PARAGRAF ARGUMENTASI CIRI2: suatu paragraf dapat disebut sebagai paragraf argumentasi apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini. Berisikan pandangan, pendapat dan keyakinan sang penulis terhadap permasalahan. Memiliki data faktual yang digunakan untuk meyakinkan para pembaca. Menguraikan suatu permasalahan dengan cara menganalisa dan memberi sebuah analogi. Diakhiri dengan kesimpulan yakni berupa pendapat yang lebih luas bukan merupakan penegasan ulang topik utama. (PENDIDIKAN) Pendidikan di Indonesia dewasa ini masih tertinggal cukup jauh dengan pendidikan yang berada di negara-negara lain yang ada di dunia. Bahkan Indonesia sendiri masih kalah dengan negara jiran kita, yakni Malaysia dan Singapura dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat disaksikan dari banyaknya penduduk mereka yang memperoleh pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Sedangkan di Indonesia, jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan saja masih jauh tertinggal dengan negara lain, apalagi di daerah-daerah tertinggal seperti NTB, NTT, Papua dan masih banyak lagi daerah lainnya. Ketertinggalan pendidikan di daerah-daerah tersebut disebabkan karena tidak meratanya pendidikan di Negara Indonesia. Pemerintah hanya membangun fasilitas pendidikan di daerah perkotaan, terkhusus pulau Jawa. Tidak hanya itu, terbatasnya jumlah guru yang ada di daerah tersebut juga ikut menciptakan semakin jauhnya akses pendidikan yang ada di daerah. Akhirnya, pendidikan di Indonesia tidak merata serta cenderung tertinggal, sehingga belum mampu untuk bersaing dengan negara lain yang ada di dunia. (SOSIAL BUDAYA) Perilaku remaja sekarang ini telah menyimpang jauh dari nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Hal ini karena beberapa faktor, seperti kurang tersaringnya budaya barat yang masuk ke Indonesia. Budaya-budaya yang masuk tersebut dinilai contoh kehidupan yang baik dan dijadikan suatu kebiasaan baru oleh kalangan remaja sekarang ini. Yang patut disayangkan adalah perilaku yang ditiru adalah perilaku buruk dari budaya barat tersebut, misalnya seks bebas, narkoba dan lain sebagainya. Faktor kedua yakni kurangnya pengetahuan akan ilmu agama oleh para remaja. Padahal, ilmu agama sangat penting dan bermanfaat, karena dapat mengontrol diri untuk menghindari suatu perbuatan yang tercela. Yang terakhir adalah kurangnya pengawasan dari orang tua. Orang tua sangat bertanggungjawab terhadap perilaku dan pergaulan anak-anaknya. Orangtua yang kurang peduli dengan anaknya bisa mengakibatkan mereka merasa tidak disayangi sehingga mencari rasa sayang itu di luar keluarga yang cenderung mengarah ke dalam negatif dan tentunya bersifat semu, seperti minum alkohol, club malam, narkoba dan bahkan seks bebas. Akibatnya perilaku para remaja saat ini tidak mencerminkan budaya luhur bangsa kita dengan nilai dan norma yang ada.
PARAGRAF PERSUASI Pada intinya paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi tentang ajakan atau himbauan yang dilakukan oleh penulis agar pembaca mau melaksanakan ajakan atau himbauan tersebut. CIRI2 Paragraf ini disertai alasan yang kuat, fakta, dan bukti untuk memperkuat bujukan. Memiliki kalimat yang bersifat mengajak pembacanya untuk melakukan apa yang sudah dituliskan dalam paragraf. Terdapat kata-kata seperti ayo, marilah, sebaiknya, dan lain sebagainya untuk mempengaruhi pembaca. Paragraf persuasi umumnya akan menghindari kemungkinan adanya konflik agar pembacanya merasa dimanjakan. (Mari Lestarikan Alam Kita) Saat ini alam telah rusak akibat keserakahan umat manusia. Mereka hanya memanfaatkannya dengan mengambil hasilnya tanpa ikut melestarikan. Akibatnya, banyak bencana alam yang terjadi karena rusaknya alam ini. Contohnya bencan tanah longosr yang terjadi beberapa minggu yang lalu di desa Suka Maju. Bencana itu adalah ulah para penebang – penebang kayu. Mereka dengan seenaknya mengambil kayu di hutan tanpa menanamnya kembali. Akibatnya, tanah kehilangan kekuatannya sehingga amblas terkena air hujan dan mengubur pemukiman warga. Oleh karena itu, agar alam tidak murka dan menyebabkan bencana lagi, marilah kita lestarikan alam kita dimulai dari langkah kecil, yaitu membuang sampah pada tempatnya. Apabila tidak sangup melakukannya, setidaknya janganlah ikut merusak. (Ayo hidup sehat) Dewasa ini banyak sekali penyakit baru yang bermunculan. Hal ini dikarenakan berkurangnya sistem imun di dalam tubuh kita. Jika sistem imun di dalam tubuh melemah, maka tubuh gampang sekali terkena penyakit. Selain itu, makanan – makanan yang kita konsumsi tidak lagi mengandung vitamin dan mineral yang baik. Bahkan, saat ini telah banyak penjual makanan – makanan yang tidak sehat. Terlebih lagi dengan padatnya aktivitas membuat kita tidak memiliki waktu untuk berolahraga. Padahal oaharaga sangatlah baik untuk kesehatan kita. Akibatnya, tubuh menjadi lemah sehingga mudah terjangkit virus – virus yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, marilah kita menerapkan pola hidup sehat agar kita tidak mudah sakit dengan cara mengkonsumsi makanan yang sehat dan berolahraga yang rutin. Ciri-ciri karya tulis ilmiah 1. Logis. Karya tulis dikatakan logis apabila data, argumen, penjelasan yang dikemukakan diterima oleh akal. 2. Sistematis. Karya tulis dikatakan sistematis apabila setiap permasalahan yang diuraikan disusun secara teratur, runtut, dan tidak tumpang tindih. 3. Obyektif. Karya tulis dikatakan obyektif apabila alasan , keterangan, penjelasan dan uraian-uraian yang dikemukakan sesuai apa adanya Kalimat Impersonal: tidak bersifat pribadi; tidak berkaitan dengan (tidak mengenai) seseorang. Misalnya: Adapun masalah yang akan diteliti mencakup, pengkajian, perencanaan, pelaksaan, dan penelitian Contoh: 1 It snowed in the past three days. (Turun salju dalam tiga hari lalu.) 2 Is it raining cats and dogs in your city right now? (Apa sedang hujan lebat di kotamu sekarang?) 3 If it thunders in the winter, will it snow within 10 days? (Jika bergemuruh di musim dingin, akan turun salju dalam 10 hari?)
4 She said that she had to go home because it was growing dark. (Dia mengatakan bahwa dia harus pulang ke rumah karena mulai gelap.) 5 It is cold. You should wear a jacket and scarf. (Dingin. Kamu sebaiknya memakai jaket dan syal.)
Kalimat Efektif: adalah kalimat yang mampu menyampaikan gagasan atau maksud yang ingin disampaikan oelh penulis atau penutur kepada pendengar atau pembacanya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu membuat si pembaca atau pendengar mengerti secara jelas apa yang dimaksudkan oleh penulis tanpa ada kesalahan pemahaman sedikitpun. Contoh: Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif) Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif) Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif) Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
TANDA BACA Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan datang.
Tanda koma dipakai di antara unsur unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Surat biasa, surat kilat, ataupun surat kilat khusus memerlukan prangko. Satu, dua, ... tiga!
Tanda titik koma (;) dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara. Misalnya: Hari sudah malam; anak anak masih membaca buku buku yang baru dibeli ayahnya. Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu menulis makalah di ruang kerjanya; Adik membaca di teras depan; saya sendiri asyik memetik gitar menyanyikan puisi-puisi penyair kesayanganku.
Tanda hubung(-) menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya: Di samping cara lama diterapkan juga cara baru .... Sebagaimana kata peribahasa, tak ada gading yang takretak.
Tanda pisah (-) dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat. Misalnya: Kemerdekaan itu—hak segala bangsa—harus dipertahankan. Keberhasilan itu–saya yakin–dapat dicapai kalau kita mau berusaha keras.
Tanda tanya (?) dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan dia berangkat? Saudara tahu, bukan?
Tanda seru (!) dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah indahnya taman laut ini! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya! Merdeka!
Tanda elipsis (...) dipakai dalam kalimat yang terputusputus. Misalnya: Kalau begitu ..., marilah kita laksanakan. Jika Saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan segera kami lakukan.
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Misalnya: Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. " Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi. " "Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Misalnya: Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring' tadi?" "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk). Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi). Catatan: Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya. Misalnya: Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP). KTP itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai keperluan. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. Ia memberikan uang [kepada] anaknya. Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik Indonesia jatuh pada hari Selasa
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran. Misalnya: No. 7/PK/2008 Jalan Kramat III/10 tahun ajaran 2008/2009
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Dia 'kan sudah kusurati. ('kan = bukan) Malam 'lah tiba. ('lah = telah) 1 Januari '08 ('08 = 1988)
KALIMAT PASIF Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan/tindakan atau aktivitas. Subjek pada kalimat pasif berada sebelum predikatnya. Kalimat pasif ini merupakan kebalikan dari kalimat aktif Kaedah Kalimat Pasif Tukarkan subjek (pada kalimat aktif) menjadi objek. Contoh : Presiden Joko Widodo meresmikan acara peluncuran mata uang rupiah cetakan baru yang berlangsung siang ini di Jakarta. (aktif) Acara peluncuran mata uang rupiah cetakan baru yang berlangsung siang ini di Jakarta diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. (pasif) Ganti awalan me- (pada kalimat aktif) dengan awalan di- pada predikatnya. Contoh : meresmikan – diresmikan Tambahkan kata “oleh” di belakang predikat. Contoh : meresmikan – diresmikan oleh Ciri Ciri Kalimat Pasif subjeknya sebagai penderita predikatnya berimbuhan di-, ter-, ke-an, ter-kan predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang) setelah predikat persona (kata ganti orang) iikuti kata kerja yang kehilangan awalan penggunaan kata kerja awalan ter- yang menyatakan unsur ketidaksengajaan objek pada kalimat pasif merupakan subjek pada kalimat aktif penggunaan kata “oleh” pada kalimat pasif dapat dihilangkan dan tidak merubah makna kalimat biasanya ditandai dengan adanya kata-kata “oleh” dan “dengan” Contoh Kalimat Pasif Aku disekolahkan oleh pamanku ke salah satu akademi keperawatan terbaik di kota ini. Laptop Andi dicuri oleh teman satu kamarnya sendiri. Ayah dibuatkan sarapan yang sangat lezat oleh ibu. Dia sangat terkejut karena kedatanganku yang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Maling itu diringkus oleh polisi ketika sedang mabuk-mabukan di salah satu bar. Kucing berwarna putih itu tertabrak oleh mobil saat melintasi jalan yang ramai ini. Para calon karyawan baru tersebut diwawancarai langsung oleh atasan departemen masing-masing.
Koruptor kelas kakap itu akhirnya dijatuhi hukuman kurungan penjara selama 15 tahun oleh pengadilan.