MEMPERINGATI HARI BUMI SEBAGAI INTROSPEKSI DIRI TERHADAP HUTANG KITA PADA BUMI Memperingati hari bumi tak ubahnya seperti ketika merayakan hari ulang tahun kelahiran manusia. Pada saat tersebut pasti terucap, baik itu doa-doa, kata-kata bijak dan harapan- harapan masa depan dari handai taulan, semuanya pasti berkaitan dengan halhal yang baik bagi si Polan yang berulang tahun. Tapi yang baik tadi tidak akan mungkin terjadi apabila si Polan tidak melakukan introspeksi diri dan merubah perilaku yang tidak baik pada masa lalu menjadi perilaku yang baik pada masa akan datang. Lalu bagaimana dengan peringatan hari bumi, apakah doa-doa dan harapanharapan kita terhadap bumi pada masa akan datang. Sudah pasti, dari semua lapisan sosial masyarakat akan berdoa dan mengharapkan bumi dapat lebih meningkatkan kesejahteraan manusia dan segala hal yang baik yang berkaitan dengan hajat hidup dan penghidupan manusia secara umum.
Lalu bagaimana juga agar semua yang kita
harapakan dari bumi dapat tercapai ?, apakah bumi yang harus berbenah diri ?? Para pembaca pasti sudah tahu apa jawabnya. Manusia sebagai khalifah di atas muka bumi ini telah diberi oleh Allah SWT wewenang dalam mengatur bumi dan memanfaatkan segala isinya. Manusia dapat menghancurkan bumi dan segala isinya dalam sekejap, sebaliknya manusia juga dapat memperpanjang umur bumi, sampai hari kiamat tiba. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa beberapa tahun belakangan ini telah terjadi banyak bencana alam hampir diseluruh belahan bumi, baik itu yang dahsyat yang menelan korban ratusan ribu jiwa dalam sekejap dan yang secara lambat tapi pasti juga menelan korban jiwa yaitu penyakit, kelaparan, kekeringan dan udara yang semakin panas. Mengapa semua itu dapat terjadi di bumi kita saat ini ??? Bumi yang dulu dengan beraneka slogan “Ijo Royo-royo”, “Gemah Ripah Loh Jinawi”, “Swarna Dwipa” dan lain-lain, sekarang kering kerontang, panas meradang, dan lain-lain. Jawabnya adalah pada kata –kata bijak dari orang bijak ini “ Bumi ini akan selalu memberi yang kita butuhkan tanpa kita minta, tapi bumi ini akan bergolak apabila kita berlaku tidak bijak terhadapnya”. Apakah memang kita telah berlaku tidak bijak terhadap Bumi???, jawabnya ada di hati nurani para pembaca sendiri. Lalu apa yang harus kita
lakukan ??? Jawabnya, tanpa terlalu banyak teori, salah satunya adalah tanamlah pohonpohonan, karena pepohonan adalah sumber kehidupan. Seperti telah kita ketahui bersama pohon dalam hidupnya dengan
proses
fotosintesanya mengambil CO2 (karbon dioksida) diudara dan mengeluarkan O2 (oksigen) ke udara. Oksigen inilah yang dengan tiada henti kita hirup untuk hidup kita. Berapa banyak oksigen yang kita hirup dan berapa rupiah apabila dinilai dengan uang dan apabila udara yang kita hirup adalah hutang kita kepada bumi. Marilah bersama kita berhitung, berdasarkan hasil beberapa penelitian, manusia rata-rata per hari menghirup udara setara dengan kurang lebih lima meter kubik, (setara dengan 10 meter kubik daundaunan dalam suatu tajuk pohon). Apabila satu tabung 0,1 meter kubik oksigen adalah Rp. 300.000,-, maka satu meter kubiknya adalah Rp 3.000.000,-. Jadi manusia per hari berhutang Rp 15.000.000,- pada bumi ini. Berapakah hutang pembaca sekalian, silahkan hitung sendiri dikalikan umur pembaca masing-masing. Dari perhitungan di atas, timbul pertanyaan “ Sudahkah anda menanam pepohonan???, kalau sudah “Berapa banyak ???
Nah bagaimana kalau pembaca sama
sekali belum pernah menanam pepohonan, apa yang harus pembaca lakukan untuk membayar hutang anda pada bumi ini, banyak yang anda dapat lakukan di antaranya adalah : Sukseskan dan dukung upaya-upaya gerakan tanam menanam pohon, jaga pepohonan yang ada agar tidak ditebang tanpa tujuan yang jelas, bantu pemerintah dalam memberantas illegal logging, sadarkan dan cegah upaya-upaya baik perorangan maupun organisasi yang ingin mengubah status fungsi hutan untuk tujuan ekonomi semata dan mengabaikan lingkungan. Nah inilah sepenggal tulisan bagi kita semua untuk sekedar perenungan diri dan introspeksi diri akan apa yang telah kita lakukan terhadap bumi yang kita cintai serta yang harus kita kerjakan ke depan agar apa yang kita harapkan dari bumi dapat terpenuhi. Heru Dwi Riyanto Peneliti pada Balai Penelitian Kehutanan Solo Jln A Yani P.O.Box 295 Tilp (0271)716709 HP 085642430002,081359332876