Gebi (d1031171030)_pratama Wiguna Aji (d1031171004)_firdaus Alfarizi .d.n. (d1031171007)_ahmad Asshofa'an (d1031161036).docx

  • Uploaded by: gebi
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gebi (d1031171030)_pratama Wiguna Aji (d1031171004)_firdaus Alfarizi .d.n. (d1031171007)_ahmad Asshofa'an (d1031161036).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,638
  • Pages: 11
ARSITEKTUR KAWASAN I URBANISASI

PRATAMA WIGUNA AJI (D1031171004) FIRDAUS ALFARIZI .D.N (D1031171007) GEBI (D1031171030) AHMAD ASSHOFA’AN (D1031161036)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN AKADEMIK 2018/2019

I.

PEMAHAMAN TENTANG URBANISASI Pengertian

urbanisasi

menurut

Ensiklopedi

Nasional

Indonesia adalah suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi. Contohnya adalah daerah Cibinong dan Bontang yang berubah dari desa ke kota karena adanya kegiatan industri. Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang pindah dari desa ke kota, karena adanya penarik di kota, misal kesempatan kerja. Pengertian urbanisasi ini pun berbeda-beda, sesuai dengan interpretasi setiap orang yang berbeda-beda. Ir. Triatno Yudo Harjoko (2010) pengertian urbanisasi diartikan sebagai suatu proses perubahan masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah yang non-urban menjadi urban. Secara spasial, hal ini dikatakan sebagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional. Shogo kayono dalam Abbas

(2002)

memberikan

pengertian

urbanisasi

sebagai

perpindahan dan pemusatan penduduk secara nyata yang memberi dampak dalam hubungannya dengan masyarakat baru yang dilatar belakangi oleh faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya. Sementara Keban dalam Abbas (2002) berpendapat bahwa urbanisasi jangan hanya dalam konteks demografi saja karena urbanisasi

mengandung

pengertian

yang

multidimensional.

Urbanisasi dari pendekatan demografis berarti sebagai suatu proses peningkatan konsentrasi penduduk diperkotaan sehingga proporsi penduduk yang tinggal menjadi meningkat yang biasanya secara sederhana konsentrasi tersebut diukur dari proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan, kecepatan perubahan proporsi tersebut, dan perubahan jumlah pusat-pusat kota. Sedangkan urbanisasi menurut pendekatan ekonomi.politik didefenisikan sebagai transformasi sosial ekonomi yang timbul sebagai akibat dari pengembangan dan ekspansi kapitalisme (capitalist urbanization). Dalam konteks modernisasi, urbanisasi mengandung pengertian sebagai perubahan nilai dari orientasi tradisional ke orientasi modern sehingga terjadi difusi modal, teknologi, nilai-nilai, pengelolaan kelembagaan dan orientasi dari masyarakat tradisional ke dunia barat (kota). Pengertian lain dari urbanisasi, dikemukakan oleh Dr. PJM Nas (2010), pengertian pertama diutarakan bahwa urbanisasi merupakan suatu proses pembentukan kota, suatu proses yang digerakkan oleh perubahan struktural dalam masyarakat sehingga daerah-daerah yang dulu merupakan daerah pedesaan dengan struktur mata pencaharian yang agraris maupun sifat kehidupan masyarakatnya lambat laun atau melalui proses yang mendadak memperoleh sifat kehidupan kota. Pengertian kedua dari urbanisasi adalah, bahwa urbanisasi menyangkut adanya gejala perluasan pengaruh kota ke pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, ekonomi, sosial dan psikologi. Dari beberapa pengertian mengenai urbanisasi yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian urbanisasi adalah merupakan suatu proses perubahan dari desa ke kota yang meliputi wilayah/daerah beserta masyarakat di dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek- aspek fisik atau morfologi, sosial, ekonomi, budaya, dan psikologi masyarakatnya.

II.

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG URBANISASI Dalam

jurnal

URBANISASI” Komunikasi

yang

berjudul

karya Mansur

STAIN

Kendari)

“PROBLEMATIKA

(Dosen Jurusan Dakwah dan menuliskan

faktor-faktor

yangmendorong orang-orang pindah ke kota yakni ; 1. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi a. Menyempitnya lahan pertanian Mayoritas masyarakat desa bermata pencaharian petani, baik menjadi petani maupun buruh tani serta segala jenis perkejaan yang terkait Problematikan Urbanisasi dengan produksi dan pengolahan hasil pertanian. Namun saat ini, lahan pertanian yang ada di desa sudah semakin sempit seiring pertumbuhan masyarakat yang begitu pesat. Lahan-lahan yang awalnya digunakan untuk bercocok tanam mulai dijadikan sebagai area perumahan maupun perdagangan. Pengalihfungsian lahan pertanian inilah yang berkontribusi sangat besar terhadap menyempitnya lahan pertanian di desa-desa sehingga para pemuda desa berbondong-bondong datang ke kota untuk mencari peruntungan dan mengadu nasib. b.

Merasa tidak cocok lagi dengan budaya asalnya Kebudayaan di pedesaan, umumnya masih kuno dan cenderung mengikat kehidupan masyarakatnya. Lain halnya dengan di daerah perkotaan yang cenderung bebas dalam melakukan sesuatu, bahkan boleh jadi budaya ketimuran telah tercampakkan. Kadang-kadang masyarakat desa lebih tertarik

pada kebudayaan orang kota karena masyarakat desa menganggap masyarakat kota lebih modern daripada masyarakat desa, sehingga tidak jarang masyarakat desa itu bermigrasi ke kota untuk sekedar merubah penampilan agar tidak dianggap kuno dan kampungan. Mereka (orang desa) rela meninggalkan desa mereka untuk sebuah penampilan, walau keadaan itu bertentangan dengan budaya asli mereka sebagai oorang desa yang identik dengan budaya Timur. c.

Karena Tidak Banyak Lapangan Pekerjaan di Desa Masyarakat desa nyaris memiliki satu jenis pekerjaan yaitu bertani, beda halnya dengan lapangan pekerjaan yang ada di kota. Di kota lapangan pekerjaan lebih variatif dan beragam. Lapangan pekerjaan di kota melimpah ruah sehingga dapat memilih jenis lapangan pekerjaan mana yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh seseorang. Orang-orang desa dan orang pada umumnya tergiur dengan penghasilan tinggi yang ditawarkan pekerjaan di kota. Sehingga banyak warga desa berlomba-lomba pergi ke kota untuk mencari pekerjaan demi meraih penghasilan dan pendapatan yang lebih banyak dan lebih baik.

d.

Terbatasnya Sarana dan Prasarana di Pedesaan Kurangnya banyak

warga

infrastruktur masyarakat

pedesaan desa

menyababkan

memutuskan

untuk

melakukan urbanisasi karena menurut mereka, di desa masyarakat kesulitan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Beda halnya dengan di kota, infrastrukturnya jauh

lebih lengkap sehingga mudah bagi setiap warganya untuk mengembangkan kemampuan dirinya. 2. Faktor penarik terjadinya urbanisasi a.

Kehidupan kota yang lebih mewah dan modern. Masyarakat perkotaan memiliki gaya hidup yang berbeda

dengan

masyarakat

pedesaan.

Gaya

hidup

masyarakat kota terlihat jelas pada cara mereka berpakaian, cara berbicara, bahkan budaya mereka berbeda dengan masyarakat yang ada di desa. Masyarakat kota senang pada kemewahan dan hidup mereka serba instan. Dalam pandangan mereka hal-hal praktis dan instan itu lebih efisien baik dalam hal waktu dan tenaga untuk menyiapkannya.

b.

Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian maju, sarana dan prasarana hidup di kotakota pun menjadi semakin lengkap. Hal ini mendorong orang desa untuk membanjiri kota. Mereka ingin ikut merasakan sarana dan prasarana hidup di kota yang serba modern dan lengkap.

c.

Banyak lapangan pekerjaan di kota Di daerah perkotaan terdapat banyak pekerjaan baik di sektor perdagangan maupun industri yang langsung dapat menghasilkan uang. Sementara di desa, hasil kerja yang dilakukan biasanuya menunggu waktu yang lama untuk bisa menghasilkan uang. Kondisi tersebut menyebabkan orang-

orang desa berbondong-bondong pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Hal itu juga dipicu oleh sedikitnya lapangan kerja di desa dan kadang pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan pendidikan yang telah mereka lalui. d.

Efek Negatif dari Tayangan Televisi Berkat

kemajuan

teknologi

informasi

sehingga

masyarakat yang tinggal di pedesaan sudah bisa menikmati tayangan televisi. Tayangan televisi yang paling diminati oleh masyarakat di pedesaan yaitu sinetron yang kebanyakan menampilkan kehidupan glamour di perkotaan. Secara tidak langsung, tayangan ini menginspirasi masyarakat desa untuk berduyung-duyung menuju kota. Tayang televisi yang secara massif mempropagandakan gaya hidup masyarakat kota memacu birahi masyarakat desa untuk menuju kota. Apalagi kalau desa yang mereka diami tidak terlalu jauh dari kota.

e.

Pendidikan Sekolah dan Perguruan Tinggi Jauh Lebih Baik

Masyarakat pedesaan yang sadar akan pentingnya pendidikan, akan memilih sekolah dan perguruan tinggi yang ada di kota. Hal ini disebabkan karena fasilitas pendidikan yang ada di perkotaan jauh lebih lengkap dan didukung oleh tenaga pengajar yang profesional. Sarana belajar yang lengkap dan tenaga pendidik yang profesional berpeluang lebih besar untuk menghasilkan tenaga kerja terdidik yang lebih baik. Karena anggapan inilah sehingga banyak warga yang jauh dari pelosok desa yang terpencil menuju kota untuk

menimba ilmu pengetahuan pada perguruan tinggi berkualitas yang ada di kota-kota besar. Para pelajar dan mahasiswa yang membanjiri kota untuk menuntut ilmu disatu sisi menjadi media penyebarlauasan ilmu pengetahuan tapi disisi lain dapat melahirkan permaslaahan perkotaan yang sulit dicari solusi pemecahannya.

III.

DAMPAK URBANISASI A.

Dampak Negatif a. Kemacetan lalulintas Masyarakat yang melakukan urbanisasi baik dengan tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota yang terus menerus, menimbulkan kemacetan lalulintas.Masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal dan minimnya lahan membuat masyarakat membangun bangunan liar di tepi jalan sehingga membuat jalan menjadi sempit. Ini membuat penyebab kemacetan. b. Menyebabkan kemiskinan Sulitnya memperoleh pekerjaan karena tidak memiliki keterampilan tertentu yang dibutuhkan di kota. Banyaknya penduduk yang pindah ke kota yang hanya ingin mengadu nasibnya dikota namun tidak memiliki ketrampilan tertentu sehingga masyarakat tidak memiliki pekerjaan. Ini lah yang menjadi penyebab kemiskinan karena lapangan pekerjaan yang sedikit dan membutuhkan keterampilan tertentu.

c. Timbul perkampungan kumuh Karena jumlah penduduk yang terus bertambah maka kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal akan bertambah, apalagi para migran tersebut kebanyakan adalah kaum miskin yang tidak mampu untuk membangun atau membeli perumahan yang layak bagi mereka sendiri. Akibatnya timbul perkampungan kumuh dan liar di tanahtanah pemerintah. d. Meningkatnya kriminalitas Kriminalitas yang desebabkan oleh kemiskinin dan dalam upaya mempertahankan hidup di perkotaan. Kriminalitas menjadi salah satu cara untuk bertahan hidup karena tidak memiliki pekerjaan dan keterampilan lain. e. Menyebabkan bencana Padatnya penduduk dan aktivitas di kota-kota membuat permasalahan juga semakain kompleks. permasalahan permasalahan ini saling berkaitan sehingga menimbulkan permasalahan lainnya. permaslahan ekonomi yang tidak merata akibat persaingan kerja, masalah kesehatan akibat perumahan kumuh senggi menyebabkan banjir dikota dan penyakit yang disebabkan oleh sampah. B.

Dampak Positif a. Meningkatnya kesejahteraan Selain perkotaan yang menimbulkan kemiskinan, di sisi lain perkotaan juga dapat menjadi tempat mencari pekerjaan bagi orang yang memiliki keahian tertentu dan menjadi ladang penghasialan bagi mereka. Semakain banyaknya penduduk dikota, orang-orang akan membuat perusahaan agar memenuhi kebutuhan kehidupan dikota dan membuka lapangan pekerjaan, ini menjadi kesempatan untuk mendapat pekerjaan dan penghasialan.

b. Memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota Urbanisasi didorong akibat kebutuhan pekerjaaan dan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, banyaknya orang yang pindah dari desa membuat tenaga kerja dikota semakin banyak. Ini menyebabkan persaingan yang membuat sumber daya manusia semakin berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Mansur. 2014. Provlematika Urbanisasi. STAIN Kendari : Al-Munzir. Vol. 7, No. 1. Diakses pada hari Rabu, 27 Februari 2019.

Harahap, Fitri Ramdhani . 2013 . Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota Di Indonesia. Jurnal Society, Vol. I, No.1. Diakses pada hari Rabu, 27 Februari 2019. Ghaida, Shifa Shafira Nur . Tidak ada tahun . Dampak Urbanisasi Bagi Perekmbangan Kota . Bandung : Prodi PWK Universitas Pasundan. Diakses pada hari Rabu, 27 Februari 2019.

Related Documents


More Documents from ""