P R O P O S A L P E N E L IT IA N
Pengaruh Kadar Lipoprotein(a) terhadap Impotensi pada Pasien Poli Penyakit Dalam RSU dr.Soetomo Januari-Juni 2010 OLEH: KELOMPOK 15
LATAR BELAKANG Dalam
hubungan seksual dibutuhkan kerjasama baik dari pihak pria maupun dari pihak wanita. Pada pria salah satu ketidakmampuan dalam melakukan hubungan seksual dengan pasangannya yakni impotensi. Pria dewasa usia 40-70 tahun di USA ditemukan 52% mengalami gangguan ereksi Impotensi total sekitar 10%
RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh kadar lipoprotein(a) terhadap kejadian impotensi pada pasien Poli Penyakit Dalam RSU dr Soetomo Surabaya periode januari – juni 2010 ?
TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Menganalisis pengaruh kadar lipoprotein(a) terhadap kejadian impotensi pada pasien Poli Penyakit Dalam RSU dr. Soetomo Surabaya periode januari – juni 2010. Tujuan Khusus Menggambarkan angka kejadian impotensi pada pasien Poli Penyakit Dalam RSU dr. Soetomo Surabaya Mengukur kadar lipoprotein (a) pada pasien impotensi Menentukan faktor risiko terjadinya impotensi
MANFAAT PENELITIAN Apabila
terbukti ada pengaruh perubahan kadar lipoprotein(a) darah pada penderita impotensi , maka pemeriksaan kadar lipoprotein(a) ini dapat dijadikan sebagai alat skreening untuk pencegahan kejadian impotensi menjadi lebih berat dan dapat melakukan penatalaksanaan penderita impotensi menjadi lebih
TINJAUAN PUSTAKA
Disfungsi ereksi (impotensi) : ketidakmampuan mencapai dan mempertahankan tingkat ereksi penis dari awal kegiatan seksual sampai selesai. Bila ada gangguan saja dalam hal tersebut sudah dapat dikatagorikan Impotensi ,tetapi tingkatnya sangat bervariasi ,mulai dari ringan sampai berat.
PEMBAGIAN IMPOTENSI Impotensi Organik: penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi. Penyempitan pembuluh darah ke penis Karena gangguan syaraf pada susunan syaraf pusat
Impotensi
Fungsional: karena faktorfaktor patologis atau penyakit Komplikasi suatu penyakit Pemakaian obat-obatan yang salah Alkohol yang berlebihan
PEMBAGIAN IMPOTENSI Impotensi Psikis: Penyebab jenis impotensi ini adalah hal yang bersifat kejiwaan Gangguan emosional Stress Perasaan jengkel pada pasangan Rendah diri atau merasa disepelekan Kebosanan atau rutinitas Perasaan takut atau was-was.
ANATOMI ORGAN GENITAL
MEKANISME FISIOLOGI EREKSI Ereksi
penis suatu proses fisiologik yang komplek dan terintegrasi melibatkan SSP, SSN, hormonal dan sistem varkularisasi Keseimbangan antara kontraksi dan relaksasi di kontrol oleh faktor sentral dan perifer yang melibatkan banyak transmiter dan sistem transmiter
MEKANISME FISIOLOGI EREKSI Nervus
dan endotel dari sinusoid dan pembuluh darah pada penis memproduksi dan melepaskan transmitter dan modulator yang mengontrol kekuatan kontraktilitas dari otot polos Ereksi terjadi karena rangsangan dari rabaan, pemciuman dan rangsang visual
MEKANISME FISIOLOGI EREKSI Rangsangan
seksual menyebabkan pelepasan neurotransmiter. Akibatnya terjadi relaksasi dari otot polos pada arteri dan arteriol yang menyuplai darah di daerah corpus kavernosum, menghasilkan peningkatan secara dramatis aliran darah di penis. Juga relaksasi pada otot polos sinusoid tambah meningkatkan lagi kecepatan pengisian dan pembesaran penis (4052% korpus kavernosum di susun oleh sel otot polos)
MEKANISME FISIOLOGI EREKSI Venula yang terdapat dibawah tunika albuginea ditekan, akibat hampir menutup secara total aliran balik vena. Peristiwa tersebut menyebabkan keadaan ereksi dengan tekanan intrakavernosa sekitar 100 mmHg Tambahan stimulus seksual membangkit reflek bulbokavernosus. Otot ischiacavernosus memberikan kekuatan tekanan aliran pengisian darah di korpus kavernosum, dan penis mencapai kondisi ereksi secara penuh dan keras dan bila diukur tekanan dapat
PATOFISIOLOGI IMPOTENSI Sebagai penyakit vaskular Gangguan neurologik , endokrinopati,
benign prostat hyperplasia, dan keadaan depresi Efek samping obat psikotik dan antihipertensi Trauma mempengaruhi komponen neurologik dan vaskular menyebabkan impotensi Gangguan tidur Status hormonal dari pasien, terdapat
HUBUNGAN IMPOTENSI DENGAN ATEROSLEROSIS
Terjadi perubahan dini vaskularisasi dalam proses aterosklerosis dengan perubahan dari endotel arterial di ikuti dengan kegagalan reaktivitas kontaksi otot polos dinding arterial tersebut. Penurunan aliran darah ke penis karena penyempitan lumen pembuluh darah daerah penis dan pelvis, terjadi kegagalan relaksasi otot polos yang dependen NO, dan perubahan jaringan otot polos corporal (fibrosis dan degenerasi sel otot polos)
LIPOPROTEIN (a) Fungsi
Lipoprotein(a) [Lp (a)]belum jelas, namun diketahui bahwa Lp(a) berperan penting pada proses terjadinya aterosklerosis Lp(a) disintesis di hati dan waktu paruhnya 3,3 hari. Lp(a) tidak mengalami metabolismo sesuai kaskade katabolisme VLDL-LDL seperti lipoprotein yang lain
LIPOPROTEIN (a) Sejumlah
penelitian membuktikan bahwa Lp(a) berkompetisi dengan plasminogen untuk berikatan dengan reseptor plasminogen. Kompetisi terjadi karena bentuk molekul apo(a) pada Lp(a) menyerupai plasminogen kadar Lp(a) lebih dari 30 mg/dl melebihi batas normal
LIPOPROTEIN (a) Metode
yang umum dipakai untuk pemeriksaan Lp(a) antara lain radial imuno difusi (RID), counterimmunoelectrophoresis, electro imuno difusi (EID)/tehnik roket dari Laurel, radio immunoassay (RIA), enzyme-linked immunosorbent assay (Elisa), imunoturbidimetri, dan aglutinasi lateks
KERANGKA KONSEPTUAL LIPOPROTEIN (a)
ATEROSKLEROSIS
PENURUNAN ALIRAN DARAH KE PELVIS & PENIS
KEGAGALAN RELAKSASI OTOT POLOS
IMPOTENSI
PERUBAHAN JARINGAN OTOT POLOS KORPORAL
KERANGKA KONSEPTUAL
Peningkatan Lipoprotein (a) merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis. Proses ateroskerosis terjadi perubahan vaskularisasi di pembuluh darah daerah pelvis dan penis menurunkan aliran darah ke pelvis dan penis, kegagalan relaksasi otot polos, dan perubahan jaringan otot polos korporal. Perubahan-perubahan ini mengakibatkan terjadinya impotensi.
HIPOTESIS PENELITIAN
Ada pengaruh kadar lipoprotein(a) terhadap gejala impotensi pada pasien poli penyakit dalam RSU dr. SOETOMO Surabaya.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional analitik dengan desain cross sectional. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah Pria dengan keluhan impotensi yang berkunjung ke Poli Penyakit Dalam RSU dr. Soetomo Surabaya periode januari sampai dengan juni 2010.
SAMPEL PENELITIAN Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara non-probability sampling yaitu consecutive sampling
Kriteria Inklusi
Pasien dengan keluhan impotensi. Pasien laki-laki usia 40-70 Tahun. Berat badan ideal menurut standar
BMI (18,5-
24,9). Setuju di ikutsertakan dalam penelitian
SAMPEL PENELITIAN Kriteria Eksklusi
Penderita
Diabetes melitus dengan kontrol glukosa yang jelek. Saat penelitian penderita menggunakan obat antihipertensi dan antipsikosis secara kontiyu. Pasien dengan hipogonad dan hipotiroid. Penderita dengan riwayat trauma dan bedah pada daerah panggul dan perineal.
( Zα + Zβ ) s 2 n1=n2Z =1−α 2 + Z 1− β n= x1− x 2 + 3 1 ln[ (1+ r )(1− r ) ] 2
BESAR SAMPEL
n = n1 = n2= { Z1-α √2p.q + Z1-ß √p1.q1+p2.q2 }² ( p1-p2 )²
TEMPAT , WAKTU DAN TENAGA PELAKSANA PENELITIAN Tempat
: penelitian dilakukan di Instalasi Patologi Klinik, Poli Penyakit Dalam RSU dr. Soetomo Surabaya. Waktu : penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juni 2010. Tenaga pelaksana : penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dengan bantuan tenaga dokter PPDS Patologi Klinik dan PPDS Ilmu penyakit Dalam. Pemeriksaan laboratorium dilaksanakan oleh peneliti sendiri dan rekan-rekan PPDS Patologi Klinik.
VARIABEL PENELITIAN Variabel Bebas Kadar lipoprotein(a)
Variabel Tergantung Kejadian impotensi
DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN
Impotensi Disfungsi ereksi lebih banyak dikenal sebagai impotensi adalah ketidakmampuan mencapai dan mempertahankan tingkat ereksi penis dari awal kegiatan seksual suami istri sampai selesai.
DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN Lipoprotein (a) Penentuan kadar Lipoprotein (a) dilakukan pada plasma EDTA atau serum, baik yang segar maupun serum beku yang telah dicairkan kembali. Darah diambil setelah penderita puasa selama 12 jam. Dalam penelitian ini digunakan metode aglutinasi lateks. Kadar Lipoprotein(a) dianggap melebihi batas normal yaitu lebih besar dari
DEFINISI OPERASIONAL PENELITIAN
BMI normal BMI normal yaitu antara 18,5-24,9 dihitung dengan rumus: Berat badan (kg) BMI = Tinggi badan (m2)
ALUR PENELITIAN PENDERITA DENGAN KELUHAN IMPOTENSI KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
PASIEN TANPA KELUHAN IMPOTENSI KRITERIA EKSKLUSI
PEMERIKSAAN TESTOSTERON TSH GLUKOSA DARAH
PEMERIKSAAN KADAR LIPOPROTEIN (a) HASIL DICATAT UJI STATISTIK HASIL PENELITIAN
PENGAMBILAN DATA Pengambilan bahan untuk pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah : kadar lipoprotein(a) ), kadar testosteron, kadar TSH dan kadar gula darah sewaktu.
ANALISA DATA Teknik Analisis Data Data hasil penelitian dilakukan perhitungan dan dianalisis secara statistik dengan bantuan komputer, derajat kepercayaan yang diambil untuk uji hipotesa adalah 95%. Analisis secara deskriptif dengan menghitung rerata dan simpangan baku dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Analisa inferensial
TERIMA KASIH