Gunung Berapi Bawah Laut-Selama ini kita mendengar dan tahu jika gunung berapi hanya berada di atas daratan tapi pernahkah Anda mendengar bahwa gunung berapi juga ada di bawah laut.
September 2013 lalu, sempat ada penemuan gunung berapi bawah laut di Bengkulu, Sumatera. Gunung bawah laut ini berpotensi menimbulkan bencana besar dan cukup meresahkan sekaligus membuat khawatir masyarakat bengkulu dan sekitarnya. Penemuan ini bermula dari kerja sama penelitian antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), LIPI, penenliti dari Prancis dan lembaga lainnya. Namun, setelah penelitian dipublikasikan di media perdebatan tentang kebenaran hasil penelitian langsung muncul, survei pun kembali dilakukan hingga akhirnya para peneliti mendapatkan fakta bahwa gunung tersebut memang ada dasar gunung berada di kedalaman 5000 meter di bawah permukaan laut sementara puncak gunung berada pada 1280 m di bawah permukaan air laut dengan diameter gunung 40-50 km. Meski berbentuk kerucut hasil penelitian tersebut cukup melegakan karena setelah BPPT melakukan observasi lebih lanjut mereka menyatakan bahwa gunung yang ditemukan ini tidak memiliki tanda-tanda gunung api aktif yang bisa meletus sewaktu-waktu.
Seperti yang kita ketahui jika panas dan air adalah sesuatu yang saling bertentangan, air dapat mematikan panas sedangkan panas dapat menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin gunung berapi bisa berada di bawah laut. Apakah berbahaya dan bisa meletus? Gunung berapi bawah laut bisa terbentuk, lantai samudera memiliki bagian yang lemah dan dapat diterobos oleh magma yang berasal dari perut bumi, di bawahnya. Magma yang mencapai permukaan samudera akan membentuk kerak samudera yang baru. Proses inilah yang disebut sea floor spreading atau pemekaran lantai samudera, pemekaran lantai samudera ini menyebabkan keluarnya magma cair yang bersifat basah ke permukaan dasar samudera dalam bentuk lava pijar dengan terakumulasinya endapan lava yang secara terus menerus maka permukaan dasar samudera menjadi lebih tinggi ke arah permukaan laut, di sinilah awal proses terbentuknya gunung berapi di bawah laut. Karena lava yang dikeluarkan umunya bersifat cair atau tidak kental, maka tipe letusannya akan bersifat erupsif alias tidak eksplosif. Sebagai contoh, seperti gunung api yang berada di Hawaii yaitu Gunung Maona Loa yang memiliki tinggi 4170 m dan Gunung Kilauea 1250 m.
Gunung Kileua
Gunung Maona Loa
Kedua gunung ini dulunya merupakan gunung api bawah laut yang sekarang ketinggiannya telah mencapai di atas permukaan air laut. Tipe letusan ke dua gunung api tersebut adalah tipe erupsif dengan sedikit semburan lava pijar yang mengalir di sekelilingnya.
Lalu, di mana saja gunung berapi bawah laut ini berada? Diperkirakan bahwa saat ini terdapat sekitar 5000 gunung berapi aktif di bawah laut di seluruh dunia dengan berbagai ukuran, ada yang beridiri sendiri atau membentuk pegunungan dengan gunung berapi lainnya di mana yang tertinggi akan naik ke atas permukaan laut sebagai pulau. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Negeri kita terletak di atas jalurring of fire atau cincin api di Pasifik. Oleh karena itu Indonesia memiliki banyak gunung berapi, dari 129 gunung berapi kini tersisa 19 gunung yang masih aktif, dari jumlah itu ternyata ada 5 gunung berapi Indonesia berada di dalam laut. Di perairan Sulawesi Utara yang dinyatakan gunung yang masih aktif adalah gunung Submarine, gunung ini berada di bawah laut sebelah barat pulau Marore dan pernah meletus pada tahun 1992 silam, selain gunung Submarine ada juga gunung Mahangetang atau Banua Wuhu yang terletak tidak jauh dari pulau Mahangetang di Sulawesi. Selain itu di perairan Banda ada gunung Niuwewerker dan Emperor of China gunung api bawah lautnya adalah gunung Hobal di perairan Nusa Tenggara Timur. Dari beberapa penelitian dan survei kelautan sebagian besar gunung api yang telah terdeteksi berada di kedalaman puluhan hingga ribuan kilometer sehingga hanya dapat diselami dengan bantuan alat berteknolgi khusus. Indonesia dianugerahi gunung
berapi bawah laut gunung Banua Wuhu, gunung yang terletak di dekat pulau Mahangetang provinsi Sulawesi Utara ini, berada di kedalaman 5 m karena lokasinya yang cukup dangkal para peneliti sering menyelam untuk mengetahui keadaan gunung berapi ini.
Selanjutnya timbul pertanyaan lain. Apakah ada kehidupan di sekitar gunung berapi bawah laut ? Jawabannya Ya... Keberadaan gunung berapi bawah laut yang ditandai denagan keanekaragaman hayati yang lebih tinggi serta organisme yang mampu bertahan terhadap panas tinggi, diantaranya bergabagi macam jenis ikan, coral, plankton, algae, karang, ganggang dan lain-lain. Daerah ini sering ditumbuhi karang-karang karena airnya jernih dan jauh dari populasi manusia, sehingga terhindar dari sampah dan polusi.
Gunung berapi bawah laut yang meletus ternyata dapat melahirkan sebuah pulau baru, seperti yang terjadi di Jepang dan Tonga. Pada November 2013 lalu, terjadi letusan dari sebuah gunung berapi bawah laut di lepas pantai Nishinoshima, Ogasawara, Jepang. Erupusi dari gunung berapi tersebut menciptakan sebuah pulau kecil dengan diameter 200 m yang kemudian diberi nama pulau Nijima oleh pihak Jepang. Dalam waktu 1 bulan saja tepatnya pada Desember 2013 pulau baru ini telah membesar ukuran yang 3 kali lipat menjadi 56.000 m/2. Selain di Jepang akhir Desember 2014 lalu, letusan gunung berapi bawah laut di perairan Tonga di lautan pasifik bagian selatan juga membentuk sebuah pulau baru dengan panjang mencapi 500 m pulau yang muncul dari permukaan laut ini terletak sekitar 45 km dari ibukota Tonga, Nuku’alofa. Gunung berapi yang mempunyai nama panjang Hunga TongaHunga Ha’apai ini meletus 5 kali pada bulan Desember 2014 lalu. Seorang ahli mengatakan “Pulau baru ini kemungkinan sangat tidak stabil dan berbahaya untuk dikunjungi”. Namun seorang warga Tonga melakukan perjalanan ke pulau tersebut dan megabadikannya.
Nishinoshima Ogasawara
Gunung Tonga
Dan itulah beberapa penjelasan mengenai gunung berapi yang berada di bawah laut. Semoga bermafaat dan menambah wawasan Anda.