan tas dengan kedua bahu lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung. B. Saran Berikut adalah beberapa saran untuk semua pihak atas hasil dari penelitian ini : a) Untuk Peneliti Seterusnya 1. Menyarankan untuk dilanjutkan penelitian ini dan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi melibatkan semua sekolah di kota Karawang serta
menambahkan
jumlah
responden
yang
terlibat
untuk
mendapatkan gambaran sebenar kejadian nyeri punggung yang lebih jelas pada siswa sekolah dasar. 2. Menyarankan untuk dilakukan penelitian melihat hubungi faktor-faktor yang lain seperti aktivitas fisik terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa sekolah dasar.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
27
b) Untuk Pihak Sekolah 1. Menyarankan untuk mengurangi jumlah buku yang harus dibawa oleh siswa setiap hari agar berat tas yang dibawa tidak melebihi nilai rekomendasi yaitu 10% dari berat badan siswa. 2. Menyarankan untuk disesuaikan jadwal kelas harian siswa supaya tidak terlalu banyak mata pelajaran setiap hari sehingga siswa tidak perlu membawa buku terlalu banyak. 3. Menyarankan untuk disediakan locker atau lemari kecil berkunci dengan keselamatan yang terjamin untuk setiap siswa agar mereka tidak perlu membawa pulang semua buku ke rumah. 4. Menyarankan untuk menggunakan textbook yang lebih ringan ataupun menggunakan bahan bantu ajar yang berbasis media eletronik sesuai dengan perubahan zaman ketika ini. 5. Menyarankan untuk diberikan edukasi untuk orang tua siswa dan juga seluruh siswa di sekolah untuk memastikan mereka telah benar-benar memahami tentang keamanan dalam menggunakan tas (backpack safety).
c) Untuk Orang Tua Siswa 1. Menyarankan untuk dipastikan anak-anak membawa tas dengan cara yang benar dan berat tas tidak melebihi 10% dari berat badan mereka. 2. Menyarankan untuk diperiksa tas sekolah anak secara reguler agar hanya bahan-bahan yang perlu dibawa ke sekolah saja dimasukkan ke dalam tas untuk mengurangi berat tas. 3. Menyarankan untuk lebih waspada saat anak mengeluhkan nyeri punggung dan dibawa berobat atau konsultasi ke dokter. 4. Menyarankan untuk memilih tas yang benar dan memiliki ciri-ciri ergonomis untuk anak-anak demi mengurangi risiko terjadinya nyeri punggung di usia muda.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
28
d) Untuk Pihak Dokter/Pelayanan Kesehatan 1. Menyarankan untuk diberikan edukasi dan penyuluhan
yang
menyeluruh tentang keamanan dalam menggunakan tas (backpack safety) dan efek jangka panjang nyeri punggung yang terjadi di usia muda kepada masyarakat terutama kepada pihak sekolah.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
29
DAFTAR PUSTAKA 1. Rodríguez-Oviedo, P., Ruano-Ravina, A., Pérez-Ríos, M., García, F. B., Gómez- Fernández, D., Fernández-Alonso, A., et al. School Children’s Backpacks, Back Pain and Back Pathologies. Arch Dis Child. 2012 (97) : 730-732. 2. Arnsdorff, M., Mounting Research on Backpack Use. I.C.P.A Newsletter. 2002. Mei-Juni. 3. Longo, D.L., Kasper, D.L., Jameson, J.L., Fauci, A.S., Hauser, S.L., and Loscalzo, J.L., Harrison’s Principle of Internal Medicine. 18th Ed. 2012. In : McGraw-Hill. Lucas, G.N., 2011. Backpacks in Children. Sri Lanka Journal of Child Health. 2011. (40): 1-3 . 4. Gardner, A., and Kelly, L., Back Pain in Children and Young People. The BackCare
School
Back
Pain
Group.
2005.
Available
from:
http://mbcontractfurniture.com/resources/sis_backcarereport.pdf. 5. Swolensky, D. Clinicsof
Breaking Free From Low Back Pain. Nevada.
2013.
Chiropractic
Available
from:
http://nevadachiro.com/wordpress/information/. 6. Cottalorda, J., Bourelle, S., and Gautheron, V., Effects of Backpack Carrying in Children. CME Articles. 2004. 27 (11) : 1172-1175. 7. Chansirinosukor, W., Wilson, D., Grimmer, K., and Dansie, B., Effects of Backpacks on Students : Measurement of Cervical and Shoulder Posture. Australian Journal of Physiotherapy 2001.(47) : 110-116. 8. Johannes,. Hubungan Antara Postur Tubuh dengan Terjadinya Nyeri tulang belakang pada Pasien Poliklinik Neurologi di RSUP H. Adam Malik
Medan.
2010.
Available
from:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25417. 9. Rohkamm, R., Color Atlas of Neurology. 2nd Ed. In : Georg Thieme Verlag. Shi, W. M., Dong, Q. X., Jia, S. The Influence of Backpack Carriage on Trunk Posture in Children since Unplanned Gait Termination. 2004. 11 (2) : 535-538.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
30
10. Farida, A., Efektifitas terapi Musik Terhadap Penurunan Nyeri Post Operasi pada Anak Usia Sekolah di RSUP H. Adam Malik, Medan. 2010. Available from : http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20095 11. Longo, D.L., Kasper, D.L., Jameson, J.L., Fauci, A.S., Hauser, S.L., and Loscalzo, J.L., Harrison’s Principle of Internal Medicine. 18th Ed. 2012. In : McGraw-Hill. Lucas, G.N., 2011. Backpacks in Children. Sri Lanka Journal of Child Health 2011 (40): 1-3 12. Ullrich, P. F,. Spinal Anatomy and Back Pain. Spine-Health Trusted Information
for
Back
Pain
Relief.
2009.
Available
from
:
http://www.spinehealth.com/conditions/spine-anatomy/spinal-anatomyand-back-pain 13. Makker, J. Cervical Pain. James Makker MD Spine and Brain Neurosurgeon. 2011. Available from : http://james-makker.info/cervicalpain 14. Chiropractic Family Center of Brick. Mid Back Pain. , 2010. Available from
:
http://brickfamilychiropractic.com/conditions-treated/mid-back-
pain/ 15. Texas Back Institute. Sacroiliac Joint Pain. 2010. Available from : http://www.texasback.com/conditions/sacroiliac_joint_pain 16. Center for Advanced Orthopedics and Pain Management. 2012. Coccydynia. Available from :http://www.advancedorthopain.com/paindisorders/coccydynia.html 17. Asher, A. Dermatome. Back and Neck Pain., About Guide. 2010. Available from : http://backandneck.about.com/od/d/g/dermatome.htm 18. St. Joseph’s Hospital. Pain Rating Scale. A Ministry of Franciscan Sisters of Allegany. 2013. Available from :http://www.sjbhealth.org/documents/ Pain%20Scale.pdf 19. Wong-Baker FACES Foundation. Wong-Baker FACES® Pain Rating Scale. 2013. Available from : http://www.wongbakerfaces.org/ 20. Pediatric Orthopaedic Society of North America (POSNA), Back Pain in Children. American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2010. Available from : http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00036
Universitas Muhammadiyah Jakarta
31
21. Shahid, G., Aziz, K., Arif, A. Faisal Fahim, M., Prevalence of Musculoskeletal Pain due to Heavy Backpacks in School going Children of Karachi. Department of Physical Therapy, Bahria University Medical & Dental College, Pakistan.2018. 22. Ibrahim, A. H. Incidence of Back Pain in Egyptian School Girls for Effects of School Bag Weight and Carrying Way. from World Applied Scieneces Journal. 2012. 17 (11) : 1526-1534 23. Nor Azlin M.N., Asfarina Z., and Wan Chee L., Schoolbag Weight, its Content, and Incidence of Back Pain in Different Medium Primary Schools in Kuala Lumpur. 2010. In : Malaysia Journal of Medicine and Health Sciences. 2010; 6 (2) : 59-94. 24. Jones, G. T., and Macfarlane, G. J. Epidemiology of Low Back Pain in Children and Adolescents. Arch Dis Child. 2005. (90) : 312-316 25. Wedderkopp, N., Andersen, L. B., Froberg, K., and Leboeuf-Yde, C., Back Pain Reporting in Young Girls Appears To Be Puberty-Related. 2005. In : BMC Musculoskeletal Disorders 2005, 6 (52) 26. Al-Qato, A. O. K.,. The Influence of Backpacks on Students Backs CrossSectional Study of Schools in Tulkarm District. An-Najah National University.
2012.
Available
from:
http://scholar.najah.edu/sites/default/files/allthesis/alaa_alqato.pdf 27. Spiteri K, Busuttil ML, Aquilina S, Gauci D, Camilleri E. Tas sekolah dan sakit punggung pada anak-anak antara 8 dan 13 tahun: studi nasional. BrJ Pain. 2017. 11: 81-86. 28. Mwaka ES, Munabi IG, Buwembo W, Kukkiriza J, Ochien J. Nyeri muskuloskeletal dan tas sekolah menggunakan: studi cross-sectional di antara siswa Uganda. BMC. 2014. 7: 1-7. 29. Sya’bani, P.D., 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Backpack Safety Terhadap Keluhan Nyeri Punggung pada Siswa Kelas 5 di Kelurahan Tegal panjang Garut. Universitas Indonesia. Available from :http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20312684S%2043158Hubungan%20 tingkat -full%20text.pdf.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
32
30. Haselgrove, C., Straker, L., Smith, A., O’Sullivan, P., Perry, M., and Sloan., N., Perceived School Bag Load, Duration of Carriage, and Method of Transport to School are Associated with Spinal Pain in Adolescents: An Observational Study. for Australian Journal of Physiotherapy.2008 (54) : 193-200 31. Chansirinosukor, W., Wilson, D., Grimmer, K., and Dansie, B. Effects of Backpacks on Students : Measurement of Cervical and Shoulder Posture. Australian Journal of Physiotherapy. 2001. (47) : 110-116 32. Kementerian Kesehatan RI, 2012. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 33. Moore, Keith L., Arthur F Dalley, and A. M. R Agur. Clinically Oriented Anatomy. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2010. 34. Remon., Utami, Gamya T.,Dewi, Pristiana A., Hubungan Antara Posisi Tubuh Saat Bekerja Terhadap Kejadian Low Back Pain Pada Petani Sawit. Jurnal Universitas Riau. 2015. Vol 3. 1-6. 35. Koes BW, van Tulder MW, Thomas S. Clinical review: Diagnosis and treatment
of
low
back
pain.
2006.
BMJ;332:1430–4.
From
:http://update.neurologi.org/artikel/nyeri-pinggang-24.html. 36.
Hargiyo,S. Perbedaan Efek Analgesia Tindakan Elektroakupunktur Dengan Frekuensi Rendah, Kombinasi, Dan Tinggi, Pada Nyeri tulang belakang.
Universitas
Sebelas
Maret.
2018.
From:
https://vdocuments.site/perbedaan-efek-analgesia-tindakan-nyerimenggunakan-mcgill-pain-questionnaire.html.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
33
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
Universitas Muhammadiyah Jakarta
34
Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Universitas Muhammadiyah Jakarta
35
Lampiran 3 : Informed Consens
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK (Informed Consent)
Saya, Dhea Handyara dari Universitas Muhammadiyah Jakarta akan melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang Periode Tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan penggunaan tas jenis ransel terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang. Tim peneliti mengajak saudara untuk ikut serta dalam penelitian. Penelitian ini akan berlangsung selama bulan September - November. Peneliti akan memberikan 1 kuisioner yang akan diisi oleh subjek dan dapat menjadi pengetahuan bagi subjek terkait hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri punggung, sehingga subjek atau wali subjek dapat lebih memperhatikan tentang cara penggunaan tas yang sesuai untuk anak dan dapat menanggulangi angka kejadian nyeri punggung pada anak usia muda yang merupakan generasi penerus bangsa. Anda bebas menentukan keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Anda bebas untuk mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai sanksi apapun. Penelitian ini tidak akan menimbulkan resiko tetapi mungkin ada ketidaknyamanan dalam proses penelitian. Apabila Anda bersedia berpartisipasi, Anda diminta menandatangani lembar persetujuan ini. Prosedur selanjutnya adalah: Contoh: 1. Anda akan diminta untuk menanda tangani surat persetujuan, jika anda setuju maka
Universitas Muhammadiyah Jakarta
36
2. Anda akan diarahkan dan dibimbing oleh peneliti untuk mengisi kuisioner yang sudah disediakan. Saudara berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas. Bila ada yang belum jelas, saudara bisa bertanya kepada peneliti. Selama penelitian diharapkan subjek mengisi kuisioner dengan jujur dan kooperatif. Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subjek penelitian akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Kemudian hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subjek penelitian. Saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu waktu terjadi sesuatu hal saudara dapat menghubungi Dhea Handyara pada No HP: 081285059097 dan dr.Yusnam Syarief, PAK. Saudara juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (Telp.081227606034. Email:
[email protected]).
Universitas Muhammadiyah Jakarta
37
Lampiran 4 : Informed Consens LEMBAR INFORMED CONSENT PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN Pada penelitian ini, saya selaku peneliti Dhea Handyara, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta ingin mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1, Karawang. Periode tahun 2018”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk “Mengetahui hubungan penggunaan tas ransel terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa Sekolah Dasar Negeri Rengasdengklok Selatan 1.”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan risiko, akan tetapi mungkin ada ketidaknyamanan dalam proses penelitian. Saya mengharapkan kerjasama dari Adik untuk ikut serta dalam penelitian ini. Jika bersedia maka peneliti akan melakukan penelitian dengan membagikan lembar pernyataan berupa kuesioner mengenai penggunaan tas dengan keluhan nyeri punggung. Saya memohon kerjasama yang sebaik-baiknya dari Adik demi kelancaran pelaksanaan skripsi ini. Peneliti berharap agar diisi dengan sebenarbenarnya. Semua hasil jawaban yang diberikan akan dirahasiakan. Adik/Wali Murid yang ingin bertanya dapat menghubungi peneliti di nomor telepon 081285059097, atau e-mail
[email protected]. Adik bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Adik yang bersedia ikut dalam penelitian ini saya mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada formulir persetujuan dibawah ini.
Peneliti,
Dhea Handyara
Universitas Muhammadiyah Jakarta
38
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan
FORMULIR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Nomor Telepon
:
Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami. Saya menandatangani formulir ini SETUJU untuk ikut dalam penelitian ini. Saya buat surat persetujuan ini dengan penuh kesadaran tanpa unsut paksaan dari siapapun.
Karawang, 31 Oktober 2018
(
)
Universitas Muhammadiyah Jakarta
39
Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN
BAGIAN I : Data Demografis
1. No. Rujukan : 2. Nama : 3. Tanggal Lahir (tanggal/bulan/tahun) : 4. Jenis Kelamin : 5. Tinggi Badan (TB) : 6. Berat Badan (BB) : 7. BB dengan membawa tas : 8. Berat Tas Sekolah : 9. % Berat Tas Sekolah/BB :
Universitas Muhammadiyah Jakarta
40
BAGIAN II : DI ISI OLEH SISWA SDN RENGASDENGKLOK SELATAN 1 Bagian A – Tentang Tas Sekolah Anda Tandakan () hanya di SATU kotak saja pada setiap pertanyaan berikut. 1. Manakah tas sekolah anda?
Tas Ransel
Tas Troli
2. Bagaimanakah cara anda membawa tas sekolah anda?
Pada satu bahu
Pada kedua bahu
Menarik tas menggunakan tangan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
41
3. Berapa lamakah anda membawa tas anda setiap hari ? Kurang dari 30 menit.
Lebih dari 30 menit.
4. Pernahkah anda merasakan tas anda sulit dibawa? Ya
Tidak
5. Pernahkah anda merasakan nyeri punggung? Ya
Tidak
Jawab bagian seterusnya jika anda menjawab “Ya” pada pertanyaan no.5 : abaikan jika anda menjawab “Tidak”.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
42
Bagian B – Tentang Nyeri Punggung Anda 6. Tandakan () pada tempat yang anda rasakan nyeri tersebut? (Jawaban bisa lebih dari satu).
7. Berapa parahkah nyeri tersebut ? ( Bulatkan pada angka di bawah wajah pada gambar).
Universitas Muhammadiyah Jakarta
43
Tandakan () hanya di SATU kotak saja pada setiap pertanyaan berikut. 8. Berapa lamakah anda merasa nyeri tersebut? Kurang dari sebulan 1 – 3 bulan 4 – 6 bulan 7 bulan – 1 tahun
9. Berapa seringkah anda merasakan nyeri tersebut? 1 – 2 kali dalam setahun 1 kali dalam sebulan 1 kali dalam seminggu 1 kali dalam sehari
10. Pernahkah anda tidak dapat hadir ke sekolah karena nyeri tersebut? Ya, Pernah. Tidak pernah.
11. Pernahkah anda berobat ke dokter disebabkan nyeri tersebut? Ya, Pernah.
Tidak pernah.
Terima Kasih.
Universitas Muhammadiyah Jakarta
44
Lampiran 7 : Petunjuk Kuesioner Penelitian Petunjuk : 1. Pertanyaan 1 (Jenis Tas Sekolah) : 1 = Tas Jenis Ransel 2 = Tas Jenis Troli 2. Pertanyaan 2 (Cara Membawa Tas) : 1 = Pada satu bahu 2 = Pada kedua bahu 3 = Menarik menggunakan kedua tangan 3. Pertanyaan 3 (Durasi Membawa Tas Setiap Hari) : 1 = Kurang dari 30 menit 2 = Lebih dari 30 menit 4. Pertanyaan 4 (Persepsi Kesulitan Membawa Tas) : 1 = Tas sulit dibawa 2 = Tas tidak sulit dibawa 5. Pertanyaan 5 (Nyeri Pada Punggung) : 1 = Nyeri punggung 2 = Tidak nyeri punggung 6. Pertanyaan 6 (Regio Nyeri Punggung) : 1 = Servikal 2 = Thorakal 3 = Lumbal 4 = Sacrum/Coccygeus 5 = Servikal & Thorakal 6 = Servikal & Lumbal 7 = Servikal& Sacrum/Coccygeus 8 = Thorakal & Lumbal 9 = Servikal & Thorakal & Lumbal
10 = Servikal & Thorakal & Sacrum/Coccygeus 7. Pertanyaan 7 (Skala Keparahan Nyeri) : 1 = Skala 0 2 = Skala 2 3 = Skala 4 4 = Skala 6 5 = Skala 8 6 = Skala 10 8. Pertanyaan 8 (Durasi Nyeri) : 1 = Kurang dari sebulan 2 = 1 – 3 bulan 3 = 4 – 6 bulan 4 = 7 bulan – 1 tahun 9. Pertanyaan 9 (Frekuensi Nyeri) : 1 = 1 – 2 kali dalam setahun 2 = 1 kali dalam sebulan 3 = 1 kali dalam seminggu 4 = 1 kali dalam sehari 10. Pertanyaan 10 (Dampak Nyeri Terhadap Kehadiran ke Sekolah): 1 = Pernah tidak dapat hadir ke sekolah karena nyeri tersebut 2 = Tidak pernah tidak dapat hadir ke sekolah karena nyeri tersebut 11. Pertanyaan 11 (Konsultasi ke Dokter) : 1 = Pernah berobat ke dokter 2 = Tidak pernah berobat ke dokter
Universitas Muhammadiyah Jakarta
45
Lampiran 8 : Data Induk Penelitian NO UMUR JK BB (Kg) TB (cm) IMT/Status Gizi Berat Tas (Kg)
% Berat Tas/BB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB
1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2
L L P P L P P P P P P P P P L L L L P P P P P P
23 25 24 39 46 30 33 22 25 47 25 39 29 25 24 20 48 25 23 20 25 35 32 25
135.5 129.5 122 151 138 135.5 130 123 127.5 138 132 136 131.5 126.5 126 113 128 122.5 121 120 126 138 135.5 130
Underweight Underweight Underweight Underweight Normal Underweight Normal Underweight Underweight Normal Underweight Normal Underweight Underweight Underweight Underweight Overweight Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight
2.5 2.3 4 3.3 3 3.5 4.2 3 3 3 3.2 3.6 2.3 3.2 2.4 3.1 3 2.8 3 3.1 3.4 3.2 3 2.9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Pertanyaan Kuesioner 3 4 5 6 7 8 9 2 1 1 6 3 2 1 2 1 1 6 4 1 4 1 1 1 8 2 1 4 1 1 1 5 2 1 3 1 1 1 9 2 1 4 2 1 1 6 3 1 4 2 1 1 10 5 1 4 1 2 1 6 3 1 4 1 2 1 6 2 1 4 2 2 1 6 4 1 3 1 1 1 3 2 1 4 1 1 1 9 2 1 4 1 2 1 6 2 1 1 1 2 2 x x x x 1 2 1 5 2 1 4 2 2 1 5 2 1 3 2 1 1 8 3 1 3 2 2 1 3 2 1 3 2 2 1 9 3 2 3 2 2 1 6 3 2 3 2 1 1 6 3 2 3 1 2 2 x x x x 1 2 1 5 2 1 1 2 2 1 2 4 1 4
10 11 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 x x 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 x x 2 2 2 2
Universitas Muhammadiyah Jakarta
46
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
1 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 2 3 1 3 2
P P L L L L L L P P P L L P L P P P P L L L P P P
30 25 23 21 24 23 24 38 29 26 30 22 20 23 38 34 25 25 35 25 25 43 31 39 27
130.5 130 121 120.5 129.5 120 123 138 128 127 133 125 122 123 134 139 132 126.5 142.5 131.5 128.5 138 132.5 134 132
Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Normal Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Normal Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Underweight Normal Underweight Normal Underweight
4.1 3.2 2.3 3.4 3 2.4 2.6 3.1 4.2 4 3.4 2 2.6 2.2 2.6 2.4 2.8 3.2 4.2 1.3 1 2.6 3.4 2.2 2
Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2
1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
1 9 2 1 4 1 5 2 1 4 2 x x x x 1 5 3 1 4 1 5 2 1 3 1 10 4 1 1 2 x x x x 1 10 5 1 1 1 5 2 1 3 1 9 2 1 1 1 5 2 1 1 1 9 4 1 4 1 9 3 1 4 1 9 4 1 4 1 9 4 2 2 1 9 4 1 4 1 6 4 1 4 1 6 3 1 4 1 9 3 1 4 1 5 2 1 3 2 x x x x 1 4 4 2 4 1 6 4 1 4 1 1 2 1 3 2 x x x x
1 2 x 1 1 1 x 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 x 1 2 2 x
2 2 x 1 1 1 x 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 x 1 2 2 x
Universitas Muhammadiyah Jakarta
47
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3
L L P P L P P P L P P P P P L P P L L P L L L L L
25 29 35 20 29 25 34 37 42 30 25 25 35 35 30 46 45 50 35 45 33 25 35 44 25
123 135 126 123.5 128 128 141 135 145.5 131 132 127.5 138.5 134 139 133.5 144 145.5 150 145.5 137.5 123.5 125 145.5 132.5
Underweight Underweight Normal Underweight Underweight Underweight Underweight Overweight Normal Underweight Underweight Underweight Underweight Normal Underweight Overweight Normal Normal Underweight Normal Underweight Underweight Normal Normal Underweight
3.2 1 2 4 2.5 2 3.5 2.5 1 3.3 4 3 2 1 3 3.5 2.2 1 2.5 1 2.2 2.5 1 3.2 2.5
Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB
1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1
1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1
9 1 2 x 2 x 1 1 6 x 9 x 1 8 8 1 x x 1 1 5 1 x 1 1
2 2 2 x 2 x 2 3 2 x 2 x 2 2 2 5 x x 4 3 4 3 x 2 2
2 1 1 x 1 x 1 2 1 x 1 x 1 1 1 1 x x 1 1 1 1 x 1 1
1 4 3 x 3 x 4 4 3 x 2 x 1 3 3 4 x x 4 2 2 2 x 1 1
2 2 2 x 2 x 2 1 2 x 2 x 2 2 2 1 x x 2 2 2 2 x 1 1
2 1 2 x 2 x 1 1 2 x 2 x 2 2 2 2 x x 2 1 2 2 x 1 2
Universitas Muhammadiyah Jakarta
48
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
L L L L L L L L L L P P P P P L L L
51 20 33 33 35 33 38 33 28 40 25 25 37 35 24 31 35 45
147.5 123 133 138 137.5 139.5 131 142 130 147 132 130 148 135 122.5 140 143 147
Normal Underweight Normal Underweight Underweight Underweight Normal Underweight Underweight Normal Underweight Underweight Underweight Normal Underweight Underweight Underweight Normal
3 2 1.5 3.2 2 2.5 1 1.5 1 3.2 2 2.5 1 2 1.5 2 2 3
Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Diatas 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB Dibawah 10%BB
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
6 6 x 6 5 6 1 6 x x x x x x x 5 x 6
2 2 x 4 2 3 4 4 x x x x x x x 2 x 2
1 2 x 1 1 1 1 1 x x x x x x x 1 x 1
2 3 x 3 3 3 3 4 x x x x x x x 4 x 3
2 1 x 1 1 1 2 1 x x x x x x x 1 x 2
2 2 x 1 2 1 2 1 x x x x x x x 1 x 2
Universitas Muhammadiyah Jakarta
49
Lampiran 9: Output SPSS Data Penelitian
Descriptive Statistics N
Mean
Berat_Badan
92
31,02
Tinggi_Badan
92
Berat_Tas
92
Std.
Minimum
Maximum
7,912
20
51
132,5272
8,06783
113,00
151,00
2,6163
,85668
1,00
4,20
Deviation
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Berat_Badan
Tinggi_Badan
Berat_Tas
92
92
92
31,02
132,5272
2,6163
7,912
8,06783
,85668
Absolute
,190
,059
,129
Positive
,190
,059
,079
Negative
-,082
-,055
-,129
Test Statistic
,190
,059
,129
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000c
,200c,d
,001c
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance
Universitas Muhammadiyah Jakarta
50
. Statistics Berat_Badan
Tinggi_Badan
Berat_Tas
Valid
92
92
92
Missing
0
0
0
Mean
31,02
132,5272
2,6163
Std. Error of Mean
,825
,84113
,08932
Median
30,00
132,0000
2,6000
Mode
25
138,00
3,00
Std. Deviation
7,912
8,06783
,85668
Variance
62,593
65,090
,734
Skewness
,686
,258
-,312
,251
,251
,251
Range
31
38,00
3,20
Minimum
20
113,00
1,00
Maximum
51
151,00
4,20
N
Std. Error of Skewness
Universitas Muhammadiyah Jakarta
51
HASIL ANALISIS UNIVARIAT Statistics Usia N Valid
Berat_Beban_Tas
Jenis_Kelamin
Jenis_Tas_Sekolah
Status_Gizi
92
92
92
92
92
0
0
0
0
0
Missing
Statistics Cara_Mem Durasi_Mem Persepsi_Kesulitan_Me bawa_Tas N Valid
bawa_Tas
Nyeri_Pung Regio_Nyeri_
mbawa_Tas
gung
Punggung
92
92
92
92
92
0
0
0
0
0
Missing
Statistics Skala_Ke parahan_ Durasi_ Frekuensi_ Dampak_Nyeri_Terhadap_Ke Konsultasi_Ke_ Nyeri N Valid
Nyeri
Nyeri
hadiran_Sekolah
Dokter
92
92
92
92
92
0
0
0
0
0
Missing
Statistics IMT N
Valid
92
Missing
0
Frequency Table
Usia Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
9 Tahun
30
32,6
32,6
32,6
10 Tahun
28
30,4
30,4
63,0
11 Tahun
34
37,0
37,0
100,0
Total
92
100,0
100,0
Universitas Muhammadiyah Jakarta
52
Berat_Beban_Tas Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Di Atas 10% BB
41
44,6
44,6
44,6
Di Bawah 10% BB
51
55,4
55,4
100,0
Total
92
100,0
100,0
Status_Gizi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Normal
22
23,9
23,9
23,9
Underweight
67
72,8
72,8
96,7
Overweight
3
3,3
3,3
100,0
92
100,0
100,0
Total
Jenis_Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-Laki
44
47,8
47,8
47,8
Perempuan
48
52,2
52,2
100,0
Total
92
100,0
100,0
Jenis_Tas_Sekolah Cumulative Frequency Valid
Tas Ransel Tas Kombinasi Total
Percent
Valid Percent
Percent
84
91,3
91,3
91,3
8
8,7
8,7
100,0
92
100,0
100,0
Universitas Muhammadiyah Jakarta
53
Cara_Membawa_Tas Cumulative Frequency Valid
Pada Satu Bahu Pada Kedua Bahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
4,3
4,3
4,3
84
91,3
91,3
95,7
4
4,3
4,3
100,0
92
100,0
100,0
Menarik menggunakan kedua tangan Total
Durasi_Membawa_Tas Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang dari 30 menit
55
59,8
59,8
59,8
Lebih dari 30 menit
37
40,2
40,2
100,0
Total
92
100,0
100,0
Persepsi_Kesulitan_Membawa_Tas Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tas Sulit Dibawa
22
23,9
23,9
23,9
Tas Tidak Sulit Dibawa
70
76,1
76,1
100,0
Total
92
100,0
100,0
Nyeri_ Tulang_Belakang Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Nyeri Tulang Belakang
70
76,1
76,1
76,1
Tidak Nyeri Tulang Belakang
22
23,9
23,9
100,0
Total
92
100,0
100,0
Universitas Muhammadiyah Jakarta
54
Regio_Nyeri_Tulang_Belakang Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Menjawab
22
23,9
23,9
23,9
Servikal
12
13,0
13,0
37,0
Thorakal
3
3,3
3,3
40,2
Lumbal
2
2,2
2,2
42,4
Sacrum/Coccygeus
1
1,1
1,1
43,5
Servikal & Thorakal
13
14,1
14,1
57,6
Servikal & Lumbal
19
20,7
20,7
78,3
Thorakal & Lumbal
4
4,3
4,3
82,6
13
14,1
14,1
96,7
3
3,3
3,3
100,0
92
100,0
100,0
Servikal & Thorakal & Lumbal Servikal & Thorakal & Sacrum/Coccygeus Total
Skala_Keparahan_Nyeri Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Menjawab
22
23,9
23,9
23,9
Nyeri Sedikit
36
39,1
39,1
63,0
Nyeri Sedikit Lebih
15
16,3
16,3
79,3
Nyeri Semakin Banyak
16
17,4
17,4
96,7
3
3,3
3,3
100,0
92
100,0
100,0
Nyeri Lebih Banyak Total
Durasi_Nyeri Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Menjawab
22
23,9
23,9
23,9
Kurang dari Sebulan
61
66,3
66,3
90,2
9
9,8
9,8
100,0
92
100,0
100,0
1-3 bulan Total
Universitas Muhammadiyah Jakarta
55
Frekuensi_Nyeri Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Menjawab
22
23,9
23,9
23,9
1-2 kali dalam setahun
11
12,0
12,0
35,9
6
6,5
6,5
42,4
1 kali dalam seminggu
23
25,0
25,0
67,4
1 kali dalam sehari
30
32,6
32,6
100,0
Total
92
100,0
100,0
1 kali dalam sebulan
Dampak_Nyeri_Terhadap_Kehadiran_Sekolah Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Menjawab
22
23,9
23,9
23,9
Pernah tidak dapat hadir ke
32
34,8
34,8
58,7
38
41,3
41,3
100,0
92
100,0
100,0
sekolah karena nyeri tersebut Tidak Pernah tidak dapat hadir ke sekolah karena nyeri tersebut Total
Konsultasi_Ke_Dokter Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak Menjawab
22
23,9
23,9
23,9
Pernah Berobat ke Dokter
28
30,4
30,4
54,3
Tidak Pernah Berobat ke
42
45,7
45,7
100,0
92
100,0
100,0
Dokter Total
Universitas Muhammadiyah Jakarta
56
IMT Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Normal
22
23,9
23,9
23,9
Tidak Normal
70
76,1
76,1
100,0
Total
92
100,0
100,0
Crosstabs 1 Case Processing Summary Cases Valid N Jenis_Tas_Sekolah *
Missing
Percent 92
N
100,0%
Total
Percent 0
N
0,0%
Percent 92
100,0%
Nyeri_Tulang_Belakang
Jenis_Tas_Sekolah * Nyeri_Punggung Crosstabulation Nyeri_Tulang_Belakang
Jenis_Tas_Sekolah Tas Ransel
Count Expected Count % within
Nyeri
Tidak Nyeri
Tulang
Tulang
Belakang
Belakang
Total
68
16
84
63,9
20,1
84,0
81,0%
19,0% 100,0%
Jenis_Tas_Sekolah Tas
Count
Kombinasi Expected Count % within
2
6
8
6,1
1,9
8,0
25,0%
75,0% 100,0%
Jenis_Tas_Sekolah Total
Count Expected Count % within
70
22
92
70,0
22,0
92,0
76,1%
23,9% 100,0%
Jenis_Tas_Sekolah
Universitas Muhammadiyah Jakarta
57
Chi-Square Tests Asymptotic Significance Value Pearson Chi-Square Continuity
(2-sided)
12,568a
1
,000
9,681
1
,002
10,415
1
,001
Correctionb
Likelihood Ratio
df
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided)
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear
sided)
,002 12,432
1
,002
,000
Association N of Valid Cases
92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,91. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Jenis_Tas_Sekolah
Lower
Upper
12,750
2,352
69,128
3,238
,971
10,802
,254
,140
,461
(Tas Ransel / Tas Jenis Lain) For cohort Nyeri_Tulang_Belakang = Nyeri Punggung For cohort Nyeri_Tulang_Belakang = Tidak Nyeri Tulang Belakang N of Valid Cases
92
Universitas Muhammadiyah Jakarta
58
Crosstabs 2 Case Processing Summary Cases Valid N Berat_Beban_Tas *
Missing
Percent 92
100,0%
N
Total
Percent 0
N
Percent
0,0%
92
100,0%
Nyeri_Tulang_Belakang
Berat_Beban_Tas * Nyeri_Tulang_Belakang Crosstabulation Nyeri_Tulang_Belakang
Berat_Beban_Tas Di Atas 10% BB
Count Expected Count % within
Nyeri Tulang
Tidak Nyeri Tulang
Belakang
Belakang 34
7
31,2
9,8
82,9%
17,1%
36
15
38,8
12,2
70,6%
29,4%
70
22
70,0
22,0
76,1%
23,9%
Berat_Beban_Tas Di Bawah
Count
10% BB
Expected Count % within Berat_Beban_Tas
Total
Count Expected Count % within Berat_Beban_Tas
Universitas Muhammadiyah Jakarta
59
Berat_Beban_Tas * Nyeri_Tulang_Belakang Crosstabulation Total Berat_Beban_Tas
Di Atas 10% BB
Count
41
Expected Count
41,0
% within Berat_Beban_Tas Di Bawah 10% BB
100,0%
Count
51
Expected Count
51,0
% within Berat_Beban_Tas Total
100,0%
Count
92
Expected Count
92,0
% within Berat_Beban_Tas
100,0%
Chi-Square Tests Asymptotic Significance Value
df
(2-sided)
1,902a
1
,168
Continuity Correctionb
1,284
1
,257
Likelihood Ratio
1,945
1
,163
Pearson Chi-Square
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided)
sided)
,221 1,881
1
,128
,170
Association N of Valid Cases
92
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,80. b. Computed only for a 2x2 table
Universitas Muhammadiyah Jakarta
60
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Berat_Beban_Tas (Di
Lower
Upper
2,024
,735
5,569
1,175
,938
1,471
,580
,262
1,289
Atas 10% BB / Di Bawah 10% BB) For cohort Nyeri_Tulang_Belakang = Nyeri Tulang Belakang For cohort Nyeri_Tulang_Belakang = Tidak Nyeri Tulang Belakang N of Valid Cases
92
Universitas Muhammadiyah Jakarta
61
Crosstabs 3
Case Processing Summary Cases Valid N Jenis_Kelamin *
Missing
Percent 92
100,0%
N
Total
Percent 0
N
Percent
0,0%
92
100,0%
Nyeri_Tulang_Belakang
Jenis_Kelamin * Nyeri_Tulang_Belakang Crosstabulation Nyeri Tulang Belakang
Jenis_Kelamin Laki-Laki
Count Expected Count % within
Nyeri Tulang
Nyeri Tulang
Belakang
Belakang
Total
35
9
44
33,5
10,5
44,0
79,5%
20,5%
100,0%
35
13
48
36,5
11,5
48,0
72,9%
27,1%
100,0%
70
22
92
70,0
22,0
92,0
76,1%
23,9%
100,0%
Jenis_Kelamin Perempuan Count Expected Count % within Jenis_Kelamin Total
Count Expected Count % within Jenis_Kelamin
Universitas Muhammadiyah Jakarta
62
Chi-Square Tests Asymptotic Significance Value Pearson Chi-Square Continuity
Correctionb
Likelihood Ratio
df
(2-sided)
,554a
1
,457
,250
1
,617
,557
1
,455
Exact Sig. (2- Exact Sig. (1sided)
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear
sided)
,476 ,548
1
,309
,459
Association N of Valid Cases
92
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,52. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Jenis_Kelamin (Laki-
Lower
Upper
1,444
,547
3,812
1,091
,868
1,371
,755
,359
1,591
Laki / Perempuan) For cohort Nyeri_Tulang_Belakang = Nyeri Tulang Belakang For cohort Nyeri_Tulang_Belakang = Tidak Nyeri Tulang Belakang N of Valid Cases
92
Universitas Muhammadiyah Jakarta
63
Lampiran 10 : Kegiatan Penelitian
Universitas Muhammadiyah Jakarta
64
Lampiran 11 : Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama
: Dhea Handyara
NIM
: 2015730029
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tgl lahir
: Karawang, 05 Oktober 1997
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Alamat
: Gg. H. Munir. Warudoyong Selatan. RT 41/09 No.01. Rengasdengklok Selatan. Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang. Provinsi Jawa Barat (41352)
Nomor telepon
: 081285059097
Email
:
[email protected]
Universitas Muhammadiyah Jakarta
65
KELUARGA Ayah
: Ade Dadi Suhandi
Ibu
: Ida Nuraida
Saudara Kandung : 1. Nida Handayani, S. IP, M, I.Pol 2. Deli Handelika, Amd, Keb 3. dr. Hana Handwiratna 4. Miko Rifkomaida
PENDIDIKAN FORMAL 2003-2004 : TK AL INAYAH, KARAWANG 2004-2009 : SD NEGERI RENGASDENGKLOK SELATAN 1, KARAWANG 2009-2012 : SMP NEGERI 1 RENGASDENGKLOK, KARAWANG 2012-2015 : SMA NEGERI1 RENGASDENGKLOK, KARAWANG. 2015-2018 : Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
PENGALAMAN ORGANISASI 2009-2011 : Anggota OSIS SMPN 1 Rengasdengklok 2012-2014 : Anggota OSIS SMAN 1 Rengasdengklok 2015-2017 : Anggota CADATRA FKK UMJ 2015-2017 : Anggota PADUS FKK UMJ
Universitas Muhammadiyah Jakarta