Geodas Pak Hill.docx

  • Uploaded by: Kristo Ito
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Geodas Pak Hill.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,038
  • Pages: 55
Tugas Praktikum Kristalografi Mineralogi

Nama NIM

: Ryan Russel Dayoh : 410017071

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2017

BAB I ATOM. UNSUR, MINERAL 1. ATOM “Atom” berasal dari bahasa yunani “atomos” yang berarti tidak dapat dibagi lagi. Atom-atom adalah partikel penyusun semua benda yang berukuran sangat kecil.. Atom memiliki diameter sekitar 6-30 nm. Istilah “atom” pertama kali digunakan oleh kimiawan asal Inggris bernama John Dalton (1766-1844) ketika ia mengajukan teori atomnya pada tahun 1807.

A.Teori-Teori Atom 1. Teori Atom Dalton Teori Dalton menyatakan bahwa : a. Atom merupakan bagian terkecil materi yang tidak dapat dibagi lagi. b. Atom berbentuk mirip seperti bola pejal yang snagat kecil, suatu atom memiliki unsur-unsur memiliki atom-atom yang identic dan berbeda dengan unsur yang berbeda. c. Atom-atom jika bergabung maka akan membentuk suatu senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. d. Reaksi kimia merupakan pemisahan ataupun penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan

Teori atom Dalton memunculkan satu kelemahan, yaitu tidak dapat menjelaskan bagaimana suatu materi dapat menghantarkan listrik.

2. Teori Atom Thomson Teori ini dikemukakan oleh Joseph John Thomson. Berawal dari penemuan tabung katode oleh William Crooker, maka Thompson kemudian meneliti lebih lanjut tentang sinar katode. Teori atom Thomson berbunyi “Atom merupakan partikel yang berbentuk seperti bola pejal dengan muatan positif, dan dialamnya tersebar muatan negatif”.Dalam teori ini atom seperti model roti kismis. Dimana kismis adalah eekron dan roti adalah bola bermuatan positif.

3. Teori Atom Rutherford Rutherford melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa di suatu lempeng emas tipis.

Kesimpulan :

a. Atom bukan berbentuk bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan b. Jika lempeng emas itu dianggap sebagai lapisan atom-atom emas, maka di dalam atom emas didapat partikel yang sangat kecil bermuatan positif c. Partikel positif itu merupakan partikel penyusun inti atom, dan ukuran inti atom lebih kecil 10.000 kali dari ukuran atom

4. Teori Atom Bohr Melakukan sebuah percobaan yang dikenal dengan spectrum atom hydrogen. Dalam percobaan ini, ia berhasil menemukan gambaran mengenai bagaimana keadaan electron yang menempati daerah inti atom. Kesimpulan : a. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang boleh bagi satu electron dalam satu atom hydrogen. Orbit ini dikenal dengan orbit stationer (menetap) electron dan merupkaan lintasan melingkar di sekeliling inti b. Selama electron berada di lintasan stationer, energy elektorn akan tetap sehingga tidak ada energy dalam bentuk radiasi yang dipancarkan atau diserap c. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan stationer ke lintasan stationer yang lain. Perpindahan ini juga akan memakan energy sesuai dengan persamaan Plank E2-E1 =hf d. Lintasan stationer yang dibolehkan memiliki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut.

Bohr juga mengungkapkan bahwa electron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentuyang disebut kulit electron atau kulit energi. Tingkat energi yang paling rendah adalah kulit electron yang paling dalam, dan semakin besar nomor kulitnya, maka semakin besar tingkat energinya.

B. PARTIKEL DASAR ATOM (PROTON, NEUTRON DAN ELEKTRON) 1. Proton Proton merupakan partikel dasar yang memiliki muatan positif (+1) dan memiliki diameter hanya 1/3 diameter electron. Akan tetapi, proton memiliki massa sekitar 1840 kali electron. 2. Neutron Neutron merupakan partikel dasar yang tidak memiliki muatan (netral), dan memiliki massa yang sama dengan gabungan antara massa proton dan massa electron. 3. Elektron Merupakan partikel dasar yang memiliki muatan negative (-1) dan memiliki massa paling ringan diantara partikel lainnya yang hanya 1/1840 kali massa proton atau neutron.

C. Partikel-Partikel Atom 1. Partikel Subatom

Walaupun definisi atom menyebutkan bahwa atom ialah bagian terkecil dari material yang tidak dapat dibagi lagi, dalam ilmu modern, atom sendiri tersusun atas beberapa partikel subatom. Partikel subatom ini meliputi proton, elektron dan neutron. 2. Inti Atom Inti atom terdiri dari proton dan neutron yang terikat di inti atom oleh suatu gaya elektromagnetik. Proton dan nutron itu disebut dengan nucleon (penyusun inti). Inti atom memiliki diameter berkisar 10-15 nm. Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama pula. Suatu unsur dapat memiliki variasi jumlah neutron yang disebut dengan isotop. 3. Awan Elektron Awan partikel merupakan suatu daerah dalam sumur potensi dimana tiap-tiap electron menghasilkan sejenis gelombang diam (gelombang yang tidak bergerak).

D. Sifat-Sifat Atom 1. Sifat Nuklir Sifat nuklir (radioaktif) hanya dimiliki oleh unsur-unsur atom yang memiliki nomor atom lebih dari 82. 2. Massa Atom Jumlah keseluruhan dari partikel dasar dalam suatu atom disebut dengan nomor massa. Massa tergantung dari jumlah proton dan neutron dalam intinya. Semakin besar massa atom, maka semakin kecillah atom tersebut. 3. Nomor Atom Atom-atom dalam zat yang berbeda memiliki jumlah proton yang tidak sama dalam intinya. Jumlah proton dalam inti ini disebut dengan nomor atom.

4. Gaya Atom Gaya elektromagnetik menjaga elektron yang bermuatan negatif agar tetap berada orbit sekeliling inti muatan positif. Terdapat gaya tarik inti yang

merupakan gaya paling kuat yang menjaga proton dan neutron tetap berada dalam inti atom. Gaya inti seratus kali lebih kuat daripada gaya elektromagnetik. E.Muatan Listrik Kebanyakan dari atom-atom yang ada memiliki muatan listrik yang netral, artinya jumlah proton yang bermuatan positif dan jumlah elektron yang bermuatan negatif sama banyak F.Bentuk Atom Atom memiliki bentuk yang bervariasi, yang disebut Isotop. Masingmasing bentuk memiliki jumlah proton dan elektron yang sama tetapi jumlah neutron yang berbeda. Jadi semua isotop dari sebuah atom memiliki nomor atom yang sama namun nomor massa yang berbeda.Isotop-isotop memiliki sifat-sifat fisik yang sama, namun sifat kimia yang berbeda. Sebagian besar atom dalam sebuah unsur merupakan satu jenis unsur.

2. UNSUR Unsurmerupakan zat tunggal yang secara kimia tidak dapat diuraikan menjadi zat lain. Beberapa contoh unsur adalah oksigen, nitrogen, hirogen, besi, aluminium, emas, perak, raksa, dan sebagainya.

A. SISTEM PERIODIK UNSUR Sistem periodic unsur adalah suunan unsur unsur erdasarkan urutan nomor, atom, dan kemiripan sifat unsur-unsur tersebut. Sisem periodic unsur (table periodik) modern yang saat ini digunakan didasarkan pada table yang dipublikasikan oleh Dimitri Mendeleev pada tahun 1869.

B. Sifat-Sifat Unsur Logam Sifat-sifat unsur logam yang diantaranya ialah : 

Berwujud padat pada suhu kamar ( 25 derajat celcius ) , kecuali raksa



Dapat menghantarkan arus listrik



Mengkilap



Dapat ditempa dan dibentuk



Memiliki titik didih dan titik leleh yang tertinggi.

Contoh dari unsur logam yaitu : besi, tembaga, emas, platina, raksa C. Sifat-Sifat Unsur Non Logam Sedangkan sifat-sifat yang dimiliki unsure non logam ialah 

Ada yang berwujud padat, cair maupun gas



Tidak dapat menghantarkan arus listrik



Tidak mengkilap



Tidak dapat ditempa dan dibentuk



Memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah.

Contoh dari unsur non logam yaitu : Karbon, neon, oksigen, nitrogen, dan hydrogen. Unsur logam dan nonlogam dapat dibedakan dari nama ilmiahnya : unsur yang namanya berakhir denga ium atau umadalah logam, kecuali helium, selenium, dan telurium. Unsur yang merupakan peralihan dari logam ke nonlogam mempunyai baik sifat logam maupun sifat nonlogam, disebut juga unsur metanoid. Contohnya adalah silikon, boron, dan arsen. 3.MINERAL Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. A. Proses Terbentuknya Mineral Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu factor. Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral. 1. Proses Magmatis Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam.. Proses magmatis ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

A. Early magmatis :Endapan Early Magmatic dihasilkan dari proses magmatik langsung, yang disebut orthomagmatik (proses pengkristalan magma hingga mencapai 90%). Mineral bijih pada endapan ini selalu berasosiasi dengan batuan beku plutonik ultrabasa dan basa. Cara terbentuknya endapan ini bisa terjadi dengan 3 cara, yaitu disseminated, segregasi, dan injeksi. B. Late magmatis : Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai bentuk sisa magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan variasi yang lebih banyak. Magma dari endapan late magmatic mempunyai sifat mobilitas tinggi. Jebakan mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya batuan silikat yang menerobos dan bereaksi dan menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut Deuteric alteration yang terjadi pada akhir kristalisasi dari batuan beku dan ciri-cirinya hampir mirip dengan efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal 2. Proses Pegmatisme Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa larutan magma sisa.

3. Proses Pneumatolisis Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut mineralpneumatolitis.

4. Proses Hydrotermal Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling.

5. Proses Replacement (Metasomatic replacement) Adalah proses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal.

6. Proses Sedimenter Proses Sedimenter adalah endapan yang terbentuk dari proses pengendapan dari berbagai macam mineral yang telah mengalami pelapukan dari batuan asalnya, yang kemudian terakumulasi dan tersedimentasikan pada suatu tempat.

7. Proses Evaporasi Proses evaporasi mieneral adalah proses pembentukan mineral pada daerah yang beriklim kering dan panas akibat dari proses penguapan.

8. Konsentrasi Residu Mekanik Endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses pelapukan dan pengendapan terjadi di tempat yang sama, dengan kata lain tanpa mengalami transportasi (baik dengan media air atau angin) seperti endapan sedimen yang lainnya.

9. Proses Oksidasi dan Supergen Enrichment Tubuh bijih (lode, urat, pipa dll) yang muncul dekat permukaan akan mengalami pelapukan karena rembesan air & udara. Perembesan tersebut menyebabkan pelapukan & pelarutan.

10. Proses Metamorfisme Mineral yang membentuk batuan metamorf adalah mineral asal batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf yang berubah karena proses metamorfosis. Proses metamorfosisme mengubah mineral menjadi kondisi terbentuk mineral baru, dan/atau membentuk mineral yang sama namun memiliki sifat yang berbeda karena menyesuaikan kondisi lingkungan yang baru.

B. Pengelompokan Mineral di Alam

A.Mineral Silikat

Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsure pembentuknya yaitu silica ( SiO2 ), yang merupakan hasil pembekuan magma. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama

yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium. Mineral silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan

magnesium disebut mineral non feromagnesian.

Mineral-mineral silikat feromegnesian dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya mineral-mineral silikat non feromagnesian pada umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada tidaknya unsur besi didalam mineral tersebut.

B.

Mineral Non silikat Mineral non silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya bukan dari silica. Berikut ini adalah mineral – mineral yang yang non silikat : a.Mineral Sulfida

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya

dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas). Beberapa ciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

b.Mineral oksida dan hidroksida

Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. . Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).

c.Mineral Carbonat

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen. Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalahniter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).

d..Mineral Sulfat

Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum.

C.Sifat Fisik Mineral

1. Kilap Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006) Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi : a.Kilap Logam (metallic luster)

Bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam antara lain galena, pirit, magneti, kalkopirit, grafit, hematit. b.Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas: 1.Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan. 2.Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit. 3.Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyerupai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips. 4.Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit. 5.Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin. 6.Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.

2.Warna Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti: a. Putih

: Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky

Kwartz(Kuarsa Susu) (SiO2) b. Kuning

: Belerang (S)

c. Emas

: Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Emas (Au)

d. Hijau

: Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10)

(OH)), Malasit (Cu

CO3Cu(OH)2) e. Biru

: Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))

f. Merah

: Jasper, Hematit (Fe2O3)

g. Coklat

: Garnet, Limonite (Fe2O3)

h. Abu-abu

: Galena (PbS)

i. Hitam

: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

3.Kekerasan Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras . Skala Kekerasan Mohs : Skala

Mineral

Rumus Kimia

1

Talc

H2Mg3 (SiO3)4

2

Gypsum

CaSO4. 2H2O

3

Calcite

CaCO3

4

Fluorite

CaF2

5

Apatite

CaF2Ca3 (PO4)2

6

Orthoklase

K Al Si3 O8

7

Quartz

SiO2

8

Topaz

Al2SiO3O8

9

Corundum

Al2O3

10

Diamond

C

Kekerasan

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar : Alat Penguji

Derajat Kekerasan Mohs

Kuku manusia

2,5

Kawat Tembaga

3

Paku

5,5

Pecahan Kaca

5,5 – 6

Pisau Baja

5,5 – 6

Kikir Baja

6,5 – 7

Kuarsa

7

4.Cerat Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubahubah. Contohnya : a. Pirit

:

keemasan,

jika

digoreskan

pada

plat

porselin

akan

meninggalkan jejak berwarna hitam. b. Hematit

: merah, bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan

jejak berwarna merah kecoklatan. c. Augite

: abu-abu kehijauan

d. Biotite

: tidak berwarna

e. Orthoklase : putih Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).

5.Belahan Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya: a. Belahan satu arah, contoh : muscovite. b. Belahan dua arah, contoh : feldspar. c. Belahan tiga arah, contoh

: halit dan kalsit.

6.Pecahan Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu: a. Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa. b. Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten c. Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit. d. Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet. e. Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak. 7.Bentuk Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).

Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya: a. Bangun kubus

: galena, pirit.

b. Bangun pimatik

: piroksen, ampibole.

c. Bangun doecahedon

: garnet

Mineral amorf misalnya

: chert, flint.

Struktur : a. Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. b. Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. c. Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. d. Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. e. Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006). 8.Berat Jenis Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. 9.Sifat Dalam Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini antara lain : a. Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bisa dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit. b. Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga. c. Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.

d. Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit. 10.Kemagnitan Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineralmineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. 11.Kelistrikan Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu. 12.Daya lebur mineral Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

BAB II MAGMATISME Magmatisme adalah seluruh kegiatan magma, mulai dari saat peleburan, proses ketika magma naik ke permukaan bumi, sampai membeku membentuk batuan. Magma yaitu massa silikat pijar, panas, bersuhu tinggi (± 1200ºC), mudah bergerak(mobile), mengandung gas yang terdiri dari uap air, karbon dioksida, nitrogen, sulfur,dan sisanya klorida, hydrogen, daan argon yang terbentuk secara alami di dalam bumi. Magma memiliki komposisi kimianya tersendiri menurut deratan reaksi bowen komposisi magma dengan suhu yang lebih tinggi memiliki komposisi besi yang dominan yang bersifat basa (pH>7) misalnya Olivin, Piroksen dan sebagainya, sedangkan yang bersuhu rendah memiliki komposisi kimia yang bersifat asam (pH<7) contohnya muskovit, kuarsa, feldspar dan sebagianya. Magma dapat bergerak akibat dari sifatnya yang volatil akibat dari perubuhan suhu, semakin kemenuju daerah teristerial magma akan mengalami pembekuan. Akibat dari pembekuan itu terbentuklah daerah daratan yang ada pada permukaan bumi ini tempat kita berpijak. Dari pergerakkan magma yang dipengaruhi oleh arus konveksi, lempenglempeng mengalami pergerakkan yang sehingga menimbulkan adanya hubungan antarlempeng itu baik divergen, konvergen maupun transform. A. Seri Reaksi Bowen Penemu reaksi Bowen adalah Norman Bowen. Norman Bowen terkenal di kalagan Geologi karena beberapa eksperimen yang dilakukannya pada tahun 1920 an dan 30an. Melalui eksperimennya, ia menemukan bahwa mineral mengkristal secara berbeda saat mereka mendingin. Hasil penelitiannya memberikan kita

pemahaman tentang seri reaksi Bowen yang merupakan rangkaian kristalisasi magma saat pendinginan terjadi. 

Discontinuous Series Saat Bowen menggali pemahamannya tentang proses kristalisasi, dia

menyadari bahwa ada dua urutan yang dapat terjadi pada sebuah mineral. Ini disebut seri kontinyu dan seri tidak kontinyu. Dalam gambar di bawah terlihat, seri terputusputus ada di sebelah kiri dan mengandung mineral yang tinggi kadar besi dan magnesium. Kita juga dapat memahami bahwa rangkaian reaksi ini berkembang selama penurunan suhu.

Diagram Reaksi Bowen



Diagram Bowen Lihat gambar di atas, ketika mengikuti cabang di sebelah kiri, kita melihat

bahwa pada suhu yang sangat tinggi, olivin adalah mineral pertama yang terbentuk. Dengan kata lain, mineral olivin tinggi yang kadar besi dan magnesium cenderung membeku pada suhu yang sangat tinggi. Kemudian saat magma mulai mendingin, beberapa olivin menjadi piroksen. Seiring kemajuan dalam urutan pendinginan, piroksen berubah menjadi amphibol dan akhirnya amphibol berubah menjadi biotit.

Kamu mungkin sering menggunakan akronim untuk mengingat seri reaksi diskontinyu ini seperti 'Olive Pits Are Bitter'. Setiap langkah dari serial diskontinyu merupakan perubahan yang sangat berbeda dengan penciptaan mineral baru, jadi perubahan itu bukanlah arus kontinyu yang teratur namun merupakan proses yang tidak berkesinambungan. Dengan terbentuknya biotit, seri diskontinyu secara resimi berakhir namun bisa saja ada kelebihan magma yang belum sepenuhnya mengkristal dan tergantung pada karateristik kimia magma. Misalnya magma cair panas bisa terus mendingin dan membentuk potasium feldspar muskovit atau kuarsa. 

Continuous Series Seri reaksi kontinyu terjadi bersamaan dengan seri diskontinyu. Dengan

cabang yang terus-menerus, kita melihat reaksi tersebut memiliki lebih banyak reaksi aliran atau berkelanjutan. Dengan seri berkelanjutan kita melihat mineral plagioklas. Seri ini dimulai dengan mineral suhu tertinggi yaitu plagioklas yang kaya kalsium.

Saat magma mendingin, kalsium diganti dengan sodium. Tapi hal ini terjadi dalam aliran campuran kalsium dan natrium. Jadi plagioklas di tengah rangkaian bisa dianggap mengandung sekitar 50% kalsium dan 50% yodium. Di bagian bawah seri kita melihat plagioklasi kaya sodium.

Dengan melihat "c" atau calsium hadir lebih awal dari "s" atau sodium maka kamu dapat menyebut pagioklas kaya kalsium berada di urutan paling atas dan yang kaya sodium berada di urutan paling bawah. B. Diferensiasi Magma Diferensiasi magma adalah proses yang memungkinkan satu magma homogen menghasilkan bermacam-macam batuan beku yang secara kimiawi berbeda. Proses ini terjadi pada saat magma mulai mendingin, terjadilah kristal-kristal mineral pada suhu yang tinggi. Akibat gaya gravitasi, kristal-kristal yang terbentuk lebih dulu akan mengendap.dan demikianlah seterusnya sehingga terjadilah pemisahan kristal yang

mengakibatkan komposisi magma induknya berubah. Hasilnya adalah batuan beku lain dengan komposisi berbeda. Yang termasuk dalam diferensiasi magma antara lain:

1. Fraksinasi Kristal Komposisi cairan magma dapat berubah sebagai hasil dari kristal dan magma tersebut pada saat kristal terbentuk. Kondisi ini terjadi dalam semua kasus kecuali pada komposisi eutetik. Kristalisasi mengakibatkan komposisi magma berubah dan jika kristal dipindahkan oleh suatu proses maka akan muncul komposisi magma baru yang berbeda dengan magma induk. Dan mineral yang dihasilkan merupakan mineral baru atau mineral solid solution yang telah mengalami perubahan. Fraksinasi kristal juga dapat menghasilkan komposisi larutan yang berbeda dari kristalisasi normal yang dilakukan oleh magma induk.

Untuk menghasilkan fraksinasi Kristal dibutuhkan suatu mekanisme alami yang dapat memisahkan kristal dari magma atau memisahkan kristal tersebut sehingga tidak lagi bereaksi dengan magma. Mekanisme yang terjadi secara alami antara lain: 

Crystal Setling. Umumnya kristal yang terbentuk dari suatu magma akan mempunyai densitas yang berbeda dengan larutannya, antara lain: 1. gravity settling: Kristal-kristal yang mempunyai densitas lebih besar dari larutan akan tenggelam dan membentuk lapisan pada bagian bawah tubuh magma (tekstur kumulat atau tekstur berlapis pada batuan beku). 2. Crystal floating: Kristal-kristal yang mempunyai densitas lebih rendah dari larutan akan mengambang dan membentuk lapisan pada bagian atas tubuh magma. Kristal-kristal tersebut kaya akan unsur silik.



Filter pressing, yaitu suatu mekanisme yang digunakan untuk memisahkan larutan dari larutan Kristal. Dalam filter settling Kristal dengan konsentrasi cairan yang tinggi, cairannya akan dipaksa keluar dari ruang antar Kristal, hal ini dapat dicontohkan ketika kita sedang meremas spons yang berisi air. Mekanisme ini sulit untuk diketahui karena: 1. Tidak seperti spons matriks Kristal getas dan tidak dapat mengubah bentuk dengan mudah untuk menekan cairan keluar. 2. Dibutuhkan retakan pada Kristal untuk memindahkan cairan. Filter settling adalah suatu metode umum yang digunakan dalam memnisahkan Kristal dari larutan pada proses-proses industri tetapi belum ditemukannya yang terjadi secara alami.

2. Liquid immiscibility Proses ini disebabkan oleh perpindahan atau menghilangnya kandungan gas, sehingga terjadi pemisahan fraksi-fraksi hablur atau mineral berdasarkan komposisinya masing-masing. Pelepasan kandungan gas menjadi semakin meningkat dekat makin dekatnya magma tersebut ke permukaan. Berdasarkan proses diferensiasi magma itulah, magma induk yang sama dapat menghasilkan beberapa jenis batuan yang berbeda. Misalnya saja magma induk berupa

magma basa, jika mengalami diferensiasi magma, maka akan terbentuk tiga jenis batuan beku berupa batuan beku basa, batuan beku intermedier, dan batuan beku asam. C. Proses Terjadinya Magma Magma sebagai salah satu kandungan yang ada di dalam bumi ini tidak muncul dengan sendirinya dengan begitu saja. Magma ini bisa terbentuk karena adanya proses yang berlangsung di dalam Bumi, seperti halnya guyot yang mengalami proses terbentuknya guyot. Pembentukan magma ini tidak lepas dari litosfer yang merupakan suatu jenis lempeng Bumi. Proses pembentukan magma ini melibatkan dua lempeng litosfer yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Magma ini merupakan sesuatu yang terbentuk sebagai akibat dari peristiwa pembenturan antara dua lempeng litosfer. Salah satu lempeng yang berbenturan tersebut menunjam dan menyungsup ke dalam astenosfer. Kedua lempeng litosfer yang saling berinteraksi tersebut kemudian mengalami pergesekan. Karena adanya pergesekan ini maka akan meningkatkan suhu dan juga tekanan di antara dua lempeng litosfer yang saling berinteraksi tersebut. Peningkatan suhu dan tekanan tersebut akan ditambah dengan adanya air yang berasal dari sedimensedimen samudera, dan hal ini akan diikuti oleh proses peleburan sebagian dari lapisan litosfer tersebut, dan terbentuklah magma.

1. Dua lempeng Bumi (lempeng litosfer) mengalami peristiwa pembenturan. 2. Salah satu dari kedua lempeng tersebut menunjam dan menyungsup ke dalam astenosfer. 3. Kedua lempeng litosfer tersebut mengalami pergesekan. 4. Pergesekan tersebut meningkatkan suhu dan juga tekanan di antara kedua lempeng tersebut. 5. Suhu dan tekanan yang tinggi ini akan disertai air yang berasal dari sedimen dan diikuti oleh peleburan bagian dari litosfer. Hal inilah yang dinamakan magma. Asal usul magma terbentuk dalam beberapa cara yang berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur, suhu dan tekanan antara lapisan mantel bumi dan kerak bumi. Ada tiga proses pembentukan magma, yaitu decompression melting, transfer panas dan flux melting. a.Decompression melting Decompression melting merupakan pergerakan komponen penyusun mantel bumi yang panas ke atas. Material panas ini naik ke atas yang tekanannya lebih rendah melalui konveksi panas. Menurut hukum fisika, tekanan berbanding lurus dengan titik lebur. Daerah dengan tekanan lebih rendah juga memiliki titik lebur lebih rendah. Dekompressi (penurunan tekanan) di atasnya membuat lapisan mantel yang solid meleleh menjadi magma. Decompression melting umumnya terjadi didaerah divergent, dimana lempeng tektonik saling terpisah. Pergerakan lempeng itu menyebabkan magma yang ada di bawahnya bergerak mengisi ruang kosong di atasnya. Magma kemudian membeku mebentuk batuan beku yang menyusun lapisan baru dari kerak bumi. Decompression melting juga terjadi di daerah bulu mantel, yaitu loronglorong yang terdiri dari material panas dari inti bumi menuju kerak bumi yang lebih rendah tekanannya. Bila berada di bawah permukaan laut, bulu mantel

yang disebut magma ini mendorong magma ke dasar laut. Proses yang berlangsung selama jutaan tahun ini membentuk pulau vulkanik tengah laut.

b.Transfer Panas Magma juga dapat terbentuk ketika energi panas dari batuan cair mengintrusi lapisan kerak bumi yang dingin. Saat batu cair ini membeku, ia juga menyebarkan panas ke sekelilingnya. Akibatnya batuan di sekitarnya meleleh dan membentuk magma. Transfer panas terjadi daerah konvergen, dimana lempeng-lempeng tektonik bergerak dan bertubrukan. Batu-batu cair yang ada di bawah lempeng tektonik mempengaruhi lapisan dingin di atasnya. Proses ini menyebakan panas dan menciptakan magma. Selama jutaan tahun, magma di bawah zona subduksi ini berubah membentuk busur vulkanik, yaitu rangkaian gunung berapi aktif yang ada di daerah konvergen. c.Flux Melting Flux melting terjadi saat air dan karbondioksida ditambahkan pada batuan. Kedua senyawa ini menyebabkan batu meleleh pada suhu yang lebih rendah dari biasanya. Flux melting menciptakan magma pada daerah-daerah, yang kalau dilihat dari suhu dan tekanannya seharusnya masih berbentuk batuan (belum meleleh). Seperti Transfer Panas, Flux melting juga terjadi di daerah konvergen (zona subdiksi). Dalam hal ini, air yang menutupi dasar laut di daerah subduksi akan menurunkan titik lebur mantel bumi. Hal ini membuat magma naik ke permukaan. D. Suhu Magma Magma adalah kandungan dari perut Bumi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya inti bumi ini mempunyai suhu yang sangat tinggi. Hal ini

mengindikasikan bahwa magma juga mempunyai suhu yang sangat tinggi atau sangat panas. Biasanya magma ini mempunyai suhu sekitar 700 hingga 1300 derajat Celcius. Magma yang sudah berada di permukaan Bumi atau kerak bumi disebut sebagai lava. biasanya magma keluar dari dalam perut Bumi menuju ke permukaan Bumi melalui gunung berapi yang mengalami erupsi. Erupsi gunung berapi ini terjadi secara berkala dan mempunyai dampak letusan gunung berapi masingmasing, biasanya setiap gunung berapi mempunyai siklusnya masing- masing. E. Lingkungan Pembentuk Magma Proses pembentukan magma memang dilakukan di dalam Bumi. Namun, daerah atau lingkungan pembentukan magma yang ada di dalam Bumi ini berbedabeda. Artinya, beberapa magma diproduksi dalam lingkungan yang berbeda- beda. Lingkungan pembentukan magma ini biasanya akan sangat berpengaruh pada komposisi magma tersebut. Lingkungan pembentuk magma ini terdiri dari beberapa macam. Beberapa macam lingkungan pembentuk magma tersebut antara lain: 

Zona subduksi



Zona retak



Mid- oceanic ridges



Hotspot

F. Kandungan Magma Magma merupakan cairan batu yang berada di dalam Bumi. Magma yang bersifat panas ini mempunyai banyak sekali kandungan zat- zat yang ada di dalamnya. Hanya saja, penelitian tentang kandungan yang ada di dalam magma hanya bisa diteliti melalui batuan beku yang menyusun magma tersebut. Hal ini karena ketidakmungkinan mengambil sampel magma yang berada di dalam perut Bumi dan sifatnya sangat panas tersebut.

Beberapa kandungan di dalam magma diketahui bahwa itu merupakan zat kimia. Komposisi yang menyusun magma ini trebilang sangat kompleks. Sekitar 99% dari magma ini tersusun dari 10 unsur kimia, antara lain Silikon (Si), Titanium (Ti), alumunium (AI), besi (Fe), magnesium (Mg), kalsium(Ca), natrium (Na), kalium (K), hidrogen (H) dan oksigen (O). Walaupun ada banyak sekali elemen yang menyusun magma, secara umum akan menemukan bahwasannya SiO2 lah yang paling banyak mendominasi dalam komposisi magma. Jika kita prosentasikan jumlahnya, maka SiO2 ini menyusun paling banyak magma, yakni lebih dari 50% dari berat magma. Kemudian 44% dari berat magma ditempati oleh AI2O3, FeO, MgO, CaO. Sisanya adalah Na2O, K2O, TiO2, dan H2O yang menyusun sekitar 6% dari berat magma. G. Tipe Magma Sebagai salah satu isi dari perut Bumi, magma ini ternyata memiliki beberapa tipe yang berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya. Tipe magma ini dilihat berdasarkan kandungan SiO2. Berdasarkan kategori ini, magma dibedakan menjadi tiga macam tipe, yakni: a.

Magma Basaltik atau Basaltic Magma Magma yang mempunyai kandungan SiO2 sebanyak 45 hingga 55% berat, kandungan Fe dan Mg tinggi, serta kandungan K dan juga Na rendah.

b.

Magma Andesitik atau Andesitic Magma Magma yang memiliki kandungan SiO2 sebesar 55 hingga 65% dari berat, mempunyai kandungan Fe, Mg, Ca, Na, dan K dalam jumlah yang sedang atau menengah.

c.

Magma Riolitik atau Rhyolitic Magma Magma yang mempunyai kandungan SiO2 sebanyak 65 hingga 75% persen dari berat, kemudian juga memiliki kandungan Fe, Mg, dan Ca dalam jumlah rendah, dan mempunyai kandungan K dan Na yanh tinggi.

H. Tujuh Busur Magmatisme

1. Mid Ocenic Ridge (MOR ZONE) Zona More merupakan perpisahan antara dua lempeng samudra yang saling menjauh yang diakibatkan dari pergerakkan lempeng secara konvergen sehingga magma dapat menimbus daerah ini sehingga menjadi batuan. Biasanya litologi pada zona MOR ini bersifat Basa yang biasanya daerah lempeng Samudra memiliki sifat basa yang sangat tinggi.

2. Continental Ridge Zone Hampir sama dengan zona MOR yang menbedakan hanya pada daerah tempatnya terjadi Continental Ridge Zone terjadi pada daerah daratan yang dibisa membentuk geomorfologi berubuah lembah atau tebing yang sangay

tinggi.

Litologi

(andesit,rhyolit,dasit dll)

pada

zona

ini

biasanya

bersifat

asam

3. Vulkanic Arc Vulkanic arc ialah bertemunya kedua lempeng samudra dengan lempeng benua sehingga salah satu lempeng menyusup kearah dalam akibat dari gaya yang saling tertumbrukan. Biasanya lempeng samudra akan menyusup kebawah lemepeng benua , dikarenakan densitas dari lempeng samudra lebih tinggi dari lempeng benua. Dari tambrakan kedua lempeng ini memunculkan aktivitas magma yang sangat tinggi sehingga menimbus lempeng benua yang menjadi daerah-daerah vulkanic. Litologi pada daerah ini biasa berifat Intermediat hingga asam.

4. Island Arc Dari pergerakkan lempeng secara tranform juga dapat menculkan daerah darat yang disebut dengan island arc. Disebut dengan island arc karena akibat dari aktivitas pergerakkan lempeng ini memuculkan suatu penjajaran pulau-pulau yang memiliki sifat vulkanisme yang tinggi. Contoh dari bentukan island arc ini ialah didaerah hawai. Biasanya Island Arc akan memiliki sifat komposisi magma yang basa.

5. Back Arc Basin Back arc basin adalah suatu bentuk dari aktivitas magmatisme yang dapat muncul pada daerah belakang suatu daratan yang terkena daerah

subduksi

sehingga

mengenai

dampat

untuk

munculnya

aktivitas

magmatisme. Biasanya magma bersifat intermediet atau asam.

6. Oceanic Interplate Suatu magma yang dapat menerebos langsung lempeng samudra menuju kepermukaan yang berada didaerah samudra. Litologi biasanya akan bersifat basa.

7. Continental Interplayte. Kejadian sama dengan Oceanic Interplate namun ini terjadi pada lempeng benua yang berada didaratan. Biasanya litologi akan bersifat basa hingga asam.

I. Bentuk Intrusi Magma Intrusi magma atau disebut juga plutonisme, merupakan pergerakan magma memasuki celah-celah kulit bumi, namun tidak sampai naik ke permukaan. Intrusi magma yang merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh magma, ternyata mempunyai berbagai macam bentuk. Menurut jenisnya, intrusi magma terbagi menjadi beberapa macam intrusi magma yang tentunya terjadi di bawah permukaan Bumi. Bentuk-bentuk intrusi magma antara lain sebagai berikut: 1. Batolit Bentuk atau jenis dari intrusi magma yang pertama adalah batolit. Mengenai batolit ini pasti dari kita sudah sangat sering mendengarnya. Batolit merupakan batuan beku yang terbentunya di dalam dapur magma. Batolit ini terbentuk sebagai akibat dari penurunan suhu yang terjadi sangat lambat. Atau

dengan kata lain, batolit ini merupakan sebuah intrusi magma yang berada di dekat dengan dapur magma . Sehingga dapat kita ketahui bersama bahwasannya batolit merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan sebuah intrusi yang terjadi di dekat dapur magma yang merupakan tempat magma berada.

2.Lakolit Jenis atau bentuk dari intrusi magma yang kedua adalah lakolit.Lakolit juga merupakan salah satu bentuk dari aktivitas magma. Yang dimaksud dengan lakolit yakni merupakan magma yang menyusup di antara lapisan- lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan yang berada di atasnya menjadi terangkat sehingga akan menyerupai lensa cembung. Sementara permukaan yang berada di atasnya tetap rata atau datar. 3.Sill Bentuk intrusi magma yang selanjutnya adalah Sill. Yang dimaksud dengan Sill adalah lapisan magma yang tipis yang menyusup di antara lapisanlapisan batuan yang ada di bawah permukaan Bumi. Ya, karena intrusi magma sendiri merupakan istilah yang menggambarkan kegiatan material- material yang ada di bawah permukaan Bumi. 4.Diaterma Bentuk intrusi magma yang selanjutnya atau yang keempat adalah diaterma. Istilah diaterma pasti juga sudah banyak didengar oleh kita semua karena istilah diaterma ini sangat erat kaitannya dengan bumi dan aktivitas yang ada di dalamnya. Yang dimaksud dengan diatrema merupakan batuan yang mengisi pipa letusan. Pipa letusan sendiri mempunyai bentuk silinder, yang terdapat mulai dari dapur magma sampai dengan ke permukaan Bumi. Pipa letusan juga merupakan

jalan atau pengubung yang menghubungkan antara magma yang ada di dapur magma dengan permukaan Bumi. Pipa letusan ini biasanya terdapat di dalam gunung berapi yang masih aktif. Pipa ini berupa tabung memanjang yang berasal dari dapur magma hingga tembus ke mulut gunung berapi, dan apabila magma keluar maka disebut dengan erupsi. 5.Intrusi Korok atau Gang Selain batolit, lakolit, sill dan juga diaterma, masih ada bentuk lain dari intrusi magma. Bentuk lain lagi dari intusi magma disebut dengan intrusi korok atau disebut juga dengan gang. intrusi korok atau yang disebut juga dengan gang adalah batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan- lapisan litosfer yang berbentuk pipih atau berbentuk lempeng. Apabila kita menelaah pengertian dari intrusi korok atau gang ini maka akan sedikit mirip dengan sill. Namun keduanya mempunyai perbedaan yang cukup mencolok. Perbedaan tersebut terletak pada posisinya. Adapun Sill merupakan batuan beku yang terdapat di antara 2 lapisan batuan. Sementara intrusi korok atau gang merupakan batuan beku yang terbentuk dari intrusi magma yang mempunyai bentuk pipih yang mana posisinya memotong antar lapisan- lapisan batuan yang menyusun permukaan Bumi. 6.Apolisa Bentuk yang terakhir dari intrusi magma dikenal dengan nama Apolisa. Apolisa merupakan sebutan bagi semacam cabang dari intrusi korok atau yang dikenal juga dengan intrusi gang, namun ukurannya lebih kecil atau percabangan dari magma yang ukurannya kecil atau yang sering juga disebut dengan uraturat magma.

J. Akibat Intrusi Magma Intrusi magma, mengakibatkan terbentuknya beberapa jalur, lubang, dan relief di dalam bumi. Beberapa bentuk yang dihasilkan oleh instrusi magma adalah batolit, lakolit, sill, diaterma, korong, dan apolisa. Kesemua bentuk ini, hanya ada di dalam bumi, akan tetapi mampu memberikan pengaruh pada permukaan bumi. 

Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di sekitar dapur magma. Batuan ini tersentuk akibat pendinginan magma yang terjadi di sekitar dapur magma.



Diaterma adalah papa yang menjadi saluran keluar magma saat meletus. Pipa ini terbuat dari batuan yang bolong akibat magma yang melewatinya dan menembusnya.



Korong adalah batuan beku yang terbentuk di lapisan lithosfer. Proses terjadinya korong sama dengan sill.

BAB III VULKANISME A. PENGERTIAN Vulkanisme merupakan peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas gunung api, yakni pergerakan magma dari dalam litosfer yang menyusup ke dalam lapisan yang lebih atas atau sampai ke permukaan bumi. Dengan kata lain semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar hingga mencapai ke permukaan Bumi melalui retakan dalam kerak umi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut dengan terusan kepundan atau diatrema. Di dalam litosfer, magma menempati suatu kantong magma yang dinamakan dengan dapur magma atau disebut juga dengan batholit. Dapur magma ini berada di kedalaman yang bervariasi di dalam perut bumi. Ada dapur magma yang berada di kedalaman yang sangat dalam, namun ada pula dapur magma yang berada dekat dengan permukaan bumi. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung berapi yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam letak dapur magma dari permukaan bumi maka letusan yang terjadi juga akan semakin kuat. Lama aktivitas gunung berapi bersumber dari magma ditentukan oleh besar kecilnya volume yang ada di dapur magma. Dan dapur magma merupakan sumber dari aktivitas- aktivitas vulkanik yang terjadi. Magma yang keluar sampai dengan ke permukaan Bumi disebut dengan lava. Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan juga mengandung gas- gas yang memiliki cukup energi untuk dapat mendorong batuan yang berada di atasnya. B.EKSTRUSI MAGMA Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api.

Aktivitas ekstrusi magma ini akan mengeluarkan berbagai material. Beberapa material yang dikeluarkan dari aktivitas ekstrusi magma antara lain adalah: 

Lava, yakni magma yang keluar sampai ke permukaan Bumi dan mengalir hingga ke permukaan Bumi.



Lahar, yaitu material campuran antara lava dan juga materi- materi yang terdapat di permukaan Bumi berupa pasir, kerikil atau bahkan debu dengan air sehingga membentuk lumpur.



Eflata dan piroklastika, yakni material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan juga debu vulkanik.



Ekhalasi atau gas, yakni material berupa gas asam arang, seperti fumarol yakni uap air dan zat lemas), solfatar atau sumber gas belerang, dan mofet gas asam arang.

Letusan gunung berapi ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni: 1.Erupsi efusif, merupakan erupsi yang berupa lelehan lava melalui retakan atau lubang kawah dari suatu gunung berapi. 2.Erupsi eksplosif, yakni merupakan erupsi yang berupa ledakan dengan mengeluarkan bahan- bahan padat atau eflata berupa bom, lapili, kerikir dan juga debu vulkanik bersamaan dengan gas dan juga fluida. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan.Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:

1. Ekstrusi linear

Peristiwa letusan gunungapi ketika magma yang dikandungnya keluar melalui retakan yang memanjang seperti sebuah garis. Fenomena alam yang tampak di muka Bumi akibat erupsi linear adalah deretan gunungapi yang memanjang, seperti terdapat di Laki Spleet (Islandia) dengan panjang rekahan mencapai 30 kilometer dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2.Ekstrusi Areal

Jenis erupsi ketika dapur magma letaknya sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga mampu membakar dan melelehkan lapisan batuan di

sekitarnya sampai membentuk lubang yang sangat besar. Lava yang keluar melalui lubang kepundan yang sangat besar ini kemudian mengalir ke wilayah yang sangat luas di sekitarnya. Contohnya antara lain wilayah antara Argentina sampai Paraguay di Amerika Selatan.. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km².

3. Ekstrusi Sentral

Jenis erupsi ketika material gunungapi keluar melalui sebuah lubang atau pusat erupsi sehingga membentuk kerucut gunungapi yang berdiri sendiri (single volcano) dengan kata lain magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Erupsi sentral merupakan tipe letusan yang paling banyak dijumpai di muka bumi. Hampir semua gunungapi yang ada di Indonesia merupakan hasil erupsi sentral.Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain. Letusan gunungapi berupa eksplosif dapat mengakibatkan terbentuknya kawah (lubang kepundan) di ujung pipa gunungapi (diatrema) sebagai sisa tempat keluarnya material yang dimuntahkan saat erupsi. Ukuran lubang kepundan ini sangat bervariasi. Ada yang hanya beberapa meter saja, namun ada pula yang diameternya sangat luas dengan dinding kawah yang curam. Kawah yang ukurannya sangat luas ini dinamakan kaldera.

Menurut seorang ahli ilmu kebumian Arthur L. Bloom, panjang diameter suatu kaldera minimal 1,6 kilometer. Beberapa contoh gunungapi di Indonesia yang memiliki kaldera antara lain sebagai berikut. 

(1) Gunung Krakatau (Selat Sunda) dengan diameter kaldera sekitar 7 km.



(2) Gunung Batur (Bali) dengan diameter kaldera sekitar 10 km.



(3) Gunung Ijen (Jawa Timur) dengan diameter kaldera sekitar 11 km.



(4) Gunung Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara) dengan diameter

kaldera sekitar 6 km.

C.TIPE GUNUNG API

a.Berdasarkan Bentuknya

1.Gunung Api Perisai

Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran lava panas dari saluran tengah.Daerah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya pelan. Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan dengan jumlah cairan lava cair yang banyak.

2.Gunung Api Kubah Gunung ini berbentuk kerucut cembung (konvek) dengan lereng curam.Aliran lava yang kental dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat dan membentuk lapisan yang tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava cepat. Banyak lava yang membeku di saluran, akibatnya saluran menjadi tertutup.Letusan yang sangat keras dapat terjadi akibat tekanan dari dalam Bumi yang tersumbat. Seluruh bagian puncak gunung api pun dapat hancur dan lenyap seketika.

4. Gunung Api Strato

Gunung ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang terdiri atas banyak lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulangulang.Lava dapat mengalir melalui sisi kerucut.Sifat letusan keras.

5. Gunung Api Lava Pijar dan Abu Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan sedang.Contoh : Gunung Paracutin di Mexico.

b.Berdasarkan Letusannya 1.Tipe Hawaii Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.

2.Tipe Stromboli

Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan.Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava.Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa.

3.Tipe Vulkano Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah.Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair.Di samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava.Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung).Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia

misalnya

Gunung

Kelud

dan

Anak

Gunung

Bromo.

4.Tipe Merapi Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental.Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah.Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.

5.Tipe Perret

Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan.Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.

D.PROSES TERJADINYA VULKANISME Proses terjadinya vulkanisme dibedakan berdasarkan zona-zona dalam tempat terjadinya. Zona-zona terjadinya vulkanisme yaitu zona divergen, zona konvergen, dan zona tengah.

1. Vulkanisme pada Zona Divergen Zona divergen merupakan gunung api yang muncul di jalur rengkahan antar lempeng kerak bumi. Magma berasal dari lapisan astenosfer (lapisan yang terletak di bawah litosfer dan di atas mantel atas bumi) yang cair dan keluar ke permukaan bumi.melalui rengkahan tersebut. Magma sangat cair, bersuhu tinggi dan keluar secara meleleh tanpa letusan dahsyat. Gunung api kemudian terbentuk berupa igir yang memanjang atau dataran lava yang sangat luas. Apabila terjadi di dasar laut, maka terbentulkan igir tengah samudera (mid oceanic ridge). Contohnya seperti di tengah Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik bagian selatan. Contoh yang di daratan seperti deretan gunung api di Afrika Timur dan daratan di Pulau Islandia.

2. Vulkanisme pada Zona Konvergen Zona konvergen adalah gunung-gunung api yang muncul di jalur pertemuan dua lempeng kerak bumi. Magma terbentuk dari hasil pencairan endapan laut yang berasal dari darat ketika subduksi (menyusup) ke bawah lempeng daratan atau benua. Endapan yang mencair bertambah volumenya sehingga mendesak mencari jalan keluar melalui retakan-retakan yang terdapat di atasnya. Di zona konvergen ini, terjadilah letusan dahsyat yang menyemburkan campuran magma cair kental (efusiva), magma padat (eflata), dan gas (ekshalasi). Gunung api yang dibentuk umumnya kerucut dan berlapislapis atau strato. Contohnya seperti Gunung Kelud, Gunung Gamalama, Gunung Krakatau 1883, Gunung Merapi, Gunung Visuvius, Gunung St. Helena dan Gunung Fuji.

3. Vulkanisme pada Zona Tengah Zona tengah adalah gunung api yang muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa ada retakan. Magma berasal dari mencairnya astenosfer dan kerak bumi di bagian bawah karena penumpukan mineral radioaktif. Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi tipis dan mudah ditembusi oleh magma yang terbentuk. Magma yang terbentuk meleleh tanpa adanya letusan yang dahsyat.

Gunung api yang dihasilkan biasanya berbentuk perisai dengan lunang kawah yang terbuka lebar. Contohnya adalah gunung-gunung api Manuaola di Kepulauan Hawaii (lempeng Samudera Pasifik).

E.GEJALA (TANDA) VULKANISME

1. Gejala di Luar Perut Bumi Gunung api yang sedang mengalami aktivitas magma menimbulka tandatanda yang dapat dilihat atau dirasakan manusia. Gejala tersebut diantaranya: a. Terjadinya gempa bumi Gunung berapi yang sedang mengalami aktivitas magma sering menyebabkan gempa vulkanik yang dapat dirasakan di sekitar gunung api. b. Turunnya hewan Hewan mampu menyadari gelaja vulkanisme. Mereka biasanya akan turun secara berkelompok menghindari puncak gunung api. c. Keluarnya awan panas Awan panas keluar seiring proses vulkanisme. Awan ini sering disertai abu vulkanik yang sangat panas. Awan ini sebaiknya dijauhi karena berbahaya dan beracun.

2. Gejala di Dalam Perut Bumi Selain di luar permukaan bumi, terdapat juga gejala di dalam permukaan bumi. Gejala tersebut diantaranya: a. Dapur magma terbentuk di lapisan-lapisan kulit bumi. b. Terjadi intrusi magma. b. Terjadi ekstrusi magma.

3. Gejala Pasca Erupsi Gejala ini terjadi setelah aktivitas vulkanik di dalam gunung api berhenti. Gejala tersebut diantaranya:

a. Terbentuk sumber air panas Setelah proses vulkanisme, sering muncul sumber air panas yang keluar dari retakan-retakan panas akibat erupsi dari gunung api. Air dari sumbersumber ini mengandung banyak sulfur dan belerang. b. Terbentuk sumber air mineral Sumber air mineral sering muncul di sekitar gunung yang telah mengalami erupsi. Air ini banyak mengandung mineral sehingga baik untuk dikonsumsi. c. Terbentuk sumber gas Sumber gas juga muncul di sela-sela tanah hasil erupsi gunung. Sumbersumber gas tersebut sering mengeluarkan gas uap air (N2) yang disebut dengan fumarole dan sumber gas asam arang (CO2 atau CO) yang disebut dengan mofet.

F. DAMPAK DARI VULKANISME 1. Keuntungan dari Keberadaan Gunung Api 

Abu vulkanis dari gunung api dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.



Material yang dikeluarkan gunung api yang berupa pasir, kerikil, dan batu-batu besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.



Magma yang keluar ke permukaan bumi membawa banyak mineral logam dan barang tambang yang dapat dimanfaatkan dalam industry pertambangan.



Gunung api yang tinggi menyebabkan terjadi hujan orografis sehingga daerah sekitarnya menjadi daerah yang banyak hujan.



Daerah gunung api biasanya merupakan daerah yang tinggi sehingga bisa menjadi area hutan lindung, perkebunan atau daerah pariwisata.

2. Kerugian dari Keberadaan Gunung Api 

Mengeluarkan lava pijar yang sangat berbahaya.



Mengeluarkan gas yang sangat panas.



Lava pijar akan bercampur dengan air danau kawah sehingga membentuk lahar panas yang sangat berbahaya.



Lahar dingin yang merupakan campuran lava dan air hujan membentuk aliran bati, kerikil, dan pasir jenuh meluncur ke bawah menuruni lereng.



Letusan gunung api bawah laut dapat menimbulkan tsunami.



Abu vulkanis dapat mengganggu penerbangan dan juga dapat merusak tanaman.

 G. Pencegahan dan Penanggulangan Gunung Meletus Indonesia terletak pada rangkaian pegunungan muda sehingga terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Gunung berapi tidak hanya mendatangkan bencana, namun juga bisa mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Misalnya, abu vulkanik bisa menyuburkan tanah pertanian serta material letusan sebagai bahan bangunan, seperti pasir, kerikil, dan batu.

Gunung berapi bisa menjadi sahabat jika kita mampu memanfaatkan dengan arif dan bijaksana serta mengenalnya dengan baik. Agar gunung meletus tidak menimbulkan banyak korban maka perlu dilakukan usaha - usaha pengenalan dan penanggulangan bencana. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

A. Sebelum Terjadi Letusan Tindakan yang harus dilakukan oleh pihak berwenang / pemerintah sebelum terjadi letusan adalah sebagai berikut. 1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada gunung api yang sedang aktif 2. Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana letusan gunung api, peta zona risiko bahaya gunung api, serta peta pendukung lainnya, seperti peta geologi gunung api 3. Membuat langkah - langkah prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung api. 4. Melakukan bimbingan dan penyebarluasan informasi gunung api kepada masyarakat. 5. Penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di gunung api. 6. Peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya, seperti peningkatan sarana dan prasarana.

Tindakan yang harus dilakukan oleh individu / masyarakat sebelum terjadi letusan adalah sebagai berikut. 1. Mengenali daerah setempat yang dapat dijadikan tempat mengungsi 2. Memantau dan mendengarkan informasi tentang status gunung api 3. Mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari pihak yang bertanggung jawab. 4. Memiliki persediaan kebutuhan - kebutuhan dasar, seperti obat - obatan dan makanan yang memadai. 5. Mengikuti arahan evakuasi pihak berwenang. 6. Membawa barang - barang yang berharga, terutama dokumen dan surat penting.

B. Saat Terjadi Letusan Gunung Api Tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah / pihak berwenang saat terjadi letusan adalah sebagai berikut : 1. Membentuk tim gerak cepat. 2. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan yang didukung dengan penambahan peralatan yang lebih memadai. 3. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan menurut alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan. 4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat saat terjadi letusan adalah sebagai berikut. 1. Jika ada evakuasi, pastikan tidak kembali ke kediaman sampai keadaan sudah dipastikan aman. 2. Hindari daerah rawan bencana, seperti lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar. 3. Ketika melihat lahar atau benda lain yang mendekati rumah, segera selamatkan diri dan cari perlindungan terdekat. 4. Lindungi diri dari debu dan awan panas. 5. Pakailah kacamata pelindung.

6. Pakailah masker kain untuk menutup mulut dan hidung.

C. Setelah Terjadi Letusan Tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah / pihak berwenang setelah terjadi letusan adalah sebagai berikut. 1. Menginventarisasi data, yang mencakup sebaran dan volume hasil letusan. 2. Mengidentifikasi daerah yang terkena dan terancam bahaya. 3. Memberikan sarana penanggulangan bahaya. 4. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak. 5. Menurunkan status tingkat kegiatan. 6. Melanjutkan pemantauan rutin, meskipun keadaan sudah menurun. 7. Memberikan sarana penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang. 8. Membangun kembali bangunan, sarana, dan fasilitas lainnya yang terkena bencana.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu / masyarakat setelah terjadi letusan adalah sebagai berikut. 1. Mengikuti informasi perkembangan status gunung api. 2. Apabila sudah dianggap aman dan dapat kembali, periksalah rumah dan barang lain yang ada. 3. Menghubungi dan mengecek saudara dan kerabat yang lain. 4. Bersama dengan warga dan pemerintah bergotong royong membersihkan dan memperbaiki sarana - sarana yang masih dapat dimanfaatkan. 5. Jauhi daerah yang terkena hujan abu. 6. Membantu tim medis menolong para korban.

DAFTAR PUSTAKA 1.http://www.softilmu.com/2013/04/pengertian-dan-pembahasan-atom.html (diakses Sabtu, 23 September 2017 pukul 21.35 WIB) 2.http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Sejarah-Teori-Sifat-Partikel-Atomadalah.html (diakses Sabtu, 23 September 2017 pukul 21.40 WIB)

3.http://www.studiobelajar.com/sistem-periodik-unsur/(diakses Sabtu, 23 September 2017 pukul 21.50 WIB) 4.http://www.academia.edu/16317583/Geologi_dan_Pengenalan_Mineral (diakses Sabtu, 23 September 2017 pukul 22.10 WIB) 5.http://wenyra.blogspot.co.id/2012/03/mineral-geologi-dasar.html September 2017 pukul 22.30 WIB)

(diakses

Sabtu,

23

6.http://rarareres-geologi.blogspot.co.id/2010/11/vulkanisme.html September 2017 pukul 22.55 WIB)

(diakses

Sabtu,

23

7.https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-piroklastik (diakses Sabtu, 23 September 2017 pukul 23.05 WIB) 8.http://www.berpendidikan.com/2015/05/macam-macam-bentuk-intrusi-magma-danekstrusi-magma.html (diakses Sabtu, 23 September 2017 pukul 23.25 WIB) 9.http://geologicalmelankolia.blogspot.com/2017/02/mineral-dan-proses-terbentuknya.html (diakses Sabtu, 23 September 2017 pukul 23.50 WIB) 10.http://jojogeos.blogspot.co.id/2012/12/mineral-silika-dan-non-silika.html (diakses Minggu, 24 September 2017 pukul 00.05 WIB) 11. http://roadtogeologist.blogspot.co.id/2015/02/tujuh-busur-magmatisme.html Minggu, 24 September 2017 pukul 00.15 WIB)

(diakses

12,http://petroclanlaboratory.weebly.com/magma.html (diakses Minggu, 24 September 2017 pukul 00.55 WIB) 13.http://www.gurugeografi.id/2017/04/seri-reaksi-bowen-dan-kristalisasi-magma.html (diakses Senin, 25 September 2017 pukul 22.00 WIB) 14.https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/gunung/pengertian-vulkanisme(diakses Senin, 25 September 2017 pukul 22.47 WIB) 15.http://www.softilmu.com/2013/12/pengertian-vulkanisme-gunung-api.html(diakses Senin, 25 September 2017 pukul 23.10 WIB) 16http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Tanda-Gejala-Dampak-dan-JenisVulkanisme-adalah.html(diakses Senin, 25 September 2017 pukul 22.40 WIB)

Related Documents

Geodas Pak Hill.docx
July 2020 8
Hilldocx
October 2019 15
Pak
November 2019 67
Pak
July 2020 40
Pak Bblr.docx
May 2020 25
Pak Said.docx
June 2020 17

More Documents from "Nur Rohadatul Aida"