Hukum Pers Dan Iklan Sesi 4

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hukum Pers Dan Iklan Sesi 4 as PDF for free.

More details

  • Words: 923
  • Pages: 13
Hukum Pers dan Iklan (Pertemuan IV) Amira Paripurna S.H.,LL.M FH-UMJ 2009

Pokok Bahasan Aspek-aspek Hukum Pers  Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian dan unsur- unsur tindak pidana pers 2. Jenis tindak pidana pers 3. Batasan defamation, libel, slander, obscenity 

Tindak Pidana Pers 





Kitab Undang Hukum Pidana (KUHP) menyatakan yang disebut delik pers bukanlah delik yang semata-mata dapat ditujukan kepada pers, melainkan ketentuan yang berlaku secara umum untuk semua warga negara Indonesia. Jurnalis dan pers merupakan kelompok pekerjaan yang difinisinya berdekatan dengan usaha menyiarkan, mempertunjukkan, memberitakan, dan sebagainya, maka unsurunsur delik pers dalam KUHP itu akan lebih sering ditujukan kepada jurnalis dan pers. hasil kerja dari jurnalis dan pers lebih mudah tersiar, terlihat, atau terdengar di kalangan

Tindak Pidana Pers 



Pendapat ahli hukum yang lain mengatakan, bahwa dalam hukum pidana ketentuan yang berhubungan dengan tindak pidana pers (delik pers) adalah bagian dari tindak pidana yang mempergunakan alat cetak Menurut Van Hattum terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam suatu tindak pidana pers yaitu: - Ia harus dilakukan dengan barang cetakan - Perbuatan yang dipidana harus terdiri atas pernyataan pikiran atau perasaan - Dari perumusan delik harus ternyata bahwa publikasi merupakan suatu syarat untuk menumbuhkan kejahatan, apabila kenyataan tersebut dilakukan dengan suatu tulisan

Pengertian Tindak Pidana 







Simons menyatakan bahwa strafbarfeit adalah kelakuan yang diancam pidana, bersifat melawan hukum, dan berhubung dengan kesalahan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab Van Hamel menyatakan bahwa strafbarfeit adalah kelakuan yang diancam dengan pidana, bersifat melawan hukum, patut dipidana, dan dilakukan dengan kesalahan Prof Komariah E. Sapardjaja menyatakan bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan manusia yang memenuhi perumusan delik, melawan hukum, dan pembuat bersalah melakukan perbuatan itu Indriyanto Seno Adji menyatakan bahwa tindak pidana adalah perbuatan seseorang yang diancam pidana, perbuatannya bersifat melawan hukum, terdapat suatu kesalahan, dan bagi pelakunya dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatannya

Pengertian dan Unsur Tindak Pidana Pers    





Perbuatan yang diancam pidana Bersifat melawan hukum Pembuatnya dapat dipidana Dilakukan dengan barang cetakan Adanya pernyataan pikiran atau perasaan Adanya publikasi sebagai syarat

Pencemaran Nama Baik (defamation) 



Pencemaran nama baik adalah istilah hukum yang digunakan untuk menuduh seseorang mengenai suatu fakta yang tepat sehingga mencoreng nama baik. Fakta tersebut tercetak, disiarkan, diucapkan atau dikomunikasikan dengan orang lain. Pasal pencemaran nama baik dibuat untuk melindungi seseorang terhadap tulisan-tulisan bernada dengki dan tidak benar mengenai dia. Tujuannya adalah untuk mengimbangi hak kemerdekaan berpendapat dan kebutuhan untuk melindungi nama baik seseorang.

Penghinaan 



Desacato adalah istilah dalam bahasa Spanyol untuk “tidak menunjukkan rasa hormat” dan pasal mengenai desacato adalah pasal yang memidanakan kasus pencemaran terhadap nama baik pejabat publik (‘pasal pencemaran nama baik’). Pasal pencemaran nama baik “menjadikan suatu tindakan sebagai suatu kejahatan karena menyinggung ‘kehormatan dan martabat’ pejabat publik, badan negara dan lembaga nasional. dalam hal ini tidak ada standar yang obyektif, dan para pejabat itu sendiri yang seringkali terkenal mudah tersinggung, serta memutuskan bahwa mereka merasa ‘terhina’ atau‘tersinggung’.

Bentuk Pencemaran nama baik (defamation) Pencemaran nama baik bisa pula merupakan: Fitnah (slander), yakni suatu pernyataan dalam suatu bentuk tertulis atau bentuk lainnya, atau Hujatan (libel), yang merupakan suatu pernyataan lisan atau sikap. 

Contoh kasus-kasus pencemaran nama baik 

Kolumbia Roberto Posada, seorang kolumnis pada suratkabar El Tiempo, menjadi sasaran hukum atas tindak pemfitnahan pada Agustus 2003 karena dianggap mencemarkan nama baik pengusaha Pedro Juan Moreno Villa. Pada 3 Maret 2002, dalam kolom opininya (sebuah kolom yang biasanya kebal terhadap tuduhan pencemaran nama baik) Posada menyuarakanperlawanan terhadap Moreno yang mengincar kursi wakil presiden sebab dia dikenal memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok paramiliter. Setelah menerima kecaman dari Moreno, Posada menjawab dalam kolomnya 7 Maret,sembari menyebutnya “berbahaya” dan “sebuah ancaman”.



Dalam sebuah keputusan besar terkait dengan kebebasan pers diAmerika Latin, pada Agustus 2004, Pengadilan Antar-Amerika mengumumkan bahwa dakwaan pemfitnahan terhadapseorang wartawan Kosta Rika telah melanggar undang-undanghakhakregional.Mauricio Herrera, seorang reporter pada suratkabar harian LaNacion, dinyatakan bersalah dalam tindak pidana pemfitnahandan diperintahkan membayar denda dan kerusakan sekitar50.000 dolar AS setelah melaporkan tuduhantuduhanterhadap seorang mantan diplomat Kosta Rika yang terkaitdalam sebuah skandal senjata Belgia.Pasal-pasal tersebut kebanyakan melaporkan tuduhan-tuduhan yang dipublikasikan sebelumnya oleh media Eropa,tetapi pasal-pasal pencemaran nama baik Kosta Rikamewajibkan bahwa tuduhan-tuduhan pihak ketiga harusdibuktikan.





Pada proses banding, Pengadilan AntarAmerikamenolak dakwaan tersebut. Mereka menyimpulkan bahwamereka yang “memasuki ruang lingkup wacana publik” harusmemberikan toleransi yang lebih besar terhadap “batasketerbukaan bagi suatu perdebatan yang luas mengenai hal-halyang menjadi kepentingan publik”. Hal ini, Pengadilan tersebutmenambahkan, perlu demi berfungsinya demokrasi yang baik.Dakwaan terhadap Herrera dihapuskan dan dia menerima10.000 dolar AS untuk ongkos perkara ditambah 20.000 dolarAS untuk kerugian moral. Keputusan ini menjadi sebuahpreseden penting di Amerika Latin – sebuah wilayah yang secara tradisional melakukan pengekangan terhadap pers. Paraguay Pada 1992, calon presiden Ricardo Canese menanyai rivalnya, Juan Carlos Wasmosy, dalam sebuah pers lokal mengenai menjadi wakil dalam sebuah kemitraan bisnis dengan mantan



diktator Alfredo Stroessner. Wasmosy menjadi presiden dan melancarkan tuntutan pencemaran nama baik terhadap Canese. Pada 1994, Canese dihukum empat bulan penjara dan didenda 7.500 dolar AS karena pencemaran nama baik. Setelah serangkaian banding yang gagal, Canese membawa kasus tersebut ke Komisi Hak-hak Asasi Manusia AntarAmerika. Pada Juni 2002, Komisi tersebut meminta Pengadilan Antar-Amerika untuk menyatakan bahwa Paraguay telah melanggar Hukum Internasional dengan mengabaikan hak kebebasan berpikir dan berpendapat yang dimiliki Canese yang dijamin oleh Konvensi Hak-hak Asasi Manusia Amerika. Khawatir dengan dampak-dampaknya yang luas, Mahkamah Agung Paraguay membatalkan kasus melawan Canese tersebut pada 2002. Namun, Pengadilan Antar-Amerika melanjutkan kasus tersebut. Pada 14 September 2004, Pengadilan tersebut memutuskan bahwa tidak hanya pernyataan bersalah, tetapi juga masalah penuntutan tersebut melanggar Pasal 13 Konvensi Hak-hak Asasi Manusia(ACHR)

Related Documents