Icu Mpii.docx

  • Uploaded by: Novia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Icu Mpii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,719
  • Pages: 8
PRAKTIK KLINIK LAPORAN PENDAHULUAN (LP) KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ( PKK ) II ICU (PEKAN 4 )

 Definisi Unit keperawatan kritis atau ICU adalah merupakan unit perawatan khusus yang membutuhkan keahlian dalam penyatuan informasi, membuat keputusan dan dalam membuat prioritas, karena saat penyakit menyerang isstem tubuh, system yang lain terlibat dalam upaya mengtasadanya ketidakseimbangan. Esensi ausah keperawatan kritis tidak berdasarkan kepada lingkungan yang khusus ataupun alat-alat, tetapi dalam proses pengambilan keputusan yag didasarkan pada pemahaman yang sunguh-sungguh tent9ang fisiologik dan psikologik ( Hudak & Gallo, 2012 ) ICU merupakan unit yang merawat pasien dengan penyakit kritis yang mengalami kegagalan akut satu atau lebih organ vital yang dapat mengancam jiwa dalam waktu dekat dan pasien dengan post operasi mayor yang memerlukan propilaksis monitoring ketat, sehingga memerlukan staff khusus dan peralatan khusus ( University of California Davis Health System (2009) ) Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cidera atau penyulitpenyulit yang pontensial mengancam nyawa. ICU menyediakan sarana-prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medic, perawat, dan staf lainnya yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan – keadaan tersebut ( Kemenkes, 2011 )



Gambaran Fisik ICU

Secara umum gambaran fisik lingkungan ICU terdapat monitor yang berkedip, ventilator, pompa intravena (IV), kebisingan dari peralatan dan banyak orang yang berbicara disisi tempat tidur, cahaya terang dan langkah yg tergesa-gesa di ruangan ramai. Oleh sebab itu, asuhan keperawatan

kritis dibentuk untuk mengatasi pasien sakit dan cidera sangat serius agar mendapatkan asuhan keperawatan yang fokus untuk meningkatkan ketahanan hidup. 

Tujuan ICU Berikut adalah tujuan ICU :

1. Menyelamatkan kehidupan 2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi dan monitaring evaluasi yang ketat disertai kemampuan menginterpretasikan setiap data yang didapat dan melakukan tindak lanjut. 3. Meningkatkan kualitas pasien dan mempertahankan kehidupan. 4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien. 5. Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses penyembuhan pasien

 JENIS-JENIS ICU Pelayanan ICU dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu: 1. ICU Primer Ruang Perawatan Intensif primer memberikan pelayanan pada pasien yang memerlukan perawatan ketat (high care). Ruang perawatan intensif mampu melakukan resusitasi jantung paru dan memberikan ventilasi bantu 24-48 jam. Kekhususan yang dimiliki ICU primer adalah: 1. Ruangan tersendiri, letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang darurat, dan ruang rawat pasien lain. 2. Memiliki kebijakan/kriteria pasien yang masuk dan yang keluar 3. Memiliki seorang anestesiologi sebagai kepala 4. Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru 5. Konsulen yang membantu harus siap dipanggil

6. Memiliki 25% jumlah perawat yang cukup telah mempunyai sertifikat pelatihan perawatan intensif, minimal satu orang per shift 7. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, Rontgen untuk kemudahan diagnostic selama 24 jam dan fisioterapi (Depkes RI, 2009). 2. ICU Sekunder Pelayanan ICU sekunder adalah pelayanan yang khusus mampu memberikan ventilasi bantu lebih lama, mampu melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu kompleks. Kekhususan yang dimiliki ICU sekunder adalah: 1. Ruangan tersendiri, berdekatan dengan kamar bedah, ruang darurat dan ruang rawat lain 2. Memiliki kriteria pasien yang masuk, keluar, dan rujukan 3. Tersedia dokter spesialis sebagai konsultan yang dapat menanggulangi setiap saat bila diperlukan 4. Memiliki seorang Kepala ICU yaitu seorang dokter konsultan intensif care atau bila tidak tersedia oleh dokter spesialis anestesiologi, yang bertanggung jawab secara keseluruhan dan dokter jaga yang minimal mampu melakukan resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasara dan hidup lanjut) 5. Memiliki tenaga keperawatan lebih dari 50% bersertifikat ICU dan minimal berpengalaman kerja di unit penyakit dalam dan bedah selama 3 tahun 6. Kemampuan memberikan bantuan ventilasi mekanis beberapa lama dan dalam batas tertentu, melakukan pemantauan invasif dan usaha-usaha penunjang hidup 7. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, Rontgen untuk kemudahan diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi 8. Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi (Depkes RI, 2009).

3. ICU Tersier Ruang perawatan ini mampu melaksanakan semua aspek perawatan intensif, mampu memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan atau bantuan hidup multi system yang kompleks dalam jangka waktu yang tidak terbatas serta mampu melakukan bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskuler invasif dalam jangka waktu yang terbatas. Kekhususan yang dimiliki ICU tersier adalah: 1. Tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit 2. Memilik kriteria pasien yang masuk, keluar, dan rujukan 3. Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat dipanggil setiap saat bila diperlukan 4. Dikelola oleh seorang ahli anestesiologi konsultan intensif care atau dokter ahli konsultan intensif care yang lain, yang bertanggung jawab secara keseluruhan. Dan dokter jaga yang minimal mampu resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut) 5. Memiliki lebih dari 75% perawat bersertifikat ICU dan minimal berpengalaman kerja di unit penyakit dalam dan bedah selama tiga tahun 6. Mampu melakukan semua bentuk pemantuan dan perawatan intensif baik invasive maupun non-invasif 7. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu, Rontgen untuk kemudahan diagnostic selama 24 jam dan fisioterapi 8. Memiliki paling sedikit seorang yang mampu mendidik medic dan perawat agar dapat memberikan pelayanan yang optimal pada pasien 9. Memiliki staf tambahan yang lain misalnya tenaga administrasi, tenaga rekam medic, tenaga untuk kepentingan ilmiah dan penelitian (Depkes RI, 2009).

 INDIKASI MASUK DAN KELUAR ICU Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas sedangkan kebutuhan pelayanan ICU yang lebih tinggi banyak, maka diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas. Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di ICU. 

Kriteria Masuk

1. Golongan pasien prioritas 1 Kelompok ini merupakan pasien kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi seperti: dukungan ventilasi, alat penunjang fungsi organ, infus, obat vasoaktif/inotropic, obat anti aritmia. Sebagai contoh pasien pasca bedah kardiotoraksis, sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. 2. Golongan pasien prioritas 2 Golongan pasien memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Sebagai contoh pasien yang mengalami penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau pasien yang telah mengalami pembedahan mayor. Terapi pada golongan pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas karena kondisi mediknya senantiasa berubah. 3. Golongan pasien priorotas 3 Pasien golongan ini adalah pasien kritis, yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya, yang disebabkan penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil. Sebagai contoh ntara lain pasien dengan keganasan metastatic disertai penyulit infeksi, pericardial tamponande, sumbatan jalan nafas, atau pesien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai kmplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi

kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.

4. Pengecualian Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan kepala ICU, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan dengan catatan bahwa pasien golongan demikian sewaktuwaktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilitas terbatas dapat digunakan untuk pasien prioritas 1,2,3. Sebagai contoh: pasien yang memebuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi perawataan yang aman saja, pasien dengan perintah “Do Not Resuscitate”, pasien dalam keadaan vegetative permanen, pasien yang ddipastikan mati batang otak namun hanya karena kepentingan donor organ, maka pasien dapat dirawat di ICU demi menunjang fungsi organ sebelum dilakukan pengambilan orga untuk donasi.



Kriteria Keluar

1. Penyakit pasien telah membaik dan cukup stabil, sehingga tidak memerluka terapi atau pemantauan yang intensif lebih lanjut. 2. Secara perkiraan dan perhitungan terapi atau pemantauan intensif tidak bermanfaat atau tidak memberi hasil yang berarti bagi pasien. Apalagi pada waktu itu pasien tidak menggunakan alat bantu mekanis khusus (Kemenkes RI, 2011).

 Syarat - syarat Ruang ICU 

Letaknya di sentral RS dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih sadar ( Recovery Room)



Suhu ruangan diusahakan 22-25 C, nyaman , energi tidak banyak keluar.



Ruangan tertutup & tidak terkontaminasi dari luar



Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic dengan dibatasi kaca- kaca.



Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus



Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi.



Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan isolasi.



Tempat dokter & perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk mengobservasi pasien  Sarana & Prasarana yang harus ada di ICU

 

Lokasi : satu komplek dengan kamar bedah & Recovery Room RS dengan jumlah pasien lebih 100 orang sedangkan untuk R.ICU antara 1-2 % dari jumlah pasien secara keseluruhan.



Bangunan : terisolasi dilengkapi dengan : pasienmonitor, alat komunikasi, ventilator, AC, pipaair, exhousefan untuk mengeluarkan udara, lantai mudah dibersihkan, keras dan rata, tempat cuci tangan yang dapat dibuka dengan siku & tangan, v pengering setelah cuci tangan



R.Dokter & R. Perawat



R.Tempat buang kotoran



R. tempat penyimpanan barang & obat



R. tunggu keluarga pasien



R. pencucian alat Dapur



Pengering setelah cuci tangan



R.Tempat buang kotoran



R. tempat penyimpanan barang & obat



Sumber air Sumber listrik cadangan/ generator, emergency lamp Sumber O2 sentral

R.Dokter & R. Perawat

Suction sentral Almari alat tenun & obat, instrument dan alat kesehatanAlmari pendingin (kulkas)Laborat kecil 

Alat –alat penunjang a.l.: Ventilator, Nabulaizer, Jacksion Reese, Monitor ECG, tensimeter mobile, Resusitato, Defibrilator, Termometer electric dan manual,Infus pump, Syring pump,O2 transport, CVP, Standart infuse, Trolly Emergency,Papan resusitasi,Matras anti decubitus, ICU kid, Alat SPO2, Suction continous pump dll.

 Tugas Perawat ICU 1. Identifikasi masalah 2. Observasi 24 jam 

Kardio vaskuler : peredaran darah, nadi, EKG, perfusi periver, CVP



Respirasi : menghitung pernafasan , setting ventilator, menginterprestasikan hasil BGA, keluhan dan pemeriksaan fisik dan foto thorax.



Ginjal : jumlah urine tiap jam, jumlah urine selama 24 jam



Pencernaan : pemeriksaan fisik, cairan lambung, intake oral, muntah , diare



Tanda infeksi : peningkatan suhu tubuh/penurunan (hipotermi), pemeriksaan kultuur, berapa lama antibiotic diberikan



Nutrisi klien : enteral, parenteral



Mencatat hasil lab yang abnormal.



Posisi ETT dikontrol setiap saat dan pengawasan secara kontinyu seluruh proses perawatan



Menghitung intake / output (balance cairan)

Refrensi :  ( Hudak & Gallo, 2012 ) Definisi ICU  ( University of California Davis Health System (2009) ) Definisi ICU  ( Kemenkes, 2011 ) Definisi ICU  (Depkes RI, 2009) klasifikasi ICU  Hidayat AA. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika  Kemenkes. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah Sakit. Diakses pada 18 September 2013 melalui www.kemenkes.go.id

Related Documents

Icu Mpii.docx
December 2019 47
Icu Final
May 2020 12
Icu Logbook
June 2020 9
Kritis Icu Baru.docx
October 2019 25

More Documents from "putri"

Novia Zahroh G41161108.docx
December 2019 48
Asuhan Keperawatan.docx
October 2019 64
Template.docx
May 2020 27
Laporan Pendahuluan Hdr.docx
December 2019 55
Rty.docx
June 2020 29