Hukuman Untuk Sekaleng Susu

  • Uploaded by: Indonesiana
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hukuman Untuk Sekaleng Susu as PDF for free.

More details

  • Words: 464
  • Pages: 1
Hukuman untuk Sekaleng Susu Dunia ini sudah jenuh dengan cerita kejahatan. Tapi mari percaya tentang jenis kejahatan yang selalu saja memancing rasa iba. Selalu ada pihak yang menjadi jahat bukan karena ia jahat tapi karena derita. Buktinya selalu saja terulang cerita tentang seorang ibu yang nguntit barang di sebuah supermarket demi anak yang digendongnya. Kali ini adalah kisah seorang ibu yang mengambil susu. Memang bukan tindakan yang bisa dibenarkan, tapi lagi-lagi, betapa tidak setiap kekeliruan berarti kejahatan seluruhnya. Bayangkanlah adegan berikut: seorang ibu pengangguran yang harus menyusui balita, yang dalam keseharian tengah dikepung pameran konsumtivisme di sekujur arah. Supermarket tumbuh di mana-mana sementara ia hanya bisa memandang, sementara anaknya hanya bisa menangis didera keinginan. Menurut logika keluguannya, betapa mudah menjadi pencuri di sebuah supermarket. Begitu banyak barang, tanpa penjaga. "Apa susahnya nguntit satu dua," begitu barangkali pikir sang ibu. Tapi betapa ia tak menduga akibat keluguan itu. Ia harus digelandang satpam. Dibawa ke polisi, ditahan dan dipisahkan dari anaknya. Bayangkanlah seorang anak yang sudah begitu dekat dengan susu yang sangat ingin dia minum, tapi ia kemudian tak cuma harus kehilangan susu itu, tapi juga harus berpisah dari ibunya. Sementara sang ibu di tahanan, si anak harus di bawa ke arah yang lain dengan tangis sejadi-jadinya. Lalu apa kata hukum atas kasus ini? "Kita mengerti alasan ibu. Tapi hukum harus ditegakkan," kata hukum. Dan hukum pun berjalan dengan ketetapan seorang pengadil, tanpa ragu, tanpa pandang bulu. Hanya, hukum untuk penguntit susu ini agaknya bukan hukum yang berlaku buat pelaku skandal keuangan, para koruptor dan para penyelundup kakap. Untuk mereka, sang hukum tiba-tiba menjadi pengadil yang gugup dan nyaris bego. Di hadapan mereka, hukum lalu menjadi semacam ayam kate, ayam yang berkokok begitu keras di depan pihak yang jelas-jelas kalah. Tapi kepada lawan yang kuat, ia hanya sanggup menantang sambil berputar-putar. Berkokok pun cukup dari kejauhan, dan itu pun demi sebuah kepantasan. Maka pengadilan yang tegas bagi penguntit susu itu, meski benar, tapi sulit untuk dikatakan menarik. Karena memang tidak ada yang menarik dari seorang yang memukuli lawan yang sama sekali tidak berdaya dengan jurus-jurus aksi, dengan segenap tendangan ala kungfu lengkap dengan teriakan ciaaat-nya segala. Dan jangan pernah menyangka perkelahian semacam ini cuma fiksi. Saya pribadi pernah melihat jagoan kampung yang berciat-ciat dalam menghajar musuh yang langsung terkapar oleh tendangan "kungfu"-nya. Sebuah aksi yang menarik, walau kekaguman ini harus segara diakhiri demi melihat siapa lawan jago kungfu itu yang ternyata seorang manula. Ada juga seorang oknum polisi yang menggiring pesakitan ke pintu sel dengan tendangan model Jet Li. Ada lagi atasan yang kejam menekan bawahan karena ia juga tertekan oleh atasannya. Pendek kata, terhadap pihak yang jelas-jelas kalah, banyak pihak yang berubah tidak hanya menjadi berani, tapi juga bergaya. Gaya semacam ini meski tidak keliru lagi-lagi tetap sulit untuk menjadi gaya yang menarik. (03) (PrieGS/)

Related Documents

Hukuman Untuk Sekaleng Susu
November 2019 22
Hukuman Sebat
June 2020 6
Hukuman Mati
December 2019 37
Susu Acara.docx
April 2020 30
Susu 33
April 2020 27

More Documents from "Duc Hieu"

Teman Masa Kecilku
November 2019 40
Diplomasi Kopiah
November 2019 37
Buatan Indonesia
November 2019 53
Nasihat Dari Cd Porno
November 2019 40
Andai Aku Engkau Percayai
November 2019 43