Gas Oke.docx

  • Uploaded by: Indah Pratiwi
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gas Oke.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,591
  • Pages: 14
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS GASTRITIS 1. Fokus Pengkajian a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan 1) Kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan : merokok,minumminuman keras atau obat-obatan. 2) Tindakan yang sudah dilakukan. b. Pola nutrisi dan metabolic 1) Adanya hematomisis dan regurgitasi makanan. 2) Adanya sendawa dan rasa penuh diepigastrium setelah makan. 3) Adanya mual,muntah,anoreksi/tidak dapat makan. 4) Adanya riwayat minuman alcohol,aspirin,merokok dan menelan zatzat beracun. 5) Adanya kebiasaan makan yang terlalu pedas atau pengiritasi,dan tidak teratur makan. 6) Kapan gejala muncul,apakah sebelum/sesudah makan? 7) Adanya riwayat diet yang salah. c. Pola eliminasi Adanya susah BAB,distensi abdomen,diare dan melena. d. Pola aktivitas latihan Kemampuan beraktivitas sehari-hari normal atau berkurang tergantung kondisi pasien. e. Pola tidur dan istirahat 1) Adanya keluhan tidak dapat beristirahat. 2) Adanya keluhan sering terbangun pada malam hari karena nyeri atau regurgitasi makanan. f. Pola persepsi-kognitif 1) Depresi dan intensitas nyeri tergantung pada penyebabnya (pada gastritis

akut

dapat

menyebabkan

rasa

tidak

nyaman

pada

epigastric/nyeri uluhati),menelan dan zat beracun dapat menyebabkan nyeri yang terklokalisir dan nyeri pada waktu menelan. 2) Adanya suara serak pada pagi hari(laryngitis). 3) Jika gejala berasal dari menelan zat bercun,ditemukan adanya keluhan pengecapan. g. Pola coping dan stress tolereansi. Adanya keluhan ansietas/stress tingkat tinggi ditempat kerja atau dirumah. h. Pemeriksaan fisik 1) Kebiasaan : Merokok 1 bungkus/hari,mengkonsumsi makanan yang pedas. 2) Inspeksi

:

conjungtiva

palpebrae

inferior:anemic,dehidrasi(perubahan turgor kulit,membrane mukosa kering) terlihat menekuk lutut dengan posisi tidur miring. 3) Auskultasi : konstipasi/diare. 4) Perkusi : hipertimpani. 5) Palspasi abdomen :Adanya nyeri tekan didaerah epigastric.

2. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrient yag tidak adekuat 2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah 3. Nyeri

akut

b.d

mukosa

lambung

teriritasi

3. Intervensi Keperawatan NO

DIAGNOSA

1

Ketidakseimbangan

NOC

NIC

Kriteria hasil :

Nutrition management

nutrisi kurang dari



Nutritional status:

- Kaji adanya alergi makanan

kebutuhan tubuh b.d



Nutritional status: food and fluid

- Kolaborasi

masukan



Intake



Nutritional

nutrient

yag tidak adekuat

status:

nutrient

gizi

untuk

dibutuhkan pasien - Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

Weight control

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein

Indikator : 

ahli

menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

intake 

dengan

Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

dan vitamin C - Berikan substansi gula



Berat badan ideal sesuai dengan - Yakinlah diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi tinggi badan



Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi 

Tidak ada tanda tanda malnutrisi



Menunjukkan peningkatan fungsi

- Berikan makanan yang terpilih (sudah di konsultasikan dengan ahli gizi) - Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian

pengecapan dari menelan 

Tidak

terjadi

penurunan

badan yang berarti

- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori berat - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi - Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition Monitoring - BB pasien dalam batas normal - Monitor adanya penurunan berat badan - Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang bisa dilakukan - Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan - Monitor lingkungan selama makan - Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan - Monitor

kult

kering

dan

perubahan

pigmentasi - Monitor turgor kulit - Monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah

- Monitor mual dan muntah - Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht. - Monitor pertumbuhan dan perkembangan - Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva - Monitor kalori dan intake nutrisi - Catat adana edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. - Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet 2

Kekurangan volume

 Fluid balance

Fluid management

cairan b.d masukan

 Hydration

- Timbang popok/pembalut jika diperlukan

cairan tidak cukup

 National status: food and fluid

- Pertahankan catatan intake dan output yang

dan

kehilangan

 Intake

cairan

berlebihan

Kriteria Hasil:

karena muntah



- Monitor status hidrasi (kelembaban membran

Mempertahankan urine output sesuai

mukosa,

dengan usia dan BB, BJ urine

ortostatik), jika diperlukan

normal, HT normal 

akurat

nadi

adekuat,

tekanan

darah

- Monitor vitas sign

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh - Monitor masukan makanan/cairan dan hitung

dalam batas normal

intake kalori harian



Tidak ada tanda tanda dehidrasi



Elastisitas

turgor

kulit

- Kolaborasi pemberian cairan IV baik, - Monitor status nutrisi

membran mukosa lembab, tidah ada - Berikan cairan IV pada suhu ruangan rasa haus yang berlebihan

- Dorong masukan orang - Beikan penggantian nesogatrik sesuai output - Dorong keluarga untuk membantu pasien makan - Tawaran snack (jus buah, buah segar) - Kolaborasi dengan dokter - Atur kemungkinan tranfusi - Persiapan untuk tranfusi Hypovolemia management - Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan - Pelihara IV line - Monitor tingkat Hb dan Hemotokrit - Monitor tanda tanda vital - Monitor respon pasien terhadap penambahan

cairan - Monitor berat badan - Dorong pasien untuk menambah intake oral - Pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan - Monitor adanya tanda gagal ginjal 3

Nyeri mukosa teriritasi

b.d



Pain level

lambung



Pain control



Comfort level

akut

Pain Management -

nyeri,

mampu

menggunakan

teknik

nonfarmakologi

untuk

mengurangi

Melaporkan

termasuk

secara lokasi,

dan faktor presipitasi

nyeri,

-

Observasi

reaksi

nonverbal

dari

ketidaknyamanan -

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri

mencari

pasien

bantuan) 

nyeri

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab

pengkajian

komprehensif

Kriteria Hasil: 

Lakukan

bahwa

nyeri

-

nyeri

berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Kaji kultur yang mempengaruhi respon

-

Evaluasi

pengalaman

nyeri

masa



lampau

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda

-

Menyatakan

bersama

pasien

dan

tim

kesehatan lain tentang ketidakefektifan

nyeri) 

Evaluasi

rasa

setelah nyeri berkurang

kontrol nyeri masa lampau

nyaman -

Bantu

pasien

dan

keluarga

untuk

mencari dan menemukan dukungan -

Kontrol

lingkugan

mempengaruhi

nyeri

yang

dapat

seperti

suhu

ruangan, pencahayaan dan kebisingan -

Kurangi faktor presipitasi nyeri

-

Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal)

-

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

-

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

-

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

-

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

-

Tingkatkan istirahat

-

Kolaborai dengan dokter jika ada keluhan

dan

tindakan

nyeri

tidak

berhasil -

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration -

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

-

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

-

Cek riwayat alergi

PATOFISIOLOGI Patofisiologi gastritis dimulai dari infeksi atau inflamasi pada lapisan mukosa lambung. Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung, dan enzim pepsin. Asam lambung bertugas memecah makanan, dan enzim pepsin mencerna protein. Lapisan mukosa lambung diliputi oleh lapisan tebal mukus yang melindunginya dari cairan asam lambung yang dapat melumerkan dan mengikis jaringan lambung di dalamnya. 

Inflamasi Mukosa Ketika lapisan mukosa mengalami inflamasi, produksi asam lambung, enzim pepsin, dan zat-zat pelindung lainnya menjadi berkurang. Awalnya, pada fase akut, infeksi atau inflamasi yang terjadi adalah sub-klinik pada kebanyakan penderita. Pada fase ini terjadi erosi superfisial, di mana permukaan mukosa lambung menampakkan eritema dan edema. Umumnya, gastritis fase ini beronset akut, dan cepat berakhir. Inflamasi dapat menyeluruh (pan gastritis), atau sebagian lambung saja (antral gastritis). Inflamasi dapat berupa nodul-nodul kecil, sebagai tanda akut atau subakut gastritis, yang asal muasalnya belum jelas. Nodul inflamasi ini diperkirakan merupakan gambaran erosi yang telah berepitelialisasi atau menyembuh, namun masih mungkin terjadi edema. [1,2]



Gastritis Reaktif Gastritis yang disebabkan oleh zat-zat dari luar, seperti NSAID, atau alkohol, akan menginflamasi bagian bawah lambung daerah kurvatura mayor, hal ini dikarenakan oleh gaya gravitasi. Efek jangka panjang zat-zat erosif eksternal tersebut akan menyebabkan fibrosis dan striktur pada lambung, menyebabkan gastritis menjadi kronis. Namun, mekanisme terbesar terhadap inflamasi lambung ini adalah penurunan sintesa prostaglandin. Prostaglandin

adalah

zat

kimia

yang

bertanggungjawab

untuk

mempertahankan mekanisme proteksi mukosa terhadap efek erosif internal

asam lambung. Selanjutnya, kerusakan pada lapisan mukosa lambung akan memudahkan seseorang yang menderita kondisi ini mengalami gastritis reaktif, atau gastropati reaktif. Gastritis reaktif dapat akut, kronik, erosif, dengan sedikit atau tidak terjadi inflamasi. Pemicu terjadinya gastritis reaktif ini adalah obat NSAID seperti ketoprofen, diklofena, ibuprofen; alkohol, kokain, paparan radiasi, refluks empedu dari usus kecil kembali ke lambung, reaksi stress. Gastritis reaktif yang terjadi sebagai reaksi terhadap stres disebut sebagai Gastritis stres. [1,2] 

Gastritis Akut Gastritis fase akut dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu gastritis erosif akut dan gastritis non-erosif. Gastrtitis erosif akut Gastritis erosif akut dapat muncul dalam tiga bentuk, yaitu gastritis erosif yang masih superfisial, yang sudah lebih dalam menginvasi lapisan mukosa lambung, dan erosi hemoragik akut dimana erosi sudah mencapai vaskularisasi lambung sehingga terjadi perdarahan lambung. Non-erosif, umumnya disebabkan oleh Helicobacter pylori Gastritis non-erosif adalah gastritis fase akut yang terjadi dalam waktu yang pendek, secara spontan organisme dapat dibasmi, infiltrat polimorfologis teresolusi, dan gambaran mukosa gaster kembali normal. Hal ini terjadi pada sebagian kecil orang-orang yang terkena infeksi tersebut, khususnya anakanak.



Gastritis Kronik Dalam hal respon imun penderita gagal untuk mengatasi infeksi, maka secara perlahan tapi pasti dalam jangka waktu 3-4 minggu akan terjadi pembentukan dan akumulasi sel-sel inflamasi yang bersifat kronik. Keadaan ini dapat menggantikan istilah gastritis netrofilik akut dengan gastritik kronik aktif, yang umumnya disebabkan oleh Helicobacter pylori. Gastritis kronik dapat berlanjut menjadi berbagai tipe yang hanya dapat dibedakan secara histologis, yaitu: 

Gastritis atrofik



Gastritis kronis aktif



Gastritis atrofik dengan stadium lanjut, berhubungan dengan infeksi Helicobacter pylori kronik



Gastritis atrofik autoimun

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC. Herdman,T.H dan Kamitsur,S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definition dan Classificatio 2015-2017. 10 nd edition. Oxford:Wiley Blackweli Bulecheck,G

et

al.

2013. Nursing

Interventions

Classification

(NIC).

6 thEdition. Missouri: Elesvier Moorhead, S et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes. 5 th Edition. Missouri: Elesvier

Related Documents

Gas
December 2019 62
Gas
July 2020 30
Gas
December 2019 50
Gas
October 2019 62
Gas Chromatograph
May 2020 1
Gas Turbine.docx
October 2019 25

More Documents from ""

Oma Omk Omp.docx
July 2020 8
Gerontik.docx
July 2020 5
Aliran.docx
June 2020 7
Gas Oke.docx
July 2020 8
4.docx
July 2020 7
Kode Etik Kep.docx
July 2020 7