Paper_selada_romaine.docx

  • Uploaded by: FeliciaJosephinSaranggi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paper_selada_romaine.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,322
  • Pages: 6
PAPER PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESUBURAN TANAH SELADA ROMAINE (Latuca sativa L. var. Longifolia) Nama : felicia Josephin S. NIM : 512014065 Selada (Lactuca sativa) merupakan tanaman sayuran yang sudah umum dalam kalangan masyarakat khususnya para petani sayuran.Selada yang merupakan famili Aseteraceae (compositae) merupakan sayuran yang mempunyai banyak manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia dengan kandungan yang terdapat pada sayuran selada selada mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi setelah kubis krob, kubis bunga dan brokoli. Deskripsi dan Morfologi Tanaman Selada Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar antara 20 cm – 40 cm atau lebih, bergantung pada tipe dan varietasnya. Tanaman selada ada yang membentuk krop (kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk kepala) dan ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30 cm – 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20 cm – 30 cm. Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman selada adalah sebagai berikut. a. Daun Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk daun bulat atau atau lonjong degan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak

manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih. b. Batang Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangan selada yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm (selada daun), serta 2 cm – 3 cm (selada kepala). c. Akar Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menmpel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20 cm – 50 cm atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi. Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang subur, genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam. d. Buah Buah selada berbentuk polong. Di dalam polong berisi biji – biji yang berukuran sangat kecil. e. Biji Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (perkembangbiakan). f. Bunga Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian. Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang ditanam di daerah yang beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah (

Menurut Cahyono, (2014) selada yang dibudidayakan dan dikembangkan saat ini memiliki banyak varietas diantaranya yaitu : a. Selada kepala atau selada telur (Head lettuce) Selada yang memiliki ciri-ciri membentuk krop yaitu daun-daun saling merapat membentuk bulatan menyerupai kepala. b. Selada rapuh (Cos lettuce dan Romaine lettuce) Selada yang memiliki ciri-ciri membentuk krop seperti tipe selada kepala. Tetapi krop pada tipe selada rapuh berbentuk lonjong dengan pertumbuhan meninggi, daunnya lebih tegak, dan kropnya berukuran besar dan kurang padat. c. Selada daun (cutting lettuce atau leaf lettuce) Selada yang memiliki ciri-ciri daun selada lepas, berombak dan tidak membentuk krop, daunnya halus dan renyah. Biasanya tipe selada ini lebih enak dikonsumsi dalam keadaan mentah. d. Selada batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce) Selada yang memiliki ciri-ciri tidak membentuk krop, daun berukuran besar, bulat panjang, tangkai daun lebar dan berwarna hijau tua serta memiliki tulang daun menyirip.

Klasifikasi Tanaman Selada Romaine / Selada cos Divisi : Spermatophyte (tanaman berbiji) Subdivisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)

Ordo : Asterales Family : Asteraceae (compositae) Genus : Latuca Species : Latuca sativa Binominal name : Cutting lettuce Varietas : longifolia Syarat Tumbuh Tanaman Selada Cos / selada romaine Selada tumbuh baik di dataran tinggi (pegunungan).Di dataran rendah kropnya kecilkecil dan cepat berbunga.Pertumbuhan optimal pada tanah yang subur banyak mengandung humus, mengandung pasir atau lumpur. Suhu yang optimal untuk tumbuhnya antara 15-20 0

C, pH tanah antara 5-6,5. Waktu tanam terbaik adalah pada akhir musim hujan.Walaupun

demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup.Jenis tanah yang disukai selada romaineadalah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus.Meskipun demikian, selada romaine masih toleran terhadap tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai. Pembibitan Tanaman Selada Cos / selada romaine Biji dapat langsung ditanam di lapangan, tetapi pertumbuhan tanaman lebih baik melalui persemaian. Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (500C) atau dalam larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama

2-3 hari.Bedengan

persemaian diberi naungan/atap

screen/kasa/plastik transparan. Persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan yang terbuat daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah + pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun.Penanaman dan Pemeliharaan Penanaman

Sebelum penanaman media tanam harus disesuaikan dengan syarat tumbuh tanaman selada. Selada dapat tumbuh dengan baikpada tanah liat berpasir yang baik, dengan kandungan unsur hara sekitar 50-75 kg N per Ha, 100-150 kg/Ha, asam fosfat, dan kalium 50-75 kg/Ha. Penggunaan Pupuk kandang atau tanah tanaman juga harus diperhatikan dalam penyiapan media tanam. Untuk penanaman dilakuakan dengan jarak tanam antara 20-35 cm. Hal ini bertujuan untuk menghindarin kerapatan antar tanaman dan berfungsi sebagai aerasi udara dan mengoptimalkan pencahayaan dalam proses fotosintesis Pemeliharaan Untuk memelihara tanaman selada yang pertama kali diperhatikan adalah musim. Musim sangat penting untuk menentukan jangka waktu penyiraman.Penyiraman normal pada musim kemarau dua kali sehari yaitu spada pagi dan sore hari.Sedangkan untuk musim hujan, cukup sekali pada saat sore hari. Namun bila air dirasa teralu berlebih, maka tidak perlu penyiraman sama sekali. Selain penyiraman, juga perlu diadakan penjarangan.Yaitu pencabutan tanaman selada yang tumbuh dengan jarak yang terlalu dekat. Diperlukan juga tindakan penyulaman, yaitu penggantian tanaman selada romaine yang mati akibat hama, penyakit ataupun gagal tumbuh. Pemeliharaan selanjutnya adalah penyiangan. Proses ini merupakan upaya untuk menghindari gangguan gulma atau tanaman pengganggu semisal rumput yang bisa menghambat pertumbuhan selada. Pemupukan secara berkala dan penyemprotan pestisida bisa perlu, juga diupayakan secara teratur sehingga selada dapat tumbuh dengan sehat dan lebat.Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman selada romaine, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman.Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman.Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. PengolahanTanah Pengolahan lahan untuk budidaya selada romaine tergantung pada jenis, struktur dan tekstur tanahnya. Apabila tanah yang akan dipakai sangat keras, lakukan penggarpuan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan penggemburan dengan cara tanah dicangkul sedalam 20-30 cm. Kemudian bentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 meter tinggi 15 cm dan panjang

kurang lebih 10 meter atau tergantung kondisi lahan. Agar bedengan tetap kering, terutama di lahan-lahan basah seperti bekas sawah, tanah untuk bedengan ditinggikan 20 cm, dikiri dan kanan bedengan dibuat gang untuk saluran drainase. Lebar bedengan tidak diperkenankan terlalu lebar untuk memudahkan pemeliharaan. Budidaya selada romaine memerlukan lingkungan keasaman yang netral dengan pH ideal 56,8. Apabila kondisi tanah asam sebaiknya dilakukan proses penetralan terlebih dahulu dengan kapur. Sedangkan bila tanah terlalu basa netralkan dengan belerang atau gipsum.

More Documents from "FeliciaJosephinSaranggi"