TERBATAS
DINAS STAF LOGISTIK BAB – I PENDAHULUAN
1.
Umum.
a.
Berhasil atau tidaknya suatu operasi militer banyak dipengaruhi oleh
kualitas bantuan logistik yang tersedia dan yang dapat diperoleh tepat pada waktunya.
Dalam banyak hal faktor ini dapat menentukan tentang bagaimana
suatu operasi harus dilaksanakan.
Dalam perang modern sekarang ini,
mobilitas pasukan sangat tinggi, maka persoalan logistik menjadi kompleks dan rumit, sehingga memerlukan perencanaan yang teliti dan pelaksanaannya yang cepat dan tepat waktunya.
Oleh karena itu seorang Perwira Staf Logistik harus
selalu membuat perencanaan dan saran yang diperlukan oleh seorang Komandan dalam melaksanakan suatu operasi taktis.
b.
Kegiatan Staf yang berimplikasi logistik adalah kegiatan pengangkutan,
pembekalan,
pemeliharaan,
bantuan
tembakan,
barier
dan
rintangan,
perlindungan taktis dan tipuan, pemindahan pasukan, latihan, pemeliharaan dan penggantian.
c.
Komandan dan Perwira Staf harus meyakini bahwa dukungan logistik
dalam operasi yang sedang berjalan dan direncanakan harus mendapatkan perhatian penuh dan berlanjut.
2.
Maksud dan Tujuan.
a.
Maksud.
Naskah ini dimaksudkan memberikan penjelasan secara rinci
tentang Dinas Staf Logistik.
b.
Tujuan.
Untuk dijadikan pedoman Dosen dan Perwira Siswa dalam
proses belajar mengajar di Pendidikan Reguler Seskoad. TERBATAS
2 KLASIFIKASI 3.
Ruang Lingkup dan Tata Urut.
Ruang lingkup pembahasan Dinas Staf
Logistik meliputi Fungsi Staf Logistik, Perkiraan Logistik dan Pembuatan Perkiraan Logistik, lampiran Banmin dan Oleat Banmin yang disusun dalam tata urut sebagai berikut :
4.
a.
Pendahuluan.
b.
Fungsi Staf Logistik.
c.
Perkiraan Logistik.
d.
Lampiran Banmin dan Oleat Banmin.
e.
Evaluasi Akhir Pelajaran.
f.
Penutup.
Dasar. a.
Bujuk Induk Komando dan Pengendalian NS 61–110 tanggal 23 Mei
1980. b.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/314/V/1987 tanggal 23 Mei 1987,
tentang Bujuklap Dinas Staf Umum. c.
Keputusan Kasad Nomor Kep/18/XII/2001 tanggal 15 Desember 2001
tentang Pengesahan Berlakunya Doktrin TNI AD “Kartika Eka Paksi”. d.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/309/IX/2002 tanggal 12 September
2002 tentang Bujukin Operasi. e.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/56/III/2004 tanggal 9 Maret 2004
tentang Bujukin Logistik
5.
Pengertian.
a.
Angkutan.
Segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang meliputi
pemindahan pasukan dan atau materiil dengan menggunakan sarana fasilitas angkutan dan tenaga yang ada.
b.
Konstruksi.
Segala
usaha,
pekerjaan
dan
kegiatan
untuk
menyelenggarakan fungsi konstruksi guna memperlancar jalannya suatu operasi pasukan.
3 KLASIFIKASI c.
Perbekalan.
Segala usaha pekerjaan dan kegiatan meliputi penentuan
kebutuhan, pengadaan, distribusi barang yang diperlukan untuk pasukan menurut sistem distribusi yang telah ditentukan.
d.
Pengungsian dan Perawatan Kesehatan.
Segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan yang meliputi perawatan kesehatan dan evakuasi.
e.
Pemeliharaan.
Segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan
untuk memperpanjang usia pakai serta menjaga agar setiap saat alpal selalu siap pakai atau memulihkan kembali kondisi alpal agar dapat digunakan kembali. BAB – II FUNGSI STAF LOGISTIK
6.
Umum.
Berhasil atau tidaknya suatu operasi militer banyak dipengaruhi oleh
kualitas bantuan logistik yang tersedia dan yang dapat diperoleh tepat pada waktunya. Dalam banyak hal faktor ini menentukan bagaimana suatu operasi harus dilaksanakan. Dalam perang modern saat ini mobilitas pasukan sangat tinggi sehingga persoalan logistik menjadi kompleks dan rumit, sehingga memerlukan perencanaan yang teliti dan pelaksanaan yang tepat pada waktunya lengkap dan benar.
7.
Fungsi Staf Logistik.
Fungsi dan prosedur staf logistik dalam komando taktis
berorientasi pada pasukan yang dibantu, yaitu menetapkan kebutuhan bantuan dan prioritas serta alokasi. Fungsi dan prosedur staf logistik pada semua tingkat komando biasanya meliputi bidang fungsional yang sama.
Tetapi walaupun demikian, satuan
tingkat Kodam dan Brigade akan lebih banyak terlibat dalam kegiatan logistik dari satuan tingkat Divisi. Biasanya kegiatan staf dibidang perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan ditingkat Brigade dan Kodam lebih meningkat baik dalam ruang lingkup maupun dalam jumlah.
Fungsi Staf Logistik mempunyai fungsi utama yang
meliputi :
a.
Pembekalan.
Perwira Logistik menimbang sesuai dengan pengalaman
permintaan yang masuk, laporan status perbekalan yang ada ditangan sipemakai serta operasi yang sedang berjalan dan direncanakan, menentukan akan kebutuhan untuk operasi sekarang dan yang akan datang.
Perwira Staf
4 KLASIFIKASI lain dan Komandan merupakan sumber keterangan dan kebutuhan.
Perwira
Logistik menyelenggarakan prosedur sehingga dapat memelihara keterangan secara terus menerus tentang perubahan penting terhadap status yang berlaku. Dalam melakukan koordinasi dengan Perwira Staf lain, ia menentukan kebutuhan bagi operasi yang akan datang.
Perwira Logistik
menjamin
pertimbangan tentang kebutuhan perbekalan didalam perencanaan operasi dan pemberian keterangan bagi operasi yang akan datang kepada Perwira Staf lainnya.
1)
Pengadaan.
Logistik
Dalam menentukan cara
mempertimbangkan
saran
Perwira
pengadaan, Perwira Staf
lain.
Jika
ia
mempertimbangkan akan melakukan pengadaan setempat, maka ia meminta saran dari Aster atau Komando Kewilayahan.
2)
Penggudangan dan distribusi.
Penggudangan dan distribusi
perbekalan yang sempurna membutuhkan pertimbangan tentang keadaan medan operasi, keterangan yang mutakhir (up to date) tentang keadaan kawan dan musuh, pengetahuan tentang rencana yang akan datang serta catatan yang teliti tentang perbekalan yang dimiliki.
Perwira Logisitik
harus menjamin bahwa rencana bantuan logistik sesuai dengan pertimbangan tersebut di atas. Perwira Logistik harus memberikan saran tentang penggunaan sistem distribusi satuan atau distribusi titik bekal, jadwal waktu distribusi satuan, alat angkutan untuk melaksanakan distribusi dan rute yang akan digunakan untuk menjamin bahwa satuan memperoleh perbekalan yang memadai.
3)
Alokasi, prioritas, daya muat dan jatah bekal sedia. a)
Meskipun penentuan alokasi, prioritas, daya muat dan jatah
bekal sedia yang diperlukan mungkin merupakan hal yang utama bagi anggota staf lainnya, Perwira Logistik menyampaikan saran dari hasil pertimbangannya mengenai aspek logistik. Kemampuan pemeliharaan
dari
satuan
harus
dipertimbangkan
dalam
menentukan alokasi dan prioritas untuk pengiriman perlengkapan, pertimbangan yang berhubungan dengan daya muat, harus
5 KLASIFIKASI disesuaikan dengan kemampuan angkut satuan dan kemampuan pembekalan dan pembekalan ulang dari satuan Log/Banmin.
b)
Jumlah perbekalan yang tersedia dan kemampuan angkut
serta kemampuan penyaluran perbekalan berpengaruh langsung terhadap jatah bekal sedia.
Perwira Logistik memberikan
keterangan yang definitive pada perwira operasi tentang faktor tersebut untuk menjamin pertimbangan yang sehat didalam penentuan jatah bekal sedia.
c)
Apabila Perwira Operasi telah menentukan prioritas, daya
muat dan jatah bekal sedia, Perwira Logistik bertanggung jawab atas pengawasan kegiatan pembekalan yang diperlukan.
b.
Pemeliharaan.
Perwira
Logistik
melakukan
kegiatan
untuk
memperpanjang usia pakai serta menjaga agar setiap saat alpal yang ada selalu siap pakai atau mengusahakan untuk memulihkan kembali kondisi materiil agar dapat digunakan kembali.
Perwira Logistik mempunyai tanggung jawab dalam
koordinasi staf untuk pemeliharaan organik, bantuan langsung dan bantuan umum, termasuk program bantuan pemeliharaan serta pemberian bantuan secukupnya bagi pemeliharaan lapangan di luar kemampuan satuan organik.
1)
Menentukan
jenis
dan
jumlah
satuan
pemeliharaan
yang
dibutuhkan dan meneliti kembali kedudukan satuan untuk menjamin bahwa pembagian kemampuan bantuan pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan operasional dan rencana perlindungan daerah belakang.
2)
Menyarankan kebijaksanaan pengambilan dan penyingkiran serta
perbaikan.
3)
Menetapkan jadwal waktu inspeksi.
4)
Menyelenggarakan inspeksi dan kunjungan staf, meminta laporan
status pemeliharaan dan memelihara catatan status pemeliharaan sesuai kebijaksanaan.
6 KLASIFIKASI 5)
Memberikan penilaian tentang kondisi pemeliharaan sebagai aspek
kesiapan material dan apabila perlu dilengkapi perkiraan tentang pengaruhnya terhadap jalannya operasi dan mengajukan saran-saran untuk perbaikan dan pemantapan kondisi yang ada.
6)
Tugas Perwira Logistik.
Dalam hal ini Perwira Logistik
mempunyai tugas memonitor latihan pemeliharaan dalam lingkungan Komandonya untuk menjamin bahwa hal itu dapat membantu semua kebutuhan komando.
Ia memberikan saran tentang rencana latihan,
standar peragaan, kebijaksanaan, program, alokasi waktu, dan jatah sekolah. Sebagai hasil dari kunjungan staf dan inspeksi, Perwira logistik memberikan
saran
tentang
semua
kebutuhan
perubahan
semua
kebutuhan perubahan dan kebijaksanaan di bidang latihan pemeliharaan.
7)
Anggota Staf.
Para anggota staf lain bertugas memberikan saran
dan membantu program pemeliharaan dengan melakukan peninjauan operasi pemeliharaan selama kunjungan staf, dengan sarannya kepada Perwira Logistik pemeliharaan
tentang
kemungkinan
dibutuhkannya
khusus untuk operasi yang akan
bantuan
datang,
dengan
memberikan pertimbangan tentang pengaruh operasi dan perintah yang akan dimasukkan sebagai bagian dari program pemeliharaan.
c.
Pengungsian dan Perawatan Rumah Sakit.
Meskipun Perwira
Personel mempunyai tanggung jawab koordinasi staf untuk fungsi pelayanan kesehatan, akan tetapi Perwira Logistik juga berkepentingan didalam kegiatan integral untuk pelayanan kesehatan maupun bantuan pelayanan kesehatan.
1)
Tanggung jawab Perwira Logistik.
Perwira Logistik meninjau
rencana untuk pembekalan kesehatan dan pemeliharaan agar dapat menjamin
adanya
pengintegrasian
rencana
dengan
keseluruhan
pembekalan dan operasi pemeliharaan bila dibutuhkan, dalam rencana pelayanan kesehatan tersebut telah menggambarkan/pengalokasiannya sesuai prioritas yang telah disetujui oleh Komandan.
Ia juga meninjau
kembali pelayanan kesehatan sebagai arahan pertimbangan logistik. Sesuai dengan kebutuhan ia memberikan petunjuk
dan
koordinasi
7 KLASIFIKASI dengan
Perwira
Kesehatan,
Perwira
kebutuhan pertimbangan logistik.
Personel,
sesuai dengan
Keterlibatannya
didalam hal ini
terutama dibidang :
a)
Pemberian bantuan logistik kepada rencana pelayanan
kesehatan. b)
Koordinasi tentang kedudukan yang diusulkan dari satuan
dan instansi kesehatan dengan kedudukan satuan logistik. c)
Koordinasi antara rencana pengungsian kesehatan dengan
rencana pengangkutan, terutama tentang penggunaan jalan raya, jalan kereta api dan penggunaan alat pengangkutan, termasuk gerakan mundur dalam pengungsian kesehatan. d)
Pemberian
tambahan
angkutan
bagi
pengungsian
kesehatan harus memungkinkan dan sejalan dengan kebutuhan pengangkutan yang lainnya.
2)
Saran dan Pertimbangan Perwira Logistik.
Perwira Logistik
memberikan saran dan pertimbangan yang berhubungan dengan bidang logistik dari kebijaksanaan pengungsian Komando.
Ruang lingkup
utama yang menjadi perhatian, adalah pengaruh terhadap kebutuhan pengangkutan untuk pengungsian dan kebutuhan untuk bantuan logistik, instalasi kesehatan dan orang sakit, apabila orang sakit tersebut tidak diungsikan.
d.
Angkutan.
Yang dimaksud Perwira Logistik didalam pasal ini adalah
Asisten Logistik, atau Perwira Angkutan, tergantung pada tingkat Komando yang bersangkutan, adapun tanggung jawab Perwira Logistik.
1)
Perwira logistik bertanggung jawab untuk menentukan kebutuhan
menyeluruh dari Komando tentang angkutan, baik untuk sekarang dan yang akan datang, bagi kelancaran gerakan satuan dan perbekalan, baik anggota staf ataupun satuan itu sendiri mengajukan kebutuhan untuk gerakan satuan.
8 KLASIFIKASI 2)
Perwira
Logistik
bertanggung
jawab
mengkoordinasikan
penggunaan semua jenis pengangkutan untuk menjamin penggunaan secara maksimum kemampuan angkut yang ada sesuai situasi taktis. Apabila kebutuhan angkutan lebih, ia memperoleh dari pengalokasian dan prioritas, yang kemudian diberikannya kepada unsur bersangkutan yang beroperasi.
e.
Konstruksi.
Yang dimaksud Perwira Logistik dalam pasal ini adalah
Aslog atau Perwira Konstruksi tergantung pada tingkat Komando yang bersangkutan, adapun tanggung jawab Perwira Logistik.
1)
Perwira Logistik menyarankan kebijaksanaan yang berhubungan
dengan prioritas bangunan dan alokasi peralatan dan personel, termasuk personel sipil yang tersedia bagi fungsi bantuan logistik.
Dalam batas
kebijaksanaan Komando, ia menentukan prioritas dan alokasi peralatan dan bantuan personel untuk pembangunan fasilitas dan instalasi.
2)
Perwira Logistik menyarankan kebijaksanaan Komando dan
melaksanakan pengawasan staf yang dikoordinasikan terhadap kegiatan pemeliharaan dan perbaikan, pemberian dan penggunaan fasilitas dan instalasi serta pemilihan, alokasi, administrasi, disposisi dan koordinasi terpusat terhadap izin perumahan serta menentukan prioritas serta alokasi, setelah mengadakan koordinasi secukupnya dengan unsur staf yang bersangkutan.
3)
Perwira Logistik menyarankan kebijaksanaan yang berhubungan
dengan tanggung jawab terhadap pemilikan dan keuangan.
Ia
menyarankan tidak atau disetujuinya laporan kwartal tentang kerugian dan laporan penelitian.
Ia menyarankan tentang cara pembekalan,
penyelenggaraan inspeksi dan memberi saran tentang status dan prosedur pembayaran.
f.
Kegiatan yang Lainnya.
Kegiatan ini bukan merupakan kegiatan
fungsi organik staf logistik, tetapi kegiatan ini akan dapat berpengaruh terhadap kelancaran dan keamanan dalam penyaluran/distribusi logistik.
9 KLASIFIKASI 1)
Batas Belakang.
a)
Setelah koordinasi Staf Komando atau Satuan Log/Banmin,
Perwira logistik memberikan saran kepada Perwira Operasi tentang letak batas belakang, untuk menjamin pertimbangan daerah yang baik bagi penempatan instansi bantuan logistik.
b)
Dalam komando taktis Aslog meninjau kembali kedudukan
batas belakang yang disarankan oleh satuan bawahan untuk menjamin adanya ruang yang cukup bagi operasi Banmin.
Ia
membuat saran tentang batas ini kepada Pa Operasi.
2)
Daerah Pembekalan dan Penempatan Satuan.
menyarankan
penentuan
daerah
pembekalan,
Perwira Logistik
meninjau
kembali
kedudukan umum satuan Log/Banmin yang memberikan bantuan logistik, untuk menjamin disposisi satuan yang baik dan mengetahui waktu gerakan satuan.
Koordinasi dilakukan dengan Komandan Komando
atau satuan Log/Banmin dan perwira staf lainnya yang kegiatannya terlibat.
3)
Route Perbekalan.
Perwira Logistik pada Satuan Log/Banmin
bertanggung jawab untuk memilih route perbekalan utama.
Biasanya,
perwira angkutan, Polisi Militer, Zeni dan Komando Log/Banmin berkoordinasi dengan perwira operasi menyarankan route perbekalan.
4)
Keamanan Daerah Belakang.
Perwira logistik mengajukan saran
kepada perwira operasi tentang tindakan pengamanan yang cukup dan pengarahan pasukan Log/Banmin untuk memberikan bantuan logistik di dalam rencana keamanan daerah belakang yang diintegrasikan.
5)
Pengendalian Kerusakan Daerah.
Pada komando taktis perwira
logistik mensinkronisasikan kegiatan pengendalian kerusakan daerah dengan kegiatan bantuan logistik.
Pada Komando Log/Banmin, perwira
logistik mengajukan saran pada Perwira Intelijen, Operasi dan Teritorial.
10 KLASIFIKASI 6).
Bantuan kepada Tawanan Perang dan Tahanan Sipil.
dengan
Asintel,
Aster
dan
Polisi
Militer,
Perwira
Bersama Logistik
mempertimbangkan kebutuhan tawanan perang dan tahanan sipil yang ada di Komandonya, termasuk mereka yang diperlukan bagi keperluan operasi yang akan datang.
8.
Pencatatan dan Laporan.
a.
Pencatatan.
Pencatatan merupakan suatu alat
Logistik dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas.
kendali Perwira
Pencatatan mencakup
tentang perencanaan, pengkoordinasian, pengawasan, pengendalian.
1)
Jurnal.
Semua peristiwa harian mengenai logistik dicatat untuk
membantu mengingat hal yang perlu penyelesaian cepat dan untuk bahan laporan harian.
2)
Buku Kerja.
Buku kerja logistik akan membantu dalam penyiapan
laporan logistik berkala.
3)
Peta Situasi.
Peta situasi logistik menunjukkan pembagian satuan
dan fasilitas Log/Banmin baik organik maupun bantuan langsung ; route perbekalan, kedudukan yang diusulkan ; daerah pelayanan komando satuan bawahan/atas.
Markas Komando Atasan dan bawahan dari
Komando atau Satuan Log/Banmin apabila diorganisasikan.
4)
File.
Jumlah file yang diperlukan tergantung dari tingkat
Komando. Biasanya semua tingkat Komando, memelihara file harian dan file informasi.
a)
File harian berisi baik asli atau salinan semua perintah dan
dokumen dalam journal logistik. b)
File informasi adalah file yang berindex dan berreferensi
tentang keterangan yang mungkin bernilai pada waktu yang akan datang.
11 KLASIFIKASI b.
Laporan.
Semua laporan logistik berhubungan dengan kesiapan
materiil dan sifatnya teknis.
Laporan berisi
keterangan
tentang jumlah
perbekalan yang ada di tangan, dispensasi, dan yang dibutuhkan ; dan lain-lain sarana statistik penilaian. Laporan dibuat untuk memenuhi kebutuhan minimum bagi pelaksanaan pengawasan staf terhadap bantuan logistik dan untuk penyiapan kebutuhan laporan yang lain.
1)
Laporan Logistik Berkala.
Brigade dan satuan tingkat lebih atau
yang mempunyai skala yang berisi intisari operasi bantuan logistik untuk jangka waktu tertentu.
Laporan
kekacauan,
dan kecenderungan dalam operasi logistik.
kelemahan
digunakan
untuk
menemukan
Juga laporan logistik berkala berupa dokumen historis utama dan sebagai alat pengembangan bantuan logistik dalam perencanaan operasi berikutnya.
2)
Pertimbangan Organisasi.
Aslog bertanggung jawab melengkapi
keperluan staf perencanaan dan pengawasan staf koordinasi terhadap bantuan logistik, Satuan Log/Banmin adalah pelaksanaan operasi logistik.
9.
Koordinasi dan Pengawasan.
Koordinasi dan pengawasan merupakan faktor
penting dalam perencanaan, penyiapan serta distribusi logistik.
Hal ini dikarenakan
permasalahan yang dihadapi cukup rumit dan harus teliti, karena dalam distribusi logistik ini harus memenuhi tepat waktu, jenis, jumlah dan sasaran untuk pasukan yang dibantu.
a.
Koordinasi. 1)
Bantuan logistik merupakan bagian dari keseluruhan operasi dan
selalu dicantumkan dalam cheklist kegiatan setiap Komandan dan Perwira Staf lainnya sering melakukan koordinasi dengan Perwira Logistik untuk memperoleh informasi yang terakhir tentang keadaan perbekalan, pemeliharaan dan pelayanan.
2)
Operasi logistik membutuhkan penggunaan kemampuan komando
seperti yang dibutuhkan oleh operasi lain.
Perwira Logistik melakukan
12 KLASIFIKASI koordinasi dengan Perwira Staf lainnya untuk menjamin agar prioritas dan alokasi usaha diberikan kepada pemenuhan operasi bantuan logistik.
3)
Penentuan alokasi dan prioritas merupakan kebutuhan harian
dalam operasi bantuan logistik.
Walaupun Perwira Logistik biasanya
menentukan kebutuhan untuk menetapkan prioritas dan alokasi, dia juga mengadakan koordinasi dengan Perwira Staf lain yang bersangkutan (minimal) dengan Pa Operasi untuk memperoleh alokasi dan prioritas yang digunakan.
b.
Pengawasan.
Perwira logistik mengadakan pengawasan terhadap
Perwira pembekalan, peralatan, angkutan dan konstruksi, agar operasi bantuan logistik berjalan sebagaimana yang telah ditentukan oleh Komandan Taktis.
Ia
bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan distribusi, pengamanan perbekalan dan alat peralatan yang berada dibawah pengawasan Komando.
10.
Prosedur Operasi Tetap.
Prosedur Operasi Tetap merupakan ketentuan
yang harus dianut pada saat tidak terdapat instruksi khusus dengan tujuan :
a.
Untuk menyederhanakan persiapan dan pengiriman perintah-perintah
operasi. b.
Untuk menyederhanakan, menyempurnakan dan memudahkan latihan
pasukan. c.
Untuk mempertinggi saling pengertian timbal balik dan kerjasama antara
komandan, staf dan pasukan. d.
Untuk mempermudah dan mempercepat jalannya operasi-operasi taktis
dan administrasi, serta untuk menghindari dan mengurangi kebingungan atau kesalahan. e.
Tanggung jawab Perwira Logistik.
Menyiapkan bagiannya didalam
Protap Staf dan bagian bantuan logistik pada Protap Satuan.
Juga didalam
komando taktis Perwira Logistik menyiapkan lampiran pengendalian kerusakan daerah pada Protap Komandan atau Protap tentang pengendalian kerusakan daerah dan Kamrahkang apabila hal tersebut ditentukan.
13 KLASIFIKASI 11.
Perencanaan dan Persiapan Pengeluaran Prinmin.
Perwira Logistik
bertanggung jawab mempersiapkan perencanaan bantuan logistik dan perintah administrasi dari komando.
a.
Untuk menyelenggarakan perencanaan bantuan logistik komandan
membuat perkiraan yang secara sistematis dan logis meneliti pengaruh bantuan logistik terhadap jalannya operasi Perkiraan ini merupakan dasar bagi pemberian keterangan yang berguna bagi rencana bantuan administrasi.
b.
Pada tingkat Brigade perkiraan biasanya merupakan suatu proses yang
menganalisis secara berlanjut tentang keterangan bantuan logistik serta pertimbangan pengaruhnya terhadap pelaksanaan tugas pokok taktis.
Pada
operasi yang lebih kompleks biasanya dibutuhkan perkiraan yang lebih terperinci dan tertulis.
Pada tingkat Divisi dan Kodam yang berdiri sendiri, ruang lingkup
operasi bantuan logistik begitu terperinci sehingga satu kesimpulan tentang dapat atau tidaknya dilaksanakan bantuan logistik pada suatu operasi.
c.
Asisten Logistik bertanggung jawab menyiapkan rencana bantuan logistik
serta bagian logistik dari perintah administrasi/logistik dan Perintah Operasi.
Ia
memberikan petunjuk kepada pada perwira staf khusus, mengkoordinasikan rencana dan mengesahkan lampiran yang menjadi tanggung jawab pada perwira staf yang dibawah koordinasinya.
d.
Asisten Logistik bertanggung jawab untuk menyusun mengesahkan dan
membagikan perintah administrasi/logistik. melengkapi pengisian pasal–5 dan 6.
Sekalipun demikian Aspers
Disamping itu Aspers dapat melengkapi
pasal 3, 4 dan 7.
12.
Evaluasi.
a.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Fungsi Staf Logistik pada Markas
Komando Lapangan b.
Kegiatan apa saja yang menjadi lingkup fungsi utama logistik.
c.
Apa yang menjadi pertimbangan dalam penyiapan penggudangan dan
distribusi bekal, jelaskan.
14 KLASIFIKASI d.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Perbekalan TNI AD.
e.
Apa
saja
yang menjadi tanggung jawab
Perwira
Logistik
yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, jelaskan. f.
Jelaskan manfaat dan kegunaan pemeliharaan satuan.
g.
Dalam hal apa saja Perwira Logistik memberi petunjuk dan koodinasi
dengan Perwira Kesehatan dan Perwira Personel, jelaskan. BAB – III PERKIRAAN LOGISTIK
13.
Umum.
Perkiraan adalah suatu penelitian yang logis dan teratur serta terus
menerus tentang semua faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Tupok, untuk sampai kepada suatu keputusan yang sehat, jumlah dan sifat keterangan yang harus dipertimbangkan dalam perkiraan akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat dan jenis komando, fungsi badan yang membuat dan keadaan lain.
Setiap perubahan keadaan,
mengakibatkan perkiraan yang telah dibuat harus ditinjau kembali dan cara bertindak yang sudah dipilih harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baru. Perkiraan ditulis secara lengkap dengan menggunakan bentuk tertentu, terutama digunakan pada komando tingkat atas.
14.
Pengertian Perkiraan Logistik.
Perkiraan suatu telaahan tentang pengaruh
faktor logistik terhadap pelaksanaan tugas pokok atau terhadap cara bertindak yang direncanakan dan pengaruh operasi yang akan dilaksanakan terhadap logistik. Perkiraan ini berupa suatu analisa yang memberikan suatu cara penyelesaian yang disarankan mengenai tugas yang termasuk dalam bidang pengawasan Perwira staf Logistik.
15.
Tujuan Pembuatan Perkiraan Logistik. a.
Memberikan suatu ikhtisar aspek yang penting dari keadaan, dengan
demikian akan membantu komandan dalam mengambil keputusan yang sehat. b.
Menilai dan menentukan cara yang terbaik untuk dapat menggunakan
sarana yang tersedia guna mendukung Cara Bertindak dikembangkan.
yang sedang
15 KLASIFIKASI 16.
Format Perkiraan Logistik. KLASIFIKASI Seksi dan Markas yang mengeluarkan. Tempat. Tanggal Waktu.
PERKIRAAN LOGISTIK No … Penujukan : Peta
:+++
Kedar
:+++
Tahun
:+++
Lembaran : + + +
1.
TUGAS POKOK (SI–A–BI–DI–ME) (Tugas pokok yang dinyatakan kembali)
2.
KEADAAN DAN PERTIMBANGAN. a.
Keadaan Intelijen. 1)
Ciri daerah operasi. +++++++
2)
Kekuatan dan disposisi musuh. +++++++
3)
Kemampuan musuh. +++++++
b.
Keadaan Taktis. 1)
Disposisi sekarang. +++++++
2)
Kemungkinan CB. +++++++
3)
Operasi yang direncanakan. +++++++
c.
Keadaan Personel. 1)
Disposisi instalasi administrasi selain logistik. +++++++
16 KLASIFIKASI 2)
Kekuatan yang harus dibantu +++++++
3)
Persoalan personel yang diperkirakan akan timbul yang dapat
mempengaruhi bidang logistik dalam membantu operasi. +++++++
d.
Keadaan Teritorial. 1)
Disposisi sekarang satuan dan instansi teritorial. +++++++
2)
Persoalan teritorial yang diperkirakan akan timbul yang dapat
mempengaruhi bidang logistik dalam membantu operasi. +++++++
e.
Keadaan Logistik. 1)
Materiil dan pelayanan. a)
Perbekalan. +++++++
b)
Angkutan. +++++++
c)
Pelayanan +++++++
2)
Evakuasi dan hospitalisasi. +++++++
3)
Lain-lain +++++++
f.
Faktor Khusus. +++++++
g.
Praanggapan. +++++++
17 KLASIFIKASI 3.
ANALISA. a.
Materi dan Pelayanan. 1)
Perbekalan. +++++++
2)
Angkutan. +++++++
3)
Pelayanan. +++++++
b.
Evakuasi dan Hospitalisasi. +++++++
c.
Lain-lain. +++++++
4.
PERBANDINGAN. a.
Persoalan Logistik. +++++++
b.
Perbandingan CB. +++++++
5.
KESIMPULAN. a.
Nyatakan apakah tugas pokok yang dicantumkan dalam pasal–1 dapat
dibantu dari segi logistik. b.
Nyatakan cara bertindak yang mana yang paling baik dapat dibantu dari
segi logistik. c.
Pembatasan dan Saran.
( Nyatakan pembatasan yang terdapat dalam
bidang logistik untuk cara bertindak I dan II yang belum dicantumkan dalam sub pasal diatas (sub pasal–5b) dan sarankan persoalan logistik utama dan penonjolan yang membatasi untuk menjadi perhatian komandan). KASI – 4/LOG
Lampiran : Distribusi :
NAMA PANGKAT KORPS NRP
18 KLASIFIKASI 17.
Penjelasan Format Perkiraan Logistik. KLASIFIKASI SEKSI–4/LOG BRIGIF 78 UJUNG LAMURU (+++) 032000 JULI 19 …
PERKIRAAN LOGISTIK No. 05 Penunjukkan :
1.
Peta
: NUSA TIMUR
Kedar
: 1 : 50.000
Tahun
: 1943
Lembaran
: NO 44/XLI-A, B, C, D (TAMBUO)
TUGAS POKOK. (Tugas pokok yang dinyatakan kembali)
2.
KEADAAN DAN PERTIMBANGAN. a.
b.
c.
Keadaan Intelijen. 1)
Ciri daerah operasi.
2)
Kekuatan dan disposisi musuh.
3)
Kemampuan musuh.
Keadaan Taktis. 1)
Disposisi sekarang.
2)
Kemungkinan CB.
3)
Operasi yang direncanakan.
Keadaan Personel. 1)
Disposisi instalasi administrasi selain logistik.
2)
Kekuatan yang harus dibantu
3)
Persoalan personel yang diperkirakan akan timbul yang dapat
mempengaruhi bidang logistik dalam membantu operasi.
d.
Keadaan Teritorial. 1)
Disposisi sekarang dari satuan dan instalasi territorial.
19 KLASIFIKASI 2)
Persoalan territorial yang diperkirakan akan timbul yang dapat
mempengaruhi bidang logistic dalam membantu operasi.
e.
Keadaan Logistik. 1)
Materiil dan pelayanan. a)
Perbekalan. (1)
Bekal Kelas I. ( Makanan ) (a)
(b)
Tersedia 10 HB dengan perincian sebagai berikut : -
1 HB di BRIGIF.
-
2 HB di titik bekal KODAM.
-
6 HB depot umum/gudang.
Ransum Tempur didukung 2 HB dengan index sebagai
berikut :
(c)
-
T2 ABC
= 700 Unit.
-
T2 FD
= 700 Unit.
-
TB1
= 835 Unit.
-
FD-3
= 679 Unit.
Mobilitas dapur lapangan sama atau mendahului pada
mobilitas satuan yang dibantu. (d)
Pasukan menerima makanan panas paling sedikit 1 kali
dalam sehari.
(2)
Bekal Kelas II ( Kaporsatlap ) (a)
“Spare parts” kendaraan ¾ dan 2½ ton tersedia paling
lambat pada 040800 JULI. (b)
Kekurangan SMR pada YONIF–403 sebanyak 10%.
(c)
Kekurangan kendaraan. (i)
BRIGIF–11/ANOA (tidak termasuk YONIF) 15%
kendaraan truk 2½ ton, 11% kendaraan truk ¾ ton. (ii) ton
YONIF-403 20% 2½ ton, 15% kendaraan truk ¾
20 KLASIFIKASI (d)
Penggantian atau penambahan perlengkapan organik
YONIF tidak tersedia di KODAM.
(3)
Bekal Kelas III. ( BMP ) a)
Menyiapkan
sarana
dan
prasarana,
tempat
penimbunan di KV . . . . . . . . b)
Didukung sesuai Ranjen Operasi untuk kebutuhan
sebagai berikut : kendaraan angkut personel, angkut logistik, truck penarik meriam, Ranpur Tank, Alberzi dan kendaraan evakuasi.
(4)
Bekal Kelas IV ( Alsatri / ATK ) a)
Menyiapkan ruang penerimaan dan ruang penimbunan
sesuai dengan jenis dan volume bekal yang akan ditimbun. b)
(5)
Kebutuhan satuan terdukung 100 %
Bekal Kelas V ( Munisi / Bahan Peledak ) (a)
Bekal pokok munisi lengkap, kecuali untuk Artileri 80%
dan senjata ringan sebanyak 70% akan dilengkapi sebelum 042000 JUL 19.. (b)
Jatah bekal sedia peluru ledak cepat untuk ME 76 MM
115 butir dan MORBE 50 butir.
b)
Angkutan. (1)
15 truk 2½ ton untuk memindahkan MA BRIG dan PASBRIG
selama malam 04–05 JULI. (2)
10 truk 2½ ton untuk membantu pelayanan pembekalan
BRIG guna mengangkut bekal pokok operasi. (3)
1 Ton dari KI ANGMOR–A/701 akan datang pada 042000
JULI. (4)
Tidak ada satuan angkutan KODAM yang tersedia untuk di
BP kan pada BRIGIF–11/ANOA, kecuali selama memindahkan SATBRIG ke daerah operasi. (5)
Kemampuan angkutan kendaraan truk 2½ ton melalui jalan
raya 2 RU dan lintas medan 1 RU setiap truk.
21 KLASIFIKASI c)
Pelayanan (1)
Tenaga montir kendaraan dan radio tersedia 70% dan 60%.
(2)
KODAM
menyelenggarakan
pelayanan
daerah
selama
BRIGIF–11/ANOA melaksanakan operasi.
2)
(3)
Titik bekal KODAM berada di KV. . . . dan KV . . . . . .
(4)
Distribusi satuan untuk bekal kelas–I, II, IV.
(5)
Distribusi titik bekal atau satuan untuk bekal kelas–III.
(6)
Distribusi titik bekal untuk bekal–V.
Evakuasi dan Hospitalisasi. a)
Evakuasi. (1)
Evakuasi korban tempur dari titik kumpul korban di daerah
pertempuran sampai ke rumkit rujukan/komparteman maupun pusat sesuai ketentuan serta perawatan korban/penderita di lapangan.
b)
(2)
KODAM menyelenggarakan pengungsian lewat darat,
(3)
Pengungsian lewat udara diselenggarakan sesudah 5 JULI.
Hospitalisasi. (1)
RUMKITLAP KODAM ditempatkan di daerah BRIGIF mulai
041800 JUL.
3)
(2)
Kemampuan PATOBRIG 180 orang.
(3)
Keadaan tersebut di atas adalah untuk operasi non nuklir.
Lain – lain. a)
Tambahan tenaga masyarakat / Wanra dalam penyiapan bahan
makan pasukan, dalsakrah dan pengemudi.
f.
b)
Perlunya tambahan kendaraan dan obat – obatan.
c)
RPU menggunakan jalan yang menghubungkan . . . . .
Faktor Khusus.
Kendaraan ambulan yang tersedia prioritas untuk
mengevakuasi korban luka tempur.
g.
Praanggapan.
Logisik satuan selama operasi terpenuhi sesuai rencana
dan terdukung dengan lancar dari Komando Atas.
22 KLASIFIKASI 3
ANALISA. a.
Materiil dan Pelayanan. 1)
Perbekalan. a)
Bekal Kelas I yang tersedia 3 HB di BRIGIF, 4 HB di
Kompartemen Strategis dan 6 HB di Depo Logistik / Gudang di hadapkan pada kebutuhan prajurit selama operasi dapat terpenuhi baik CB-1 atau CB-2.
b)
Bekal Kelas–II.
Kekurangan “spare parts” kendaraan ¾ dan 2½
ton tidak akan berpengaruh, karena kekurangan tersebut akan dapat dipenuhi sebelum serangan dimulai.
Kekurangan kendaraan organik
BRIGIF, SMR dan perlengkapan organik YONIF
ditinjau dari semua
CB yang ada akan mempengaruhi pelaksanaan tugas satuan. Ditinjau dari dukungan logistik terhadap operasi ada kekurangan pada bekal kelas–II.
c)
Bekal kelas III yang terdukung sesuai kebutuhan maka kebutuhan
Bekal Kelas III tidak mengalami permasalahan selama operasi baik untuk CB – 1 maupun CB – 2.
d)
Bekal Kelas IV. Terdukung sepenuhnya,
e)
Bekal Kelas–V.
Bekal pokok munisi lengkap, kecuali untuk
Artileri 80% dan senjata ringan sebanyak 70%. Kekurangan ini tidak mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan operasi, sebab sebelum operasi
dimulai
kekurangan
tersebut
akan
sudah
dipenuhi.
Dinyatakan bekal sedia munisi ledak cepat untuk ME 75 MM 115 butir dan MORBE 50 butir akan sangat mempengaruhi pelaksanaan tugas, sehingga dengan demikian untuk semua CB terdapat kekurangan bekal kelas–V.
2)
Angkutan. Truk 2½ ton
kurang untuk dukungan operasi.
yang ada sejumlah 119 kendaraan masih Meningkatnya kegiatan pembekalan pada
042040 JULI dan meningkatnya kegiatan jarak pembekalan pulang pergi sampai 160 KM pada 051200 JUL dari titik bekal BRIGIF serta
23 KLASIFIKASI penyelenggaraan titik bekal oleh KODAM selama operasi, maka BRIGIF membutuhkan dukungan angkutan 2½ ton sebagai berikut :
Waktu
Pembekalan
gerakan taktis
jumlah
03 JULI
27
35
62
04 JULI
25
161
186
05 JULI
23
65
88
06 JULI
23
65
88
Dengan demikian terdapat kekurangan di bidang angkutan. Khusus untuk CB–2 angkutan pembekalan dengan menggunakan kendaraan akan sulit dilaksanakan diakibatkan medan yang tidak dapat dilalui kendaraan.
3)
Pelayanan.
dan 60%.
Tenaga montir kendaraan dan radio tersedia 70%
Kekurangan tenaga montir ini akan mempengaruhi pelaksanaan
tugas, bila tidak mendapat tambahan personel, apalagi bila kebutuhan penggunaan angkutan mulai meningkat, serta kebutuhan perbaikan radio yang rusak menjadi bertambah.
Berarti terdapat kekurangan di bidang
pelayanan dalam mendukung operasi.
4)
Evakuasi dan Hospitalisasi. a)
Sarana evakuasi darat yang dimiliki satuan masih kurang 2 unit
Ambulance. Dihadapkan dengan proses evakuasi kekurangan tersebut dapat dieliminir dengan penggunaan kendaraan yang mendukung logistik satuan dan apabila terjadi korban dapat meminta dukungan dari Kodam. Evakuasi di sektor kiri lebih lancar.
b)
Bila musuh menggunakan senjata nuklir, diperkirakan akan jatuh
banyak korban. Dalam hal ini banyak digunakan truk, tenaga perawatan kesehatan, serta obat-obatan, maka fasilitas BRIGIF yang ada dibidang evakuasi dan hospitalisasi tidak mampu untuk mengatasi keadaan yang ada.
Bila CB–2
diambil maka evakuasi dan
hospitalisasi akan lebih sulit dilaksanakan.
24 KLASIFIKASI 5)
Lain-lain. a)
Karena cukup luasnya daerah DENBANMIN, maka disamping 1
TONIF dan WANRA yang diterima mulai 041700 JUL, masih perlu tambahan tenaga dari penduduk untuk DALSAKRAH. b)
Guna keperluan para pengungsi di KV. . . . . . . dibutuhkan
tambahan kendaraan, ransum dan pengobatan. c)
Jaring jalan kelas I yang menghubungkan Kampung …. KV……
digunakan sebagai RPU sedangkan jaring jalan kelas II dari Kampung . . . . KV. . . . digunakan sebagai RPC.
Mengingat aktivitas musuh
maka perlu pengamanan RPU dan RPC pada tempat/daerah tertentu untuk mengamankan kelancaran kegiatan administrasi dan logistik.
4.
PERBANDINGAN. a.
b.
Persoalan Logistik. 1)
Waspadai penggunaan MKB.
2)
Penggunaan tenaga ahli montir senjata dan Rantis.
3)
Kurangnya kendaraan untuk evakuasi dan Sukucadang
4)
Berjangkitnya wabah penyakit Disentri dan Muntaber.
Perbandingan Cara Bertindak. 1)
CB – 1 a)
b)
Keuntungan (1)
Penggunaan Materiil cadangan lebih banyak.
(2)
Pelayanan lebih sulit
(3)
Penggunaan angkutan lebih sulit.
(4)
Penggunaan tenaga ahli lebih banyak.
(5)
Evakuasi sulit.
Kerugian. -
2)
Penggunaan Munisi lebih sedikit.
CB - 2 a)
Keuntungan (1)
Penggunaan Materiil cadangan lebih sedikit.
(2)
Pelayanan lebih mudah.
25 KLASIFIKASI
b)
(3)
Penggunaan angkutan lebih mudah
(4)
Penggunaan tenaga ahli lebih sedikit.
(5)
Evakuasi mudah.
Kerugian. -
c.
Penggunaan Munisi lebih banyak.
Diskusi. Ditinjau dari penyelesaian tugas pokok dihadapkan pada faktor medan dan
pendistribusian bekal I dan Bekal III maka CB-2 lebih baik dari CB-1
5.
KESIMPULAN. a.
Tugas pokok dapat di dukung dari segi logistik.
b.
CB–2 lebih baik dari pada CB–1.
c.
Pembatasan dan saran. 1)
Pembatasan.
Pembatasan terhadap CB yang tidak dipilih oleh Kasi–
4/Log. 2)
Saran.
Saran terhadap CB yang tidak dipilih oleh Kasi–4/Log
KASI–4/LOG
Lampiran : A. (Kebutuhan yang harus dibantu). B. (Perbekalan) C. (Angkutan) Distribusi :
GLADY PRATAMA MAYOR INF NRP 50000
KLASIFIKASI 18. Evaluasi. a.
Dalam Pasal–5 Perkiraan Logistik terdapat pembatasan dan saran, jelaskan.
b.
Jelaskan apabila cara bertindak yang terbaik dari segi logistik tidak diterima
oleh komandan.
26 KLASIFIKASI BAB – IV LAMPIRAN BANMIN DAN OLEAT BANMIN 19. Umum.
Guna melengkapi keinginan dan memperjelas isi Perintah Operasi
dalam Perintah Operasi lengkap dilampiri dengan lampiran Perintah Operasi dari masing-masing bidang maupun staf khusus yang terdiri dari para Dansat yang membantu, untuk staf Logistik membuat lampiran Banmin dan Oleat Banmin.
20.
Pengertian Lampiran Banmin dan Oleat Banmin. a.
Lampiran Banmin.
Lampiran dari PO berisikan tentang bantuan
administrasi, guna memperjelas PO yang dikeluarkan khususnya bantuan administrasi. b.
Oleat Banmin.
Yaitu berupa lokasi atau kedudukan pos-pos Banmin
baik yang ada maupun yang direncanakan digambarkan pada kertas bening untuk memperjelas isi dari PO yang diberikan Komandan khususnya kedudukan pos Banmin.
21.
Tujuan pembuatan Lampiran Banmin dan Oleat Banmin
a.
Lampiran Banmin. 1)
Untuk mempermudah bagi yang menerima PO dalam mempelajari
tentang bantuan administrasi dalam pelaksanaan Operasi.
2)
Agar isi dari PO yang belum ada tentang bantuan administrasi
dapat dijelaskan pada lampiran Banmin secra lebih rinci.
b.
Oleat Banmin. 1)
Oleat Banmin dibuat tersendiri pada sub lampiran Banmin untuk
mempermudah dalam mempelajari kedudukan awal maupun kedudukan selanjutnya dari masing-masing pos Banmin.
2)
Dibuatnya Oleat Banmin pada sub lampiran Banmin untuk
mempermudah dalam menentukan koordinat kedudukanya di peta sehingga mudah diaplikasikan di lapangan.
27 KLASIFIKASI 22.
Format Lampiran Banmin dan Oleat Banmin a.
Format Lampiran Banmin KLASIFIKASI Lembar No ... dari ... lembaran Satuan Tempat ( KV .. . . . ) Tanggal Waktu Juk Bra
LAMPIRAN–F (BANMIN) pada PERINTAH OPERASI No ........ Penunjukan :
Peta :+++ Kedar :+++ Tahun :+++ Lembaran : + + +
Daerah Waktu : + + +
1.
UMUM. + + + + + + +
2.
MATERIAL DAN PELAYANAN.
a.
Perbekalan 1)
Bekal kelas–I. + + + + + + +
2)
Bekal kelas–II. + + + + + + +
3)
Bekal kelas–III. + + + + + + +
4)
Bekal kelas–IV. + + + + + + +
5)
Bekal kelas– V. + + + + + + +
6)
Peta. + + + + + + +
7)
Air. + + + + + + +
8)
Khusus. + + + + + + +
9)
Barang lebih semua kelas. + + + + + + +
10) Pungutan. + + + + + + + 11) Barang Rampasan. + + + + + + +
28 KLASIFIKASI b.
Angkutan. + + + + + + +
c.
Pelayanan. + + + + + + +
d.
3.
4.
1)
Organisasi. + + + + + + +
2)
Pelayanan teknis. + + + + + + + a)
Kimia. + + + + + + +
b)
Zeni. + + + + + + +
c)
Kesehatan. + + + + + + +
d)
Peralatan. + + + + + + +
e)
Intendan. ( Perbekalan ). + + + + + + +
f)
Perhubungan. + + + + + + +
g)
Angkutan. + + + + + + +
Buruh. + + + + + + +
EVAKUASI DAN HOSPITALISASI. a.
Evakuasi. + + + + + + +
b.
Hospitalisasi. + + + + + + +
PERSONEL. a.
b.
c.
Pemeliharaan kekuatan satuan. 1)
Laporan kekuatan. + + + + + + +
2)
Penggantian. + + + + + + + +
Pembinaan personel. 1)
Prosedur personel. + + + + + + +
2)
Personel sipil. + + + + + + +
3)
Tawanan perang. + + + + + + +
Pengembangan dan pemeliharaan moril. 1)
Pelayanan moril dan personel. + + + + + + +
2)
Urusan pemakaman. + + + + + + +
d.
Pemeliharaan disiplin hukum dan tata tertib. + + + + + + +
e.
Pembinaan markas. + + + + + + +
29 KLASIFIKASI
5.
LAIN-LAIN. a.
Garis Batas. + + + + + + +
b.
Markas Komando. + + + + + + +
c.
Kamrahkang. + + + + + + +
d.
Dalsakrah. + + + + + + +
NYATAKAN MENGERTI SAH KASI–4/LOG
KOMANDAN
NAMA MAYOR INF NRP 32333
Sub Lampiran Distribusi
NAMA KOLONEL INF NRP . . ..
:+++ :+++ KLASIFIKASI
30 KLASIFIKASI b.
Oleat Banmin.
KLASIFIKASI Lembar No ... dari ... lembaran BRIGIF–15 CIMAHI (2030) 070800 APR 200A JW–1 SUB LAMPIRAN–1 (OLEAT BANMIN) pada LAMPIRAN–F (BANMIN) pada PERINTAH OPERASI No ........ Penunjukan : Peta Kedar Tahun Lembaran
: NUSA TIMUR : 1 : 50.000 : 1945 : NO. 44/XL-A,B,C,D ( TAMBUO )
Daerah Waktu : X
BP
X
15
A
Ω A N MI N
J T
x RPC
M
15
X
X
X
GA pada 090530 APR 200A
SATGAS 082
GA pada 090530 APR 200A
BANMIN
BP BK
J
RPC
Ω
T
A N MI N
A x M
RPU
20
28
NYATAKAN MENGERTI SAH KASI–4/LOG
GINANJAR SAPUTRA MAYOR INF NRP 32333
25
BK
BANMIN
SATGAS 082
35
X
KOMANDAN
KLASIFIKASI
BASKORO KOLONEL INF NRP 12345
31 KLASIFIKASI 23.
Penjelasan Format Lampiran Banmin. KLASIFIKASI Lembar No ... dari ... lembaran BRIGIF–15 CIMAHI (2030) 070800 MEI 200A JW–1
LAMPIRAN–F (BANMIN) pada PERINTAH OPERASI No ........ Penunjukan : Peta Kedar Tahun Lembaran
: NUSA TIMUR : 1 : 50.000 : 1945 : NO. 44/XL-A,B,C,D (TAMBUO)
Daerah Waktu : Wita
1.
Umum.
(Didalam pasal ini agar diterangkan secara garis besar dan umum
rencana administrasi serta tujuannya. Cantumkan pula perintah serta aspek lain yang tidak dicantumkan dalam pasal berikutnya, umpamanya tentang lokasi daerah administrasi, ketentuan lokasi badan koordinasi, instruksi umum pemindahan instalasi administrasi dan sebagainya.)
2.
Materiil Dan Pelayanan. a.
Perbekalan. (Sub pasal ini dapat terdiri atas sub-sub pasal untuk tiap kelas
perbekalan, peta, air, alat khusus, barang lebih, pungutan serta rampasan atau terdiri menurut tiap dinas dan jawatan pelayanan. Apabila digunakan sub-sub pasal menurut dinas dan jawatan pelayanan, sebutkan berdasarkan urutan alfabet, dan terperinci selanjutnya menurut kelas perbekalan, air, alat khusus, barang lebih, pungutan serta rampasan, sesuai sub-sub pasal yang bersangkutan. Cara menyebut berdasarkan kelas perbekalan adalah yang paling baik untuk organisasi tempur pada tingkat dibawah Kopur, cara menyebut berdasarkan dinas dan jawatan pelayanan adalah paling sesuai untuk organisasi pelayanan serta organisasi tempur pada tingkat Kopur keatas. Apabila dapat, tiap sub-sub pasal memuat tempat kedudukan dari instalasi yang bersangkutan dengan pelayanan,
32 KLASIFIKASI perbekalan serta alat perlengkapan bagi satuan yang dibantu, waktu buka dan tutup, satuan pelaksana, satuan yang dibantu, tingkat perbekalan, cara dan jadwal distribusi, instruksi tentang pengajuan laporan rutin mengenai perbekalan khusus yang ditentukan serta instruksi penting lainnya atau keterangan yang diperlakukan oleh satuan yang dibantu).
1)
Bekal kelas–I. (Bekal – bekal makanan yang dipergunakan termasuk
Ransum tertentu). 2)
Bekal kelas–II (Barang-barang Organik Perorangan Kesatuan yg
pemberiannya berdsrkan Top/Dspp dlm jml minimum tetapi sdh dapat utk melaks Pertempuran) 3)
Bekal kelas–III. (Sebutkan lokasi tingkat tingkat distribusi yang
dioperasikan oleh eselon yang lebih atas dari satuan yang mengeluarkan perintah. Hal ini perlu mengingat beberapa satuan akan dapat langsung menuju ketingkat distribusi eselon yang lebih atas dari satuan yang mengeluarkan perintah. Hal ini perlu mengingat beberapa satuan akan dapat langsung menuju ketingkat distribusi tersebut untuk pengisian kembali perbekalannya). 4)
Bekal Kelas – IV (Bekal-bekal yg merupakan Perlengkapan/ Inventaris
Kesatuan & Alat-alat Tulis Kantor). 5)
Bekal kelas–V. (Masukan keterangan tentang lokasi dan ketentuan
badan yang ditunjuk untuk memberikan persetujuan tentang permintaan munisi, lokasi bekal munisi, tingkat bekal atau ketentuan jatah bekal yang tersedia). 6)
Peta.
(Membuat lokasi depot serta satuan yang harus dibantu
pendistribusian peta, instruksi permintaan peta. Sub pasal jarang diperlukan untuk tingkat kopur kebawah). 7)
Air. ( Instruksi tentang penggunaan air setempat yang tersedia).
8)
Khusus. ( Instruksi tentang beka l yang tidak tercantum dalam sub
pasal sebelumnya) 9)
Barang lebih. Semua kelas.
10) Pungutan. Semua kelas. 11) Barang rampasan. ( Instruksi tentang penyimpanan pengumpulan, penempatan, dan laporan mengenai barang rampasan).
33 KLASIFIKASI b.
Angkutan. ( Berisikan tentang keterangan tentang titik akhir (terminal) dan
instalasi, seperti setasiun kereta api, landasan udara, pelabuhan laut serta pantai serta satuan yang berlokasi; jadwal mars, seperti tabel perjalanan tabel waktu dan tabel lainnya; pengendalian lalu lintas serta alat pengatur seperti peraturan, pembatasan, alokasi prioritas, serta tingkat pengatur dan pengendali dan penempatan RPU. Hal yang dimuat didalam sub pasal ini tidak mutlak terbatas pada operasi angkutan darat saja, tetapi termasuk juga angkutan laut, perairan darat, pantai, udara, pipa dan lain-lain)
c.
Pelayanan.
Memuat keterangan dan atau instruksi bagi satuan yang
dibantu, jenis pelayanan yang tersedia, penentuan serta tempat satuan atau instalasi yang memberi pelayanan, penempatan kepada satuan yang dibantu serta jadwal pelayanan apabila terdapat. Tugas pokok pelayanan khusus bagi satuan pelayanan yang tidak tercantumdi dalam
perintah yang lain, seperti prioritas
kegiatan zeni, dapat pula dicantumkan disini. 1)
Organisasi. Perubahan komposisi kelompok pelayanan, tempat kafilah,
depot dan daerah untuk menginap (berkemah) serta pemindahan kafilah. Cantumkan pula penempatan atau pem-Bp-an satuan pelayanan kepada satuan atau komando bawahan yang diberikan sebagai keterangan. Perintah tentang penempatan yang sebenarnya dicantumkan dalam perintah operasi.
2)
Pelayanan teknis. Sebutkan pada sub pasal yang bersangkutan lokasi
satuan yang beroperasi serta penempatannya kepada satuan yang dibantu. Sebagai tambahan, tugas khusus yang tidak dicantumkan dalam perintah lain dapat pula diberikan kepada satuan pelayanan disini. Didalam keadaan tertentu
subyek
pelayanan
teknis
dapat
diperinci
kedalam
jenis
pemeliharaan, konstruksi, tugas serbaneka serta barang tetap. a)
Kimia.
Dikontaminasi dan pemeliharan laboratoria.
b)
Zeni. Kontruksi, pemadam kebakaran, pengadaan barang tetap,
reproduksi. c)
Kesehatan. Kesehatan umum, gigi, hewan, pelayanan laboratoria,
mata poliklinik pencegahan dan kebersihan. d)
Peralatan.
Penyingkiran
penyediaan, pembuatan tanah air.
bom,
inspeksi,
pemeliharaan,
34 KLASIFIKASI e)
Intendans.
Mandi, Sterilisasi, pakaian serta alat perlengkapan,
tenaga buruh, suci, pemeliharaan, pelayanan perorangan, minyak, makanan, penyediaan penggantian pakaian, penjualan, serta tanggung jawab pungutan. f)
Perhubungan.
Pelayanan
perhubungan,
foto,
kontruksi,
pemeliharaan. g)
d.
Angkutan. Penyediaan dan pemeliharaan angkutan.
Buruh.
Berisi kebijaksanaan tentang penggunaan tenaga sipil dan
tawanan perang; pembatasan penggunaan tenaga sipil dan tawanan perang; alokasi dan prioritas tenaga buruh yang tersedia serta penempatan dan lokasi satuan buruh yang tersedia.
3.
EVAKUASI DAN HOSPITALISASI.
a.
Evakuasi. (Sebutkan tempat, waktu buka dan tutup rumah obat, pos
pertolongan dan penyingkiran, route, sarana dan yang bertanggung jawab dalam evakuasi)
b.
Hospitalisasi. ( Sebut rumah sakit evakuasi, lapangan dan tempat orang
pulih kembali, lokasi, waktu buka dan tutup).
4.
PERSONEL. a.
Pemeliharaan kekuatan satuan. 1)
Laporan kekuatan. (Instruksi untuk melaporkan kekuatan Satuan,
Laporan rutin, Laporan Khusus). 2)
Penggantian.
(Pengajuan
permintaan
personel,
Instruksi
cara
pengajuan, penyelesaian dan pengiriman GATI).
b.
Pembinaan personel. 1)
Prosedur personel. (Keterangan dan instruksi mengenai klasifikasi
penempatan,
promosi,
kesejahteraan personel).
pemindahan,
pensiun,
pendidikan,
keadaan
35 KLASIFIKASI 2)
Personel
sipil.
(Sumber
tenaga
buruh,
prosedur
penyediaan,
membatasan prosedur administrasi dan pengendalian).
3)
Tawanan perang. ( Instruksi tentang pengumpulan, Pam, Olah, Singkir,
lokasi TWP)
c.
Pengembangan dan pemeliharaan moril. 1)
Pelayanan moril dan personel. (Instruksi mengenai cuti, istirahat,
fasilitas rekreaksi, tanda jasa, kesehatan, giat agama, keuangan) 2)
Urusan pemakaman. (Tempat pemakaman, prosedur penyingkiran, tata
upacara, pemakaman masal, darurat)
d.
Pemeliharaan disiplin hukum dan tata tertib. ( Masukan instruksi dan
keterangan tentang sikap serta tingkahlaku pasukan , pengendalian serta penempatan anggota yang tertinggal serta instruksi khusus tambahan tentang pengendalian anggota yang tersesat dan tertinggal ketika terjadi serangan penghancuran massal instruksi tentang administrasi peradilan militer, keterangan atau instruksi mengenai hubungan militer dan sipil, masalah pasar gelap, menjual harta milik pemerintah serta ketentuan hukum setempat.).
e.
Pembinaan markas. ( Sub pasal ini memuat
instruksi mengenai
pemindahan, organisasi serta operasi markas komando, alokasi
tempat
perlindungan didalam markas daerah komando ).
5.
LAIN-LAIN. a.
Garis Batas. ( Lokasi garis batas belakang serta batas lainnya yang perlu
bagi administrasi ) b.
Markas Komando. ( Lokasi eselon belakang ).
c.
Keamanan Daerah Belakang . (Ketentuan tentang pengamanan satuan dan
atau instalasi administrasi. Biasanya dengan mencantumkan satuan taktis yang memberikan pengamanan, satuan atau instalasi administrasi yang menerima perlindungan serta faktor yang mempengaruhi. Keterangan bersifat penjelasan bagi satuan administrasi dan bukan sebagai perintah kapada satuan taktis yang bersangkutan. Instruksi penting mengenai rencana pengamanan daerah belakang dapat menunjuk kepada suatu sub lampiran pada lampiran ini ).
36 KLASIFIKASI d.
Pengendalian Kerusakan Daerah. (Lazimnya sub pasal ini menunjuk
kepada lampiran tentang pengendalian kerusakan daerah, tetapi beberapa bagian penting dapat diulangi disini untuk penekanan).
NYATAKAN MENGERTI SAH KASI–4/LOG
KOMANDAN
GINANJAR SAPUTRA MAYOR INF NRP 32333
BASKORO KOLONEL INF NRP 12345
Sub Lampiran : + + + Distribusi :+++ KLASIFIKASI 24.
Evaluasi a.
Jelaskan apa kegunaan Oleat Banmin ?
b.
Jelaskan kapan Banmin diperlukan ?
BAB – V EVALUASI AKHIR PELAJARAN (Bukan Naskah Ujian)
25.
Apa saja fungsi Staf Logistik dan Oleat Banmin, Jelaskan ?
26.
Apa yang dimaksud dengan prosedur staf logistik berorientasi pada satuan yang
dibantu, jelaskan.? 27.
Apa yang dimaksud dengan kegiatan logistik lainnya. Jelaskan ?
37 KLASIFIKASI BAB – VI PENUTUP
28.
Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai pegangan Perwira Siswa
Pendidikan Reguler Seskoad dalam memahami MP. Dinas Staf Logistik.
Demi
kesempurnaan naskah ini, maka masih diperlukan masukan berupa saran dan tanggapan dari semua pihak.
Naskah ini tentunya bersifat dinamis, masih dapat
dikembangkan seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta pembangunan TNI di masa datang.
--oo0oo--