Heru Dwi Riyanto "ekolabel"

  • Uploaded by: heru dwi riyanto
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Heru Dwi Riyanto "ekolabel" as PDF for free.

More details

  • Words: 833
  • Pages: 4
EKOLABEL DAN SERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI Oleh : Heru Dwi Riyanto Peneliti pada, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai- Indonesia Bagian Barat- Surakarta BP2TP DAS-IBB-SURAKARTA Kerusakan hutan yang terjadi pada hutan alam hujan tropika basah akibat kesalahan pengelolaan dan dikaitkan dengan makin menggilanya ilegal logging telah memunculkan suatu wacana dari para konsumen dan pemerhati lingkungan serta masyarakat perkayuan yang sadar akan pentingnya lingkungan hidup yang sehat. Ekolabel dan sertifikasi pengelolaan hutan produksi lestari berkembang dikarenakan adanya anggapan pengelolaan hutan produksi terutama hutan alam tropika basah yang tidak berazaskan kelestarian produksi maupun lingkungan, sehingga masyarakat perkayuan dan konsumen produk kayu tropis terutama dari negara-negara eropa serta pemerhati lingkungan membentuk non goverment organization/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam menssertifikasi suatu pengelolaan hutan dengan berbagai kaidah dan azas pengelolaan hutan lestari. Ekolabel dan Sertifikasi adalah dua kata yang sering kita dengar pada tahun –tahun terakhir ini. Munculnya dua kata tersebut telah menimbulkan polemik sekitar hal tersebut, baik itu dari para pengusaha yang bergerak di bidang perkayuan, masyarakat kehutanan khususnya maupun masyarakat luas umumnya. Adanya polemik perihal di atas, jelas menandakan adanya ketidak mengertian masyarakat tentang hal tersebut. Untuk memberikan sedikit arahan, dan untuk menghindari adanya salah pengertian perihal termaktub diatas, maka perlu adanya ulasan

secara ringkas tentang Ekolabel dan

Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Berbekal sedikit pengetahuan tentang ekolabel dan sertifikasi, tulisan ini akan mengulas beberapa pengertian mengenai : what, why, when, who dan how ekolabel dan sertifikasi tersebut.

What, apakah ekolabel. Ekolabel adalah suatu instrumen atau alat yang merupakan simbol – atau semacam label – yang menunjukkan bahwa produk yang dipilihnya telah melakui proses produksi yang akrab lingkungan. Ekolabel memberikan informasi bahwa suatu standar yang akrab lingkungan telah dilaksanakan dalam proses produksi barang/ jasa yang membawa label tertentu itu. Why, mengapa ekolabel dipersyaratkan dalam perdagangan produk hasil hutan. Ekolabel menyeruak akibat adanya kepedulian konsumen dalam penggunaan produk hijau, dalam konteks ini, konsumen menghendaki dilakukannya internalisasi faktor kelestarian lingkungan hidup dalam aktivitas ekonomi, mulai dari ekstraksi/eksploitasi bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan. When, kapan ekolabel dimulai dan kapan akan diberlakukan?. Ekolabel mulai menjadi wacana adalah pada tahun –tahun akhir era 80-an hingga awal-awal tahun 90-an, ketika para penggiat lingkungan yang tergabung dalam lembaga swadaya masyarakat (Environmental nongovernment organization/ENGO) melihat bahwa upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah (atau para pemerintah) dalam mengurangi laju pengurangan luasan kawasan hutan ataupun untuk menghentikan laju deforestasi sangat minim sekali, baik yang terjadi di kawasan hutan tropik maupun sub tropik. Hal tersebut yang memacu inisiatif yang mendorong sertifikasi pengelolaan hutan dan label ramah lingkungan untuk produk hutan, dengan demikian, ekolabel, muncul sebagai bagian dari respon masyarakat atas tantangan konservasi hutan dan pengelolaan hutan secara lestari. Meski demikian inisiatif sertifikasi hutan tetap membuka peluang pada konsumen; apakah

akan

memilih

produk

yang

berasal

dari

hutan

yang

dikelola

secara

berkelanjutan/lestari/baik (sustainable or well managed forest) atau tidak. Dikarenakan ekolabel merupakan suatu cerminan dan respon kepedulian masyarakat terhadap lingkungan maka tidak akan ada batas waktu pemberlakuannya, semua akan dikembalikan kepada mekanisme pasar. Who, (1) siapa yang harus memiliki sertifikat atau yang disertifikasi, dan (2)

siapa yang

mengeluarkan sertifikasi. Untuk poin (1) sudah tentu para produsen, dalam hal ini produsen tingkat I atau pengelola hutan, pengelola hutan dapat berupa swasta pelaku pengembang Hutan

Tanaman Industri (HTI), swasta pengelola Hak Pengusahaan Hutan, (HPH) dan atau Kelompok Tani pengembang hutan rakyat. Untuk poin (2) dikarenakan sertifikasi ekolabel hutan pada dasarnya bersifat sukarela (voluntary) dan bukan keharusan (mandatory) maka institusi yang mengeluarkan sertifikasi adalah suatu lembaga independen yang kredibel dan diakui oleh masyarakat perkayuan internasional, berdasarkan Protokol Sertifikasi Bersama (Joint Certification Protocol = JCP) antara lembaga Forest Stewardship Council (FSC) dengan LEI yang ditandatangani pada Oktober 2001 berdasarkan MOU tanggal 3 September 1999 dan 18 Oktober 2001 semua pihak menyepakati bahwa K & I dari LEI harus digunakan oleh semua lembaga sertifikasi yang beroperasi di Indonesia. How, bagaimana sertifikasi dapat diperoleh. Sertifikasi dapat diperoleh melalui pengajuan /pengusulan terhadap suatu unit pengelolaan (UP) hutan untuk disertifikasi, yang selanjutnya LEI akan menugaskan tim yang merupakan Panel Pakar untuk menilai layak tidaknya suatu unit pengelolaan disertifikasi. Secara umum menurut (Ghazali dan Simula) menyebutkan sertifikasi dan/atau pelabelan terdiri atas tiga macam yaitu : 1. Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari /PHPL (Forest Resource Certification). Sertifikasi ini memberikan informasi bahwa dalam pengelolaan hutan produksi telah dilakukan upaya-upaya yang menjamin kelestarian produksi/ekonomi, kelestarian fungsi ekologi/lingkungan dan kelestarian fungsi sosial hutan. Dalam hal ini sertifikasi PHPL yang dimaksud adalah pada tingkat unit pengelola. 2. Lacak Balak (Timber Tracking). Sertifikasi ini memberikan informasi bahwa balak yang digunakan sebagai bahan baku industri tertentu berasal dari hutan yang telah memenuhi syarat sertifikasi PHPL. 3. Ekolabel hasil hutan (Forest Product Labelling). Sertifikasi ini memberikan informasi bahwa selain telah memenuhi syarat PHPL dan Lacak Balak, proses pengolahan produk tersebut tidak menimbulkan dampak penting negatif terhadap lingkungan. Demikian informasi

singkat tentang Ekolabel dan Sertifikasi yang dapat penulis uraikan,

semoga tulisan ini dapat memberikan gambaran dan pengertian tentang Sertifikasi Ekolabel. Bagi produsen berbahan baku kayu , dan pengelola hutan semoga ini bisa menjadi bahan renungan guna menyikapi permintaan pasar dan konsumen mancanegara.

Related Documents


More Documents from "heru dwi riyanto"