Critical Review Judul
Very High Resolution Optical Satellites for DEM Generation
Jurnal
European Journal of Scientific Research
Volume & Halaman
Vol. 49 No.4, pp. 542-554
Tahun
2011
Penulis
Kaveh Deilami, Mazlan Hashim
Peluncuran satelit optik dengan resolusi yang sangat tinggi mampu menghasilkan gambar stereo menuju era baru pada ekstraksi Digital Elevation Model (DEM) yang dimulai dengan diluncurkannya IKONOS. Spesifikasi spesial dari satelit optik dengan resolusi yang sangat tinggi disamping keuntungan ekonomi yang signifikan mendorong negara dan perusahaan lain untuk bekerja sama seperti EROS-A1 dan EROS-B1 kerja sama antara Israel dan ImageSat QuickBird, WorldView-1 dan WorldView-2 yang launcing oleh DigitalGlobe. ALOS dan GeoEye-1 ditawarkan oleh Jepang. Sebagai tambahan satelit tersebut, India dan Korea Selatan memulai kerja sama dengan meluncurkan CartoSat-1 dan KOPOSAT-2. Ketersediaan tersebut membuat pasar gambar stereo semakin besar untuk ekstraksi DEM dan aplikasi lain seperti orthorektifikasi dan updating peta. Karena itu, dibutuhkan perbandingan komprehensif secara ilmiah dan komersial untuk menentukan citra satelit yang sesuai dan metode yang digunakan untuk ekstraksi DEM untuk menghasilkan hasil yang optimal. Jurnal ini memberikan ulasan tentang spesifikasi dari citra satelit resolusi sangat tinggi. Dan akan menguraikan ekstraksi DEM secara otomastis. Jurnal ini disajikan untuk pengguna peta baik untuk kepentingan pembelajaran atau komersil dalam memilih satelit optic dengan resolusi yang sangat tinggi untuk ekstraksi DEM dan orthorektifikasi. Resolusi yang sangat tinggi menawarkan berbagai macam resolusi diantara 0.5 m dan 2.5 m pada mode pankromatik serta 2m dan 10 m pada mode multispektral disamping luas sapuan yang signifikan dan siklus pengulangan. Sebaliknya, terdapat kemunduran dalam mengurangi aplikasi tentang citra satelit pada ekstraksi DEM bergantung pada Ground Control Point (GCP) yang meningkatkan biaya serta mengurangi akurasi, ketersediaan citra karena kebijakan perusahaan dan negara, pengaruh cuaca saat
mencari citra yang sesuai dan biaya dari pemrosesan citra. Oleh karena itu, perlu mempertimbangkan semua aspek proyek untuk memilih gambar terbaik seperti ketepatan yang diperlukan, luas area studi, biaya proyek, kebutuhan titik kontrol tanah dan aksesibilitas area yang diinginkan Judul
3D Capabilities of Pleiades Satellite ISPRS-International Archives of the Photogrammetry, Remote
Jurnal
Sensing and Spatial Information Sciences
Volume & Halaman
XXXIX-B3
Tahun
2012
Penulis
Bernard,M. Decluseau, D. Gabet, L. Nonin, P.
Pada akhir tahun 2011 satelit optic baru yang disebut Pleiades diluncurkan oleh French space Agency (CNES), Pleiades memberikan citra 20 km x 20 km dengan ketelitian 0.5 meter. Sistem akusisi ini dalat dipindahkan dengan sangat cepat dan memindai bumi ke segala arah. Kelincahan dari sistem ini memungkinkan untuk memperoleh gambar dari sudut pandang multi area yang sama pada orbit yang sama. Kemampuan untuk merekam dari sepasang stereoskopik tunggal, hingga 25 gambar, memungkinkan untuk peningkatan kualitas pada ekstraksi peta 3 dimensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk validasi dan mengukur kapasitas dari sistem Pleiades untuk menghasilnya peta 3 dimensi. Analisis ini mengeksplorasi
kelebihan
dalam
hal
kualitas
dan
automatisme
untuk
menggunakan lebih dari 2 gambar stereoskopik. Dalam 10 tahun terakhir, proses 3 dimensi automatis pada citra digital semakin popular dan efisien. Kesimpulan dari penelitian ini pada situasi lansekap terbuka, sepasang stereo tunggal memberikan hasil yang hamper optimal dengan angle stereo yang cukup besar. Pada area perkotaan, kelebihan dari multi angle sequencing adalah pengurangan oklusi pada bagian belakang bangunan. Konfigurasi simetris dengan dua pandangan yang berbeda dari setiap sisi menjadi kompromi yang baik pada konteks ini.
Judul
Accuracy Assessment of Different Digital Surface Models
Jurnal
ISPRS-International Journal of Geo-Information
Volume & Halaman
7
Tahun
2018
Penulis
Alganci, Besol, Sertel
Digital Elevation Model (DEM) secara luas sangat penting sebagai sumber informasi geospasial untuk berbagai macam aplikasi penginderaan jauh, termasuk ketepatan orthorektifikasi dari citra satelit dengan resolusi yang tinggi, analisis spasial dan monitoring deformasi. Keakuratan DEM berdampak langsung pada kalkulasi spesifik dan proses yang berkaitan. Maka dari itu, sangat penting untuk menyesuaikan dengan mempertimbangkan tujuan, akurasi dan skala pada setiap penelitian. Pada penelitian ini Digital Surface Model (DSM) diperoleh dari berbagai macam sensor satelit kemudian dibandingkan dengan menganalisis akurasi nya. Pada penelitian ini digunakan citra satelit ASTER, SRTM, ALOS dengan resolusi 30 m. sebagai tambahan digunakan resolusi 3 m dan 1 m yang diproduksi dari citra tristereo dari SPOT 6 dan Pleiades High Resolution (PHR) 1A. data elevasi didapatkan dari the national mapping agency of Turkey, diproduksi dari foto udara dengan resolusi spasial 30 m, dengan jarak grid 3/5 m dengan keakuratan posisi vertical sebesar 90 %. Kesalahan kasar dan permukaan air dihilangkan pada referensi DSM. Ketelitian relative dari DSM yang berbeda diuji menggunakan checkpoint yang berbeda ditentukan oleh metode yang berbeda. Pada metode pertama, 25 checkpoint dipilih dari lahan kosong untuk uji akurasi relative DSM pada permukaan. Pada metode kedua 1000 checkpoint acak dipilih dan digunakan untuk evaluasi keakurasian metode untuk seluruh wilayah kajian. Selain pendekatan titik kontrol, penampang vertical diekstrak dari DSM untuk evaluasi tingkat akurasi yang berhubungan dengan tutupan lahan. PHR dan SPOT memiliki nilai akurasi tertinggi dari kedua metode yang digunakan, diikuti oleh ALOS DSM yang memiliki hasil yang sangat menjanjikan. SRTM dan ASTER DSM memiliki tingkat akurasi terburuk. Sebagai tambahan, DSM PHR dan SPOT menangkap objek buatan manusia dan struktur diatas tanah, membutuhkan post-processing untuk mencapai representasi yang lebih baik.
Analysis and Processing of Nadir and Stereo VHR Pleiades Judul
Images for 3D Mapping and Planning the Land of Nineveh, Iraqi Kurdistan
Jurnal
GeoSciences
Volume & Halaman
7
Tahun
2017
Penulis
Malinverni, Pierdicca, Bozzi, Colosi, Orazi
Sistem hidrolik yang mengagumkan dibangun oleh Assyrian King Sennacherib yang tersusun dari area arkeologi yang berbeda, lokasi terlantar di sepanjang Nineveh, di Iraqi Kurdistan. Proyek ekstensif yang dikerjakan memiliki tujuan pemetaan dan georeferensi berbagai jenis dokumentasi untuk merancang taman arkeologi yang mampu melestarikan dan meningkatkan kompleks arkeologi. Pada penelitian ini mengeksplorasi citra satelit Pleiades Very High Resolution (VHR) untuk uji akurasi peta. Lebih dalam lagi, citra satelit Pleiades VHR telah dilakukan pansharpening untuk meningkatkan interpretasi visual dari wilayah studi. Evaluasi secara statistic memperlihatkan bahwa akurasi tinggi pada pemprosesan dan hasil. Integrasi dari produk yang berbeda, dari level yang berbeda pada detail dengan keunikan lingkungan, selain melindungi, melestarikan dan meningkatkan sistem air di Sennacherib’s. membuka jalan untuk pemerintah kota Kurdistan untuk membuat proposal untuk administrasi pembuatan komplek arkeologi ke UNESCO.
DEM Extraction from WorldView-3 Stereo-Images and Accuracy
Judul
Evaluation ISPRS- International Archives of the Photogrammetry, Remote
Jurnal
Sensing and Spatial Information Sciences
Volume & Halaman
XLI-B1
Tahun
2016
Penulis
Hu,F. Gao, X, M. Li, G, Y. Li, M.
Jurnal ini memvalidasi potensi daro citra satelit Worldview-3 untuk peta topografi skala besar, dengan memilih citra stereo Worldview-3 sepanjang area Gunung Yi untuk ekstraksi DEM dan evaluasi keakuratan. Pertama, 18 titik akurasi dan tersebar merata diukur menggunakan GPS dan digunakan sebagai titik GCP/checkpoint, titik-titik tersebut diukur akurat dan tie point diekstraksi untuk pencocokan gambar, lalu penyesuaian blok berbasis RFM untuk mengurangi kesalahan sistematik pada orientasi citra dan keakuratan geo-possitioning dihitung lalu dianalisis, selanjutnya untuk dua stereo pair dari blok tersebut, DSM dikontruksi secara terpisah dan mosaicked secara keseluruhan, dan akhirnya menghasilkan DEM. Akhirnya pnggabungan dengan titik GCP dari data LiDAR dengan tingkat presisi yang tinggi pada point cloud yang menutupi daerah penelitian yang sama, akurasi DEM yang dihasilkan dengan jarak grid 2 meter dievaluasi secara maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi dari nilainilai bias elevasi. Itu ditunjukan bahwa, untuk Worldview-3 stereo images digunakan pada penelitian ini, akurasi planimetrik tanpa GCP yaitu 2.16 m (kesalahan rata-rata), 0.55 (kesalahan standar deviasi), yang lebih unggul dari nilai nominal sedangkan akurasi vertical -1.61 m (kesalahan rata-rata) dan 0.49 (kesalahan standar deviasi), dengan jumlah GCP yang sedikit yang berada pada titik tengah dan 4 sudut di area penelitian, kesalahan sistematik dapat mengimbangi dengan baik. Nilai standar deviasi bias ketinggian diantara hasil DEM dan 7256 check point LiDAR 0.62 m. Jika mempertimbangkan potensi ketidakpastian dalam pengukuran titik, pencocokan stereo dan editing elevasi, akurasi dari hasil DEM dari Worldview-3 stereo images seharusnya lebih teliti.
Berdasarkan hasil, Worldview-3 berpotensi untuk peta skala 1 : 5000 atau bahkan untuk aplikasi peta skala besar.
DEM Generation from High Resolution Satellite Images
Judul
Through A New 3D Least Squares Matching Algorithm ISPRS- International Archives of the Photogrammetry, Remote
Jurnal
Sensing and Spatial Information Sciences
Volume & Halaman
XXXVIII-4/VV19
Tahun
2012
Penulis
Kim, T. Rhee, S.
Automatis turunan dari Digital Elevation Model (DEM) dari citra satelit resolusi tinggi menjadi topic hangat untuk penelitian. Namun, penyesuaian stereo citra satelit resolusi tinggi, khususnya pada bagian pencarian, seringkali menghabiskan banyak waktu dan penting untuk dimensi voxels. Pada jurnal ini, digunakan algoritma terbaru Least Square Matching (LSM) untuk membangun ruang objek 3 dimensi. Algoritma ini dimulai dengan nilai tinggi awal di lokasi penelitian. Dari titik 3 dimensi bagian kanan dan kiri citra terproyeksi. Tinggi sebenarnya dihitung menggunakan estimasi iterasi hitung perataan/least square berdasarkan tingkat keabuan citra pada “Terrasa Sud” yang diberikan oleh ISPRS WG I/4. Dibandingkan pula 3D LSM dengan korelasi citra 2 dimensi dan korelasi dengan citra 3 dimensi. Akurasi yang didapatkan dari metode DEM dianalisis berdasarkan ground truth. Hasil tes tersebut memperlihatkan bahwa 3D LSM memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan algoritma konvensional. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa 3D LSM sensitive terhadap keakuratan nilai tinggi awal untuk memulai estimasi. Disini digabungkan 3D COM dan 3D LSM untuk akurasi dan kekuatan DEM dari citra satelit resolusi tinggi. Kontribusi besar dari penelitian ini yaitu diusulkan untuk memvalidasi bahwa LSM dapat diterapkan ke ruang objek da bahwa kombinasi korelasi 3D dan 3D LSM dapat memjadi solusi yang baik untuk ekstraksi DEM automatis menggunakan citra satelit resolusi tinggi.
Judul
Attitude Assessment Using Pleiades-HR Capabilities ISPRS- International Archives of the Photogrammetry, Remote
Jurnal
Sensing and Spatial Information Sciences
Volume & Halaman
XXXIX-B1
Tahun
2012
Penulis
Delevit, Greslou, Amberg, Dechoz, de Lussy, Lebegue, Latry, Artigues, Bernard.
Sejak SPOT1, the French national space centre (CNES) telah bekerja untuk meningkatkan geometri satelit observasi bumi. Keakurasian kalibrasi sensor menjadi kunci utama untuk semua aplikasi observasi bumi seperti orthorektifikasi, ektraksi DEM atau deteksi perubahan permukaan bumi. Dalam 20 tahun terakhir CNES telah mengembangkan dua rumpun metode : metode absolut dan metode relative. Metode tersebut digunakan untuk mengkarakterisasi akusisi sapuan sepanjang garis detector dan garis waktu. Menurut hal tersebut, ukuran sudut pandang satelit ( bukan direstitusi oleh sikap dan sistem kendali orbit) di estimasi. Informasi ini dapat melengkapi model geometric dari semua pemandangan didapat dengan instrument ini dan digunakan untuk semua aplikasi geometric. Jurnal ini memberikan metode penilaian pada kemampuan citra satelit Pleiades resolusi yang sangat tinggi dalam hal kelincahan dan pengaturan bidang fokus band pankromatik dan band multispektral.
Judul
Validation of Pleiades Tri-Stereo DSM in Urban Areas
Jurnal
ISPRS- International Journal of Geo-Information
Volume & Halaman
7/118
Tahun
2018
Penulis
Panagiotakis, Chrysoulakis, Charalampopoulou, Poursanidis
Pada jurnal ini disajikan Digital Surface Model (DSM) yang diturunkan dari citra satelit resolusi tinggi Pleiades 1B pankromatik citra tristereo, dengan luas tutupan lahan 400 km2 pada area metropolitan Athens. Aplikasi penginderaan jauh dan fotogrametri digunakan dalam penelitian ini, menghasilkan DSM 1 m x 1 m pada area penelitian. Akurasi dari DSM dievaluasi dengan pengukuran menggunakan differential Global Positionings System (d-GPS) dan untuk referensi DSM didapat dari the National Cadaster and Mapping Agency S.A. kombinasi berbeda dari citra stereo dan tri-stereo digunakan dan dilakukan uji kualitas DSM yang dihasilkan. Hasilnya memperlihatkan bahwa DSM yang diekstraksi dari citra tri-stereo dari sensor yang sama memiliki kualitas buruk. Data profil garis menunjukan pola yang sama antara referensi dan DSM yang dihasilkan. Citra satelit Pleiades tri stereo memeliki tingkat akurasi yang diperlukan untuk memdukung aplikasi dalam perencanaan kota. Meliputi perubahan iklim dan adaptasi, pemodelan hidrologi dan bencana alam, menjadi masukan yang penting untuk pemodelan dan analisis morfologi skala lokal.
Pleiades-HR Imaging System: Ground Processing and Product
Judul
Performances, Few Months Before Launch
Jurnal
ISPRS TC VII Symposium
Volume & Halaman
XXXVIII/51
Tahun
2010
Penulis
Baillarin, Panem, Lebeque, Bignalet
` Pleiades-HR adalah satelit observasi bumi dengan resolusi tertinggi yang dikembangkan di Eropa. Proyek satelit optik ini dikerjakan oleh French National Space Agency, CNES. Proyek ini akan mengoperasikan dua satelit yang akan digunakan untuk keperluan sipil dan militer. Satelit pertama siap diluncurkan, dan satelit kedua akan diluncurkan 18 bulan sesudahnya. Itu akan memungkinkan pada kondisi akusisi nadir untuk menghasilkan citra 20 km x 20 km. Kemampuan citra didapatkan secara optimal, baik dalam lintasan yang sama, sepanjang jalur mosaic,stereo pairs dan tri stereo. Untuk memenuhi persyaratan operasional dan memastikan kecepatan akses informasi, proses geometric secara automatis dilakukan meliputi koreksi radiometric dan koreksi geometric. Karenan kemampuan pemrosesan tanah telah diperhitungkan sejak awal, maka memungkinkan untuk menghemat biaya pada persyaratan komponen, untuk mencapai biaya efektif. Berawal pada peninjauan sistem Pleiades-HR, jurnal ini memberikan deskripsi mengenai gangguang fungsional dasar dan fokus pada pemrosesan citra terdahulu dan produk terkait. Akurasi geometric dievaluasi dan hasinya di sajikan. Terakhir, jurnal ini menyajikan arsitektur segmen tanah yang akan menangani proses “berat” pada pusat operasi.
Building Extraction using Object Based Classification and Judul
Shadow Information in Very High Resolution Multispectral Images, a case study : Tetuan, Morocco
Jurnal
Canadian Journal on Image Processing and Computer Vision
Volume & Halaman
4/1
Tahun
2013
Penulis
Benarchid, Raissouni, Adib, Abbous, Azyat, Achab, Lahraoua, Chahboun
Ekstraksi bangunan merupakan prosedur utama yang digunakan untuk pembaharuan peta digital dan database informasi geospasial. Ini adalah penelitian aktif pada computer vision dan penginderaan jauh. Sistem automatis menyeluruh pada penelitian ini tidak dioperasikan dan tidak dapat diimplementasikan dengan satu tahapan. Pada jurnal ini, disajikan ekstraksi bangunan automatis berdasarkan klasifikasi objek dan informasi bayangan pada citra satelit resolusi sangat tinggi band multispektral di Kota Tetuan (Marocco). Klasifikasi objek berdasarkan pendekatan standar skema klasifikasi objek. Informasi bayangan di ekstraksi menggunakan fitur varian warna. Penilaian kualitas dilakukan pada dua tingkat yang berbeda yaitu area dan objek. Level area mengevaluasi kinerja delineasi bangunan, sedangkan level objek menilai keakuratan lokasi spasial dari setiap bangunan. Hasilnya menunjukan presentase semua bangunan sebesar 87,60 % ketika parameter disesuaikan dan diadopsi pada jenis area yang dipertimbangkan.