Hidup Devosional Bab 6

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hidup Devosional Bab 6 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,300
  • Pages: 7
VI. PETUNJUK UNTUK DOA-DOA SEKALIGUS PETUNJUK UNTUK IMAM Judul ini merupakan terjemahan dari sebuah pepatah Latin yang berbunyi: "Lex orandi, lex credendi". Artinya, jika kita ingin mengetahui apa yang perlu kita imani, maka kita bisa memperhatikan doa dan lagu resmi dari Gereja kita. Tentu saja, ada sumber-sumber lain, bahkan ada sumber lebih utama untuk perkembangan iman kita, yaitu Kitab Suci, Tradisi atau ajaran para Bapa Gereja, ajaran Pimpinan Gereja sekarang dan Konsili Umum. Walaupun sangat benar bahwa sumber-sumber tersebut mengungkapkan isi ajaran agama kita, namun tidak bisa disangkal bahwa doa dan lagu ibadat resmi juga menjadi pedoman bagi iman kita. Atas dasar kenyataan ini, saya mengajak Anda menyelidiki Doa Syukur Agung ke-II dan beberapa doa dan lagu resmi lain. Sesuai dengan pokok buku kecil ini, yaitu memberi tempat dan peran layak kepada Allah Bapa dalam hidup rohani dan devosional kita, maka pada bagian ini, peran Allah Bapa dan sikap umat Kristen terhadap Allah Bapa, akan disorot secara khusus. Pertanyaan khas yang saya hadapi adalah apakah Bapa perlu dibujuk oleh Kristus atau Bunda Maria agar Ia mulai menyayangi kita? Atau, siapakah yang mengambil inisiatif pertama dalam karya penyelamatan? I DOA SYUKUR AGUNG II MEMBERI JAWABAN ATAS BEBERAPA PERTANYAAN: A. Bagaimanakah Allah Bapa? 1.

Dia sungguh Kudus

2.

Dia sumber segala yang kudus

3.

Dia mempunyai Roh Kudus (buktinya: dipakai kata milik-"MU", ialah: Roh-MU)

4. Dia mempunyai seorang Putera terkasih (buktinya: sama seperti tadi: "PuteraMU") Allah Bapa yang Mahakuasa. B.

Apa yang dikerjakan Allah Bapa?

1.

Kami Engkau anggap layak menghadap Engkau clan berbakti kepada-Mu.

2.

(Misa Arwah): Kau panggil dia menghadap hadirat-Mu

Apa yang diminta kepada Allah Bapa? 1.

Kami mohon: kuduskanlah persembahan ini

2. Kami mohon agar kami yang menerima Tubuh dan Darah Kristus dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus-Mu. 3.

Perhatikanlah Gereja-Mu

4. Sempurnakanlah umat-Mu dalam cinta kasih dalam persatuan dengan Paus, Uskup, dsb. 5. Ingatlah akan hamba-hamba-Mu yang telah Engkau panggil ke hadirat-Mu (Misa Arwah) 6.

Ingatlah akan saudara-saudari kami.

7.

Terimalah mereka dalam cahaya wajah-Mu

8. Kasihanilah kami semua agar kami Engkau terima dalam kebahagiaan abadi bersama Santa Maria.... 9.

Semoga kamipun Engkau perkenankan turut serta memuji dan memuliakan Dikau

D.

Apa yang boleh kita lakukan terhadap Bapa?

1.

Kami mohon kepada Bapa.

2. Kami mempersembahkan kepada-Mu ya Bapa, roh kehidupan dan piala keselamatan 3.

Kami bersyukur sebab kami Engkau anggap layak

4.

Kami turut serta memuji dan memuliakan Dikau.

E.

Ikhtisar data DSA ke-II mengenai Allah Bapa

1. Beberapa sifat Allah Bapa: Bapa itu: 1) Mahakuasa 2) Mahakudus 3) berbahagia 4) berbelaskasih. Bapa itu: Maha Esa, namun bukan hidup sendirian melainkan dalam kemesraan Keluarga Ilahi dengan Putera dan Roh Kudus, bahkan bersama dengan para kudus dalam ikatan cinta 2.

Beberapa aktivitas Allah Bapa



Ia, sebagai Sumber, mengalirkan segala yang kudus



Ia mempersatukan umat-Nya



Ia memupuk cinta kasih persaudaraan dalam umat



Ia memanggil setiap manusia pada akhir hidupnya

• Ia menyambut yang meninggal dalam pangkuanNya, menyelamatkan mereka (dari kematian kekal), memberikan istirahat kekal, bukan dalam arti: para arwah mengaso dan tertidur melainkan memberi bagian dalam kebahagiaan abadi, bahkan akan membangkitkan mereka pada akhir zaman. • Ia memampukan dan memperbolehkan kita di dunia ini untuk memuji-Nya serta memuliakan-Nya. KESIMPULAN Lebih-lebih jika diperhatikan aktivitas yang dijalankan Allah Bapa terhadap umat-Nya, maka jelas sekali betapa dekat Allah Bapa pada kita dan betapa hangat hubungan-Nya dengan kita. Dalam Doa Syukur Agung II ini sama sekali tidak ditegaskan, malah tidak disinggung sedikit pun bahwa umat memerlukan pengantara-pengantara yang lebih dahulu harus membujuk seorang Allah Bapa amat angker agar la sudi mulai memperhatikan doa-doa manusia. Tentu saja, saya mengakui bahwa spiritualitas Kristiani sejati membutuhkan Yesus Kristus sebagai Pengantara Penginjil Yohanes menegaskan hal ini dengan amat jelas: Aku jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (14:6).

Tetapi apa yang ingin saya tekankan untuk ke sekian kalinva, ialah bahwa Putera Allah atau Yesus Kristus tidak usah lebih dulu memperlunak hati Bapa-Nya. Sebaliknya, justru hati Allah Bapa adalah sumber induk dari seluruh perhatian dan rasa sayang ilahi terhadap bangsa manusia. Justru oleh karena inisiatif pertama ada di tangan, di hati Allah Bapa, maka Allah Bapa mengutus PuteraNya ke dunia, seperti puluhan kali ditegaskan Yesus sendiri dalam injil Yohanes. II. BEBERAPA KALIMAT EMAS DARI DOA SYUKUR AGUNG I YANG PALING TUA DAN KLASIK Mohon diperhatikan bahwa semua perayaan Ekaristi dialamatkan kepada Allah Bapa. Juga, perayaan Ekaristi pada pesta St. Maria yang paling mulia misalnya di Lourdes, bukan dipusatkan dan dialamatkan kepada St. Perawan Maria melainkan kepada Allah Bapa. Dialah yang dipuji karena la mampu dan rela menciptakan seorang makhluk seindah seperti St. Maria. Dari kekal sampai kekal ada suatu komunikasi maha erat dan hangat antara ketiga Pribadi Ilahi. Dari kekal sampai kekal Putera Allah mengucapkan syukur-Nya kepada Allah Bapa-Nya. Sebelum dunia diciptakan, Allah Putera bersama dengan Roh Kudus adalah Duet Ilahi dalam pengucapan syukur itu, tetapi sekaranglah kita, manusia yang hina ini, diizinkan ambil bagian dalam lagu syukur Allah Putera bersama Roh Kudus kepada Allah Bapa. Hal ini terungkap dalam Doa Latin sebelum Pater Noster (Bapa Kami): Per Ipsum et cum Ipso et in Ipso yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia: Dengan perantaraan Kristus, bersama Dia dan di dalam Dia, bagi-Mu Allah Bapa yang Mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa. Amin. Bangsa manusia diizinkan untuk mengambil bagian dalam Ekaristia abadi itu. Allah Putera sendiri membawa lagu pujian ini, sedangkan umat beriman diizinkan untuk mengambil bagian dengan bersenandung bersama dengan Sang Solis. Iman sejati dan benar tentang Allah Bapa terungkap dalam kalimat-kalimat di bawah ini. Namun, hanya bila kalimat itu dicicipi satu per satu dalam keheningan hati bobotnya dan kekayaannya yang luar biasa, akan menampakkan diri secara berangsur-angsur. DSA I: Inilah Doa Syukur Agung yang tertua dan memberi kesaksian sejati tentang iman nenek moyang kita. Seluruh doa ini dialamatkan kepada Allah Bapa yang secara langsung disapa: •

Ya Bapa Yang Mahamurah....



Sudilah menerima dan memberkati pemberian ini....

• Semoga Engkau memberikan kepadanya (= Gereja) damai, perlindungan, persatuan dan bimbingan di seluruh dunia bersama dengan... Paus kami, Uskup kami, serta semua orang. • Ingatlah ya Tuhan akan hamba-hamba-Mu yang meminta doa kami dan semua orang yang berhimpun di sini yang iman dan baktinya Engkau kenal dan Engkau maklumi. • Ingatlah juga akan mereka yang mempersembahkan kepadaMu kurban pujian ini bagi dirinya sendiri dan bagi kaum kerabatnya untuk penebusan jiwa mereka untuk keselamatan dan kesejahteraan yang mereka harapkan dari-Mu ....

CATATAN: Mohon diperhatikan bahwa dalam Doa Syukur Agung tertua ini nama St. Perawan Maria dan beberapa orang kudus lain disebut, namun doa dan permohonan tadi dengan polos disampaikan secara langsung kepada Allah Bapa. Baru pada akhir daftar orang-orang kudus ditambah: "Atas jasa dan doa mereka lindungilah dan tolonglah kami dalam segala hal." Memang, menjadi kebiasaan dalam Gereja Purba di Roma untuk mengharapkan pengantaraan para martir untuk memperoleh - rahmat dan berkat, khususnya rekonsiliasi dengan Gereja. Baru pada abad-abad kemudian muncul kebiasaan untuk meminta juga pengantaraan dan santo-santa yang bukan martir, misalnya: St. Yosef, Fransiskus, Antonius, dsb. Mungkin ada orang yang berpikir bahwa tanpa "demo" raksasa dari para kudus, Allah tuli terhadap permohonan kita, seolah-olah Allah hanya mau mengabulkan doa permohonan kita jika la dibujuk oleh sekian banyak orang kudus. Menurut hematku, sebelum semua orang kudus itu membuka mulutnya dan meneruskan doa permohonan kita kepada Allah, Allah sendiri sudah lama rela mengabulkan doa kita, asal kita berdoa dengan iman teguh, dengan harapan pasti. Iman serta harapan kita akan bertambah kuat khususnya jika kita melihat ap:a yang Allah mampu kerjakan dalam diri para orang kudus itu. Visi ini tentang "pengantaraan" para kudus dengan bagi dijelaskan dalam Prefasi para martir I. Dikatakan disana: kita sadar, bahwa mereka - sama seperti kita - manusia lemah, rapuh, namun Allah sendiri telah menampakkan kejayaan rahmat-Nya dalam diri mereka; Allah sendiri menjiwai mereka sehingga mereka berani menjadi saksi Kristus. Dan dengan menyaksikan apa yang Allah mampu kerjakan dalam diri orang lemah dan rapuh itu, maka iman dan harapan kita akan bantuan Allah menjadi lebih besar, lebih kuat. Jadi, peran para kudus direalisir pada pihak kita, pemohon yang imannya dan harapannya diperteguh dan bukan pada pihak Allah seolah-olah la hanya rela mengabulkan doa kita jika ada banyak "koneksi" yang ikut membujuk Dia. •

Sudilah menerima persembahan ini...



Allah yang Mahakuasa, utuslah malaikat-Mu yang kudus menghantar persembahan ini..



Ingatlah juga, ya Tuhan, akan hamba-hamba-Mu



Perkenankanlah mereka dan semua orang yang telah beristirahat dalam Kristus, mendapatkan kebahagiaan, terang dan damai. Demi Kristus Tuhan kami.



Perkenankanlah juga kami, hamba-hambu-Mu yang berdosa ini, yang berharap atas kerahiman-Mu yang melimpah, mengambil bagian dalam persekutuan dengan para rasul..



Perkenankanlah kami menikmati kebahagiaan bersama mereka bukan karena jasajasa kami melainkan karena kelimpahan pengampunan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami.

Dengan pengantaraan Dia, Engkau senantiasa menciptakan, menguduskan, menghidupkan, memberkati dan menganugerahkan segala yang baik kepada kami. Selain DSA yang kedua dan yang pertama diatas, izinkanlah saya menambah beberapa kalimat dari Doa Syukur Agung lain yang sungguh-sungguh bisa menyentuh had setiap pendoa. DSA IV: DSA ini terkenal karena sampai 6 kali peran Roh Kudus disebut. DSA ke-IV ini sangat bagus dalam menjelaskan ajaran tentang Allah Bapa. Seharusnya ajaran ini dibaca sungguh-sungguh sehingga orang tidak melarikan diri ke dalam pelbagai devosi yang kurang biblis dan kurang cocok dengan Doa Liturgi resmi. "Kami memuji Engkau, ya Bapa yang kudus, sebab agunglah Engkau dan segala karyaMu Kau laksanakan dengan penuh kebijaksanaan serta sayang. Engkau menciptakan manusia seturut citra-Mu....” Meskipun manusia kehilangan persahabatan dengan Dikau karena tidak setia, la tidak Engkau biarkan merana di bawah kuasa maut Dengan penuh belas kasih Engkau menolong semua orang untuk mencari dan menemukan Engkau kembali. Ya Bapa yang kudus, demikian besar kasih-Mu terhadap dunia sehingga ketika sudah genaplah waktu penantian, Engkau mengutus Putra-Mu yang tunggal menjadi Juru Selamat kami.... DSA V: mulai dengan suatu kalimat yang paling aneh dari semua 10 rumus Doa Syukur Agung - hampir hojat menurut pikiran manusiawi saya -. Kalimat luar biasa itu berbunyi: "Sungguh kuduslah Engkau yang Allah. Sejak awal mula Engkau berusaha agar manusia menjadi kudus SEPERTI ENGKAU SENDIRI KUDUS ADANYA... Komentar: Rupanya Allah Bapa memberi kepada diri sendiri suatu impossible mission, yakni menjadikan manusia berdosa sekudus seperti Allah. DSA VI: ...Allah Bapa kami, ketika kami menjauhkan diri dari hadirat-Mu, Engkau datang menghampiri kami melalui Yesus Kristus Putra-Mu...." Relasi Allah dengan manusia berdosa terungkap atas pelbagai cara dalam beberapa Doa Syukur Agung: DSA I: Perkenankanlah juga kami, hamba-Mu yang berdosa ini, yang berharap atas kerahiman-Mu.... DSA II: Kasihanilah kami semua agar kami Engkau terima dalam kebahagiaan abadi.... DSA IV: Meskipun manusia kehilangan persahabatan dengan Dikau karena tidak setia, ia tidak Engkau biarkan merana di bawah kuasa maut. Dengan penuh belas kasih Engkau menolong semua orang untuk mencari dan menemukan Engkau kembali. DSA V : Meskipun dulu kami tersesat dan ddak mampu mendekati Engkau, Engkau mengasihi kami dengan kasih yang tak terhingga." DSA VI: ketika kami menjauhkan diri dari hadirat-Mu, Engkau datang menghampiri kami melalui Yesus Kristus Putra-Mu.

DSA IX: la membersihkan had kami dari segala kejahatan yang menghalangi persahabatan.... DSA IX: - Refr. dari umat: Terpujilah Engkau yang menyayangi kami.... KESIMPULAN Terdapat perbedaan amat besar antara ekspresi iman Kristen otentik (dari abad-abad pertama) tentang kebaikan luar biasa dari Allah Bapa (sebagaimana terungkap dalam Doa Syukur Agung diatas) dibandingkan dengan ekspresi iman dan pelbagai pengarang devosional modem tertentu. Ekspresi iman modern tertentu itu kurang mengikuti spiritualitas Yesus sendiri dan terlalu menekankan macam-macam penampakan, janji rohani, mantra yang harus diulangi sekian kali, medali ajaib, novena, tempat ziarah yang memang harus disebut "Katolik" karena dipraktekkan dalam Gereja Katolik, tapi barangkali tidak lagi "Kristiani" dalam arti: tidak lagi sesuai dengan hidup rohani dari pendiri agama kita, Yesus Kristus. Mungkin, sejumlah orang tersinggung dengan evaluasi saya ini. Namun, Anda bisa membaca sebuah buku rohani yang mendukung pendapat ini, yakni Trinitas, Bapa, Firman, Roh Kudus karya Herbert Vorgrimler. Buku itu diterbitkan oleh Penerbit Kanisius dalam seri PUSTAKA TEOLOGI dan diterjemahkan oleh Tom Jacobs, SJ. Herbert Vorgrimler bertahun-tahun lamanya menjadi dosen teologi dan asisten utama dari Karl Rahner, SJ yang termasyur itu. Sering Vorgrimler secara harafiah mempergunakan tulisan dari Rahner yang menurut hematku jauh lebih keras lagi dalam penilaian terhadap hidup beragama banyak orang "Katolik" yang menurut penilaian Rahner bukan hanya jauh dari ajaran dan contoh Yesus, melainkan dengan tegas disebut "kafir" karena dianggap menganut kepercayaan sia-sia dan berhala yang tentu saja tidak lagi Kristiani, meskipun barangkali masih "Katolik" dalam arti sempit. Sebagai akhir renungan ini, saya membatasi diri pada satu kutipan saja dari buku tersebut, yakni pada hal. 14: "Tugas yang pertama bagi orang yang dengan serius mau menghayati imannya, harus bertanya, bukannya kita sendiri yang membuat gambaran Allah yang sempit, picik, salah dan tidak lengkap? Manusia dalam arti tertentu selalu membuat berhala-berhala semacam itu, yang: menggeser Allah sejati yang tidak dapat ditangkap dalam rupa dan bentuk atau gambaran. Gambaran Allah yang dibuat sendiri itu harus dikeluarkan dari pikiran dan hati manusia..." Dengan terus terang Rahner menyatakan apa yang manusia buat terhadap Allah: "Allah dari rumusan beku, Allah kaum klerikal (kaum rohaniwan), tidak ada. Tetapi Allah itu sering dibuat menjadi berhala..." Secara positif saya mau mengakhiri renungan ini dengan sebagian dari Doa Syukur Agung ke-X dengan tema: Allah baik hati. Dalam DSA ini, terdapat suatu rumus khusus untuk Masa Natal dan Paskah van4 berbunvi: “Ia (Yesus) datang ke dunia hendak membuka mata dan telinga supaya kami dapat mengenal Engkau sebagai Bapa..." Kita jangan mengganti nara sumber utama itu, yakni Allah Bapa dengan bermacammacam mimpi dan fantasi berupa cerita fantastis yang akhirnya menginfeksi spiritualitas

Yesus. Misalnya, intimidasi dan ancaman yang konon keluar dari mulut St. Maria di Fatima mengenai bermacam-macam bencana jika dunia tidak mau bertobat. Bagi saya, pandangan itu tidak bisa diperdamaikan dengan visi Allah yang disampaikan oleh nara sumber utama, yakni Yesus dan Liturgi resmi seperti terungkap dalam Doa Syukur Agung. Barangsiapa mau membaca buku dan karangan devosional semacam itu, silakan saja, tetapi jangan menganggap bahwa isinya lebih otentik dari ajaran Yesus sendiri dan dari Doa Syukur Agung Gereja Kristen-Katolik.

Related Documents

Hidup Devosional Bab 6
October 2019 22
Hidup Devosional Bab 8
October 2019 12
Hidup Devosional Bab 2
October 2019 13
Hidup Devosional Bab 11
October 2019 20
Hidup Devosional Bab 10
October 2019 16
Hidup Devosional Bab 4
October 2019 13