EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MOBILE BROADBAND SMARTFREN VERSI “I HATE SLOW” PADA MAHASISWA S1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)
Oleh JESSICA MERISMANA H24080105
DEPERTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
RINGKASAN
JESSICA MERISMANA. H24080105. Efektivitas Iklan Televisi Mobile Broadband Smartfren Versi “I Hate Slow” Pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor (IPB). Di bawah bimbingan MUHAMMAD SYAMSUN dan R. DIKKY INDRAWAN. Perkembangan dunia dan globalisasi menyebabkan informasi semakin menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan. Internet berperan penting dalam penyediaan informasi, hal tersebut meningkatkan jumlah produsen penyedia jasa layanan internet seperti mobile broadband. Ketatnya persaingan di industri mobile broadband membuat PT Mobile-8 Telecom dan PT Smart Telecom melakukan meger dan bersepakat menggunakan logo serta nama baru yaitu Smartfren. Keputusan merger tersebut bertujuan efisiensi biaya, sehingga dapat menggabungkan galeri, media iklan, dan promosi. Mobile broadband Smartfren terus berusaha meningkatkan market share, salah satu caranya dengan membuat iklan televisi bertema “I Hate Slow” dengan konsep memberikan solusi kepada semua orang yang mengalami kekecewaan karena koneksi internet yang lamban. Pasar potensial mobile broadband adalah mahasiswa karena kesehariannya yang lekat dengan internet. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui efektivitas iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” dalam mengkomunikasikan informasinya kepada mahasiswa S1 Institut pertanian Bogor (IPB) dan (2) Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata sehingga dapat mengklasifikasikan kelompok mahasiswa S1 IPB yang membeli atau tidak membeli mobile broadband Smartfren. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pembagian kuisioner kepada responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang terkait dengan penelitian. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan model Consumer Decision Model (CDM), diolah dengan bantuan perangkat lunak SmartPLS versi 2.0 M3 dan untuk analisis diskriminan dibantu perangkat lunak Minitab 14 dan SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” efektif dalam mengkomunikasikan informasinya melalui jalur sikap konsumen baik melalui pengenalan merek, maupun tanpa melalui pengenalan merek terlebih dahulu. Sikap konsumen tersebut mampu menumbuhkan niat beli yang berujung kepada pembelian nyata mobile broadband Smartfren. Selain itu juga ditemukan adanya impulse buying oleh konsumen yang terjadi setelah mendapatkan pesan iklan versi “I Hate Slow” melalui televisi yang langsung mengarahkan konsumen kepada pembelian nyata mobile broadband Smartfren. Hasil analisis diskriminan berhasil menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata sehingga dapat mengklasifikasikan antara kelompok mahasiswa yang membeli dan tidak membeli. Faktor-faktor tersebut adalah status kemahasiswaan, saran dari teman, lokasi tempat tinggal, wiraniaga, jaringan akses, pengetahuan tempat pembelian, kepercayaan merek, gaya hidup, iklan, media informasi televisi, dan pengalaman menggunakan layanan internet lain sebelumnya.
EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MOBILE BROADBAND SMARTFREN VERSI “I HATE SLOW” PADA MAHASISWA S1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh JESSICA MERISMANA H24080105
DEPERTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul Skripsi
: Efektivitas Iklan Televisi Mobile Broadband Smartfren Versi “I Hate Slow” Pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor (IPB)
Nama
: Jessica Merismana
NIM
: H24080105
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc NIP 19500727 197412 1 001
R. Dikky Indrawan, SP, MM
Mengetahui, Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 18 April 1990 di Malang – Jawa Timur, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Panji Nugroho dan Ibu Anis Malihah Indah Yani. Peneliti menempuh pendidikan Taman Kanak – kanak Kasih Ananda XV Jakarta Timur, serta melanjutkan ke tahap pendidikan formal pada Sekolah Dasar Negeri Setia Darma 06 Bekasi Timur tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Penulis kemudian melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 199 Jakarta Timur lulus pada tahun 2005 dan menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 81 Jakarta pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN (Seleksi Negara Masuk Perguruan Tinggi Negeri), diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada masa perkuliahan, aktif dalam berbagai kegiatan kepanitian di Departemen Manajemen dan dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis juga bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Kabinet Orasi serta Kabinet Sinergi. Selain itu penulis juga berpengalaman magang di Departemen Perindustrian Jakarta.
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada AllahSWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya-Nya kepada penulis dalam menyusun penelitian ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Segala kesempatan, kemudahan,dan kelancaran yang telah diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Efektivitas Iklan Televisi Mobile Boradband Smartfren Versi “I Hate Slow” pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan maupun keterbatasan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai penyempurna skripsi ini.
Bogor, April 2012
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan R. Dikky Indrawan, SP, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, inspirasi, pengarahan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Ir.W.H. Limbong, MS yang bersedia meluangkan waktunya menjadi dosen penguji sidang dan memberikan saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB. 4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/i Departemen Manajemen, FEM IPB yang telah membantu memfasilitasi segala keperluan kuliah dan birokrasi yang harus diselesaikan penulis. 5. Papa Panji Nugroho, Mama Anis Malihah Indah Yani, Adik Sagitha Yapanna dan Ade reta Mawa serta tidak lupa kepada Keluarga Erwin Sudradjat dan Anna Mariana yang selalu mendoakan dan telah memberikan suntikan moril yang sangat berarti dalam penelitian ini. 6. Reza Permana yang selalu siaga menemani, menenangkan, menasehati dan memberikan beribu warna di hati yang gundah gulana kapanpun dimanapun. 7. Teman kosan Pondok Nuansa Sakinah lantai dua: Nanda Savira Ersa, Nurul Hikmawati, Vera Aristi, Liza Nur Azizah, Dewi Putri Santami, Cut Putri, Fitri Fatma, Harli Prawaningrum, Nurmalita, Aulia Eka dan Dina P, terimakasih atas hiburan dan semangatnya selama ini. 8. Teman – teman satu bimbingan Risyayana Ersya dan Raysah Yunita Rahma yang selalu menemani dalam suka dan duka, terjaga maupun terlelap bersama berjuang dalam proses penyusunan skripsi, tidak lupa teman bimbingan grup MPO Yuti Arlan, Titi Destiyanti, Yuviani Kusumawardhani, Arny Novriana Sijabat, dan Choirul Amalia terimakasih dukungan dan kerjasamanya. 9. Teman – teman BEM FEM kabinet Orasi maupun Sinergi yang telah banyak memberi pengalaman dan pelajaran hidup yang luar biasa.
v
10. Teman – teman Manajemen 45 serta FEM atas segala dukungan dan semangat untuk penulis, terimakasih atas semua kenangan indah selama tiga tahun yang tak terlupakan semoga silaturahmi kita tetap terjaga. 11. Seluruh keluarga Masasi, untuk Kak Gerry, Kak Ojan, Kak Wiwid,Kak Afif, Bang JW, Bang Mojo, atas segala motivasi, bantuan, serta pengalaman yang bersedia dibagi kepada penulis. 12. Seluruh responden yang sudah membantu penulis untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Terakhir pada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung selama perkuliahan dan penyusunan skripsi. Semoga segala kebaikan dan keikhlasan mereka semua mendapatkan balasan dari Allah SWT.
vi
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi DAFTAR PERSAMAAN.................................................................................... xii I . PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ............................................................................................ 1 Perumusan Masalah .................................................................................... 4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6 2.1. Definisi Broadband ..................................................................................... 6 2.2. Definisi Pemasaran...................................................................................... 6 2.3. Strategi Pemasaran ...................................................................................... 6 2.3.1 Segmentasi ......................................................................................... 7 2.3.2 Targetting ........................................................................................... 7 2.3.3 Positioning ......................................................................................... 8 2.4. Komunikasi Pemasaran ............................................................................... 8 2.5. Iklan............................................................................................................. 9 2.5.1 Iklan yang Efektif .............................................................................. 9 2.5.2 Fungsi Iklan ..................................................................................... 10 2.5.3 Sifat – Sifat Iklan ............................................................................ 11 2.5.4 Tujuan Iklan .................................................................................... 11 2.5.5 Iklan Televisi ................................................................................... 12 2.6. Definisi Konsumen ................................................................................... 13 2.7. Perilaku Konsumen ................................................................................... 13 2.7.1 Faktor yang Mendasari Perilaku Konsumen ................................... 14 2.8. Keputusan Pembelian ................................................................................ 17 2.8.1 Karakteristik Konsumen.................................................................. 17 2.8.2 Proses Keputusan Pembelian .......................................................... 19 2.9. Impulse Buying .......................................................................................... 21 2.10. Consumer Decision Model ........................................................................ 22
vii
2.11. Uji Validitas .............................................................................................. 25 2.12. Uji Reliabilitas .......................................................................................... 26 2.13. Structural EquationModeling (SEM)........................................................ 27 2.14. Analisis Diskriminan................................................................................. 29 2.15. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 30 III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 32 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
Kerangka Pemikiran .................................................................................. 32 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 34 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 34 Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ................................... 34 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 35 Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 36 3.6.1 Analisis Deskriptif ........................................................................... 36 3.6.2 Analisis Efektivitas Iklan ................................................................. 36 3.6.3 Analisis Diskriminan ........................................................................ 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 41 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5.
Gambaran Umum Produk ......................................................................... 41 Gambaran Umum Iklan ............................................................................. 43 Karakteristik Responden ........................................................................... 45 Hasil Analisis Partial Least Square (PLS) ............................................... 50 Pengujian Model ....................................................................................... 51 4.5.1 Model Pengukuran (Outer Model) ................................................... 51 4.5.2 Model Struktural (Inner Model) ...................................................... 54 4.5.3 Hasil Analisis Consumer Decision Model (CDM).......................... 56 4.6. Hasil Consumer Decision Model dengan Impulse Buying ........................ 58 4.7. Analisis Diskriminan................................................................................. 68 4.8. Implikasi Manajerial ................................................................................. 76 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 83 1. Kesimpulan ....................................................................................................... 83 2. Saran ................................................................................................................. 83 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85 LAMPIRAN ......................................................................................................... 88
viii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Statistik pengguna dan populasi internet di Asia Tahun 2011 .......................... 1 Market Share Internet Service Provider 2010 .................................................. 2 Perbedaan Covariance Based SEM dengan Variance Based SEM (PLS) ...... 28 Variabe prediktor ............................................................................................ 40 Paket Internet Smartfren Connex Prabayar True Unlimited ........................... 41 Paket Internet Smartfren Connex Prabayar Volume Based ........................... 42 Paket Internet Smartfren Connex Pascabayar Postpaid Unlimited ................ 42 Tarif Dasar Layanan Data ............................................................................... 43 Frekuensi menonton iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” sebelum dan sesudah melakukan pembelian ........................................ 48 10. Indikator-indikator yang harus didrop ............................................................ 52 11. Indikator-indikator yang didrop sesungguhnya .............................................. 53 12. Nilai tertinggi interrelasi indikator dengan laten ............................................ 54 13. Path Coefficients Consumer Decision Model ................................................. 56 14. Nilai tertinggi interrelasi indikator dengan laten CDM dengan Impulse Buying (F-I-P).............................................................................................................. 60 15. Path Coefficients CDM dengan Impulse Buying (F-I-P) ................................ 61 16. Nilai tertinggi interrelasi indikator dengan laten CDM dengan Impulse Buying (F-P) ................................................................................................................ 64 17. Path Coefficients CDM dengan Impulse Buying (F- P) ................................. 65 18. Penempatan klasifikasi 100 responden ........................................................... 69 19. Penempatan misklasifikasi dengan 100 responden ......................................... 69 20. Penempatan misklasifikasi dengan 70 responden ........................................... 70 21. Klasifikasi responden sudah tepat ................................................................... 71 22. Nilai Linear Discriminant Function dengan 18 faktor ................................... 71 23. Hasil analisis diskriminan dengan Stepwise.................................................... 73 24. Analisis diskriminan 11 faktor dengan MINITAB ......................................... 74 25. Implikasi manajerial pemasaran ...................................................................... 76 26. Implikasi manajerial dalam mempertahankan konsumen ............................... 78 27. Implikasi manajerial dalam meraih konsumen baru ....................................... 80
ix
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Asia Top Internet Countries .............................................................................. 2 Model perilaku konsumen dan faktor yang mempengaruhinya ...................... 16 Proses pengambilan keputusan pembelian ...................................................... 19 Consumer Decision Model .............................................................................. 22 Kerangka pemikiran penelitian ....................................................................... 33 CDM dengan SmartPLS .................................................................................. 37 Modifikasi CDM dengan F-I-P ....................................................................... 38 Modifikasi CDM dengan F-P .......................................................................... 38 Iklan Smartfren versi “I Hate Slow” yang menggambarkan kekecewaan pada koneksi internet ............................................................................................... 44 10. Smartfren muncul sebagai solusi internet yang anti lelet................................ 44 11. Karakteristik jenis kelamin responden ............................................................ 45 12. Karakteristik pengeluaran responden .............................................................. 45 13. Karakteristik intensitas mengakses internet .................................................... 46 14. Tempat mengakses jaringan internet .............................................................. 46 15. Jaringan yang digunakan ................................................................................. 47 16. Rekan ketika mengakses internet .................................................................... 47 17. Lama menonton televisi .................................................................................. 47 18. Merek mobile broadband yang dimiliki.......................................................... 48 19. Paket layanan internet ..................................................................................... 49 20. Program yang sering disaksikan mahasiswa ................................................... 49 21. Stasiun televisi yang sering disaksikan mahasiswa ........................................ 50 22. CDM dalam SmartPLS ................................................................................... 51 23. CDM dalam SmartPLS Setelah ada Indikator yang didrop ........................... 54 24. CDM dalam SmartPLS setelah bootsrapping ................................................. 57 25. Evaluasi jalur Consumer Decision Model mobile broadband Smartfren ..... 57 26. Consumer Decision Model dengan Impulse Buying F-I-P .............................. 59 27. Hasil Consumer Decision Model dengan Impulse Buying F-I-P setelah didrop ......................................................................................................................... 59 28. Hasil bootsrapping Consumer Decision Model dengan Impulse Buying F-I-P ......................................................................................................................... 62 29. Evaluasi jalur Consumer Decision Model dengan Impulse Buying F-I-P...... 62 30. Consumer Decision Model dengan Impulse Buying F-P ................................ 63 31. Hasil Consumer Decision Model dengan Impulse Buying F-P setelah didrop 64 32. Hasil bootsrapping Consumer Decision Model dengan Impulse Buying F-P . 66 33. Evaluasi jalur Consumer Decision Model dengan Impulse Buying F-P ........ 67
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1. 2. 3. 4.
Halaman Kuisioner Penelitian ........................................................................................ 88 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................................... 94 Uji Validitas Responden ................................................................................. 97 Misklasifikasi Responden ............................................................................... 99
xi
DAFTAR PERSAMAAN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Halaman Korelasi product moment ................................................................................ 25 Alpha cronbach’s ............................................................................................ 26 Ragam ............................................................................................................. 26 Fungsi diskriminan .......................................................................................... 29 Fungsi diskriminan kelompok tidak membeli ................................................. 72 Fungsi diskriminan kelompok membeli .......................................................... 72 Fungsi diskriminan kelompok tidak membeli setelah stepwise ...................... 94 Fungsi diskriminan kelompok membeli setelah stepwise ............................... 94
xii
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia dan globalisasi menyebabkan informasi semakin menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan. Keberadaan internet sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi sesuai kebutuhan hidupnya. Mobilitas masyarakat yang tinggi menyebabkan mereka lebih memilih untuk mengakses informasi melalui internet yang tergolong cepat, lengkap, mudah, dan up to date.
Dalam dunia maya segala aktivitas
manusia dapat dilakukan tanpa terkendala batas wilayah, ruang, dan waktu. Perkembangan internet di dunia semakin cepat khususnya di wilayah Asia, menurut hasil survey Internet World Stat, benua tersebut menyumbangakan hampir separuh dari total jumlah pengguna internet di dunia dapat dilihat pada Tabel 1. Data tersebut menunjukan bahwa sebanyak 56% populasi manusia di dunia terdapat dalam benua Asia, hal ini berbanding lurus terhadap sumbangan Asia terhadap penggunaan internet yakni sebesar 932.393.209 pengguna atau sekitar 44,2% dari keseluruhan pengguna internet di dunia. Tabel 1. Statistik pengguna dan populasi internet di Asia Tahun 2011 Pengguna Internet dan Statistik Populasinya di Asia Populasi Pengguna Pengguna Wilayah Populasi 2011 Dunia (%) Internet Dunia (%) Asia 3.879.740.877 56,0 932.393.209 44,2 Selain Asia 3.050.314.277 44,0 1.178.372.601 55,8 Total 6.930.055.154 100,0 2.110.765.810 100,0 Sumber : http://www.internetworldstats.com/stats3.htm [30 Januari 2012] Selain itu
Indonesia mampu masuk dalam jajaran sepuluh besar
negara penyuplai pengguna internet di kawasan Asia, menurut data yang ada Indonesia menempati urutan terbesar keempat setelah negara China, India, dan Jepang dilihat pada Gambar 1. Terlihat bahwa Indonesia menyumbangkan sekitar 39,6 juta pengguna internet yang merupakan pasar potensial bagi bisnis penyedia layanan internet baik berupa jasa maupun produk sebagai media pengakses.
2
Gambar 1. Asia Top Internet Countries (http://www.internetworldstats.com/ stats3.htm) [30 Januari 2012] Di Indonesia sendiri masyarakat memanfaatkan internet untuk berbagai kegunaan sesuai kebutuhan hidupnya. Masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk berbagai tujuan baik untuk pendidikan, jejaring sosial, memperoleh berita, mengirim pesan, bisnis dan tujuan lainnya. Peningkatan peran internet dalam kehidupan manusia berdampak pada meningkatnya berbagai fasilitas yang menyediakan layanan internet seperti mobile broadband sebagai alat untuk mengakses internet yang portable, dapat digunakan kapanpun dan dimanapun dengan mudah dan murah. Saat ini berbagai provider baik GSM maupun CDMA berlomba-lomba memberikan performa terbaiknya sehingga persaingan semakin ketat dalam industri ini. Menanggapi hal tersebut keunggulan perusahaan harus selalu dipertahankan serta disisi lain juga senantiasa berusaha memperbaiki kelemahan, seperti halnya yang dilakukan oleh PT Mobile-8 Telecom (FREN) akhirnya melakukan merger dengan PT Smart Telecom. Merger dilaksanakan
pada tanggal 03 Maret 2010, menghasilkan kesepakatan
untuk menggunakan merek dagang dan logo bersama yaitu Smartfren yang mempunyai tujuan utama efisiensi biaya, sehingga dapat menggabungkan aktivitas bersama seperti galeri, media iklan, dan promosi1. Langkah tersebut diambil untuk memperkuat posisi perseroan di tengah ketatnya persaingan. Hasil dari aktivitas merger tersebut diperlihatkan dalam data market share pada akhir 2010, dapat dilihat pada Tabel 2. 1
http://fpers.com/topic/akhirnya-fren-di-beli-smart/75 [pada tanggal 06 Januari 2012]
Tabel 2. Market Share Internet Service Provider 2010
3
Internet Provider
Pelanggan (juta)
Market Share (%)
Telkomsel Flash 4,278 56 Speedy 1,500 20 IM2 0,700 9 XL 0,400 5 Smartfren 0,500 6 Fastnet 0,200 3 AHA 0,100 1 Sumber : Repositori Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia2 Data diatas memperlihatkan bahwa Smartfren berhasil menempati posisi teratas pada kelas mobile broadband CDMA, bahkan mampu menandingi XL dari kelas GSM. Namun, sebagai pendatang baru, Smartfren mempunyai tantangan tersendiri dalam memperkenalkan produk dan meyakinkan konsumen agar mampu meningkatkan jumlah pelanggan. Cara yang bisa dilakukan adalah membuat iklan yang efektif sehingga dapat berujung kepada pembelian nyata, dapat dikatakan iklan merupakan alat eksekusi untuk memperkenalkan merek dan produknya kepada konsumen. Iklan biasanya dibuat dengan menekankan pada kelebihan-kelebihan yang dimiliki untuk meraih hati konsumen. Smartfren mengemas berbagai kelebihan yang dituangkan dalam iklan berkonsep “I Hate Slow”, Iklan tersebut menggambarkan hal yang biasa dialami oleh pengguna internet yang lamban kemampuan aksesnya. Pengguna internet dengan koneksi yang lamban umumnya mengalami peningkatan adrenalin sehingga berpotensi untuk marah dan kecewa kemudian Smartfren hadir sebagai solusi untuk dapat mengakses internet secara cepat, sehingga kehidupanpun kembali berjalan lancar. Iklan yang dikemas dengan mengangkat permasalahan yang sering terjadi dalam keseharian tersebut membuat penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana efektifitas iklan Smartfren dan pengaruhnya terhadap pembelian nyata.
2
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pem_060809.pdf [pada tanggal 03 Februari 2012]
4
1.2.
Perumusan Masalah Saat ini pasar potensial bagi produk layanan internet seperti mobile broadband adalah kalangan anak muda. Hal ini dipertegas dengan hasil riset yang menyatakan bahwa >50% pengguna internet di Indonesia adalah usia 20tahunan3. Mahasiswa starata satu mayoritas berada pada rentang usia 20 tahunan, serta kesehariannya sangat lekat dengan internet, oleh karena itu mahasiswa adalah pasar potensial bagi mobile broadband Smartfren. Mengacu pada permasalah di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” dalam mengkomunikasikan informasinya kepada mahasiswa S1 Institut pertanian Bogor? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata sehingga dapat mengklasifikasikan antara kelompok mahasiswa S1 IPB yang membeli atau tidak membeli mobile broadband Smartfren?
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui efektivitas iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” dalam mengkomunikasikan informasinya kepada mahasiswa S1 Institut pertanian Bogor. 2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata sehingga dapat mengklasifikasikan kelompok Mahasiswa S1 IPB yang membeli atau tidak membeli mobile broadband Smartfren. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat-manfaat itu adalah : 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dan informasi untuk membuat iklan yang lebih efektif sehingga dapat meningkatkan penjualan. 2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat bermanfaat dalam bidang ilmu manajemen khususnya efektivitas pemasaran melalui iklan televisi. 3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya mengenai efektivitas iklan dan keputusan pembelian. 3
http://www.jeruknipis.com/search/node/internet%20indonesia [5 Februari 2012]
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian membahas mengenai efektivitas iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” dilihat melalui tahapan pada Consumer Decision Model (CDM). Penelitian dilakukan di Kampus IPB Dramaga. Penelitian terbatas hanya pada mahasiswa strata satu yang pernah menyaksikan iklan televisi tersebut. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui pandangan terhadap faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata menurut kelompok mahasiswa yang membeli dan yang tidak membeli mobile broadband Smartfren setelah menonton iklan tersebut.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Broadband Broadband secara harfiah berarti jangkauan frekuensi yang luas yang digunakan untuk mengirim dan menerima data4. Definisi umum broadband adalah proses pengiriman dan penerimaan data melalui sistem jaringan telekomunikasi dengan kecepatan tinggi. Umumnya kecepatan mulai dari 256 kbps sampai dengan 100 Mbps yang terhubung dengan perangkat pengguna/pelanggan disebut broadband 5. 2.2. Definisi Pemasaran Pemasaran adalah proses pemberian kepuasan konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan (Kotler dan Amstrong 2004) Selain itu Kotler dan Amstrong (2004) juga mendefiniikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial tempat individu dan kelompok memperoleh apa yang yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan fungsi yang mempunyai kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi (Tjiptono, 2008). 2.3. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran membantu mengidentifikasi bagian pasar yang sanggup dilayani dengan baik dan paling menguntungkan baginya. Terdiri dari tiga langkah utama yaitu penentuan segmentasi konsumen, pemilihan pasar sasaran, dan penentuan pencitraan produk dalam pasar, ketiganya lebih dikenal dengan STP (Segmentation, Targetting, Positioning). Selengkapnya penjelasan atas ketiganya adalah sebagai berikut: 4
http://www.jaringankomputer.org/internet-broadband-pengertian-dan-jenis-jeniskoneksi-internet-broadband/ [20 Februari 2012] 5 http://inconcept.wordpress.com/?s=arti+mobile+broadband [ 30 Januari 2012]
7
2.3.1 Segmentasi Membagi pasar kedalam kelompok pembeli yang lebih kecil, yang memiliki kebutuhan, karakter, dan perilaku yang khas, yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Berikut adalah variabel-variabel utama yang digunakan untuk mensegmentasi pasar konsumen (Kotler dan Amstrong, 2004) : 1. Segmentasi Geografis Segmen ini berupaya membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, kabupaten, kota, atau pemukiman. Perusahaan kemudian memilih satu atau beberapa area geografis sebagai tempat operasinya, atau dapat memilih semua area yang ada, namun tetap memfokuskan pada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan. 2. Segmentasi Demografis Segmen ini berupaya membagi pasar menjadi sejumlah kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, jender, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan. 3. Segmentasi Psikografis Segmen ini berupaya membagi pembeli menjadi kelompokkelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik
kepribadian.
Orang-orang
yang
berada
dalam
kelompok demografi yang sama bisa saja memiliki tampilan psikografis yang berbeda. 4. Segmentasi Perilaku Segmen ini berupaya membagi pembeli-pembeli ke dalam sejumlah kelompok
berdasarkan
pengetahuan,
sikap,
kegunaan,
atau
tanggapan mereka terhadap suatu produk. 2.3.2 Targetting Setelah melakukan segmentasi maka langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dan memilih segmen pasar. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda - beda, perusahaan harus memperhatikan faktor ukuran dan pertumbuhan segmen, faktor daya tarik struktural
8
segmen, serta tujuan dan sumberdaya perusahaan. Setelah melakukan evaluasi segmen - segmen yang berbeda, perusahaan harus memutuskan segmen-segmen dan berapa banyak segmen yang harus dilayani (Kotler dan Amstrong, 2004). 2.3.3 Positioning Setelah perusahaan memutuskan segmen-segmen pasar yang akan dimasuki, haruslah diputuskan posisi apa yang harus ditempati dalam segmen tersebut (Kotler dan Amstrong, 2004) 2.4. Komunikasi Pemasaran Promosi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran, promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi / membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2008). Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran barang maupun jasa. Dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi utama, yaitu (Durianto dkk, 2003): 1. Advertising (Periklanan) Semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. 2. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk barang atau jasa. 3. Public Relation (Hubungan Masyarakat dan Publisitas) Berbagai macam program untuk memelihara menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merk sebuah produk. 4. Personal Selling (Penjualan Secara Pribadi) Interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
9
5. Direct Marketing (Pemasaran langsung) Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan 2.5. Iklan Menurut Durianto, dkk (2003) secara umum iklan berwujud penyajian informasi non personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian iklan adalah proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Menurut Tjiptono (2008), iklan adalah suat bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. 2.5.1 Iklan yang Efektif Iklan dikatakan efektif apabila mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan, iklan yang baik atau efektif memuaskan beberapa pertimbangan berikut (Shimp, 2003) : 1. Iklan harus memperpanjang strategi pemasaran. Iklan akan efektif bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi. 2. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan
atribut/lambangnya.
Oleh
karena
itu,
iklan
harus
dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhankebutuhan, keinginan, serta apa saja yang dinilai oleh konsumen pada pemasar. 3. Periklanan yang efektif harus persuasif, yaitu ketika produk yang diiklankan memberi keuntungan tambahan bagi konsumen.
10
4. Iklan harus menemukan cara untuk menerobos kerumunan iklan. Para pengiklan secara kontinyu saling bersaing dalam menarik perhatian konsumen. 5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih apa yang bisa diberikan. Intinya adalah menerangkan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. 6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dan strategi yang berlebihan. Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi, bukan untuk membagus-baguskan yang bagus serta meluculucukan yang lucu. Penggunaan humor yang tidak efektif dapat mengakibatkan orang hanya akan ingat pada humornya saja, tetapi melupakan pesannya. 2.5.2 Fungsi Iklan Periklanan adalah pelaksanaan beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya. Menurut Shimp (2003), iklan mempunyai fungsi sebagi berikut: 1. Informing (Memberi Informasi) Periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. 2. Persuading (Mempersuasi) Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. 3. Reminding (Mengingatkan) Iklan menjaga merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. 4. Adding Value (Memberi Nilai Tambah) Periklanan memberi nilai tambah pada merek agar lebih elegan, lebih gaya, lebih bergengsi, dan lebih unggul dari tawaran pesaing dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Terdapat tiga cara mendasar dalam memberi nilai tambah bagi penawaran mereka,
11
yaitu inovasi, peyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. 5. Assisting (Mendampingi) Iklan berperan sebagai pendamping yang mendampingi upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. 2.5.3 Sifat – Sifat Iklan Tjiptono (2008) mengungkapkan bahwa suatu iklan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Public Presentation Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan 2. Pervasiveness Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi. 3. Amplified Expressiveness Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak. 4. Impersonality Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog atau satu arah. 2.5.4 Tujuan Iklan Dalam Durianto, dkk (2003) tujuan iklan adalah untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Menurut Kotler dalam Durianto (2003) tujuan periklanan berdasarkan sasarannya dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk beluk suatu produk. Biasanya dilakukan besarbesaran pada tahap awal pengenalan produk pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk permintaan awal.
12
2. Iklan untuk membujuk (persuasive) dilakukan dalam tahap kompetitif, untuk membentuk permintaan selektif merek tertentu. Perusahaan
melakukan
persuasi
tidak
langsung
dengan
memberikan informasi tentang kelebihan produk yang dikemas sedemikian rupa sehingga menimbulkan perasaan menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk melakukan tindakkan pembelian. 3. Iklan untuk mengingatkan (reminding) untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat penting untuk produk yang sudah mapan, bertujuan sebagai penguat untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. 2.5.5 Iklan Televisi Menurut Durianto, dkk (2003) diungkapkan bahwa kekuatan dan kelemahan iklan televisi sebagai berikut: 1. Kekuatan a. Efisiensi Biaya Televisi mampu menjangkau masyarakat yang sangat luas. Kebijakan ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang. Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesann komersialnya. b. Dampak yang kuat Iklan televisi sampai ke pemirsa dalam bentuk audio visual. Kreativitas pengiklan lebih dapat dieksplorasi dan dioptimalkan dengan mengkombinasikan gerak, keindahan, kecantikan, suara, warna, musik, drama, humor, maupun ketegangan. c. Pengaruh yang kuat Kebanyakan pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi yang
merupakan
sarana
hiburan,
sumber
berita,
sarana
pendidikan, dll. Sebagaimana kebanyakan pembeli, pemirsa televisi cenderung memilih produk yang diiklankan di televisi dari pada produk yang tidak mereka kenal.
13
2. Kelemahan a. Biaya tinggi Biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relatif lebih rendah. Namun, biaya absolut beriklan di televisi adalah tinggi. b. Masyarakat yang tidak selektif Pemirsa televisi banyak dan luas. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar yang tidak tepat dan tidak selektif. c. Kesulitan teknis Jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan pengiklanan yang mendesak dalam menghadapi event-event tertentu, sering kali pihak pengiklan akan menghadapi kesulitan teknis untuk mengubah jadwal maupun jam tayang. 2.6. Definisi Konsumen Menurut Sumarwan (2011), istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu, konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu: membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, digunakan anggota keluarga lain / seluruh anggota keluarga, atau mungkin untuk hadiah. Konsumen organisasi: meliputi orgnisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit), dimana mereka harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. 2.7. Perilaku Konsumen Sumarwan (2011) menyatakan perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Engel et al (1994), Perilaku konsumen merupakan tindakan yang
langsung
terlibat
dalam
mendapatkan,
mengkonsumsi,
dan
14
menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. 2.7.1 Faktor yang Mendasari Perilaku Konsumen Engel et al (1994) membahas tentang determinan inti, berisi tiga kategori yang mendasari variasi perilaku konsumen yang terlihat pada Gambar 4, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Pengaruh lingkungan Konsumen hidup di dalam lingkungan yang kompleks, yang secara langsung maupun tidak mempengaruhi perilaku dan tindakan mereka. Perilaku proses keputusan mereka dipengaruhi oleh arus pemgaruh yang luas sampai yang spesifik, sebagai berikut: (1) budaya; (2) kelas sosial; (3) pengaruh pribadi; (4) keluarga; (5) situasi. Budaya, seperti digunakan di dalam studi perilaku konsumen, mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbolsimbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran, dan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Pemasaran adalah transmitter nilai yang secara serentak membentuk budaya dan dibentuk oleh budaya. Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Mereka dibedakan oleh status sosioekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga yang tinggi. Status kelas sosial sering kali menghasilkan bentuk perilaku konsumen yang berbeda. Pengaruh pribadi, perilaku konsumen kerap kali dipengaruhi oleh mereka atau orang lain yang berhubungan erat dengan kita. Respon sering terjadi terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Keluarga, setiap manusia memang berawal dan lahir dari keluarga. Maka tidak heran bila keluarga merupakan unit
15
pengambilan keputusan yang utama, tentu saja dengan pola peranan dan pembentukan keputusan pembelian dan konsumsi. Situasi, jelas bahwa perilaku berubah ketika situasi berubah. Perubahan kadang dapat diramalkan dan ada pula yang tidak dapat diramalkan. 2. Perbedaan individu Perbedaan individu lebih menekankan pada faktor internal yang
menggerakan
dan
mempengaruhi
perilaku.
Dengan
memasukan lima cara penting di mana konsumen mungkin berbeda, yaitu: (1) sumber daya konsumen; (2) motivasi dan keterlibatan; (3) pengetahuan; (4) sikap; dan (5) kepribadian, gaya hidup, dan demografi (Engel et al, 1994) Sumber daya konsumen, setiap orang membawa tiga sumber daya ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan yaitu waktu, uang, dan perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Umumnya terdapat keterbatasan yang jelas pada ketersediaan masing-masing, sehingga memerlukan semacam alokasi yang cermat. Motivasi dan keterlibatan, motivasi disebabkan oleh pengaktivan kebutuhan yang lahir karena adanya ketidakcocokan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual. Sedangkan keterlibatan merupkan faktor pengarah yang sangat potensial, karena pemahaman yang baik adalah pemotivasi yang utama. Pengetahuan konsumen mencakup susunan luas informasi, seperti ketersediaan dan karakteristik produk dan jasa, di mana dan kapan untuk membeli, dan bagaimana menggunakan produk. Sikap merupakan evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang melakukan respon dengan cara yang menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Menurut
Kasarjian
dalam
Engel
et
al
(1994),
mengemukakan bahwa, kepribadian adalah respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan Gaya hidup merupakan pola yang
16
dilakukan seseorang untuk menghabiskan sumber daya yang ia miliki.
Sedangkan
mendeskripsikan
demografi
pangsa
merupakan
konsumen
cara
berdasarkan,
untuk usia,
pendapatan, pengeluaran, dan pendidikan. 3. Proses Psikologis Engel et al (1994), mengemukakan tiga proses psikologis sentral yang membentuk semua aspek motivasi dan perilaku konsumen, yaitu (1) pengolahan informasi, (2) pembelajaran dan (3) perubahan sikap dan perilaku. Pengolahan informasi didefinisikan sebagai
proses dimana
rangsang pemasaran
diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan kemudian diambil kembali oleh konsumen dan digunakan untuk evaluasi - evaluasi alternatif produk. Perbedaan Individu Sumber Daya Konsumen
Pengaruh Lingkungan
Proses Psikologi
Motivasi dan Keterlibatan
Budaya Kelas Sosial
Pengetahuan
Pengolahan Informasi
Pengaruh Pribadi
Sikap
Pembelajaran
Keluarga
Kepribadian, gaya Hidup, dan Demografi
Perubahan Sikap/Perilaku
Situasi
Proses Keputusan Pembelian Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Pengevaluasian alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku setelah pembelian
Gambar 2. Model perilaku konsumen dan faktor yang mempenga ruhinya (Engel et al, 1994) Pembelajaran
merupakan
proses
dimana
pengalaman
menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau perilaku. Pembelajaran menggambarkan perubahan perilaku
17
individu yang muncul karena pengalaman. Menurut Watson dalam Engel et al (1994), menyatakan bahwa pengulangan yang konsisten akan mengukuhkan respon dan membina kebiasaan membeli. Sehingga dapat dikatakan bahwa, semua proses pembelajaran yang dialami oleh konsumen akan mempengaruhi keputusan konsumen tersebut mengenai apa yang dibeli dan apa yang dikonsumsi. 2.8. Keputusan Pembelian Menurut penyelesaian
Kotler
(2005),
keputusan
pembelian
adalah
proses
masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan
kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber- sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. 2.8.1 Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen berpengaruh pada proses keputusan pembelian. Menurut Sumarwan (2011), konsumen mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Karakteristik Demografi dan Subbudaya Konsumen Dalam kaitannya dengan demografi dapat dikatakan bahwa seorang
konsumen
bisa
menjadi
anggota
dari
beberapa
subbudaya. Berikut ini adalah beberapa karakteristik demografi yang biasa digunakan untuk mengelompokkan konsumen: a. Usia Sejak lahir ke dunia manusia sudah menjadi konsumen, ia akanterus menjadi konsumen dengan kebutuhan yang berbeda sesuai usianya. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. b. Pendidikan dan pekerjaan Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan, pendidikan seseorang akan menentukan jenis pekerjaannya. Selain itu konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat
18
responsif terhadap informasi, pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam memilih produk dan mereka. c. Lokasi Geografik Lokasi tempat tinggal konsumen akan mempengaruhi pola konsumsinya. 2. Karakteristik Ekonomi Konsumen a. Pendapatan Pendapatan adalah sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen, karena dengan pendapatan itulah konsumen dapat membiayai kegiatan konsumsinya. b. Pengeluaran Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau mengeluarkan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian. c. Kredit dan Kartu Kredit Kredit akan meningkatkan daya beli konsumen, konsumen yang memperoleh sumber kredit akan punya peluang untuk meningkatkan konsumsi berbagai produk dan jasa. 3. Karakteristik Kelas Sosial Konsumen Kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokkan masyarakat ke dalam kelompok yang berbeda. Kelas sosial akan mempengaruhi jenis produk, jenis jasa, dan merek yang dikonsumsi oleh konsumen. Konsumen yang berada pada kelas sosial yang sama akan menunjukkan persamaan dalam nilai-nilai yang dianut, gaya hidup, dan perilaku yang sama. Dalam kehidupan bermasyarakat biasanya terdapat pembagian kelas sosial seperti berikut: a.
Status pekerjaan Pekerjaan yang dilakukan orang tua, baik ayah atau ibu akan menentukan kelas sosial.
19
b. Pemilikan harta benda Pendapatan menentukan daya beli seseorang, yang selanjutnya
akan
mempengaruhi
pola
konsumsinya.
Pendapatan yang tinggi biasanya diikuti oleh pemilikan harta benda yang banyak. c. Variabel interaksi Pembagian kelas sosial ini ditentukan oleh penghargaan yang diberikan orang lain kepada seseorang. Seseorang dapat dikatakan memiliki prestis pribadi jika dihormati oleh orang lain dan orang-orang sekelilingnya. d. Variabel politik Orang-orang yang terpilih sebagai pemimpin atau ketua partai politik yang besar adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain, mereka adalah termasuk ke dalam kelas sosial atas. 2.8.2 Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2004),
proses pembelian
berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudahnya. Pemasar perlu berfokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian bukan hanya pada proses pembelian saja. Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri lima tahap, seperti terlihat pada gambar berikut: Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Pengevaluasian alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku setelah pembelian
Gambar 3. Proses pengambilan keputusan pembelian (Kotler dan Amstrong, 2004) 1. Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan muncul saat pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu adanya rangsangan internal dan rangsangan eksternal.
20
2. Pencarian Informasi Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu. Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu: a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, wiraniaga, situs web, pedagang perantara, kemasan. c. Sumber publik meliputi media massa, organisasi ranting konsumen, pencarian internet. d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Pengevaluasian Alternatif Tahap ketiga dari proses keputusan pembelian adalah evaluasi alternatif yaitu cara konsumen memproses informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi pembelian tertentu. 4. Keputusan Pembelian Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek
dan
membentuk
kecenderungan
(niat)
pembelian.
Keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul di antara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga. Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan Namun,
21
situasi yang tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian. 5. Perilaku Setelah Pembelian Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Konsumen akan melakukan tindak lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka, yang akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Konsumen yang puas akan cenderung melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan produk kepada orang lain. 2.9. Impulse Buying Menurut Sumarwan (2011), jenis pembelian konsumen terbagi menjadi tiga macam yaitu pembelian yang terencana sebelumnya, pembelian yang separuh terencana dan pembelian yang tidak terencana. Pembelian yang terencana sepenuhnya adalah jika konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan. Ketika konsumen sudah mengetahui produk yangt ingin dibeli dan keputusan merek yang akan dibeli diputuskan pada saat di dalam toko, pembelian bisa digolongkan dalam pembelian yang separuh terencana. Beberapa konsumen sering kali membeli produk atau jasa tanpa direncanakan terlebih dahulu. Hal ini dapat disebabkan oleh penataan display ayau pemotongan harga. Display atau peragaan tersebut telah membangkitkan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen merasakan kebutuhan
yang
mendesak
untuk
membeli
produk
yang
sedang
dipromosikan tersebut. Keputusan pembelian seperti ini disebut sebagai pembelian impuls (impulse purchasing / impulse buying) (Sumarwan, 2011). Berdasarkan penelitian Rook dalam Engel (2002), pembelian berdasarkan impulse tidak didasarkan pada pemecahan masalah konsumen dan paling baik dipandang dari prespektif hedonik atau pengalaman. Pembelian berdasar impulse mungkin memiliki satu atau lebih karakteristik sebagai berikut:
22
1. Spontanitas, pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sekarang sebagai respon terhadap stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan. 2. Dorongan untuk membeli dengan segera. Ada motivasi untuk mengesampingkan yang lain dan bertindak dengan seketika. 3. Kesenangan dan stimulasi, merupakan desakan mendadak untuk membeli sering disertai dengan emosi. 4. Ketidakpedulian akan akibat. Desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan. 2.10. Consumer Decision Model Consumer Decision Model
dapat diartikan sebagai suatu model
dengan enam variabel yang saling berhubungan, yaitu: Pesan Iklan (F, finding
information),
Pengenalan
Merek
(B,
brand
recognition),
Kepercayaan Konsumen (C, confidence), Sikap Konsumen (A, attitude), Niat Beli (I, intention) dan Pembelian nyata (P, purchase), menurut (Howard dalam Durianto 2003). Consumer Decision Model (CDM) merupakan proses pembedaan dan pengelompokan bentuk-bentuk pikiran konsumen, CDM memetakan alur bagaimana konsumen mencari dan mempertimbangkan suatu keputusan untuk membeli produk. Dimana masing-masing variabel yang telah disebutkan berinteraksi dan saling mendukung hingga berakhir di pembelian nyata. Sebagai mana terlihat dalam gambar (Durianto dkk, 2003), seperti berikut: C
F
B
I
P
A Gambar 4. Consumer Decision Model (Durianto dkk, 2003) Dalam gambar terlihat bahwa alur model tersebut berawal dari konsumen yang menerima informasi atau pesan iklan (F). Informasi yang diterima dapat menyebabkan tiga kemungkinan pengaruh, yang dimulai dari
23
pengenalan merek oleh konsumen (B) atau dari informasi yang didapat langsung menambah perbendaharaan pikiran konsumen sebagai tingkat kepercayaan (C). Selain itu ada alur lain yaitu, dari informasi itu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen menunjukan kesesuaian yang akan membentuk sikap (A). Kemudian, dari pengenalan merek (B) dievaluasi apakah pengenalan tersebut sesuai dengan keingnan dan kebutuhan, kemudian membentuk sikap (A), serta menambah tingkat kepercayaan (C). Pengenalan merek mempunyai sumbangan berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan konsumen terhadap merek yang ditawarkan, sehingga diharapkan mampu menimbulkan niat beli (I) konsumen. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan suatu pembelian nyata (P). Berikut adalah paparan keenam variable yang diulas dalam CDM menurut (Howard dalam Durianto 2003): 1. Pesan Iklan (Information) Pesan iklan yang ideal menurut Kotler dalam Durianto ,dkk ( 2003), harus
mampu
ketertarikan
menarik
(interest),
perhatian
(attention),
membangkitkan
keinginan
mempertahankan (desire),
dan
menggerakan tindakan (action). Pesan Iklan (F) dalam Consumer Decision Model (CDM) menurut Howard dalam Durianto (2003) merupakan variabel penentu dari keenam variabel. Consumer Decision Model (CDM), menunjukan bahwa pesan iklan dapat menyebabkan: calon pembeli mengenal suatu merek, mengevaluasi merek-merek yang dibutuhkan calon pembeli, menentukan sikap dan mengukur seberapa besar kepuasan konsumen terhadap suatu merek serta atribut-atribut lainnya suatu produk. 2. Pengenalan Merek (Brand Recognation) Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui sampai tingkat mana para pembeli mengetahui ciri – ciri suatu merek. Menurut John A Howard dalam Durianto (2003) pengenalan merek terkait dengan tingkat pengenalan pembeli akan ciri atau keistimewaan produk dibandingkan produk-produk sejenis lainnya. Kesan merek secara keseluruhan terbentuk atas tiga elemen, yaitu: Pengenalan Merek (Brand Recognation), Sikap Konsumen (Attitude) dan Kepercayaan Konsumen
24
terhadap produk (Confidence). Pengenalan merek merupakan landasan untuk terciptanya sikap dan keyakinan konsumen 3. Sikap Konsumen (Attitude) Peter dan Olson dalam Durianto (2003) mengatakan bahwa sikap didefinisikan sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Bagi produsen data tentang sikap konsumen menjadi kebutuhan yang penting, karena dapat digunakan untuk melihat sikap konsumen di masa lalu serta dapat memprediksi sikap konsumen di masa yang akan datang. Engel, Black well dan Miniard dalam Durianto (2003) menuliskan bahwa sikap terhadap suatu iklan dapat berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap suatu produk. 4. Kepercayaan Konsumen (Confidence) Menurut Russel dan Lane dalam Durianto (2003), kepercayaan merupakan
tingkat
kepastian
konsumen
yang
menyatakan
keyakinannnya dan penilaiannya terhadap suatu produk yang dinilai bebas Menurut Durianto (2003), kepercayaan konsumen adalah bagaimana pembeli dapat yakin atas keputusan mereka terhadap suatu merek, apakah produk tersebut dapat memuaskan kebutuhan konsumen atau tidak. Kepercayaan konsumen dapat meningkat jika calon pembeli sudah mendapatkan keterangan yang jelas yang didapat konsumen dari pesan iklan (informasi) yang ditayangkan di televisi secara berulangulang, brosur, pemasaran langsung, dan lainnya. 5. Niat Beli (Intention) Niat beli adalah pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Niat beli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen (Durianto, 2003). Secara umum keyakinan konsumen kepada suatu produk berbanding lurus dengan niat beli konsumen terhadap produk tersebut.
25
6. Pembelian Nyata (Purchase) Pembelian nyata merupakan sasaran akhir dari pendekatan Consumer Decision Model (CDM), baik untuk konsumen yang pertama kali membeli maupun yang melakukan pembelian ulang. Berdasarkan pendekatan CDM, pengukuran efektivitas iklan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel F (pesan iklan), B (pengenalan merek), C (keyakinan konsumen), dan A (sikap konsumen) terhadap I (niat beli) suatu merek atau produk dan juga untuk mencari informasi, apakah ada variabel antara dan variabel bukan antara dari B (pengenalan merek), C (keyakinan konsumen), dan A (sikap konsumen) yang dapat mempengaruhi F (pesan iklan) terhadap I (niat beli). 2.11. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana butir-butir dalam kuisioner dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Umar, 2005). Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total. Pengujian korelasi pada penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi product moment sebagai berikut : ∑ √
∑
∑
∑ ∑ ∑
∑
Dimana : : korelasi antara x dan y x : skor pernyataan y : skor total n : jumlah responden Pengujian validitas terdiri dari uji validitas kuisioner dan uji validitas responden. Uji validitas kuisioner dilakukan terhadap seluruh butir soal yang ada dalam kuisioner dengan menguji 30 kuisioner, dan uji validitas responden dilakukan pada seluruh data yang diberikan responden dalam penelitian. Uji validitas responden diperlukan karena, menurut Umar (2002) bila responden merasa malu, takut, dan cemas akan jawabannya, maka besar
26
kemungkinan dia akan memberikan jawaban yang tidak benar. Uji validitas responden dilakukan dengan cara mentranspose matriks. Seluruh uji validitas baik kuisioner maupun responden dibantu oleh software MINITAB 14 dengan batas nilai error 5% dimana bila bila tingkat signifikasi kesalahan lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan valid dan dapat digunakan. 2.12. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran (Umar, 2005). Reliabilitas (keandalan) merupakan suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner (Nugroho, 2005). Kuisioner yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicoba berulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Penelitian kali ini melakukan uji reliabilitas dengan metode alpha cronbach’s dengan rumus sebagai berikut: r11
(
∑ k ) (1 k1
)
Dimana = r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyak butir pertanyaan : jumlah ragam total
∑
: jumlah ragam butir
Rumus untuk mencari ragam adalah: ∑
∑
Dimana = : ragam n
: jumlah contoh (responden) : nilai skor yang dipilih
27
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.06 (Nugroho, 2005). Nilai cronbach’s Alpha dapat dihitung dengan bantuan software SPSS 16. 2.13. Structural EquationModeling (SEM) Bagozzi dan Fornell dalam Ghozali (2005) menyatakan bahwa model persamaan struktural (SEM) adalah generasi kedua teknik analisis multivariat yang memungkinkan peneliti menguji hubungan antar variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran keseluruhan tentang model. Ghozali (2008) menyatakan, manfaat utama SEM dibandingkan generasi pertama multivariate seperti principal component analysis, factor analysis, discriminant analysis, atau multiple regression, SEM memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi bagi peneliti untuk menghubungkan antara teori dengan data. Bollen dalam Ghozali (2005), menyatakan SEM tidak seperti analisis multivariat biasa, SEM dapat menguji secara bersama-sama hal berikut ini: 1.
Model structural
:
hubungan
antara
konstruk
independen
dependen. 2.
Model measurement :
hubungan (nilai loading) antara indikator dengan konstruk (variabel laten)
Terdapat beberapa istilah variabel yang biasa digunakan dalam SEM, yaitu: 1.
Variabel laten
: variabel yang tidak bisa diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator sebagai proksi.
2.
Variabel manifest
: indikator-indikator yang dapat diukur
3.
Variabel eksogen
: variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya dalam model
4.
Variabel endogen
: variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya dalam suatu model penelitian
Secara teknis SEM dibagi dalam dua kelompok,yaitu SEM berbasis covariance dan SEM berbasis variance
atau sering disebut component
based SEM yang mempergunakan software SmartPLS dan PLS Graph. Covariance Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang hubungan kausalitas atau memberikan deskripsi mekanisme hubungan
28
kausalitas (sebab-akibat). Sedangkan Component Based SEM bertujuan mencari hubungan linear prediktif antar variabel (Ghozali 2008). Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan antara Covariance Based SEM dengan Variance Based SEM: Tabel 3. Perbedaan Covariance Based SEM dengan Variance Based SEM (PLS) No 1.
Kriteria Tujuan
PLS Berorientasi prediksi
CBSEM Berorientasi pendugaan parameter
2.
Pendekatan
Berbasis varian (ragam)
Berbasis kovarian (peragam)
3.
Asumsi
Spesifikasi prediktor
Multivariate normal
(nonparametric)
distribution,independence , observation (parametric)
4.
Estimasi
Konsisten sebagai
Parameter
indikator dan sample size
Konsisten
meningkat (consistency at large) 5.
Skor Variabel
Secara eksplisit diestimasi
indeterminate
Hubungan
Dapat dalam bentuk
Hanya
Epistemik antara
reflective maupun
indikator
variabel laten dan
formative indicator
Laten 6.
dengan
reflektif
dengan
ketepatan
indikatornya 7.
8.
Implikasi
Optimal untuk ketepatan
Optimal
prediksi
parameter
Kompleksitas
Kompleksitas besar (100
Kompleksitas kecil sampai
Model
konstruk dan 1000
menengah (< 100 indikator)
indikator) 9.
Besar Sample
Kekuatan analisis
Kekuatan analisis berdasarkan
didasarkan pada porsi dari
pada model spesifik minimal
model yang memiliki
direkomendasikan berkisar
jumlah prediktor terbesar.
dari 200-800
Minimal direkomendasikan berkisar dari 30-100 kasus
Sumber : Ghozali (2008)
29
2.14. Analisis Diskriminan Supranto (2004) menyatakan bahwa analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data, variabel tak bebas (disebut criterion) merupakan kategori (non-metrik, nominal, ordinal, atau kualitatif) sedangkan variabel bebas sebagai prediktor merupakan metric (interval atau rasio, bersifat kuantitatif). Adapun tujuan analisis diskriminan, adalah sebagai berikut: 1. Membuat fungsi diskriminan atau kombinasi linear, dari prediktor atau variabel bebas yang bisa mendiskriminasi atau membedakan variabel tak bebas atau criterion kedalam kategori yang tepat 2. Menguji apakah ada perbedaan signifikan antara kategori / kelompok, dikaitkan dengan variabel bebas atau prediktor. 3. Menentukan prediktor (variabel bebas) yang mana yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya perbedaan antar kelompok. 4. Mengklasifikasikan atau mengkelompokkan objek/kasus atau responden kedalam suatu kelompok/kategori didasarkan pada nilai variabel bebas. 5. Mengevaluasi keakuratan klasifikasi Berikut ini adalah bentuk model diskriminan, yang pada penelitian kali ini akan dicari persamaannya:
Dimana : : variabel bebas / prediktor ke j dari responden ke i : koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke j Analisis diskriminan bertahap menurut Supranto (2004) dianalogkan sebagai regresi berganda bertahap (stepwise), di mana variabel bebas atau prediktor dimasukkan secara berurutan (sequentially) berdasarkan pada kemampuannya untuk mendiskriminankan setiap kelompok. Suatu rasio F dihitung untuk setiap prediktor dengan jalan melakukan suatu analisis varian univariant, dimana kelompok diperlakukan sebagai variabel kategori (non-metrik) dan prediktor sebagai variabel kriterion atau variabel dependen. Suatu prediktor dengan dengan nilai rasio F yang tinggi, yang pertama-tama terpilih untuk dimasukkan dalam fungsi diskriminan, kalau prediktor tersebut memenuhi kriteria dan toleransi tertentu. Prediktor kedua
30
ditambahkan berdasarkan pada the highest adjusted or partial F ratio, dengan memperhitungkan prediktor yang telah dipilih sebelumnya, dan seterusnya. Setiap prediktor yang telah diuji untuk retensi berdasarkan pada hubungannya dengan prediktor lainnya yang telah dipilih. Proses pemilihan dan retensi dilanjutkan sampai semua prediktor memenuhi kriteria signifikansi untuk dimasukkan dan dipertahankan dalam fungsi diskriminan. 2.15. Penelitian Terdahulu Astriyani (2011) mengambil judul penelitian Analisis Efektivitas Iklan Televisi dan Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Es Krim Wall‟s Magnum Berdasarkan Karakteristik Gender dalam Kasus Mahasiswa S1 IPB. Hasil analisis mengungkapkan bahwa iklan televisi es krim Wall‟s Magnum hanya sampai niat beli untuk mahasiswi dan hanya sampai tahap terbangunnya kepercayaan dan sikap konsumen pada mahasiwa. Sulaeman (2011) mengambil judul penelitian Pengukuran Analisis Model Struktural dan Analisis Diskriminan Es Krim Wall‟s Magnum Pada Konsumen Pengguna Social Media (Studi Kasus Mahasiswa Program Strata 1
IPB).
Hasil
analisis
model
struktural
dapat
diketahui
bahwa
penginformasian yang dilakukan oleh Wall‟s Magnum di sosial media efektif hingga ke pembelian nyata. Analisis diskriman menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembelian sehingga tercipta rasa menyukai produk es krim Wall‟s Magnum Classic adalah status kemahasiswaan, saran keluarga, bentuk kemasan, merek, pengetahuan produk, dan kepercayaan bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan faktorfaktornya adalah status kemahasiswaan, pengetahuan varian es krim, bentuk kemasan, harga, merek, manfaat dan gaya hidup. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembelian sehingga tercipta rasa menyukai produk es krim Wall‟s Magnum Almond adalah faktor harga dan gaya hidup menurut persepsi laki-laki dan faktor kepercayaan dan pengalaman terdahulu bagi perempuan. Selain itu faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembelian sehingga tercipta rasa menyukai produk es krim Wall‟s Magnum Chocolate Truffle menurut persepsi laki-laki adalah faktor wiraniaga, besarnya pengeluaran konsumen, pengetahuan varian es krim, manfaat, tempat pembelian, dan kepribadian, sedangkan menurut persepsi perempuan adalah
31
faktor saran dari teman, kondisi cuaca, saran dari wiraniaga, pengetahuan produk, tempat pembelian dan kepribadian. Hayati (2011) mengambil judul penelitian Analisis Penerapan Quality Of Work Life (QWL) Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Karyawan. Penelitian ini menggunakan analisis model struktural dengan menggunakan software SmartPLS, hasil analisis menyimpulkan bahwa penerapan QWL dan kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif secara signifikan terhadap komitmen karyawan. Berdasarkan uji PLS terlihat bahwa terdapat perbedaan persepsi karyawan antara pria dan wanita terhadap penerapan QWL. Namun, tidak terdapat perbedaan yang berarti antara kepuasan kerja dan komitmen karyawan baik wanita maupun pria.
32
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Dalam era teknologi seperti sekarang persaingan antar produsen penyedia jasa layanan internet seperti mobile broadband sangatlah ketat. Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang cara pemasaran produk Smartfren yang merupakan produk baru hasil merger antara PT Mobile-8 Telecom (Fren) dan PT Smart Telecom. Sebagai produk baru tentunya tidak mudah untuk memasarkan produk yang mereknya belum terlalu dikenal di masyarakat. Dalam memasarkan produknya Smartfren memerlukan komunikasi pemasaran yang tepat, salah satu cara yang paling efektif adalah dengan membuat iklan televisi yang mampu dengan sekaligus menyasar banyak kelompok konsumen. Dalam mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk barunya kepada konsumen, Smartfren membuat iklan televisi dengan slogan “I Hate Slow” yang berdurasi cukup panjang yaitu 1 menit 30 detik. Promosi yang dilakukan oleh Smartfren tentu saja mempunyai tujuan untuk meningkatkan penjualan. Dari hal tersebut akan dilihat efektivitas iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” terhadap proses keputusan pembelian konsumen yang dianalisis menggunakan Consumer Decision Model (CDM) dengan Analisis Model Struktural (SEM). Kemudian peneliti mencoba menganalisis keberadaan impulse buying yang terjadi setelah konsumen menyaksikan iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” dengan menambahkan jalur langsung dari variabel pesan iklan (F) menuju niat beli (I) dan berlanjut menuju pembelian nyata (P). Selain itu juga dicari kemungkinan adanya impulse buying secara langsung ketika konsumen telah menyaksikan iklan versi „I Hate Slow” dan langsung melakukan pembelian nyata terhadap mobile broadband Smartfren. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memodifikasi Consumer Decision Model (CDM) dengan menambahkan garis regresi langsung dari pesan iklan (F) menuju pembelian nyata (P). Keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen baik internal maupun ekternal yang
33
mencakup pengaruh lingkungan, perbedaan individu, serta proses psikologis. Setiap orang tentunya berbeda dalam menilai faktor tersebut, penelitian ini juga akan mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata dilihat dari persepsi kelompok yang membeli maupun yang tidak melakukan pembelian terhadap mobile broadband Smartfren. Selanjutnya hasil dari penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk membuat kebijakan pemasaran bagi produsen mobile broadband Smartfren. Untuk lebih jelasnya perhatikan kerangka pemikiran berikut: Pengenalan mobile broadband Smartfren
Komunikasi Pemasaran
Iklan Televisi Smartfren
Efektivitas Iklan Televisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian nyata mobile broadband Smartfren
Consumer Decision Model (CDM)
Impulse Buying
Analisis Model Struktural (SEM) dengan SmartPLS
Analisis Diskriminan berdasarkan membeli dan tidak membeli
Fungsi Diskriminan
Rekomendasi Kebijakan Pemasaran Gambar 5. Kerangka pemikiran penelitian
34
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertaian Bogor (IPB) yang berlokasi di Dramaga, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), hal ini dikarenakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor adalah konsumen potensial bagi penyedia layanan internet seperti mobile broadband Smartfren, dilihat dari besarnya konsumsi mahasiswa akan internet. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari mahasiswa strata satu (S1) IPB yang pernah menyaksikan iklan mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow”, data tersebut dikumpulkan dengan teknik wawancara yang sesuai dengan kelengkapan kuisioner penelitian yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan lain dimana peneliti hanya menggunakan data yang sudah ada untuk mendukung penelitian. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini antara lain seperti data pengguna internet dunia maupun Indonesia, market share berbagai merek mobile broadband yang ada di Indonesia, data yang tentang Smartfren baik melalui website, maupun katalog yang terdapat pada gerai resmi yang didatangi oleh peneliti, serta sumber data lain berupa literatur fisik maupun internet yang dapat mendukung penelitian ini. 3.4. Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 IPB yang pernah menyaksikan iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I hate Slow”. Penelitian ini menggunakan 150 responden, peneliti memutuskan hal tersebut dikarenakan untuk analisis efektivitas iklan dengan menggunakan model struktural dengan software SmartPLS dibutuhkan sampel antara 30100 selain itu untuk langkah antisipasi peneliti mencari 50 responden tambahan karena dikhawatirkan terdapat responden yang datanya tidak dapat diolah lebih lanjut setelah dilakukan uji validitas responden.
35
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Probability Sampling dengan teknik Convenience Sampling (pengambilan sampel secara kebetulan). Pada metode ini semua populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel, karena peneliti sendiri tidak mengetahui dan tidak ada data jumlah pasti populasi pada penelitian ini, sampel diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. 3.5. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kelengkapan kuisioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan metode Product Moment Pearson dengan software MINITAB 14 didapatkan hasil bahwa seluruh butir soal dalam kuisioner memiliki nilai korelasi antara 0,383 (tingkat error 0,37%) sampai dengan 0,838 (tingkat error 0,00%) untuk 30 responden. Hasil tersebut menunjukkan tidak ada nilai korelasi yang lebih kecil dari rtabel 0,361 (tingkat error 5%) dan dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaanpertanyaan dalam kuisioner dinyatakan valid dan dapat digunakan lebih lanjut. Sedangkan metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah teknik Cronbach’s Alpha dengan software SPSS versi 16.0. hasil pengujian ini menunjukan bahwa nilai alpha berkisar antara 0,706 – 0,916 untuk 30 orang responden. Nilai alpha tersebut lebih besar dari 0,60 yang mengandung pengertian bahwa seluruh butir soal di dalam kuisioner tersebut dapat dikatakan reliabel atau sudah teruji keandalannya. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuisioner dapat dilihat pada Lampiran2. Selain melakukan pengujian validitas terhadap kuisioner, penelitian kali ini juga melakukan pengujian terhadap data yang diberikan oleh responden.
Pengujian
ini
dilakukan
saat
peneliti
telah
berhasil
mengumpulkan seluruh data dari 150 responden. Uji validitas responden dilakukan dengan cara mentranspose matriks yang berisi jawaban hasil wawancara dengan menggunakan software MINITAB14.
36
Seperti halnya uji validitas kuisioner, uji validitas responden juga menggunakan metode Product Moment Pearson hasil pengujian terhadap jawaban responden menunjukkan bahwa terdapat 45 responden yang memiliki tingkat error lebih besar dari 5% dan datanya dinyatakan tidak layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya data yang digunakan untuk berbagai analisis dalam penelitian ini adalah data dari 100 responden yang telah dinyatakan valid, penggunaan 100 orang responden tersebut juga dilakukan demi pemenuhan asumsi software SmartPLS. Hasil Pengujian validitas responden dapat dilihat pada lampiran 3. 3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan program software Microsoft Excel 2007, MINITAB14, SamartPLS versi 2.0 M3, dan Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah: 3.6.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik mahasiswa strata satu Institut Pertanian Bogor yang pernah menyaksikan iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow”. Karakteristik tersebut meliputi jenis kelamin, pengeluaran perbulan, intensitas mengakses internet, tempat mengakses internet, jaringan akses yang digunakan, rekan saat mengakses internet, lama menonton televisi perhari, frekuensi menonton iklan “I Hate Slow” sebelum dan setelah melakukan pembelian mobile broadband Smartfren, merek mobile broadband yang dimiliki, paket internet yang sering digunakan, serta stasiun dan acara televisi yang paling sering disaksikan. Data-data tersebut ditampilkan dalam bentuk diagram untuk menjelaskan karakteristik mahasiswa strata satu IPB yang pernah menyaksikan iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow”. 3.6.2 Analisis Efektivitas Iklan Pada penelitian ini iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” akan dianalisis efektivitasnya dilihat melalui Consumer Decision Model (CDM), sehingga diharapkan akan
37
diketahui sejauh mana iklan tersebut dapat mengkomunikasikan informasinya kepada konsumen. Melalui CDM dapat diketahui apakah informasi yang dikomunikasikan dalam bentuk iklan tersebut mampu memperkenalkan merek Smartfren dibenak konsumen, mempengaruhi
sikap
konsumen,
meningkatkan
kepercayaan
konsumen terhadap produk, membuat konsumen memiliki niat untuk melakukan pembelian produk atau bahkan berhasil membuat konsumen melakukan pembelian nyata mobile broadband Smartfren. Selain itu dapat pula diketahui jalur dalam CDM yang efektif menghantarkan para pemirsa iklan untuk melakukan pembelian nyata mobile broadband Smartfren. Penelitian ini mengevaluasi iklan dengan CDM menggunakan analisis model struktural (SEM), hal ini dikarenakan SEM mampu melihat model secara holistik serta menjelaskan variabel-variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, atau dapat dikatakan bahwa SEM
mampu
secara
sekaligus
mengevaluasi
model
secara
keseluruhan baik itu analisis regresi maupun analisis faktor. Dalam CDM terdapat enam variabel laten (variabel yang tidak bisa diukur secara langsung) yaitu Pesan Iklan (F), Pengenalan Merek (B), Sikap Konsumen (A), Kepercayaan Konsumen (C), Niat Beli (I), serta Pembelian Nyata (P). Keenam variabel laten tersebut direflektifkan masing-masing oleh enam indikator seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. CDM dengan SmartPLS (Data Diolah, 2012) Selain itu penelitian ini juga memodifikasi consumer decision model untuk mengetahui ada atau tidak adanya impulse buying yang dapat mengarahkan proses pembelian tanpa adanya tahapan evaluasi yang mendalam terlebih dahulu. Adapun untuk menguji keberadaan
38
impulse buying maka ditambahkan garis regresi pada consumer decision model antara variabel pesan iklan (F) yang mengarahkan kepada niat beli (I) yang diharapkan dengan niat beli tersebut akan berlanjut kepada pembelian nyata (P), dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7.Modifikasi CDM dengan F-I-P (Data Diolah, 2012) Selanjutnya juga diujii adanya impulse buying secara langsung bahkan tanpa melaui niat beli, diuji dengan menambahkan garis regresi antara variabel pesan iklan (F) langsung menuju pembelian nyata (P), dapat dilihat pada Gambar 8. Model hasil modifikasi ini dibuat untuk melihat kemungkinan adanya impuse buying
akibat
pengaruh iklan yang sangat kuat, langsung mengarahkan konsumen untuk melakukan pembelian nyata bahkan tanpa niat awal untuk melakukan pembelian.
Gambar 8.Modifikasi CDM dengan F-P (Data Diolah, 2012) Pada proses pengolahan, baik untuk model original, setelah modifikasi F-I-P, maupun modifikasi F-P digunakan software SmartPLS versi 2.0 M3, berikut adalah tahapan penggunaannnya:
39
1. Simpan data yang diperlukan dalam bentuk excel dengan format penyimpanan CSV 2. Gambar model consumer decision model (CDM) lengkap dengan indikator-indikatornya pada software SmartPLS. 3. Lakukan “Run” dengan memilih menu PLS algorithm 4. Drop indikator yang tidak memenuhi syarat 5. Ulangi langkah 3 & 4 sampai semua nilai loading indikator > 0,7 6. Boostrapping Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa evaluasi terkait Consumer Decision Model (CDM) yang diolah dengan software SmartPLs versi 2.0 M3, yaitu: 1. Evaluasi Outer Model Menspesifikasi
hubungan
antara
variabel
laten
dengan
indikatornya. Menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2008), ukuran individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70. Sehingga diketahui indikator yang paling mereflektifkan masingmasing variabel laten. 2. Evaluasi Inner Model Menspesifikasi hubungan antar variabel laten, terdiri atas dua evaluasi yaitu estimasi koefisien jalur dan evaluasi variansi. 3.6.3 Analisis Diskriminan Penelitian mencari fungsi diskriminan yang dapat membedakan anatara mahasiswa strata satu Institut Pertanian Bogor yang membeli mobile broadband Smartfren dan yang tidak membeli mobile broadband Smartfren. Setelah fungsi diskriminan ditemukan maka dilakukan tahap stepwise untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang paling mempengaruhi keputusan mahasiswa strata satu IPB untuk melakukan pembelian mobile broadband Smartfren. Dalam penentuan fungsi diskriminan maka digunakan variabel-variabel prediktor yang mampu membedakan variabel criterion
ke dalam
kategori yang tepat. Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa terdapat dua criterion yang digunakan yaitu mahasiswa strata satu Instititut
40
Pertanian Bogor yang membeli mobile broadband Smartfren dan mahasiswa strata satu Institut Pertanian Bogor yang tidak melakukan pembelian
mobile broadband
Smartfren.
Sedangkan variabel
prediktor yang digunakan sebanyak delapan belas yang berlandaskan kepada teori perilaku konsumen yang meliputi pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologi, untuk lebih lengkapnya tentang variabel prediktor dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Variabe prediktor Faktor-Faktor Yang
Variabel Prediktor
Mempengaruhi Perilaku Konsumen Pengaruh Lingkungan
1. Status Kemahasiswaan 2. Sran dari Teman 3. Saran dan Kebiasaan Keluarga 4. Lokasi Tempat Tinggal 5. Wiraniaga / SPG
Perbedaan Individu
6. Besar Pengeluaran Per Bulan 7. Variasi Speed Layanan Internet 8. Harga Paket Layanan Internet 9. Kuota Akses Layanan Internet 10. Jaringan Akses Layanan Internet 11. Pengetahuan Atribut Produk 12. Pengetahuan Tempat Pembelian 13. Kepercayaan terhadap Merek 14. Kepribadian 15. Gaya Hidup
Proses Psikologi
16. Iklan 17. Media Informasi Televisi 18. Pengalaman
Menggunakan
Layanan Internet Lain
41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Produk PT Mobile-8 Telecom menandatangani perjanjian kerjasama dalam penggunaan merek dagang dan logo bersama PT Smart Telecom. Merek dagang dan logo bersama yang akan digunakan adalah Smartfren, sebagai mana dikatakan sekretaris PT Mobile-8 Telecom.Tbk dalam penjelasan tertulis perseroan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta pada 3 Maret 20101.Tujuan utama dari merger tersebut adalah efisiensi biaya, sehingga dapat menggabungkan aktivitas bersama seperti galeri, media iklan, dan promosi, adapun produk mobile broadband yang ditawarkan adalah sebagai berikut : 1. True Unlimited : layanan internet tanpa batas kuota dengan pilihan masa berlangganan harian, mingguan, maupun bulanan. Tabel 5. Paket Internet Smartfren Connex Prabayar True Unlimited
Sumber : http://www.smartfren.com/data/index.html) [30 Januari 2012] 2. Volume Based : Paket layanan data yang ekonomis, fleksibel dan berbagai pilihan masa berlangganan dari harian, mingguan dan bulanan. Sesuai untuk yang membutuhkan layanan kecepatan akses data super cepat, untuk paket ini tarif yang diberlakukan tergantung dengan kapasitas kuota yang ditawarkan.
42
Tabel 6. Paket Internet Smartfren Connex Prabayar Volume Based
Sumber : http://www.smartfren.com/data/index.html [30 Januari 2012] 3. Postpaid Unlimited : layanan premium yang menggabungkan fleksibilitas dan teknologi tinggi di Indonesia bagi pelanggan pascabayar dengan biaya bulanan yang sangat terjangkau. Tabel 7. Paket Internet Smartfren Connex Pascabayar Postpaid Unlimited
Sumber : http://www.smartfren.com/data/index.html [30 Januari 2012]
43
Tabel 8. Tarif Dasar Layanan Data
Sumber : http://www.smartfren.com/data/index.html [30 Januari 2012] Untuk kategori modem, Smartfren mempunyai 2 produk yang menjadi unggulan yaitu modem CDMA Ev-Do Rev.B fase 2 yang bisa mencapai kecepatan hingga 14,7 Mbps dan modem CDMA Ev-DO Rev.A yaitu Super Dongle AC682 dan CE682. Seri Evdo Rev.A inilah yang diperkenalkan juga dalam iklan “I Hate Slow”, tipe harga modem berkisar 300-600 ribu rupiah maka, modem tipe ini ditawarkan dengan kisaran harga Rp 200.000,dan menggunakan pendekatan psikologi dengan mencantumkan harga Rp 199.000,- ditambah dengan bonus gratis internetan selama 30 hari pertama setelah pembelian. 4.2. Gambaran Umum Iklan Iklan
televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow”
merupakan iklan televisi yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2011 dan masih ada hingga Maret 2012 walaupun dengan durasi yang dipersingkat. Pada iklan versi “I Hate Slow” ini Smartfren sekaligus menekankan pada perkenalan modem Evdo Rev.A dengan seri CE682 dan AC682. Iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” berdurasi 90 detik dengan mengusung tema yang akrab dengan kehidupan keseharian dan dikemas secara menarik. Iklan ini mengambil pengalaman dari rasa luapan emosional orang yang sedang mengakses internet namun koneksinya lamban, sehingga cenderung ingin marah dikarenakan terhambatnya aktivitas sehari-hari mereka yang lekat dengan internet lihat Gambar 9. Kemudian Smartfren hadir menjadi solusi bagi permasalahan yang ada lihat Gambar 10. Ketika Smartfren hadir maka kehidupan terasa lebih menyenangkan dan semua orang kembali ceria dalam menjalani keseharian.
44
Gambar 9.Smartfren versi “I Hate Slow”menggambarkan kekecewaan pada koneksi internet(http://www.youtube.com/watch?v=HojShQLx7xQ) [11 Januari 2012]
Gambar 10. Smartfren muncul sebagai solusi internet yang anti lelet (http:// www.youtube.com/watch?v=HojShQLx7xQ) [11 Januari 2012] Adapun strategi pemasaran yang berusaha diusung pihak mobile broadband Smartfren melalui pembuatan iklan televisi versi “I Hate Slow” adalah sebagai berikut: 1. Segmentasi Dalam kasus iklan mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” pemilihan
segmentasinya
adalah
masyarakat
yang
mempunyai
kebiasaan menggunakan jaringan internet. 2. Targetting Target yang dituju adalah pengguna internet yang mengalami permasalaha lambannya koneksi internet. 3. Positioning Dari iklan “I Hate Slow” diharapkan mampu meletakkan posisi mobile broadband Smartfren sebagai solusi berinternet yang handal.
45
4.3. Karakteristik Responden Informasi karakteristik responden diperoleh dari mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor yang memenuhi kriteria yaitu pernah menyaksikan iklan televisi mobile broadband Smartfren versi “I Hate Slow” tanpa harus membeli atau memilikinya. Berdasarkan hasil survey dapat dilihat pada Gambar 11 bahwa mahasiswa yang menonton iklan mobile broadband Smartfren versi “I hate Slow” sebanyak 73 persen adalah perempuan dan sisanya sebanyak 27 persen berjenis kelamin laki-laki. Hal ini karena mayoritas mahasiswa strata satu di IPB adalah perempuan.
Jenis kelamin 27% Laki laki Perempuan
73%
Gambar 11. Karakteristik jenis kelamin responden (Data Primer, 2012) Pada kuesioner penelitian ini, karakteristik pengeluaran responden mahasiswa dalam satu bulan terbagi menjadi lima kelas yaitu