Hernia.docx

  • Uploaded by: khoirunnisa dwi indriyani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hernia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,993
  • Pages: 13
LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA DI RUANG … RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun Oleh :

Khoirun Nisa Dwi Indriyani

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2018

A. Definisi Istilah hernia berasal dari bahasa Latin yaitu herniae yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009). Hernia adalah prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Suratan dan Lusianah 2010: 316). Hernia adalah prostusi abnormal suatu organ , jaringan , atau bagian organ melalui struktur yang biasanya berisi itu. Hernia yang paling sering terjadi pada rongga perut sebagai akibat dari kelemahan bawaan atau diperoleh dari otot perut. (Black & Hawks 2009:710). B. Klasifikasi 1. Hernia berdasarkan letaknya a. Hernia Inguinal  Indirek (lateralis) Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria dibanding wanita. Umumnya pasien mengeluh terdapat benjolan pada selangkangan dan dapat mengecil atau menghilang saat tidur.  Direk (medialis) Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot. Hernia ini disebut dierk karena langsung menuju annulus inguinalis eksterna sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan tetap akan timbul benjolan. b. Hernia Femoral Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umumnya terjadi pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbatan lemak di kanali femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritoneum dan hamper tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantung. c. Hernia Umbikal Hernia umbikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dank arena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk atau wanita multipara. d. Hernia Insisional Batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut lemah. 2. Hernia berdasarkan terjadinya a. Hernia Bawaan (konginetal)

Hernia bawaan bisa terjadi sejak bayi baru lahir akibat prosesus vaginalis yang tidak menutup dengan sempurna saat bayi dalam kandungan. b. Hernia Dapatan (akuisita) c. Hernia yang timbul akibat factor pemicu 3. Hernia berdasarkan sifatnya a. Hernia Reponibel (Resucibel) Yaitu bila isi kantong hernia bisa keluar dan masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masu, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus. b. Hernia Ireponibel Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat di kembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya terjadi karena perlengketan isi kantong pada peritoneum kantung hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta. c. Hernia Strangulata Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga isi perut disertai akibatnya berupa gangguan vaskularisasi. Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapat darah akibat pembuluh darah terjepit. (Long, 2001) C. Etiologi 1. Umur Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada Pasien – pasien penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut (Giri Made Kusala, 2009). 2. Jenis Kelamin Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut (Giri Made Kusala, 2009). 3. Penyakit penyerta Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran

prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinalis. 4. Keturunan Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia. 5. Obesitas Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah. 6. Kehamilan Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia. 7. Pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otototot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah. 8. Kelahiran prematur Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi. (Giri Made Kusala, 2009). D. Faktor Resiko 1. Pria – pria memiliki risiko terkena penyakit hernia lebih tinggi daripada perempuan, dan penyakit hernia juga bisa terjadi pada anak-anak. 2. Riwayat keluarga/faktor keturunan – risiko Anda terkena penyakit hernia lebih tinggi lagi jika di dalam keluarga Anda ada yang menderita penyakit hernia (misalnya orang tua). 3. Kondisi medis tertentu – yaitu memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti Cystic Fibrosis (penyakit yang menyebabkan kerusakan pada paru-paru) yang menimbulkan gejala berupa sering batuk kronis. Kondisi ini membuat seseorang lebih mungkin untuk menderita hernia inguinalis. Penyakit yang berkaitan dengan jaringan ikat dan penyakit gula (diabetes) juga berpengaruh pada timbulnya hernia.

4. Batuk kronis – batuk kronis bisa terjadi karena banyak hal, seperti karena penyakit TBC dan kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko penyakit hernia. 5. Sembelit kronis – sembelit atau susah buang air besar juga bisa memicu munculnya penyakit hernia, karena membuat seseorang harus mengejan dengan keras, dan hal tersebut membuat otot dinding perut mengalami tekanan yang terlalu tinggi. 6. Kelebihan berat badan – obesitas atau kegemukan dapat memberikan tekanan ekstra/berlebih pada tubuh, termasuk pada bagian perut, sehingga memungkinkan untuk terjadi hernia. 7. Kehamilan – kehamilan dapat melemahkan otot-otot sekitar perut dan menyebabkan tekanan yang lebih di dalam perut Anda. 8. Pekerjaan tertentu – memiliki pekerjaan yang membuat Anda harus berdiri dalam waktu yang lama atau melakukan pekerjaan fisik yang berat bisa meningkatkan risiko terkena penyakit hernia atau turun berok. 9. Kelahiran prematur – bayi yang lahir premature lebih berisiko terkena hernia inguinal di badingkan dengan bayi yang lahir secara normal. 10. Riwayat hernia sebelumnya – jika Anda sudah pernah menderita penyakit hernia sebelumnya, maka Anda memiliki risiko tinggi untuk terkena hernia lagi, dan biasanya muncul pada sisi yang berlawanan. E. Tanda dan Gejala 1. Adanya benjolan di daerah inguinal 2. Benjolan bias mengecil atau menghilang. 3. Benjolan akan muncul bila adanya peningkatan tekanan intra abdominal. 4. Rasa nyeri , mual muntah bila ada komplikasi. 5. Sebagian besar tidak memberikan keluhan. F. Anatomi dan Fisiologi 1. Anatomi a. Usus Halus Panjangnya kira-kira 2-8 m dengan diameter 2,5 cm. Berentang dari sphincter pylorus ke katup ileocecal. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum) panjangnya 25 cm, usus kosong (jejunum) 1-2 m, dan usus penyerapan (ileum) 2-4 m (Brunner & Suddarth, 2001).

Gambar: Anatomi Usus Halus b. Usus Besar

Gambar: Usus besar Usus besar dimulai dari katup ileocecal ke anus dan rata-rata panjangnya 1,5 m dan lebarnya 5-6 cm.Usus besar terbagi kedalam cecum, colon, dan rectum. Vermiform appendix berada pada bagian distal dari cecum. Colon terbagi menjadi colon ascending, colon transversal, colon descending, dan bagian sigmoid. Bagian akhir dari usus besar adalah rectum dan anus. Sphincter internal dan eksternal pada anus berfungsi untuk mengontrol pembukaan anus. 2. Fisiologi Fungsi usus halus adalah : a. Sekresi mukus. Sel-sel goblet dan kelenjar mukosa duodenum akan mensekresi mukus guna melindungi mukosa usus.

b. Mensekresi enzim. Sel-sel mikrovilli (brush border cell) mensekresi sucrase, maltase, lactase dan enterokinase yang bekerja pada disakarida guna membentuk monosakarida yaitu peptidase yang bekerja pada polipeptida, dan enterokinase yang mengaktifkan trypsinogen dari pankreas. c. Mensekresi hormon. Sel-sel endokrin mensekresi cholecystokinin, secretin, dan enterogastrone yang mengontrol sekresi empedu, pancreatic juice, dan gastric juice d. Mencerna secara kimiawi. Enzim dari pankreas dan empedu dari hati masuk kedalam duodenum. e. Absorpsi. Nutrisi dan air akan bergerak dari lumen usus kedalam kapiler darah dan lacteal dari villi. f. Aktifitas motorik. Mencampur, kontraksi dan peristaltik. Gerakan mencampur disebabkan oleh kontraksi serabut otot sirkuler pada usus menyebabkan chyme kontak dengan villi untuk diabsorpsi (Brunner & Suddarth, 2001). Fungsi utama usus besar adalah : a. Sebagai aktifitas motorik. Gerakan mengayun dan peristaltic akan menggerakkan zat sisa menuju kebagian distal. b. Sekresi. Pada umumnya memproduksi mukus yang melindungi mukosas akan tidak mengalami injury, melunakkan feces yang memungkinkan bergerak dengan lancar kearah pelepasan dan menghambat pengaruh pembentukan keasaman oleh bakteri. c. Absorpsi air, garam, dan chlorida. Colon mempunyai kemampuan mengabsorpsi 90% air dan garam dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. d. d. Mensintesa vitamin. Bakteri pada usus halus akan mensintesa vitamin K, thiamin, riboflavin, vitamin B12, dan folic acid. e. Membentuk feses. Feses terdiri dari ¾ air dan ¼ massa padat.Massa padat termasuk sisa makanan dan sel yang mati.Pigmen empedu memberikan warna pada feses. Dan menstimulasi gerakan isi usus kearah pelepasan. f. Defekasi. Yaitu aktifitas mengeluarkan feces dari dalam tubuh keluar. Pada saat feses dan gas berada dalam rektum, tekanan dalam rektum meningkat, menyebabkan terjadinya reflex defekasi. ). G. Patofisiologi Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batukyang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi

kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren. H. Pathway

I. Penatalaksanaan Umum Penanganan hernia ada dua macam : 1. Konservatif a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong. b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali. c. Celana penyangga d. Istirahat baring e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit. f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala. 2. Pembedahan (Operatif) : a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang. b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong. c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal J. Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian meliputi : 1. Identitas ( Nama, Usia, Alamat, Agama, Pekerjaan, Pendidikan Dll). 2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri di daerah selangkangan atau kemaluan b. Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan ada benjolan di daerah selangkangan, sering kembung dan muntah , tidak nafsu makan apabila BAB atau mengejan timbul benjolan c. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit hernia 2 tahun yang lalu .apabila digunakan untuk mengangkat benda berat sering sakit di selangkangannya. d. Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan bahwa dahulu bapaknya pernah menderita hernia. 3. Pengkajian fisik ROS a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan, konjungtiva anemis. b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing, stridor. c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan. d. Sistem urogenital : ada ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pada skortum.tidak bisa mengeluarkan urin secara lancar , adanya disuria. e. Sistem muskuloskeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan karena adanya benjolan diselangkangan . f. Abdomen : Inspeksi : abdomen keras Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan Palpasi : ada benjolan Perkusi : hypertimpani 4. Pengkajian fungsional Gordon a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. b. Pola nutrisi dan metabolik Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis disebabkan Mual muntah . Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc c. Pola eliminasi BAK : adanya retensi urin / inkonteninsia urine BAB : adanya konstipasi d. Pola aktivitas dan latihan Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena ada salah satu ekstermitas yang mengalami gangguan untuk berjalan. e. Pola istirahat tidur Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di selangkangan f. Pola persepsi sensori dan kognitif Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat g. Pola hubungan dengan orang lain Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat ko ndisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat. h. Pola reproduksi / seksual

Pasien berjenis kelamin laki –laki dan scortumnya mengalami pembesaran sehingga mengalami kesulitan dalam hubungan seksualitas i. Pola persepsi diri dan konsep diri Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi j. Pola mekanisme koping Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari Allah SWT K. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.d diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi 2. Ketidakefektifan perfusi jaringan gastrointestinal b.d suplai darah menurun 3. Resiko infeksi b.d luka insisi post pembedahan 4. Resiko perdarahan b.d luka insisi post pembedahan 5. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit L. Rencana Keperawatan NO. 1.

Diagnosa Nyeri akut b.d diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi 

NOC Setelah melakukan asuhan 1. keperawatan selama 2x24 jam di harap nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri ( 2. tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk 3. mengurangi nyeri, mencari bantuan ) 4.  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri 5.  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 6. 7.

2.

8. Ketidak Setelah melakukan asuhan 1. efektifan perfusi keperawatan selama 2x24 jam

NIC Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitas Gunakan komunikasi traupetik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeriseperti suhu ruangan , pencahayaan dan kebisingan. Pilh dan lakukan penanganan nyeri ( farmakologi, non farmakologi dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Tingkatkan istirahat Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka

jaringan di harap perfusi jaringan gastrointestinal gastrointestinal normal dengan b.d suplai darah kriteria hasil: 2. menurun  Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang di harapkan 3.  Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan 4. intrakranial ( tidak lebih dari 15 mmHg ) 5. 3.

Resiko infeksi b.d luka insisi post pembedahan 

Setelah melakukan asuhan 1. keperawatan selama 2x24 jam di harap resiko infeksi hilang dengan kriteria hasil: 2. 3. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi  Menunjukkn kemampuan 4. untuk mencegah timbulnya infeksi 5.  Jumlah leukosit dalam batas normal 6.  Menunjukkan prilaku hidup 7. sehat

4.

Resiko perdarahan b.d luka insisi post pembedahan   

terhadap panas / dingin / tajam / tumpul Intruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi Gunakan sarung tangan ntuk proteksi Kolaborasi pemberian analgetik Monitor adanya tromboplebitis

Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan Tingkatkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection ( proteksi terhadap infeksi) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah Dorong istirahat Intruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep 8. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi 9. Ajarkan cara menghindari infeksi 10. Laporkan kecurigaan infeksi Setelah melakukan asuhan 1. Monitor ketat tanda-tanda keperawatan selama 2x24 jam pendarahan di harap perdarahan berhenti 2. Catat nilai Hb dan Ht sebelum dengan kriteria hasil: dan sesudah terjadinya Kehilangan darah yang terlihat pendarahan Tidak ada distensi abdominal 3. Pertahankan bet rest selama Hemoglobin dan hematroktrik pendarahan aktif 4. Anjurkan pasien untuk dalam batas normal meningkatkan intake makanan yang banyak mengandung vitamin K 5. Lakukan manual pressure (tekanan ) pada area pendarahan 6. Gunakan ice pack pada area

7.

8. 5.

Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit      

Setelah melakukan asuhan 1. keperawatan selama 2x24 jam di harap gangguan rasa nyaman 2. berkurang dengan kriteria hasil: Status lingkungan yang 3. nyaman Mengontrol nyeri 4. Kualitas tidur dan istirahat adekuat Respon terhadap pengobatan 5. Kontrol gejala Status kenyamanan meningkat

pendarahan Lakukan pressure dressing (perban yang menekan ) pada area yang luka Intruksikan pasien untuk membatasi aktifitas Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi Berikan obat analgesik

DAFTAR PUTAKA Black, J.M & Hawks J.H. 2009. Medical Surgical Nursing. Eighth Edition. Reproduction of thr lates American Edition. Giri Made Kusala, 2009. Kumpulan Penyakit Dalam. Jakarta : EGC Suratan dan Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Gatrointestinal. Jakarta: Trans Info Media http://qolby17.abatasa.co.id/post/detail/39953/apa-saja-faktor-risiko-penyakit-hernia http://nursetuhairiya.blogspot.com/2016/04/asuhan-keperawatan-hernia.html http:referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referathernia.html

More Documents from "khoirunnisa dwi indriyani"

Hernia.docx
December 2019 11
Belum Ada Judul.docx
December 2019 15
Bab Ix Muhammadiyah.docx
December 2019 22
Lembar Balik Gastritis.pptx
December 2019 12