Hambatan Manajemen Peliputan Dan Penyiaran.docx

  • Uploaded by: Gilang Alfajar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hambatan Manajemen Peliputan Dan Penyiaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,173
  • Pages: 13
HAMBATAN MANAJEMEN PELIPUTAN DAN PENYIARAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Manajemen Peliputan dan Penyiaran” Dosen Pengampu: Tengku Walisyah, MA Disusun oleh: Kelompok 4 Alba Tasya

NIM: 0101173137

Efri Yandi

NIM: 0101171026

Gilang Alfajar

NIM: 0101171037

Laila Fitriana Sari BB

NIM: 0101171039

Putri Balqis Lubis

NIM: 0101173135

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2018

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Peliputan dan Penyiaran tentang “Hambatan Manajemen Peliputan dan Penyiaran”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Medan,

Maret 2019

Penulis

1

DAFTAR ISI Kata Pengantar..........................................................................................................i Daftar Isi..................................................................................................................ii Bab I : Pendahuluan.................................................................................................1 Bab II : Pembahasan.................................................................................................2 1. Hambatan Manajemen....................................................................................2 1.1 Pengertian Hambatan...............................................................................2 1.2 Pengertian Manajemen.............................................................................2 1.3 Hambatan Manajemen.............................................................................3 2. Hambatan Peliputan (Reportase).....................................................................6 2.1 Hambatan Teknis......................................................................................6 2.1 Hambatan Peliputan.................................................................................6 3. Hambatan Penyiaran (Broadcasting)...............................................................7 Bab III: Kesimpulan.................................................................................................9 Daftar Pustaka........................................................................................................10

2

BAB I PENDAHULUAN Dalam mengelola suatu lembaga atau instansi yang baik dan benar, maka dibutuhkan proses diantaranya, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan. Istilah istilah itu sangat terikat satu sama lain. Sehingga ruang lingkup fungsinya juga saling mengisi. Kepaduan dari proses proses itu mampu mengembangkan lembaga atau instansi yang baik dan benar. Manajemen kelembagaan

sangat membutuhkan empat hal tersebut.

Misalnya perencanaan, hal ini membantu mengatur tata kelola serta hal-hal yang akan dilakukan kedepannya, instansi yang bagus juga bermula dari perencanaan yang bagus. Perencanaan juga terikat erat dengan visi dan misi instansi. Setelah dilakukan perencanaan yang baik, maka perlu adanya eksekusi atau aplikasi yang nyata dibentuk dalam pengoganisasian. Dimana organisasi memiliki unit-unit kerja yang saling bahu membahu untuk mecapai tujuan yang sama. Organisasi pula-lah

yang

mejalankan

program-program

yang

sudah

direncanakan

sebelumnya. Keterlibatan ini juga berpadu pada kepemimpinan, yang korelasinya memajukan instansi itu. Sebab organisasi dengan kepemimpinan yang baik, maka akan menjadi sistem yang luar biasa. Dalam ilmu manajemen, leader atau pemimpin memiliki kekuatan untuk memajukan. Ditangan pemimpin inilah maju atau tidaknya organisasi. Akan tetapi dalam proses kegiatan manajemen tidak semuanya akan berjalan dengan lancar. Banyak faktor yang dapat menyebabkan sebuah manajemen akan terhambat. Begitu juga dengan manajemen peliputan dan penyiaran., dalam mengolah suatu organisasi tidak akan mudah tanpa di bekali suatu ilmu. Untuk itu ada baiknya kita harus mengetahui apa saja hambatanhambatan yang sering terjadi dalam proses manajemen peliputan dan penyiaran.

1

BAB II PEMBAHASAN 1. Hambatan Manajemen 1.1 Pengertian Hambatan Hambatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 385) adalah halangan atau rintangan. Hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Hambatan cenderung bersifat negatif, yaitu memperlambat laju suatu hal yang dikerjakan oleh seseorang. Dalam melakukan kegiatan seringkali ada beberapa hal yang menjadi penghambat tercapainya tujuan, baik itu hambatan dalam pelaksanaan program maupun dalam hal pengembangannya. 1.2 Pengertian Manajemen Manajemen pada dasarnya belum memiliki definisi yang baku dan tetap serta disetujui secara universal. Meskipun demikian, istilah manajemen ini diartikan dalam definisi yang memiliki pokok pengertian yang sama satu dan lainnya, meskipun terdapat beberapa penambahan dan pengurangan. Sebagai contoh,

Mary

Parker

Follet,

mendefinisikan

manajemen

sebagai

seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen

sebagai

sebuah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal (Sulastri, 2012: 1).

2

1.3 Hambatan Manajemen 1.3.1

Hambatan Perencanaan / Planning

Perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi (Sarinah, 2017: 7). a. Penolakan internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya. Dengan kata lain, hambatan ini bersumber pada ketidaksediaan dan ketidakmampuan individu-individu perencana untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan. b. Keengganan umum para anggota organisasi untuk menerima perencanaan

dan

rencana-rencana

karena

perubahan-perubahan

yang

ditimbulkannya. (Handoko, 2003:100-101) 1.3.2

Hambatan Pengorganisasian / Organizing

Hicks & Gullett mengatakan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang diantara sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Teori dasar diambil berdasarkan penelitian Francis & Woodcock (1994) terhadap berbagai perusahaan baik dalam skala kecil maupun besar di dunia mengenai hambatan organisasi dalam pendayagunaan pegawainya. Berdasarkan penelitian itu, maka terdapat 14 hambatan umum dalam organisasi dalam pendayagunaan pegawainya. Hambatan-hambatan tersebut adalah : a. Tujuan yang Tidak Jelas – (Unclear Aims). Dimana alasan dalam pelaksanaan tugas tidak dijelaskan dengan baik sehingga pelaksana tidak mengetahui apa sebenarnya yang ingin dicapai. b. Nilai-Nilai yang Tidak Jelas – (Unclear Values). Dimana nilai-nilai organisasi tidak diketahui oleh anggota organisasi. c. Filosofi Manajemen yang Tidak Layak – (Inappropriate Management Philosophy). Dimana prinsip-prinsip manajemen yang mendasari pengambilan

3

keputusan dan membentuk atmosfer kerja tidak berpijak pada kenyataan yang ada dan tidak berpihak pada kemanusiaan. d. Kurangnya Perencanaan dan Pengembangan Manajemen – (Lack Succession Planning and Management Development). Dimana persiapan akan tujuan organisasi di masa depan tidak diantisipasi dan tidak direncanakan dengan matang. e. Struktur Organisasi yang Membingungkan - (Confused Organizational Structure). Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang terurus secara efektif dan efisien. f. Kontrol yang Tidak Memadai – (Inadequate Control). Dimana keputusan yang buruk akan didapat karena informasi yang kurang tepat dan kurang ditangani oleh orang yang tepat pula. g. Rekrutmen dan Seleksi yang Tidak Tepat – (Inadequate Recruitment and Selection). Dimana orang-orang yang direkrut kurang memiliki pengetahuan, kepribadian, atau keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. h. Imbalan yang Tidak Adil – (Unfair Rewards). Dimana orang-orang didalam organisasi tidak dihargai sepantasnya, atau system penggajian tidak berjalan dengan baik. i. Training yang Kurang – (Poor Training). Dimana orang-orang di dalam organisasi kurang dapat belajar secara efisien dalam mengerjakan tugasnya dan kurang dapat meningkatkan hasil kinerjanya. j. Stagnasi Personel – (Personnel Stagnation). Dimana orang-orang di dalam organisasi tidak mencerminkan sikap yang dapat mendorong keefektifan pengerjaan tugas dan pertumbuhan organisasi. k. Komunikasi yang Tidak Berjalan Lancar – (Inadequate Communication) Dimana visi organisasi tidak dimengerti, koordinasi antar anggota organisasi lemah,iklim organisasi rusak dan para pembuat keputusan kekurangan informasi. l. Tim Kerja yang Tidak Berjalan Baik – (Poor Teamwork). Dimana orangorang di dalam organisasi yang seharusnya dapat bekerja sama tidak dapat

4

menjalankan perannya dalam kelompok dan menemui banyak hambatan dalam bekerja sama. m. Motivasi Rendah – (Low Motivation). Dimana orang-orang dalam organisasi kurang memiliki perhatian terhadap permasalahan organisasi dan kurang mengerahkan upayanya dalam mencapai tujuan organisasi. n. Kreativitas Rendah – (Low Creativity). Dimana ide-ide untuk pengembangan tidak dimanfaatkan secara tepat dan terjadi stagnasi dalam mengembangkan ide-ide baru. 1.3.3

Hambatan Pelaksanaan / Actuating

Menurut George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut, oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. (Dimas, 2010) Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja. 1.3.4

Hambatan Pengawasan / Controlling

Pengertian pengawasan menurut Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir adalah setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui sampai dimana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai. (Adisasmita, 2011: 15). a.

Pimpinan yang kurang tepat, sehingga merupakan pimpinan yang kurang atau tidak menguasai teknis pelaksanaan pekerjaan bawahannya.

5

b. Persekongkolan atau pimpinan ikut merasakan atau terlibat dari hasil penyalahgunaan wewenang atau penyelewengan bawahannya. c. Perasaan enggan melaksanakan pengawasan, karena beranggapan sudah ada pengawasan fungsional yang harus dilaksanakan oleh aparat pemerintah yang tugas pokoknya melaksanakan pengawasan. d. Adanya perasaan tidak tega untuk menindak bawahan sendiri. e. Adanya rasa takut akan timbulnya reaksi, karena pimpinan mempunyai kelemahan sendiri yang mungkin akan dibongkar oleh bawahannya. f. Hasil pengawasan melekat dari seorang pimpinan tidak segera mendapatkan tindak lanjut karena hal tersebut merupakan wewenang pimpinan unit kerja yang lebih tinggi. 2. Hambatan Peliputan (Reportase) Pengertian reportase menurut Yanuar Abdullah adalah laporan tentang suatu peristiwa yang ditulis untuk dimuat atau disiarkan media massa, diperdagangkan melalui radio, dan ditayangkan melalui televisi. (Ermanto, 2005: 137). 2.1 Hambatan Teknis Fasilitas dalam melaksanakan tugas wartawan sebagai pengolah berita, wartawan bekerja dari peliputan sebuah berita, mencari data dan fakta setelah itu mengolah data dengan menulis skrip berita yang akan dibaca hingga mengudarakan, atau menyampaikan berita kepada masyarakat. Terkadang terkendalan karena hal teknis misalnya Internet. Untuk menemukan berita yang terbaru internet merupakan salah-satu referensi yang sangat bagus, jika jaringan internet rusak maka pekerjaan pengiriman berita akan terhambat. 2.2 Hambatan Waktu (Deadline) Dalam setiap media massa ada kendala tersendiri bagi wartawan atau reporter medianya. Pers memiliki kekuatan yang besar untuk membentuk pendapat umum, sebab tidak ada gagasan pribadi yang menjadi pendapat umum tanpa melalui publikasi. Pertama, polemik dan perbedaan pendapat tentang suatu peristiwa merupakan kendala tersendiri bagi wartawan untuk mengolah berita seberimbang mungkin, karena setiap berita yang mengudara wajib berita 6

berimbang dan sebaiknya mendapatkan konfirmasi langsung dari yang terkait dengan berita tersebut. Sebagai wartawan kami harus siap ditugaskan kapan saja dan dimana saja. Menyediakan waktu setiap saat sangat penting bagi profesionalisme seorang jurnalis atau wartawan. Ini dikarenakan wartawan memiliki tuntutan kecepatan dalam menyebarkan informasi, jika tidak demikian maka media lain akan lebih dulu memberitakan, profesi wartawan akan terancam karena wartawan juga sangat bergantung pada media. 3. Hambatan Penyiaran (Broadcasting) Penyiaran atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai broadcasting adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan materi produksi, proses produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian pemancaran sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar / pemirsa di suatu tempat. (Wahyudi, 1994: 6). Digitalisasi televisi di Indonesia merupakan sebuah proyek besar yang melibatkan berlapis-lapis persoalan yang beragam. Hambatan yang dihadapi melibatkan banyak pihak-pihak yang memiliki kepentingan serta prioritas yang berbeda-beda; mulai dari masalah kemerataan distribusi teknologi serta aksesnya, hingga masalah perencanaan pemerintah dalam proses digitalisasi pertelevisian Indonesia. Ketimpangan yang telah terjadi melalui teknologi internet dapat dijadikan acuan bagi perkembangan proses digitalisasi kedepannya; melihat tidak semua masyarakat mendapatkan fasilitas yang setara, menjadikan fenomena ini suatu pembelajaran agar pada pelaksanaan dan masa transisi dari sistem pertelevisian analog ke digital tidak berjalan secara parsial dan hanya menguntungkan segelintir pihak saja. Beberapa hambatan utama yang dihadapi diantaranya ialah dari aspek teknis, regulasi, serta sumber daya manusia yang juga menyangkut dalam masalah sosial ekonomi. Protes yang berasal dari industri penyiaran, dalam hal ini para pemangku kepentingan stasiun televisi swasta nasional, melayangkan surat tuntutan atas ketidaksetujuan mereka untuk menerapkan proses digitalisasi televisi di Indonesia serta menunda proses tersebut hingga waktu yang tidak ditentukan lamanya. Hal

7

ini kemudian menjadi sebuah penghalang bagi modernisasi dunia penyiaran dalam negeri, semata-mata dikarenakan kesiapan dari pihak swasta masih belum cukup mumpuni. Pasalnya, mereka mau tidak mau harus berjibaku dengan banyak sekali stasiun-stasiun televisi lainnya, termasuk stasiun televisi lokal di seluruh Indonesia dan belum lagi apabila banyak pemain-pemain baru dalam dunia pertelevisian; mereka tidak ingin pendapatan dari iklan mereka berkurang jatahnya karena begitu banyak sekali saluran-saluran televisi yang bersaing ketika digitalisasi total telah dilaksanakan. Pada kenyataannya, saat ini kue iklan yang ada pun mengalami titik jenuh dan tidak mengalami peningkatan, sehingga apabila digitalisasi sistem penyiaran, dalam hal ini televisi, maka dikhawatirkan para pemain lama justru akan berkurang pendapatannya karena dapat bersaing secara seimbang dengan stasiun-stasiun televisi lainnya.

8

BAB III KESIMPULAN Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen

sebagai

sebuah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Hambatan dalam peliputan dapat berupa hambatan teknis dan waktu. Hambatan penyiaran, beberapa hambatan utama yang dihadapi diantaranya ialah dari aspek teknis, regulasi, serta sumber daya manusia yang juga menyangkut dalam masalah sosial ekonomi.

9

DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Raharjo. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2011.

Manajemen

Pemerintahan

Daerah.

Bryson, John. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Belaja Offset. Dimas, dkk. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Actuating. Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Ermanto. 2005. Menjadi Wartawan Handal & Profesional. Yogyakarta: Cinta Pena. Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. J. B, Wahyudi. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia. Ristiani, Ristin. 2018. Profesionalisme Wartawan Dalam Peliputan Berita Radio di RRI Pekanbaru. Jom Fisip Vol. 5 No. 1. 8. Saefrudin. 2017. Pengorganisasian Dalam Manajemen. Jurnal al-Hikmah vol. 5 no. 2. 56-58. Sarinah. 2017. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Deepublish. Sulastri, Lilis. 2012. Manajemen Sebuah Pengantar. Bandung: La Goods Publishing.

10

Related Documents


More Documents from "DPD IPBI Jatim"