Hukum Mendel Paper.docx

  • Uploaded by: FeliciaJosephinSaranggi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hukum Mendel Paper.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 959
  • Pages: 6
Masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti yang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan II. Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum mendel I dikenal juga sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas itu dikenal sebagai segregasi gen. Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Pada waktu fertilisasi, sperma yang jumlahnya banyak bersatu secara acak dengan ovum untuk membentuk individu baru. (Syamsuri, 2004).

Sumber : Biologimediacentre.com Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya.



Persailangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan. Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum).Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrid selalu berlaku hukum Mendel I.Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetik itu.Mendel menyebut bahan genetik itu hanya faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan faktor.Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,2003). Karakter batang tinggi yang dominan terhadap batang rendah berlaku pada umumnya tumbuhan, termasuk jagung.Pada jagung juga dikenal adanya karakter pertumbuhan batang seperti tebu. Pada jamur roti neurospora dikenal pula karakter warna mycelium yang merah dominan terhadap yang putih. Contoh

Sumber : Biologimediacentre.com

Persilangan Monohibrid dengan kasus intermediet Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat, jadi tidak ada yang dominan atauun resesif. Contoh disilangkan antara mawar merah dengan mawar putih.

Sumber : Biologimediacentre.com 

Persilangan Dihibrid

Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam

fenotip dengan perbandingan

9:3:3:1.

Kenyataannya,

seringkali

terjadi

penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya. Hukum mendel II : pengelompokkan gen secara bebas. Dalam bahasa inggris : “ Independent Assortment of ganes.” Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada Dihibrid atau Polihibrid, yakni persilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih karakter berbeda. Disebut juga Hukum Asortasi. (yatim, 2003). Hukum mendel II disebut hukum pengelompokkan gen secara bebas (dalam bahasa inggris: “ the law of independent Assortment of ganes”). Hukum ini menyatakan bahwa gengen

dari sepasang alel memisah secara

bebas

ketika berlangsung pembelahan

reduksi(meiosis) pada waktu pembentukkan gamet. (Suryo, 1994) Disamping melakukan percobaan dengan pewarisan satu sifat beda. Mendel juga melakukan persilangan dengan dua sifat beda. Prinsip segregasi mendel berlaku pada segregasi

kromosom homolog. Mendel menyilangkan tanaman yang mempunyai dua macam alel yang berbeda. Ia menyilangkan tanaman ercis yang berwarna kuning dan berbiji bulat dengan tanaman tanaman yang berwarna hijau dan berbiji keriput. F1 penyilangan 2 parental homolog adalah dihibrid (heterozigot) untuk dua gen yang terkait individu F1 ini disebut individu dihibrid dan persilangannya disebut persilangan dihibrid. (sisunandar, 2011). Kalau disilangkan kacang ercis kuning-bulat dengan kacang ercis hijau-keriput ternyata F1 terdiri atas kacang ercis yang bijinya kuning-bulat semua. Ini menunukkan karakter kuning dan bulat sama dominan terhadap hijau dan keriput. Lalu kalau F1 melakukan penyerbukan sendiri, terdapat F2 yang bukan terdiri atas 2 kelas saja fenotipenya tapi ada 4 kelas. Keempat kelas fenotipe F2 yaitu: kuning-bulat, kuning-keriput, hijau-bulat, hijau keriput. (yatim, 2003) Ratio perbandingan F2 kalau dijumlahkan semua yang memiliki karakter sama dari keempat macam itu, akan didapat : 9 kuning-bulat : 3 kuning-keriput : 3 hijau-bulat : 1 hijau-keriput. Bila disingkat : Ratio Fenotipe dihibrid F2 : 9 : 3 : 3 : 1 (yatim, 2003) Berlakunya hukum mendel II yaitu ketika terjadinya meiosis pada gametogonium individu yang memiliki genotipe double-heterozigot, triple-heterozigot, atau poli-hiterozigot, dan seterusnya sesuai dengan jenis hibridnya, apakah di, tri atau poli-hibrid. Sesuai anafase I saat pemisaahan dan pengelompokkan gen-gen secara bebas, ke kutub atas atau ke kutub bawah (yatim, 2003).

Sumber : Biologimediacentre.com

Konsep backcross Backcross (silang balik) adalah langkah silang antara F1 dengan saah satu induknya. Contoh

DAFTAR PUSTAKA Isahi, Dosso Sang . - . Genetika : Hukum Mendel. Biologimediacentre.com/genetikahukum-mendel/ diakses ada 28 september 216 ukul 21:50 Sisunanadar, 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Suryo.1984 .Genetika. UGM Press: Yogyakarta Syamsuri, istamar dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga Wahyudi, Rahman. 2013. Laporan Akhir Praktikum Genetika Model Imitasi Ratio Fenotip Hasil Persilangan. Https//: rahman2811.wordpress.com/2013/05/11 /laporan-akhir-praktikum-genetika-model-imitasi-ratio-fenotip-hasilpersilangan/ diakses pada 27 september 2016 pukul 22:15 Yatim, Wildan .2003 .Genetika. Tarsito: Bandung

Related Documents

Mendel
October 2019 14
Mendel
December 2019 16
Mendel
November 2019 16
Mendel
November 2019 19

More Documents from ""