Dalam setahun, ada satu bulan yang kedatanganya selalu kita nantikan, ia adalah bulan Ramadhan. Dan Alhamdulillah, bulan yang dinanti itu telah tiba. Kita telah diberi kesempatan untuk berjumpa lagi dengannya. Pada bulan ini, Allah melimpahkan kebaikan-Nya untuk segenap hamba-Nya yang beriman, Rasulullah memperlihatkan kedermawanannya sehingga lebih deras dari hembusan angin, dan para shahabat yang terdahulu selalu berusaha berlomba-lomba memupuk kebaikan dan amal ibadah di dalamnya. Namun saat ini, kondisi umat Islam sungguh memilukan, mayoritas mereka tidak saja lemah untuk diajak ber-fastabiqul khairat, tetapi mereka selalu saja tiap tahunnya tak siap dengan amalan-amalan yang semestinya mereka lakukan secara benar.
B
ulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampun-an. Segenap kaum muslim di seluruh penjuru dunia melakukan berbagai macam ibadah, seper-ti puasa, sholat, membaca Alquran, bersedekah, berdzikir, berdoa, beristighfar, dan segala macam perbuatan baik lainnya. Tujuannya tak lain dan tak bukan hanyalah agar memperoleh ridha Allah dan masuk surga. Orang yang beruntung adalah orang yang menjaga detik setiap waktunya, baik pada siang atau malam, untuk berbuat berbagai amal yang menjadikannya lebih dekat dengan Allah swt. Sayangnya, tak sedikit orang yang melalaikan masalah ini, sehingga banyak terjerumus pada masalah-masalah dan dosa. Di antara berbagai masalah yang umum dilakukan orang berkaitan dengan bulan Ramadhan adalah: 1. Tidak mengetahui hukum-hukum puasa dan tidak menanyakannya. Padahal Allah berfirman, “Maka bertanyalah kepada orang yang mem-punyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahuinya.” (Q.S. An Nahl: 43) 2. Menyambut bulan suci Ramadhan dengan hura-hura dan bermain-main. Padahal yang seharusnya dilakukan adalah menyambutnya dengan dzikir dan syukur karena masih dipertemukan lagi dengan bulan yang penuh rahmat ini. Lalu hendaknya ia bertaubat dengan sungguh-sungguh (taubatan nasuha) serta melakukan muhasabatun nafs (perhitungan dosa pribadi), baik yang kecil sampai yang besar, sebelum datang hari perhitungan dan pembalasan atas semua amal. 3. Sebagian orang bila datang bulan Ramadhan mereka terbaubat, shalat, dan puasa. Namun jika bulan Ramadhan telah berlalu mereka akan kembali meninggalkan shalat dan melakukan kembali perbuatan maksiat. Alangkah celakanya golongan yang seperti itu, dikarenakan mereka hanya “mengetahui” Allah pada bulan Ramadhan. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Tuhan pada bulan-bulan
sepanjang Tahun juga satu jua yakni Allah swt, dzat yang hanya layak untuk disembah. Bahwa maksiat itu hukumnya sama sepanjang waktu? Bahwa Allah mengetahui segala perbuatan mereka sepanjang tahun? 4. Anggapan sebagian orang bahwa bulan Ramadhan adalah datangnya kesempatan untuk tidur dan bermalas-malasan sepanjang hari dan begadang sepanjang malam. Lebih parahnya lagi, mayoritas mereka begadang dalam hal-hal yang dimurkai Allah. Dikarenakan mereka berpuasa pada pagi harinya, mereka seolah “terkekang” oleh hal itu. Dan ketika malam datang, mereka melampiaskan “hasrat” mereka yang belum sempat mereka salurkan. Merka mabuk-mabukan, berjudi, menggunjing. Na’udzubillah. Padahal alangkah baiknya jika mereka begadang untuk beribadah kepada Allah. 5. Sebagian orang ada yang merasa sedih dengan datangnya bulan Ramadhan dan malah bersuka-cita jika bulan Ramadhan telah habis. Sebab mereka beranggapan kalau bulan Ramadhan akan menghalangi mereka berbuat maksiat. Mereka berpuasa sekadar ikut-ikutan dan bertoleransi saja. 6.